• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

SKRIPSI

RIZKI AMALIA H34052283

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

RIZKI AMALIA. Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar, kemudian meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Perkembangan industri minuman di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an y1960-ang dit1960-andai deng1960-an mulai dipasark1960-an jenis minum1960-an berkarbonat. Pada periode 1990 – 1995, kemudian di Indonesia mulai dikenal minuman sari buah. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman. Potensi pertumbuhan tersebut tidak epas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Pengembangan pertanian di kota Depok kemudian difokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan, diantaranya komoditas hortikultura yaitu : belimbing manis, tanaman hias, dan jambu Biji. Pengembangan komoditas unggulan tersebut sejalan dengan visi Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2007-2011, yaitu Mewujudkan Pertanian Perkotaan yang Menyejahterakan Petani dan masyarakat.

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU pada awalnya mencoba memanfaatkan belimbing grade C yang tidak berhasil masuk ke pasar swalayan untuk dijadikan sebagai produk minuman sari buah, yaitu fruit juice dan sirup. Produk tersebut kemudian mendapat respon yang baik dari konsumen hingga kapasitas produksi dengan memanfaatkan 120 kg input buah-buahan per hari. Permintaan yang tinggi dari konsumen menyebakan perusahaan tidak mampu memenuhi seluruh permintaan. Oleh karena itu perlu dilakukan perumusan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha; (2) merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU; dan (3) merancang formulasi arsitektur strategik bagi pengembangan usaha CV WPIU.

(3)

selama bulan Februari sampai dengan April 2009. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks faktor internal-eksternal, matriks SWOT, dan rancangan arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis terhadap matriks EFE dan IFE, maka dapat diidentifikasi faktor strategis eksternal dan internal perusahaan. Identifikasi faktor strategis eksternal perusahaan menghasilkan delapan peluang dan enam ancaman yang dihadapi perusahaan. Identifikasi faktor strategis internal perusahaan menghasilkan sembilan kekuatan dan enam kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Hasil pemetaan total rata-rata tertimbang diperoleh (skor) IFE sebesar 2,7453 (kondisi rata-rata) dan total skor EFE sebesar 2,6096 (menengah) telah memposisikan CV WPIU pada sel ke V dengan koordinat (2,7453; 2,6096). Posisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi hold and maintain (pertahankan dan pelihara).

Pencocokan faktor strategis eksternal dan internal pada matriks SWOT menghasilkan delapan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Adapun strategi yang direkomendasikan antara lain : (1) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan; (2) Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen; (3)Memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; (4)Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ;(5)Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan; (6) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dan kualitas produk; (7) mengoptimalkan kegiatan promosi secara aktif melalui media massa dan pameran; dan (8) Memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas dalam mengembangkan produk baru .

(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

RIZKI AMALIA H34052283

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul skripsi : Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

Nama : Rizki Amalia

NRP : H34052283

Disetujui, Pembimbing

Dra. Yusalina, M.Si NIP. 19650115 199003 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19650155 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1987. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) Ir. Sjukri Hamid dan Ibu Azwita Aziz.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Taman Asuhan Pematangsiantar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Taman Asuhan Pematangsiantar. Tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan menegah atas di SMA Negeri 7 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertaian Bogor dengan sistem mayor-minor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat”.

Penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen strategi pada umumnya dan khususnya strategi pengembangan usaha kecil menengah yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan untuk selanjutnya memformulasikan strategi pengembangan usaha terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi tidak lepas dari peran berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2009

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT tidak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. (Alm) Ir. Sjukri Hamid, Azwita Aziz, dan Papa Albert Bachtiar selaku orangtua, serta Kakak dan adik-adikku atas cinta dan do’a yang selalu diberikan kepada penulis hingga penulis menjadi seperti sekarang.

2. (Alm) Syekh Amir Damsyar Syarif Alam dan keluarga, atas segala bimbingan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dan keluarga.

3. Dra. Yusalina, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan substansi skripsi ini.

5. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji dari wakil departemen dan dan dosen pembimbing akademik atas masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Maria Gigih Sandy sebagai pemilik CV Winner Perkasa Indonesia Unggul dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok atas informasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Mbak Dian, Mas Hamid, Pak Yusuf, dan mas Pian) atas bantuan kepada penulis. 8. Grace Maharani sebagai pembahas seminar yang telah memberi saran dan

masukan bagi perbaikan skripsi ini.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Debie, Bayu, Uty) atas support dan kerja sama selama menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman gladikarya desa Kancana ( Aqsa, Neina, Echa, Nawi) atas satu setengah bulan yang menyenangkan.

(10)

sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Agribisnis 42 (Cici “Abel”, Meno, Ana, Ika, Agnes, DL, Ncep, Siti, Devie, Lisda, Ria, Tia, Dauz, Noel, Wening, dan semuanya yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis ).

13. Kakak – kakak Agribisnis 41 ( Teh Uut, Teh Mita, A’ Ragil, A’ Aliy, A’ Nunu) terima kasih atas masukan dan dukungan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

SKRIPSI

RIZKI AMALIA H34052283

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)

RINGKASAN

RIZKI AMALIA. Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar, kemudian meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Perkembangan industri minuman di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an y1960-ang dit1960-andai deng1960-an mulai dipasark1960-an jenis minum1960-an berkarbonat. Pada periode 1990 – 1995, kemudian di Indonesia mulai dikenal minuman sari buah. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman. Potensi pertumbuhan tersebut tidak epas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Pengembangan pertanian di kota Depok kemudian difokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan, diantaranya komoditas hortikultura yaitu : belimbing manis, tanaman hias, dan jambu Biji. Pengembangan komoditas unggulan tersebut sejalan dengan visi Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2007-2011, yaitu Mewujudkan Pertanian Perkotaan yang Menyejahterakan Petani dan masyarakat.

