• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pilot Plant Laporan Heat Exchanger

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pilot Plant Laporan Heat Exchanger"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM PILOT PLANT

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/2017

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/2017

PRAKTIKUM HEAT EXCHANGER

PRAKTIKUM HEAT EXCHANGER

MODUL :

MODUL : Shell and Tube Heat Exchanger Shell and Tube Heat Exchanger  dan dan Double Pipe Heat Exchanger  Double Pipe Heat Exchanger  PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati, MT

PEMBIMBING : Ir. Emma Hermawati, MT

Oleh: Oleh: Kelompok

Kelompok : : V V dan dan VIVI  Nama

 Nama : 1. Ghifaris Vash: 1. Ghifaris Vasha Irhamsyaa Irhamsyah h 141424013141424013 2.

2. Ghina Ghina Fauziyyah Fauziyyah 141424014141424014 3.

3. Gian Gian Mardhiansyah Mardhiansyah 141424015141424015 4.

4. Hasna Hasna Amatullah Amatullah Hanifa Hanifa 141424016141424016 5.

5. Ilham Ilham Dwi Dwi Shaputra Shaputra 141424017141424017 Kelas

Kelas : : 3A3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016 2016

Praktikum :

Praktikum : 29 Oktober 201629 Oktober 2016 Penyerahan

(2)

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Alat penukar panas (

Alat penukar panas ( Heat  Heat Exchanger Exchanger ) merupakan suatu alat yang sangat) merupakan suatu alat yang sangat  penting dalam

 penting dalam proses proses pertukaran panas. pertukaran panas. Alat Alat tersebut tersebut berfungsi untuk berfungsi untuk memindahkanmemindahkan  panas

 panas antara antara dua dua fluida fluida yang yang berbeda berbeda temperatur temperatur dan dan dipisahkan dipisahkan oleh oleh suatu suatu sekatsekat  pemisah.

 pemisah.

Alat penukar panas ada berbagai tipe dan model. Secara garis besar terbagi Alat penukar panas ada berbagai tipe dan model. Secara garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu

menjadi tiga macam, yaitu plate heat  plate heat exchanger, shell exchanger, shell and tube and tube heat exchanger,heat exchanger, dandan double pipe heat exchanger 

double pipe heat exchanger . Masing-masing jenis digunakan berdasarkan keperluan. Masing-masing jenis digunakan berdasarkan keperluan dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitupula dengan ukuran kapasitasnya. dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitupula dengan ukuran kapasitasnya.

Jenis

Jenis shell  shell and and tubetube  merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam  merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil ..

Jenis

Jenis double pipedouble pipe adalah yang paling sederhana, sehingga efektif digunakan adalah yang paling sederhana, sehingga efektif digunakan untuk laju alir massa yang tidak terlalu besar. Kelebihan lain adalah mudah untuk laju alir massa yang tidak terlalu besar. Kelebihan lain adalah mudah dioperasikan dan konstruksinya yang sederhana memudahkan dalam pembuatannya, dioperasikan dan konstruksinya yang sederhana memudahkan dalam pembuatannya,  juga

 juga murah harganymurah harganya. Model a. Model alirannya yang alirannya yang sekali lewat sekali lewat membuatmembuat pressure drop pressure dropyangyang rendah.

rendah.

1.2

1.2 TujuanTujuan a.

a. Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger 1)

1) Memahami cara kerja peralatanMemahami cara kerja peralatan shell and tube shell and tube heat exchanger heat exchanger  2)

2) Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) dengan caraMenghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) dengan cara neraca energi

neraca energi 3)

3) Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panasMengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan

keseluruhan 4)

4) Menghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yangMenghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida.

diterima fluida.  b.

 b. Double Pipe Heat ExchangerDouble Pipe Heat Exchanger 1)

1) Dapat mengoperasikan peralatan dan menguasai cara kerjaDapat mengoperasikan peralatan dan menguasai cara kerja double pipe heatdouble pipe heat exchanger 

exchanger  2)

2) Menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yangMenghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang diterima fluida dingin

(3)

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Alat penukar panas (

Alat penukar panas ( Heat  Heat Exchanger Exchanger ) merupakan suatu alat yang sangat) merupakan suatu alat yang sangat  penting dalam

 penting dalam proses proses pertukaran panas. pertukaran panas. Alat Alat tersebut tersebut berfungsi untuk berfungsi untuk memindahkanmemindahkan  panas

 panas antara antara dua dua fluida fluida yang yang berbeda berbeda temperatur temperatur dan dan dipisahkan dipisahkan oleh oleh suatu suatu sekatsekat  pemisah.

 pemisah.

