• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja Komite Ppi Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Kerja Komite Ppi Tahun 2016"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROGRAM KERJA KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LATAR BELAKANG

BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

BAB IV SASARAN

BAB V KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN BAB VI CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

BAB VII SKEDUL / JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN N

O

KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sangat penting untuk dilaksanakan di Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan sebagai tempat pelayanan kesehatan, disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan kesehatan juga untuk melindungi pasien, petugas Rumah Sakit, pengunjung dan keluarga pasien dari risiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas atau berkunjung ke Rumah Sakit atau sarana kesehatan lainnya.

Disamping Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dilain pihak Rumah Sakit dihadapkan tantangan yang makin besar. Rumah Sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel, dan transparan kepada masyarakat, khususnya bagi jaminan keselamatan pasien ( patient safety ).

(4)

BAB II

LATAR BELAKANG

Berdasarkan data dari Australian Commission on Safety & Quality in Healthcare, 2009, kejadian HAIs pertahun adalah 200 000 kejadian dengan 7000 angka kematian yang memakan biaya lebih dari 2 juta $ Australia, dimana 50% dari kejadian tersebut dapat dicegah. Sedangkan data dari Umscheid et al. Infect Control Hospital Epidemiology 2011;32:101-14, USA terdapat 1,7 juta kejadian HAIs, dengan 99.000 angka kematian yang menghabiskan biaya sekitar 10-25 juta US$, dimana sekitar 55%-70% dari kejadian tersebut dapat dicegah.

Berdasarkan data HAIs Rumah Sakit Islam Assyifa Periode Tahun 2015

Kategori Infeksi Nosokomial Jumlah Infeksi Luka Infus

Infeksi Saluran Kemih Infeksi Luka Operasi Infeksi Aliran Darah Primer Ventilator Associated Pneumonia

Hospital Acquired Pneumonia

Dari hasil survailen yang dilakukan dari tahun 2015,

Walaupun demikian pemantauan terhadap infeksi nosokomial harus terus dilakukan pada pasien rawat inap guna meminimalkan terjadinya infeksi, adapun langkah-langkah untuk menurunkan angka HAIs yang ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan program kebersihan tangan Rumah Sakit Islam Assyifa yang menggunakan literatur-literatur terbaru dan pedoman dari WHO, & DEPKES.

Program pengendalian infeksi ini dilaksanakan secara multidisiplin yang tergabung dalam komite pengendalian Infeksi rumah sakit yaitu terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum, perawat pengendali infkesi ( ICN ), seluruh supervisor dari hampir semua unit yang berperan sebagai infection prevention control link nurse (IPCLN) seperti laboratorium, UGD, perawatan, farmasi, house keeping & semua bangsal perawatan. Komite pengendalian infeksi ini mengadakan rapat koordinasi setiap 3 bulan guna meningkatkan pelayanan baik kepada pelanggan,

(5)

keluarga dan petugas khususnya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.

(6)

BAB III TUJUAN 1. Tujuan Umum

Mengurangi terjadinya infeksi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi, meliputi kualitas pelayanan manajemen risiko dan keselamatan kerja.

2. Tujuan Khusus

a. Memastikan adanya kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit yang berkesinambungan.

b. Mencegah terjadinya infeksi silang di rumah sakit. c. Mengurangi hari perawatan pasien rawat inap d. Mengurangi biaya perawatan pasien

e. Meminimalkan terjadinya infeksi bagi petugas kesehatan terkait dengan pekerjaannya.

f. Melakukan review terhadap SOP, Buku Pedoman Infeksi Nosokomial, Kebijakan

g. Memberikan pelatihan pengendalian infeksi secara terus menerus bagi staf.

h. Memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang memadai tentang PPI

i. Melaksanakan pengendalian mutu dengan monitoring mutu sterilisasi.

(7)

BAB IV SASARAN

(8)

BAB V

KEGIATAN DAN RINCIAN KEGIATAN

Tercapainya sasaran standar mutu yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi

RENCANA KEGIATAN

Program utama yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya pedoman pengendalian infeksi (manual ) yang dapat diakses oleh semua staf di semua area klinis & non klinis sebagai standar prosedur dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.

2. Tersedianya Audit Tools

Rumah Sakit Islam Assyifa menyediakan alat pengukur audit (tool audit) untuk menilai pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di masing-masing area dengan indikator tertentu,

Edukasi

Pemberian edukasi tentang PPI dilakukan dengan berbagai cara yaitu baik secara internal dan external.

