• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan, jumlah mata pelajaran, serta pengalaman mengajar guru berdasarkan survei pada guru-guru SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan, jumlah mata pelajaran, serta pengalaman mengajar guru berdasarkan survei pada guru-guru SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman tahun 2018"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI PANGKAT GOLONGAN, JUMLAH MATA PELAJARAN, SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU BERDASARKAN SURVEI PADA GURU-GURU SMA DAN SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Windy Adriana NIM : 141334004. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk:. Tuhan Yesus Kristus Kedua Orang Tuaku tercinta Kakakku Adriyen, kakakku Elvy, adikku Riky, dan Glen Semua keluarga besarku, sahabat serta teman-teman yang selalu memberi dukungan dan doa, dan almamaterku Universitas Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. (Amsal 16:3) Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill) Do the best and pray. God will take care of the rest. Jangan malu jika kau tidak memiliki apa yang orang lain miliki hanya karena gengsi semata, tetapi belajarlah bersyukur untuk apa yang kau miliki saat ini. (Windy Adriana). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 31 Agustus 2018 Penulis. Windy Adriana. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Windy Adriana. Nomor Mahasiswa. : 141334004. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pangkat Golongan, Jumlah Mata Pelajaran, Serta Pengalaman Mengajar Guru Berdasarkan Survei Pada Guru-Guru SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman Tahun 2018 Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, data mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 31 Agustus 2018 Yang menyatakan. (Windy Adriana). vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DITINJAU DARI PANGKAT GOLONGAN, JUMLAH MATA PELAJARAN, SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU BERDASARKAN SURVEI PADA GURU-GURU SMA DAN SMK NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN Windy Adriana Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada: (1) perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan; (2) perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari jumlah mata pelajaran; (3) perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pengalaman mengajar terhadap perubahan kurikulum. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto yang dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2018. Populasi penelitian ini adalah guru SMA dan SMK negeri se-Kabupaten Sleman Yogyakarta dengan jumlah 1113 guru. Sampel sebanyak 300 guru diambil dengan teknik proportional sampling dan convenience sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan (X2 hitung = 4,865 dan Asym. Sig = 0,182); (2) tidak ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari jumlah mata pelajaran (X2 hitung = 1,951 dan Asym. Sig = 0,377); (3) tidak ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pengalaman mengajar (X2 hitung = 2,803 dan Asym. Sig = 0,246).. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. PEDAGOGIC COMPETENCE OF TEACHERS PERCEIVED FROM RANK CLASSIFICATION, NUMBERS OF SUBJECTS AND TEACHING EXPERIENCE OF TEACHERS BASED ON A SURVEY ON SENIOR HIGH SCHOOL AND VOCATIONAL HIGH SCHOOL TEACHERS IN SLEMAN Windy Adriana Sanata Dharma University 2018 This research aims to know whether there are: (1) differences in teachers’ pedagogic competence perceived from their rank classification; (2) differences in teachers pedagogic competence perceived from their numbers of subjects; (3) differences in teachers’ pedagogic competence perceived from their teaching experience toward curriculum change. This is an ex-post facto research. This research was conducted from January to March 2018. The population were 1113 Senior High School and Vocational High School teachers in Sleman, Yogyakarta. The samples were 300 teachers taken by proportional sampling and convenience sampling technique. The techniques of taking the samples were questionnaires which were analyzed by using Chi-Square test. The results show that (1) there were no differences in teachers’ pedagogic competence perceived from their rank classification (X2 test = 4,865 and Asym. Sig = 0,182); (2) there were no differences in teachers pedagogic competence perceived from their number of subjects (X2 test = 1,951 and Asym. Sig = 0,377); (3) there were no differences in teachers’ pedagogic competence perceived from their teaching experience (X2 test = 2,803 and Asym. Sig = 0,246).. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan karunia yang telah melimpah, sehingga oleh karena kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagi pihak. Oleh sebab itu dari hati yang ikhlas penulis menghaturkan terima kasih, secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada: 1.. Tuhan yang Maha Esa atas perlindungan dan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik;. 2.. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan saya kesempatan untuk belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;. 3.. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;. 4.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;. 5.. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, saran dan masukan selama menyelesaikan skripsi ini; x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6.. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma;. 7.. Guru-guru SMA & SMK Negeri se-Kabupaten Sleman Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;. 8.. Kedua Orang tua saya Bapak Tamba Tua Sinaga dan Ibu Nurita Gultom yang selalu memberikan cinta, membesarkan saya dengan kasih sayang sampai saat ini, mendoakan, mendukung saya baik secara moral dan material, serta memberikan semangat ketika saya mulai malas dan lelah mengerjakan skripsi;. 9.. Kakak saya Adriyen, Kakak saya Elvy, Adik saya Riky dan Keponakkan saya Glen yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat selama menyelesaikan skripsi ini;. 10. Sahabat saya: Siska, Novi, dan Trisna. Terima kasih sudah meneman dalam suka maupun duka, memberikan semangat, motivasi, serta bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini semoga persahabatan kita berlanjut selamanya; 11. Teman-teman kost: Silvi dan Karina, dan Dara yang selalu aku repotkan untuk menjaga Maxi anjing kecil saya, Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini; 12. Teman-teman Skripsi Squad atas kerjasama, doa, dan dukungan; 13. Teman saya Astrid yang baik hati mau membantu, menolong, dan mengingatkan aku agar menyelesaikan skripsi. Semoga kamu selalu sukses dan diberkati oleh Tuhan. 14. Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2014, terima kasih untuk kebersamaan kita selama 4 tahun yang penuh suka duka dimana saya menemukan keluarga baru yang tidak akan pernah saya lupakan;. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 15. Hangout: Yuni, Alex, dan Eka kalian selalu membuat saya tertawa dengan lelucon aneh dan receh kalian. Terima kasih, semoga kalian selalu sehat dan sukses; 16. Serta segenap pihak yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan skripsi yang belum dapat penulis sebutkan secara satu-persatu. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penelitian ini masih didapati banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Demikian skripsi ini dibuat agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Yogyakarta, 31 Agustus 2018 Penulis,. Windy Adriana. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv. MOTTO ...................................................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. vii. ABSTRAK .................................................................................................. viii. ABSTRACT ................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ................................................................................ x. DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii. DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii. BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1. A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1. B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7. C. Batasan Masalah ............................................................................ 