• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2015 -2019

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

RENCANA TERPADU & PROGRAM

INVESTASI INFRASTRUKTUR

JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA

(2)

I

KATA PENGANTAR

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2-JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

RPI2-JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPI2-JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI2-JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersamasama oleh para pemangku kepentingan.

Diharapkan melalui penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya ini, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Yogyakarta, Oktober 2014

Tim Satgas Randal RPI2-JM Bidang Cipta Karya DIY

(3)

I

KATA PENGANTAR

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2-JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

RPI2-JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPI2-JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI2-JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersamasama oleh para pemangku kepentingan.

Diharapkan melalui penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya ini, maka akan terwujud infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Yogyakarta, Oktober 2017

Tim Satgas Randal RPI2-JM Bidang Cipta Karya DIY

(4)

II

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG PU/CIPTA KARYA

TAHUN 2015 - 2019

PROVINSI : DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KABUPATEN : BANTUL

Nomor : ………....

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Penyediaan infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dengan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman.

Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami menyadari bahwa diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam konteks kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami mensepakati untuk melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Rencana Terpadu & Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bantul pada tahun 2015 - 2019.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bantul pada tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlampir.

Rencana Terpadu & Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun-tahun berikutnya.

Demikian Program Kerja ini kami buat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya percepatan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya berkelanjutan.

Bantul, …. Oktober 2014

Bupati Bantul

(5)

III

DAFTARISI

KATAPENGANTAR ... I

LEMBARPENGESAHAN ... II

DAFTARISI ... III

DAFTARTABEL ... VIII

DAFTARGAMBAR ... XI

DAFTARISTILAH ... XIV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM ... I-2 1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM

Bidang Pekerjaan Umum ... I-3 1.4 Maksud dan Tujuan ... I-4 1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-4 1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-5 1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya ... II-1 2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya ... II-2 2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 ... II-2 2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 ... II-3 2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ... II-4 2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia .... II-4 2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus ... II-5 2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan ... II-5 2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang Cipta Karya ... II-5

(6)

IV

2.4 Amanat Internasional ... II-10 2.4.1 Agenda Habitat ... II-10 2.4.2 Konferensi Rio+20 ... II-10 2.4.3 Millenium Development Goals ... II-11

2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 ... II-11

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN BANTUL

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2-JM ... III-1

3.1.1 RTRW Nasional ... III-1 3.1.2 RTR Kawasan Strategis Nasional ... III-4 3.1.3 RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6

3.1.3.1 Arahan Struktur Ruang RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6

3.1.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTR Pulau Jawa-Bali ... III-9

3.1.4 RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta ... III-14 3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY ... III-14 3.1.4.2 Rencana Pola Ruang DIY ... III-18 3.1.4.3 Kawasan Strategis DIY ... III-21 3.1.5 RTRW Kabupaten Bantul ... III-25

3.1.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul ... III-25

3.1.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul ... III-29

3.1.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Bantul ... III-35

3.2 Arahan Strategis Nasional ... III-37 3.2.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) ... III-37 3.2.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ... III-37 3.2.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ... III-38

3.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) ... III-38 3.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ... III-42

BAB IV PROFIL KABUPATEN BANTUL

(7)

V

4.2 Gambaran Demografi ... IV-5

4.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... IV-5

4.2.2 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk ... IV-7

4.3 Gambaran Topografi ... IV-10 4.4 Gambaran Geohidrologi ... IV-13 4.5 Gambaran Geologi ... IV-14 4.6 Gambaran Klimatologi ... IV-16 4.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi ... IV-19

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANTUL

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ... V-1

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ... V-2

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ... V-12

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... V-13

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... V-16

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... V-17

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Kabupaten ... V-18

5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ... V-24

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Kawasan ... V-27

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1 Pengembangan Permukiman ... VI-1 6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-1

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-5

6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ... VI-10

6.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Permukiman ... VI-12

6.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-15 6.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI-19 6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-19

6.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-22

(8)

VI

6.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ... VI-29 6.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-34 6.3 Penyediaan Air Minum ... VI-37 6.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-37 6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-38 6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ... VI-50

6.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Penyediaan

Air Minum ... VI-53 6.3.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-56 6.4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman ... VI-62 6.4.1 Air Limbah ... VI-62 6.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-62

6.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-63

6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah ... VI-70

6.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah ... VI-72

6.4.2 Persampahan ... VI-75 6.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-75

6.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-76

6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan ... VI-86

6.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Persampahan ... VI-88

6.4.3 Drainase ... VI-90 6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-90

6.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-91

6.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ... VI-98

6.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Drainase ... VI-100

6.4.4 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-101

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

7.1 Keterpaduan Program Entitas Regional ... VII-1 7.2 Keterpaduan Program Entitas Kabupaten/Kota ... VII-2 7.3 Keterpaduan Program Entitas Kawasan ... VII-3

7.4 Keterpaduan Program Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ....

(9)

VII

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN & SOSIAL

8.1 Aspek Lingkungan ... VIII-1

8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ... VIII-1

8.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH ... VIII-3 8.2 Aspek Sosial ... VIII-10

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10

8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10

8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ...

