MAKALAH
MAKALAH TEKNOLOGI
TEKNOLOGI MINYAK
MINYAK NABATI
NABATI
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
SEMESTER : V
SEMESTER : V
1.
1.
Ririn
Ririn Sagita
Sagita
(09
(09 614
614 004)
004)
2.
2.
Nikmatul
Nikmatul Hikmah
Hikmah
(09
(09 614
614 008)
008)
3.
3.
Aris
Aris Yunus
Yunus Setiawan
Setiawan
(09
(09 614
614
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
TAHUN 2011
TAHUN 2011
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan peningkatan Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan peningkatan permintaan akan kebutuhan sehari-hari, seperti produk pembersih. Dengan demikian, permintaan akan kebutuhan sehari-hari, seperti produk pembersih. Dengan demikian, permintaan terhadap bahan baku pembuatan produk pembersih, seperti surfaktan, permintaan terhadap bahan baku pembuatan produk pembersih, seperti surfaktan, juga
juga bertambah. bertambah. Dewasa Dewasa ini ini surfaktan surfaktan umumnya umumnya disintesis disintesis dari dari minyak minyak bumibumi (petrokimia). Sementara kebutuhan akan surfaktan semakin meningkat, pengadaan (petrokimia). Sementara kebutuhan akan surfaktan semakin meningkat, pengadaan surfaktan berbahan baku minyak nabati telah dikembangkan. Dibandingkan dengan surfaktan berbahan baku minyak nabati telah dikembangkan. Dibandingkan dengan surfaktan berbahan baku petrokimia, surfaktan yang terbuat dari bahan baku minyak surfaktan berbahan baku petrokimia, surfaktan yang terbuat dari bahan baku minyak nabati bersifat mudah terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan. Selain nabati bersifat mudah terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, kesinambungan pengadaanny
itu, kesinambungan pengadaannya terjamin a terjamin karena minyak nabati merupakan karena minyak nabati merupakan sumbersumber daya alam yang dapat diperbaharui.
daya alam yang dapat diperbaharui. Surfaktan
Surfaktan Fatty alcoFatty alcohol adalahol adalah salah h salah satu ssatu surfaktan jeurfaktan jenis anionnis anionic yangic yang diperoleh dari proses hidrogenasi dan sulfonasi terhadap metil laurat. Metil laurat diperoleh dari proses hidrogenasi dan sulfonasi terhadap metil laurat. Metil laurat merupakan salah satu dari jenis metil ester yang terdapat dalam produk merupakan salah satu dari jenis metil ester yang terdapat dalam produk transesterifikasi minyak nabati. Transesterifikasi minyak tumbuhan merupakan transesterifikasi minyak nabati. Transesterifikasi minyak tumbuhan merupakan proses penggunaan alcohol dengan bantuan katalis untuk memutuskan secara proses penggunaan alcohol dengan bantuan katalis untuk memutuskan secara kimiawi molekul
kimiawi molekul minyak nabaminyak nabati menjadi metil atau ester ti menjadi metil atau ester dengan gliserol dengan gliserol sebagaisebagai produk sampingnya. Didalam minyak kelapa jenis VCO terkandung asam laurat produk sampingnya. Didalam minyak kelapa jenis VCO terkandung asam laurat hingga 50 % berat.
hingga 50 % berat. Transesterifikasi minyak kelapa menjadi proses yang menentukanTransesterifikasi minyak kelapa menjadi proses yang menentukan dalam menghasilkan metil laurat dengan jumlah yang cukup besar.
dalam menghasilkan metil laurat dengan jumlah yang cukup besar.
Selama ini metill ester yang dihasilkan dengan metode transesterifikasi Selama ini metill ester yang dihasilkan dengan metode transesterifikasi dipisahkan dengan menggunakan metode distilasi fraksioambah pilihan dipisahkan dengan menggunakan metode distilasi fraksioambah pilihan alternatifnasi. Namun karena metil ester juga memiliki perbedaan titik leleh, dengan alternatifnasi. Namun karena metil ester juga memiliki perbedaan titik leleh, dengan demikian pemisahan metil ester berdasarkan titik leleh menambah pilihan alternatif demikian pemisahan metil ester berdasarkan titik leleh menambah pilihan alternatif metode pemisahan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaiman cara mendapatkan minyak kelapa murni ?
