• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Kecap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengolahan Limbah Cair Pada Industri Kecap"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan Pendahuluan Latar Belakang Latar Belakang

Pembangunan merupakan kegiatan sadar dan terencana dalam upaya merubah Pembangunan merupakan kegiatan sadar dan terencana dalam upaya merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu membawa dampak positif dan negatif. Untuk mengeliminasi dampak negatif dan membawa dampak positif dan negatif. Untuk mengeliminasi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, setiap kegiatan pembangunan harus ditelaah aspek  mengoptimalkan dampak positif, setiap kegiatan pembangunan harus ditelaah aspek  kelayakan lingkungannya.

kelayakan lingkungannya.

Pembangunan lingkungan hidup diarahkan padaterwujudnya kelestarian Pembangunan lingkungan hidup diarahkan padaterwujudnya kelestarian lingkungan dalam keseimbangan dan kelestarian yang dinamis untuk menjamin lingkungan dalam keseimbangan dan kelestarian yang dinamis untuk menjamin terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan, melalui berbagai kebijakan yakni terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan, melalui berbagai kebijakan yakni pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, upaya rehabilitasi dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan lingkungan, upaya rehabilitasi dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta peningkatan sumber daya manusia yang diikuti dengan peningkatan hidup serta peningkatan sumber daya manusia yang diikuti dengan peningkatan kelembagaan. Air limbah merupakan salah satu masalah dalam pengendalian dampak  kelembagaan. Air limbah merupakan salah satu masalah dalam pengendalian dampak  lingkungan.

lingkungan.

Tujuan Tujuan

Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengolah limbah pembuatan kecap, membahas masalah-masalah yang mungkin mengolah limbah pembuatan kecap, membahas masalah-masalah yang mungkin timbul dalam operasi industri kecap,dan mengetahui sumber-sumber dari limbah timbul dalam operasi industri kecap,dan mengetahui sumber-sumber dari limbah kecap.

(2)

PEMBAHASAN

Sifat dan Karakteristik Air Limbah

Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya dan lazimnya muncul karena hasil aktivitas manusia. Untuk mengetahui lebih luas tentang air limbah maka perlu diketahui kandungan apa saja yang terdapat didalam air limbah dan bagaimana sifat-sifatnya. Pada intinya air limbah dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis.

Sifat Fisik

Penentuan tercemar atau tidaknya air limbah sangat dipengaruhi oleh sifat fisik  yang mudah dilihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat yang berefek estetika, kejernihan, warna, bau dan temperatur. Zat organik yang ada pada air limbah sebagian besar mudah terurai ( degradable ) yang merupakan sumber makanan dan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Salah satu faktor yang mempengaruhi sifat fisik tersebut adalah turbiditas atau kekeruhan.

Turbiditas atau kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat yang tersuspensi seperti lumpur, plangton, zat organik dan zat halus lainya. Turbiditas tidak memiliki hubungan langsung dengan zat padat tersuspensi, karena turbiditas tergantung dari ukuran dan bentuk butir partikel, sedangkan zat padat tersuspensi tergantung dengan zat yang tersuspensi tersebut. Ada beberapa metoda pengukuran turbiditas yatu :

• Nefelometri

• Hellige turbiditymetri (kekeruhan silika)

• Metode visual/candle turbiditymetri (kekeruhan jackson) • Metode spektrofotometri

(3)

Sifat Kimia

Sifat kimia dari air limbah dapat diketahui dengan adanya zat kimia dalam air buangan. Adapun zat kimia yang terpenting dalam air limbah pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bahan organik 

Air limbah dengan tingkat pencemar sedang mengandung sekitar 60% zat-zat terlarut dan sekitar 40% zat padat tersupensi. Bahan organik dalam limbah mengandung sekitar 40%-60% protein, 25% - 50% karbohidrat serta 10% lainnya berupa lemak.