... VIII-18

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN

9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya ... IX-1

9.2 Profil APBD Kabupaten Bantul ... IX-3

9.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-6

9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN

dalam 5 Tahun ... IX-6

9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD

dalam 5 Tahun ... IX-7

9.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun

Terakhir ... IX-8

9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-9

9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ... IX-9

9.4.2 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 tahun ke

depan ... IX-11

9.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta

Karya ... IX-11

9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... IX-11

9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-12

(10)

VIII

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X-1 10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini ... X-3 10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-3 10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-5 10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusi (SDM) Bidag Cipta Karya ... X-6 10.3 Analisis Kelembagaan ... X-7 10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-7 10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-7 10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ... X-7 10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan ... X-7 10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ... X-9 10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian ... X-9 10.4.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ... X-9 10.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ... X-10

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

11.1 Matriks Program Investasi RPI2-JM ... XI-1 11.2 Matriks Keterpaduan Program Investasi RPI2-JM ... XI-1

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3. Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4. Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 3.5. Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 3.6. Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di DIYError! Bookmark not defined.

Tabel 3. 7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIYError! Bookmark not defined.

(11)

IX

Tabel 3.8.Kawasan Lindung dan Budidaya DIY ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 9Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 10 Rencana Pusat Kegiatan Nasional Nasional (PKN) di DIY berdasarkan RTRWN ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. 11 Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di Koridor Jawa ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 1 Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul ... IV-2 Tabel 4. 2 Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) Kabupaten Bantul ... IV-2 Tabel 4. 3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bantul (1961 – 2010) ... IV-7 Tabel 4. 4 Ketinggian Wilayah Kabupaten Bantul Per Kecamatan ... IV-11 Tabel 4. 5 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau RinginHarjo, Nyemengan, Gandok, Kota gede ... IV-17 Tabel 4. 6 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau Pundong, Barongan, Ngetak, Gedongan ... IV-18 Tabel 4. 7 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau Piyungan, Sedayu, Ngestiharjo, Dlingo ... IV-18 Tabel 4. 8 Kontribusi Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Bantul 2009-2013 ... IV-19 Tabel 4. 9 PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar ... IV-20 Tabel 4. 10 PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar ... IV-20 Tabel 5. 1.Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Bantul ... V-5 Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Bantul (KSK) berdasarkan RTRW . V-10 Tabel 5.3. Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Sleman terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... V-10 Tabel 5. 4 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Bantul ... V-18 Tabel 5. 5 Tujuan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten Bantul ... V-19 Tabel 5. 6 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Bantul ... V-27 Tabel 6. 1 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-6 Tabel 6.2 Data Kegiatan Peningkatan Infrastruktur RSH di Kabupaten Bantul ... VI-7 Tabel 6.3 Data Kondisi Rusunawa MBR di Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.4 Data Kondisi Pengembangan Kawasan Perdesaan Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.5 Data Kondisi Kawasan Rawan Bencana Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul ... VI-8 Tabel 6. 7 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengembangan Permukiman .... VI-10 Tabel 6.8 Kebutuhan & Target Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-11 Tabel 6.9 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-16 Tabel 6.10 Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kabupaten Bantul ... VI-23 Tabel 6.11 Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul ... VI-24 Tabel 6.12 Penanganan Kebakaran Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24

(12)

X

Tabel 6.13 Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24 Tabel 6.14 Kawasan Tradisional Bersejarah Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24 Tabel 6.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul ... VI-26 Tabel 6.16 Kebutuhan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-28 Tabel 6.17 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-35 Tabel 6.18 Cakupan Pelayanan Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.19 Gambaran Umum Pelayanan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.20 Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.21 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-40 Tabel 6.22 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Perdesaan Kabupaten Bantul ... VI-41 Tabel 6.23 Daerah Sulit Air Bersih Kabupaten Bantul ... VI-44 Tabel 6.24 Tarif Air PDAM Kabupaten Bantul ... VI-46 Tabel 6.25 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-49 Tabel 6. 26 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Penyediaan Air Minum ... VI-50 Tabel 6.27 Analisis Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-51 Tabel 6.28 Kebutuhan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-52 Tabel 6.29 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM ... VI-55 Tabel 6.30 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-57 Tabel 6.31 Cakupan Pelayanaan Air Limbah Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-64 Tabel 6.32 Cakupan Pelayanaan Sistem Setempat (On Site) Kabupaten Bantul ... VI-64 Tabel 6.33 Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Komunal Berbasis Masyarakat ... VI-65 Tabel 6.34 Cakupan Pelayanan Sistem Terpusat IPAL Sewon ... VI-65 Tabel 6.35 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Bantul ... VI-69 Tabel 6. 36 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Air Limbah ... VI-70 Tabel 6.37 Kebutuhan Pengembangan Air Limbah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-71 Tabel 6.38 Cakupan Pelayanaan Sampah Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-77 Tabel 6.39 Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) ... VI-78 Tabel 6.40 Kondisi Sistem Pewadahan, Pengumpulan, Penampungan Sementara & Pengangkutan ... VI-79 Tabel 6.41 Cakupan Pengolahan Daur Ulang Sampah (3R) ... VI-80 Tabel 6.42 Kondisi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) ... VI-80 Tabel 6.43 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Sampah Kabupaten Bantul ... VI-84 Tabel 6. 44 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Air Sampah ... VI-86 Tabel 6.45 Kebutuhan Pengembangan Pengelolaan Sampah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-87

(13)

