BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT DUSTIRA FAK. KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Jabatan/Pekerjaan : Hi/PELTU/AURI Bangsa : Indonesia Nama & Alamat Keluarga : Kp. Seneng - CIMAHI
Dikirim oleh : Dokter UGD Tgl. Dirawat : 13-12-2002
Tgl. Diperiksa (Co. ass) : 14-12-2002
Diagnosa/diagnosa kerja :
Dokter : Efusi pleura dextra Co. ass : Efusi pleura dextrra
e.c TBC paru e.c TBC paru + anemia
A. ANAMNESA (Auto/Hetero)
KELUHAN UTAMA : Sesak napas
KELUHAN KHUSUS :
Sejak 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit penderita mengeluh sesak napas yang dirasakan semakin berat. Sesak napas dirasakan berkurang bila penderita tidur miring ke kanan. Keluhan tidak disertai bengkak dikelopak mata terutama pagi hari, bengkak di kaki atau di perut dan juga tidak disertai nafas berbunyi. Keluhan disertai nyeri dada kanan yang tidak menjalar terutama apabila penderita batuk. Penderita masih dapat tidur dengan 1 bantal. Buang air besar dan buang air kecil tak ada kelainan.
1 tahun sebelum masuk RS, penderita pernah batuk berdahak berwarna putih , kental, lebih dari 3 minggu. Berobat ke RS dan diberi 4 macam obat (penderita lupa nama obat dan dosisnya). Penderita tidak teratur makan obat tersebut dan tidak pernah control ke RS.
Sejak 2 pekan sebelum masuk RS, penderita mengeluh batuk berdahak putih, kental tanpa disertai darah dan diikuti panas badan. Penderita lalu berobat ke RS dan dianjurkan menjalani foto roentgen.
Dokter memperlihatkan foto rontgen tersebut dan mengatakan bahwa paru-paru sebelah kanannya terisi cairan sehingga dianjurkan dirawat di RS.
Adanya batuk berdarah yang terus menerus disangkal. Adanya batuk berdahak yang diikuti perasaan gelisah yang kemudian terjadi gangguan kesadaran disangkal.
Penderita bekerja dengan rekannya yang menderita batuk lama dan tidak pernah berobat dan control secara teratur .
Riwayat ada makan obat-obatan jangka panjang ada,tetapi dimakan tidak teratur.
Riwayat merokok ada, sejak 6 tahun sebelum masuk RS(1 hari=1/2 bungkus) dan berhenti pada 1 tahun sebelum masuk RS.
Riwayat sering kencing dimalam hari,cepat terasa haus,dan cepat terasa lapar disangkal.
a. Keluhan keadaaan umum
panas badan : tidak ada
nafsu makan : berkurang
tidur : tidak ada
edema : tidak ada
ikterus : tidak ada
haus : tidak ada
berat badan : ada,
(menurun dari 61 mjd 41 kg)
b. Keluhan organ kepala
Penglihatan : tidak ada
Hidung : tidak ada
Lidah : tidak ada
Gangguan menelan : tidak ada
Pendengaran : ada
Mulut : tidak ada
Gigi : tidak ada
Suara : tidak ada
c. Keluhan organ dileher Rasa sesak di leher : ada
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Kuku kuduk : tidak ada
d. Keluhan organ di thorax Sesak napas : ada
Sakit dada : ada
Batuk : ada
Jantung berdebar : tidak ada
e. Keluhan organ di perut
Nyeri local : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Nyeri seluruh perut: tidak ada
Nyeri berhubungan dengan ;
- makanan : tidak ada - b.a.b : tidak ada - haid :
- Perasaan tumor perut : tidak ada
Muntah-muntah : tidak ada
Diare : tidak ada
Obstipasi : ada
Tenesmi ad anum : tidak ada
Perub. dalam b.a.b: tidak ada
Perub. dalam miksi : tidak ada
Perub. dalam haid :
-f. Keluhan tangan dan kaki
Rasa kaku : tidak ada
Rasa lelah : tidak ada
Mialgia/Artralgia : tidak ada
Prestesi/Estesi : tidak ada
