• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP DERMATITIS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP DERMATITIS.docx"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

Kelompok 12

Kelompok 12

PASKALIA

PASKALIA IMASDING

IMASDING

NIM

NIM 1511114043480

1511114043480

RAHEL

RAHEL KONDO

KONDO LEBANG

LEBANG NIM

NIM 1511114043486

1511114043486

DOSEN PEMBIMBING

DOSEN PEMBIMBING::

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN

TAHUN

2017

2017

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

Kelompok 12

Kelompok 12

PASKALIA

PASKALIA IMASDING

IMASDING

NIM

NIM 1511114043480

1511114043480

RAHEL

RAHEL KONDO

KONDO LEBANG

LEBANG NIM

NIM 1511114043486

1511114043486

DOSEN PEMBIMBING

DOSEN PEMBIMBING::

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN

TAHUN

2017

2017

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DERMATITIS

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

Kelompok 12

Kelompok 12

PASKALIA

PASKALIA IMASDING

IMASDING

NIM

NIM 1511114043480

1511114043480

RAHEL

RAHEL KONDO

KONDO LEBANG

LEBANG NIM

NIM 1511114043486

1511114043486

DOSEN PEMBIMBING

DOSEN PEMBIMBING::

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

BONIFASIUS HAT, S.Kep,. MSN

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

AKADEMI KEPERAWATAN DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN

TAHUN

2017

2017

(4)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah KMB II.

KMB II.

Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan materi tentang Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan materi tentang Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Dermatitis. Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun Dermatitis. Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami

Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini kami mengharapkan saranmengharapkan saran dari teman-teman semua.

dari teman-teman semua.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Bonifasius Hat, S.Kep., MSN yang telah memberikan kesempatan dan Bonifasius Hat, S.Kep., MSN yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyampaikan materi ini.

kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyampaikan materi ini.

Samarinda, Oktober 2017 Samarinda, Oktober 2017 Penyusun Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

(5)

KATA

KATA PENGAN PENGAN TAR TAR ... ... ii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... iiii BAB

BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11  A.

 A. Latar Belakang Latar Belakang ... ... 11 B.

B. Tujua Tujua Umum Umum ... ... 22 C.

C. Tujuan Tujuan Khusus Khusus ... ... 22 BAB

BAB II II LANDASAN LANDASAN TEORI TEORI DAN DAN ASUHAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN ... ... 33  A. Konsep Dasar Kepe

 A. Konsep Dasar Keperawatanrawatan 1. Rev

1. Review iew Anatomi Anatomi Fisiologi Fisiologi ... ... 33 2.

2. Pengertian Pengertian Dermatitis Dermatitis ... ... 66 3.

3. Epidemiologi Epidemiologi ... ... 77 4.

4. Klasifikasi Klasifikasi ... ... 77 5.

5. Penyebab Penyebab Dermatitis Dermatitis ... ... 88 6.

6. Tanda Tanda dan dan Gejala Gejala ... ... 99 7.

7. Patofisiologi Patofisiologi ... ... 1010 8.

8. Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnosis Diagnosis ... ... 1313 9. 9. Penalaksanaan Penalaksanaan ... . 1414 10. 10. Pencegahan Pencegahan ... ... 1414 11. 11. Pengobatan Pengobatan ... ... 1515 12. 12. Komplikasi Komplikasi ... ... 1616 B. Asuhan Keperawatn B. Asuhan Keperawatn 1. 1. Pengkajian Pengkajian ... ... 1717 2. Diagnosa

2. Diagnosa Keperawatan Keperawatan ... . 2121 3. Interv

3. Intervensi ensi Keprawatan Keprawatan ... ... 2222 4. Imple

4. Implementasi mentasi Keperawatan Keperawatan ... ... 3333 5.

5. Evaluasi Evaluasi ... ... 3333 BAB

BAB III III PENUTUP PENUTUP ... ... 3434  A.

 A. Kesimpulan ...Kesimpulan ... ... 3434 B.

B. Saran Saran ... ... 3434 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena

(7)

bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.

Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa  jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis

yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda.

B. Tujuan Umum

Setelah mengikuti seminar tentang Dermatitis mahasiswa mampu memahami konsep penyakit dermatitis dan mampu memberikan asuhan keperawatan dermatitis.

C. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa Mampu menjelaskan konsep penyakit Dermatitis. 2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada penderita

Dermatitis.

3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan penyakit Dermatitis.

4. Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan penyakit Dermatitis.

5. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan penyakit Dermatitis.

6. Mahasiswa mampu melakukan evalusi penyakit Dermatitis. 7. Mahasiswa melakukan dokumentasi penyakit Dermatitis.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan

1. Review Anatomi Fisiologi Organ Limfatik

Kulit tubuh terbentuk atas dua lapisan, yaitu: Kulit luar (Epidermis) dan kulit dalam (Dermis). Di bawah dermis terdapat satu lapisan yang tersusun atas jaringan lemak atau jaringan adiposa.

a. Kulit Luar atau Epidermis

Lapisan ini tersusun atas jaringan epietel berlapis dan dapat dibagi menjadi dua lapisan, yaitu:

1) Lapisan tanduk atau lapisan horny: Lapisan ini terdapat dibagian paling luar dan sel-sel di bagian ini berbentuk pipih dan tertekan serta kehilangan sifat bentuknya. Sel-sel dibagian lapisan ini merupakan sel-sel yang sudah mati dan jika sudah aus atau terkikis, sel tersebut diganti oleh sel yang baru dari lapisan sel-sel hidup.

2) Lapisan germinalis: Sel-sel dibagian ini berbentuk bulat dan memiliki nukleus. Sel pada lapisan germinalis senantiasa membelah dan membentuk sel baru untuk mengganti sel yang hilang karena terkikis lapisan tanduk di depan kulit luar. Kulit luar

(9)

tidak dilengkapi dengan pembuluh darah, kulit ini menerima zat makanan melalui cairan limfa yang mengalir di antara sel-sel di lapisan bagian bawah. Ketebalan kulit luar berbeda-beda mengikuti tempatnya dibagian tubuh. Kulit yang paling tebal adalah kulit dibagian telapak kaki. Pigmen yang dikenal dengan melanin yang terdapat di dalam kulit tubuh menentukan warna kulit manusia.

b. Kulit dalam atau dermis

Dermis merupakan kulit yang sebenarnya dan tersusun atas  jaringan ikat, terutama jaringan fibrosa dan elastis. Dalam kulit ini

terdapat struktur sebagai berikut: 1) Kelenjar keringat

Kelenjar keringat adalah kelenjar kecil yang sangat penting. Kelenjar ini sebagian besar terdapat ditelapak atangan, telapak kaki, dahi dan ketiak. Menurut ahli sitologi, setiap 6,5 cm² kulit ditelapak tangan terdapat sekitar 3.000 kelenjar keringat.

Kelenjar keringat tersusun atas saluran berbentuk melingkar dan mengandung banyak pembuluh darah. Dari kelenjar ini, saluran tersebut naik ke atas kemudian menembus kulit, dan tempat saluran ini menembus kulit disebut liang keringat atau liang roma. Keringat berasal dari darah dan mengandung air serta natrium klorida. Keringat merupakan suatu limbah tubuh yang membantu menyejukkan tubuh dan membantu pengaturan suhu tubuh serta keseimbangan air dan elektrolit tubuh. Produksi keringat dikendalikan oleh sistem saraf autonom baiagn simpatetik. Keringat senantiasa dihasilkan oleh kelenjar keringat, tetapi pada saat beristirahat, keringat menguap dengan cepat dan tidak begitu terlihat. Hal ini disebut pengeluaran keringat secara tidak sadar. Jika keringat dihasilkan secara berlebihan atau jika penguapannya terganggu, keringat menjadi terlihat  jelas, hal ini dikenal sebagai pengeluaran keringat secara nyata

(10)

2) Kelenjar sebaseus atau kelenjar minyak

Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh bagian tubuh dan paling banyak terdapat di bagian muka, kepala, dan bagian kulit yang berambut. Setiap kelenjar sebaseus tersusun atas kantung-kantung yang memiliki jaringan epitel di sekelilingnya. Saluran dari kantung ini menuju ke kulit luar, sering kali melalui liang roma. Minyak yang dihasilkan oleh kelenjar ini membasahi dan melembutkan kulit serta mencegah rambut menjdai kering dan rapuh. Kelenjar sebaseus yang khusus juga terdapat di lubang telinga (Yaitu kelenjar serumen atau kelenjar lilin) dan di kelopak mata (Yaitu kelenjar meibom).

