• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIORITAS PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRIORITAS PENDIDIKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2303 - 0852

PRIORITAS PENDIDIKAN

Edisi 8

Jul - Sept

2014

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

UNTUK memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam merumuskan program pelatihan guru yang tepat dan sistematis, USAID PRIORITAS

mengembangkan modul dan perangkat lunak program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Program ini untuk membantu daerah dalam membuat peta kebutuhan peningkatan mutu guru yang selanjutnya dituangkan dalam perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan dari sisi jenis pelatihan, materi, dan biaya yang diperlukan berdasar pada data yang akurat. ”Kita akan membantu pemerintah daerah untuk menganalisis kebutuhan pelatihan guru secara berkelanjutan sehingga setiap guru dapat diketahui peta kebutuhan pelatihannya,” kata Dr. Aos Santosa, Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS. Beritanya di halaman 3. (Arz)

Kunjungi:

www.prioritaspendidikan.org

BUDAYA baca yang dikembangkan

sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS, diperkuat dengan program bantuan 132.300 buku bacaan. Setiap sekolah mitra USAID PRIORITAS kohor 1 dan sekolah mitra LPTK mendapatkan rata-rata sekitar 150 buku bacaan fiksi dan nonfiksi.“Buku-buku ini dapat memperkaya koleksi buku yang kami gunakan untuk program membaca selama 10 menit di semua kelas sebelum pembelajaran dimulai,” kata Suharti, S.Pd, kepala SDN Gringging 1, Sragen, Jawa Tengah.

Sementara Drs. Dindin Hardi, kepala SMPN 1 Cikoneng, Jabar, memanfaatkan buku tersebut untuk meningkatkan budaya baca

guru dan siswa di sekolahnya. “Budaya baca juga harus diawali dan dicontohkan oleh guru sehingga siswa bisa melihat dan mau mengikuti budaya membaca seperti gurunya,” tukasnya. (Anw)

Berikan 132.300 Buku ke Sekolah Mitra

Peta Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan

Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd Dosen Universitas Negeri Medan sedang menjelaskan

Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd, dosen Universitas Negeri Medan, menjelaskan metode PKB.

Jakarta - Untuk mengembangkan sekolah

rujukan yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran dan manajemen sekolah, USAID PRIORITAS memfasilitasi satu sekolah di tingkat SD, MI, SMP, dan MTs di setiap kabupaten/kota mitra menjadi sekolah praktik yang baik atau

good practice school.

Sekolah praktik yang baik adalah sekolah yang dirancang dan dikembangkan menjadi sekolah yang dapat menjadi contoh baik dari segi pembelajaran dan manajemen sekolah. ”Sebagai tahap awal, kepala sekolah, guru, dan pemangku kepentingan kabupaten/kota mitra difasilitasi melakukan studi banding untuk saling belajar ke sekolah dan madrasah praktik yang baik lintas

provinsi,” tutur Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS. Dari hasil studi banding ini, mereka akan membuat rencana implementasi di sekolahnya. Kemudian kepala sekolah dan seluruh guru akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan secara khusus dalam menerapkan pembelajaran dan manajemen sekolah yang baik. Pelatihan tersebut akan difasilitasi oleh para dosen dari 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS. ”Pelibatan para dosen LPTK agar mereka menjadi lebih dekat dengan sekolah, dan sekolah praktik yang baik dapat menjadi sekolah tempat praktik mengajar mahasiswa,” kata Lynne Hill Penasehat Pembelajaran USAID PRIORITAS. Berita lainnya di halaman 2. (Anw)

Menyiapkan Sekolah

Praktik yang Baik

Peserta studi banding dari Aceh mengamati proses pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik di SDN Rajamandalakulon 2, Jawa Barat.

Buku-buku yang diterima MTsN Sukasari, Cimahi, Jawa Barat.

(2)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Petakan Kebutuhan Guru untuk

Tingkatkan Profesionalisme

SETELAH program penataan dan pemerataan guru, tim tata

kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS mengembangkan program baru untuk membantu pemerintah daerah dalam merumuskan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang diperuntukkan bagi guru. ”Kita akan membantu pemerintah daerah agar dapat menganalisis kebutuhan peningkatan profesi guru berbasis pada data yang tersedia. Kita akan menggunakan data hasil uji kompetensi guru (UKG), penilaian kinerja guru (PKG), dan analisis daya serap ujian nasional (UN) untuk dianalisis sebagai dasar merumuskan perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendukung program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

dikembangkan oleh Kemdikbud dan Kemenag,” kata Dr. Aos Santosa, spesialis tata kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS.

Untuk merealisasikan PKB, pada awal September 2014 lalu, USAID PRIORITAS melaksanakan pelatihan Teacher

Professional Development Analysis & Education Finance Analysis di

Hotel Horison, Semarang, Jawa Tengah (2-5/9). Pelatihan tersebut diikuti para dosen, guru, kepala sekolah, dan

pengawas yang dipersiapkan untuk membantu kabupaten/kota dalam mengimplementasikan PKB.

Peserta dilatih melakukan analisis kebutuhan pelatihan guru (training need assessment-TNA), analisis satuan biaya pelatihan guru (APBG), dan analisis keuangan pendidikan.

Menurut Penasihat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Dr. Mark Heyward, guru harus dilatih agar menjadi tenaga profesional. Guru profesional diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa secara signifikan. “Agar kualitas guru terjamin, sangat penting dilakukan penilaian kinerja dan pengembangan profesionalisme guru secara terus-menerus. Sebab, kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru,” tegasnya.

Lebih lanjut Mark Heyward mengatakan, agar PKB didesain secara utuh, diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan. Pelatihan akan menjadi efisien dan efektif jika sebelumnya dilakukan analisis biaya dan kebutuhan pelatihan. Setelah jenis dan materi pelatihan diketahui, dibutuhkan anggaran untuk melaksanakannya. Agar pelatihan dapat dibiayai, maka harus dilakukan analisis keuangan pendidikan kabupaten. ”Analisisnya dilaksanakan secara komprehensif agar peningkatan

profesionalisme guru dapat dilaksanakan secara terus-menerus,” terangnya.

(Arz)

PKB akan membuat semakin jelas peta kebutuhan pelatihan setiap guru.

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas,

video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email usaidprioritas@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

“USAID PRIORITAS Bantu Program Kemdikbud”

KEPALA Bidang Pengembangan Profesi

Pendidik Dikdas BPSDMP-PMP Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni MEd mengapresiasi dukungan USAID PRIORITAS untuk

mengimplementasikan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan untuk guru. Menurut dia, hal itu sangat membantu pihaknya dalam memetakan kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalisme. ”Apalagi, saat ini kompetensi guru

pendidikan dasar masih cukup rendah. Nilai uji kompetensi guru pada tahun 2013 rata-rata nasional baru mencapai 47,86 dari skor maksimal 100,” tuturnya Melihat kenyataan tersebut, Kemdikbud telah mengembangkan berbagai program untuk peningkatan profesionalisme guru. ”Bantuan USAID PRIORITAS yang akan mendampingi kabupaten/kota melakukan analisis dan perencanaan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan akan sangat membantu Kemdikbud,” katanya.

Kemdikbud sudah menargetkan semua guru harus sudah mendapatkan sertifikat pendidik sebagai guru profesional pada tahun 2015. Sekitar 3 juta guru di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas. “Namun, kenyataannya, walaupun banyak guru yang sudah tersertifikasi, banyak pula yang profesionalitasnya belum meningkat. Karena itu, guru perlu diberi bimbingan dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan,” tuturnya.

Melatih ke Seluruh Indonesia

Berkaitan dengan implementasi

kurikulum 2013, Bu Dian menyampaikan apresiasinya karena para fasilitator USAID PRIORITAS juga terlibat melatih sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan, LPMP, dan Kemdikbud tersebut terkait dengan implementasi kurikulum 2013 dan peningkatan kualitas standar proses dalam

implementasi SBSNP (sekolah berbasis standar nasional pendidikan).

“Saat ini ada sekitar 530 fasilitator USAID PRIORITAS yang dilibatkan menjadi narasumber maupun instruktur nasional dalam pelatihan kurikulum 2013. Puluhan fasilitator lainnya juga dilibatkan dalam pelatihan LPMP yang melatih sekolah-sekolah pilot SBSNP (sekolah berbasis standar nasional pendidikan) di seluruh Indonesia,” kata Ruwi Ahmadi, koordinator teknis USAID PRIORITAS untuk pemerintah.

(Arz/Anw)

Sekolah Rujukan Pembelajaran dan Manajemen yang Baik

USAID PRIORITAS

membentuk sekolah praktik yang baik (SPB) atau good

practice school di setiap

kabupaten/kota. SPB ini dipilih dari satu sekolah mitra SD dan MI serta satu SMP dan MTs yang akan menjadi contoh atau rujukan dalam implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.