7. D. Rumusan Masalah .......................................................................... 8. E. Tujuan Penelitian........................................................................... 8. F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9. BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 10. A. Tinjauan Umum Kurikulum ......................................................... 10. 1. Pengertian Kurikulum ............................................................. 10. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Perkembangan Kurikulum Di Indonesia................................. 12. B. Kurikulum 2013 Revisi................................................................. 18. C. Kompetensi Keguruan .................................................................. 19. 1. Pengertian Kompetensi ........................................................... 19. 2. Kompetensi Guru .................................................................... 19. 3. Kompetensi Pedagogik ........................................................... 20. D. Pangkat/Golongan Guru ............................................................... 34. 1. Pengertian Pangkat/Golongan................................................. 34. 2. Penggolongan Pangkat/Golongan ........................................... 34. E. Jumlah Mata Pelajaran ................................................................. 36. 1. Pengertian Jumlah Mata Pelajaran .......................................... 36. F. Pengalaman Mengajar .................................................................. 37. 1. Pengertian Pengalaman Mengajar .......................................... 37. 2. Fungsi dan Tujuan Pengalaman Mengajar.............................. 38. G. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 43. H. Kerangka Berpikir atau Rasionalitas Penelitian ........................... 45. I. Paradigma Penelitian .................................................................... 48. J. Perumusan Hipotesis .................................................................... 48. BAB III :METODE PENELITIAN .......................................................... 50. A. Jenis Penelitian ............................................................................. 50. B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 51. C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 51. D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 52. E. Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........................ 57. F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 62. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................ 67. H. Teknik Analisis Data .................................................................... 72. BAB IV :ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................... 79. A. Deskripsi Data .............................................................................. 79. B. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 86. C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 100. BAB V : PENUTUP ................................................................................... 107. A. Kesimpulan ................................................................................... 107. B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 108. C. Saran ............................................................................................. 109. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 111. LAMPIRAN ................................................................................................ 113. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru Kedalam Jabatan Fungsional Guru Baru .......................................................................... ....... 35 Tabel 3.1. Sebaran Populasi Guru-guru SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman ...................................................................................... 52 Tabel 3.2. Sebaran Populasi dan Sampel Guru-guru SMA dan SMK Negeri seKabupaten Sleman.................................................................... 56 Tabel 3.3. Skoring Variabel Pangkat Golongan ......................................... 59. Tabel 3.4. Skoring Variabel Jumlah Mata Pelajaran .................................. 60. Tabel 3.5. Penggolongan Variabel Pengalaman Mengajar ........................ 60. Tabel 3.6. Skoring Variabel Pengalaman Mengajar................................... 61. Tabel 3.7. Skala Likert Untuk Pernyataan Positif dan Negatif .................. 62. Tabel 3.8. Kisi-kisi Kuesioner.................................................................... 63. Tabel 3.9. Ringkasan Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru ........................................................................ 69 Tabel 3.10 Reliability Statistics................................................................... 71. Tabel 3.11. Kriteria Koefisien Reliabilitas................................................... 71. Tabel 3.12. Interval Skor Kompetensi Pedagogik Guru .............................. 74. Tabel 3.13. Kriteria Rasio C/Cmax .............................................................. 77. Tabel 4.1. Data Responden Penelitian........................................................ 80. Tabel 4.2. Data Responden Guru Berdasarkan Pangkat Golongan ............ 81. Tabel 4.3. Data Responden Guru Berdasarkan Jumlah Mata Pelajaran ..... 82. Tabel 4.4. Data Responden Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar ..... 83. Tabel 4.5. Distribusi Frekuesi Kompetensi Pedagogik .............................. 84. Tabel 4.6. Nilai-nilai Statistika dalam Kompetensi Pedagogik Berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi ............................................................ 85. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.7. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pangkat Golongan Tahap 1 ........................ 87 Tabel 4.8. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pangkat Golongan Tahap 2 ........................ 90 Tabel 4.9. Hasil Analisis Chi-Square Kompetensi Pedagogik Ditinjau Dari Pangkat Golongan .................................................................... 91 Tabel 4.10. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Jumlah Mata Pelajaran Tahap 1 ................. 93 Tabel 4.11. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Jumlah Mata Pelajaran Tahap 2 ................. 94 Tabel 4.12. Hasil Analisis Chi-Square Kompetensi Pedagogik Ditinjau Dari Jumlah Mata Pelajaran ............................................................. 95 Tabel 4.13. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pengalaman Mengajar Guru Tahap 1…… 97 Tabel 4.14. Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pengalaman Mengajar Guru Tahap 2 ........ 98 Tabel 4.15. Hasil Analisis Chi-Square Perbedaan Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau dari Pengalaman Mengajar Guru ............................... 100. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Kuesioner .................................................................................. 114. Lampiran 2 Tabel Tabulasi Data .................................................................. 130. Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 167. Lampiran 4 Deskripsi Data .......................................................................... 170. Lampiran 5 Uji Hipotesis ............................................................................. 174. Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 189. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan. disuatu. Negara. merupakan. aspek. penting. dalam. menentukan kemajuan suatu Negara. Kemajuan Pendidikan merupakan tolak ukur bagi suatu Negara yang menginginkan masyarakatnya dapat mempunyai pemikiran, sikap serta tindakan yang mendukung pergerakan Negara. Keberhasilan Pendidikan adalah faktor penentu perkembangan pada suatu Negara untuk mencapai kesejahteraan dalam semua bidang kehidupan pada masyarakat.. Salah. satu. pencapaian. keberhasilan. pendidikan. yaitu. terbentuknya pribadi yang mandiri, jujur, disiplin, dan cakap dalam proses belajar. Dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kecerdasan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Muhibin, 1995). 