XI

Tabel 6.46 Lokasi Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta di wilayah Kabupaten Bantul ... VI-95 Tabel 6.47 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Drainase Kabupaten Bantul ... VI-97 Tabel 6. 48 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Drainase ... VI-98 Tabel 6.49 Kebutuhan Penanganan Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) di Wilayah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-99 Tabel 6.50 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-102 Tabel 7. 1 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Regional ... VII-1 Tabel 7. 2 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kabupaten/Kota ... VII-3 Tabel 7. 3 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kawasan ... VII-4 Tabel 7. 4 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ... VII-11 Tabel 8. 1 Kriteria Penapisan KLHS Usulan Program/Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-1 Tabel 8. 2 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-4 Tabel 8. 3 Analisis Kebutuhan Penangan Penduduk Miskin Kabupaten Bantul ... VIII-10 Tabel 8. 4 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Sosial RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-12 Tabel 8. 5 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-18 Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Kabupaten Bantul ... IX-4 Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Kabupaten Bantul ... IX-4 Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Bantul ... IX-5 Tabel 9.4 Alokasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Bantul ... IX-6 Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Bantul ... IX-7 Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Lima Tahun Terakhir ... IX-7 Tabel 9.7 Perkembangan DDUB Kabupaten Bantul ... IX-8 Tabel 9.8 Proyeksi (a) Pendapatan dan (b) Belanja APBD Kabupaten Bantul ... IX-9 Tabel 9.9 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan ... ... IX-11 Tabel 10. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ... X-6 Tabel 10. 2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya ... X-6 Tabel 10. 3 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X-8

(14)

XII

DAFTARGAMBAR

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... I-2 Gambar 1. 2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah ... I-3 Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9 Gambar 2. 1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya. ... II-1 Gambar 2. 2 Peta Koridor Ekonomi Indonesia MP3EI ... II-4 Gambar 3.1 DIY Dalam Konstelasi Regional Sistem Perkotaan Nasional 2028 Berdasarkan RTRWN 2008 -2028 ... III-3 Gambar 3. 2 Kawasan Strategis Nasional di DIY Berdasarkan RTRWN 2008 - 2028 ... III-5 Gambar 3.3. Struktur Ruang D.I. Yogyakarta ... III-15 Gambar 3. 4 Pola Ruang D.I. Yogyakarta ... III-19 Gambar 3.5.Kawasan Strategis D.I. Yogyakarta ... III-22 Gambar 3.6. Kawasan Strategis Nasional dan Propinsi di DIY ... III-24 Gambar 3.7 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul 2010-2030 ... III-28 Gambar 3.8. Peta Pola Ruang Kawasan Budidaya Kab. Bantul Tahun 2010-2030 ... III-35 Gambar 3.9 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bantul 2010-2030 ... III-36 Gambar 3. 10 Tema Pembangunan Pusat ekonomi dan Kegiatan Ekonomi Utama Koridor Jawa ... III-40 Gambar 3. 11 Peta Investasi Koridor Ekonomi Jawa ... III-41 Gambar 4. 1 Posisi kabupaten Bantul ... IV-1 Gambar 4. 2 Peta Administratif Kabupaten Bantul ... IV-4 Gambar 4. 3 Wilayah Perkotaan Kabupaten Bantul ... IV-5 Gambar 4. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelompok Umur, 2013 . IV-6 Gambar 4. 5 Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan ... IV-6 Gambar 4. 6 Struktur Penduduk Kabupaten Bantul Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013 ... IV-7 Gambar 4. 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan ... IV-8 Gambar 4. 8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2013-2019 ... IV-8 Gambar 4. 9 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul, 2013 ... IV-9 Gambar 4. 10 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kab. Bantul Tahun 2013 (BPS, 2014) .. IV-9 Gambar 4. 11 Distribusi Persentase Penduduk Kecamatan Kabupaten Bantul ... IV-10 Gambar 4. 12 Kondisi Ketinggian Tanah Kabupaten Bantul ... IV-12 Gambar 4. 13 Kondisi Kemiringan Tanah Kabupaten Bantul ... IV-12 Gambar 4. 14 Kondisi Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bantul ... IV-13 Gambar 4. 15 Kondisi Kedalaman Air Tanah Kabupaten Bantul ... IV-14 Gambar 4. 16 Kondisi Geologi Kabupaten Bantul ... IV-15 Gambar 4. 17 Kondisi Rawan Bencana Kabupaten Bantul ... IV-15 Gambar 4. 18 Kondisi Jenis tanah Kabupaten Bantul ... IV-16 Gambar 4. 19 Kondisi Curah Hujan Kabupaten Bantul ... IV-17 Gambar 4. 20 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul 2007-2013 ... IV-21

(15)