Edukasi internal diberikan melalui :

a. Orientasi karyawan baru : bekerja sama dengan pihak HRD dalam pelaksanaan orientasi tersebut, sedangkan materi yang diberikan meliputi : pengertian, struktur komite PPIRS dan infeksi control team, kewaspadaan standart.

b. Mandatori training tentang PPI setiap tahunnya diberikan kepada : dokter, perawat, staff radiology, rehab medik, laboratorium, ISS dengan materi antara lain Standar Precaution (Hand Hygiene, APD, penangan instrument bekas pakai, pengendalian lingkungan, etika batuk, penyuntikan yang aman, manajemen sampah, manajemen linen, penangan tumbuhan cairan tubuh, Stick Injury ) & Additional Precaution berdasarkan penyakit.

Edukasi eksternal : dengan mengikuti berbagai pelatihan, seminar atau workshop di rumah sakit atau diluar rumah sakit atau dikirim sesuai dengan kebutuhan.

(9)

3. Pengumpulan data

IPCN akan melakukan pengumpulan data :

a. Kejadian infeksi nosokomial setiap bulan meliputi : Infeksi Luka Infus (ILI), Infeksi Saluran Kemih (ISK), Infeksi luka operasi (ILO), Infeksi Aliran Darah Primer (IADP), Hospitalised Associated Pneumonia (HAP), Pneumonia yang berhubungan dengan pemakaiannya ventilator (VAP).

Dan data dikirim ke Dinkes Tangsel dalam form RL6 b. Kejadian Needle Stiek Injury

Rincian Pelaksanaan Kegiatan 1. Kegiatan surveilans

Kegiatan ini meliputi : a) ILI (Infeksi Luka Infus) b) ILO (Infeksi Luka Operasi) c) ISK (Infeksi Saluran Kemih)

d) IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) e) VAP (Ventilator Associate Pneumonia) f) HAP (Hospital Acquired Pneumonia)

Pelaksanaan survailens dengan melibatkan perawat diruangan masing-masing dengan melakukan pendataan semua pasien yang terpasang alat invasive dan pasien post operasi, data tersebut direkap setiap bulan. Jika ada kejadian infeksi nosokomial selama perawatan, maka petugas kesehatan membuat laporan kejadian, kemudian dilaporkan kepada Perawat Pengendali Infeksi atau Hospital Duty Manager. Perawat pengendali infeksi akan melakukan investigasi ke ruangan tersebut dan berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab untuk pengambilan sample kultur. Setiap kejadian infeksi dilaporkan pada komite pengendalian infeksi.

1. Pengelolaan benda tajam & paparan darah /cairan tubuh

Bila ada staf yang terkena needle stiek injury maka harus dilakukan :

(10)

Bila kena benda tajam, maka bilas luka tersebut dibawah air mengalir dan gunakan antiseptic, dan bila terkena cairan tubuh pasien ke daerah mukosa seperti mata, hidung dan mulut, maka bilas daerah tersebut dibawah air mengalir , ambil sample darah staf yang terpapar dan pasien, buat laporan kejadian , lapor ke IPCN dan K3.

2. Penyelenggaraan sterilisasi

Kegiatan pelayanan sterilisasi dimulai dari perencanaann pengadaan, pencucian, pengemasan, pemberian label, proses sterilisasi, penyimpanan dan distribusi.

3. Melakukan pemantauan ketepatan pemakaian Alat Pelindung Diri diruangan khusus seperti Hemodialisa, kamar operasi, ruang kateterisasi, kamar bersalin, ruamg endoscopi, ruang kemotherapy,

4. Pelaksanaan program kebersihan tangan untuk semua petugas kesehatan, adapun kegiatan meliputi :

a. Membentuk Duta Hand Hygiene yang diganti setiap tahunnya dari seluruh bagian baik klinis maupun non klinis. Para Duta ini bertugas melakukan edukasi , audit, dan kampanye kebersihan tangan setiap tahunnya..

b. Melakukan edukasi secara berkala baik dalam training mandatory Infeksi Nosokomial dan melalui edukasi yang dilakukan oleh Duta Hand Hygiene, melakukan audit Hand hygiene dengan menggunakan formulir 5 moment World Health Organization (WHO) sesuai program tahunan Hand Hygiene, melakukan evaluasi dari hasil audit dan tindak lanjut.

c. Melakukan evaluasi terhadap kualitas dan tersdianya fasilitas Hand Hygiene seperti : sabun social/aseptic, Alkohol handscrub, tissue, tempat sampah, petunjuk pengingat (poster, leaflet) dan langkah-langkah kebersihan tangan.

5. Pengelolaan sampah rumah sakit

Pengelolaan sampah di rumah sakit dikelola oleh vendor yang ditunjuk.

(11)

Kunjungan dan audit langsung ketempat pengelolaan sampah infeksi dan sampah benda tajam dilakukan 1 tahun sekali.