Pemilihan dan seleksi SPB ini dilakukan oleh tim dosen LPTK yang selama ini terlibat dalam program USAID PRIORITAS. Ada lima aspek yang menjadi kriteria seleksi, yaitu kegiatan siswa

menunjukkan pembelajaran aktif, guru dalam mengajar menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, kepemimpinan sekolah mendukung keberhasilan pembelajaran, manajemen sekolah dijalankan secara akuntabel dan terbuka, serta peran serta masyarakat yang terlibat aktif dalam proses pendidikan di sekolah.

Kunjungan Sekolah

Perwakilan SPB yang terdiri atas kepala sekolah, guru, dan komite sekolah, serta perwakilan pengawas, dinas pendidikan, Kemenag, dan dosen LPTK mitra, juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa sekolah mitra USAID PRIORITAS.

Komite MTsN 2 Medan Dr. Burhanudin yang berkunjung ke SMPN 8 Purworejo dan MI Al-Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah, terkesan dengan keterbukaan pengelolaan keuangan di sekolah yang dikunjunginya. ”Di sini, PSM juga terlibat aktif agar sekolah dapat mencapai standar nasional pendidikan,” katanya. Prof. Dr. Abdul Hamid, dosen Universitas Negeri Medan, yang ikut dalam rombongan juga terkesan dengan

pembelajaran kelas berpindah (moving class) yang dapat efektif dilaksanakan SMPN 19 Purworejo. (Kom)

”Belanja Ilmu”

BUPATI Aceh Jaya Ir Azhar

Abdurrahman berkesempatan memberikan arahan dan motivasi

kepada rombongan studi banding sebelum mereka melakukan

kunjungan. “Manfaatkan belanja pendidikan, belanja pengalaman,

dan ilmu pengetahuan dari sekolah di sini untuk dibawa

pulang ke daerah kita,” kata bupati didampingi kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga serta kepala Kemenag Aceh Jaya.

Bupati menilai program kunjungan ke SPB di Jawa Barat yang dilakukan guru dan kepala SD, MI, SMP, dan MTs Kabupaten Aceh Jaya merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Aceh Jaya. “Jangan terlalu banyak belanja material. Belanja ilmu pengetahuan tentu lebih penting karena tidak semua pendidik mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di tengah keterbatasan APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran yang telah disediakan oleh USAID PRIORITAS untuk kegiatan ini tanpa menghasilkan perubahan di daerah kita,” pesan bupati. (Tkm)

Para dosen peserta lokakarya sedang berdiskusi merancang materi pengayaan untuk SPB di Medan (20/9).

UNTUK memperkuat implementasi pembelajaran aktif di

sekolah praktik yang baik (SPB), USAID PRIORITAS bersama 16 LPTK (lembaga pendidik tenaga kependidikan)

mengembangkan materi pengayaan pelatihan pembelajaran untuk guru-guru SPB di Medan (17-19/9). Materi yang dikembangkan di antaranya implementasi pendekatan saintifik, portofolio, dan integrasi literasi dalam pembelajaran. ”Materi literasi menjadi bagian khusus yang dikembangkan dalam materi ini. Desainnya akan dibuat lebih praktis, artinya lebih gampang digunakan oleh guru-guru dalam

mengembangkan budaya baca,” kata Ajar Budi Kuncoro, Senior Manager Pengembangan LPTK dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan USAID PRIORITAS.

Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Dr. H. Patta Bundu, M.Ed mengatakan penguasaan literasi tidak hanya berhubungan dengan bahasa Indonesia, tetapi juga dengan mata pelajaran lain. Ia mencontohkan mata pelajaran IPA. Banyak konsep IPA yang harus dipahami anak dengan cara membaca. Anak tidak cukup mampu membaca teks, namun harus pula mampu memahami konteks bacaan. ”Selama ini banyak kencenderungan IPA dihafal. Ini disebabkan IPA tidak diajarkan dengan model-model yang lebih subtansial,” katanya. (Eh)

Materi Pengayaan untuk SPB

Guru-guru dari SPB Bandung Barat, Jawa Barat, mengamati proses pembelajaran di SDN 023895 Binjai, Sumatra Utara.

Dian Wahyuni MEd Ir. Azhar Abdurrahman

Dian Wahyuni MEd Ir. Azhar Abdurrahman

(3)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Petakan Kebutuhan Guru untuk

Tingkatkan Profesionalisme

SETELAH program penataan dan pemerataan guru, tim tata

kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS mengembangkan program baru untuk membantu pemerintah daerah dalam merumuskan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang diperuntukkan bagi guru. ”Kita akan membantu pemerintah daerah agar dapat menganalisis kebutuhan peningkatan profesi guru berbasis pada data yang tersedia. Kita akan menggunakan data hasil uji kompetensi guru (UKG), penilaian kinerja guru (PKG), dan analisis daya serap ujian nasional (UN) untuk dianalisis sebagai dasar merumuskan perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendukung program pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

dikembangkan oleh Kemdikbud dan Kemenag,” kata Dr. Aos Santosa, spesialis tata kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS.

Untuk merealisasikan PKB, pada awal September 2014 lalu, USAID PRIORITAS melaksanakan pelatihan Teacher

Professional Development Analysis & Education Finance Analysis di

Hotel Horison, Semarang, Jawa Tengah (2-5/9). Pelatihan tersebut diikuti para dosen, guru, kepala sekolah, dan

pengawas yang dipersiapkan untuk membantu kabupaten/kota dalam mengimplementasikan PKB.

Peserta dilatih melakukan analisis kebutuhan pelatihan guru (training need assessment-TNA), analisis satuan biaya pelatihan guru (APBG), dan analisis keuangan pendidikan.

Menurut Penasihat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Dr. Mark Heyward, guru harus dilatih agar menjadi tenaga profesional. Guru profesional diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa secara signifikan. “Agar kualitas guru terjamin, sangat penting dilakukan penilaian kinerja dan pengembangan profesionalisme guru secara terus-menerus. Sebab, kualitas pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru,” tegasnya.

Lebih lanjut Mark Heyward mengatakan, agar PKB didesain secara utuh, diperlukan sejumlah analisis kebutuhan pelatihan. Pelatihan akan menjadi efisien dan efektif jika sebelumnya dilakukan analisis biaya dan kebutuhan pelatihan. Setelah jenis dan materi pelatihan diketahui, dibutuhkan anggaran untuk melaksanakannya. Agar pelatihan dapat dibiayai, maka harus dilakukan analisis keuangan pendidikan kabupaten. ”Analisisnya dilaksanakan secara komprehensif agar peningkatan

profesionalisme guru dapat dilaksanakan secara terus-menerus,” terangnya.

(Arz)

PKB akan membuat semakin jelas peta kebutuhan pelatihan setiap guru.

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas,

video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email usaidprioritas@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

“USAID PRIORITAS Bantu Program Kemdikbud”

KEPALA Bidang Pengembangan Profesi

Pendidik Dikdas BPSDMP-PMP Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) Dian Wahyuni MEd mengapresiasi dukungan USAID PRIORITAS untuk

mengimplementasikan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan untuk guru. Menurut dia, hal itu sangat membantu pihaknya dalam memetakan kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalisme. ”Apalagi, saat ini kompetensi guru

pendidikan dasar masih cukup rendah. Nilai uji kompetensi guru pada tahun 2013 rata-rata nasional baru mencapai 47,86 dari skor maksimal 100,” tuturnya Melihat kenyataan tersebut, Kemdikbud telah mengembangkan berbagai program untuk peningkatan profesionalisme guru. ”Bantuan USAID PRIORITAS yang akan mendampingi kabupaten/kota melakukan analisis dan perencanaan kegiatan pengembangan keprofesian

berkelanjutan akan sangat membantu Kemdikbud,” katanya.

Kemdikbud sudah menargetkan semua guru harus sudah mendapatkan sertifikat pendidik sebagai guru profesional pada tahun 2015. Sekitar 3 juta guru di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas. “Namun, kenyataannya, walaupun banyak guru yang sudah tersertifikasi, banyak pula yang profesionalitasnya belum meningkat. Karena itu, guru perlu diberi bimbingan dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan,” tuturnya.

Melatih ke Seluruh Indonesia

Berkaitan dengan implementasi

kurikulum 2013, Bu Dian menyampaikan apresiasinya karena para fasilitator USAID PRIORITAS juga terlibat melatih sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan, LPMP, dan Kemdikbud tersebut terkait dengan implementasi kurikulum 2013 dan peningkatan kualitas standar proses dalam

implementasi SBSNP (sekolah berbasis standar nasional pendidikan).

“Saat ini ada sekitar 530 fasilitator USAID PRIORITAS yang dilibatkan menjadi narasumber maupun instruktur nasional dalam pelatihan kurikulum 2013. Puluhan fasilitator lainnya juga dilibatkan dalam pelatihan LPMP yang melatih sekolah-sekolah pilot SBSNP (sekolah berbasis standar nasional pendidikan) di seluruh Indonesia,” kata Ruwi Ahmadi, koordinator teknis USAID PRIORITAS untuk pemerintah.

(Arz/Anw)

Sekolah Rujukan Pembelajaran dan Manajemen yang Baik

USAID PRIORITAS

membentuk sekolah praktik yang baik (SPB) atau good

practice school di setiap

kabupaten/kota. SPB ini dipilih dari satu sekolah mitra SD dan MI serta satu SMP dan MTs yang akan menjadi contoh atau rujukan dalam implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.