XIII

Gambar 4. 21 Prosentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kabupaten Bantul 2010-2013 ... IV-22 Gambar 4. 22 Distribusi Penduduk Miskin per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2013 ... IV-22 Gambar 5. 1. Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bantul 2010-2030 ... V-2 Gambar 5.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul ... V-8 Gambar 5.3 Peta Rencana Pola Ruang Kab. Bantul ... V-9 Gambar 5.4 Rencana Jaringan Air Minum Kabupaten Bantul (RISPAM,2012) ... V-15 Gambar 5. 5 Konsep Penanganan RPKPP Kab. Bantul (RPKPP, 2011) ... V-25 Gambar 5. 6 Kawasan Prioritas RPKPP Kab. Bantul (RPKPP, 2011) ... V-26 Gambar 6. 1 Lingkup Tugas PBL ... VI-21 Gambar 6. 2 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Kabupaten Bantul ... VI-45 Gambar 6. 3 Wilayah Rawan Sulit Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-45 Gambar 6. 4 Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Bantul ... VI-53 Gambar 6. 5 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM ... VI-55 Gambar 6. 6 Jaringan Air Limbah Sistem Terpusat Kabupaten Bantul ... VI-67 Gambar 6. 7 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat/On-Site dan Komunal ... VI-73 Gambar 6. 8 Skema Pendanaan Kegiatan Pengembangan IPAL ... VI-74 Gambar 6. 9 Potensi Timbulan Sampah Kab. Bantul ... VI-78 Gambar 6. 10 Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Bantul ... VI-81 Gambar 6. 11 Skema Pola Pengelolaan Sampah Kab. Bantul ... VI-82 Gambar 6. 12 Sistem Pengelolaan Sampah ... VI-90 Gambar 6. 13 Sistem Drainase Utama (Sungai) di Kabupaten Bantul ... VI-93 Gambar 6. 14 Jaringan Drainase Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-94 Gambar 6. 15 Lokasi Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta Kabupaten Bantul ... VI-96 Gambar 6. 16 Sistem Drainase Perkotaan ... VI-101 Gambar 9.1 Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja APBD Kabupaten Bantul dalam Lima Tahun Terakhir ... IX-5 Gambar 9.2 Perkembangan Proporsi Belanja APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... IX-8 Gambar 10. 1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bantul ... X-5

(16)

XIV

DAFTARISTILAH

3R

(Reduce,Reuse, Recycle)

Upaya pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang layak pakai.

Air baku Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah

dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum

Air limbah permukiman

Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

Air minum Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum langsung

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data jabatan yang

diolah menjadi informasi jabatan

Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu pembangunan

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah

(17)

XV APBN (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang ditetapkan melalui Undang-Undang Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

Black water Air limbah yang berasal dari WC atau tinja manusia

BUMD Badan usaha yang pendirianya diprakarsai oleh pemerintah daerah

dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara

BUMN Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara

CSR (Corporate Social

Responsibility)

Tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada

DAK (Dana Alokasi Khusus)

Dana Alokasi Khusus / dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuaidengan prioritas nasional

DED Detailed Engineering Design

DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama)

Dana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama Pemerintah dan pemerintah daerah

Drainase perkotaan

Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.

DSCR (Debt Service Cost Ratio)

Rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Grey Water Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak, dan cuci

HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara

IMB Izin Mendirikan Bangunan

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.

IPL (Instalasi Pengolahan Leacheate)

Instalasi pengolahan yang berada di TPA dan dirancang untuk mengolah air lindi/leacheate agar aman bagi lingkungan ketika dibuang ke lingkungan.

IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

Instalasi pengolahan air limbah yang dirancang untuk hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobak tinja.

Kebijakan Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untuk mencapai tujuan

Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

(18)

XVI

Strategis) dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau

kebijakan, rencana, dan/atau program

Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang

berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta)

Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian kerjasama

atau pemberian izin pengusahaan antara Menteri/Kepala

Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha

KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah

NPS (Net Public Saving)

Sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk pembangunan

Organisasi Kesatuan yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang

relatif dapat diidentifikasi, dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.

P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pembiayaan Daerah

Semua penerimaan daerah yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan diterima kembali

Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah

Pendapatan Daerah

Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan

Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung

Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan

perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan

Permukiman

kumuh Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh

aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan

PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat

(19)

XVII

yang dikoordinasikan instasi pemerintah

PSD Prasarana Sarana Dasar

PUG

(Pengarusutamaan Gender)

Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

Readiness Criteria Kriteria Kesiapan Reformasi

Birokrasi

Upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar

terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

menyangkut aspek-aspek organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur

RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum

RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RSH (Rumah Sehat Sederhana)

Rumah yang dibangun dengan standar bahan bangunan dan konstruksi sederhana namun tetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah

RPKPP Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

RSPK Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (untuk Propinsi selain DKI

Jakarta)

RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

RTH

(RuangTerbuka Hijau)

Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam

RTH Privat Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Swasta/ Pribadi

RTH Publik Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Pemerintah dan

dimiliki masyarakat publik

RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah

Rumah susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan

yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama

Saluran Drainase

primer Saluran yang menerima masukan dari saluran sekunder. Saluran ini relatif besar dan terletak paling hilir. Aliran dari drainase primer langsung disalurkan ke badan air.

Saluran Drainase

Sekunder Saluran yang menerima masukan dari saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Sampah B3 Sampah yang bermuatan Bahan Beracun Berbahaya yang dalam

penanganannya perlu penanganan khusus. Sanitasi sistem

setempat (on-site)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual

(20)

XVIII

terpusat (offsite) batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumahrumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Satgas RPI2-JM Satuan Tugas Penyusun Rencana Terpadu & Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu)

Satuan kerja yang melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidak dilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat dan Satker UPT Pusat

SOP (Standar Operasi Prosedur)

Serangkain petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah

SPM (Standar Pelayanan Minimal)

Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal

SPPIP Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SSK Strategi Sanitasi Kota

Strategi Langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi

Tangki septic Bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik

tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan

Tangki septic komunal

Bangunan tangki septic yang digunakan secara bersama-sama oleh 2 atau lebih KK

Tata Laksana Sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan

TPA (tempat pemrosesan akhir)

Tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya

TPA Regional Tempat pemrosesan akhir sampah yang digunakan oleh lebih dari 1 kab/kota secara bersama-sama.