3) Ujung saraf

Serabut atau urat saraf yang terdapat didalam kulit, terutama adalah serabut saraf indra atau sensorik. Ujung serabut saraf ini berakhir di dalam kulit tubuh sebagai ujung saraf yang bebas atau sebagai kumpulan khusus ujung saraf. Sensasi yang menstimulasi kulit tubuh:

a) Sensasi suhu, yaitu panas dan dingin

b) Sensasi sentuhan, yaitu sentuhan ringan dan tekanan

c) Sensasi sakit, Di dalam kulit tubuh juga terdapat serabut saraf motorik dan serabut ini mempersyarafi pembuluh darah dan berasal dari sistem saraf autonom, bagian simpatetik. Saraf pengucup saluran mengontraksi pembuluh-pembuluh darah sedangkan saraf pengembung saluran, mengembangkan saluran itu.

4) Rambut

Rambut dan bulu kulit terdapat di seluruh permukaan kulit, kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Bahan-bahan yang menyusun rambut mirip dengan bahan yang menyusun lapisan tanduk dikulit luar. Warna rambut tergantung pada pigmen melanin yang terdapat di dalam kulit.

(11)

Setiap helai rambut tumbuh dari folikel rambut, folikel rambut tertanam di dalam lapisan demis dan dilengkapi dengan pembuluh darah. Dengan pembentukan sel-sel baru di bagian akar, rambut itu tumbuh dan menjadi batang rambut. Batang ini tumbuh menjadi lebih panjang jika sel-sel yang baru itu mendorong sel-sel yang lama ke atas. Seperti lapisan tanduk epidermis, rambut juga tersusun atas sel-sel yang sudah mati.

Pada liang-liang rambut melekat otot polos kecil yang disebut

erektor pilorus atau “Penegak rambut”. Jika otot-otot ini berkontraksi, rambut-rambut itu “berdiri tegak” misalnya pada saat merasa ketakutan dan kedinginan. Keadaan kulit semacam ini dikenal dengan nama merinding.

5) Kuku

Kuku jari tersusun atas sel-sel jaringan epidermis yang mati. Suatu bahan yang disebut keratin mengeras untuk membentuk kuku. Uku itu tumbuh dari sel-sel epitel khusus dari folikelnya. Folikel kuku adalah bagian kuku yang diselaputi oleh kulit tubuh dan badannya adalah bagian yang terpapar.

c. Subcutan

Merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan subcutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.

2. Pengertian Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit (Epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis (Djuanda Adhi, 2010).

(12)

Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik (Brunner dan Suddart, 2000).

Dermatitis adalah epidermo yang berupa gejala subjektif pruritus dan objektif tampak inflamasi eritema (Arief masjoer, 1998)

Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada dermatitis berbeda.

3. Epidemiologi

Dermatitis kontak uiritan dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan kelamin. Jumlah penderita kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat. Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan jumlah penderita dermatitis kontak alergik leih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini dimasyarakat. (Djuanda, 2010).

4. Klasifikasi

a. Contact Dermatitis adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansu yang menempel pada kulit (Adhi Djuanda, 2005).

(13)

Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.

1) Dermaitis Kontak Iritan: Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.

2) Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup kemungkinan di daerah lain. Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen.

b. Neurodermatitis adalah Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005)

c. Seborrheic Dermatitis adalah gangguan yang biasa terjadi pada kulit kepala sehingga menyebabkan kulit kepala menjadi bersisik, gatal, memerah dan memunculkan ketombe yang membandel atau susah dihilangkan.

d. Statis dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)

e. Atopic dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit

(14)

berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005).

5. Penyebab Dermatitis

Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief Mansjoer,1998).

Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,

basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).

b. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

6. Tanda dan gejala

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing m emiliki indikasi dan gejala berbeda:

a. Contact Dermatitis

Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun

(15)

cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

b. Neurodermatitis

Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

c. Seborrheic Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan munjul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti parkinson.