6. Pemeriksaan baku mutu air dan pemeriksaan legionela

Pemeriksaan baku mutu air bersih dengan pemeriksaan legionela dilakukan dengan sasaran sebagai berikut :

a. Sample pemeriksaan baku mutu air diambil pada ruangan-ruangan yang dipilih, sesuai dengan jadwal, dilakukan setiap 3bulan sekali.

b. Pemeriksaan air RO (Reverse Osmosis), dilakukan setiap bulan dengan mengambil sample pada outlet akhir air RO (sebelum mesin HD) dan sesudah mesin HD.

c. Pemeriksaan legionela dilakukan untuk air panas, dengan mengambil sample pada outlet penyimpanan air panas , dilakukan setahun sekali.

d. Pemeriksaan endotoxin setiap 6 bulan

Pemeriksaan tersebut diatas dilakukan oleh bagian Tekhnik & Pemeliharaan (Maintanance) bekerja sama dengan Laboratorium yang ditunjuk.

7. Pemeriksaan udara lingkungan dan pemeliharaan mesin pendingin ruangan ( Air Conditioning/AC )

a. Pemeliharaan AC dilakukan oleh bagian Tehnik & Pemeliharaan ( Maintenance ) sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

b. Pemeriksaan udara terhadap jamur dan bakteri di ruang kamar bedah, ICU, CSSD dan lingkungan RS setiap 6 bulan sekali secara random.

8. Kualitas makanan pasien

Pemeriksaan bahan makanan dilakukan oleh bagian gizi , dengan mengambil sample makanan siap saji untuk pasien secara random, dilakukan 3 bulan sekali, sesuai dengan jadwal yang dibuat.

9. Pemberian vaksinasi bagi karyawan yang bekerja di tempat dengan risiko tinggi dengan merujuk pada kebijakan HRD

10. Pencegahan dan pengendalian infeksi selama pembangunan atau proses renovasi

(12)

a. Mengadakan pertemuan pembahasan Ijin pengendali Infeksi dalam renovasi dengan bagian umum, bagian pemeliharaan dan K3.

b. Melakukan audit sedikitnya 2 (dua) kali selama renovasi berlangsung, tindakan perbaikan dalam temuan audit dilaporkan kepada bagian pemeliharaan dan bagian umum. c. Melakukan pemeriksaan kultur ruangan setelah renovasi

bekerja sama dengan bagian umum dan patologi sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.

11. Pengelolaan linen

a. Pengelolaan linen dilakukan oleh vendor yang ditunjuk b. Evaluasi kinerja vendor dilakukan setiap 3 bulan

12. Monitoring pemakaian desinfektan

Penggunaan seluruh jenis cairan desinfektan dikendalikan oleh RS, dan di evaluasi oleh bagian K3 untuk menghindari risiko yang dapat menimbulkan hazard bagi petugas kesehatan yang menggunakannya.

13. Penanganan/Investigasi kejadian luar biasa (outbreak)

Jika terjadi wabah influenza, RS telah mempunyai pedoman dalam persiapan wabah tersebut, dimana alur dimulai dari proses skreening pasien di UGD /Poliklinik khususnya untuk kejadian SARS, flu burung (H5N1), swine flue (H1N1), dll. Untuk penanganan KLB bekerja sana dengan tim K3 dalam proses penanggulangan, dimana semua kegiatan merujuk pada SOP penanggulangan KLB. 14. Pemantauan penggunaan antibiotik secara rasional dan

pemantauan pola sensitivitas kuman terhadap antibiotika dilakukan sub Komite Farmasi dan Terapi dengan sasaran penggunaan obat antibiotik pada pasien-pasien rawat inap. Pemantauan atas penggunaan antibiotika dan pola sensitivitas kuman terhadap penggunaan antibiotika tersebutdilakukan setiap 6 bulan sekali, sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh Panitia PPIRS. Panitia PPIRS menggunakan laporan dan hasil evaluasi dari pemantauan penggunaan antibiotika dan pola sensitivitas kuman terhadap

(13)

antibiotika sebagai bahan evaluasi dan dan rekomendasi penggunaan antibiotika di RS.

15. Program pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan setiap tahun, baik internal maupun eksternal.

Pelatihan meliputi :

a. Orientasi karyawan baru

Orientasi dilakukan bekerja sama dengan bagian Sumber Daya Manusia (SDM) bagiam Diklat rumah sakit.

b. Penyegaran Pengetahuan

Penyegaran pengetahuan pencegahan dan pengendalian infeksi diberikan kepada seluruh petugas kesehatan terkait bekerja sama dengan bagian SDM & Pembimbing Klinik diselenggarakan setiap tahun

c. Training Eksternal

Dengan mengirim staf terkait khususnya anggota panitia PPIRS untuk mengikuti kursus/seminar nasional maupun regional/internasional

d. Program edukasi pengendalian infeksi kepada pengunjung dan pasien melalui media leaflet, brosur, dan lembar informasi pasien.