Bagaimana cara mengolah minyak kelapa menjadi produk fatty alcohol ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah, perlu diberi batasan. Oleh karena itu, tulisan ini dibatasi hanya pada cara mendapatkan fatty acid minyak kelapa.
1.4 Tujuan
Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
Mengetahui cara membuat minyak kelapa dari kelapa koprah Mengetahui cara mengolah minyak kelapa menjadi fatty alcohol
1.5 Manfaat
Makalah ini diharapkan menjadi salah satu referensi dalam aplikasi teknologi tepat guna pengolahan minyak kelapa menjadi fatty alcohol yang dapat diterapkan petani kelapa di Kalimantan Timur.
BAB II ISI MAKALAH
2.1 Pengertian Minyak Kelapa
Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB.
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
Minyak kelapa merupakan salah satu minyak nabati yang diperdagangkan di dunia baik untuk kebutuhan rumahntangga maupun industri. Kontibusi minyak kelapa dalam perdagangan dunia sebesar 2,98% jauh lebih kecil dibanding minyak sawit dan minyak kedelai yang masing-masing hampir mencapai 30%. Meskipun porsinya relatif kecil, namun minyak kelapa merupakan bahan baku yang sangat penting bagi industri oleokimia.
Minyak kelapa dalam proses industri merupakan sumber utama asam laurat, bersama dengan minyak inti sawit dan dinamakan minyak laurat, karena memiliki kandungan asam laurat sekitar 50%. Minyak laurat sangat dibutuhkan dalam industri sabun dan detergen di seluruh dunia.
Minyak kelapa memiliki kandungan berbagai asam lemak yang sangat khas yang dibutuhkan oleh industri oleokimia. Asam lemak merupakan salah satu building bloks dan melalui beberapa proses dapat difraksinasi atau dibuat menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Tabel 1 memperlihatkan komposisi asam lemak dari minyak kelapa dan minyak inti sawit.
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti Sawit (PKO)
No Asam Formula Minyak Kelapa Palm Kernel Oil
1 Caproic C6H12O2 0,2 - 0,8 0 - 1 2 Caprylic C8H16O2 6 - 9 3 - 5 3 Capric C10H20O2 6 - 10 3 - 5 4 Lauric C12H24O2 46 - 50 44 - 51 5 Myristic C14H28O2 17 - 19 15 - 17 6 Palmitic C16H32O2 8 - 10 7 - 10 7 Stearic C18H36O2 2 - 3 2 - 3 8 Oleic C18H34O2 5 - 7 12 - 19 9 Linoleic C18H32O2 1 - 2,5 1 - 2 Sumber: Gervajio,2005
Minyak kelapa termasuk minyak/lemak jenuh, dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa minyak kelapa memiliki asam lemak jenuh sekitar 92% mulai dari C6 (kaproat) sampai C18 (stearat). Hanya sekitar 8% berupa asam lemak tak jenuh berupa oleat dan linoleat.
Fraksi asam lemak caproic hingga capric (C6-C10) yang terkandung sekitar 15% di dalam minyak, merupakan bahan yang bagus sebagai plasticizer dan juga sebagai bahan pelumas serta bahan baku untuk menghasilkan MCT ( medium chain trigliserides) lemak diet yang bernilai tinggi. Fraksi asam lemak C12 hingga C18 yang terkandung sekitar 85% merupakan bahan baku utama fatty alcohol yang digunakan untuk ditergen. Minyak kelapa merupakan sumber utama oleokimia dan berbagai turunannya. Gambar 1 memperlihatkan berbagai proses untuk menghasilkan berbagai turunan produk asam lemak, kecuali proses epoksidasi dan sulfasi hanya digunakan pada minyak tak jenuh.
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
Tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat
dengan harga yang murah
Penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar,
sehingga
Kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam
minyak.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan
VCO perlu dikembangkan.