Pemilihan dan seleksi SPB ini dilakukan oleh tim dosen LPTK yang selama ini terlibat dalam program USAID PRIORITAS. Ada lima aspek yang menjadi kriteria seleksi, yaitu kegiatan siswa

menunjukkan pembelajaran aktif, guru dalam mengajar menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, kepemimpinan sekolah mendukung keberhasilan pembelajaran, manajemen sekolah dijalankan secara akuntabel dan terbuka, serta peran serta masyarakat yang terlibat aktif dalam proses pendidikan di sekolah.

Kunjungan Sekolah

Perwakilan SPB yang terdiri atas kepala sekolah, guru, dan komite sekolah, serta perwakilan pengawas, dinas pendidikan, Kemenag, dan dosen LPTK mitra, juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa sekolah mitra USAID PRIORITAS.

Komite MTsN 2 Medan Dr. Burhanudin yang berkunjung ke SMPN 8 Purworejo dan MI Al-Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah, terkesan dengan keterbukaan pengelolaan keuangan di sekolah yang dikunjunginya. ”Di sini, PSM juga terlibat aktif agar sekolah dapat mencapai standar nasional pendidikan,” katanya. Prof. Dr. Abdul Hamid, dosen Universitas Negeri Medan, yang ikut dalam rombongan juga terkesan dengan

pembelajaran kelas berpindah (moving class) yang dapat efektif dilaksanakan SMPN 19 Purworejo. (Kom)

”Belanja Ilmu”

BUPATI Aceh Jaya Ir Azhar

Abdurrahman berkesempatan memberikan arahan dan motivasi

kepada rombongan studi banding sebelum mereka melakukan

kunjungan. “Manfaatkan belanja pendidikan, belanja pengalaman,

dan ilmu pengetahuan dari sekolah di sini untuk dibawa

pulang ke daerah kita,” kata bupati didampingi kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga serta kepala Kemenag Aceh Jaya.

Bupati menilai program kunjungan ke SPB di Jawa Barat yang dilakukan guru dan kepala SD, MI, SMP, dan MTs Kabupaten Aceh Jaya merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Aceh Jaya. “Jangan terlalu banyak belanja material. Belanja ilmu pengetahuan tentu lebih penting karena tidak semua pendidik mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di tengah keterbatasan APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran yang telah disediakan oleh USAID PRIORITAS untuk kegiatan ini tanpa menghasilkan perubahan di daerah kita,” pesan bupati. (Tkm)

Para dosen peserta lokakarya sedang berdiskusi merancang materi pengayaan untuk SPB di Medan (20/9).

UNTUK memperkuat implementasi pembelajaran aktif di

sekolah praktik yang baik (SPB), USAID PRIORITAS bersama 16 LPTK (lembaga pendidik tenaga kependidikan)

mengembangkan materi pengayaan pelatihan pembelajaran untuk guru-guru SPB di Medan (17-19/9). Materi yang dikembangkan di antaranya implementasi pendekatan saintifik, portofolio, dan integrasi literasi dalam pembelajaran. ”Materi literasi menjadi bagian khusus yang dikembangkan dalam materi ini. Desainnya akan dibuat lebih praktis, artinya lebih gampang digunakan oleh guru-guru dalam

mengembangkan budaya baca,” kata Ajar Budi Kuncoro, Senior Manager Pengembangan LPTK dan Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan USAID PRIORITAS.

Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Dr. H. Patta Bundu, M.Ed mengatakan penguasaan literasi tidak hanya berhubungan dengan bahasa Indonesia, tetapi juga dengan mata pelajaran lain. Ia mencontohkan mata pelajaran IPA. Banyak konsep IPA yang harus dipahami anak dengan cara membaca. Anak tidak cukup mampu membaca teks, namun harus pula mampu memahami konteks bacaan. ”Selama ini banyak kencenderungan IPA dihafal. Ini disebabkan IPA tidak diajarkan dengan model-model yang lebih subtansial,” katanya. (Eh)

Materi Pengayaan untuk SPB

Guru-guru dari SPB Bandung Barat, Jawa Barat, mengamati proses pembelajaran di SDN 023895 Binjai, Sumatra Utara.

Dian Wahyuni MEd Ir. Azhar Abdurrahman

Dian Wahyuni MEd Ir. Azhar Abdurrahman

(4)

PRIORITAS - Papua

PRIORITAS - Nasional

Program Diseminasi Berdampak Nyata

Jakarta- Prof. Robert Cannon, peneliti

bidang pendidikan dari Australia, bersama Rina Arlianti dan Idha Riu melakukan studi pelaksanaan program diseminasi dan keberlanjutan program di lima daerah mitra decentralized basic education (DBE) yang saat ini dikembangkan USAID PRIORITAS. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan di Deli Serdang, Sumatera Utara, Pasuruan, dan Sidoarjo di Jawa Timur, serta Pinrang dan Pangkep di Sulawesi Selatan. Setiap daerah diambil empat sekolah dan madrasah sebagai sampel.

Tim peneliti juga mengunjungi Labuhanbatu, daerah mitra USAID PRIORITAS yang melaksanakan akselerasi di seluruh kecamatan dengan dana APBD.

Pelaksanaan studi ini bertujuan untuk (1) mengukur penyebarluasan diseminasi dan keberlanjutan program di daerah mitra DBE, (2) memaparkan dampak dari program diseminasi, (3) membuat rekomendasi untuk pelaksanaan program diseminasi.

Fokus tim peneliti sebagian besar pada penyebaran pendekatan pembelajaran aktif untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Temuan mereka sangat menarik. Sebagai contoh,

penyebaran pembelajaran aktif di daerah mitra DBE terus berkembang. Dalam rentang waktu enam bulan (Oktober 2013-Maret 2014), ada 3.465 sekolah dan 13.933 guru yang telah mendapatkan diseminasi program. Angka ini bisa jauh

lebih tinggi karena ada penyebaran yang cukup besar di sekolah-sekolah lainnya dan di antara sekolah-sekolah gugus. Temuan penelitian lainnya adalah tingkat kepuasan yang sangat tinggi dengan perubahan pada siswa, guru, kepala sekolah, dan komite sekolah. Hasil belajar siswa dan perubahan positif dalam sikap, motivasi, dan keterampilan sosial juga meningkat. Ditemukan juga adanya indikasi yang kuat dari tanggung jawab di tingkat daerah, rasa memiliki terhadap program, kebanggaan, dan

antusiasme untuk perbaikan yang telah dibuat dari kemitraan USAID PRIORITAS dengan pemerintah daerah dalam program diseminasi.

”Hasil ini di luar ekspektasi kami. Sering kami temukan setelah program selesai, maka dampak program juga selesai. Tetapi, temuan kami jauh berbeda,” kata Prof. Robert Cannon saat

mempresentasikan hasil penelitian tersebut di hadapan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad Ph.D (26/6).

Salah satu indikator dari tingginya rasa memiliki dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap program ialah adanya sharing pendanaan program diseminasi. Pada rentang bulan Juli 2013 sampai Maret 2014, pemerintah daerah telah mengeluarkan dana untuk program diseminasi sekitar

Rp 7.568.000.000, sedangkan USAID membantu Rp 1.420.000.000.

Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini di antaranya sangat penting untuk mendukung peran fasilitator daerah dalam memfasilitasi pelatihan dan mendampingi sekolah. Implementasi pembelajaran yang baik juga harus dilakukan secara berkelanjutan karena perubahan adalah sesuatu yang tidak pernah selesai.

Tim peneliti juga merekomendasikan bahwa program diseminasi USAID PRIORITAS sudah di jalur yang benar. Keberhasilannya, yaitu dapat

meningkatkan kapasitas para fasilitator daerah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di daerahnya,

menunjukkan keberhasilan pembelajaran yang dicapai sebuah sekolah kepada sekolah lainnya. Termasuk melibatkan pemangku kepentingan untuk

memberdayakan fasilitator daerah dalam menjaga keberlanjutan program. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad Ph.D menyambut positif hasil penelitian ini. Menurutnya, lembaga-lembaga donor lainnya juga perlu mendapatkan hasil penelitian ini untuk mendapatkan referensi dalam memperkuat pelaksanaan program diseminasi penyebaran praktik-praktik yang baik untuk sekolah-sekolah di Indonesia.

(Ida/Rin/Anw)

Hasil Studi Diseminasi Prof. Robert Cannon

Pelaksanaan diseminasi program USAID PRIORITAS di daerah mitra DBE berhasil meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang membudayakan pembelajaran aktif.