(16)

d. Statis dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005) Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah  jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi

penyebab.

e. Atopic dermatitis

Dengan tanda dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.

(17)

7. Patofisiologi

Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.

 Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.

(18)

Eksogen dan endogen

Kerusakan sel Dikonsumsi atau kontak langsung Ag

Kelainan kulit Iritan kontak dg Ag Sel Penyampai Ag

Lapisan tanduk rusak Oleh sel plasma dan basofil membentuk Ab IgE

Sel T

Denatursi Keratin

Memicu proses degranulasi

HMC

Menyingkirkan lemak lap. tanduk

Mengubah daya ikat air kulit

Merusak lapisan epidermis

MK: Gangguan Integritas Kulit

Pelepasan mediator kimia berlebihan

Pelepasan Limfokim

Lepas makrofag

Kerusakan jaringan Reaksi peradangan

Gatal dan rubor

Reaksi menggaruk berlebih

MK: Gangguan rasa nyaman Nyeri Kelembapan kulit menurun Kulit mengering Perubahan warna kulit MK:Gangguan citra tubuh Lapisan epidermis terbuka invasi bakteri

Pelepasan toksik bakteri

MK: Risiko infeksi

(19)

8. Pemeriksaan Diagnosis

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dermatitis yaitu :

a. Biopsi kulit: Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

b. Uji kultur dan sensitivitas: Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme tersebut resisten pada obat-obat tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat pada lesi kulit.

c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus: Pemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai kasus. Factor pencahayaan memegang peranan penting. d. Uji temple: Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita

alergi. Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor imunologis. Untuk mengidentifikasi respon alergi Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan.  Apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.

e. Laboratorium

1) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

2) Urin : pemerikasaan histopatologi f. Penunjang : pemeriksaan histopatologi.

(20)

9. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :

a. Terapi sitemik

Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.

b. Terapi topical

Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb.

c. Diet

Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) Contoh : daging, susu, ikan, kacang- kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.

Mandi 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan sabun yang mengandung pelembab. Setelah mandi dan dikeringkan segera oleskan obat topikal 2 kali sehari pada kelainan kulitnya.

d. Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali sehari sehabis mandi. Walaupun kulit sudah sembuh, pemakaian pelembab tetap dianjurkan untuk mengatasi kekeringan pada kulit. e. Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan

mengendalikan rasa gatal.

f. Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.

10. Pencegahan

a. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang.

b. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah.

(21)

d. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.

e. Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu. f. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.

g. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.

11. Pengobatan

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin  juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.

a. Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.

b. Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit). c. Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa

(22)

kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku  jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.

d. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.

12. Komplikasi

a. Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu.

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit c. Infeksi sekunder

d. Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman sthapylococcus aureus dan virus Herpes Simplex.

e. Infeksi saluran nafas atas f. Bronkitis

(23)

B. ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS 1. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien

b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan

tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk

menanggulanginya.

2) Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.

3) Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.

4) Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.

5) Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah

menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat. d. Pola Fungsi Gordon

1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan a) Persepsi terhadap penyakit :

Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien

b) Penggunaan :

(1) Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik dan obat anti-parkinson

(24)

(2) Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk mengetahui gaya hidup klien.

2) Pola Nutrisi/Metabolisme

a) Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan malam )

b) Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi

c) Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan

d) Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant 3) Pola Eliminasi

a) Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya

b) Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi

c) Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi

4) Pola Aktivitas/Olahraga

a) Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit

b) Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya c) Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas. 5) Pola Istirahat/Tidur

a) Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien

b) Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit

(25)

c) Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?

6) Pola Kognitif/Persepsi

a) Kaji status mental klien

b) Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami sesuatu

c) Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien d) Kaji penglihatan dan pendengaran klien

e) Kaji apakah klien mengalami vertigo

f) Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri

a) Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya

b) Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi atau takut

c) Apakah ada hal yang menjadi pikirannya 8) Pola Peran Hubungan

a) Tanyakan apa pekerjaan pasien

b) Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.

c) Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit klien

9) Pola Seksualitas/Reproduksi

a) Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya

b) Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan menopause

(26)

c) Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks

10) Pola Koping-Toleransi Stres

a) Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau perawatan diri )

b) Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ).  Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.