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU pada awalnya mencoba memanfaatkan belimbing grade C yang tidak berhasil masuk ke pasar swalayan untuk dijadikan sebagai produk minuman sari buah, yaitu fruit juice dan sirup. Produk tersebut kemudian mendapat respon yang baik dari konsumen hingga kapasitas produksi dengan memanfaatkan 120 kg input buah-buahan per hari. Permintaan yang tinggi dari konsumen menyebakan perusahaan tidak mampu memenuhi seluruh permintaan. Oleh karena itu perlu dilakukan perumusan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha; (2) merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU; dan (3) merancang formulasi arsitektur strategik bagi pengembangan usaha CV WPIU.

(13)

selama bulan Februari sampai dengan April 2009. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks faktor internal-eksternal, matriks SWOT, dan rancangan arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis terhadap matriks EFE dan IFE, maka dapat diidentifikasi faktor strategis eksternal dan internal perusahaan. Identifikasi faktor strategis eksternal perusahaan menghasilkan delapan peluang dan enam ancaman yang dihadapi perusahaan. Identifikasi faktor strategis internal perusahaan menghasilkan sembilan kekuatan dan enam kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Hasil pemetaan total rata-rata tertimbang diperoleh (skor) IFE sebesar 2,7453 (kondisi rata-rata) dan total skor EFE sebesar 2,6096 (menengah) telah memposisikan CV WPIU pada sel ke V dengan koordinat (2,7453; 2,6096). Posisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi hold and maintain (pertahankan dan pelihara).

Pencocokan faktor strategis eksternal dan internal pada matriks SWOT menghasilkan delapan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Adapun strategi yang direkomendasikan antara lain : (1) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan; (2) Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen; (3)Memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; (4)Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ;(5)Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan; (6) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dan kualitas produk; (7) mengoptimalkan kegiatan promosi secara aktif melalui media massa dan pameran; dan (8) Memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas dalam mengembangkan produk baru .

(14)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

RIZKI AMALIA H34052283

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(15)

Judul skripsi : Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

Nama : Rizki Amalia

NRP : H34052283

Disetujui, Pembimbing

Dra. Yusalina, M.Si NIP. 19650115 199003 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19650155 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1987. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) Ir. Sjukri Hamid dan Ibu Azwita Aziz.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Taman Asuhan Pematangsiantar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Taman Asuhan Pematangsiantar. Tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan menegah atas di SMA Negeri 7 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertaian Bogor dengan sistem mayor-minor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat”.

Penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen strategi pada umumnya dan khususnya strategi pengembangan usaha kecil menengah yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan untuk selanjutnya memformulasikan strategi pengembangan usaha terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi tidak lepas dari peran berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2009

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT tidak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. (Alm) Ir. Sjukri Hamid, Azwita Aziz, dan Papa Albert Bachtiar selaku orangtua, serta Kakak dan adik-adikku atas cinta dan do’a yang selalu diberikan kepada penulis hingga penulis menjadi seperti sekarang.

2. (Alm) Syekh Amir Damsyar Syarif Alam dan keluarga, atas segala bimbingan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dan keluarga.

3. Dra. Yusalina, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan substansi skripsi ini.

5. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji dari wakil departemen dan dan dosen pembimbing akademik atas masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Maria Gigih Sandy sebagai pemilik CV Winner Perkasa Indonesia Unggul dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok atas informasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Mbak Dian, Mas Hamid, Pak Yusuf, dan mas Pian) atas bantuan kepada penulis. 8. Grace Maharani sebagai pembahas seminar yang telah memberi saran dan

masukan bagi perbaikan skripsi ini.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Debie, Bayu, Uty) atas support dan kerja sama selama menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman gladikarya desa Kancana ( Aqsa, Neina, Echa, Nawi) atas satu setengah bulan yang menyenangkan.

(20)

sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Agribisnis 42 (Cici “Abel”, Meno, Ana, Ika, Agnes, DL, Ncep, Siti, Devie, Lisda, Ria, Tia, Dauz, Noel, Wening, dan semuanya yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis ).

13. Kakak – kakak Agribisnis 41 ( Teh Uut, Teh Mita, A’ Ragil, A’ Aliy, A’ Nunu) terima kasih atas masukan dan dukungan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

(21)
(22)

DAFTAR ISI

3.6 Kerangka Pemikiran Operasional... 39

(23)

4.4.2 Analisis Tahap Formulasi Strategi ... 46 4.4.2.1 Tahap Input ... 46 4.4.2.2 Tahap Pencocokan ... 50 4.4.3 Arsitektur Strategik ... 52

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 54 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 54 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan... 55 5.3 Struktur Organisasi Perusahaan... 56 5.4 Aktivitas Perusahaan ... 58 5.4.1 Pengadaan Bahan Baku ... 58 5.4.2 Produksi... 59 5.4.3 Pemasaran... 62 5.4.4 Sumberdaya Manusia ... 63 5.5 Fasilitas Usaha... 63 5.6 Karakteristik Produk... 64

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 66 6.1 Gambaran Umum Konsumen Jus Buah Winner ... 66 6.1.1 Karakteristik Konsumen Jus Buah Winner... 66 6.1.2 Penilaian Konsumen Terhadap Jus Buah Kemasan

Winner ... 68 6.5 Identifikasi Peluang dan Ancaman serta Kekuatan dan

(24)

7.2 Analisis Matriks IE ... 99 7.3 Analisis Matriks SWOT ... 102 7.4 Tahapan Pendekatan Arsitektur Strategik ... 107 7.5 Program Pengembangan Usaha CV WPIU ... 112 7.6 Rancangan Arsitektur Strategik CV WPIU ... 116

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan ... 119 8.2 Saran ... 120

(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi Industri Pengolahan Bukan Migas Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2005-2007 ... 1 2. Perumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia tahun 2003-2005 ... 2 3. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun

4. Kelembagaan Usaha Pengolahan Belimbing Depok Tahun 2007 .... 4 5. Jumlah Produksi dan Permintaan CV. WPIU Tahun 2008 ... 5 6. Kandungan Gizi dalam 100 gr Buah Belimbing ... 9 7. Kandungan Gizi dalam 100 gr Daging Buah Jambu Biji ... 10 8. Komposisi Zat Gizi Minuman Ringan, Sari Buah (juice), dan sirup

(per 100 ml) ... 14 9. Sumber dan Jenis Informasi Melalui Wawancara Langsung... 44 10. Alat Bantu Untuk Analisis PEST ... 46 11. Alat Bantu untuk Analisis Lima Kekuatan Porter ... 46 12. Alat bantu untuk Analisis Fungsional ... 47 13. Matriks IFE ... 47 14. Matriks EFE ... 48 15. Penilaian Bobot Faktor Internal/Eksternal Perusahaan ... 49 16. Peralatan dan Perlengkapan yang dimiliki CV WPIU ... 64 17. Karakteristik Produk Minuman Sari Buah pada CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 65 18. Sebaran Karakteristik Konsumen Jus Buah Winner Tahun 2009 ... 68 19. Penilaian Responden Terhadap Jus Buah Winner Tahun 2009 ... 71 20. Tabel Indikator Perekonomian Indonesia Tahun 2006 – 2009 ... 75 21. Hasil Penilaian Konsumen Terhadap Pengenalan Kebutuhan

(26)

25. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan... 94 26. Hasil Analisis Matriks EFE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul 96 27. Hasil Analisis Matriks IFE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul . 98 28.Tabel Matriks SWOT CV Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 102

29. Program Pengembangan Usaha CV Winner Perkasa Indonesia

(27)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kontribusi Bidang Usaha Terhadap PDRB Kota Depok Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 – 2007... 3

2. Model Komprehensif Manajemen Strategis ... 20 3. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 30 4. Perencanaan Strategi dengan Pendekatan Arsitektur Strategik ... 37 5. Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha dengan

Pedekatan Arsitektur Strategik CV Winner Perkasa Indonesia

Unggul ... 41

6. Matriks IE ... 51 7. Matriks SWOT ... 52 8. Struktur Organisasi CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul Tahun 2009.. 56

9. Proses Produksi Jus Buah CV Winner Perkasa Indonesia Unggul .. 62 10. Indeks Kepercayaan Konsumen Tahun 2002-2008 ... 73 11. Tingkat Inflasi Indonesia May 2008 – Januari 2009... 74 12. Aliran Distribusi Produk Minuman Sari Buah CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 89 13.Matriks IE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 100

14.Peta Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 118

15. Kemasan Botol yang Digunakan CV Winner Perkasa Indonesia Unggul .. 130

16. Filler Sari Buah yang Digunakan Oleh Cv Winner Perkasa Indonesia

Unggul ... 130 17. Alat Penutup Botol yang digunakan oleh CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 130

18. Panci Besar yang digunakan oleh CV Winner Perkasa Indonesia

Unggul... 131

19. Lemari Pendingin yang Digunakan Oleh CV Winner Perkasa

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Karakteristik dan Penilaian Konsumen CV Winner

Perkasa Indonesia Unggul... 123 2. Pembobotan terhadap Faktor Strategis Eksternal dan Internal CV

(29)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam mendukung perekonomian Indonesia. Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tahun 2005 hingga tahun 2008, kontribusi subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan yang terbesar terhadap PDB diantara sektor industri pengolahan (manufacturing industry) lainnya (Tabel 1). Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar dan meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar (Badan Pusat Statistik,2008). Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Tabel 1. Kontribusi Industri Pengolahan Bukan Migas Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2005-2007

Lapangan Usaha 2005 2006* 2007**

Makanan,Minuman, dan Tembakau 177.753,1 212.725,5 264.080,3 Tekstil, Barang kulit, dan Kaus Kaki 77.087,2 90.119,3 93.605,5 Barang Kayu dan Hasil Hutan Lain 35.247,2 44.605,4 54.884,6 Kertas dan Barang Cetakan 33.898,8 39.637,5 48,35.404,2 Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet 76.213,6 94.078,8 110.769,3 Semen dan Barang Galian bukan Logam 24.589,1 29.014,1 32.816,6

Logam Dasar Besi dan Baja 18.382,7 20.687,0 22.907,9

Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatan 172.957,1 209.460,5 254.468,3

Barang Lainnya 5.791,3 7.109,7 7.573,4

Total Kontribusi Terhadap PDB 621.920,4 747.437,8 1.068.806,4 Keterangan :

(30)

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sub sektor industri yang potensial untuk dikembangkan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami peningkatan dari tahun 2003-2004 sebesar 29,2 persen menjadi 39,6 persen pada tahun 2004-2005. Secara rinci, pertumbuhan industri minuman lebih tinggi daripada pertumbuhan industri makanan (Tabel 2).

Tabel 2. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun 2003-2005 (Persen)

Produk 2003-2004 2004-2005

Makanan 37,2 23,9

Minuman 22,5 54,2

Total 29,2 39,6

Sumber : Nielsen Media Research (2005)

Pertumbuhan industri minuman ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya produk minuman yang beredar di masyarakat. Hal ini disebabkan masih adanya pasar potensial bagi produk-produk tersebut seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Bisnis minuman di Indonesia sendiri telah mengalami beberapa periode perkembangan, yaitu periode pertama sekitar tahun 60-an ditandai dengan mulai dipasarkannya jenis minuman ringan berkarbonat. Pada tahun 70-an mulai dikenal minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti teh dalam botol. Produk tersebut kemudian digantikan oleh air mineral pada tahun 90-an, setelah itu periode 1990-1995 dikenal minuman sari buah (fruit juice) (Afriyanto,1997).