Jakarta - Menindaklanjuti kerja sama

untuk memperkuat implementasi program sekolah berbasis standar nasional pendidikan (SBSNP), Pusat Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kemdikbud, dan USAID PRIORITAS mengadakan sharing pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran pada acara rapat koordinasi kepala Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dari seluruh Indonesia di ruang auditorium Gedung D Kemdikbud, Jakarta (20/8). ”Kami akan melatih para fasilitator SBSNP yang dipersiapkan untuk melatih 416 SMP di seluruh Indonesia dalam melaksanakan program SBSNP untuk mempercepat pencapaian mutu standar nasional pendidikan. Sekolah tersebut akan menjadi rujukan bagi sekolah di

sekitarnya,” kata Kepala PPMP Dr. Bastari yang juga menjelaskan bahwa SBSNP merupakan program pilot yang akan berlangsung selama empat tahun. Pada acara tersebut juga dipamerkan contoh keberhasilan pembelajaran aktif di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Seperti presentasi siswa dari SMPN 5 Cimahi, Jawa Barat, yang menunjukkan implementasi Hukum Newton III pada mobil dengan pendorong tenaga angin serta siswa SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan, Sumatra Utara, yang membuktikan cara menemukan nilai pi dari lingkaran benda-benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Presentasi para siswa tersebut berhasil memukau para undangan yang hadir.

Road Show SBSNP

Sosialisasi program SBSNP pada tingkat provinsi dilakukan kali pertama di

Provinsi Jawa Timur (27/8). Acara yang bertempat di Universitas Negeri Malang (UM) itu dihadiri seluruh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota di Jawa Timur, Rektor UM, Walikota Malang, dan perwakilan kepala sekolah dan guru. Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, pada kesempatan itu menyampaikan gambaran program USAID PRIORITAS dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Kepala BPSDMP-PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom menyambut baik kerja sama dalam pengembangan SBSNP. ”Kalau ingin melihat Indonesia pada tahun 2045, lihat yang terjadi di kelas saat ini. Karena itu, tidak boleh ada guru yang tidak mendapatkan pelatihan dari Kemdikbud. Guru harus mampu memimpin dalam melakukan perubahan di kelas,” katanya. (Anw)

Kemdikbud Gandeng USAID PRIORITAS Perkuat SBSNP

Prof. Dr. Syawal Gulton, kepala BPSDMPK-PMP Kemdikbud, memberi penjelasan tentang pelaksanaan program SBSNP (27/8). Siswa SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan mempresentasikan cara mendapatkan nilai pi lingkaran di hadapan para kepala LPMP (20/8).

KEGIATAN media briefing yang dilaksanakan di Jawa Timur (26-27/8), Jawa

Barat (11-12/9), dan Banten (14-15/9) berhasil membuat para wartawan memahami implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Acara yang diikuti sekitar 37 wartawan itu dirasakan sangat mendukung tugas mereka dalam meliput bidang pendidikan. Kegiatan ini juga membuka wawasan wartawan bahwa keberhasilan

pembelajaran dan manajemen sekolah juga memiliki nilai berita. Pada saat kunjungan ke sekolah, para wartawan dapat melihat langsung implementasi pembelajaran aktif di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Edy Yakub, wartawan Kantor Berita Antara Jawa Timur mengaku senang dengan proses pembelajaran yang dilihatnya di kelas. ”Siswa juga mengatakan lebih menyukai model pembelajaran aktif ini,” katanya setelah mengunjungi SMP Lab Universitas Negeri Malang dan SMPN 4 Malang, Jawa Timur.

Agus Mustawan dari Radar Kuningan juga terkesan dengan pembelajaran dan program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1 Cimahi, Jawa Barat. Sebagai tindak lanjut kegiatan ini, para wartawan berkomitmen untuk menulis praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah untuk menyebarluaskan keberhasilan tersebut agar menjadi contoh yang baik atau inspirasi bagi para pembacanya. (Kom)

Media Briefing Bermanfaat

untuk Wartawan

Yunita, wartawan Kompas, dan Nurkozim, wartawan Radar Bojonegoro, mempresentasikan hasil diskusi MBS kelompoknya dalam media briefing di Malang.

Laporan studi pelaksanaan diseminasi dan keberlanjutan program ini dapat diunduh melalui prioritaspendidikan.org.

(5)

PRIORITAS - Papua

PRIORITAS - Nasional

Program Diseminasi Berdampak Nyata

Jakarta- Prof. Robert Cannon, peneliti

bidang pendidikan dari Australia, bersama Rina Arlianti dan Idha Riu melakukan studi pelaksanaan program diseminasi dan keberlanjutan program di lima daerah mitra decentralized basic education (DBE) yang saat ini dikembangkan USAID PRIORITAS. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan di Deli Serdang, Sumatera Utara, Pasuruan, dan Sidoarjo di Jawa Timur, serta Pinrang dan Pangkep di Sulawesi Selatan. Setiap daerah diambil empat sekolah dan madrasah sebagai sampel.

Tim peneliti juga mengunjungi Labuhanbatu, daerah mitra USAID PRIORITAS yang melaksanakan akselerasi di seluruh kecamatan dengan dana APBD.

Pelaksanaan studi ini bertujuan untuk (1) mengukur penyebarluasan diseminasi dan keberlanjutan program di daerah mitra DBE, (2) memaparkan dampak dari program diseminasi, (3) membuat rekomendasi untuk pelaksanaan program diseminasi.

Fokus tim peneliti sebagian besar pada penyebaran pendekatan pembelajaran aktif untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Temuan mereka sangat menarik. Sebagai contoh,

penyebaran pembelajaran aktif di daerah mitra DBE terus berkembang. Dalam rentang waktu enam bulan (Oktober 2013-Maret 2014), ada 3.465 sekolah dan 13.933 guru yang telah mendapatkan diseminasi program. Angka ini bisa jauh

lebih tinggi karena ada penyebaran yang cukup besar di sekolah-sekolah lainnya dan di antara sekolah-sekolah gugus. Temuan penelitian lainnya adalah tingkat kepuasan yang sangat tinggi dengan perubahan pada siswa, guru, kepala sekolah, dan komite sekolah. Hasil belajar siswa dan perubahan positif dalam sikap, motivasi, dan keterampilan sosial juga meningkat. Ditemukan juga adanya indikasi yang kuat dari tanggung jawab di tingkat daerah, rasa memiliki terhadap program, kebanggaan, dan

antusiasme untuk perbaikan yang telah dibuat dari kemitraan USAID PRIORITAS dengan pemerintah daerah dalam program diseminasi.

”Hasil ini di luar ekspektasi kami. Sering kami temukan setelah program selesai, maka dampak program juga selesai. Tetapi, temuan kami jauh berbeda,” kata Prof. Robert Cannon saat

mempresentasikan hasil penelitian tersebut di hadapan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad Ph.D (26/6).

Salah satu indikator dari tingginya rasa memiliki dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap program ialah adanya sharing pendanaan program diseminasi. Pada rentang bulan Juli 2013 sampai Maret 2014, pemerintah daerah telah mengeluarkan dana untuk program diseminasi sekitar

Rp 7.568.000.000, sedangkan USAID membantu Rp 1.420.000.000.

Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini di antaranya sangat penting untuk mendukung peran fasilitator daerah dalam memfasilitasi pelatihan dan mendampingi sekolah. Implementasi pembelajaran yang baik juga harus dilakukan secara berkelanjutan karena perubahan adalah sesuatu yang tidak pernah selesai.

Tim peneliti juga merekomendasikan bahwa program diseminasi USAID PRIORITAS sudah di jalur yang benar. Keberhasilannya, yaitu dapat

meningkatkan kapasitas para fasilitator daerah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di daerahnya,

menunjukkan keberhasilan pembelajaran yang dicapai sebuah sekolah kepada sekolah lainnya. Termasuk melibatkan pemangku kepentingan untuk

memberdayakan fasilitator daerah dalam menjaga keberlanjutan program. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad Ph.D menyambut positif hasil penelitian ini. Menurutnya, lembaga-lembaga donor lainnya juga perlu mendapatkan hasil penelitian ini untuk mendapatkan referensi dalam memperkuat pelaksanaan program diseminasi penyebaran praktik-praktik yang baik untuk sekolah-sekolah di Indonesia.

(Ida/Rin/Anw)

Hasil Studi Diseminasi Prof. Robert Cannon

Pelaksanaan diseminasi program USAID PRIORITAS di daerah mitra DBE berhasil meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang membudayakan pembelajaran aktif.

Jakarta - Menindaklanjuti kerja sama

untuk memperkuat implementasi program sekolah berbasis standar nasional pendidikan (SBSNP), Pusat Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kemdikbud, dan USAID PRIORITAS mengadakan sharing pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran pada acara rapat koordinasi kepala Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dari seluruh Indonesia di ruang auditorium Gedung D Kemdikbud, Jakarta (20/8). ”Kami akan melatih para fasilitator SBSNP yang dipersiapkan untuk melatih 416 SMP di seluruh Indonesia dalam melaksanakan program SBSNP untuk mempercepat pencapaian mutu standar nasional pendidikan. Sekolah tersebut akan menjadi rujukan bagi sekolah di

sekitarnya,” kata Kepala PPMP Dr. Bastari yang juga menjelaskan bahwa SBSNP merupakan program pilot yang akan berlangsung selama empat tahun. Pada acara tersebut juga dipamerkan contoh keberhasilan pembelajaran aktif di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Seperti presentasi siswa dari SMPN 5 Cimahi, Jawa Barat, yang menunjukkan implementasi Hukum Newton III pada mobil dengan pendorong tenaga angin serta siswa SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan, Sumatra Utara, yang membuktikan cara menemukan nilai pi dari lingkaran benda-benda yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Presentasi para siswa tersebut berhasil memukau para undangan yang hadir.