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Selanjutnya berdasarkan peringkat pendidikan negara-negara ASEAN, pendidikan Indonesia menduduki peringkat ke-5 di Asia tenggara dan peringkat ke 108 di Dunia. Pendidikan Indonesia tertinggal jauh dari negara Brunei Darussalam yang menduduki peringkat ke 2 di Asia Tenggara dan menempati posisi ke 30 di Dunia. Berdasarkan penilaian tersebut Indonesia mendapatkan skor 0.692, dimana secara umum kualitas pendidikan di tanah air tertinggal dari Palestina, Samoa, dan Mongolia. Hanya sebanyak 44% penduduk Indonesia yang dapat menuntaskan pendidikan menengah, sementara sebanyak 11% murid gagal dalam menuntaskan pendidikan atau keluar dari sekolah. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas SDM bergantung pada kualitas pendidikan dan peran pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh sebab itu, komponen dari sistem pendidikan nasional harus senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi, baik pada tingkat lokal, nasional maupun global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum menurut UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Perkembangan zaman dan teknologi menuntut pendidikan di Indonesia mempersiapkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Oleh sebab itu, Indonesia mengimplementasikan kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter (competency and character based curiculum). untuk. mengantisipasi. era. globalisasi. dan. pasar. bebas.. Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pemecahan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui proses pendidikan yang menarik dan kontekstual, serta evaluasi yang otentik, utuh dan menyeluruh. Pada saat ini Indonesia memperbaharui kembali kurikulum 2013 menjadi kurikulum 2013 revisi. Pelaksanaan kurikulum 2013 harus didukung dengan tersedianya guru profesional. Guru yang profesional mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan monitoring dan evaluasi, serta memberikan jaminan mutu dan mempertanggungjawabkan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, perkembangan zaman, kebutuhan pembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Selain itu, guru yang profesional harus memiliki dan menguasai keempat kompetensi guru, yang mencakup kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dari keempat kompetensi di atas, yang ingin di amati peneliti adalah kompetensi pedagogik yaitu kompetensi yang dapat mencerminkan kemampuan mengajar seorang guru. Untuk dapat mengajar dengan baik maka.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. guru harus menguasai kompetensi pedagogik dengan baik dan benar. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran yang mendidik, pengembangan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, dan penilaian serta evaluasi. Peneliti melakukan survei pendahuluan terhadap 22 Guru yang tersebar di sembilan SMA dan SMK Negeri maupun Swasta di Yogyakarta yang meliputi, SMA Negeri 1 Bantul, SMA Negeri 2 Yogyakarta, SMA Santo Mikael Sleman, SMA Stella Duce 2, SMK Negeri 1 Yogyakarta, SMK Sanjaya Pakem, SMK Putra Tama Bantul, SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten, dan SMK Bopkri 1 Yogyakarta. Survei pendahuluan menggunakan kuesioner tentang Implementasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi yang terdiri atas 20 item pernyataan dengan opsi jawaban : Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-kadang (K), Hampir Tidak Pernah (HTP), dan Tidak Pernah (TP). Kuesioner ini menggunakan 19 pernyataan positif dengan penskorannya ditentukan sebagai berikut : Sangat Sering diberi skor 5, Sering diberi skor 4, Kadang-kadang diberi skor 3, Hampir Tidak Pernah diberi skor 2, dan Tidak Pernah diberi skor 1. Serta 1 pernyataan negatif dengan penskoran yang ditentukan sebagai berikut : Sangat Sering diberi skor 1, Sering diberi skor 2, Kadang-kadang diberi skor 3, Hampir Tidak Pernah diberi skor 4, dan Tidak Pernah diberi skor 5..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Berdasarkan hasil survei pendahuluan diketahui rata-rata skor responden sebesar 63,73, sedangkan skor terendah yang mungkin tercapai 20 dan skor tertinggi yang mungkin tercapai 100. Dengan menggunakan pedoman penelitian PAP II dapat ditarik kesimpulan bahwa Implementasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi termasuk kategori kurang. Apabila. dilihat. dari. kemampuan. implementasi. pembelajaran. berdasarkan kurikulum 2013 Revisi secara individual ada empat responden (18%) yang sudah baik, ada lima responden (23%) kategori cukup, ada delapan responden (36%) kategori kurang, dan ada lima responden (23%) kategori sangat kurang. Selanjutnya apabila dilihat dari kemampuan implementasi pembelajaran setiap item dalam kuesioner : secara umum guru memahami peserta didik dilihat dari perkembangan kognitif dan kepribadian peserta didik dalam kategori baik (84), guru cukup mampu (68) menerapkan pendidikan karakter ditinjau dari 4C (Cominication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and inovation), guru dapat mengembangkan teori belajar dengan mengaitkan kondisi lingkungan disekitar peserta didik dalam kategori baik (81), guru kurang mampu (63) mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi, guru mampu memantau kemajuan peroses belajar peserta didik didalam kelas setiap pembelajaran berlangsung dalam kategori sangat baik (85), guru cukup mampu (67) mendukung terhadap kurikulum 2013 revisi, guru mengembangkan silabus dalam kategori cukup.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. (72),. guru kurang mampu (63) menggunakan model pembelajaran yang. sesuai dengan karakteristik peserta didik, guru kurang mampu (62) mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan, guru sangat kurang (54) menumbuhkan rasa semangat belajar dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan ice breaking, guru merancang pembelajaran agar merangsang peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi dalam kategori cukup (69), guru kurang (64) melakukan penilaian akhir setiap pertemuan pembelajaran, guru aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu dalam kategori baik (83), guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam kategori cukup (67), guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kategori baik (80), guru kurang (58) memberikan pre test. dan. post. test. setiap pertemuan kegiatan pembelajaran,. guru. menganalisisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dipahami peserta didik dalam kategori baik (75), guru menganalisi hasil penilaian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan dalam kategori baik (74), guru mengadakan refleksi untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya dalam. kategori. cukup. (66),. guru. mampu. mengimplementasikan. pembelajaran untuk mencapai tingkat HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam kategori cukup (67)..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Dari fenomena diatas peneliti menduga banyak faktor yang menjadi hambatan guru dalam menerapkan Kurikulum 2013 Revisi antara lain faktor pangkat golongan, tingkat pendidikan, jenis sekolah, beban kerja, jumlah mata pelajaran yang di ampu, kemampuan ilmu teknologi, usia, pengalaman mengajar, status kepegawaian, jenis kelamin, dan sikap terhadap perubahan kurikulum. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Kompetensi Pedagogik Guru Ditinjau Dari Pangkat Golongan, Jumlah Mata Pelajaran, dan Pengalaman Mengajar Guru Terhadap Perubahan Kurikulum Berdasarkan Survei Pada Guru-Guru SMA Dan SMK Negeri seKabupaten Sleman Yogyakarta” B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diduga banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : pangkat golongan, jumlah mata pelajaran, pengalaman mengajar guru, tingkat pendidikan, jenis sekolah, beban kerja, kemampuan ilmu teknologi, usia, status kepegawaian, jenis kelamin, dan sikap terhadap perubahan kurikulum. C. Batasan masalah Pembatasan. masalah. dimaksudkan. untuk. lebih. memfokuskan. permasalahan yang akan dibahas agar penelitian dapat terarah dan tepat mengenai sasaran. Selain itu, peneliti menyadari memiliki keterbatasan antara lain waktu, biaya, pengetahuan terbatas maka dalam penelitian ini, faktorfaktor yang diduga mempengaruhi kompetensi pedagogik di batasi pada tiga.