Parese/paraparese : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Clanudicato : tidak ada
Luka/bekas luka : tidak ada
Edderna : tidak ada
g. Keluhan-keluhan lain
Kulit : tidak ada
Ketiak : tidak ada
Keluhan kelenjar limfe : tidak ada
Keluhan kelenjar endokrin;
- Haid :
-- D.M : tidak ada - Tiroid : tidak ada - lain-lain :
ANAMNESA TAMBAHAN
a. Gizi : kualitas : kurang kwantitas : kurang b. Penyakit menular : ada, TBC c. Penyakit turunan : tidak ada d. Ketagihan : tidak ada e. Penyakit venerik : tidak ada
B. STATUS PRAESEN
I. KESAN UMUM
a. Keadaan Umum
Kesan sakitnya : sedang
Kesadarannya : komposmenfis
Pergerakan : pasif
Tinggi badan : 162 cm
Gizi kulit : kurang
Tidur : terlentang dengan satu bantal
Watak : kooperatif
Umur yang ditaksir : sesuai
Bentuk badan : astenikus
Berat badan : 40 kg
Gizi otot : kurang
Kulit : turgor kulit cukup
b. Keadaan sirkulasi
Suhu : 36,2 Sianose : - keringat
dingin :
- tekanan darah ka : 115/70 mmHg
ki : 113/70 mmHg
nadi ka : 90 x/max, regular, equal, isi cukup
ki : 90x/max , regular, equal, isi cukup
c. Keadaan pernafasan
Tipe : abdominothorakal
Frekwensi : 32x/max
Corak : cepat, dangkal
Hawa/bau napas : tidak ada
Bunyi napas : tidak ada
II. PEMERIKSAAN KHUSUS
a. Kepala ;
1. tengkorak ;
- inspeksi : simetrtis
- palpasi : tidak ada kelainan
- inspeksi : simetris
- palpasi : tidak ada kelainan
3. mata
- letak : simetris
- kelopak mata: tidak ada kelainan - kornea : jernih
- pupil : bulat isokor kanan = kiri - reaksi konvergensi : +/+
- reflaks kornea : +/+ - sklera : ikterik -/-- pergerakan : kesegala arah - konjungtiva : anemis +/+ - iris : tidak ada kelainan - reaksi cahaya: +/+
- visus : tidak dilakukan pemeriksaan - funduskopi : tidak dilakukan pemeriksaan 4. Telinga
- Inspeksi : tidak ada kelainan - palpasi : tidak ada kelainan - pendengaran : ada, ,menjadi berkurang 5. Hidung
- inspeksi : tidak ada kelainan - sumbatan : tidak ada
- ingus : tidak ada - bentuk : simetris 6. Bibir
- sianosis : tidak ada - kheilitis : tidak ada
- stomatitis angularis : tidak ada - rhagaden : tidak ada
7. Gigi dan gusi :
8 6 4 3 2 1 1 2 4 5 7 8 8 7 5 4 3 2 1 1 2 3 5 7 8
Ket : - : Tanggal
- Gusi : tidak ada kelainan 8. Lidah
- sianosis : tidak ada - besar : normal
- pergerakan : tidak ada kelainan - bentuk : simetris
- permukaan : basah, bersih 9. Rongga mulut
- selaput lender : tidak ada kelainan - dinding belakang pharynx : tidak hiperemis - tonsil : T1 – T1 terang
b. Leher
Inspeksi ;
- gld. Tiroid : tidak membesar - pembesaran vena : ada - pulsasi vena leher : ada
- tekanan vena jugular : normal(5 + 2 cm H2O)
Palpasi ;
- trachea : deviasi ke kiri
- otot leher : tidak ada kelainan - kel. Getah bening : tidak membesar - tumor : tidak ada
- kaku kuduk : tidak ada
c. Ketiak
Inspeksi ;
- rambut ketiak : tidak ada kelainan
- tumor : tidak ada
Palpasi ;
- kel. Getah bening : tidak ada pembesaran
- tumor : tidak ada
d. Pemeriksaan thorax
Thorax depan ;
- inspeksi
· bentuk umum : asimetris. Kanan > cembung · sela iga : hemitorak. Kanan melebar
· sudut epigastrium : <90
· diameter frontal & sagital : dmtr frontal < dmtr sagital
· pergerakan: hemithorak kanan tertinggal · muskulatur : tidak ada kelainan
· kulit : tidak ada kelainan
· tumor : tidak ada
· jctus cordis : terlihat di ICS V. mid clavicular kiri
· pulsasi lain : ada