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Data Asosiasi Industri Minuman Ringan menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman1. Pertumbuhan industri minuman sari buah tersebut tidak lepas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang merupakan produsen berbagai jenis buah-buahan eksotis, antara lain

1

(31)

belimbing, nanas, jambu biji, dan berbagai jenis buah-buahan lain yang dapat diolah menjadi berbagai jenis minuman sari buah .

Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Kota Depok dikenal sebagai daerah buffer (penyangga) Ibukota yang merupakan kota perdagangan. Sebelum menjadi wilayah pemerintahan kotamadya, sebagian besar masyarakat Depok bermata pencarian sebagai petani. Salah satu tanaman unggulan di Kota Depok saat itu ialah Belimbing varietas Dewa-Dewi. Sektor pertanian di Kota Depok saat ini memiliki peran yang sangat kecil bagi PDRB Kota Depok, yaitu hanya sekitar 2,65 persen ( BPS Depok, 2007). Sektor pertanian ini terdiri dari empat bidang usaha yaitu pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, dan perikanan. Walaupun secara ekonomis sektor pertanian tidak memberikan kontribusi terhadap PDRB secara signifikan, tidak berarti pertanian di Kota Depok tidak perlu ataupun tidak potensial untuk dikembangkan. Kontribusi bidang usaha terhadap PDRB Kota Depok lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi Bidang Usaha Terhadap PDRB Kota Depok Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 – 2007

Sumber : www.depok.go.id [20 Maret 2009]

(32)

berupaya untuk mengembangkan komoditas buah-buahan ke dalam sektor industri pengolahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Adapun perkembangan produksi buah unggulan kota Depok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun 2000-2006 Tahun (kw)

No. Komoditi

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1. Belimbing 8.250 5.945 5.945 6.062 6.962 50.514

2. Jambu biji merah 1.776 10.264 10.264 11.053 11.053 35.795

3. Pisang 3.660 17.184 17.184 17.064 20.778 37.546

4. Pepaya 5.545 15.047 15.047 15.580 21.683 33.570

5. Rambutan - 12.763 12.763 28.028 12.762 25.883

6. Mangga 1.225 2.290 2.290 2.290 2.291 4.342

7. Nangka/cempedak 2.075 16.502 16.502 16.525 22.637 17.980 Sumber : Dinas Pertanian kota Depok (2006)

Tabel 3 menunjukkan bahwa komoditas belimbing dan jambu merah menempati dua urutan teratas sebagai komoditas buah unggulan di Kota Depok, yaitu sebesar 50.514 kw dan 35.795 kw pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa kedua komoditi tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.

(33)

Tabel 4. Kelembagaan Usaha Pengolahan Belimbing Depok Tahun 2007

No Kecamatan Asosiasi/

Gapoktan

Koptan/Kop/Cv Jenis Usaha

1. Sawangan 1 1 Belimbing

2. Pancoran Mas 1 1 Belimbing

3. Sukmajaya 1

-4. Cimanggis 1 - Belimbing

5. Limo 1

-6. Beji 1 1 Aneka

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2007)

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU memanfaatkan belimbing grade C, yaitu belimbing dengan kualitas rendah, untuk diolah menjadi jus buah kemasan dan sirup. Selain belimbing, perusahaan juga melakukan pengolahan terhadap jambu biji, serta melakukan inovasi yaitu minuman sari buah wortel-nanas. Saat ini CV WPIU berencana untuk menambah kapasitas produknya untuk memperluas jangkauan pasar produk yang dihasilkan. Serangkaian inovasi dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan bahwa perlu dilakukan analisis terhadap strategi pengembangan usaha yang terbaik bagi perusahaan agar dapat bersaing dalam industri.

1.2. Perumusan Masalah

(34)

target pasar minuman jus buah kemasan Winner menjangkau semua kalangan dengan harga eceran Rp 3.500,00 hingga Rp 5.000,00 per botol.

Produk CV WPIU antara lain jus buah dan sirup yang terdiri dari belimbing, jambu biji, dan campuran wortel-nanas (wornas). Setiap hari CV WPIU mengolah 120 kg input buah-buahan yang menghasilkan 121 botol sirup dan 562 botol jus buah, dengan proporsi 60 persen untuk belimbing, 25 persen untuk jambu biji, dan 15 persen wornas. Pemilihan proporsi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa belimbing merupakan icon Kota Depok, ketersediaan input belimbing dan jambu biji yang melimpah di sekitar Kota Depok, serta berdasarkan pada permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Jumlah produksi dan permintaan produk CV WPIU dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Jumlah Produksi dan Permintaan CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul Tahun 2008

Jus Belimbing Manis 86.400 222.172 135.772

Jus Jambu Biji

Merah

36.000 92572

56.572

Jus Wornas 21.600 55542 33.942

Jumlah 144.000 370.286 226.286

Sumber: CV WPIU (2008)

(35)

Dalam menjalankan usahanya, CV WPIU menghadapi berbagai kendala, baik dari segi produksi, maupun sumberdaya manusia. Kendala sumberdaya manusia yaitu kualitas karyawan yang merupakan penduduk sekitar yang belum maksimal, sehingga pengambilan keputusan masih terpusat kepada pimpinan. Sedangkan kendala produksi dan operasi yang dihadapi yaitu kapasitas mesin yang tidak memadai karena berproduksi hingga over capacity yang menyebabkan mesin mudah rusak. Selain itu, perusahaan juga menghadapi kendala dalam segi keuangan, dimana perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk memasuki pasar supermarket. Perusahaan juga menghadapi kendala persaingan dengan adanya peniruan produk yang dilakukan pesaing yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi perusahaan, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang mempengaruhi pengembangan usaha ?

2. Strategi pengembangan usaha apa yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU ?

3. Bagaimana formulasi arsitektur strategik terbaik yang dapat diterapkan bagi pengembangan usaha CV WPIU ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha.