11) Pola Keyakinan-Nilai

a) Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran positif.

e. Pemeriksaan Fisik 1) Subjektif : Gatal 2) Objektif :

a) Skuama kering, basah atau kasar

b) Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum )

(27)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi b. Nyeri akut b/d lesi kulit

c. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d gejala terkait penyakit

d. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan

(28)

27 3. INTERVENSI KEPERAWATAN No Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan Rasional

Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Kerusakan

integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome: integritas Jaringan : kulit dan membran mukosa. Dengan skala target outcome banyak terganggu (2) s/d tidak terganggu (5).(NOC: 1101, Hal : 107 )

Indikator :

No indikator skala keterangan 1. Suhu kulit 2-5 Banyak

terganggu-tidak terganggu 2. Sensasi 2-5 Banyak terganggu-NIC : 3660, Hal : 373 1. Perawatn luka

a. Cukur rambut disekitar daerah yang terkena, sesui kebutuhan . b. Monitor karakteristik luka,

termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau.

c. Ukur luas luka, yang sesuai. d. Berikan perawtan ulkus pada

kulit, yang diperlukan.

e. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi.

f. Reposisi pasien setidaknya setia 2 jam, dengan tepat.

g. Anjurkan pasien atau anggota

tidak terganggu 3. Hidrasi 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu 4. Perfusi  jaringan 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu 5. Integritas kulit 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu

kelluarga pada prosedur perawatan luka.

h. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi.

i. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan tampilan.

.

NOC: 2380 Hal: 199

2. Manajemen Pengobatan

a. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan kelola menurut resep dan /atau protokol.

b. tentukan kemampuan pasien untuk mengobati diri sendiri dengan cara yang

(29)

28 tidak terganggu 3. Hidrasi 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu 4. Perfusi  jaringan 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu 5. Integritas kulit 2-5 Banyak terganggu-tidak terganggu

kelluarga pada prosedur perawatan luka.

h. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi.

i. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan tampilan.

.

NOC: 2380 Hal: 199

2. Manajemen Pengobatan

a. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan kelola menurut resep dan /atau protokol.

b. tentukan kemampuan pasien untuk mengobati diri sendiri dengan cara yang tepat.

c. Monitor efektifitas cara pemberian obat yang sesuai.

d. Monitor pasien mengenai efek trapeutik obat.

e. Monitor efek samping obat . f. Monitor intereaksi obat yang

non terapeutik.

g. Kaji ulanng pasien dan / atau keluarga secara berkala mengenai jenis dan  jumlah obat yang

dikonsumsi.

h. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat. i. Konsultasi dengan

(30)

29 c. Monitor efektifitas cara

pemberian obat yang sesuai.

d. Monitor pasien mengenai efek trapeutik obat.

e. Monitor efek samping obat . f. Monitor intereaksi obat yang

non terapeutik.

g. Kaji ulanng pasien dan / atau keluarga secara berkala mengenai jenis dan  jumlah obat yang

dikonsumsi.

h. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat. i. Konsultasi dengan

profesional perawatan kesehatan lainnya untuk

meminimalkan jumlah dan frekuensi obat yang dibutuhkan agar didapatkan efek terapeutik.

2. Nyeri akut b/d lesi kulit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome : tingkat nyeri. Dengan skala target outcome sedang (3) s/d tidak ada (5).(NOC: 2102, Hal : 577 ) Indikator :

No indikator skala keterangan 1. Nyeri yang dilaporkan 3-5 Sedang s/d tidak ada 2. Panjang episode nyeri 3-5 Sedang s/d tidak ada 3. Menggosok 3-5 Sedang s/d NIC: 1400, Hal: 198 1. Manajemen Nyeri

a. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.

b. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap

(31)

30 meminimalkan jumlah dan frekuensi obat yang dibutuhkan agar didapatkan efek terapeutik.