Berikut ini beberapa jenis produk asam lemak dan turunan asam lemak yang banyak digunakan dalam industri.
Fatty acid :Banyak dibutuhkan sebagai komponen utama dalam pembuatan sabun
Fatty acid esters : Merupakan produk turunana asam lemak, dari berbagai fraksi asam lemak melalui proses etrefikasi menggunakan alkohol menghasilkan beberapa jenis ester yang sangat berguna dalam industri. Misalnya ester dari asam lemak C8 - C10 dengan ttrimethylol propane digunakan sebagai bahan pembuatan pelumas. C8 – C10 yang diestrfikasi kembali dengan gliserol menghasilkan lemak berantai sedang (Medium Chain Triglesirides-MCT) yang memiliki viskositas rendah dan memiliki sifat sangat stabil. MCT digunakan sebagai pelarut wangi-wangian (flovors), sebagai makanan diet karena mudah dicerna dan cepat menghasilkan energi.
Fatty alcohol : merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang dikenal sebagai plasticizer range alcohol, dan C8-C12 sebagai deterget range alcohol. Plasticizer range
alcohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat. Esterfikasi dengan polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer khususnya untuk industri PVC.
2.1.1 Sejarah Minyak Kelapa
Tanaman kelapa banyak tumbuh di daerah tropis sehingga minyaknya disebut juga minyak tropis (Tropical oil). Minyak kelapa merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucifera). Dulu minyak kelapa yang dikenal dengan nama minyak kelentik biasa digunakan di dapur oleh nenek untuk menyemir rambutnya agar hitam berkilau dan subur. Sejak dahulu, tradisi mengkonsumsi minyak kelapa sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Misalnya ibu yang akan melahirkan selalu dianjurkan untuk mengkonsumsi minyak kelapa setengah gelas menjelang melahirkan agar proses persalinan menjadi lebih mudah dan lancar. Tidak hanya itu ASI pun menjadi lebih lancar.
Sejak jaman dahulu, minyak kelapa sudah sering digunakan. Namun dalam dekade 90-an minyak kelapa hilang dari peredaran. Hal ini dikarenakan adanya perang dagang antara produsen sayur yang terdiri dari minyak jagung, minyak kedelai, minyak kanola dari negara barat dengan produsen minyak kelapa yang berasal dari negara tropis. Dengan menyebarkan isu negatif bahwa minyak kelapa sebagai sumber penyakit. Banyak pakar gizi yang tidak mampu membantah isu itu sehingga minyak kelapa ditakuti dan dijauhi banyak orang.
Menurut guru besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Walujo S. Soerjodibroto, MSc, SpG(K), minyak kelapa sebenarnya memiliki kelebihan yaitu 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat dan 7% adalah asam kapriat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang mudah dimetabolisme dan bersifat antimikroba (antiirus, antibakteri dan antijamur) sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu ternyata hasil pemecahan lemak jenuh rantai sedang jarang disimpan sebagai lemak dan jarang menumpuk di pembuluh darah.
Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tidak jenuh ganda omega-3 EPA dan DHA yang dapat menurunkan kolesterol VLDL, viskositas darah, menghambat tromboksan serta mencegah penyumbatan pembuluh darah. Asam lemak dalam minyak kelapa banyak mengandung asam lemak rantai sedang (Medium chaind fatty acid) yang berfungsi memperbaiki asam lemak tubuh secara sinergis dengan asam lemak esensial. Dengan mengkonsumsi MCFA bisa meningkatkan efisiensi asam lemak esensial sebesar 100%. Kandungan MCFA minyak kelapa juga sama seperti air susu ibu (ASI) yaitu memberi gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degeneratif.
Persisnya tahun 60-an mulai diteliti kembali oleh Prof. Jon J Kabara dari Universitas Michigan. Kini setelah pamornya dihidupkan kembali oleh media barat, minyak kelapa berhasil menaikkan pamornya kembali. Namun saat ini minyak kelapa tidak lagi digunakan sebagai minyak goreng tetapi minyak yang berkhasiat obat.