2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU.

(36)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini :

1. Perusahaan sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam merumuskan strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan usaha.

2. Pemerintah sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan agribisnis minuman sari buah.

3. Kepentingan umum, khususnya kalangan akademis sebagai tambahan informasi dan penambah wawasan yang terkait dengan pengembangan usaha agribisnis pengolahan minuman sari buah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belimbing Manis

Belimbing manis (Averrhoa carambola L) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Meskipun belimbing bukan tanaman asli Indonesia, belimbing sudah sangat lama berkembang di Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (Sunarjono, 2004). Secara tradisional belimbing memang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan gizi belimbing dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan Gizi dalam 100 gr Buah Belimbing

No. Kandungan Jumlah Satuan

1. Kalori 35 kal

2. Protein 0,5 gr

3. Lemak 0,5 gr

4. Karbohidrat 0,7 mg

5. Kalsium 8 mg

6. Fosfor 22 mg

7. Besi 0,8 mg

8. Vitamin A 18 SI

9. Vitamin B1 0,03 mg

10. Vitamin C 33 mg

11. Kadar Air 91 %

12. Bagian yang dimakan 86 %

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2007)

(38)

lempung dengan curah hujan sedang, yaitu 1.500-2.500 milimeter per tahun dan memiliki pH tanah 5,5-6 (Sunarjono, 2004).

Varietas belimbing unggul adalah varietas belimbing yang memiliki produktivitas tinggi, resisten terhadap hama dan penyakit, berkualitas tinggi serta dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan baru. Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing manis, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi murni, Dewa murni, Wulan, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok dan varietas Malaysia.

2.2 Jambu Biji

Jambu biji (Psiduium guajava L) sudah lama mendapat penghargaan dan merupakan jenis buah-buahan yang ikut serta dalam peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan penghasilan petani dan membangun agroindustri yang modern. Buahnya mengandung vitamin A dan C yang tinggi. Kandungan gizi dalam 100 gr daging buah jambu biji dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.Kandungan Gizi dalam 100 gr Daging Buah Jambu Biji

No. Kandungan Jumlah Satuan

1. Kalori 49 kal

2. Protein 0,9 gr

3. Lemak 12,2 gr

4. Hidrat Arang 0,7 gr

5. Kalsium 14 mg

6. Fosfor 28 mg

7. Besi 1,1 mg

8. Vitamin A 25 IU

9. Vitamin B 0,002 mg

10. Vitamin C 37 mg

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2008)

(39)

yang sudah tua atau masak jika jatuh, dari luarnya nampak benar, maka kerusakan tadi nampak sebagai pembusukan. Buah jambu biji yang masih muda dipetik tidak dapat ditingkatkan kematangannya dengan pemeraman. Walaupun ada perubahan warna, rasanya tetap tidak enak dan daging luarnya kasar.

Selain berguna untuk penderita demam berdarah, jambu biji juga mampu menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh. Hal ini karena jambu biji mengandung zat likopeten yang mampu mengendalikan produksi kolestrol jahat. Daunnya juga dapat digunakan untuk obat diare, pewarnaan, dan penyamakan kulit binatang (Dinas Pertanian Kota Depok, 2008).

2.3 Wortel

Wortel (Daucus carota L.) telah dikenal sebagai sayuran yang banyak mengandung vitamin A. Hal ini karena kandungan karotan (provitamin A) merupakan bahan pembentuk vitamin A yang sangat tinggi terdapat di wortel. Selain sebagai sumber vitamin A serta nutrisi, wortel juga berkhasiat untuk penyembuhan penyakit dan memelihara kecantikan.

Tanaman ini berupa rumput yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam tanah. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi umbi bulat memanjang. Wortel merupakan tanaman khas dataran tinggi dengan ketinggian 1200-1500 m dpl untuk pertumbuhan terbaiknya. Suhu yang cocok untuk tanaman ini sekitar 22-240 C dengan kelembapan dan sinar matahari yang cukup. Persyaratan tanah sesuai yang untuk tanaman ini yaitu subur, gembur dan banyak mengandung humus,tata udara dan tata airnya ber jalan baik.

(40)

2.4 Nanas

Tanaman nanas merupakan rumput yang batangnya pendek sekali. Daunnya berurat sejajar dan pada tepinya tumbuh duri yang menghadap ke atas. Duri pada beberapa varietas nanas mulai lenyap, tetapi pada ujung daunnya sering masih dapat dilihat. Tanaman nanas berbunga pada ujung batang dan hanya sekali berbunga yang arahnya tegak ke atas. Nanas merupakan tanaman monokotil, bersifat merumpun dan pada batangnya atau tangkai bunga sering tumbuh nanas pula (Sunarjono, 1998).

Tanaman nanas menghendaki dataran rendah sampai dataran tinggi 1200 m dpl dan tumbuh di sekitar katulistiwa antara 250 LU/LS. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur dingin, tetapi tahan sekali terhadap kekeringan karena nanas mempunyai sel penyimpan air yang efektif. Buahnya peka terhadap sinar matahari terik. Walaupun demikian, tanaman ini lebih senang terhadap tanah yang subur dan daerah yang beriklim basah (Sunarjono, 1998).

2.5 Minuman Ringan

Minuman ringan pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Priestly dari Inggris pada tahun 1772 dengan nama sparkling water, kemudian dengan berbagai penelitian lanjutan muncul minuman berkarbonat. Bisnis minuman ringan dimulai pada tahun 1806 oleh Benjamin Sillomon, seorang profesor kimia di Sekolah tinggi Yale di kota Connecticut yang memperkenalkan minuman berkarbonat dalam kemasan botol. Tahun 1830-1866 minuman soda dengan berbagai macam rasa menjadi populer, dan jenis flavor yang digunakan adalah cola, lemon-lime, ginger ale, root beer dan anggur. Pada tahun 1886 seorang apoteker dan pendiri confederate soldier, John Syth Pemberton menjadikan minuman tersebut menjadi favorit dengan menambahkan ekstrak dan cocoa. Minuman cola adalah minuman yang populer sampai sekarang (Ensminger,Konlade &Robson,1994).

Minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh suatu industri. Jenis minuman ringan dikelompokkan atas dua kelompok utama yaitu minuman carbonated dan minuman noncarbonated. Minuman bergas (carbonated) merupakan minuman yang mengandung CO2 umumnya dibuat dari

(41)

tidak mengandung CO2 biasanya mempunyai flavor alami seperti jus buah dan teh

kemasan (Winarno,1997).

Menurut keputusan Ditjen POM No. 02240/B/SK/ 91 yang dimaksud minuman ringan adalah produk yang diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa penambahan CO2, dapat langsung diminum atau diminum

setelah diencerkan, tidak termasuk susu, susu cokelat, sari buah, teh, kopi, cikori, coklat dan hasil olahannya, minuman beralkohol dan tidak boleh ditambahkan alkohol. Termasuk dalam kategori minuman ringan adalah sirup, sirup buah, sirup aroma, minuman sari buah, minuman buah, minuman beraroma, minuman botanikal, susu kedelai, air soda, air minum dan air minum teh dalam kemasan.

2.6. Minuman Sari Buah

Menurut Codex Alimentarus, yang dimaksud dengan produk minuman sari buah (fruit juice) adalah cairan jenuh atau keruh yag tidak difermentasi, yang diperoleh dari buah-buahan yang telah masak dan masih segar. Buah yang digunakan sebagai sari buah harus dalam keadaan matang dan mempunyai cita rasa yang menyenangkan dan mengandung banyak asam. Dalam buah, vitamin C terdapat pada konsentrasi tinggi yang didapat pada bagian kulit, agak lebih rendah di dalam daging buah dan lebih rendah lagi pada bagiam bijinya (Sdiaoetama, 1991).

Dalam perdagangan internasional, minuman sari buah dibedakan dalam empat jenis (Wijaya, 2004), yaitu :

1) Fruit juice, yaitu 100 persen buah tanpa pengawet. Biasanya sari buah ini perlu ditambah air dalam ukuran tertentu untuk bisa dikonsumsi. Jenis sari buah ini biasanya diimpor oleh industri minuman untuk selanjutnya diolah menjadi sari buah (fruit juice drinks).

(42)

3) Fruit juice nectar, yaitu sari buah dengan kadar 25 hingga 30 persen ditambah gula dan air. Jenis minuman ini biasanya mengandung 50 persen sari buah untuk sari buah jeruk dan apel, 40 persen untuk buah aprikot dan 25 persen untuk buah markisa dan jambu.

4) Multi fruit dan multi vitamin beverage, yaitu jenis minuman sari buah yang dicampur dari berbagai jenis sari buah seperti buah jeruk, apel, nenas, dan aprikot.

Komposisi minuman ringan sebagian besar mengandung air, gula (pemanis lain), perasa yang berasal dari buah, sari buah atau essen, pewarna, stimulan seperti kafein, asam (ciltric, phosporic, tartaric), soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh dan sari buah meliputi bahan pengawet, bahan pemanis, perasa dan aroma, serta gula yang erat hubungannya dengan selera konsumen.

113 4,15 18,74 4,19 4,49 2,42 27

Sirup

(43)

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Rahma (1995) melakukan penelitian tentang analisis bauran pemasaran dan strategi bersaing produk minuman sari buah PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company. Alat analisis yag digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bauran pemasaran, matriks pertumbuhan pangsa pasar BCG, daur hidup produk, SWOT, dan peramalan penjualan menggunakan pemulusan eksponensial tripel tiga parameter. Hasil analisis posisi produk minuman sari buah produk minuman sari buah untuk pasar sasaran konsumen dewasa berada pada kuadran tipe “bintang”, dengan laju pertumbuhan penjualan 13,03 persen dan menguasai pangsa pasar sebesar 63,78 persen. Untuk pasar sasaran anak-anak berada pada kuadran tipe “sapi perah” dengan laju pertumbuhan penjualan 5,36 persen dan menguasai pangsa pangsar sebesar 64,58 persen. Berdasarkan hasil analisis daur hidup produk minuman PT Ultrajaya berada pada tahap dewasa. Strategi bersaing yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan, posisi produk dan peramalan penjualan adalah strategi diferensiasi.

Fitriati (2004) mengkaji tentang strategi pengembangan usaha kecil minuman Barokah Tirta Unggul (BTU) di Desa Ngampel, Kediri. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan serta merumuskan strategi pengembangan usaha. Hasil kajian menunjukkan faktor-faktor kekuatan internal yang paling mempengaruhi adalah kondisi keuangan yang baik, bahan baku mudah didapatkan, jangkauan pemasaran luas, serta produk sudah dilabelisasi. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi adalah adanya perhatian pemerintah terhadap usaha kecil melalui berbagai pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pemasaran Kediri, kondisi perekonomian yang semakin membaik, kondisi sosial yang menunjukkan adanya peningkatan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi minuman jadi, perkembangan teknologi informasi, ancaman masuknya pendatang baru dan produk substitusi.

(44)

dipilih adalah penetrasi pasar yang dilakukan dengan mempertahankan pasar sasarannya, mempertahankan pangsa pasar yang telah ada, mencari celah psar baru terutama untuk minuman kunyit asam dengan memanfaatkan riset pasar yang disediakan oleh Dinas Pemasaran Kediri, memberikan hadiah langsung kepada konsumen yang beruntung serta memasang iklan pada toko-toko penyalur minuman perusahaan BTU.

Okta (2004) melakukan analisis formulasi strategi bersaing Minuman Sari Buah Sirsak PT Minuman SAP dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, kemudian merumuskan strategi bersaing yang tepat bagi produk minuman sari buah sirsak dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, didapat total skor 3,02 dan hasil analisis mstriks EFE didapat total skor sebesar 2,063. Hasil analisis IFE dan EFE membentuk posisi matriks IE PT Minuman SAP berada pada sel IV, yaitu tumbuh dan bina. Setelah dirumuskan ke dalam matriks IE, maka peneliti kemudian melanjutkan dengan perumusan strategi melalui analisis SWOT berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Setelah perumusan strategi melalui SWOT, maka dilakukan pemeringkatan prioritas strategi melalui matriks QSP. Hasil matriks QSP menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dilaksanakan terlebih dahulu adalah memanfaatkan kemajuan teknologi pengemasan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan memperluas jaringan distribusi.

(45)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis internal dalam matriks IFE menunjukkan bahwa kemampuan internal dari LA berada dalam kondisi menengah. Analisis matriks IE menempatkan LA berada pada kuadran V, kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan hold and maintain. Strategi yang dapat diterapkan dalam kuadran ini ialah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Setelah dilakukan analisis dalam matriks IE, kemudian melakukan perumusan strategi melalui matriks SWOT yang selanjutnya diberi prioritas melalui matriks QSP. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah memperluas jaringan distribusi pemasaran.

Penelitian mengenai analisis strategi pengembangan usaha melalui perencanaan arsitektur strategik pada CV WPIU ini berupaya untuk merumuskan strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing produknya dalam meraih peluang pasar, sehingga mampu bertahan di tengah industri minuman sari buah melalui analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menganalisis mengenai manajemen strategis perusahaan dalam meningkatkan daya saing produknya. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah bahwa penelitian ini tidak menggunakan matrikss QSP, akan tetapi menggunakan desain arsitektur strategik yang menyusun implementasi strategi menurut rentang waktu tertentu.

(46)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Chandler (1962) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya. Selanjutnya Learned et al (1965) mengemukakan strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian, salah satu fokus fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.

Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan untuk oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Argrys (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) dalam Rangkuti (2008) kemudian menyatakan strategi merupakan respon, baik secara terus-menerus maupun adaptif, terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamel dan Prahalad (1995), yaitu strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan (Rangkuti, 2008).

(47)

19 1) Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar

dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2) Competitive advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

perusahaan agar ebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

3.2 Konsep Manajemen Strategi

Menurut David (2006), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dansistem komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Drucker dalam David (2006) menyatakan bahwa pekerjaan utama dalam manajemen strategis adalah berpikir melalui keseluruhan misi perusahaan. Misi tersebut akan mengantarkan perusahaan menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan membuat keputusan hari ini untuk esok hari.

(48)

20 Gambar 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis

Sumber : David (2006)

Model Komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.

(49)

21 3.3 Jenis-jenis Strategi

Menurut David (2006), strategi alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan dapat dikelompokkan melalui 12 tindakan, yaitu integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horisontal, retrenchment, divestasi, dan likuidasi.

1) Strategi Integrasi

Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama yang dijelaskan di bawah ini :

a) Strategi integrasi ke depan, adalah strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer b) Strategi integrasi ke belakang, adalah strategi untuk mencoba mencari

kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan.

c) Strategi integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan.

2) Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama, yaitu :

(50)

22 b) Strategi pengembangan pasar, yaitu melibatkan perkenalan produk yang

ada saat ini ke area geografi yang baru. Strategi ini bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar.

c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini.

3) Strategi Diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini kurang begitu populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkatan kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda. Strategi diversifikasi dibagi menjadi tiga strategi utama seperti yang dijelaskan di bawah ini :

a) Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Tujuan strategi ini ialah untuk membuat produk baru yang berhubungan dengan pasar yang sama.

b) Strategi diverisfikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan pada pasar yang berbeda.

c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama.

4) Strategi Defensif

Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang besar, yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Strategi ini dapat dibagi menjadi tiga strategi utama, antara lain :

(51)

23 b) Strategi divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu

organisasi. Strategi ini sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal dan tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c) Strategi likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan, secara

terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai riilnya. Strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan.

5) Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter (1993), terdapat tiga strategi yang dapat membantu organisasi dalam memperoleh keunggulan komparatif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Ketiga jenis strategi tersebut dinamakan Strategi Umum Porter (Porter Generic Strategies). Strategi Porter mensyaratkan adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian, dan sistem insentif yang berbeda. Perusahaan dengan akses sumberdaya yang besar umumnya bersaing dengan landasan keunggulan biaya atau diferensiasi, sedangkan perusahaan kecil dapat bersaing dengan landasan fokus. Porter menekankan pentingnya perencana strategis melakukan analisis biaya manfaat untuk mengevaluasi berbagai peluang diantara unit-unit bisnis yang sudah ada dan bisnis potensial dalam perusahaan.

a) Strategi Keunggulan Biaya

(52)

24 b) Strategi Diferensiasi

Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Berbagai strategi memberikan tingkat diferensiasi yang berbeda. Melakukan diferensiasi tidak menjamin munculnya keunggulan kompetitif, terutama bila produk standar cukup memenuhi kebutuhan pelanggan atau apabila pesaing dapat dengan cepat meniru.

c) Strategi Fokus

Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi kebutuhan sejumlah kelompok kecil konsumen. Organisasi yang menerapkan strategi ini dapat memusatkan perhatian pada kelompok pelanggan, pasar geografis atau segmen lini produk tertentu agar dapat melayani pasar sempit namun jelas secara lebih baik daripada para pesaing yang melayani pasar yang lebih luas.

3.4 Proses Manajemen Strategis

Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

1) Formulasi Strategi

Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan.