Alat penukar panas ada berbagai tipe dan model. Secara garis besar terbagi Alat penukar panas ada berbagai tipe dan model. Secara garis besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu

menjadi tiga macam, yaitu plate heat  plate heat exchanger, shell exchanger, shell and tube and tube heat exchanger,heat exchanger, dandan double pipe heat exchanger 

double pipe heat exchanger . Masing-masing jenis digunakan berdasarkan keperluan. Masing-masing jenis digunakan berdasarkan keperluan dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitupula dengan ukuran kapasitasnya. dan pertimbangan teknis dan ekonominya, begitupula dengan ukuran kapasitasnya.

Jenis

Jenis shell  shell and and tubetube  merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam  merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative kecil ..

Jenis

Jenis double pipedouble pipe adalah yang paling sederhana, sehingga efektif digunakan adalah yang paling sederhana, sehingga efektif digunakan untuk laju alir massa yang tidak terlalu besar. Kelebihan lain adalah mudah untuk laju alir massa yang tidak terlalu besar. Kelebihan lain adalah mudah dioperasikan dan konstruksinya yang sederhana memudahkan dalam pembuatannya, dioperasikan dan konstruksinya yang sederhana memudahkan dalam pembuatannya,  juga

 juga murah harganymurah harganya. Model a. Model alirannya yang alirannya yang sekali lewat sekali lewat membuatmembuat pressure drop pressure dropyangyang rendah.

rendah.

1.2

1.2 TujuanTujuan a.

a. Shell and Tube Heat ExchangerShell and Tube Heat Exchanger 1)

1) Memahami cara kerja peralatanMemahami cara kerja peralatan shell and tube shell and tube heat exchanger heat exchanger  2)

2) Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) dengan caraMenghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) dengan cara neraca energi

neraca energi 3)

3) Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panasMengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan

keseluruhan 4)

4) Menghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yangMenghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida.

diterima fluida.  b.

 b. Double Pipe Heat ExchangerDouble Pipe Heat Exchanger 1)

1) Dapat mengoperasikan peralatan dan menguasai cara kerjaDapat mengoperasikan peralatan dan menguasai cara kerja double pipe heatdouble pipe heat exchanger 

exchanger  2)

2) Menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yangMenghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang diterima fluida dingin

(4)

3)

3) Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panasMengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U)

keseluruhan (U)

II.

II. DASAR TEORIDASAR TEORI

2.1

2.1 HH eeat Exchangeat Exchangerr

Alat penukar panas atau

Alat penukar panas atau Heat  Heat Exchanger Exchanger   (HE) adalah alat yang digunakan  (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan  bisa

 bisa berfungsi berfungsi sebagai sebagai pemanas pemanas maupun maupun sebagai sebagai pendingin. pendingin. Biasanya, Biasanya, mediummedium  pemanas

 pemanas dipakai dipakai adalah adalah air air yang yang dipanaskan dipanaskan sebagai sebagai fluida fluida panas panas dan dan air air biasabiasa sebagai air pendingin (

sebagai air pendingin (cooling water cooling water ). Penukar panas dirancang sebisa mungkin). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran  panas

 panas terjadi terjadi karena karena adanya adanya kontak, kontak, baik baik antara antara fluida fluida terdapat terdapat dinding dinding yangyang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (

memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact direct contact ). Penukar). Penukar  panas

 panas sangat sangat luas luas dipakai dipakai dalam dalam industri industri seperti seperti kilang kilang minyak, minyak, pabrik pabrik kimiakimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan  pendingin memindahkan pan

 pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.as mesin ke udara sekitar.

2.2

2.2 Tipe Aliran pada Alat Penukar PanasTipe Aliran pada Alat Penukar Panas

Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4

Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :macam aliran yaitu :

1.

1. Counter current flow (aliran berlawanan arah)Counter current flow (aliran berlawanan arah) 2.

2. Paralel flow/co current flow Paralel flow/co current flow (aliran searah) (aliran searah) 3.

3. Cross flowCross flow (aliran silang) (aliran silang) 4.

4. Cross counter flowCross counter flow (aliran silang berlawanan) (aliran silang berlawanan)

2.3

2.3 Jenis-jenis Penukar PanasJenis-jenis Penukar Panas

Jenis-jenis penukar panas antara lain: Jenis-jenis penukar panas antara lain:

1.

1. Plate and Frame Heat Exchanger  Plate and Frame Heat Exchanger  2.

2. Shell and Tube Heat Exchanger  Shell and Tube Heat Exchanger  3.

3. Double Pipe Heat Exchanger  Double Pipe Heat Exchanger  4.

4. Adiabatic wheel heat exchanger  Adiabatic wheel heat exchanger  5.

(5)

6. Dynamic scraped surface heat exchanger  7. Phase

 – 

 change heat exchanger 

2.4 Prinsip Kerja Heat Exchanger

2.4.1 Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas

Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.

Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat -sekat  pemisah.

2.4.2. Perpindahan Panas Secara Konduksi

Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling  berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh  perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang  berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.

2.4.3. Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.

2.4.4. Perpindahan Panas Secara Radiasi

Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana

(6)

tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika ters erap oleh benda yang lain.

Gambar 1. Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger

Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

a. Secara kontak langsung

Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh: aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible  (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.

 b. Secara kontak tak langsung

Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

2.5 Penukar Panas Cangkang dan Buluh (Shell and Tube H eat Exchanger ) Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (baffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan

(7)

sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.

Gambar 2.Shell and Tube H eat Exchanger

Jenis penukar panas shell and tube yang digunakan adalah 1 shell pass dan 2 tube  pass (1-2 Exchanger) seperti gambar dibawah ini.

(8)

Alat yang digunakan dalam praktikum mempunyai ukuran:

 Panjang pipa dan shell : 1200 mm  Diameter shell : 375 mm  Diameter pipa luar : 32 mm  Diameter pipa dalam : 27,8 mm

 Jumlah sekat : 13

Susunan pipa dalam shell dapat berbentuk in-line (a) dan staggered (b)

Gambar 4. Susunan Pipa dalam Shell

Sedangkan susunan pipa yang ada didalam alat yang digunakan adalah in-line (a) dan ratio antara Sn/D = Sp/D = 1.25. Gambar profil temperatur dari penukar  panas ini adalah:

(9)

2.6 Doubl e Pipe Heat Exchanger

Penukar panas jenis ini adalah penukar panas yang tersusun dari pipa ganda. Penukar panas jenis ini dapat dioperasikan dengan aliran co-current maupun counter-current , baik fluida panas di anulus maupun dalam pipa yang lebih kecil.

Gambar 6. Double Pipe Heat Exchanger

Mekanisme perpindahan kalordouble pipe terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur.

(10)

Gambar 8. Profil Temperatur dari Double Pipe Heat Exchanger

2.7 Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) a. Menggunakan Neraca Energi

Q = ..△

 = 

 .△

△T m = F T .△T lm Efisiensi kalor yang dipertukarkan:

 = 21 = (M.Cp.△T)2

(M.Cp.△T)1  100 %

Q2 = Kalor yang diberikan fluida panas (watt)

Q1 = Kalor yang diterima fluida dingin (watt) A = Luas Permukaan (m2)

U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)

Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)

△



 = △

△

 △

△

Untuk Aliran Counter-current

T1 = Thi –  Tco

T2 = Tho –  Tci

Untuk Aliran Co-current

T1 = Tho –  Tco

(11)

Harga F Tdapat diperoleh dari kurva dibawah :

Gambar 9. Grafik Hubungan Y terhadap FT

 b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris Untuk pipa sepanjang L:

 =

1 ℎ.

⁄ +△ .

⁄ +1 ℎ

1

 =

1

1 ℎ.2..

+ln() .2.

 +1 ℎ.2..

hi = Koefisien pindah panas konveksi inside (W/m2.K) ho = Koefisien pindah panas konveksi outside (W/m2.K) K = Koefisien Konduksi (W/m.K)

Harga (ri,ro) dan L dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.

Persamaan untuk menghitung hi

(12)



= ℎ. = 1,86 [



.



.]

/

 []

,

Untuk aliran turbulen Nre> 6000 dan L/D > 60



= ℎ. = 0,027[



 ]

,

 [



]

 ⁄

[]

,

Koreksi harga hi apabila L/D < 60 ;

2 < (L/D) < 20

ℎ′ℎ = 1+[]

,

20 < (L/D) < 60

ℎ′ℎ = 1+6[]

Untuk Aliran transisi

Gambar 10. Grafik Aliran Transisi

Persamaan Untuk Menghitung ho



= .(



)

.(



)

/

a. Shell and Tube

Harga m dan C dapat diperoleh dari tabel dibawah:

(13)

Harga D untuk menghitung Nre diperoleh dengan pendekatan :

 = √ 4.

Ae Adalah luas efektif yang dilewati fluida diantara pipa dalam anulus, yaitu luas permukaan penempang shell dikurangi jumlah luas penampang semua  pipa.

 b. Double Pipe

Tabel 2. Harga m dan C pada Susunan Pipa di Double Pipe

Untuk menghitung harga Nre diperlukan harga D efektif, yang bisa dihitung dengan rumus :

 = √ 4.