2. Nyeri akut b/d lesi kulit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome : tingkat nyeri. Dengan skala target outcome sedang (3) s/d tidak ada (5).(NOC: 2102, Hal : 577 ) Indikator :

No indikator skala keterangan 1. Nyeri yang dilaporkan 3-5 Sedang s/d tidak ada 2. Panjang episode nyeri 3-5 Sedang s/d tidak ada 3. Menggosok 3-5 Sedang s/d NIC: 1400, Hal: 198 1. Manajemen Nyeri

a. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.

b. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri. area yang terkena dampak tidak ada 4. Ekspresi nyeri wajah 3-5 Sedang s/d tidak ada 5. Tidak bisa istirahat 3-5 Sedang s/d tidak ada

c. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri.

d. Bantu keluarga dalam mencari dan menyiapkan dukungan. e. Kendalikan lingkungan yang

dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, suara bising).

f. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat.

g. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.

(32)

31 area yang terkena dampak tidak ada 4. Ekspresi nyeri wajah 3-5 Sedang s/d tidak ada 5. Tidak bisa istirahat 3-5 Sedang s/d tidak ada

c. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri.

d. Bantu keluarga dalam mencari dan menyiapkan dukungan. e. Kendalikan lingkungan yang

dapat mempengaruhi respon

pasien terhadap

ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, suara bising).

f. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat.

g. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.

h. Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasi atau jika keluhan pasien

saat ini berubah signifikan dari pengalaman nyeri sebelumnya.

NIC: 2210, Hal: 247 2. Pemberian Analgesik

a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien. b. Cek printah pengobatan

meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan.

c. Cek adanya riwayat alergi obat.

d. Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang sesuai ketika lebih dari satu yang diberikan. e. Berikan kenyamanan dan

(33)

32

saat ini berubah signifikan dari pengalaman nyeri sebelumnya.

NIC: 2210, Hal: 247 2. Pemberian Analgesik

a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri sebelum mengobati pasien. b. Cek printah pengobatan

meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan.

c. Cek adanya riwayat alergi obat.

d. Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang sesuai ketika lebih dari satu yang diberikan. e. Berikan kenyamanan dan

aktivitas lain yang dapat

membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri.

f. Kolabotasikan dengan doter apakah obat, dosis, rute pemberian, atau perubahan interval dibutuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesik. 3. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d gejala terkait penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome  : status kenyamanan fisik. Dengan skala target outcome banyak terganggu (2) s/d tidak terganggu (5).(NOC: 2010, Hal : 529) Indikator :

No indikator skala Keterangan 1. Kontrol 2-5 Banyak

NIC: 5820, Hal: 319

1. Pengurangan Kecemasan a. Gunakan pendekatan

yang tenang dan meyakinkan.

b. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang

(34)

33

membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan nyeri.

f. Kolabotasikan dengan doter apakah obat, dosis, rute pemberian, atau perubahan interval dibutuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesik. 3. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d gejala terkait penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome  : status kenyamanan fisik. Dengan skala target outcome banyak terganggu (2) s/d tidak terganggu (5).(NOC: 2010, Hal : 529) Indikator :

No indikator skala Keterangan 1. Kontrol terhadap 2-5 Banyak terganggu NIC: 5820, Hal: 319 1. Pengurangan Kecemasan a. Gunakan pendekatan

yang tenang dan meyakinkan.

b. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin akan dialami

gejala s/d tidak terganggu 2. Kesejahteraan fisik 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 3. Kepuasan dengan fungsi tubuh 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 4. Posisi yang nyaman 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 5. Perawatn pribadi dan kebersihan 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu

klien selama prosedur (dilkukan).

c. Dorong keluarga untuk mendampingin klien dengan cara yang tepat. d. Dengarkan klien.

e. Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien secara tepat.

f. Pertimbangkan

kemampuan klien dalam mengambil keputusan. g. Kaji untuk tanda verbal

dan non verbal

kecemasan.

NIC: 5880, Hal: 431

(35)

34 gejala s/d tidak terganggu 2. Kesejahteraan fisik 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 3. Kepuasan dengan fungsi tubuh 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 4. Posisi yang nyaman 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu 5. Perawatn pribadi dan kebersihan 2-5 Banyak terganggu s/d tidak terganggu

klien selama prosedur (dilkukan).

c. Dorong keluarga untuk mendampingin klien dengan cara yang tepat. d. Dengarkan klien.

e. Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien secara tepat.

f. Pertimbangkan

kemampuan klien dalam mengambil keputusan. g. Kaji untuk tanda verbal

dan non verbal kecemasan.