· pelebaran vena : tidak ada
- palpasi
· maskulatur: tidak ada kelainan
· mammae : tidak ada kelainan
· sela iga : kanan melebur. Kiri · vocal fremitus :
menurun normal
· iktus cordis ;
- lokalisasi : ICS V. mid clavicular kiri - intensitas : kuat angkat
- pelebaran : ada
- thriil : ada
- perkusi
· paru-paru
batas paru hepar : sulit dinilai peranjakan : sulit dinilai
suara perkusi : - paru kanan : redup - paru kiri : sonor
· jantung
batas atas : ICS III, linea para steral sinistra batas kanan : sulit dinilai
batas kiri : ICS VI linea mid clavicular sinistra auskulturasi :
· paru-paru
kanan kiri suara pernafasan pokok : menurun
suara tambahan : ronkri (-)wheezing (-) ronkri (+)w(-)
vocal resonansi menurun redup
· jantung
Bunyi jantung tambahan : tidak ada Bising jantung :
Bising gesek jantung : tidak ada
Thorax belakang ;
- Inspeksi
· Bentuk : simetris
· Muskulatur : tidak ada kelainan
· Sinetrisasi : simetris
· Kulit : tidak ada kelainan
- Palpasi
· Muskulatur : tidak ada kelainan
· Sela iga : kanan melebar
· Vocal fremitus : paru kanan menurun; paru kiri normal
- Perkusi
paru kanan paru kiri
· Batas bawah : sulit dinilai
· Peranjakan: sulit dinilai _
- Auskultasi
paru kanan paru kiri
· Suara pernapasan : vesikuler (-)
vesikuler
· Suara tambahan : ronki(-)wheezing(-) ronki(+)wheezing(-)
· Vocal resonansi : menurun
normal
· Bunyi gesek pleural: tidak ada
tidak ada
e. Abdomen
Inspeksi
Bentuk : datar,lembut
Kulit : tidak ada kelainan
Otot dinding perut : tidak ada kelainan Pergerakan waktu nafas : normal
Pergerakan usus : tidak terlihat
Pulsasi : tidak terlihat
Palpasi
Dinding perut : rata
Nyeri tekan local : tidak ada Nyeri tekan difus : tidak ada
Nyeri lepas : tidak ada
Defance muskuler : tidak ada
Hepar
Teraba/tidak teraba : teraba
Besar : 3 cm dibawah Arcus
Kosistenal : kenyal
Permukaan : rata
Tepi : tajam
Nyeri tekan : tidak ada
Lien
Pembesaran : tidak ada
Kosistensi :
-Permukaan :
-Insisura :
-Nyeri tekan :
- Tumor/massa
Ginjal : tidak ada
Pembesaran :
-Nyeri tekan :
- Perkusi
Suara perkusi : tympani
Dullness : tidak ada
Ascites
Shifting dullness : tidak ada
Fluid wave : tidak ada
Auskultasi
Bising usus : (+) normal
Bruit : tidak ada
f. CVA(Costo vertebral angel) : nyeri ketok CVA
-/-g. Lipat paha : tidak ada kelainan
h. Genitalia : tidak ada kelainan
i. Sacrum : tidak ada kelainan
l. Sendi-sendi : tidak ada kelainan
m. Neurologik; : tidak ada kelainan
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. DARAH
1. Hb : 7,5 gr%
2.leukosit : 4,0 rb/mm3
3.baso : 0
9 hematokrit : 22%
b. URINE Sediment : -eritrosit : 2-4/lbp
-epitel : 6-9/lbp -leukosit : 6-8/lbp c. FAECES
Bau : indol,skatol Konsistensi : lunak
Lendir :
-Darah :
-Parasit :
-Eritresic :
-Leukosit :
-Telur cacing :-Sisa makanan
:-:
RESUME
Penderita seorang pria berumur 63 tahun , pensiunan TNI-AU,sudah berkeluarga ,masuk RS 1hari yang lalu,dengan keluhan utama sesak nafas. Pada anamnesa lebih lanjut :
Sejak 1bulan sebelum masuk rumah sakit ,penderita mengeluh sesak nafas yang dirasakan semakin berat. Sesak nafas berkurang bila penderita tidur miring kekanan.Keluhan sesak diikuti nyeri dada yang tidak menjalar dan dirasakan terutama bila pnderita batuk.Penderita mengalami penurunan berat badan dari 60kg menjadi 40 kg dalam satu bulan terakhir ,mengalami penurunan nafsu makan dan lemas badan.
Sejak 2 minggu sebelum masuk RS penderita mengeluh batuk berdahak ,berwarna putih,kental tanpa disertai darah dan diikuti panas badan.lalu penderita berobat kerumah sakit dan dianjurkan untuk menjalani foto roentgen.Dokter memperlihatkan hasil foto tersebut dan mengatakan bahwa paru-paru kanan berisi cairan,sehingga dianjurkan untuk dirawat diRS.
Adanya batuk berdarah yang terus menerus disangkal. Adanya batuk berdarah dan diikuti perasaan gelisah yang kemudian mengalami gangguan kesadaran disangkal.
Penderita pernah bekerja dengan rekannya yang mempunyai batuk lama dan tidak pernah berobat dan control secara teratur.
Riwayat mendapat makan obat –obatan jangka panjang ada. Riwayat merokok ada sejak 6 tahun sebelum masuk RS(1 hari=1/2 bungkus) dan berhenti sejak 1 tahun sebelum masuk RS.
Riwayat diabetes mellitus disangkal. Riwayat hipertensi disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Keadaan umum : Komposmentis, kesan sakit : sedang
Vital sign; Tekanan darah: 115/70mmHg
Nadi : 90x/mnt Reguler,equal,isi cukup. Pernafasan : 32x/mnt
Suhu : 36,2 C
Keringat dingin (-),pucat(-),sianose (-)
Pada pemeriksaan lebih lanjut didapatkan :
Kepala : Simetris
Mata : Sklera :ikterik
Lidah : Basah, bersih
THT : Tonsil: TI-TI tenang
Farink: Tidak hiperemis
Leher : KGB tidak membesar
JVP tidak meningkat Trakea deviasi ke kiri
Thorak :
Inspeksi : Bentuk dan gerak asimetris Sela iga thorak kanan melebar
Ictus cordis di ICS V midclavicular kiri Palpasi : Vokal fremitus kanan menurun
Pergerakan thorak kanan tertinggal Perkusi : Batas paru hepar sulit dinilai
Peranjakan sulit dinilai
Perkusi dullness mulai ICS II kanan kebawah Auskultasi : Vokal resonan Paru kanan menurun
VBS Paru kanan menurun Jantung
Batas atas : ICS III linea Para sternalis kiri Batas Kanan : Sulit dinilai
Batas Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Abdomen : Datar, lembut, bising usus ( + ) normal, Nyeri tekan ( - )
Hepar
- Teraba 3 cm dibawah procecus Xiphoideus
- Permukaan rata, tepi tajam - Nyeri tekan ( - )
Lien : tidak teraba, ruang
traube
Kosong
Ginjal : tidak teraba
Ekstemitas : Tidak ada kelainan
Kulit : Turgor kulit cukup
IV. DIAGNOSA BANDING :
Efusi pleura e.c DD :
- TBC Paru + anemia - Keganasan
- Insfeksi bakteri lain
Diagnosa kerja :
Efusi pleura dexra e.c TBC paru + anemia
Usul pemeriksaan :
- Foto thorak : PA dan lateral kanan - Pungsi pleura
- Darah : Glukosa, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, protein, LDH
V. PENGOBATAN :
Umum :
- Tirah baring
- O2 murni 2 lt/menit
- Diet tinggi kalori tinggi protein
Khusus :
- Pungsi cairan pleura
- Rifampisisn 450 mg / hari ( 1 bulan ), lalu 600 mg 2x seminggu ( 5-8 bulan )
- INH 400 mg / hari ( 1 bulan ), lalu 600 mg 2x seminggu ( 5-8 bulan )
- Etambutol 1000 mg / hari ( 1 bulan ) - Vitamin B complek 3 x 1
V. PROGNOSA
PEMBAHASAN
Pendekatan diagnosis
Anamnesa
Keluhan-keluhan yang sering didapatkan adalah nyeri pada daerah aksila yang menjalar sepanjang nervus intercostalis pada daerah dimana terdapat efusi pleura yang dirasakan saat penderita inspirasi dan bertambah pada saat penderita batuk ( nyeri pleuritik ). Keluhan lain yang sering adalah sesak napas dan rasa berat pada dada. Selain itu gejala-gejala penyerta lain yang biasanga berhubungan dengan penyakit dasarnya seperti lemah badan progresif dan penurunan berat badan yang drastic pada neoplasma atau batu, nyeri dada, panas yang tidak tinggi, keringat malam, sesak napas, lemah badan, berat badan menurun pada penderita TB, dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kelainan yang khas biasanya didapatkan pada daerah thoraks adalah sebagai berikut :
Insfeksi :
Pada insfeksi didapatkan napas cepat dan dangkal, deviasi trakea yang terdorong pada sisi yang sehat yang dapat terlihat apabila efusi pleura terjadi secara massif, dan hemitoraks yang terdpat efusi pleura akan terlihat lebih cembung dan gerakannya akan tertinggal.
Palpasi :
Pada palpasi terdapat sela iga yang melebar, dan vocal premitus yang akan menghilang. Dan apabila cairan efusi banyak akan terdapat deviasi trakea kesisi yang normal.
Pada perkusi akan didapatkan suara dinding toraks menjadi dull atau sonor memendek.
Auskultasi :
Pada auskultasi akan didapatkan vocal resonans yang menurun dan
vesicular breathing sound ( VBS ) yang menurun sampai menghilang.
Pemeriksaan penunjang : 1. Photo thoraks PA, lateral.
Efusi pleura baru terdeteksi dengan photo thoraks PA, apabila terdapat cairan 200-300 cc. Photo thoraks PA dapat menunjukan opasitas sebagian paru-paru bawah atau hemithoraks yang mengalami efusi. Sedangkan photo lateral memperlihatkan posisi pasien dalam keadaan berbaring dari satu sisi ke sisi lain, sehingga tampak mobilitas cairan dalam rongga pleura dan menentukan ada tidaknya efusi pleura yang terlokalisir.
2. ultarasonografi
ultrasonografi mampu menurunkan komplikasi thorakosentesis karena dapat membedakan penebalan pleura dan cairan pleura, sehingga lokasi tempat cairan efusi pleura dapat terdeteksi dengan baik.
3. thoracocentesis ( Punksi Pleura )
aspirasi cairan pleura berfungsi sebagai sarana untuk diagnostic dan terapi. Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500 cc pada setiap aspirasi, karena bila terlalu banyak akan menimbulkan plural syok atau edema paru yang terjadi akibat paru-paru mengembang terlalu cepat. Komplikasi lain adalah pneumothoraks, emboli udara, dan atau laserasi pleura visceralis.
Untuk diagnostic cairan pleura dilakukan pemeriksaan a. Warna
jernis kekuningan = transudat
merah tengguli = adanya kebocoran aneurisma aorta b. Biokimia
Transudat Eksudat
Tes Rivalta Negatif Positif
Berat Jenis < 1,016 > 1,016
Kadar protein < 3 gr / 100 cc > 3 gr / 100 cc
Protein dalam
efusi/kadar protein serum
< 0,5 > 0,5
Leukosist < 1000 / mm3 > 1000 / mm3
Cairan efusi pleura yang termasuk transudat disebabkan oleh :
Gagal jantung kongestif
Obstruksi vena cava superior
Sirosis hepatic
Emboli paru
Miksedema
Sindroma nefrotik
Cairan efusi pleura yang termasuk eksudat disebabkan oleh :
Penyakit insfeksi ( jamur, bakteri, parasit, virus )
Neoplasma ( mesotelioma, karsinoma bronkus, metastase, limfoma maligna)
Emboli paru
Penyakit kolagen vaskuler ( pleuritis, rheumatoid, SLE, drug induced lupus, immunoblasti, limfhadenopathy, Sjogeren`s syndrome, wagener1s granulomatosis, Churg Stranss1s syndrome )
Pemaparan abses
Sarkoidosis
Penyakit pleura yang disebabkan obat-obatan
EFUSI PLEURA
diajukan sebagai tugas responsi dibagian Ilmu Penyakit Dalam
Pembimbing
Wahju Harihardjaja,dr,sp.PD
Let.KoL CKM NRP 31935disusun oleh