Dengan An adalah luas anulus, yaitu luas penampang yang dialiri fluida diantara dua pipa yang digunakan.

Alat penukar panas yang digunakan terdiri dari 2 pasangan ukuran pipa, yaitu: a. Pasangan 1 terdiri dari pipa 2,5 in dan 1,5 1n Sch 40 dan panjang 1,5 m  b. Pasangan 2 terdiri dari pipa 2 in dan 1 in Sch 40 dan panjang 1,5 m

Nre m C 1 - 4 0,330 0,989 4

 – 

 40 0,385 0,911 40

 – 

 4.103 0,466 0,683 4.103

 – 

 4.104 0,618 0,193 4.104

 – 

 2,5. 105 0,805 0,0266

(14)

Mengatur kerangan disesuaikan dengan  pola alirannya, yaitu co-current atau

counter-current

Mengutamakan laju alir dingin dahulu sebelum pengaturan air panas menggunakan

steam

lakukan percobaan untuk variasi aliran  panas tetap dan aliran dingin tetap. lakukan

 pengamatan setiap 5 menit sekali III. PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan a. Shell and Tube

1. Seperangkat alat shell and tube 2. Sumber steam

3. Fluida (air) b. Double Pipe

1. Seperangkat alat DPHE 2. Gelas ukur, Ember plastik 3. Steam

4. Aliran air 3.2 Prosedur Kerja

a. Shell and Tube

b. Double Pipe

Atur laju air dingin, lalu atur laju air  panas dengan menggunakan steam

Pastikan semua kerangka sudah siap

lakukan percobaan untuk variasi aliran panas tetap dan aliran dingin tetap. lakukan pengamatan setiap 5

(15)

IV. PENGOLAHAN DATA A. Shell and Tube

A.1 Laju Alir Fluida Panas Tetap

Laju Fluida Panas = 3 liter/jam

 Perhitungan

T1 dan

T2 Untuk Aliran Counter-current

Laju Fluida Dingin (L/h) Suhu (0C) T1 = Thi –  Tco T2 = Tho –  Tci

Thi Tho Tci Tco

2 66 34 22 30 11 10 3 66 33 22 36 12 9 4 60 33 24 38 14 7 5 60 32 24 38 15 6  Perhitungan

△



Laju Fluida Dingin (L/h)

△

 △

△

△

△



 = △

 △

△

△

2 1 0.10 10.49 3 3 0.29 10.43 4 7 0.69 10.10 5 9 0.92 9.82

(16)

Laju Fluida Dingin

(L/h)

Tco-Tci Thi-Tci Y =

 −

−

Thi-Tho Z =

−

−

FT

2 12 23 0.52 13 1.08 0.87 3 12 24 0.50 15 1.25 0.70 4 9 23 0.39 16 1.78 0.67 5 9 24 0.38 18 2.00 0.63  Perhitungan △T m Laju Fluida Dingin (L/menit) FT

△



 = △

 △

△

△

△

= F T  . △T lm 2 0.87 10.49 9.1263 3 0.70 10.43 7.301 4 0.67 10.10 6.767 5 0.63 9.82 6.1866  Perhitungan

 Luas Permukaan

Panjang pipa dan shell (L) : 1200 mm

Diameter shell (D) : 375 mm

Luas Permukaan (A) =

DL

=

(0.375)(1.2)

= 1.413 m2  Perhitungan Q m =

 .

Q = m.Cp. T Laju Fluida Dingin (m3/h) T1 T2 ρ1 (kg/m3) ρ2 (kg/m3) m1 (kg/h) m2 (kg/h) Cp 1 (kJ/kg oC) Cp 2 (kJ/kg0C) 0.002 11 10 999.68 999.68 2.00 2.00 4.191 4.192 0.003 12 9 999.58 999.85 3.00 3.00 4.189 4.194 0.004 14 7 999.33 999.96 4.00 4.00 4.187 4.198 0.005 15 6 999.19 999.99 5.00 5.00 4.186 4.2

(17)

Laju Fluida Dingin (L/h) Qdingin (J) Qpanas (J) η (%) 2 83813.2 92172.5 90.9308 3 113221 150741 75.1098 4 117539 234315 50.163 5 125999 313696 40.1659 Laju Fluida Dingin (L/h) A (m2) m  Qrata-rata (J) U

=

 .△

(J/m2 0C) 2 1.413 9.1263 88.021 6.82573 3 1.413 7.301 132.021 12.7973 4 1.413 6.767 176.008 18.4075 5 1.413 6.1866 219.975 25.164