2.1.2 Sifat Fisika Kimia Minyak
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai minyak kelapa, perlu diketahui sifat fisik dan kimia minyak untuk memudahkan penjelasan beberapa istilah di minyak kelapa. Pada prinsipnya minyak atau lemak dibutuhkan oleh tubuh manusia, bahkan merupakan nutrisi yang sangat penting. Hal ini karena lemak berfungsi sebagai pelarut vimtain A, D, E, K dan karotenoid. Bahkan lemak mampu menghasilkan energi sebesar 9 kkal lebih besar dari karbohidrat dan protein yang menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Sumber lemak dapat diperoleh dari hewani dan nabati. Lemak nabati dapat diperoleh dari minyak goreng.
Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan rangkap, asam lemak dibagi 3 jenis : 1. Asam lemak jenuh (Saturated fatty acid)
contoh : asam laurat.
2. Asam lemak tak jenuh rantai tunggal (Monounsaturated fatty acid) contoh : asam oleat dll.
contoh : asam linoleat dll.
Berdasarkan panjang rantai Carbon, asam lemak dibagi menjadi :
1. Asam lemak rantai pendek / short chain fatty acid (SCFA); contoh: asam cuka
2. Asam lemak rantai sedang / medium chain fatty acid (MCFA); contoh: minyak kelapa
3. Asam lemak rantai panjang / long chain fatty acid (LCFA); contoh: minyak sayur
Biasanya minyak goreng digunakan dalam kegiatan masak memasak. Pada proses menggoreng minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, penambah nilai gizi dan kalori makanan yang digoreng. Pemanasan yang berlebihan pada minyak goreng dapat mengubah asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida dan radikal bebas lainnya. Hal ini pada jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker.
Selain itu menggunakan minyak goreng berulang-ulang dapa tjuga mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan HDL sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Oleh karena itu pemilihan jenis minyak goreng yang tepat menjadi sangat penting.
2.1.3 Minyak Kelapa vs Minyak Lainnya
Stabilitas minyak goreng dipengaruhi oleh ketidakjenuhan asam lemak yang dikandungnya dan banyaknya ikatan rangkap. Ada tidaknya bahan lain juga dapat mempercepat proses kerusakan minyak. Biasanya bahan minyak goreng diperoleh dari kelapa, kedelai, jagung, biji bunga matahari, biji kapas dan wijen. Secara keseluruhan semua minyak goreng tersebut mengandung berbagai jenis asam lemak. Minyak goreng yang beredar di pasaran mengandung asam lemak rantai panjang. Hal ini berbeda dengan minyak kelapa yang mengandung asam lemak rantai sedang (>90%), sedangkan kandungan asam lemak rantai panjangnya kurang dari 8%.
Minyak yang berasal dari biji kapas, biji bunga matahari, kedelai dan kacang-kacangan mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi sehingga jika terjadi kontak dengan udara pada suhu tinggi akan cepat teroksidasi, akibatnya akan mudah berbau tengik. Selain itu jika dipanaskan akan mengalami penggumpalan sehingga menjadi lebih kental dan membentuk asam lemak trans. Jika dipakai dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan penyakit hipertensi, kanker, kolesterol, gangguan pembuluh darah, jantung dan stroke.
Asam lemak jenuh rantai panjang yang dimiliki oleh minyak sayur dalam sistem metabolisme berisiko menimbulkan penyakit karena tidak bisa langsung diserap oleh tubuh. Asam lemak rantai panjang akan mengalami proses emulsi yang selanjutnya dengan bantuan enzim dari pankreas diuraikan menjadi unit yang lebih kecil yaitu asam lemak bebas yang dapat diserap langsung oleh dinding usus. Asam lemak itu masuk aliran darah dalam bentuk lipoprotein yang akan diangkut ke hati untuk diubah menjadi energi, kolesterol dan sisanya ditimbun di jaringan lemak. Penimbunan yang terus menerus dapat menyebabkan kegemukan/obesitas sehingga risiko tinggi terkena darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, serangan jantung, stroke, diabetes dan lain-lain.