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. faktor yaitu. pangkat golongan, jumlah mata pelajaran, dan pengalaman. mengajar guru. Disamping itu, penelitian ini juga dibatasi pada guru-guru SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman Yogyakarta. D. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.. Apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan ?. 2.. Apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari jumlah mata pelajaran ?. 3.. Apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pengalaman mengajar ?. E. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan.. 2.. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari jumlah mata pelajaran.. 3.. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pengalaman mengajar guru.. 4.. Untuk mengetahui perbedaan implementasi kompetensi pedagogik guru ditinjau dari pangkat golongan, jumlah mata pelajaran, dan.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. pengalaman mengajar guru berdasarkan survei terhadap guru-guru di SMA dan SMK Negeri se-Kabupaten Sleman Yogyakarta. F. Manfaat penelitian 1.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya bagi guru agar dapat mengoptimalkan kinerjanya dalam kegiatan pembelajaran sehingga memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik sebagai seorang guru.. 2.. Hasil penelitian ini dapat melengkapi sumber pustaka sebagai bahan refensi untuk penelitian lebih lanjut.. 3.. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan peningkatan. kompetensi. pedagogik. guru. hambatan yang dialami guru dapat diatasi.. sehingga. hambatan-.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Umum Kurikulum 1.. Pengertian Kurikulum Menurut Arifin (2011:2-3) secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari” dan curere yang berati “tempat berpacu”. Dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier. yang berarti belari (to run).. Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat didalamnya. Curriculum is the entire school program and all the people involved in it. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun) SMP/MTs (tiga tahun), SMA/SMK/MA (tiga tahun) dan seterusnya. Dengan demikian secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. The curriculum has mean the subject taught in school or the course of study (Ragan, 1966).. 10.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Implikasi dari pengertian tradisional: (a) kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran adalah warisan budaya dan pengalaman-pengalaman masa lampau yang mengandung nilai-nilai positif untuk disampaikan kepada generasi muda. Mata pelajaran tersebut harus mewakili semua aspek kehidupan dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (b) peserta didik harus mempelajari dan menguasai seluruh mata pelajaran, (c) mata pelajaran hanya dipelajari di sekolah secara terpisah-pisah, (d) tujuan akhir kurikulum adalah untuk memperoleh ijazah (Arifin, 2011:3) Gerakan kurikulum modern sebenarnya sudah ada di Amerika sejak tahun 1950-an. Pada saat itu B. Othanel Smith, W.O. Stanley dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sebagai a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting. Pengertian ini menunjukkan kurikulum bukan hanya mata pelajaran, tetapi juga pengalaman-pengalaman potensial yang dapat diberikan kepada peserta didik. Selanjutnya, J. Galen Saylor dan William M. Alexander mengemukakan the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground or out of school. Pengertian ini lebih luas lagi dari pengertian sebelumnya, kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan pengalaman melainkan semua.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. upaya sekolah untuk memengaruhi peserta didik belajar, baik di kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Akhirnya, Harold B.Alberty et.al. juga memahami kurikulum sebagai all of the activities that are provided for the students by the school (Arifin, 2011:3-4). 2.. Perkembangan Kurikulum di Indonesia Menurut Sholeh Hidayat (2013:1) kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu tahun 194, 1952, 1964, 1968, 11975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Kurikulum pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka adalah merupakan rencana pelajaran atau dalam bahasa Belanda disebut leer plan. Zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan dan pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter. Setelah rencana pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dengan mengurangi. pendidikan. kecerdasan intelektual. Kurikulum. 1947. dilandasi semangat zaman dan suasana kehidupan berbangsa dengan spirit merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, kesadaran bernegara dan masyarakat. Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata pelajaran kemudian diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar di Sekolah Dasar. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran sehari-hari, silabus mata pelajarannya jelas, seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Di penghujung era pemerintahan Presiden Soekarno menjelang tahun1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulumini diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau kurikulum 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yaitu: daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Lahirnya Kurikulum 1968 sebagai perubahan dari Kurikulum 1964 dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menjadi citra sebagai produk Orde Lama. Kurikulum 1968 menekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah jam.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. pelajarannya 9 mata pelajaran. Titik berat kurikulum ini terletak pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 diarahkan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan. mempertinggi. kecerdasan. dan. keterampilan,. serta. mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Pembaruan kelima terjadi dengan diterbitkannya Kurikulum 1975/1976. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA sedangkan Kurikulum 1976 untuk Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM, SMEA). Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-unsur: (a) tujuan institusional baik SD, SMP, dan SMA/SPG/SMEA/STM, yaitu tujuan yang hendak dicapai lembaga pendidikan dalam melaksanakan program pendidikannya, (b) struktur program kurikulum, yaitu kerangka umum program pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah, (c) garis-garis besar program pengajaran, yang didalamnya terdapat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran. Menjelang tahun 1983 Kurikulum 1975 dianggap sudah tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam GHBN 1983 hasil Sidang Umum.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. MPR 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 kepada kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian Kurikulum 1975 menjadi Kurikulum 1984. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) berorientasi kepada tujuan pembelajaran (instruksional), (2) pendekatan pembelajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA), (3) materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral, (4) menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan, (5) materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa, (6) menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pada kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pembelajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar, kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dalam Kurikulum 1994, antara lain sebagai berikut: (1) pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan, (2) pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi), (3) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. siswa di seluruh Indonesia, (4) dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial, (5) dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, (6) pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks, dan (7) pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Usaha pihak pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran terus-menerus dilakukan, seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses pembelajaran. Kurikulum 1994 perlu disempurnakan lagi menjadi Kurikulum 2002 sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik. menjadi. desentralistik. sebagai. konsekuensi. logis. dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kurikulum yang dikembangkan saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugastugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kurikulum.