A.2 Laju Alir Fluida Dingin Tetap

a. Laju Fluida Dingin Tetap = 3 liter/jam

 Perhitungan

T1 dan

T2 Untuk Aliran Counter-current

Laju Fluida Panas (L/h) Suhu (0C) T1 = Thi –  Tco T2 = Tho –  Tci

Thi Tho Tci Tco

2 47 38 24 36 36 8 3 48 38 24 36 30 16 4 49 38 26 35 22 16 5 50 36 26 35 22 18  Perhitungan

△



Laju Fluida Panas (L/h)

△

 △

△

△

△



 = △

△

 △

△

2 28 1.50 18.62 3 14 0.63 22.27 4 6 0.32 18.84 5 4 0.20 19.93

(18)

Laju Fluida

Panas (L/h) Tco-Tci Thi-Tci Y =

 −

−

Thi-Tho Z =

−

−

FT 2 8 44 0.18 36 4.50 0.66 3 14 44 0.32 28 2.00 0.82 4 14 36 0.39 20 1.43 0.85 5 14 32 0.44 14 1.00 0.88  Perhitungan△T m Laju Fluida Panas (L/menit) FT

△



 = △

 △

△

△

△

= F T  . △T lm 2 0.66 18.62 12.29 3 0.82 22.27 18.26 4 0.85 18.84 16.01 5 0.88 19.93 17.54  Perhitungan

 Luas Permukaan

Panjang pipa dan shell (L) : 1200 mm Diameter shell (D) : 375 mm Luas Permukaan (A) =

DL

=

(0.375)(1.2)

= 1.413 m2

(19)

m =

 .

Q = m.Cp. T Laju Fluida Panas (m3/h) T1 (0C) T2 (0C) ρ1 (kg/m3) ρ2 (kg/m3) m1 (kg/h) m2 (kg/h) Cp 1 (kJ/kg 0C) Cp 2 (kJ/kg oC) 0.002 36 8 993.73 999.91 1.98746 1.99982 4.178 4.213 0.003 30 16 995.71 999.03 2.98713 2.99709 4.178 4.185 0.004 22 16 997.86 999.03 3.99144 3.99612 4.181 4.185 0.005 19 18 998.49 998.68 4.99245 4.9934 4.182 4.183 Laju Fluida

Panas (L/h) Qdingin (J) Qpanas (J) η (%)

2 67401.93 298929.9 22.54774 3 200685.1 374406.9 53.60082 4 267580.2 367140.6 72.88221 5 375973.1 396690.1 94.77753 Laju Fluida Panas (L/h) A (m2) m Qrata-rata (J) U

=

 .△

(J/m2 0C) 2 1.413 12.29 183166 10550.4 3 1.413 18.26 287546 11143 4 1.413 16.01 317360 14024.5 5 1.413 17.54 386332 15586.9

(20)

Grafik 4.1.1 Hubungan Koefisien Pindah Panas Keseluruhan terhadap Laju Alir Fluida Panas Tetap

Grafik 4.1.2 Hubungan Koefisien Pindah Panas Keseluruhan terhadap Laju Alir Fluida Dingin Tetap 0 5 10 15 20 25 30 0 1 2 3 4 5 6    U     (   J     /   m    2   K     ) Laju Alir (L/h) 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 0 1 2 3 4 5 6    U     (   J     /   m    2   K     ) Laju Alir (L/h)

(21)

Grafik 4.1.3 Hubungan Efisiensi terhadap Laju Alir Fluida Panas Tetap

Grafik 4.1.4 Hubungan Efisiensi terhadap Laju Alir Fluida Dingin Tetap

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 1 2 3 4 5 6    E     f   i   s   i    e    n    s    i     (   %     ) Laju Alir (L/h) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 1 2 3 4 5 6    E     f   i   s   i    e    n    s    i     (   %     ) Laju Alir (L/h)

(22)

B. Double Pipe

B.1 Data luas permukaan perpindahan panas

L (m) 1.4 d1 (m) 0.044 d2 (m) 0.116 Phi 3.14 A (m2) 0.193424 Deq (m) 0.072

B.2 Laju Fluida Panas Tetap Laju fluida panas : 0.686 L/s

no

laju aliran dingin

Thi Tho Tci Tco

 Nre Nre panas

1 1.006 71 35 24 32 4700.401 2159.631 2 74 34 24 32 3 72 32 23 32 4 76 33 23 32 5 0.811 62 36 26 34 4634.576 6 60 36 25 34 7 61 37 26 34 8 58 36 26 34  Beda suhu no laju aliran dingin Δt1 Δt1 rata -rata Δt2 Δt2 rata -rata ΔTlm 1 1.005882 36 39.75 8 8.5 46.64749 2 40 8 3 40 9 4 43 9 5 0.811429 26 24 8 8.25 33.96173 6 24 9 7 24 8 8 22 8