Berbeda dengan minyak goreng lainnya, minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh rantai sedang dan pendek yang tinggi, yaitu sekitar 92%. Asam lemak jenuh dalam minyak kelapa terutama adalah asam laurat, sekitar >50%. Dalam tubuh asam laurat diubah menajdi monolaurin yang mengandung antiobiotik alami sehingga mampu membunuh berbagai jenis kkuman, virus, mikroorganisme dengan cara merusak membran yang membungkus sel yang terdiri dari asam lemak. Selain itu kandungan asam larutanya setara dengan kandungan dalam air susu ibu (ASI).
Sifat istimewa ini membuat minyak kelapa menjadi lain dari minyak goreng lainnya. Asam lemak jenuh rantai sedang pada minyak kelapa tidak menimbulkan penyakit karena mudah diserap tubuh dan cepat diubah menjadi energi. Dalam pencernaan, minyak kelapa tidak membebani kerja pankeras sehingga tidak menyebabkan terjadinya diabetes dan tidak memperburuk kondisi penderita diabetes. Manfaat asam lemak jenuh dalam minyak kelapa sama seperti pada ASI yaitu memberi zat gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit
degeneratif. Kandungan MCFA dapat digunakan sebagai suplemen untuk mendapatkan energi lebih cepat karena proses metabolisme yang cepat.
Untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan, minyak kelapa dapat dikonsumsi secara langsung ataupun digunakan untuk menggoreng atau menumis makanan. Dengan struktur kimia asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkat maka minyak kelapa relatif lebih tahan terhadap panas, cahaya dan oksidasi sehingga memiliki daya simpan yang lama.
2.1.4 Minyak Kelapa Murni vs Minyak Kelapa Lainnya Minyak kelapa dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Minyak kelapa komersial / RBD-Coconut Oil (Refined, Bleaching, Deodorized)
Minyak kelapa komersial (RBD) dibuat dari kelapa kopra, yaitu daging kelapa yang dikeringkan. Hasil ekstraksi kopra berupa minyak mentah. Jika belum dimurnikan minyak ini tidak layak dikonsumsi karena proses pengeringan kopra tidak memperhatikan sanitasi.
Minyak ini selanjutnya diproses dengan pemurnian, pemutihan dan penghilangan aroma. Ketiga metode tersebut menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. Pemanasan lebih dari 200o C akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul asam lemak menjadi asam lemak trans. Proses tersebut mengakibatkan sebagian kandungan bahan aktif dalam minyak menjadi hilang.
2. Minyak kelapa tradisional / Traditional Coconut Oil
Minyak kelapa yang dikenal dengan nama kelentik dan dulu banyak digunakan oleh masyarakat di pedesaan, sekarang jarang sekali ditemukan di pasaran. Kualitas minyak kelapa sangat dipengaruhi oleh asal dan kualitas bahan baku serta proses pembuatan. Minyak kelentik diproses dengan pemanasan 110-120o C sehngga menghasilkan minyak yang berwarna kuning dan relatif mudah tengik.