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai. pedoman. penyelenggaraan. kegiatan. pembelajaran. untuk. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah mendorong penyelenggara pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan. Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. B. Kurikulum 2013 Revisi Menurut Anbarini (2016:3) sepanjang 2015 kurikulum 2013 mengalami. perbaikan.. Perbaikan. itu. dilakukan. karena. dalam. pelaksanaannya sejak pertama kali diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di beberapa sekolah percontohan masih terdapat sejumlah masalah yang memberratkan guru. Misalnya dalam hal penilaia, model pembelajaran, dan pembatasan taksonomi proses berfikir siswa. Kementian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan perbaikan terhadap Kurikulum 2013. Setiap perbaikan dan pengembangan yang dilakukan pemerintah terhadap kurikulum dari waktu ke waktu betujuan untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga kompetensi, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dari perbaikan yang dilakukan sepanjang 2015, terdapat empat poin perbaikan dalam dokumen kurikulum (Anbarani, 2016:6). Empat point tersebut yaitu: 1) Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial 2) Ketidak selarasan antara KI-KD dengan silabus dan buku 3) Penerapan proses berpikir 5 M sebagai metode pembelajaran yang bersifat procedural dan mekanistik 4) Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan taksonomi proses berpikir antar jenjang..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. C. Kompetensi Keguruan 1.. Pengertian Kompetensi Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Pasal 1 butir 10 mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.. 2.. Kompetensi Guru Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Pasal 8mengemukakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya pada pasal 10 butir 1 mengemukakan bahwa kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru dapat dikemukakan sebagi. berikut:. (a) kompetensi. pedagogik. adalah. kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, (b) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, (c) kompetensi profesionel adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. secara luas dan mendalam, (d) kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Irwantoro,2016:2). 3.. Kompetensi Pedagogik a.. Pengertian Kompetensi Pedagogik Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 8menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 tentang ketentuan umum, menyebutkan. bahwa kompetensi adalah seperangkat. pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,. kompetensi. kepribadian,. kompetensi. sosial,. dan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. kompetensi profesional yang dapat diperoleh melalui pendidikan profesi. b.. Unsur-unsur Kompetensi Pedagogik Menurut Hooglveld dalam (Irwantoro,dkk, 2016:3) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”, jadi dapat dikatakan bahwa pedagogik merupakan ilmu mendidik anak. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam mempelajari masalah membimbing peserta didik kearah tujuan tertentu yang berkaitan dengan melaksanakan tugas keprofesionalan seorang guru. Sedangkan menurut Irwantoro (2016:3) kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses pengaplikasian dalam pembelajaran. Kemampuan ini sangat menentukan. keberhasilan. guru. dalam. melaksanakan. proses. pembelajaran. Disebutkan bahwa kompetensi pedagogik memiliki sembilan unsur kompetensi yang di uraikan sebagai berikut: 1) Menguasai Karakteristik Peserta Didik Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknik.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya, mengemukakan bahwa menguasai karakteristik peserta didik merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru sebagai bagian dalam mewujudkan kinerja yang efektif dan optimal. Dengan menguasai karakteristik peserta didik dapat membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan bahan pembelajaran yang tepat, efisien,. dan. sesuai. dengan. peserta. didik.. Penguasaan. karakteristik peserta didik juga penting bagi guru dalam menyelenggarakan. proses. pembelajaran. yang. membantu. berbagai aspek perkembangan yang ada dalam diri peserta didik. Disisi lain penguasaan karakteristik peserta didik pada prinsipnya berguna dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran secaralebih efektif dan efisien, serta terhindar dari kesalahan dalam mendidik dan mengajar yang pada akhirnya akan merugikan perkembangan kepribadian peserta didik. Kompetensi guru dalam menguasai karakteristik peserta didik tercantum dalam format penilaian kerja guru (PK Guru) yang berlaku sejak 1 Januari 2013 yang merupakan salah satu subkompetensi dalam kompetensi pedagogik. Adapun indikator.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. kompetensi atau kinerja menguasai peserta didik dinyatakan sebagai berikut (1) mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik dikelas, (2) memastikan semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, (3) mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, (4) mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar tidak merugikan peserta didik yang lain, (5) membantu mengembangan potensi dan mengatasi kekurangan pada diri peserta didik, (6) memerhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar mampu mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termaginalkan. 2) Menguasai Teori dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik adalah hal yang sangat penting bagi guru dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan optimal. Dengan menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik guru dapat memperoleh manfaat sebagai berikut (a) memahami proses belajar terjadi pada peserta didik sehingga guru dapat mengammbil tindakan dalam menyelenggarakan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. pembelajaran yang tepat dan edukatif, (b) memilih dan menggunakan. pendekaran,. pembelajaran. yang. pelaksanaan. pembelajaran. luwes,. strategi,. metode,. variatif,. dan. sehingga. dan. teknik. efektif. dalam. dapat. mencapai. pembelajaran yang optimal, (c) memahami dan menerapkan implikasi konstruktif dari teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik badi kepentingan dan keberhasilan pembelajaran, (d) mengembangkan sikap dan perilaku yang diperlukan dalam menunjang peningkatan aktivitas, efektivitas, dan kualitas belajar peserta didik, (e) terhindar dari persepsi dan perspektif yang tidak tepat berkaitan proses belajar peserta didik dan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang sembarangan serta malpraktik pembelajaran yang akan merugikan peserta didik, (f) mewujudkan kinerta yang efektif dan optimal pada tugas kompetensi menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran. Dalam kompeteni ini seorang guru dituntut untuk mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Penyesuaian penggunaan metode belajar berguna agar sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi peserta didik untuk belajar..