(23)

 Energi, effisiensi, & koefisien perpindahan panas  No Laju Aliran Dingin Q1 Q2 Q η U 1 1.005882 114.48 35.91 75.2 0.313679 8.33 2 3 4 5 0.811429 69.12 34.85382 51.99 0.504251 7.91 6 7 8

B.2 Laju fluida dingin tetap Laju fluida dingin : 0.811

 No laju aliran

 panas Thi Tho Tci Tco

 Nre dingin Nre  panas 1 0.686 62 36 26 34 3738.636 2309.122 2 60 36 25 34 3 61 37 26 34 4 58 36 26 34 5 0.606 52 39 26 34 2403.104 6 52 38 26 34 7 53 38 26 35 8 55 37 27 35  Beda suhu no laju aliran  panas Δt1 Δt1 ra ta-rata Δt2 Δt2 rata -rata ΔTlm 1 0.68571429 26 24 8 8.25 33.96173 2 24 9 3 24 8 4 22 8 5 0.60606061 13 15 8 8.25 25.9978 6 14 8 7 15 9 8 18 8

(24)

 Energi, effisiensi, & koefisien perpindahan panas

 No Laju Aliran

Panas Q1 Q2 Q η U 1 0.68571429 81.792 23.76 52.776 0.290493 8.03 2 3 4 5 0.60606061 51.12 23.76 37.36 0.464789 7.44 6 7 8

(25)

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 5.1. Pembahasan

A. Shell and Tube

Alat penukar panas (heat exchanger ) merupakan alat yang bisa digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa  perpindahan massa. Jenis alat yang dipakai adalah penukar panas jenis Sheel

and Tube Heat Exchanger dengan bagian 1 shell dan 2 tube pass (1-2 exchanger). Efisiensi penukar panas dapat ditingkatkan dengan dipasangkan sekat (buffle) yang bertujuan untuk membuat aliran menjadi turbulen, sehingga meningkatkan waktu tinggal aliran (residence time). Pada praktikum ini jenis aliran yang digunakan adalah counter current, dimana aliran yang dialirkan memiliki temperatur awal yang berbeda dan pada kondisi masukan dan keluaran yang berlawan. Fluida panas mengalir di shell  dan fluida dingin disepanjang tube.

Dalam praktikum yang dikerjakan, dilakukan variasi laju alir panas dengan variasi 2, 3, 4, & 5 L/menit serta laju alir fluida dingin tetap pada 3 L/menit serta variasi laju alir air dingin 2,3,4, & 5 L/menit dengan laju alir fluida  panas tetap 3L/menit. Data yang diamati yaitu suhu aliran panas masuk (Thi), suhu panas aliran keluar (Tho), suhu aliran dingin masuk (Tci), dan suhu ali ran dingin keluar (Tco). Semua data tersebut diukur pada setiap vari asi aliran, baik variasi aliran dingin maupaun variasi aliran panas.

Berikut merupakan data efisiensi dan U (koefisien perpindahan panas) dari variasi laju alir panas.

Laju Fluida

Panas (L/h) Qdingin (J) Qpanas (J) η (%)

2 67401.93 298929.9 22.54774

3 200685.1 374406.9 53.60082

4 267580.2 367140.6 72.88221

(26)

Berdasarkan data diatas dilakukan perhitungan effisiensi menggunakan neraca energi. Menurut teori semakin besar laju alir dingin semakin besar efiensi. Teori tersebut terbukti dengan meningkatnya laju alir panas maka efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fuida semakin besar. Terlihat juga dalam grafik efisiensi terhadap laju alir berikut.

Pada variasi yang sama, kurva antara laju alir air panas dan koefisien  perpindahan panas keseluruhan menunjukkan bahwa semakin besar laju alir air  panas, semakin besar pula koefisien perpindahan panas. Artinya panas yang diberikan semakin banyak. Dengan laju alir air dingin yang tetap 3 L/menit dapat diketahui semakin besar laju alir air panas semakin besar pula efisiensinya. Artinya panas yang diserap fluida dingin akan semakin banyak dengan bertambahnya laju alir air panas. Hal ini sesuai dengan teori (Geankoplis Fourth Edition, 2003). Terlihat dari grafik U terhadap laju alir berikut.

0 20 40 60 80 100 0 1 2 3 4 5 6    E     f   i   s   i    e    n    s    i     (   %     ) Laju Alir (L/h) Laju Fluida Panas (L/h) A (m2) T m Qrata-rata (J) U

=

 .△

(J/m2 0C) 2 1.413 12.29 183166 10550.4 3 1.413 18.26 287546 11143 4 1.413 16.01 317360 14024.5 5 1.413 17.54 386332 15586.9

(27)

Dalam percobaan dengan variasi laju alir air dingin serta laju alir air panas tetap didapat data seperti berikut :

Laju Fluida Dingin

(L/h) Qdingin (J) Qpanas (J) η (%)

2 83813.2 92172.5 90.9308

3 113221 150741 75.1098

4 117539 234315 50.163

5 125999 313696 40.1659

 Nilai efisiensi pada percobaan variasi laju alir air dingin ini terlihat menurun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan nilai efisiensi pada variasi laju alir air panas, artinya panas yang diserap oleh fluida dingin semakin  berkurang karena meningkatnya laju alir air dingin sementara laju alir air panas

tetap. Berikut merupakan grafik dari nilai efisiensi tersebut.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 0 1 2 3 4 5 6    U     (   J     /   m    2   K     ) Laju alir (L/h) Laju Fluida Dingin (L/h) A (m2) T m  Qrata-rata (J) U

=

 .△

(J/m2 0C) 2 1.413 9.1263 88.021 6.82573 3 1.413 7.301 132.021 12.7973 4 1.413 6.767 176.008 18.4075 5 1.413 6.1866 219.975 25.164

(28)

Sementara itu, nilai U (koefisien perpindahan panas) yang diperoleh semakin meningkat berbanding lurus dengan laju alir yang divariasikan. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi laju alir panas, panas yang diberikan/dilepas fluida panas dan panas yang diterima/diserap fluida dingin semakin tinggi juga, namun panas yang dilepas selalu lebih besar dibandingkan dengan panas yang diserap, atau dengan kata lain ada energi yang hilang, sedangkan menurut teorinya atau idealnya energi yang diberikan dalam  perpindahan panas harus sama dengan energi yang diterima. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu diprediksi adanya kerak atau karat dalam alat shell and tube sehingga menghalangi perpindahan panas. Selain itu juga suhu steam yang diberikan tidak stabil dan sulit untuk dijaga pada kondisi s uhu tetap.

B. Double Pipe

Pada praktikum perpindahan panas menggunakan double pipe heat exchanger . Dimana percobaan dilakukan dengan variasi laju alir fluida dingin dan juga laju alir fluida panas. Pada percobaan ini, fluida dingin berupa air  bersuhu ruang, sedangkan aliran fluida panas berupa air panas yang berasal dari

air biasa yang dipanaskan dengan steam pada sebuah pemanas.

Pada rangkaian alat yang tersedia, sebenarnya terdapat dua buah double  pipe  yang masing –   masing ditujukan untuk melakukan percobaan dengan 2  jenis aliran yang berbeda, yaitu co-current  serta counter current . Akan tetapi

diakibatkan pada rangkaian double pipe heat exchanger  untuk aliran counter current   memiliki kekurangan, yaitu tidak terdapatnya saluran untuk mengkalibrasi laju aliran fluida dingin, karena untuk kalibrasi aliran fluida

0 20 40 60 80 100 0 1 2 3 4 5 6    E     f   i   s   i    e    n    s    i     (   %     ) Laju Alir (L/h)

(29)

 panas untuk kedua double pipe ini satu sumber yang dicabangkan, maka laju alir fluida panas untuk perangkat dengan aliran counter current masih dapat dikalibrasi, dengan mengatur valve yang dialiri oleh fluida panas. Maka dari itu,  percobaan ini hanya menggunakan pola aliran co-current .

Pada perangkat double pipe heat exchanger  yang digunakan, memiliki dimensi panjang 140 cm, diameter pipa bagian dalam 4.4 cm, dan diameter pipa  bagian luar 11.6 cm. Dengan dimensi yang ada, diameter efektif dari pipa bagian luar sebesar 7.2 cm yang akan digunakan untuk menghitung nilai bilangan

reynold  pada aliran fluida dingin. Sedangkan luas area pertukaran panas sebesar 0.193 m2. Serta nilai L/D untuk pipa luar sebesar 12.1 sedangkan L/D untuk  pipa dalam sebesar 31.82.

Pada variasi laju alir fluida dingin, dilakukan dengan laju alir fluida  panas sebesar 0.686 L/s dengan suhu rata –  rata sebesar 73.25OC. Pada variasi  pertama, dengan laju alir fluida dingin sebesar 1.006 L/s, besarnya nilai  bilangan reynold  sebesar 4700.4 dimana rezim alirannya pada posisi transisi; dengan L/D di pipa luar sebesar 12.1, sedangkan pada referensi untuk aliran transisi, grafik yang tersedia mulai pada L/D=60. Maka, perhitungan untuk mendapatkan nilai perpindahan kalor, effisiensi, serta koefisien perpindahan  panasnya hanya menggunakan perhitungan neraca energi. Begitu pula pada variasi kedua dengan laju alir fluida dingin 0.811 L/s. Dengan nilai  Nre=4634.58. begitu pula pada aliran fluida panas yang lajunya tetap pun, nilai  Nre-nya sebesar 2159.63. Alirannya pun pada rezim transisi. Dengan  perhitungan dengan menggunakan neraca energi, pada variasi pertama nilai effisiensinya hanya 31.37% sedangkan untuk nilai koefisien perpindahan panas keseluruhannya sebesar 8.33 W/m2.K. Pada variasi kedua, nilai effisiensi-nya 50.42% dengan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhannya sebes ar 7.91 W/m2.K.

Pada variasi laju alir fluida panas, dengan laju alir fluida dingin tetap, laju fluida dingin sebesar 0.811 L/s dengan suhu 26OC, dengan nilai  Nre=3738.64. Pada variasi pertama, dengan laju aliran panas 0.686 L/s pada suhu rata –  rata 60.25OC dengan nilai Nre= 2309.12; dengan rezim aliran pada

 posisi transisi, seperti saat variasi laju alir fluida dingin. Maka nilai effisiensi  perpindahan panas sebesar 29.05% dengan nilai koefisien perpindahan panas

(30)

L/s dengan suhu rata-rata 53oC, dengan nilai Nre=2403.104; laju aliran bersifat transisi, maka tetap hanya digunakan perhitungan dengan neraca energi, dengan hasil perhitungan effisiensi sebesar 46.48% dengan koefisien pertukaran 7.44 W/m2.K.

Dengan hasil yang didapat, bahwa saat laju alir fluida panas tetap, semakin besar laju alir fluida dingin makin besar, maka nilai koefisien  perpindahan panas keseluruhan akan semakin tinggi. Sedangkan nilai effiseinsi akan semakin besar bila laju alir fluida dingin makin kecil. Pada variasi laju alir fluida panas pun hasil yang ditujukan sama, nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan makin besar saat laju alir fluida panas semakin besar, dan effisiensi  pun makin besar saat laju alir fluida panas makin kecil.

5.2. Kesimpulan

1. Prinsip kerja dari shell and tube ini adalah air panas mengalir melewati tube sedangkan air dingin melewati shell. Aliran dibuat menjadi aliran turbulen dengan adanya buffleserta jenis alirannya yaitu counter-current 

2. Prinsip kerja dari double pipe heat exchanger  terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur.

3. Dengan meningkatnya laju alir panas maka efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fuida semakin besar. Sedangkan dengan meningkatnya laju alir dingin dan laju alir panas tetap nilai efisiensi menurun.

4. Semakin besar laju alir air panas, semakin besar pula koefisien perpindahan  panas.

5. Semakin tinggi laju alir panas, panas yang diberikan/dilepas fluida panas dan  panas yang diterima/diserap fluida dingin semakin tinggi juga, namun panas yang dilepas selalu lebih besar dibandingkan dengan panas yang diserap, atau dengan kata lain ada energi yang hilang.

Gambar

Gambar 1. Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger
Gambar 2. Shell and Tube H eat Exchanger
Gambar 5. Profil Temperatur dari Shell and Tube Heat Exchanger
Gambar 7. Mekanisme Double Pipe Heat Exchanger
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wahyu Allah yang terbentang dalam alam geografis dan sosial budaya Arab, akan ditangkap oleh nabi berkebangsaan Arab dan dibesarkan dalam tradisi intelektual

Walaupun demikian pemantauan terhadap infeksi nosokomial harus terus dilakukan pada pasien rawat inap guna meminimalkan terjadinya infeksi, adapun langkah-langkah

Jika konsentrasi asam sitrat yang digunakan sudah melebihi batasan dapat menyebabkan terbentuknya jarak antar ikatan karena adanya sisa molekul asam sitrat

Dalam kegiatan usahanya Swalaya ISMART mempunyai unsur atau pedoman terpenting dalam marketing yang dijalankan didalamnya, yang dilandaskan dengan motto “Berkah dan

Program dan Kegiatan yang telah disusun untuk mencapai target indikator kinerja sesuai dengan sasaran strategis yang tertuang dalam Renstra Dinas Kelautan dan

Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahwa pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang dalam proses pembelajaran dan pelatihan berpusatkan pada peserta

Berdasarkan istilah-istilah di atas, maka maksud dari judul tersebut adalah suatu penelitian untuk mengetahuiupaya yang dilakukan oleh TK Islam Hidayatul Mubtadi-ien

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten, dapat diketahui bahwa penerimaan dan pencatatan