Road Show SBSNP

Sosialisasi program SBSNP pada tingkat provinsi dilakukan kali pertama di

Provinsi Jawa Timur (27/8). Acara yang bertempat di Universitas Negeri Malang (UM) itu dihadiri seluruh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota di Jawa Timur, Rektor UM, Walikota Malang, dan perwakilan kepala sekolah dan guru. Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, pada kesempatan itu menyampaikan gambaran program USAID PRIORITAS dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Kepala BPSDMP-PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom menyambut baik kerja sama dalam pengembangan SBSNP. ”Kalau ingin melihat Indonesia pada tahun 2045, lihat yang terjadi di kelas saat ini. Karena itu, tidak boleh ada guru yang tidak mendapatkan pelatihan dari Kemdikbud. Guru harus mampu memimpin dalam melakukan perubahan di kelas,” katanya. (Anw)

Kemdikbud Gandeng USAID PRIORITAS Perkuat SBSNP

Prof. Dr. Syawal Gulton, kepala BPSDMPK-PMP Kemdikbud, memberi penjelasan tentang pelaksanaan program SBSNP (27/8). Siswa SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan mempresentasikan cara mendapatkan nilai pi lingkaran di hadapan para kepala LPMP (20/8).

KEGIATAN media briefing yang dilaksanakan di Jawa Timur (26-27/8), Jawa

Barat (11-12/9), dan Banten (14-15/9) berhasil membuat para wartawan memahami implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Acara yang diikuti sekitar 37 wartawan itu dirasakan sangat mendukung tugas mereka dalam meliput bidang pendidikan. Kegiatan ini juga membuka wawasan wartawan bahwa keberhasilan

pembelajaran dan manajemen sekolah juga memiliki nilai berita. Pada saat kunjungan ke sekolah, para wartawan dapat melihat langsung implementasi pembelajaran aktif di sekolah mitra USAID PRIORITAS. Edy Yakub, wartawan Kantor Berita Antara Jawa Timur mengaku senang dengan proses pembelajaran yang dilihatnya di kelas. ”Siswa juga mengatakan lebih menyukai model pembelajaran aktif ini,” katanya setelah mengunjungi SMP Lab Universitas Negeri Malang dan SMPN 4 Malang, Jawa Timur.

Agus Mustawan dari Radar Kuningan juga terkesan dengan pembelajaran dan program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1 Cimahi, Jawa Barat. Sebagai tindak lanjut kegiatan ini, para wartawan berkomitmen untuk menulis praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah untuk menyebarluaskan keberhasilan tersebut agar menjadi contoh yang baik atau inspirasi bagi para pembacanya. (Kom)

Media Briefing Bermanfaat

untuk Wartawan

Yunita, wartawan Kompas, dan Nurkozim, wartawan Radar Bojonegoro, mempresentasikan hasil diskusi MBS kelompoknya dalam media briefing di Malang.

Laporan studi pelaksanaan diseminasi dan keberlanjutan program ini dapat diunduh melalui prioritaspendidikan.org.

(6)

PRIORITAS - Provinsi

PRIORITAS - Provinsi

Yahukimo, Papua - “Yang paling sulit

bagi kami adalah mendidik anak yang minat sekolahnya tidak ada. Orang tuanya tidak peduli anaknya sekolah atau tidak. Ada kalanya anak diajak orang tuanya pergi ke kebun dalam waktu lama dan tentu saja membuat si anak tidak sekolah,” kata seorang mantri kesehatan dari Distrik (Kecamatan) Ninia,

Yahukimo, yang dilatih Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) menjadi seorang pengajar.

Yasumat memang terpaksa meminta mantri kesehatan ini mengajar di sekolah mitranya yang ditinggalkan oleh guru yang seharusnya mengajar. “Kami melatih bukan saja mantri atau polisi untuk mengajar. Sebagian besar guru pendamping yang kami rekrut adalah sukarelawan yang hanya berpendidikan formal sampai SMP,” imbuh Ibu Ester Magho Naga, direktur Yasumat yang menjadi mitra USAID PRIORITAS dalam mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan di Yahukimo, Papua.

Sebagian besar wilayah Yahukimo adalah pegunungan yang hanya dapat diakses dengan menggunakan pesawat kecil atau berjalan kaki dalam waktu yang cukup lama. Dari empat suku besar di Yahukimo, hanya Suku Momuna yang relatif menempati daerah dataran, sedangkan Suku Yali, Hubla, dan Kimya berada di pegunungan yang sulit dijangkau. “Masyarakat Yahukimo setiap hari menggunakan bahasa sukunya masing-masing, jadi sangat sulit mengerti bagi anak-anak untuk mengerti apabila guru mengajar dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia,” demikian alasan Ibu Ester memilih menggunakan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) yang

dikembangkan YKW untuk menyiasati cara mengajar yang dianggap efektif bagi guru di sekolah pedalaman.

Manfaatkan Guru Pendamping

Yasumat melalui tim guru pendamping melatih para guru baik PNS, honorer, dan sukarelawan yang betah berada di sekolah pedalaman. Secara perlahan tim pelatih membimbing menggunakan BPKP dalam pembelajaran. “Kita tahu mereka sebenarnya bukan guru, jadi harus diberikan bimbingan secara perlahan agar mereka dapat memahami betul setiap bahasan dalam setiap RPP isi buku itu,”

demikian penjelasan Ibu Antonieta, koordinator pelatihan guru Yasumat. Target pelatihan difokuskan pada pemahaman dan kemampuan para guru menggunakan BPKP dalam pembelajaran dan bukan pada target lamanya hari pelatihan.

Selain melatih guru pedalaman, guru pendamping akan berada di kampung-kampung tempat sekolah mitra. Sekolah-sekolah mitra telah dibagi dalam kluster tertentu yang terdiri atas sekolah yang berdekatan. Di setiap kluster ditempatkan seorang guru pendamping. Secara periodik guru pendamping akan memantau dan mendampingi para guru melaksanakan hasil pelatihan dalam pembelajaran. Pemerintah Kabupaten Yahukimo memberikan apresiasi kepada Yasumat yang telah membantu pemerintah dalam pembangunan pendidikan dengan membangunkan SMP dan SMA beserta bangunan asramanya untuk dikelola Yasumat. “Sekolah ini difokuskan untuk menampung tamatan sekolah mitra Yasumat yang berada di kampung-kampung terpencil. Pemerintah daerah telah membangun sekolah dan memulai pembangunan asrama siswa agar mereka dapat meneruskan sekolahnya,” jelas Bapak Deleng Magayang, pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Yahukimo.

(Sds)

Mantri dan Polisi Ikut Mengajar

di Sekolah Pedalaman Yahukimo

Wamena, Papua - Mulai Agustus 2014, USAID RIORITAS

yang bekerja sama dengan YKW (Yayasan Kristen Wamena) dan Yasumat (Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil) mengembangkan pelatihan untuk guru kelas awal. Pelatihan difokuskan untuk melatih guru kelas awal mampu mengajar membaca, menulis, dan menghitung. Pelatihan menggunakan

buku paket kontekstual Papua (BPKP) yang dikembangkan oleh YKW. Fasilitator pelatihan berasal dari tim yang dikoordinasi oleh STKIP Wamena yang berada di bawah manajemen YKW Wamena.

“Pelatihan ini membuat saya bisa dengan mudah mengajar anak-anak membaca dan menghitung, sudah dicontohkan juga cara pengucapan setiap huruf,” ujar Pak Petrus, guru SD YPPK Elagaima, Wamena. Lebih lanjut Martijn van Driel, konsultan YKW yang mengembangkan buku paket kontekstual Papua menjelaskan, “Penggunaan bahasa Indonesia oleh guru dalam pembelajaran sangat sulit dimengerti anak secara baik. Mereka lebih bisa mengerti bila menggunakan bahasa mereka sehari-hari. Atas kondisi itulah, buku panduan pembelajaran kelas awal ini dibuat.” (Sds)

Guru Kelas Awal Wamena, Belajar Metode Calistung

Pidie, Aceh - Dinas Pendidikan

Kabupaten Pidie bersama USAID PRIORITAS melatih 100 guru bimbingan khusus (GBK) yang mewakili 90 sekolah inklusif di Kabupaten Pidie (81 SD dan 9 SMP). Mereka mendapatkan pendalaman teknik khusus dalam melayani anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam

proses pembelajaran di sekolah.