TPS 3R Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang sampah skala kawasan. UKL- UPL (Upaya

Pengelolaan lingkungan dan upaya

pemantauan lingkungan)

Pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan.

(21)

III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I LEMBAR PENGESAHAN ... II DAFTAR ISI ... III DAFTAR TABEL ... IX DAFTAR GAMBAR ... XIII DAFTAR ISTILAH ... XVI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM ... I-2 1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JMBidang Pekerjaan Umum ... I-3 1.4 Maksud dan Tujuan ... I-4 1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-4 1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-5 1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-7 1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya ... II-1 2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya ... II-2 2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 ... II-2 2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 ... II-3 2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ... II-4 2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia .... II-4 2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus ... II-5 2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan ... II-5 2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang Cipta Karya ... II-5

(22)

IV

2.4 Amanat Internasional ... II-10 2.4.1 Agenda Habitat ... II-10 2.4.2 Konferensi Rio+20 ... II-10 2.4.3 Millenium Development Goals ... II-11 2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 ... II-11

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN BANTUL

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPI2-JM ... III-1 3.1.1 RTRW Nasional ... III-1 3.1.2 RTR Kawasan Strategis Nasional ... III-4 3.1.3 RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6 3.1.3.1 Arahan Struktur Ruang RTR Pulau Jawa-Bali ... III-6 3.1.3.2 Pola Ruang DIY Berdasarkan RTR Pulau Jawa-Bali ... III-9 3.1.4 RTRW Provinsi D.I. Yogyakarta ... III-14 3.1.4.1 Rencana Struktur Ruang DIY ... III-14 3.1.4.2 Rencana Pola Ruang DIY ... III-18 3.1.4.3 Kawasan Strategis DIY ... III-21 3.1.5 RTRW Kabupaten Bantul ... III-25 3.1.5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul ... III-25 3.1.5.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantul ... III-29 3.1.5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Bantul ... III-35 3.2 Arahan Strategis Nasional ... III-37 3.2.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) ... III-37 3.2.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ... III-37 3.2.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ... III-38 3.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) ... III-38 3.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ... III-42

BAB IV PROFIL KABUPATEN BANTUL

4.1 Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah ... IV-1 4.2 Gambaran Demografi ... IV-5 4.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... IV-5

(23)

V

4.2.2 Laju Pertambahan dan Kepadatan Penduduk ... IV-7 4.3 Gambaran Topografi ... IV-10 4.4 Gambaran Geohidrologi ... IV-13 4.5 Gambaran Geologi ... IV-14 4.6 Gambaran Klimatologi ... IV-16 4.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi ... IV-19

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANTUL

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ... V-1 5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ... V-2 5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ... V-12 5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... V-13 5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... V-16 5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... V-17 5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Kabupaten ... V-18 5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ... V-24 5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Kawasan ... V-27

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1 Pengembangan Permukiman ... VI-1 6.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-1 6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-5 6.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ... VI-10 6.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Permukiman ... VI-12 6.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-15 6.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI-19 6.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-19 6.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-22 6.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI-28 6.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ... VI-29 6.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-34 6.3 Penyediaan Air Minum ... VI-37 6.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-37 6.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI-38

(24)

VI

6.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ... VI-50 6.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Penyediaan Air Minum ... VI-53 6.3.5 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-56 6.4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman ... VI-62 6.4.1 Air Limbah ... VI-62 6.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-62 6.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-63 6.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah ... VI-70 6.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah ... VI-72 6.4.2 Persampahan ... VI-75

6.4.2.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

VI-75

6.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-76 6.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan ... VI-86 6.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Persampahan ... VI-88 6.4.3 Drainase ... VI-90 6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI-90 6.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan ... VI-91 6.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ... VI-98 6.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Drainase ... VI-100 6.4.4 Usulan Program dan Kegiatan ... VI-101

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

7.1 Keterpaduan Program Entitas Regional ... VII-1 7.2 Keterpaduan Program Entitas Kabupaten/Kota ... VII-2 7.3 Keterpaduan Program Entitas Kawasan ... VII-3 7.4 Keterpaduan Program Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ... ... VII-10

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN & SOSIAL

8.1 Aspek Lingkungan ... VIII-1 8.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ... VIII-1 8.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH ... VIII-3 8.2 Aspek Sosial ... VIII-10

(25)

VII

8.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10 8.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... VIII-10 8.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ... ... VIII-18

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN

9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya ... IX-1 9.2 Profil APBD Kabupaten Bantul ... IX-3 9.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-6 9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun ... IX-6 9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5 Tahun ... IX-7 9.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir ... IX-8 9.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-9 9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan ... IX-9 9.4.2 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 tahun ke depan ... ... IX-11 9.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

... IX-11 9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... IX-11 9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX-12

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN

10.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X-1 10.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini ... X-3 10.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-3 10.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-5 10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusi (SDM) Bidag Cipta Karya ... X-6 10.3 Analisis Kelembagaan ... X-7 10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya ... X-7 10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ... X-7