2. Bahan anorganik 

Zat organik yang penting perannya didalam pengontrolan air limbah adalah : pH, kadar khlor, alkalinitas, kadar sulfur, zat beracun seperti : CN ( cianida ), Cr ( chrom ), logam berat ( Na, Mg, Cr, Cd, Zn, Cu, Fe, dan Hg ), fosfor, gas-gas seperti NH3, CH4O2 dan lain- lain, methane, dan nitrogen

3. pH

pH menunjukan derajat asam-basa suatu cairan, melalui konsentrasi (aktifitas) ion Hidrogen. Peranan ion hidrogen dalam air dapat mempengaruhi aktifitas manusia, binatang, mikroorganisme serta proses-proses lainya. Ion hidrogen sangat berperan dalam air, namun tidak begitu berperan dalam pelarut organik seperti alkohol dan lain-lain. Oleh karena itu, derajat asam basa hanya dapat diukur di dalam pelarut air.

Ada dua metode pengukuran pH :

 Metode kolorimetri adalah suatu cara pengukuran pH yang menggunakan indikator

warna sebagai alat ukur. Indikator dapat berupa kertas atau serbuk-serbuk  indikator. Metode ini sering dipakai dalam titrasi asam basa atau alat pengukuran dengan lakmus, kertas pH indikator dan sebagainya.

(4)

 Metode potensiometri adalah metode pengukuran pH yang didasarkan atas

perbedaan tegangan pada kedua ujung potensial. Yang dimaksud dengan ujung potensial disini adalah elektroda (elektroda kerja dan elektroda pembanding).

Sifat Biologis

Sifat biologis pada air buangan perlu diketahui untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum di buang ke badan air. Mikroorganisme yang penting dalam air limbah dan air permukaan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Protista, meliputi jamur, bakteri dan algae 2. Binatang dan tanaman

Sumber Limbah Cair Industri Kecap Proses pembuatan kecap

1) Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak, lalu tiriskan di atas tampah dan dinginkan; 2) Beri jamur tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan simpan

pada suhu ruang (250~300 C) selama 3~5 hari;

3) Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu kamar (250~300 C). Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan;

4) Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring;

5) Masukkan kembali hasil saringan, tambah gula dan bumbu-bumbu. Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan sereh) disangrai terlebih dahulu kemudian digiling halus dan campur hingga rata.

Penambahan gula merah untuk:

a. Kecap manis : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah b. Kecap asin : tiap 1 liter hasil saringan membutuhkan 2 ½ ons gula merah

(5)

6) Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dantidak berbentuk  buih lagi;

7) Setelah adonan tersebut masak, saring dengan kain saring. Hasil saringan yang diperoleh merupakan kecap yang siap untuk dibitilkan.

Catatan :

1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak  menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.

2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.

3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.

Masalah-masalah yang mungkin timbul dalam operasi industri kecap antara lain:

1. Dampak lingkungan dari industri kecap yang membuang air limbah secara langsung atau dengan kata lain tidak ditangani secara memadai sehingga menurunkan kandungan oksigen terlarut perairan umum.

2. Bau busuk yang menyengat akibat biodegradasi limbah cair maupun padat 3. Kerusakan tanah akibat dari:

a. Penguraian sisa-sisa bahan buangan oleh mikroorganisme;

b. Penumpukan bahan-bahan padat yang dapat meimbulkan leachate; c. Perubahan pH

Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kecap dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah padat ini dapat berupa bungkil dan ampas. Sedangkan limbah cair berupa air yang dihasilkan dari proses pencucian dan perendaman bahan baku serta sisa air hasil perebusan kedelai. Untuk lebih jelas proses-proses yang menghasilkan limbah dapat dilihat pada diagram alir pembuatan kecap kedelai.