(53)

25 Pengambilan keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk merumuskan strategi, diperlukan aktivitas-aktivitas yang meliputi : (1) pengembangan misi perusahaan; (2) mengenali peluang dan ancaman eksternal; (3) menetapkan kekuatan dan kelemahan internal ; (4) menetapkan objektif jangka panjang; (5) menghasilkan strategi alternatif dan (6) menetapkan strategi pokok yang perlu diimplementasikan (David, 2006).

2) Implementasi Strategi

Implementasi strategi yaitu tahap dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk menghubungkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

3) Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif.

(54)

26 3.4.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Visi adalah cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang dapat mewakili seluruh anggota perusahaan. Visi mengarahkan suatu misi. Komponen tersebut secara bersama-sama menyediakan kerangka kerja sebuah strategi. Pertanyaan di misi dirancang untuk memberi inspirasi dan memotivasi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap masa depan organisasi tersebut.

Misi adalah pertanyaan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari usaha lain yang serupa. Misi merupakan sebuah penjabaran tertulis mengenai visi, sehingga visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh bagian perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa misi suatu perusahaan adalah tujuan yang unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan cakupan operasinya. Pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntutan yang teguh dalam pengambilan keputusan manajemen yang penting.

Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi. Tujuan perusahaan akan memiliki banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan, melembagakan, mengombinasikan, dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan.

3.4.2 Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan

Analisis lingkungan diperlukan dalam rangka menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan, yang meliputi faktor-faktor yang berada di luar (eksternal) maupun di dalam (internal) organisasi yang mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum lingkungan organisasi meliputi dua bagian besar yang terdiri dari lingkungan ekternal dan lingkungan internal.

3.4.2.1 Lingkungan Eksternal (Umum)

(55)

27 yang dimanfaatkan perusahaan dan daftar ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan.

Menurut David (2006), peluang dan ancaman merujuk pada peristiwa tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar diluar kendali suatu organisasi, oleh karena itu digunakan istilah eksternal. Prinsip utama manajemen strategis ialah perusahaan harus merumuskan strategi untuk memanfaatkan peuang-peluang eksternal dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal merupakan kegiatan penting bagi keberhasilan perusahaan.

1) Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Stabilitas politik dan kebijakan pemerintah sangat menentukan kecenderungan dan arah perekonomian nasional. Kondisi lingkungan politik pemerintahan tersebut berpengaruh signifikan dan strategis terhadap aktivitas bisnis. Stabilitas nasional yang baik serta situasi politik yang kondusif merupakan sebuah angin segar bagi setiap kegiatan perusahaan dan memberikan jaminan kepastian keamanan bagi kegiatan investasi dalam negeri. Pemerintah merupakan regulator, deregulator, pemberi subsidi, pemberi kerja, dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu, faktor kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama bagi organisasi yang kecil dan besar.

2) Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan masa yang akan datang dapat mempengaruhi strategi perusahaan. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dapat dianalisis dan diagnosis kebanyakan perusahaan antara lain : a) Tahapan siklus bisnis, perekonomian dapat diklasifikasikan seperti dalam

keadaan depresi, resesi, kebangkitan, dan kemakmuran b) Gejala inflasi dan deflasi barang dan jasa

(56)

28 d) Kebijakan fiskal, tingkat pajak untuk perusahaan dan perorangan

e) Neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri

Setiap segi ekonomi dapat membantu atau menghambat usaha mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi, misalnya, resesi sering menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Jika kebijakan moneter diperketat, maka dana untuk kebutuhan instalasi tambahan mungkin sangat mahal atau tidak tersedia. Kebijakan perpajakan dapat mengurangi daya tarik investasi dalam suatu industri atau mengurangi pendapatan setelah dipotong pajak dari para konsumen, yang akhirnya mengurangi tingkat pengeluarannya (David, 2006).

3) Faktor Sosial Budaya

Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok masyarakat yang dilayaninya, faktor-faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategis. Berbagai faktor seperti keyakinan, sistem sosial yang dianut, sikap, opini, bahkan gaya hidup harus dikenali secara tepat. Proses pengenalan ini tidaklah mudah, karena kenyataan menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut selalu berubah, ada kalanya dengan intensitas yang sangat tinggi.

Gambar

Tabel 3. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun 2000-2006No.KomoditiTahun (kw)
Tabel 5. Jumlah Produksi dan Permintaan CV. Winner Perkasa Indonesia UnggulTahun 2008
Tabel 6. Kandungan Gizi dalam 100 gr Buah Belimbing
Tabel 7. Kandungan Gizi dalam 100 gr Daging Buah Jambu Biji
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari tahap pencocokan faktor-faktor internal dan eksternal dalam matriks SWOT dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang,

Kombinasi dari faktor internal dan eksternal ini dipetakan ke dalam matrik SWOT dan digunakan sebagai pemicu untuk menghasilkan alternatif strategi

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan dengan metode konvensional dan metode yang diteliti yaitu ABC, dapat diketahui total biaya produksi

kelemahan internal dan strategis perusahaan, menetapkan bobot (w) untuk setiap faktor penting keberhasilan eksternal dan internal, melakukan pencocokan dan mengidentifikasi

Strategi pengembangan usaha digunakan berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan SWOT analisis sehingga timbul strategi yang

identifikasi faktor-faktor stategis eksternal dan internal yang kemudian dianalisis dalam matriks SWOT maka diperoleh lima alternatif strategi yaitu, strategi penetrasi

Strategi berdasar analisis matriks Internal-Eksternal adalah strategi intensif, sedangkan analisis matriks SWOT menghasilkan empat alternatif strategi yaitu: Strategi SO

Penentuan Alternatif Strategi dengan Matriks SWOT Tabel 3: Matriks SWOT FAKTOR INTERNAL Kekuatan S Kelemahan W Lokasi Strategis Sarana dan Prasarana Kurang Memadai