Kabid Dikdas H. Ruslan, S.Pd menegaskan bahwa dalam dunia pendidikan, terutama kurikulum 2013, tidak membedakan kondisi fisik anak untuk memperoleh pendidikan yang layak. ”Kurikulum 2013 mengedepankan sikap dan moral anak didik, tidak membedakan kondisi fisik anak. Kurikulum ini

memberikan kebebasan dan menghargai perbedaan,” katanya. Tarmizi, guru SDN Cot Glumpang, menyatakan pentingnya pendidikan inklusif bagi masyarakat yang memiliki anak ABK. “Pendidikan inklusif merupakan harapan masyarakat agar ABK dapat bersekolah di sekolah reguler. Manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas, khususnya mereka yang mempunyai anak berkebutuhan khusus. Setelah mengikuti pelatihan ini, sekolah dapat

menyelenggarakan pendidikan inklusif di sekolah agar ABK tidak lagi berdiam diri di rumah,” jelas Tarmizi.

Selama 3 hari para peserta memperoleh berbagai materi pelatihan. Misalnya, landasan hukum pendidikan inklusif, konsep pendidikan inklusif, melayani perbedaan individu dalam pembelajaran, gender di sekolah, profil peserta didik berkebutuhan khusus (ABK),

manajemen kelas inklusif, dan sistem pembelajaran ABK. Selain itu, peserta akan diajak untuk mengunjungi salah satu sekolah inklusif selama setengah hari pada hari kedua untuk

mendapatkan gambaran praktik yang baik pelaksanaan sekolah inklusif di Pidie.

“Kita berharap dinas pendidikan dapat mendampingi GBK agar mereka tetap semangat meningkatkan kapasitasnya. Bagi sekolah yang memiliki banyak ABK, dapat mengusulkan untuk diterbitkan surat keputusan Sekolah Penyelenggara Inklusif agar sekolah dapat mengakses dukungan dana dari Direktorat PK-LK Kemdikbud,” tutur Spesialis Inklusi dan Gender USAID PRIORITAS Wiwit Sri Arianti.

(Tkm)

Guru Bimbingan Khusus

di Pidie Perdalam Teknik

Inklusif

ABK yang didampingi oleh orang tua dan guru.

Banda Aceh, Aceh - Sebanyak 20

peserta dari 4 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) konsorsium USAID PRIORITAS yang terdiri atas para rektor dan dekan melakukan pertemuan konsorsium untuk berbagi pengalaman dalam pelaksanaan perkuliahan yang dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 (K13) bersama Dinas Pendidikan Aceh (11/8).

Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan yang menjadi pembicara pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa K13 bukan sesuatu yang baru. Dindik sendiri sudah melatih 2.880 guru pada tingkat SMP dan 2.440 guru tingkat SMA/SMK. Untuk tingkat SD, telah dilatih 20.000 guru oleh LPMP Aceh. Guru yang telah dilatih adalah guru yang sudah mengajar di sekolah. “Kami membutuhkan dukungan LPTK untuk menyinergikan antara sekolah dan LPTK sebagai pencetak calon guru,” ujar Nailul Authar, Kabid Pendidikan Menengah Dindik Aceh. Sementara itu, Rektor Universitas

Muhammadiyah Aceh Drs. Muharrir Asari, M.Ag mengapresiasi pertemuan konsorsium tersebut. Menurut dia, penting untuk mengetahui apa yang terjadi saat

ini di sekolah guna meningkatkan calon guru yang masih belajar di bangku perkuliahan. “Pertemuan dengan dinas pendidikan untuk mengetahui kondisi terkini tentang pembelajaran di sekolah. LPTK sebagai lembaga pencetak guru diharapkan tidak tertinggal dengan yang telah berjalan di sekolah,” katanya. Rektor Universitas Jabal Ghafur Aceh Prof. Dr. Bansu I Ansari, M.Pd sependapat dengan rektor Unmuha. Menurut dia, implementasi K13 harus diketahui secara menyeluruh oleh dosen LPTK agar LPTK tidak disalahkan setelah mencetak guru. “Seluruh dosen perlu diberi

pemahaman dan pelatihan tentang K13. Jangan nanti setelah guru dihasilkan oleh LPTK tidak mampu

mengimplementasikan K13 di sekolah sehingga LPTK disalahkan,” katanya. Dalam sesi diskusi, dinas pendidikan berharap LPTK memfasilitasi mahasiswanya untuk dapat mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran aktif yang sejalan dengan penerapan K13, terutama saat mahasiswa PPL. Diskusi dilanjutkan dengan berbagi pengalaman dalam proses belajar mengajar masing-masing LPTK dalam menerapkan pembelajaran aktif. (Tkm)

Dinas Pendidikan Aceh dan LPTK

Bahas Implementasi K13

Kelompok Universitas Jabal Ghafur (Rektor, PR, Dekan FKIP) saat pertemuan LPTK konsorsium Provinsi Aceh. Universitas ini baru saja berbagung menjadi LPTK konsorsia mitra USAID PRIORITAS.

Ibu Ester sedang melatih calon guru pendamping di sekolah pedalaman Yahukimo.

Soleman Haluk, guru SD YPPGI Pugima, menyanyi lagu Satu-Satu dengan gerakan seperti panduan yang ada di BPKP. Peserta pelatihan mengamati pembelajaran di kelas yang memanfaatkan BPKP.

(7)

PRIORITAS - Provinsi

PRIORITAS - Provinsi

Yahukimo, Papua - “Yang paling sulit

bagi kami adalah mendidik anak yang minat sekolahnya tidak ada. Orang tuanya tidak peduli anaknya sekolah atau tidak. Ada kalanya anak diajak orang tuanya pergi ke kebun dalam waktu lama dan tentu saja membuat si anak tidak sekolah,” kata seorang mantri kesehatan dari Distrik (Kecamatan) Ninia,

Yahukimo, yang dilatih Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) menjadi seorang pengajar.

Yasumat memang terpaksa meminta mantri kesehatan ini mengajar di sekolah mitranya yang ditinggalkan oleh guru yang seharusnya mengajar. “Kami melatih bukan saja mantri atau polisi untuk mengajar. Sebagian besar guru pendamping yang kami rekrut adalah sukarelawan yang hanya berpendidikan formal sampai SMP,” imbuh Ibu Ester Magho Naga, direktur Yasumat yang menjadi mitra USAID PRIORITAS dalam mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan di Yahukimo, Papua.

Sebagian besar wilayah Yahukimo adalah pegunungan yang hanya dapat diakses dengan menggunakan pesawat kecil atau berjalan kaki dalam waktu yang cukup lama. Dari empat suku besar di Yahukimo, hanya Suku Momuna yang relatif menempati daerah dataran, sedangkan Suku Yali, Hubla, dan Kimya berada di pegunungan yang sulit dijangkau. “Masyarakat Yahukimo setiap hari menggunakan bahasa sukunya masing-masing, jadi sangat sulit mengerti bagi anak-anak untuk mengerti apabila guru mengajar dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia,” demikian alasan Ibu Ester memilih menggunakan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) yang

dikembangkan YKW untuk menyiasati cara mengajar yang dianggap efektif bagi guru di sekolah pedalaman.

Manfaatkan Guru Pendamping

Yasumat melalui tim guru pendamping melatih para guru baik PNS, honorer, dan sukarelawan yang betah berada di sekolah pedalaman. Secara perlahan tim pelatih membimbing menggunakan BPKP dalam pembelajaran. “Kita tahu mereka sebenarnya bukan guru, jadi harus diberikan bimbingan secara perlahan agar mereka dapat memahami betul setiap bahasan dalam setiap RPP isi buku itu,”

demikian penjelasan Ibu Antonieta, koordinator pelatihan guru Yasumat. Target pelatihan difokuskan pada pemahaman dan kemampuan para guru menggunakan BPKP dalam pembelajaran dan bukan pada target lamanya hari pelatihan.

Selain melatih guru pedalaman, guru pendamping akan berada di kampung-kampung tempat sekolah mitra. Sekolah-sekolah mitra telah dibagi dalam kluster tertentu yang terdiri atas sekolah yang berdekatan. Di setiap kluster ditempatkan seorang guru pendamping. Secara periodik guru pendamping akan memantau dan mendampingi para guru melaksanakan hasil pelatihan dalam pembelajaran. Pemerintah Kabupaten Yahukimo memberikan apresiasi kepada Yasumat yang telah membantu pemerintah dalam pembangunan pendidikan dengan membangunkan SMP dan SMA beserta bangunan asramanya untuk dikelola Yasumat. “Sekolah ini difokuskan untuk menampung tamatan sekolah mitra Yasumat yang berada di kampung-kampung terpencil. Pemerintah daerah telah membangun sekolah dan memulai pembangunan asrama siswa agar mereka dapat meneruskan sekolahnya,” jelas Bapak Deleng Magayang, pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Yahukimo.

(Sds)

Mantri dan Polisi Ikut Mengajar

di Sekolah Pedalaman Yahukimo

Wamena, Papua - Mulai Agustus 2014, USAID RIORITAS

yang bekerja sama dengan YKW (Yayasan Kristen Wamena) dan Yasumat (Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil) mengembangkan pelatihan untuk guru kelas awal. Pelatihan difokuskan untuk melatih guru kelas awal mampu mengajar membaca, menulis, dan menghitung. Pelatihan menggunakan

buku paket kontekstual Papua (BPKP) yang dikembangkan oleh YKW. Fasilitator pelatihan berasal dari tim yang dikoordinasi oleh STKIP Wamena yang berada di bawah manajemen YKW Wamena.