(14)

BAB VI

(15)

BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Rencana Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa Sukabumi

Jadwal Pelaksanaan Program Kerja Periode Januari - Desember 2016

Program Ja n Fe b Mar et Ap r Mei Jun i Jul i Ag ust us Se pt Ok t No v De s Monitor kejadian Infeksi/ Surveilance x x x x x x x x x x x X Pemantauan Tertusuk Benda tajam dan terpapar cairan tubuh/ darah pasien x x x x x x x x x x x x Pelayanan sterilisasi x x x x x x x x x x x x Pemantauan APD x x Hand Hygiene program: x 1. Edukasi x x x x x x x x 2. Audit x x Pembuangan Sampah x x Pemantauan baku mutu air : 1. Air bersih ( per

3 bulan ) x x x x 2. Air RO (Tiap bulan) X x x x x x x x x x x x 3. Legionella (12 bulan) x 4. Endoscope (per 4 bulan) x x x 5. Kualitas makanan x x x x Program immunisasi : x 1. Influenza x

2. Hepatitis Sesuai dengan jadwal perawat yang masuk Renovasi dan

Pembangunan

Sesuai dengan jadwal renovasi/ pembangunan Persiapan

pandemic

(16)

flu&KLB Pemantauan penggunaan desinfektas

Bekerja sama dengan K3

Pola kuman RS x x PROGRAM Pelatihan PPI x Mandatori Pasien &Pengunjung x x x x x x x x x x x x Orientasi Karyawan baru

Bekerja sama dengan bagian HRD Ekternal training

(17)

BAB VIII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. Evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan dan pelaporannya dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan

2. Setiap bulan IPCN melakukan evaluasi kejadian infeksi setiap ruangan dan kejadian needle stick injury

3. Setiap bulan mengadakan rapat panitia PPIRS untuk evaluasi kegiatan 4. Setiap tahun ketua komite PPIRS membuat laporan pelaksanaan

(18)

BAB IX

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi seluruh kegiatan dilakukan dengan jadwal yang ada.

2. Setiap malam Penanggung Jawab shift mengisi formulir laporan jumlah tindakan harian dan staff wajib melaporkan bila ada kejadian infeksi nosokomial dengan mengisi formulir pemberitahuan kejadian infeksi 3. Setiap karyawan Rumah Sakit Islam Assyifa wajib melapor bila terjadi

needle stick injury

4. Melakukan perencanaan & pencatatan audit internal ke seluruh bagian terkait dan melaporkan hasil kegiatan ke Ketua Komite PPIRS dan CEO Rumah Sakit Islam Assyifa

5. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari hasil audit sebelumnya.

6. Evaluasi program komite PPIRS dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran

Referensi

Dokumen terkait

Kami menggunakan bchain karena fakta bahwa ini menjamin kekekalan - data yang tersimpan tidak dapat diubah dan pada saat yang sama kami dapat menentukan aturan yang mengatur jenis

Giat bhabinkamtibmas Polsek Raman Utara Bripka Subasis melaksanakan kontrol poskamling di Dusun I Desa Rukti Sediyo sampaikan himbauan kamtibmas untuk mengaktifkan

Untuk menghubungkan ke database pertama-tama harus melakukan koneksi ke database MySQL dan pada langkah berikutnya Anda harus memilih database yang akan digunakan. Ingatlah jika

Dari titrasi terhadap asam karbonat dan asam kuat, diketahui bahwa asiditas dari air alami disebabkan oleh CO2 yang merupakan agen efektif dalam air yang

Pada kultur antera kalus yang berukuran 2-3 mm merupakan kalus yang terbaik untuk dipindahkan ke medium regenerasi, sedangkan kalus yang berukuran kurang dari 2 mm

Tuan Y umur 55 tahun mengalami suatu keluhan nyeri dada, batuk, demam, diaphoresis, dispnea, hemoptisis, kecemasan/apprehension, hal tersebut dialami 3 hari yang lalu, keluhan

sebenarnya dalam pasal ya dalam pasal 24 dan 25 24 dan 25 Undang- Undang- Undang dasar 1945 harus bebas dan tidak Undang dasar 1945 harus bebas dan tidak memihak, hal tersebut

Sfingter bagian atas akan berelaksasi pada proses menelan agar makanan dan saliva dapat masuk ke dalam bagian atas dari badan esofagus.. Kemudian, otot dari