3. Minyak kelapa murni / Virgin Coconut Oil
Pembuatannya dilakukan dengan suhu rendah (<60o C). Keunggulan dari minyak yang diproses seperti ini adalah struktur kimia terutama MCFA tidak berubah. Selain itu tanpa proses pemutihan dan hidrogenasi sehinggan menghasilkan minyak murni dengan kandungan zat aktif yang tinggi. Untuk mendapatkan VCO berkualitas tinggi diperlukan ketelitian yang tinggi. Jika terjadi kesalahan dalam proses pembuatan akan menghasilkan minyak yang kualitasnya rendah. Kualitas VCO dipengaruhi oleh beberapa faktor. Syarat VCO berkualitas baik antara lain :
1. Terbuat dari buah kelapa segar
2. Terbuat dari kelapa varietas asli, bukan kelapa hibrida 3. Tanpa penyulingan
4. Tanpa proses pemutihan
5. Tanpa melalui proses deodorisasi 6. Tidak mengalami proses hidrogenasi 7. Bebas dari bahan kimia tambahan 8. Bebas dari mikroorganisme
9. Kadar air kurang dari 0.1% 10. Pemanasan <60o C
2.2 Fatty Alkohol
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan. Contoh fatty alkohol :
1. Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms
2. Pelargonic alcohol (1 -nonanol) -- 9 carbon atoms
3. Capric alcohol (1 -decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms
4. 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms
5. Myristyl alcohol (1 -tetradecanol) -- 14 carbon atoms
6. Cetyl alcohol (1 -hexadecanol) -- 16 carbon atoms
7. Palmitoleyl alcohol (cis-9-hexadecan- 1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated, CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alcohol (1 -octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alcohol (1 6-methylheptadecan- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, branched, (CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alcohol (9E-octadecen- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated, CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alcohol (cis-9-octadecen- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alcohol (9Z, 1 2Z-octadecadien- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
13. Elaidolinoleyl alcohol (9E, 1 2E-octadecadien- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
14. Linolenyl alcohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
15. Elaidolinolenyl alcohol (9E, 1 2E, 1 5-E-octadecatrien- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, polyunsaturated
16. Ricinoleyl alcohol (1 2-hydroxy-9-octadecen- 1 -ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated, diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH
17. Arachidyl alcohol (1 -eicosanol) -- 20 carbon atoms
18. Behenyl alcohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms
unsaturated, CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alcohol (1 -tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alcohol (1 -hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alcohol, cluytyl alcohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alcohol, melissyl alcohol (1 -triacontanol) -- 30 carbon atoms Geddyl alcohol (1 -tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms
2.3 Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil
Sebagaimana diketahui bahwa minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu minyak yang disuling, dikelantang/diputihkan dan dihilangkan bauhnya (Refined , Bleached and Deodorized); dan Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar. Refined, Bleached and Deodorized terbuat dari kopra (daging kelapa yang dijemur matahari atau diasapi/dipanggang di atas bara api). Kondisi bahan ini relatif kotor dan mengandung bahan asing yang mempengaruhi hasil akhirnya.
Bahan asing ini bisa berupa jamur, tanah, sampah dan kotoran-kotoran lainnya. Banyaknya kotoran dan jamur sangat mempengaruhi warna dan bau minyak. Minyak mentah (crude oil) yang dihasilkan bisa berwarna coklat tua sampai keabuan dan berbau tengik menyengat. Untuk menghasilkan minyak goreng yang laku dijual dimasyarakat pabrikan memproses lebih lanjut dengan menyuling memakai pelarut kimia dan menghilangkan baunya, yakni menambahkan bahan kimia seperti beberapa jenis soda (NaOH atau KOH), serta untuk menghilangkan bauhnya maka disaring minyaknya melalui karbon aktif.
Tentu saja semua ini sangat mempengaruhi viscositas (tingkat kekentalan), BD (berat jenis), titik beku, rasa, bau dan sebagainya. Pada umumnya yang membedakan dengan mudah adalah baunya dihilangkan dan rasanya hambar. Minyak RBD masih bisa digunakan untuk keperluan makanan di rumah tangga dan industri.
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar. Proses pembuatan minyak kelapa murni sangatlah muda, dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja, terlebih lagi petani kelapa. Proses pembuatanya minyak kelapa murni adalah : 1. Pembuatan santan kelapa :
a. Kupas sabut kelapa dengan slumbat atau parang/golok sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa.
b. Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan parang/golok.
c. Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil.
d. Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.
e. Parut buah kelapa tersebut dengan parutan atau mesin pemarut kelapa. Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa
minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak.
f. Remas-remas dan peras santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
g. Saring santan menggunakan kain saring untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya.
h. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
2. Pembuatan minyak kelapa
a. Endapkan santan pada ember transparan minimal satu jam hingga terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.
b. Masukkan skrim santan kedalam wajan/kuali dan masak di atas tungku/kompor dengan suhu sekitar 100-110° C. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.
c. Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak. 3. Penyaringan
Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna minyak kelapa. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang minyak kelapa ke dalamnya.
b. Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.