(6)

Diagram alir proses pembuatan kecap

Limbah air Limbah air

Limbah air

(7)

Penanganan Limbah Cair Industri Kecap

Air limbah yang dihasilkan dari aktifitas produksi kecap diolah dengan melalui serangkaian proses pengolahan baik secara kimiawi yaitu proses koagulasi dan flokulasi, fisika melalui proses sedimentasi dalam clarifier dan filtrasi dalam sand filter maupun secara biologi dengan proses aerasi. Air limbah tersebut tidak dibuang tapi dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman di lingkungan pabrik , salah satu pemanfaatan lebih lanjut yang setelah penelitian ini dilakukan dan dapat menghasilkan air dengan kualitas yang lebih baik, effluen ini akan digunakan untuk  proses pencucian bahan baku. Hal tersebut dilakukan setelah effluen tersebut memenuhi baku mutu air proses, dalam hal ini nantinya akan ditambah beberapa alat pendukung proses untuk memperoleh air bersih seperti karbon aktif dan desinfektan.

Air limbah dari industri kecap sebagian besar merupakan komponen organik  dengan kandungan zat padat tersuspensi sekitar 728 mg/l dan bersifat asam dengan pH antara 4.2 sampai 5.1. Sifat asam ini dapat membuat sebagian alat proses mudah korosif sehingga untuk menanganinya dalam penyaluran ke IPAL dan proses dalam IPAL sehingga alat proses sebagian besar dibuat dari bahan non logam. Partikel-partikel koloid yang terbentuk dalam air limbah industri kecap sebagian besar berasal dari pencucian bahan baku, perendaman, dan perebusan. Air limbah dari hasil industri ditampung dalam penampungan untuk proses equalisasi. Selanjutnya air limbah tersebut dipompa menggunakan pompa submersible.

Pompa Submersible adalah pompa yang dioperasikan di dalam air dan akan mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terbenam air berkelanjutan. Di sepanjang perpipaan dilakukan injeksi kimia menggunakan Poly Alumunium Chloride sebagai koagulan, flokulan trimer 6784 sebagai flokulan dan Ca(OH)2 untuk menaikan PH sampai 7. Selanjutnya efluen yang telah diinjeksi kimia yang merupakan proses koagulasi flokulasi ini dialirkan secara laminar kedalam clarifier I untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk. Pada clarifier ini air limbah mempunyai retention time sekitar 30 menit karena hasilnya belum optimal maka dilanjutkan dengan proses filtrasi menggunakan sand filter I yang berisi pasir silica dengan ukuran 2 x 3 mm. Pada proses ini air limbah langsung lewat sehingga waktu

(8)

tinggalnya singkat tidak lebih dari 5 menit setelah itu efluen dari sand filter dimasukan ke dalam bak aerasi untuk proses secara biologi. Pompa submersible menggunakan daya listrik untuk menggerakkan motor. Motor itu mempunyai poros yang tegak lurus dengan impeller satu poros yang tegak lurus dengan impeller. Karena kedudukan impeller satu poros dengan motor maka bila motor bekerja impeller akan berputar dan air yang berada pada bak isapan terangkat oleh sudu yang terdapat pada impeller tersebut.

Untuk menahan air yang telah terhisap(terangkat)oleh impeller itu supaya tidak bocor kembali ke bak isapan ,air itu ditahan oleh lower diffuser yang berada dibagian bawah pompa. Air yang dihisap akan beredar terlebih dulu di Housing Motor untuk mendinginkan motor sebelum mengalir ke saluran buang (pipa buang). Untuk mematikan pompa kita memutuskan hubungan arus listrik yang masuk ke terminal board. Jika arus terputus maka motor akan berhenti dengan sendirinya dan impeller akan berhenti menghisap air.

Teknologi sand-filter dipilih untuk menangani sistem pengolahan air limbah skala kecil karena beroperasi secara handal dan bebas masalah seperti dilaporkan dalam EPA's Technology Assessment. Teknologi ini stabil dan hampir bebas dari risiko kegagalan. Secara umum teknologi ini dikategorikan sebagai "attached growth aerobic process" dan intermittent sand filter adalah salah satu versinya dimana beban yang dikenakan sangat kecil. Waktu tinggal sel yang lama adalah kunci kestabilan sistem ini. Selain itu sistem ini terdiri dari beragam jenis mikroba dan beberapa jenis makroba (Calaway, et al, 1955, Calaway, 1957). Karakteristik inilah yang membuat sistem ini tahan terhadap kejenuhan dan mampu mengakomodasi keadaan dimana air limbah yang masuk sangat tidak uniform. Pada proses biologi ini air limbah diproses kurang lebih 6-8 jam setelah itu dikembalikan lagi ke clarifier II dan sand filter II dengan retention time yang sama dengan effluent yang keluar setelah injeksi kimia. Setelah itu baru dibuang. Dalam selang waktu tertentu clarifier di blowdown untuk  membuang sludge yang terbentuk pada dasar clarifier. Sludge ini dibuang ke dalam dryng bed. Proses pengolahan air imbah ini berlangsung secara kontinyu.

Proses penanganan secara kimia lebih mendapat prioritas dibandingkan penanganan secara biologi karena penanganan secara kimia dapat berlangsung cepat

(9)

dan tidak memerlukan lahan yang luas sehingga dengan peralatan yang ada efisiensi dapat ditingkatkan sedang penanganan secara biologi memerlukan tambahan lahan yang cukup luas untuk proses reduksi komponen-komponen organik dalam air limbah oleh mikroorganisme.

(10)
(11)

PROSES PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI KECAP

Disusun oleh

Kelompok 4:

1. Annisa Rohmatin (F24090035) 2. Gema Noor Muhammad (F24090036) 3. Mochamad Taufan Akbar (F24090037)

4. Eren (F240900120)

5. Yuli Kurniawati (F240900135)

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

KESIMPULAN

Air limbah dari industri kecap sebagian besar merupakan komponen organik  dengan kandungan zat padat tersuspensi sekitar 728 mg/l dan bersifat asam dengan pH antara 4.2 sampai 5.1. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kecap dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Air limbah yang dihasilkan dari aktifitas produksi kecap diolah dengan melalui serangkaian proses pengolahan baik secara kimiawi yaitu proses koagulasi dan flokulasi, fisika melalui proses sedimentasi dalam clarifier dan filtrasi dalam sand filter maupun secara biologi dengan proses aerasi.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anggun, AM dan Benedictus Setyo A.1999.Pengolahan Limbah Dengan Media Biofilter Pasir.Semarang: Universitas Diponegoro

Risdianto, Dian.2007. Optimalisasi Proses Koagulasi Flokulasi Untuk Pengolahan  Limbah Industri. Semarang:Universitas Diponegoro

Setyawan,Ari, dan Bayu Hari N.1999. Karakteristik Proses Klarifikasi Dalam Sistem Nitrifikasi-Denitrifikasi Untuk Pengolahan Limbah Cair dengan Kandungan N-NH3 Tinggi.Semarang:Universitas Diponegoro

Gambar

Diagram alir proses pembuatan kecap

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; kemampuan koagulan biji kelor dalam menurunkan turbiditas limbah cair industri pencucian jeans pada proses koagulasi/flokulasi,

Pada proses koagulasi, koagulan dan air limbah yang akan diolah dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan pengadukan secara cepat agar diperoleh

Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan pengolahan limbah Laboratorium Lingkungan dengan kombinasi proses koagulasi menggunakan tawas dan proses

Pengamatan ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan memperhatikan parameter proses limbah cair yang masuk kepengolahan ( inlet ) dan limbah cair yang keluar dari pengolahan (

Efisiensi pengolahan pada IPAL batik skala individu ini juga lebih unggul bila dibandingkan dengan IPAL dengan proses elektro koagulasi yang menurunkan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pengolahan air limbah laundry/ deterjen selain koagulasi-flokulasi-sedimentasi yaitu dengan sistem filtrasi

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir dengan judul “Variasi Waktu Aerasi Dalam Istalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Kecap Dan Saos” adalah untuk melengkapi syarat untuk

Dengan demikian, dari penelitian yang telah dilakukan hari paling efektif untuk mendegradasi limbah cair tahu dengan proses koagulasi-flokulasi menggunakan biji kelor dan