NIC: 5880, Hal: 431

2. Teknik Menenangkan

a. Pertahankan sikap yang

tenang dan hati-hati. b. Pertahannkan kontak

mata.

c. Yakinkan keselamatan dan keamanan klien. d. Identifikasi orang-orang

terdekat klien yang bia membantu klien.

e. Tawarkan mandi air hangat.

f. Instruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (misalnya, teknik nafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot progressif, mendengar musik musik

(36)

35 tenang dan hati-hati. b. Pertahannkan kontak

mata.

c. Yakinkan keselamatan dan keamanan klien. d. Identifikasi orang-orang

terdekat klien yang bia membantu klien.

e. Tawarkan mandi air hangat.

f. Instruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (misalnya, teknik nafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi, relaksasi otot progressif, mendengar musik musik lembut), jika diperlukan.

4. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome : citra tubuh. Dengan skala target outcome kadang-kadang positif (3) s/d konsisten positif (5).(NOC: 1200, Hal : 79)

Indikator :

No indikator skala Keterangan 1. Gambaran internal diri 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif 2. Kepuasan dengan penampilan tubuh 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif 3. Kepuasan dengan 3-5 Kadang-kadang positif NIC: 5220, Hal: 324

1. Peningkatan Citra Tubuh

a. Tentukan harapan citra diri paien didasarkan pada tahap perkembangan.

b. Bantu pasien mendiskusikan perubahan-perubahan (bagian tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan, dengan cara yang tepat.

c. Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra diri pasien.

d. Bantu pasien mendiskusikan sterssor yang mempengaruhi citra diri terakait dengan kondisi

(37)

36 4. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOC outcome : citra tubuh. Dengan skala target outcome kadang-kadang positif (3) s/d konsisten positif (5).(NOC: 1200, Hal : 79)

Indikator :

No indikator skala Keterangan 1. Gambaran internal diri 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif 2. Kepuasan dengan penampilan tubuh 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif 3. Kepuasan dengan 3-5 Kadang-kadang positif NIC: 5220, Hal: 324

1. Peningkatan Citra Tubuh

a. Tentukan harapan citra diri paien didasarkan pada tahap perkembangan.

b. Bantu pasien mendiskusikan perubahan-perubahan (bagian tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan, dengan cara yang tepat.

c. Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra diri pasien.

d. Bantu pasien mendiskusikan sterssor yang mempengaruhi citra diri terakait dengan kondisi kongenital, cedera, penyakit,

fungsi tubuh s/d konsisten positif 4. Penyusuaian terhadap perubahan tampilan fisik 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif atau pembedahan.

e. Monitor frekuensi dari pernyataan mengkritisi diri. f. Tentukan apakah perubahan

citra tubuh berkontribusi pada peningkatan isolasi sosial. g. Bantu pasien mengidentifikasi

tindakan-tindakan yang akan meningkatkan penampilan. Indentifikasi kelompok pendukung yyang tersedia bgi pasien. 5. Resiko infeksi b/d lesi, bercak-bercak merah pada kulit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOCoutcome : keparahan infeksi. Dengan skala target outcome sedang (3) s/d tidak ada (5).(NOC: 0703, Hal : 145 )

Indikator :

NIC: 6550, Hal: 398

1. Perlindungan Infeksi

a. Monitor adanya tanda dan gejal infeksi sistemik dan lokal.

b. Moniter kerentanan terhadap infeksi.

