• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN PSIKOLOGI UNTUK KONSELING LANSIA ============================== Oleh :Dr. Etiknius Harefa, MTh, MPd.K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDEKATAN PSIKOLOGI UNTUK KONSELING LANSIA ============================== Oleh :Dr. Etiknius Harefa, MTh, MPd.K"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDEKATAN PSIKOLOGI UNTUK

KONSELING LANSIA

==============================

Oleh :Dr. Etiknius Harefa, MTh, MPd.K

A. Pengantar

Pentingnya pemahaman psikologis bagi kebutuhan konseling secara khusus bagi orangtua lanjut usia sangat penting. Para hamba Tuhan akan gagal melaksanakan penggembalaan apabila tidak cukup mempelajari faktor-faktor psikologis dan kebutuhan yang menyertai usaha pembimbingan atau pembinaan rohani bagi orangtua lanjut usia.

Penanganan pelayanan membutuhkan perhatian khusus dan modal yang cukup dalam melayani orangtua lanjut usia. Para konselor tidak harus menjadi Lansia baru bisa melakukan pelayanan ini. Orang muda dapat menjadi konselor yang baik bagi para lansia, bila memiliki dalam dirinya hal-hal berikut ini yaitu :

1. Memiliki panggilan yang jelas menjadi hamba Tuhan/konselor

2. Mengalami pertumbuhan rohani yang seimbang mencakup : Pengetahuan, Kehidupan berdoa, Kerinduan memuji Tuhan, Kerinduan melayani dan aktivitas pelayanan

3. Memahami pendekatan yang spesifik dan orientatif bagi para Lansia 4. Memiliki ketrampilan berkomunikasi (percakapan pastoral)

5. Memiliki pengetahuan psikologi Kristen

6. Memiliki ketrampilan strategis dalam memilih dan menentukan nats Alkitab sebagai materi konseling

7. Memiliki kepribadian yang rindu belajar, sharing, rendah hati, membangun relasi, dan interaksi rohani.

B. Dinamika kehidupan Lanjut Usia

Elizabeth B. Hurlock memberikan kategori usia dan ciri psikologi bagi orang dewasa sebagai berikut :

a. Manusia Setengah baya atau madya dari umur 40 – 60 tahun, dan masih dibagi dalam 2 kategori yaitu :

a.1. Usia Madya Dini dari umur 40 – 50 tahun a.2. Usia Madya Lanjut dari umur 50 – 60 tahun

(2)

2

b. Manusia Usia Lanjut berada pada rentangan umur 60 hingga akhir hidup, dan dibagi dalam 2 kategori yaitu :

b.1. Usia Lanjut Dini pada umur 60-70 tahun b.2. Usia Lanjut pada umur 70 hingga akhir hidup

Secara umum periode usia manusia setengah baya disebut dengan periode tertentu sesuai dengan pengalaman yang terjadi yaitu: Masa Transisi, Masa Stres, Masa Berbahaya, Masa Usia Canggung, Masa Berprestasi, Masa Evaluasi, Masa Standard Ganda, Masa Sepi, Masa Jenuh

Secara umum periode Lanjut Usia disebut dengan Periode Kemunduran yang datang dari faktor fisik, disebabkan oleh perubahan sel-sel tubuh yang menuju pada proses menua. Faktor psikologis yaitu kemunduran pada sikap mental yaitu timbulnya rasa senang pada diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap pekerjaan, perubahan ini terus menuju pada keadaan uzur

Sebagai Konselor, kita perlu mengenal perubahan-perubahan yang begitu signifikan dalam kehidupan manusia usia lanjut sebagai berikut :

1. Perubahan bentuk fisik. Meliputi : Penglihatan, Pendengaran, Perasa, Penciuman, Perabaan, pada umumnya menjadi semakin kurang berfungsi dengan baik, namun sensifitas terhadap rasa sakit semakin tinggi.

2. Perubahan kemampuan motorik. Hal ini berdasar dari adanya kesadaran akan merosotnya perasaan atau rasa rendah diri kalau dibandingkan dengan orang yang lebih muda dalam arti : kekuatan, kecepatan dan ketrampilan. Ada berbagai tekanan emosional yang berasal dari sebab-sebab psikologis justru dapat mempercepat perubahan kemampuan motorik, . Ada berbagai tekanan emosional yang berasal dari sebab-sebab psikologis justru dapat mempercepat perubahan kemampuan motorik, atau menurunnya motivasi untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya masih dapat dilakukan.

3. Perubahan kemampuan mental dan minat. Dalam hal ini terjaid perubahan dalam

kualitas belajar, berpikirdalam memberi argumentasi, kreatifitas, daya ingat atau mengingat kembali, mengenang, rasa humor, perbendaharaan kata. Demikian juga dalam hal minat mengalami perubahan dalam hal : minat terhadap pakaian, minat terhadap uang, minat untuk rekreasi, minat sosial, minat untuk mati

4. Perubahan bidang kerohanian. Dalam hal ini terjadi perubahan yang begitu Nampak pada : kejenuhan beribadat, ketakutan akan kematian pada satu sisi, tetapi pada sisi

(3)

3

yang lain ada kerinduan untuk mati, mentahnya kembali akan pemahaman keselamatan, seiring dengan melemahnya daya ingat terhadap Firman Tuhan. Namun minat akan hal-hala keagamaan, itu disebabkan ketakutan dan kecemasan mengenai masalah kematian

C. Kebutuhan rohani Lanjut Lanjut

1. Kebutuhan akan kepastian keselamatan merupakan kebutuhan yang sangat penting dan menentukan bagi kebahagiaan menjalankan usia tua dan akhir hidup. Kepastian keselamatan dapat dijelaskan dalam bahasa yang sederhana berdasarkan

a. Yohanes 17:3 b. Yohanes 5:24 ; 6:47 c. 1 Yohanes 5:12-13 d. Matius 28 :20

2. Kebutuhan akan jawaban yang praktis tentang masalah dosa, karena iblis selalu mementahkan kembali masalah fakta pembenaran, pendamaian, dan penebusan yang sudah dimiliki sejak masa muda atau sebelumnya, kecuali bila seseorang belum terima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya

3. Kebutuhan akan jaminan penyertaan dan kesetiaan Tuhan dimasa tua

4. Kebutuhan akan suatu komunitas yang di dalamnya terwujud suatu kreatifitas dan inovasi kerohanian yang baru dan menyenangkan

5. Kebutuhan akan figur dari pribadi yang bukan hanya solider, tetapi dapat berempati pada kenyataan hidup yang serba terbatas.

6. Kebutuhan akan suasana jiwa yang dapat menangkal dan membendung keluhan-keluhan yang disebabkan oleh masalah fisik (penyakit) dan masalah psikis seperti kesunyian/kesepian, atau penolakkan yang mungkin dialami.

7. Kebutuhan akan adanya pribadi-pribadi yang menjadi obyek dari pemikiran, ide yang masih brilian dan produktif, sekaligus mengapresiasi kebutuhan akan rasa dibutuhkan dan dihargai.

(4)

4

STRATEGI PENYELENGGARAAN KONSLEING LANSIA

LANGKAH PERCAKAPAN DAN FOLOW-UP

================================

Oleh : Dr. Etiknius Harefa, MTh, MPd.K

Percakapan Konseling biasanya dibagi dalam 3 tahap yaitu: Percakapan Awal, Percakapan Inti, dan Percakapan Penutup

A. Percakapan Awal

Percakapan awal maksudnya : percakapan yang terjadi setelah Konselor/Pembimbing tiba di tempat pelayanan seperti Rumah sakit, Rumah Konseli, atau tempat lain yang dipilih sesuai dengan kesepakatan. Inti dari percakapan awal ini adalah sebuah pendekatan dan hal itu telah dikemukakan oleh Bapak Ev. T. Dohare (Durasi waktu percakapan ini dapat diatur misalnya kalau waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali perkunjungan adalah sebaiknya tidak lebih dari 2 x 60 menit maka percakapan awal ini dapat dilakukan sekitar 20 menit dan selanjutnya beralih pada percakapan inti)

B. Percakapan Inti.

Percakapan inti ini diupayakan tidak lebih dari 80 menit untuk menghindari kejenuhan dan efesiensi waktu untuk hal yang lain. Inti dari percakapan ini adalah PEMBIMBINGAN KONSELI UNTUK BERTEMU DALAM IMAN KEPADA GEMBALA AGUNG YAITU TUHAN YESUS sesuai dengan Yohanes pasal 10:1-18 dan Mazmur 23:1-6.

Hal-Hal yang perlu dipedomani sebagai berikut :

1. Mempersiapkan diri dalam doa sebelum berangkat, meminta kuasa Roh Kudus, dan mendoakan konseli, tempat dan situasi yang akan dihadapi

2. Setelah selesai percakapan awal maka sekarang tiba satnya Konselor memulai dengan suatu ibadah singkat yang sangat menentukan. Pada percakapan awal sudah tergambar secara umum pergumulan yang sedang dihadapi konseli, namun masih belum diberikan solusinya, dan mungkin juga konsele masih belum terbuka dan memberitahukan seluruhnya. Sekarang ajaklah konseli untuk memulainya dengan : BERNYANYI – BERDOA - PENJELASAN FIRMAN TUHAN

a. Bernyanyi + Berdoa untuk meminta hadirat dan kuasa Tuhan menguasai seluruh rangkaian jalannya pelayanan ini.

(5)

5

b. Bacalah bersama nats Alkitab yang sudah dipersiapkan, berikan penjelasan dalam bentuk cerita atau dialog sesuai situasi, hindarilah bahasa yang tinggi dan berbelit-belit. Mintalah juga tanggapan konseli tentang Firman Tuhan. Bila tanggapannya selalu dikaitkannya dengan pergumulannya, tidak apa-apa, namun tanggapannya yang diharapkan sebenarnya adalah tentang isi Firman Tuhan, sebab ada waktunya nanti untuk memberi tanggapan atas masalahnya itu (bila konselor yang membacakan sendiri Firman Tuhan, maka harus perlahan dan jelas)

c. Akhiri percakapan tentang Firman Tuhan itu dengan meminta konseli berdoa untuk mengucapkan syukur atas Firman Tuhan (Rangkaian kegiatan a,b,c ini dapat ditempuh maksimal 40 menit) Bila konseli tidak sanggup, tidak mau berdoa, jangan dipaksakan.

3. Setelah selesai ibadah singkat ini, sekarang konselor memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengutarakan pergumulan dan pokok doanya. Di sini konselor dapat memberikan bimbingan, tanggapan yang tidak terlalu mendiktekan, seperlunya. Jangan lupa, masih ada kesempatan berdoa bersama untuk mengutarakan ini sepenuhnya kepada GEMBALA AGUNG. (dalam kasus okultisme, restitusi, pemutusan hubungan dengan dosa, penyampaian komitmen) dapat dilakukan dalam tahap ini, tentunya dalam doa)

4. Setelah konseli mengutarakan isi hatinya, dan konselor menyampaikan tanggapannya maka saatnya membawa hal itu semua dalam doa (Seluruh langkah 3 dan 4 maksimal 40 menit)

C. Percakapan Penutup. Pada tahap ini Konseli hendak pamit dan memberi pesan-pesan

penutup yang sangat menentukan dan meneguhkan misalnya : Kami selalu mendoakan Bapak/Ibu, Tuhan Yesus akan selalu mengingat Saudara, Jangan putus asa Tuhan pasti buka jalan, kami akan datang lagi, dst. (10-20 menit)

D. Percakapan Lanjutan. Percakapan lanjutan didasari atas kesepakatan yang telah dilakukan pada percakapan sebelumnya. Jalannya percakapan tetap mempedomani percakapan sebelumnya termasuk durasi waktu. Namun Materi Percakapan tidak sama lagi dengan materi yang pertama. Konselor sudah memahami pergumulan konseli, dan tentu materi Firman Tuhan yang hendak disampaikan pada tahap lanjutan tidak akan mengulangi lagi materi tahap pertama. Ada pertemuan para konselor untuk membahas masalah penanganan selanjutnya, apabila jadwal harus bertukar dengan konselor lain,

(6)

6

maka laporan pelaksanaan konseling dapat dipedomani. Itulah sebabnya setiap pelayanan konseLing harus membuat laporan sesuai format yang disediakan YAKRIS

CONTOH PERCAKAPAN DALAM PRAKTEK Konselor = adalah Pembimbing, selanjutnya diberi tanda “A” Konseli = adalah yang dibimbing, selanjutnya diberi tanda “B”

A. Selamat Pagi Pak/Ibu……Apa khabar? B. Syalom ………. Silahkan duduk !

A. Kami berharap kedatangan kami ini tidak merepotkan ya Pak/Bu !

B. Oh ….. tidak justru kami senang, (atau bila jawaban sedikit kaku, dengan mengatakan “ga apa-apa kog)

Sekarang, konselor sudah dipersilahkan duduk, dan konseli juga duduk, namun pembicaraan selanjutnya, sangat tergantung pada insiatif. Bisa saja yang berinisiatif adalah tuan rumah dan bisa juga konselor. Namun di sini dianjurkan agar yang berinsiatif adalah konselor yang keluar dari kekakuannya, dan memulai dengan pembicaraan berikut ini

A. Begini Pak/Bu……. Kami ini datang dari YAKRIS bermaksud untuk berdoa bersama Bapak/Ibu, merenungkan Firman bersama Bapak/Ibu, dan menemani Bapak/Ibu bila kita hendak mendoakan sesuatu yang menjadi beban ataupun pergumulan saat ini . B. Oh….. ya …. Tapi bentar dulu…..YAKRIS itu .. apa ya?