“Pelatihan ini membuat saya bisa dengan mudah mengajar anak-anak membaca dan menghitung, sudah dicontohkan juga cara pengucapan setiap huruf,” ujar Pak Petrus, guru SD YPPK Elagaima, Wamena. Lebih lanjut Martijn van Driel, konsultan YKW yang mengembangkan buku paket kontekstual Papua menjelaskan, “Penggunaan bahasa Indonesia oleh guru dalam pembelajaran sangat sulit dimengerti anak secara baik. Mereka lebih bisa mengerti bila menggunakan bahasa mereka sehari-hari. Atas kondisi itulah, buku panduan pembelajaran kelas awal ini dibuat.” (Sds)

Guru Kelas Awal Wamena, Belajar Metode Calistung

Pidie, Aceh - Dinas Pendidikan

Kabupaten Pidie bersama USAID PRIORITAS melatih 100 guru bimbingan khusus (GBK) yang mewakili 90 sekolah inklusif di Kabupaten Pidie (81 SD dan 9 SMP). Mereka mendapatkan pendalaman teknik khusus dalam melayani anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam

proses pembelajaran di sekolah.

Kabid Dikdas H. Ruslan, S.Pd menegaskan bahwa dalam dunia pendidikan, terutama kurikulum 2013, tidak membedakan kondisi fisik anak untuk memperoleh pendidikan yang layak. ”Kurikulum 2013 mengedepankan sikap dan moral anak didik, tidak membedakan kondisi fisik anak. Kurikulum ini

memberikan kebebasan dan menghargai perbedaan,” katanya. Tarmizi, guru SDN Cot Glumpang, menyatakan pentingnya pendidikan inklusif bagi masyarakat yang memiliki anak ABK. “Pendidikan inklusif merupakan harapan masyarakat agar ABK dapat bersekolah di sekolah reguler. Manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas, khususnya mereka yang mempunyai anak berkebutuhan khusus. Setelah mengikuti pelatihan ini, sekolah dapat

menyelenggarakan pendidikan inklusif di sekolah agar ABK tidak lagi berdiam diri di rumah,” jelas Tarmizi.

Selama 3 hari para peserta memperoleh berbagai materi pelatihan. Misalnya, landasan hukum pendidikan inklusif, konsep pendidikan inklusif, melayani perbedaan individu dalam pembelajaran, gender di sekolah, profil peserta didik berkebutuhan khusus (ABK),

manajemen kelas inklusif, dan sistem pembelajaran ABK. Selain itu, peserta akan diajak untuk mengunjungi salah satu sekolah inklusif selama setengah hari pada hari kedua untuk

mendapatkan gambaran praktik yang baik pelaksanaan sekolah inklusif di Pidie.

“Kita berharap dinas pendidikan dapat mendampingi GBK agar mereka tetap semangat meningkatkan kapasitasnya. Bagi sekolah yang memiliki banyak ABK, dapat mengusulkan untuk diterbitkan surat keputusan Sekolah Penyelenggara Inklusif agar sekolah dapat mengakses dukungan dana dari Direktorat PK-LK Kemdikbud,” tutur Spesialis Inklusi dan Gender USAID PRIORITAS Wiwit Sri Arianti.

(Tkm)

Guru Bimbingan Khusus

di Pidie Perdalam Teknik

Inklusif

ABK yang didampingi oleh orang tua dan guru.

Banda Aceh, Aceh - Sebanyak 20

peserta dari 4 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) konsorsium USAID PRIORITAS yang terdiri atas para rektor dan dekan melakukan pertemuan konsorsium untuk berbagi pengalaman dalam pelaksanaan perkuliahan yang dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 (K13) bersama Dinas Pendidikan Aceh (11/8).

Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan yang menjadi pembicara pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa K13 bukan sesuatu yang baru. Dindik sendiri sudah melatih 2.880 guru pada tingkat SMP dan 2.440 guru tingkat SMA/SMK. Untuk tingkat SD, telah dilatih 20.000 guru oleh LPMP Aceh. Guru yang telah dilatih adalah guru yang sudah mengajar di sekolah. “Kami membutuhkan dukungan LPTK untuk menyinergikan antara sekolah dan LPTK sebagai pencetak calon guru,” ujar Nailul Authar, Kabid Pendidikan Menengah Dindik Aceh. Sementara itu, Rektor Universitas

Muhammadiyah Aceh Drs. Muharrir Asari, M.Ag mengapresiasi pertemuan konsorsium tersebut. Menurut dia, penting untuk mengetahui apa yang terjadi saat

ini di sekolah guna meningkatkan calon guru yang masih belajar di bangku perkuliahan. “Pertemuan dengan dinas pendidikan untuk mengetahui kondisi terkini tentang pembelajaran di sekolah. LPTK sebagai lembaga pencetak guru diharapkan tidak tertinggal dengan yang telah berjalan di sekolah,” katanya. Rektor Universitas Jabal Ghafur Aceh Prof. Dr. Bansu I Ansari, M.Pd sependapat dengan rektor Unmuha. Menurut dia, implementasi K13 harus diketahui secara menyeluruh oleh dosen LPTK agar LPTK tidak disalahkan setelah mencetak guru. “Seluruh dosen perlu diberi

pemahaman dan pelatihan tentang K13. Jangan nanti setelah guru dihasilkan oleh LPTK tidak mampu

mengimplementasikan K13 di sekolah sehingga LPTK disalahkan,” katanya. Dalam sesi diskusi, dinas pendidikan berharap LPTK memfasilitasi mahasiswanya untuk dapat mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran aktif yang sejalan dengan penerapan K13, terutama saat mahasiswa PPL. Diskusi dilanjutkan dengan berbagi pengalaman dalam proses belajar mengajar masing-masing LPTK dalam menerapkan pembelajaran aktif. (Tkm)

Dinas Pendidikan Aceh dan LPTK

Bahas Implementasi K13

Kelompok Universitas Jabal Ghafur (Rektor, PR, Dekan FKIP) saat pertemuan LPTK konsorsium Provinsi Aceh. Universitas ini baru saja berbagung menjadi LPTK konsorsia mitra USAID PRIORITAS.

Ibu Ester sedang melatih calon guru pendamping di sekolah pedalaman Yahukimo.

Soleman Haluk, guru SD YPPGI Pugima, menyanyi lagu Satu-Satu dengan gerakan seperti panduan yang ada di BPKP. Peserta pelatihan mengamati pembelajaran di kelas yang memanfaatkan BPKP.

(8)

PRIORITAS - Provinsi Aceh

PRIORITAS - Provinsi

Medan, Sumatra Utara - Sepuluh

kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS di Sumut sepakat

mengalokasikan dana Rp 20 miliar untuk melakukan program perluasan

(diseminasi). Program ini bertujuan memperluas jangkauan layanan pendidikan bermutu untuk tahun 2015. Impelementasi program ini sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah kabupaten/kota melalui APBD dan BOS (biaya

operasional sekolah).

Kesepakatan ini merupakan hasil Lokakarya Perencanaan Program Diseminasi USAID PRIORITAS di Ballroom Hotel Aryaduta, Medan, yang diikuti Medan, Langkat, Binjai, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Nias Selatan. Kabupaten seperti Deli Serdang, Tebing Tinggi, Labuhanbatu, dan Nias Selatan bahkan mengalokasikan dana diseminasi dari APBD di atas Rp 1 miliar.

Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan Rp 3,2 miliar untuk diseminasi tahun 2014. Implementasi akan dilaksanakan dengan

pendekatan pengembangan kecamatan. Tahun ini pihaknya sedang mengembang-kan dua kecamatan baru. Di Labuhanbatu terdapat 9 kecamatan. “Kami targetkan pada tahun 2015 seluruh kecamatan

sudah selesai kita kembangkan. Jadi, pada tahun 2016 kita tinggal fokus pada penguatan. Melalui pengembangan ini, kami berusaha agar mutu pendidikan di Labuhanbatu unggul di tingkat provinsi dan nasional,” ungkapnya.

Kepala Bidang Perencanaan Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sosial Budaya Bappeda Provsu Ir. Syahrial Pulungan, M.Si mendukung pelaksanaan program diseminasi.

Diseminasi ini diyakininya bisa

mempercepat pencapaian misi gubenur Sumatra Utara untuk meningkatkan daya saing SDM Sumut. Pihaknya juga

berusaha untuk mendorong perluasan program USAID PRIORITAS ke banyak kabupaten/kota lain melalui APBD. “Kami meminta USAID PRIORITAS melakukan koordinasi dengan bappeda provinsi untuk melakukan perencanaan selanjutnya,” tegasnya. (Eh)

20 Miliar untuk Diseminasi Program USAID PRIORITAS

PRIORITAS - Provinsi

Perwakilan dari Tapanuli Utara mempresentasasikan rencana kerja program diseminasi di daerahnya. USAID PRIORITAS menggelar Lokakarya

Perencanaan Program Diseminasi USAID PRIORITAS untuk memperluas jangkauan pendidikan berkualitas.