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Adapun indikator kompetensi penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik adalah sebagai berikut (a) guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, (b) guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, (c) guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukan dengan baik yang sesuai. maupun. yang. berbeda. dengan. rencana,. terkait. keberhasilan pembelajaran, (d) guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik, (e) guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memerhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik (f) guru memperhatikan respon peserta. didik. yang. belum/kurang. memahami. materi. pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian diatas dalam upaya menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik dan melaksanakannya sebagai bagian dari kinerja, seorang guru haruslah memiliki.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pengetahuan mengenai (1) hakikat belajar dan pembelajaran yang mendidik serta implikasi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, (2) teori-teori belajar dan implikasinya bagi guru dalam. pelaksanaan. pembelajaran,. (3). prinsip-prinsip. pembelajaran yang mendidik dan implikasi bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (4) pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik. 3) Mengembangkan Kurikulum dan Merancang Pembelajaran Berdasarkan format Penilaian Kerja Guru (PK Guru) menyebutkan bahwa indikator kompetensi pengembangan kurikulum yang wajib dimiliki dan dilaksanakan oleh guru antara lain mencakup kemampuan (a) menyusun silabus sesuai dengan kurikulum, (b) merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan, (c) mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, serta (d) memilih materi pembelajaran yang (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan muktahir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas, dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Empat indikator kompetensi pengembangan kurikulum tersebut harus diwujudkan oleh guru secara konkret dan teramati dalam praktik dengan bukti sebagai berikut (a) guru telah menyusun RPP sesuai dengan silabus dalam kurikulum sekolah, (b) guru menyampaikan materi pembelajaran dengan lancar, jelas, dan lengkap, (c) guru menyesuaikan materi yang diajarkan dengan usia, latar belakang, dan tingkat perkembangan peserta didik, (d) guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik, (e) materi yang diajarkan guru adalah materi yang mutalhir, (f) kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mencakup berbagai tipe. pembelajaran. peserta. didik,. (g). guru. membantu. mengembangkan kemampuan atau ketrampilan generik peserta didik (kreativitas, berfikir kritis, berfikir inovatif, pemecahan masalah, dan sebagainya), (h) guru menjelaskan bagaimana memanfaatkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengembangkan topik pembelajaran berikutnya (Irwantoro, 2016:147). 4) Menyelenggarakan. Pembelajaran. yang. Mendidik,. Memanfaatkan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) untuk Kepentingan Pembelajaran.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. Pada kompetensi ini seorang guru dituntut untuk mampu menyusun serta melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik. secara. lengkap,. melaksanakan. rancangan. pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajarab dab sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, dan memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk. kepentingan. pembelajaran.. Menurut. Irwantoro. (2016:219)mengatakann bahwa ada 10 indikator kompetensi atau kinerja pada kegiatan pembelajaran yang mendidik yaitu sebagai berikut (a) guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap, (b) guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang membantu proses belajar peserta didik, (c) guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (d) guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai ahapan proses pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya, dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan jawaban tentang pelajaran yang benar, (e) guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. kurikulum dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik, (f) guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik, (g) guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominsasi atau sibuk dengan kegiatan sendiri agar semua waktu peserta dapat dimanfaatkan secara produktif, (h) guru mampu menyesuaikan aktvitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas, (i) guru memberikan banyak kesemparan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktikkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, (j) guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik, sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta. didik. terhadap. materi. sebelumnya,. (k). guru. menggunakan alat bantu mengajar, dan atau audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. 5) Memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik Kompetensi dan kinerja guru dalam pengembangan potensi peserta didik berdasarkan Penilaian Kinerja Guru (PK.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Guru) mengemukakan bahwa guru menganalisis potensi pembelajaran pengembangan. setiap. peserta. potensi. didik. peserta. dan. didik. mengidentifikasi melalui. program. pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasi potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti yang jelas bahwa peserta didik mengaktualisasi potensi mereka sendiri. Menurut Irwantoro (2016:298) indikator atau kinerja pengembangan potensi peserta didik dinyatakan sebagai berikut (a) guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetagui tingkat kemajuan. masing-masing,. (b). guru. merancang. dan. melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing, (c) guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. untuk. memunculkan. daya. kreativitas. dan. kemampuan berfikir kritis peserta didik, (d) guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu, (e) guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik, (f) guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. dengan cara belajarnya masing-masing, (g) guru memusatkan perhatian. pada. interaksi. dengan. peserta. didik. dan. mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan. 6) Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun Dengan Peserta Didik Dalam kompeteni dan kinerja guru dalam komunikasi dengan peserta didik seorang guru dituntut untuk mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun serta peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik. Menurut Irwantoro (2016:390) mengemukakan bahwa indikator kompetensi atau kinerja pada komunikasi dengan peserta didik sebagai pertanyaan untuk. berikut. mengetahui. (a). guru. pemahaman. mengemukakan dan menjaga. partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka, (b) guru memberikan perhatian dan mendengarkan sema pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut,.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. (c) guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya, (d) guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerjasama yang baik antarpeserta didik, (e) guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik, (f) guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik. 7) Menyelenggarakan Evaluasi. dan Penilaian Proses. Hasil. Mengajar a) Indikator kompetensi penilaian dan evaluasi Menurut Irwantoro (2016:440)ada lima indikator kometensi penilaian dan evaluasi yang harus dimiliki dan dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut (a) guru menyususn alat penilaian yang sesuai denggan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP, (b) guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. serta implikasi kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari, (c) guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi. topik/kompetensi. dasar. yang. sulit. sehingga diketahui kekuatan dan kelemahaman masingmasing peserta didik untuk keperluan remidial dan pengayaan, (d) guru memanfaatkan masukan dari peserta didik. dan. merefleksikannya. untuk. meningkatkan. pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui. catatan,. jurnal. pembelajaran,. rancangan. pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya, (e) guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyususnan rancangan pembelajaran yang dilakukan selanjutnya. 8) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran 9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. D. Pangkat/Golongan Guru 1. Pengertian Pangkat/Golongan Menurut KBBI (1990:644) pangkat adalah tingkatan dijabatan kepegawaian, sedangkan golongan dalam KBBI (1990:281) adalah kelompok (orang). Jadi pangkat golongan guru adalah kelompok seorang pendidik. yang. memiliki. berbagai. tugas. pada. tingkat. jabatan. kepegawaiannya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun 2010 tentang penyesuaian jabatan fungsional guru menjelaskan bahwa jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. 2. Penggolongan Pangkat/Golongan Nama pangkat, susunan pangkat, dan golongan ruang Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk mewujudkan aparatur Negara yang berdaya guna dan berhasil guna serta sanggup dan mampu melaksanakan tugastugas dengan sebaik-baiknya, hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994 tentang.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural. Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.. Tabel 2.1 Golongan, Jenjang Pangkat dan Jenjang Jabatan Golongan Jenjang Pangkat Jenjang Jabatan III/a Penata Muda Guru Madya III/b Penata Muda TK I Guru Madya TK I III/c Penata Guru Dewasa III/d Penata TK I Guru Dewasa TK I IV/a Pembina Guru Pembina IV/b Pembina TK I Guru Pembina TK I IV/c Pembina Utama Muda Guru Utama Muda IV/d Pembina Umum Madya Guru Utama Madya IV/e Pembina Utama Guru Utama (Sumber: Marsono,1981:131). Berdasarkan tabel 2.1 tersebut, pangkat golongan adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang memiliki tingkatan dijabatan kepegawaian yang memiliki berbagai tugas, wewenang maupun tanggungjawab untuk melakukan kegiatan mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik. Pangkat golongan tersebut diambil pertama kali dari ijazah terakhir. Setelah itu, sesuai dari mana startnya, seorang PNS yang mengabdi akan mendapat kenaikan gaji. Setelah kenaikan gaji beberapa periode baru diberikan kenaikan pangkat. Semakin tinggi pangkat golongan yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi pula kewajiban, wewenang maupun tanggungjawabnya. Oleh karena itu, menurut penalaran logis yang dikemukakan oleh peneliti semakin tinggi pangkat golongan guru maka semakin tinggi pula penguasaan kompetensi pedagogiknya. Sebaliknya semakin rendah.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. pangkat golongan seorang guru maka semakin rendah pula penguasaan kompetensi pedagogik guru tersebut. E. Jumlah Mata Pelajaran 1.. Pengertian Jumlah Mata Pelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2000:592) jumlah. adalah banyaknya (bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu) Sedangkan mata memiliki arti sebagai yang terpenting (sumbu, pokok, dan sebagainya) dan pelajaran memiliki arti sebagai pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan maka dapat disimpulkan bahwa jumlah mata pelajaran adalah banyaknya pelajaran yang harus diajarkan seorang guru. Mata pelajaran sendiri merupakan hal yang penting dalam menunjang kompetensi pedagogik dimana mata pelajaran sendiri merupakan salah satu perangkat yang digunakan guru untuk mengajar. Menurut penalaran logis yang dikemukakan oleh peneliti semakin banyak mata pelajaran yang diampu oleh guru maka semakin tinggi pula penguasaan kompetensi pedagogiknya. Sebaliknya semakin sedikitmata pelajaran yang diampu oleh guru maka semakin rendah pula penguasaan kompetensi pedagogik guru tersebut..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. F. Pengalaman Mengajar Guru 1.. Pengertian Pengalaman Mengajar Seorang guru tentu tidak hanya dilihat dari kemampuan dan prestasi saja, namun juga pengalaman kerja atau pengalaman mengajar yang dia peroleh dalam membentuk kematangan dan kemantapan perilaku guru tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengalaman artinya yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya), dan mengajar artinya memberi pelajaran. Pengalaman mengajar berarti proses pemberian pelajaran yang telah guru alami dari awal menjadi seorang tenaga pendidik. Muslich (2007:13) menjelaskan bahwa “pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru (termasuk guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan)”. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka salah satu pengertian pengalaman mengajar adalah masa kerja seorang tenaga pendidik dalam melakukan pemberian pelajaran kepada siswa. Semakin lama pengalaman seseorang guru, maka dipandang memiliki kematangan pribadi dalam menjalankan tugas-tugas yang dipercaya kepadanya, sehingga kemungkinan untuk berhasil dalam menjalankan.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. tugas akan lebih besar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Mulyasa (2009b:28) bahwa “dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetauan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu”. Setiap guru tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda, semakin lama guru berada di dunia pendidikan akan makin besar pula pengalaman yang guru miliki. Saondi dan Suherman (2010:111) menjelaskan bahwa “tanpa kesanggupan untuk menarik pelajaran dari pengalamannya, seseorang tidak akan mengalami proses kemajuan dan pematangan dalam pekerjaannya”. Pendapat tersebut berarti profesionalisme guru dari pengalamannya selama mengajar akan berkembang jika guru memiliki kesanggupan mengambil pelajaran dari setiap pembelajaran yang guru lakukan. 2.. Fungsi dan Tujuan Pengalaman Mengajar Pengalaman dalam semua kegiatan sangat diperlukan, karena experience is the best teacher, yang artinya pengalaman merupakan guru yang terbaik. Guru sebagai pelaksana proses belajar mengajar tentu pernah mengalami suatu masalah dalam mengajar. Selama mengajar tentu guru akan menemukan hal-hal baru, jika hal tersebut dipahami dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya maka akan memberi pelajaran yang berarti bagi guru itu sendiri..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Pendapat oleh Saondi dan Suherman (2010:111) yang menyatakan. “profesionalisme. memerlukan. kesungguhan. dan. ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan”. Pengalaman yang diperoleh guru sangat beragam, masalah-masalah yang dihadapi guru sebagai pendidik tentu akan mendorong guru mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya, dari pengalaman guru menghadapi masalah tersebut akan meningkatkan profesionalisme guru. Guru diharapkan terus mengembangkan pengalaman mengajar, hal ini diimbangi dengan manajemen sumber daya manusia di sekolah yang juga perlu memperhatikan pengalaman yang guru miliki. Wukir (2013:31) menjelaskan bahwa “seleksi, penempatan dan pelatihan staff harus diprioritaskan untuk memastikan tercapainya kinerja yangmaksimum dari pegawai”. Maksudnya adalah jika sekolah menginginkan guru yang kompeten dibidangnya, tentu pengalaman guru perlu untuk ditingkatkan, upaya sekolah untuk meningkatkan pengalaman guru dengan memperhatikan manajemen sumber daya manusia. Pengalaman yang dimiliki guru juga nantinya akan membantu bagi guru lain, terutama guru pemula yang perlu bimbingan dari guru senior di sekolah..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. a.. Indikator Pengalaman Mengajar Pengalaman kerja guru atau pengalaman mengajar menjadi sebuah. pemahaman dari guru terhadap hal-hal yang dialami. dalam mengajar, sehingga hal-hal yang dialami tersebut telah dikuasainya, baik mengenai pengetahuan serta keterampilan pada diri guru. Apabila dalam mengajarguru menemukan hal-hal yang baru, dan hal-hal baru dipahaminya, maka guru tersebut akan banyakmendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan tentang bidang kerjanya. Pengalaman mengajar memiliki dua indikator, pendidikan dan pelatihan serta masa kerja/lama mengajar. 1) Pendidikan dan pelatihan Seseorang akan memiliki kemampuan yang baik bila dia terus dididik dan dilatih, sama halnya dengan guru. Guru yang telah memiliki pendidikan yang matang dan pelatihan lapangan, tentu memiliki kematangan dalam mengajar. Pendapat tentang pengalaman mengajar dikemukakan oleh Wukir (2013:90) yang menjelaskan “pengalaman merupakan pelatihan dan pengembangan yang diperoleh dari pekerjaan sebelumnya yang diperlukan sebagai kualifikasi di posisi tersebut”. Pendapat tersebut senada dengan penjelasan pendidikan dan pelatihan guru menurut Muslich (2007:13).