(26)

VIII

10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ... X-7 10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan ... X-7 10.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ... X-9 10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian ... X-9 10.4.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ... X-9 10.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ... X-10

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

11.1 Matriks Program Investasi RPI2-JM ... XI-1 11.2 Matriks Keterpaduan Program Investasi RPI2-JM ...

(27)

IX

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN .... III-1 Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... III-2 Tabel 3.3 Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... III-4 Tabel 3.4 Strategi Operasional Sistem Perkotaan Nasional di DIY ... III-6 Tabel 3.5 Strategi Operasional Sistem Jaringan Nasional di DIY ... III-7 Tabel 3.6 Strategi Operasional Kawasan Lindung Nasional di DIY ... III-9 Tabel 3.7 Strategi Operasional Kawasan Budidaya Nasional di DIY ... III-12 Tabel 3.8 Kawasan Lindung dan Budidaya DIY ... III-20 Tabel 3.9. Rencana Kawasan Strategis Nasional di DIY berdasarkan RTRWN ... III-37 Tabel 3.10 Rencana Pusat Kegiatan Nasional Nasional (PKN) di DIY berdasarkan RTRWN

... III-3 Tabel 3. 11 Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di Koridor Jawa ... III-42

Tabel 4. 1 Jumlah Desa, Pedukuhan, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul ... IV-2 Tabel 4. 2 Status Desa (Pedesaan/Perkotaan) Kabupaten Bantul ... IV-2 Tabel 4. 3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bantul (1961 – 2010) ... IV-7 Tabel 4. 4 Ketinggian Wilayah Kabupaten Bantul Per Kecamatan ... IV-11 Tabel 4. 5 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau RinginHarjo, Nyemengan, Gandok, Kota gede ... IV-17 Tabel 4. 6 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau Pundong, Barongan, Ngetak, Gedongan ... IV-18 Tabel 4. 7 Pola Curah Hujan Kabupaten Bantul Tahun 2013 Berdasarkan Stasiun Pemantau Piyungan, Sedayu, Ngestiharjo, Dlingo ... IV-18 Tabel 4. 8 Kontribusi Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Bantul 2009-2013 . IV-19 Tabel 4. 9 PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar ... IV-20 Tabel 4.10 PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar ... IV-20

Tabel 5.1. Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Bantul ... V-5 Tabel 5.2. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Bantul (KSK) berdasarkan RTRW V-10 Tabel 5.3. Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Sleman terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... V-10 Tabel 5.4 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Bantul ... V-18 Tabel 5.5 Tujuan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten Bantul ... V-19 Tabel 5.6 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Bantul ... V-27

(28)

X

Tabel 6.2 Data Kegiatan Peningkatan Infrastruktur RSH di Kabupaten Bantul ... VI-7 Tabel 6.3 Data Kondisi Rusunawa MBR di Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.4 Data Kondisi Pengembangan Kawasan Perdesaan Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.5 Data Kondisi Kawasan Rawan Bencana Tahun 2014 ... VI-7 Tabel 6.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul ... VI-8 Tabel 6.7 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengembangan Permukiman ... VI-10 Tabel 6.8 Kebutuhan & Target Program Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-11 Tabel 6.9 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-16 Tabel 6.10 Peraturan Daerah Bangunan Gedung Kabupaten Bantul ... VI-23 Tabel 6.11 Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul ... VI-24 Tabel 6.12 Penanganan Kebakaran Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24 Tabel 6.13 Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24 Tabel 6.14 Kawasan Tradisional Bersejarah Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... VI-24 Tabel 6.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul ... VI-26 Tabel 6.16 Kebutuhan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-28 Tabel 6.17 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-35 Tabel 6.18 Cakupan Pelayanan Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.19 Gambaran Umum Pelayanan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.20 Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-39 Tabel 6.21 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan PDAM Kabupaten Bantul ... VI-40 Tabel 6.22 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Perdesaan Kabupaten Bantul ... VI-41 Tabel 6.23 Daerah Sulit Air Bersih Kabupaten Bantul ... VI-44 Tabel 6.24 Tarif Air PDAM Kabupaten Bantul ... VI-46 Tabel 6.25 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-49 Tabel 6. 26 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Penyediaan Air Minum ... VI-50 Tabel 6.27 Analisis Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-51 Tabel 6.28 Kebutuhan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-52 Tabel 6.29 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM ... VI-55

(29)

XI

Tabel 6.30 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-57 Tabel 6.31 Cakupan Pelayanaan Air Limbah Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-64 Tabel 6.32 Cakupan Pelayanaan Sistem Setempat (On Site) Kabupaten Bantul ... VI-64 Tabel 6.33 Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem Komunal Berbasis Masyarakat ... VI-65 Tabel 6.34 Cakupan Pelayanan Sistem Terpusat IPAL Sewon ... VI-65 Tabel 6.35 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Bantul ... VI-69 Tabel 6.36 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Air Limbah ... VI-70 Tabel 6.37 Kebutuhan Pengembangan Air Limbah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-71 Tabel 6.38 Cakupan Pelayanaan Sampah Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-77 Tabel 6.39 Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) ... VI-78 Tabel 6.40 Kondisi Sistem Pewadahan, Pengumpulan, Penampungan Sementara & Pengangkutan ... VI-79 Tabel 6.41 Cakupan Pengolahan Daur Ulang Sampah (3R) ... VI-80 Tabel 6.42 Kondisi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) ... VI-80 Tabel 6.43 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Sampah Kabupaten Bantul ... VI-84 Tabel 6. 44 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Air Sampah ... VI-86 Tabel 6.45 Kebutuhan Pengembangan Pengelolaan Sampah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-87 Tabel 6.46 Lokasi Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta di wilayah Kabupaten Bantul

... VI-95 Tabel 6.47 Hasil Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengelolaan Drainase Kabupaten Bantul ... VI-97 Tabel 6. 48 Tantangan Pemenuhan Target SPM Sektor Pengelolaan Drainase ... VI-98 Tabel 6.49 Kebutuhan Penanganan Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) di Wilayah Kabupaten Bantul untuk Lima Tahun Ke Depan ... VI-99 Tabel 6.50 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VI-102

Tabel 7. 1 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Regional ... VII-1 Tabel 7. 2 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kabupaten/Kota ... VII-3 Tabel 7. 3 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Kawasan ... VII-4 Tabel 7. 4 Keterpaduan Program Kegiatan Berdasarkan Entitas Lingkungan/Komunitas Pengembangan Permukiman ... VII-11

(30)

XII

Tabel 8. 1 Kriteria Penapisan KLHS Usulan Program/Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-1 Tabel 8. 2 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Kegiatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-4 Tabel 8. 3 Analisis Kebutuhan Penangan Penduduk Miskin Kabupaten Bantul ... VIII-10 Tabel 8. 4 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Sosial RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-12 Tabel 8.5 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2015-2019 ... VIII-18

Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Kabupaten Bantul ... IX-4 Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Kabupaten Bantul ... IX-4 Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Kabupaten Bantul ... IX-5 Tabel 9.4 Alokasi APBN Cipta Karya di Kabupaten Bantul ... IX-6 Tabel 9.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Bantul ... IX-7 Tabel 9.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Lima Tahun Terakhir ... IX-7 Tabel 9.7 Perkembangan DDUB Kabupaten Bantul ... IX-8 Tabel 9.8 Proyeksi (a) Pendapatan dan (b) Belanja APBD Kabupaten Bantul ... IX-9 Tabel 9.9 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Ke Depan ... ... IX-11

Tabel 10. 1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ... X-6 Tabel 10. 2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya ... X-6 Tabel 10. 3 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X-8

(31)

XIII

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... I-2 Gambar 1. 2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah ... I-3 Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-8 Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I-9

Gambar 2. 1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya. ... II-1 Gambar 2. 2 Peta Koridor Ekonomi Indonesia MP3EI ... II-4

Gambar 3. 1 DIY Dalam Konstelasi Regional Sistem Perkotaan Nasional 2028 Berdasarkan RTRWN 2008 -2028 ... III-3 Gambar 3. 2 Kawasan Strategis Nasional di DIY Berdasarkan RTRWN 2008 - 2028 ... III-5 Gambar 3. 3 Struktur Ruang D.I. Yogyakarta ... III-15 Gambar 3. 4 Pola Ruang D.I. Yogyakarta ... III-19 Gambar 3. 5 Kawasan Strategis D.I. Yogyakarta ... III-22 Gambar 3. 6 Kawasan Strategis Nasional dan Propinsi di DIY ... III-24 Gambar 3. 7 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul 2010-2030 ... III-28 Gambar 3. 8 Peta Pola Ruang Kawasan Budidaya Kab. Bantul Tahun 2010-2030 ... III-35 Gambar 3. 9 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bantul 2010-2030 ... III-36 Gambar 3.10 Tema Pembangunan Pusat ekonomi dan Kegiatan Ekonomi Utama Koridor Jawa ... III-40 Gambar 3.11 Peta Investasi Koridor Ekonomi Jawa ... III-41

Gambar 4. 1 Posisi kabupaten Bantul ... IV-1 Gambar 4. 2 Peta Administratif Kabupaten Bantul ... IV-4 Gambar 4. 3 Wilayah Perkotaan Kabupaten Bantul ... IV-5 Gambar 4. 4 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kelompok Umur, 2013 IV-6 Gambar 4. 5 Sex Ratio Penduduk Menurut Kecamatan ... IV-6 Gambar 4. 6 Struktur Penduduk Kabupaten Bantul Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013 ... IV-7 Gambar 4. 7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan ... IV-8 Gambar 4. 8 Proyeksi Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2013-2019 ... IV-8 Gambar 4. 9 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul, 2013 ... IV-9 Gambar 4. 10 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kab. Bantul Tahun 2013 (BPS, 2014) .. IV-9

(32)

XIV

Gambar 4. 11 Distribusi Persentase Penduduk Kecamatan Kabupaten Bantul ... IV-10 Gambar 4. 12 Kondisi Ketinggian Tanah Kabupaten Bantul ... IV-12 Gambar 4. 13 Kondisi Kemiringan Tanah Kabupaten Bantul ... IV-12 Gambar 4. 14 Kondisi Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bantul ... IV-13 Gambar 4. 15 Kondisi Kedalaman Air Tanah Kabupaten Bantul ... IV-14 Gambar 4. 16 Kondisi Geologi Kabupaten Bantul ... IV-15 Gambar 4. 17 Kondisi Rawan Bencana Kabupaten Bantul ... IV-15 Gambar 4. 18 Kondisi Jenis tanah Kabupaten Bantul ... IV-16 Gambar 4. 19 Kondisi Curah Hujan Kabupaten Bantul ... IV-17 Gambar 4. 20 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul 2007-2013 ... IV-21 Gambar 4. 21 Prosentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kabupaten Bantul 2010-2013

... IV-22 Gambar 4. 22 Distribusi Penduduk Miskin per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2013

... IV-22

Gambar 5. 1 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bantul 2010-2030 ... V-2 Gambar 5. 2 Peta Rencana Struktur Ruang Kab. Bantul ... V-8 Gambar 5. 3 Peta Rencana Pola Ruang Kab. Bantul ... V-9 Gambar 5. 4 Rencana Jaringan Air Minum Kabupaten Bantul (RISPAM,2012) ... V-15 Gambar 5. 5 Konsep Penanganan RPKPP Kab. Bantul (RPKPP, 2011) ... V-25 Gambar 5. 6 Kawasan Prioritas RPKPP Kab. Bantul (RPKPP, 2011) ... V-26

Gambar 6. 1 Lingkup Tugas PBL ... VI-21 Gambar 6. 2 Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Kabupaten Bantul ... VI-45 Gambar 6. 3 Wilayah Rawan Sulit Air Minum Kabupaten Bantul ... VI-45 Gambar 6. 4 Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Bantul ... VI-53 Gambar 6. 5 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM ... VI-55 Gambar 6. 6 Jaringan Air Limbah Sistem Terpusat Kabupaten Bantul ... VI-67 Gambar 6. 7 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat/On-Site dan Komunal ... VI-73 Gambar 6. 8 Skema Pendanaan Kegiatan Pengembangan IPAL ... VI-74 Gambar 6. 9 Potensi Timbulan Sampah Kab. Bantul ... VI-78 Gambar 6. 10 Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Bantul ... VI-81 Gambar 6. 11 Skema Pola Pengelolaan Sampah Kab. Bantul ... VI-82 Gambar 6. 12 Sistem Pengelolaan Sampah ... VI-90 Gambar 6. 13 Sistem Drainase Utama (Sungai) di Kabupaten Bantul ... VI-93 Gambar 6. 14 Jaringan Drainase Eksisting Kabupaten Bantul ... VI-94 Gambar 6. 15 Lokasi Genangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta Kabupaten Bantul ... VI-96 Gambar 6. 16 Sistem Drainase Perkotaan ... VI-101

(33)

XV

Gambar 9.1 Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja APBD Kabupaten Bantul dalam Lima Tahun Terakhir ... IX-5 Gambar 9.2 Perkembangan Proporsi Belanja APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantul Tahun 2014 ... IX-8

(34)

XVI

DAFTAR ISTILAH

3R

(Reduce,Reuse, Recycle)

Upaya pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang layak pakai.

Air baku Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum

Air limbah permukiman

Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

Air minum Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum langsung

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan

Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu pembangunan

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang ditetapkan melalui Undang-Undang Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

Black water Air limbah yang berasal dari WC atau tinja manusia

BUMD Badan usaha yang pendirianya diprakarsai oleh pemerintah daerah dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara BUMN Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara

CSR (Corporate Social

Responsibility)

Tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada

DAK (Dana Alokasi Khusus)

Dana Alokasi Khusus / dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuaidengan prioritas nasional

(35)

XVII

DED Detailed Engineering Design

DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama)

Dana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama Pemerintah dan pemerintah daerah

Drainase perkotaan

Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.

DSCR (Debt Service Cost Ratio)

Rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah

Grey Water Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak, dan cuci

HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara

IMB Izin Mendirikan Bangunan

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.

IPL (Instalasi Pengolahan Leacheate)

Instalasi pengolahan yang berada di TPA dan dirancang untuk mengolah air lindi/leacheate agar aman bagi lingkungan ketika dibuang ke lingkungan.

IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)

Instalasi pengolahan air limbah yang dirancang untuk hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobak tinja.

Kebijakan Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untuk mencapai tujuan Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program

Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta)

Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian kerjasama atau pemberian izin pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha

KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah

NPS (Net Public

Saving) Sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk pembangunan

Organisasi Kesatuan yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi, dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.

P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

(36)

XVIII

Asli Daerah) perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pembiayaan Daerah

Semua penerimaan daerah yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan diterima kembali

Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah

Pendapatan Daerah

Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan

Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung

Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan

Permukiman kumuh

Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan

PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan instasi pemerintah

PSD Prasarana Sarana Dasar

PUG

(Pengarusutamaan Gender)

Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

Readiness Criteria Kriteria Kesiapan Reformasi

Birokrasi Upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur

RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum

RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RSH (Rumah Sehat Sederhana)

Rumah yang dibangun dengan standar bahan bangunan dan konstruksi sederhana namun tetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data: Diolah Dari Hasil Angket Penilaian Validasi Oleh Ahli Media Pengembangan Buku Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Anak Tunarungu. Dari hasil

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Jenis BAL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum dengan kode 1A5 hasil isolasi dari daging sapi yang telah mengalami postmortem selama 9 jam dan

Ayam pedaging (broiler) adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 4-5 minggu dengan tujuan menghasilkan daging.. Pertumbuhan yang paling cepat