4. Peralatan yang digunakan :
Slumbat, Parang/golok, Ember, Penyukil, Mesin pemarut, Kain saring santan, Stoples, Selang, Wajan, Pengaduk, Kompor, Kain saring, Kertas saring. Baca dan praktekkan serta jangan lupa ikuti proses pembuatan minyak kelapa tersebut di atas sampai anda berhasil, dan saya yakin anda pasti bias membuatnya.
2.4 Pembuatan Fatty Alkohol
Menguabah bahan baku kelapa kopra menjadi produk fatty alcohol tidak dapat dilakukan secara langsung, harus dilakukan melalui tiga tahap proses. Tahap pertama yaitu hidrolisa bahan baku kelapa kopra menjadi asam lemak ( fatty acid ) dan gliserin, setelah melewati tahap ini asam lemak yang lazim disebut asam lemak kasar ( crude fatty acid ) di fraksinasi menjadi asam lemak. Tahap ketiga yaitu hidrogenasi asam lemak menjadi fatty alcohol. Pada proses hidrogenasi asam lemak, reaksi yang terjadi yaitu :
R-COOC + 2↔R-C OH + C OH RCOOH + 2 ↔RCOH +0
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol yg tinggi. Dalam reaksi hydrogenasi dapat terbentuk :
RCCOCOH + 2RCCOH + COH
RCCOOH + RCCOHRCCOOCCR + COH
RCCOOCCR + 2 RCOH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi RCCOHRHC=C
Fatty alcohol dengan bahan baku methyl ester atau fatty acids memiliki cirri-ciri :
proses ini menghendaki kelebihan 400 kali dari teoritis kelebihan hydrogen untuk mempertahankan lapisan tipis
katalis sebagai jaminan reaksi esterifikasi dengan fatty acids
suhu reaksi 230
– 280
oC
tekanan reaktor 200
– 300 bar
katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hydrogen panas konversi dapat mencapai 91 %.
Tiga jenis proses yang telah dikenal dalam pembuatan fatty alcohol yaitu :
hidrogenasi methyl ester pada suhu dan tekanan tinggi sinteas Ziegler
sintesa OXO
Proses Ziegler dan OXO menghasilkan alkohol sintetik dari petrokimia sedangkan hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak dan lemak menghasilkan lemak alami.
Tabel 2.2 Karakteristik Fatty Alcohol Alcohol Molecula r weight Acetyl Number Melting point o C Boiling point, 3 barr, LAURIC 186.21 245.9 24 117 MYRISTIC 214.24 219.0 38 140 PALMITIC 242.27 197.30 49.5 165 STEARIC 270.30 176.60 59 177 OLEIC 268.30 180.80 5 207
Gambar 2.1 Pembuatan Fatty Alcohol dari Minyak dan Lemak
Lurgi telah mengembangkan produksi fatty alcohol dari natural fat dan oil. Fatty acid dihidrogenasi menjadi fatty alcohol dengan bantuan katalis (copper chromite). Kebutuhan katalis dibuat serendah mungkin dengan cara recycling. Produk fatty alcohol dapat difraksinasi melalui penerapan termal fraksinasi atau distilasi. Prinsip proses yang dilakukan yaitu fatty acid tanpa melalui esterifikasi dihidrogenasi dalam fase cair dengan chromite catalist. Proses ini sangat fleksibel sehingga dapat berlangsung untuk lemak nabati dan lemak hewani
. Oil or Fat Prepurification Transesterification Hydrolysis Hydrogenation Crude methyl esters
Glycerine Crude fatty acid Glycerine Fractionation distillation Frac. distillation Hydrogenation Fatty alcohols Esterification Crude methyl esters Frac. distillation Hydrogenation Fatty alcohols Fractionation distillation Hydrogenation Fatty alcohols Fatty alcohols
BAB III PENTUP
3.1 Kesimpulan
1. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam lemak dan fatty aldehid yang mempunyai jumlah atom karbon yang genap.
2. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.
3. Pembuatan fatty alcohol dari minyak kelapa dibagi menjadi tiga tahap yaitu hidrolisa, fraksinasi dan hidrogenasi.
4. Tiga jenis proses pembuatan fatty alcohol yaitu :
hidrogenasi methyl ester pada suhu dan tekanan tinggi sinteas Ziegler