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. yaitu “pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/ atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkatkecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional”. Pendapat pertama menjelaskan bahwa seorang guru yang berpengalaman tentu telah mendapat pelatihan dan pengembangan yang guru dapatkan dari pengalaman mengajarnya dari awal. Lalu pendapat kedua menjelaskan pengalaman dan. pendidikan yang. diperoleh seorang guru akan menggambarkan bagaimana guru tersebut berkompeten dibidangnya. Kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyak guru mendapatkan pendidikan dan pelatihan keguruan, maka semakin matang pula guru tersebut dalam menjalankan tugas mengajar. 2) Masa kerja/lama mengajar Pengalaman mengajar guru juga termasuk dalam syarat sertifikasi. guru,. guru. dalam. mencapai. kualifikasi. keprofesionalan tercantum dalam pasal 2, Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan, yakni: Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan. pengakuan atas pengalaman.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik; pendidikan. dan. pelatihan;. pengalaman. mengajar;. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;penilaian dari atasan. dan. pengawas;. pengembangan. profesi;. prestasi. akademik;. keikutsertaan. dalam. karya forum. ilmiah;pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Penjelasan lebih rinci dari komponen 3 (pengalaman mengajar) dalam permendiknas oleh Muslich (2007:44) yang menyatakan bahwa “komponen 3 ini berkaitan dengan masa kerja guru, yaitu masa ketika guru melakukan. tugasprofesionalnya”.. Maksudnya. adalah. pengalaman mengajar guru dapat dilihat dari berapa lama guru tersebut mengajar, masa kerja/lama mengajar guru tersebut ditunjukkan melalui waktu yang diberikan guru untuk menyampaikan materi ke peserta didik. Menurut penalaran logis yang dikemukakan oleh peneliti semakin tinggi pengalaman mengajar guru maka semakin tinggi pula penguasaan kompetensi. pedagogiknya.. Sebaliknya. semakinrendah. pengalaman. mengajar guru guru maka semakin rendah pula penguasaan kompetensi pedagogik guru tersebut..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. G. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Berikut akan disajikan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. 1.. Judul penelitian pertama : Pengaruh Kesibukan Guru di Sekolah, Frekuensi Mengakses Internet, Pangkat Golongan Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Di SMA Negeri se-Kota Yogyakarta Penelitian ini dilakukan oleh Kristin Maria Ambarita (2017) yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan dalam kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses penilaian. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017- Maret 2017. Subjek penelitian ini adalah guru di 10 SMA Negeri se-Kota Yogyakarta diambil 133 sampel dengan teknik proportional sampling dan convenience sampling. Data diambil menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan teknik analisis Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif dan signifikan kesibukan guru di sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

Gambar

Tabel 4.7.  Tabel  Kontigensi  dan  Frekuensi  Harapan  Kompetensi  Pedagogik  Guru Ditinjau dari Pangkat Golongan Tahap 1 .......................
Tabel 3.2 Sebaran Populasi dan Sampel Guru-Guru SMA  dan SMK se-Kabupaten Sleman
Tabel 3.4 Skoring Variabel Jumlah Mata Pelajaran
Tabel 3.6 Skoring Variabel Pengalaman Mengajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan ini menyiratkan adanya suatu peristiwa atau kejadian dalam masyarakat, kemudian peristiwa itu diulang dalam bentuk kata-kata yang disiarkan secara tertulis dalam media

Tanah Ultisol mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, unsur hara makro seperti P dan K yang sering kahat,reaksi tanah masam hingga sangat masam serta kejenuhan Al

Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mempercepat pengolahan data siswa pada Sekolah Taman Kanak-kanak Islam Wahyu agar pengelola dapat bekerja seefektif mungkin serta dapat

Segitiga memiliki garis berat dan titik berat. Garis berat adalah garis yang ditarik dari titik sudut suatu segitiga dan membagi sisi di hadapan sudut tersebut menjadi

BAB pembahasan ini dimulai dengan menjelaskan mengenai Tinjauan tentang peran pendamping dalam pelaksanaan pembinaan anak yang terdiri dari pengertian pendamping, peran dan

Dengan banyaknya pengertian yang diberikan oleh pakar tersebut maka untuk penelitian ini diambil satu pengertian yang dirasa tepat, yaitu yang menyatakan bahwa rework

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 keluarga poligami (dalam hal ini suami yang memiliki dua istri), dengan demikian subyek dalam penelitian ini terdiri dari