Rantauprapat, Sumatra Utara - Program percepatan

perluasan program USAID PRIORITAS di Labuhanbatu menunjukkan hasil yang mengesankan. Dua kecamatan sasaran, Pangkatan dan Panei Hulu, berhasil

mendemontrasikan perubahan positif. Semua produk keberhasilan itu dipamerkan dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program Akselerasi Labuhanbatu di Ballroom Hotel Suzuya, Rantauprata, Labuhanbatu. Bupati Labuhanbatu dr. H. Tigor Panusunan Siregar mengapresiasi kinerja sekolah-sekolah sasaran program percepatan. Ia puas dengan hasil yang ditujukkan. Bupati juga meminta guru dan kepala sekolah sasaran menjaga hasil baik yang sudah diperoleh.” Semua produk pembelajaran ini menunjukkan bahwa kita bisa menjadi bangsa yang percaya diri,” katanya.

Lebih lanjut bupati mengatakan pemerintahannya berkomitmen menyediakan layanan pendidikan berkualitas. Pemerintahnya menargetkan pada tahun 2015 semua guru di Labuhanbatu sudah mendapatkan pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS. ” Tahun depan kami akan alokasikan 30 persen APBD

untuk meningkatkan layanan pendidikan,” tambahnya. Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan, pihaknya fokus untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui program percepatan. Secara bertahap guru SD dan SMP dilatih dan dikembangkan kemampuannya. “ Tahun 2016 kami tinggal melakukan program penguatan karena semua guru telah selesai dilatih. Harapannya, Labuhanbatu bisa berprestasi di tingkat provinsi dan nasional,” terangnya. Tiominar, S.Pd, guru SDN 112050 Sidodadi, Pangkatan, mengakui perubah signifikan yang dirasakannya. Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari fasilitator, kemampuannya mengajar meningkat drastis. Ia sudah bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa belajar aktif .”Saya sendiri tidak menyangka bisa mengajar seperti ini,” ucapnya. (Eh)

No Rumusan tindak lanjut untuk menjamin mutu pendidikan di Kabupaten Labuhanbatu

1 Sampai 2015 semua kecamatan (9 kecamatan) di Labuhanbatu akan mendapatkan program akselerasi USAID PRIORITAS. Sampai tahun 2014 sudah lima kecamatan yang sedang mendapatkan program akselerasi. Sisa 2 kecamatan berikutnya di tahun 2015.

2 Akan dibuat rencana pereaturan daerah untuk penjaminan mutu pendidikan di Labuhanbatu.

3 Sebanyak 9 KUPT akan melakukan MOU (komitmen mengikat) dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengawal dan mengimplementasikan program akselerasi USAID PRIORITAS di masing-masing kecamatan.

4 Sebanyak 9 KUPT dengan Kepsek akan membuat MOU untuk implementasikan program akselerasi.

5 Akan dibentuk tim monitoring dan evaluasi yang melibatkan stakeholder untuk memonitoring program akselerasi USAID PRIORITAS.

6 Ke depan akan dilakukan showcase program akselerasi USAID PRIORITAS di setiap kecamatan dengan melibatkan banyak masyarakat dan orang tua siswa. Kegiatan akan dilakukan di lapangan terbuka atau di sekolah yang memiliki lapangan yg luas.

7 Semua kegiatan point 1 s/d point 6 akan menggunakan dana APBD.

Hasil Program Percepatan di

Labuhanbatu Mengesankan

Bandung, Jawa Barat - Calon guru di

perguruan tinggi perlu membangun keterampilan mendorong budaya baca di sekolah. Guru hendaknya mampu mengitegrasikan pendidikan literasi dalam setiap mata pelajaran dan pembelajaran literasi bagi siswa hendaknya bersifat praktik dan

menyenangkan. Hal itu disampaikan Prof. Sumaroto, ketua LPPM UPI Bandung, pada pertemuan sekolah lab dan mitra UPI dan UIN Bandung (20/9).

Pertemuan tersebut diikuti 60 orang yang terdiri atas kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan dosen dari 18 sekolah mitra, UPI, serta UIN Bandung.

Chaerul Rochman, spesialis pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Jawa Barat, mengatakan bahwa rapat kerja ini dimaksudkan untuk evaluasi dan perencanaan program. "Selain itu, kami mencoba mengidentifikasi praktik yang baik di perguruan tinggi dan sekolah mitranya untuk persiapan showcase awal tahun

depan," ujarnya. "Beragam karya siswa sangat membanggakan kami," kata Yusuf Suparlan, guru SMPN 3 Lembang. Ia

menggambarkan tingginya kreativitas siswa saat diberi tugas membuat bangun benda dengan menggunakan barang bekas. "Guru juga sudah terbiasa membuat lembar kerja yang mendorong siswa kreatif," tambah Yusuf.

Tyas Ayu, guru SDN 1 Gegerkalong, menyampaikan saat siswa membuat poster bertema 'berbeda itu indah,' awalnya siswa cenderung imitatif. "Kami kemudian bekerja sama dengan komite membuat alat peraga yang berupa kincir air. Siswa tampak mendapat inspirasi dan terpicu kreativitasnya," tuturnya.

Tendi Setiadi, guru MTsN 2 Kota Bandung, mengaku gembira dengan strategi USAID mendorong literasi di madrasah. "Kami akui budaya baca di madrasah masih rendah, bahkan di kalangan guru sekalipun. Maka, program USAID PRIORITAS yang fokus pada literasi menjadi amat penting bagi madrasah," tegasnya. (Ds)

Berbagi Praktik Budaya Literasi di Sekolah Mitra LPTK

Jawa Timur - Sebanyak 80 peserta

studi banding yang terdiri atas guru, kepala, sekolah, pengawas, dan

pemangku pendidikan yang terpilih dari Kabupaten Wajo, Maros, dan Bantaeng menimba ilmu ke Jatim. Rombongan diikuti kepala Dinas Pendidikan Maros, Kabid Mapenda Kemenag Bantaeng, dan beberapa pejabat lainnya.

Mereka memulai studi banding di beberapa sekolah mitra USAID PRIORITAS di Blitar, yaitu SDN Kalipang 1, SDN Kebonduren 1, MTsN Jambewangi, dan SMPN 1 Sanankulon (10/9). Keesokan harinya, rombongan melanjutkan kunjungan ke Sidoarjo. Mereka mengunjungi SD Hangtuah X, SDN Sedatigede 2, MTs Nurul Huda,

dan SMPN 5 Sidoarjo. Para peserta yang mengikuti studi banding merasakan manfaat yang luar biasa setelah

mengamati sekolah-sekolah di Blitar dan Sidoarjo. Bahkan, beberapa di antaranya berjanji akan mengadopsinya untuk sekolah mereka sendiri. Anshar Salam, kepala bidang kurikulum Maros, yang ikut dalam rombongan tersebut juga memberikan apresiasi besar terhadap inovasi kepala sekolah dengan konsep kepemimpinan kolektif yang diterapkan di SD Kebonduren 1. Untuk memberi rasa tanggung jawab dan rasa memiliki

terhadap sekolah, kepala sekolah menerapkan prinsip bahwa semua guru adalah kepala sekolah. “Hal ini agak sulit diterapkan di Sulsel. Tapi, praktik terbaik ini akan kami coba share sebagai pengalaman terbaik nantinya di tempat kami,” katanya. (Jib/Dkd)

Peserta study visit dari Makassar saat mengamati pembelajaran yang dilakukan di perpustakaan di SD Hangtuah X, Juanda, Sidoarjo.

Berkunjung ke Blitar, Sulsel Tertarik

dengan Inovasi Kepala Sekolah

Para kepala sekolah dan guru sekolah lab dan mitra UPI dan UIN Bandung berbagi praktik yang baik mengembangkan budaya literasi di sekolahnya.

Bupati Labuhanbatu dr. Tigor Panusunanan Siregar, Sp.PD mendapat penjelasan tentang penggunaan media pembelajaran sistem tata surya dari dua siswa SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu.

Gambar

gambar hasil observasi dengan tulisan).  Setelah proses pembelajaran selesai,  Pak Alamsyah memberikan penguatan  tentang ragam paragraf dan menutup  perkuliahan
gambar hasil observasi dengan tulisan).

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Husaini (2007) bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang fenomenal, meskipun sudah diketahui dampak negatif yang disebabkan oleh rokok, tapi jumlah perokok bukannya

Aspek Keyakinan pelajar SMA BPI 1 Bandung sebagai responden dalam penelitian ini menunjukan bahwa, sebagian besar pelajar SMA BPI 1 Bandung meyakini bahwa penggunaan

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 123 Tahun 2014

With the signing of the Dili Development Pact at the 2011 Timor-Leste and Development Partners Meeting (TLDPM), the Government of Timor-Leste and its Development Partners came to

Laporan Barang Pengguna Eselon I, yang selanjutnya disebut LBP- E1, adalah laporan yang disusun oleh unit Eselon I Pengguna Barang yang menyajikan posisi BMN pada awal dan

Pada dasarnya kekuatan beton terhadap tekan cenderung ditentukan oleh material yang digunakan seperti agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir kasar dan pasir

dalam huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota Bandung tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan