• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMISAHAN SERUM DALAM SST TERHADAP KADAR GLUKOSA PENDERITA DIABETES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMISAHAN SERUM DALAM SST TERHADAP KADAR GLUKOSA PENDERITA DIABETES"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN (online): 2721 - 3250

 1

PENGARUH PEMISAHAN SERUM DALAM SST TERHADAP

KADAR GLUKOSA PENDERITA DIABETES

Dwi Kartika Risfianty1, Ni Made Evi Sintiya Dewi2

1,2)Program Studi Biologi FMIPA Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, Jalan Kaktus No 1-3 Mataram, 0370 641275

e-mail: 1)d0827039101@unwmataram.ac.id; 2)dewievy@gmail.com

Abstrak

Diabetes mellitus (DM) juga dapat mengakibatkan resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah termasuk diantaranya pembuluh darah di otak. Tingginya kadar glukosa dalam darah penderita diabetes mellitus (DM) akan mempengaruhi fungsi kognitif penderita. Kadar gula darah normal pada saat puasa pada umumnya di kisaran <126 mg/ dl, sedangkan pada saat tidak puasa di kisaran <200 mg/dl. Kadar glukosa darah dapat diuji dengan menggunakan glucometer hingga menggunakan metode cross sectional. Serum Separator Tube (SST) ditandai dengan tabung berwarna kuning berisi gel separator yang berfungsi untuk memisahkan serum dan sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan serum darah menggunakan SST selama 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam setelah disentrifugasi. Sampel dari penelitian ini merupakan sampel serum darah penderita diabetes mellitus (DM) yang melakukan pemeriksaan di di Laboratorium Klinik RSUP Mataram. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil 95% dengan α 0,05% dan didapatkan hasil pemeriksaan kadar glukosa pada SST tetap stabil.

Kata kunci: Glukosa, SST, Diabetes Mellitus

Effect of Serum Separation in SST on Glucose Levels of Diabetes

Patients

Abstract

Diabetes mellitus (DM) can also lead to the risk of cognitive impairment through

disorders of blood vessels including blood vessels in the brain. High levels of glucose in the blood of people with diabetes mellitus (DM) will affect the cognitive function of patients. Normal blood sugar levels during fasting are generally in the range <126 mg / dl, while when not fasting in the range <200 mg dl. Blood glucose levels can be tested using a glucometer to use the cross sectional method. Serum Separator Tube (SST) is characterized by a yellow tube containing a separator gel that functions to separate serum and blood cells. This study aims to determine the effect of blood serum storage time using SST for 0 hours, 2 hours, 4 hours, 6 hours and 8 hours after centrifugation. The sample of this study was a sample of blood serum of patients with diabetes mellitus (DM) who performed an examination at Mataram Hospital Clinical Laboratory. Based on statistical tests obtained 95% results with α 0.05% and obtained results of the examination of glucose levels in SST remained stable.

Keywords: Glucose, SST, Diabetes Mellitus

Pendahuluan

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang diakibatkan oleh

kelainan kerja insulin, sekresi insulin, atau gangguan keduanya dalam waktu yang

bersamaan (Tsalissavrina dkk, 2018). Diabetes mellitus (DM) juga dapat

mengakibatkan resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah termasuk diantaranya pembuluh darah di otak. Penderita diabetes mellitus (DM)

(2)

pancreas yang berfungsi untuk memproduksi insulin tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup (Saputra dkk, 2018). Insulin berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi energy dan sintesis lemak. Rendahnya produksi insulin dapat mengakibatkan tingginya kadar glukosa dalam darah.

Tingginya kadar glukosa dalam darah penderita diabetes mellitus (DM) akan mempengaruhi fungsi kognitif penderita. Glukosa darah merupakan bahan bakar yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan fungsi syaraf hingga fungsi otak (). Glukosa pada penderita diabetes mellitus (DM) tidak dapat digunakan secara langsung akibat kurangnya produksi insulin. Tingginya kadar glukosa dalam darah biasa disebut dengan hiperglikemia. Kadar gula darah normal pada saat puasa pada umumnya di kisaran <126 mg/ dl, sedangkan pada saat tidak puasa di kisaran <200 mg/dl (Aulia dkk. 2019). Hiperglikemia yang ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia dan pandangan kabur.

Pengukuran kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus (DM) dapat dilakukan dengan berbagai metode. Kadar glukosa darah dapat diuji dengan

menggunakan glucometer (Saputra dkk, 2018) hingga menggunakan metode cross

sectional (Tsalissavrina dkk, 2018). Pemisahan serum dari sel darah harus segera

dilakukan untuk menghindari penurunan kadar glukosa darah akibat glikolisis (Herawati, 2019). Komponen-komponen darah akan mengalami perubahan seiring lamanya waktu penyimpanan darah (Wahyuningsih, 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah dkk (2019), suhu dan lamanya waktu penyimpanan akan mempengaruhi kadar glukosa darah.

Serum Separator Tube (SST) ditandai dengan tabung berwarna kuning berisi

gel separator yang berfungsi untuk memisahkan serum dan sel darah. Setelah dilakukan pemisahan dengan alat sentrifugasi, serum darah akan berada dibagian atas

gel sedangkan plasma darah akan berada dibawah gel. Serum Separator Tube (SST)

pada umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia, imunologi dan serologi (Nurmubasyiroh, A. 2018). Gel separator berfungsi untuk memastikan stabilitas analit

yang lebih besar dari waktu ke waktutanpa adanya pengaruh dari lama penyimpanan

(Munasika dkk. 2019). Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemisahan Serum Dalam SST Terhadap Kadar Glukosa Penderita Diabetes”.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Klinik RSUP Mataram pada bulan Oktober 2019 - November 2019. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental. Sampel serum darah diperoleh dari pasien penderita Diabetes Mellitus (DM) yang melakukan pemeriksaan kadar glukosa di Laboratorium Klinik RSUP Mataram dengan kriteria khusus sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Pasien tidak mengkonsumsi obat-batan yang mempengaruhi kadar glukosa dan pengencer darah.

2. Sampel tidak lisis.

3. Hasil pemeriksaan awal berupa eritrosit dan leukosit darah normal.

Kriteria Eksklusi :

1. Pasien mengkonsumsi obat-batan yang mempengaruhi kadar glukosa dan pengencer darah.

2. Sampel lisis.

3. Hasil pemeriksaan awal berupa eritrosit dan leukosit darah tinggi.

(3)

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel dari pasien penderita diabetes mellitus (DM) di Laboratorium Klinik RSUP Mataram. Kadar glukosa sampel serum dengan perlakuan pemeriksaan 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam setelah sentrifugasi dengan menggunakan Serum Separator Tube (SST). Hasil pemeriksaan kadar glukosa yang diperiksa menggunakan Cobas Integra 400 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1 Kadar Glukosa Yang Diperiksa Menggunakan Cobas Integra 400

T0 (Kontrol)

Perlakuan (Tabung

SST)

Kadar Glukosa serum (mg/dL) Total Perlakuan Rerata (Tx) Selisih (T0-Tx) 1 2 3 4 5 92,5 T1 (0 jam) 89,0 85,9 84,0 100,00 82,9 441,8 88,36 4,14 T2 (2 jam) 88,8 85,3 84,3 101,1 81,9 441,4 88,28 4, 22 T3 (3 jam) 88,9 84,5 85,2 99,8 82,5 440,9 88,18 4,32 T4 (6 jam) 87,6 86,0 85,9 99,9 82,0 441,4 88,28 4,22 T5 (8 jam) 88,8 85,4 85,4 100,4 81,5 441,5 88,3 4,20 GT 2207 GM 441,4

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rerata kadar glukosa

menggunakan Serum Separator Tube (SST) yaitu 88,36 mg/dL (0 jam), 88,28 mg/dL (2

jam), 88,18 mg/dL (4 jam), 88,28 mg/dL (6 jam) dan 88,30 mg/dL (8 jam). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa kadar glukosa pada Serum Separator Tube (SST) tidak mengalami penurunan atau kenaikan yang berarti sehingga dapat dikatakan

bahwa kadar glukosa yang disimpan dengan menggunakan Serum Separator Tube

(SST) stabil meskipun sudah disimpan hingga 8 jam setelah dilakukan sentrifugasi. Hal tersebut membuktikan bahwa gel separator yang terdapat pada tabung bekerja secara maksimal sehingga lama waktu penyimpanan tidak mempengaruhi kadar glukosa pada serum darah. Pemeriksaan kadar glukosa pada Serum Separator Tube (SST) diuji menggunakan tiga jenis uji yang berbeda yaitu uji Kolmogorov-Smirnov (uji normalitas), uji Levene’s (uji homogenitas varians), dan terakhir menggunakan uji one way anova. Adapun data hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Waktu Pemisah

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Serum Separator Tube (mg/dL) 0 jam 2 jam 4 jam 6 jam 8 jam .263 5 .200* .273 5 .200* .267 5 .200* .340 5 .060* .272 5 .200*

Pada tabel normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

kadar glukosa pada perlakuan 0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam memiliki tingkat signifikan lebih besar dari P (α = 0,05). Berarti data yang dianalisis menggunakan

Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil distribusi normal. Data hasil uji homogenitas

varians adalah uji Levene’s. Data hasil dari uji Levene’s dapat dilihat pada table dibawah ini :

(4)

Tabel 3 Uji Levene’s (Uji Homogenitas Varians)

Levene Statisti

df1 df2 Sig.

Serum Separator Tube (mg/dL)

Base on Mean Base on Median Base on Median and

Base on trimmed mean .016 4 20 .999 .012 4 20 1.000 .012 4 19.82 1.000 .020 4 20 .999

Tabel diatas menunjukkan hasil penyimpanan serum glukosa menggunakan

Serum Separator Tube (SST) memiliki tingkat kepercayaan hingga 95% dengan tingkat

signifikan lebih besar dari P (α = 0,05). Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan hasil varians homogen. Uji one way Anova dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pemisahan sampel serum dalam tabung Serum Separator Tube (SST). Data dari hasil uji one way Anova dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4 Uji One Way Anova

N Mean Std. Sig.

Serum Separator Tube (mg/dL) 0 jam 2 jam 4 jam 6jam 8 jam Total 5 5 5 5 5 25 88.3600 88.2800 88.1800 88.2800 88.300 88.2800 6.90601 7.58367 6.89616 6.81520 7.24086 6.47637 1.000

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan pemeriksaan kadar glukosa pada Serum Separator Tube (SST) adalah 1.000. oleh karena itu probabilitas > α 0,05 berarti tidak ada pengaruh lama pemisahan sampel serum terhadap kadar glukosa serum. Pemeriksaan kadar glukosa darah merupakan pemeriksaan penyaring (screening) untuk mendiagnosis penyakit Diabetes Mellitus (DM). Oleh karena itu pemeriksaan kadar glukosa yang akurat diperlukan untuk mendiagnosis penyakit Diabetes Mellitus (DM) secara tepat. Sampel darah sebaiknya diambil dalam keadaan pasien telah melakukan puasa 8 jam. Jika serum tidak bias segera dipisahkan dalam waktu 60 menit maka sebaiknya pengambilan specimen menggunakan tabung yang mengandung glycolytic inhibitor.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh lama pemisahan sampel serum menggunakan SST tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar glukosa serum penderita diabetes.

Daftar Pustaka

Tsalissavrina1, I., et al. 2018. Hubungan Lama Terdiagnosa Diabetes Dan Kadar Glukosa Darah Dengan Fungsi Kognitif Penderita Diabetes Tipe 2 Di Jawa Timur. Jurnal Action: Aceh Nutrition Journal 3 (1): 28-33.

Saputra, M.R., Elsa, Y & Ramadhan, S. (2018). Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah

(Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap Glukosa Darah Mencit (Mus

Musculus L.) Jantan Yang Diinduksi Sukrosa. Eksakta (1).

Aulia, M.S., Maman, A & Aji, G.P. 2019. Pendeteksian Kadar Glukosa dalam Darah pada Gejala Diabetes Tipe 1 menggunakan Algoritma K-Nearest Neighbor

(5)

Wahyuningsih, R. 2019. Pengaruh Lama Penyimpanan Kantong Transfusi Darah Terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin Pada Pasien Post Transfusi Post Operasi Tulang Belakang Di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.Skripsi. Surakarta : Universitas Setia Budi.

Fadhilah, F., Ani, R & Anggi, N. 2019. Efektifitas Suhu Dan Lama Penyimpanan Pada Preparasi Sampel Darah Terhadap Volume Serum Pada Pemeriksaan Kadar Glukosa Puasa, Kolesterol Total Dan Trigliserida. Jurnal Teknologi Kesehatan

(Journal of Health Technology) 15 (2).

Nurmubasyiroh, A. 2018. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Serum Yang Dibuat Dengan Tabung Vacutainer No Additive Dan Clot Activator.Skripsi. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.

Munasika,G., Atik, M & Sistiyono. 2019. Perbedaan Aktivitas Enzim Alanine Aminotransferase (ALT) pada Plasma Litium Heparin dengan Penggunaan Separator Tube dan Vacutainer pada Pasien Post Hemodialisa.Skripsi. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1 Kadar Glukosa Yang Diperiksa Menggunakan Cobas Integra 400  T 0
Tabel 3 Uji Levene’s (Uji Homogenitas Varians)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) dalam memahami masalah, siswa tipe guardian melakukan proses berpikir asimilasi, tetapi tidak menuliskan syarat cukup dan syarat perlu

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PERPANGKATAN DAN AKAR BERBASIS METODE MONTESSORI Skripsi.. Yogyakarta: Program Dtudi Pendidikan Guru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 menggunakan pendekatan kontekstual materi

Individu yang stabil, baik secara mental dan fisik, sabar, teliti, daya ingat kuat ( mendukung semua deskripsi

lebih bagus dibandingkan metode Massage manual dengan melihat nilai rata-ratanya, dimana metode Hydrotherapy Massage mempunyai nilai means lebih besar (7.3333) dari

[r]

Setelah diterapkannya metode pembelajaran Pair Check pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 5 Kediri Selatan dapat dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar

diLlnpks ud Fehi $ttulsyr