A. Jadi begini Pak/Bu YAKRIS itu adalah ………… B. Oh….. baiklah kalau begitu, silahkan ……..

======================================================= A. Trimakasih Pak/Bu. Kita akan memulai. Kita bernyanyi ……….Berdoa ……….. dst

……. Kita hendak membaca Firman Tuhan ……….. (konselor menjabarkan Firman Tuhan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu) penjelasan Firman Tuhan dapat berlangsung dalam model sharing atau diskusi, tergantung situasi. Dan selanjutnya konselor atau konseli dapat menutup ini dengan doa

(7)

7

A. Bapak/Ibu….. setelah kita merenungkan Firman Tuhan, maka sekarang kami mempersilahkan Bapa/Ibu untuk menyampaikan hal-hal yang perlu didoakan, atau jika ada beban pikiran atau perasaan yang perlu kita diskusikan sebentar sebelum berdoa B. Oh….trimakasih…….sebenarnya ada bebarapa hal yeng kami minta tolong untuk

didoakan, namun sampai hari ini, saya masih ragu 2 hal yaitu : bagaimana dengan dosa-dosa kita sebagai orang Kristen pada masa lalu? Dan yang kedua, ada saya rasakan akhir-akhir ini bahwa apabila kita semakin rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan itu, maka tantangan yang kita hadapi dari iblis itu justru semakin banyak jika dibandingkan ketika dulu waktu saya belum rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan. Tolong saya…. Mengapa demikian?

A. Baik Pak/Bu….. pergumulan ini memang bukan hanya pergumulan Bapak/Ibu, tetapi merupakan pergumulan kita semua sebagai orang percaya pada Tuhan Yesus. Untuk pergumulan yang pertama, maka sebaiknya kita membaca Roma 5:8 dan 1 Kor. 15:3 selanjutnya nats ini dijelaskan………… (atau jika ada nats lain yang lebih dekat, namun hal lain yang tidak perlu diabaikan yaitu, penelusuran akan latar belakang timbulnya pertanyaan ini)

A. Dan untuk pergumulan yang kedua…….. tadi Bapak/Ibu mengatakan “mengapa demikian ?”. Dan hal ini juga merupakan sesuatu yang wajar kita alami bila kita semakin dekat kepada Tuhan Yesus…. Perasaan semacam itu bisa saja mempengaruhi perasaan ataupun pikiran kita juga. Tetapi kita perlu menyadari bahwa pikiran ataupun perasaan itu ditimbulkan oleh musuh kita itu supaya kita tidak semakin dekat kepada Yesus. Kita perlu memagang kebenaran Firman Tuhan yang tertulis dalam Matius 28:18, Matius 4 : 10 -11 atau 1 Yohanes 5:4 (nats ini dapat dijelaskan oleh konselor) Bagaimana Pak/Bu sudah dapat kita lanjutkan untuk berdoa?

B. Baiklah, walau saya masih belum begitu memahami seluruhnya, namun hati dan pikiran saya sudah mulai terbuka untuk itu, dan saya harap Anda akan tetap mendoakan saya untuk hal ini, dan kalau ada kesempatan, saya senang jika kita bicarakan lagi hal ini. Pokok-pokok doa dari kami adalah ……….

A. Baiklah Pak/Bu, kami akan terus berdoa untuk Bapak/Ibu supaya Roh Kudus menolong menjelaskan lebih baik akan Firman Tuhan tadi……..Marilah kita berdoa………...

B.

A. Pak/Bu mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan di hati Bapak/Ibu ya…..dan kami mau permisi hendak menruskan pelayanan di tempat lain……….

(8)

8

B. Baik, trimakasih……….namun ada persembahan sebagai ungkapan rasa syukur kami lho Pak! Mohon diterima…….

A. Oh….. baiklah kami senang, namun lebih senang lagi bila persembahan ini dapat ditujukan langsung ke YAKRIS melalui Pengurus atau Ibu Bendahara. Dan YAKRIS akan terus berdoa buat Bapak/Ibu dan juga buat persembahan tersebut. Trimakasih banyak Tuhan Yesus memberkati, kami permisi ya Pak/Bu

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1 atm.. Supaya

Hasil penelitian pada organ limpa yang telah diberi jintan hitam menunjukkan hasil uji statistik perhitungan rataan jumlah dan luasan pulpa putih dari masing-masing

Orang tua dengan anak penderita LLA memiliki kecemasan yang berbeda-beda berdasarkan situasi atau tahapan pengobatan yang dihadapi, sehingga buku saku menjadi alternatif media

Dasar pemikiran ketentuan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan memberikan jaminan terhadap dana simpanan nasabah di bawah 2 (dua) milyar rupiah bahwa, Peraturan

Dalam hal ini peneliti sebagai kelas mengadakan penelitian yang berjudul ” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Melalui Media Visual pada Pembelajaran

Pada akar dikotil berkas pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal ini dapat diartikan bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini

Persiapan yang harus direncanakan sebelum penelitian dilaksanakan, yaitu: a) Membuat surat izin penelitian sekolah. b) Melakukan observasi ke sekolah untuk mendapatkan

a) Otomatisasi pemasaran agar pemasaran dapat dilakukan secara otomatisasi tanpa perlu bertransaksi langsung antara konsumen dengan produsen, dengan kata lain tanpa