(38)

37

fungsi tubuh s/d konsisten positif 4. Penyusuaian terhadap perubahan tampilan fisik 3-5 Kadang-kadang positif s/d konsisten positif atau pembedahan.

e. Monitor frekuensi dari pernyataan mengkritisi diri. f. Tentukan apakah perubahan

citra tubuh berkontribusi pada peningkatan isolasi sosial. g. Bantu pasien mengidentifikasi

tindakan-tindakan yang akan meningkatkan penampilan. Indentifikasi kelompok pendukung yyang tersedia bgi pasien. 5. Resiko infeksi b/d lesi, bercak-bercak merah pada kulit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam. Label NOCoutcome : keparahan infeksi. Dengan skala target outcome sedang (3) s/d tidak ada (5).(NOC: 0703, Hal : 145 )

Indikator :

No indikator skala Keterangan

NIC: 6550, Hal: 398

1. Perlindungan Infeksi

a. Monitor adanya tanda dan gejal infeksi sistemik dan lokal.

b. Moniter kerentanan terhadap infeksi.

c. Batasi jumlah pengunjung, yang

1. Kemerahan 3-5 Sedang s/d tidak ada 2. Cairan (luka) yang berbau busuk 3-5 Sedang s/d tidak ada 3. Demam 3-5 Sedang s/d tidak ada 4. nyeri 3-5 Sedang s/d tidak ada sesuai.

d. Pertahankan asepsis terhdap pasien yang beresiko.

e. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup.

f. Annjurkan asupan cairan dengan tepat.

g. Anjurkan istirahat.

h. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik yang diresepkan. i. Jaga penggunaan antibiotik

dengan bijaksana.

 j. Anjurkan pasien dan keluarganya mengenai perbedaan-perbedaan antara infeksi-infeksi virus dan bakteri. k. Ajarkan pasien dan keluarga

(39)

38 1. Kemerahan 3-5 Sedang s/d tidak ada 2. Cairan (luka) yang berbau busuk 3-5 Sedang s/d tidak ada 3. Demam 3-5 Sedang s/d tidak ada 4. nyeri 3-5 Sedang s/d tidak ada sesuai.

d. Pertahankan asepsis terhdap pasien yang beresiko.

e. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup.

f. Annjurkan asupan cairan dengan tepat.

g. Anjurkan istirahat.

h. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik yang diresepkan. i. Jaga penggunaan antibiotik

dengan bijaksana.

 j. Anjurkan pasien dan keluarganya mengenai perbedaan-perbedaan antara infeksi-infeksi virus dan bakteri. k. Ajarkan pasien dan keluarga

mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan harus

melaporkannya ke pemberi layanan kesehatan.

(40)

39 melaporkannya ke pemberi layanan kesehatan.

4. IMLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN

Menurut Keliat, 1998 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.

Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir. S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan

 A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan apakah masalah masih ada, munculnya masalah baru, atau ada data yang

(41)

40 4. IMLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN

Menurut Keliat, 1998 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.

Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir. S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan

 A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan apakah masalah masih ada, munculnya masalah baru, atau ada data yang berlawanan dengan masalah yang masih ada.

(42)

41

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.

Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri adanya respon alergi.

Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada tanda –

tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.

Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutamastaphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.

B. SARAN

Kepada pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis pada seseorang maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk. Dan disarankan kepada orang tua agar menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat menyelbabkan dermatitis.

Referensi

Dokumen terkait

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI TENTANG PERILAKU MEROKOK MAHASISWI DI LINGKUNGAN KAMPUS UPI1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Jend S Parman Kav 28, Jakarta Barat 9 Jakarta Alleira Dharmawangsa Lifestyle, Health & Beauty The Darmawangsa Square 1st Floor Unit 23, Jakarta Selatan 10 Jakarta Alleira

[r]

Para mahasiswa yang telah mengumpulkan jumlah sks yang diperlukan, dapat memenuhi persyaratan index prestasi yang ditetapkan jurusan dan berminat menempuh penyelesaian tugas

Kelembaban lingkungan selama penyimpanan juga sangat terpengaruhi viabilitas benih. Kelembaban nisbi lingkungan simpan harus diatur sehingga berkeseimbangan dengan

Dalam strukur Pemerintahan Desa, kedudukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sejajar dengan unsur Pemerintah Desa bahkan mitra kerja dari Kepala Desa, hal

Sedangkan antibiotik spektrum sempit hanya dapat mempengaruhi salah satunya (Tortora dkk., 2010). Adapun mekanisme kerja obat antimikroba diantaranya : 1)

Pada penelitian ini, analisis data menggunakan media SPSS 16,0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, dan diperoleh data yang