• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Kegawatan Paru Diagnostik Dan Penatalaksanaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Permasalahan Kegawatan Paru Diagnostik Dan Penatalaksanaan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAH KEGAWATAN PARU

PERMASALAH KEGAWATAN PARU

DIAGNOSTIK & PENATALAKSANAAN

DIAGNOSTIK & PENATALAKSANAAN

Dr. Darma Setya Kusuma, Sp.P.

Dr. Darma Setya Kusuma, Sp.P.

(2)

BATUK DARAH

BATUK DARAH

Batuk darah

Batuk darah  masalah kedaruratan medik mengancam jiwa masalah kedaruratan medik mengancam jiwa  dapat dapat mengakibatkan :

mengakibatkan : - Asfiksia (sumbatan jalan napas) - Asfiksia (sumbatan jalan napas)

- Syok hipovolemi

- Syok hipovolemi  kehilangan darah yg banyak kehilangan darah yg banyak  singkat singkat - Anaemia berat

- Anaemia berat  gagal jantung kiri gagal jantung kiri Batuk darah

Batuk darah  ekspetorasi darah atau dahak berdarah ekspetorasi darah atau dahak berdarah  asal dari saluran asal dari saluran napas di bawah pita suara

napas di bawah pita suara - Perlu pengamatan ketat

- Perlu pengamatan ketat  tdk dapat dipastikan apakah tdk dapat dipastikan apakah

akan segera berhenti atau akan terus berlanjutakan segera berhenti atau akan terus berlanjut - Perlu pemeriksaan yg cermat

- Perlu pemeriksaan yg cermat  mencari asal dan penyebab perdarahan mencari asal dan penyebab perdarahan - Penyebab batuk darah masif

- Penyebab batuk darah masif  umumnya umumnya  TB, Bronkiektasis, Abses TB, Bronkiektasis, Abses

Paru, kanker paru.Paru, kanker paru. - Penyebab lain

(3)

PATOGENESIS PATOGENESIS : :

Penyebab terbanyak batuk darah masif

Penyebab terbanyak batuk darah masif  TBC paru TBC paru  perdarahan perdarahan

karena :

karena :

-

Penyahaya aneurisma pd dinding kavitas (Aneurisma Rassmussen)Penyahaya aneurisma pd dinding kavitas (Aneurisma Rassmussen)

-

Limfonodi yg mengalami kasifikasi Limfonodi yg mengalami kasifikasi  ulserasi intra bronkus ulserasi intra bronkus

-

Aspergillosis pd kavitas Aspergillosis pd kavitas  hipervaskularisasi hipervaskularisasi

-

Bronkiektasis sekunderBronkiektasis sekunder Pd Bronkiektasis

Pd Bronkiektasis  proliferasi dan pelebaran arteri bronkial serta proliferasi dan pelebaran arteri bronkial serta anastomisis pre kapiler bronkopulmoner

anastomisis pre kapiler bronkopulmoner

Bronkitis kronik

Bronkitis kronik  dilatasi dan peningkatan vaskularisasi arteri dilatasi dan peningkatan vaskularisasi arteri bronkial

(4)

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS : :

Evaluasi pemeriksaan antara lain :

Evaluasi pemeriksaan antara lain :

A. Jumlah batuk darah yg terjadi

A. Jumlah batuk darah yg terjadi

- volume darah yg dibatukkan

- volume darah yg dibatukkan  ditampung dalam pot pengukur ditampung dalam pot pengukur - saat terjadi batuk darah dicatat

- saat terjadi batuk darah dicatat  diperhitungkan jumlah perdarahan diperhitungkan jumlah perdarahan

dalam periode tertentu (biasanya 24 jam)dalam periode tertentu (biasanya 24 jam) B.

B. Pemeriksaan JasmaniPemeriksaan Jasmani

Penilaian setelah batuk darah masif :

Penilaian setelah batuk darah masif :

- Gangguan pernapasan

- Gangguan pernapasan  takipnoe, sianosis, takikardi takipnoe, sianosis, takikardi - Gangguan hemodinak vaskular

- Gangguan hemodinak vaskular  hipotensi sistemik (syok) hipotensi sistemik (syok) - Penurunan kesadaran

- Penurunan kesadaran

- Ronkhi basah halus di lapangan bawah paru

(5)

C. Pemeriksaan Fototoraks

C. Pemeriksaan Fototoraks

- Gambaran diagnosis penyakit penyebab batuk darah

- Gambaran diagnosis penyakit penyebab batuk darah

- Menilai asal perdarahan dan adanya aspirasi darah di paru

- Menilai asal perdarahan dan adanya aspirasi darah di paru

D. Pemeriksaan Laboratorium Penunjang

D. Pemeriksaan Laboratorium Penunjang

- Kadar Hb, hematokrit

- Kadar Hb, hematokrit  menilai beratnya perdarahan dan menilai beratnya perdarahan dan

menentukan perlunya transfusi darah ?menentukan perlunya transfusi darah ?

- Trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Trombosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Sputum BTA dan sitologi

- Sputum BTA dan sitologi

- CT Scan torak bila perlu

(6)

Diagnostik khusus

Diagnostik khusus pemeriksaan Bronkoskopi pemeriksaan Bronkoskopi  Bronkoskopi serat Bronkoskopi serat optik (BSO)

optik (BSO)  penting untuk mengetahui : penting untuk mengetahui :

Kemungkinan penyebab batuk darahKemungkinan penyebab batuk darah

- Kelainan endobronkial- Kelainan endobronkial yg belum nampak pd fototoraks yg belum nampak pd fototoraks - Benda asingBenda asing

- Karsinoma bronkogenikKarsinoma bronkogenik

Asal atau lokasi perdarahanAsal atau lokasi perdarahan pemeriksaan dini

pemeriksaan dini  48 jam pertama sesudah batuk darah 48 jam pertama sesudah batuk darah Pada batuk darah berulang

Pada batuk darah berulang  sumber perdarahan tdk selalu dari lokasi sumber perdarahan tdk selalu dari lokasi yg sama

yg sama

Asal perdarahan

Asal perdarahan  tdk selalu dari kelainan radiologik terlihat pada foto tdk selalu dari kelainan radiologik terlihat pada foto toraks

(7)

PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN : :

Tergantung pd Tergantung pd  beratnya perdarahan yg terjadi, beratnya perdarahan yg terjadi, - penilaian klinis

- penilaian klinis  - kecenderungan perdarahan utk berhenti atau - kecenderungan perdarahan utk berhenti atau

bertambahbertambah

- tanda - tanda gangguan fungsi paru/ Asfiksia- tanda - tanda gangguan fungsi paru/ Asfiksia - tanda - tanda gangguan hemodinamik vaskular

- tanda - tanda gangguan hemodinamik vaskular

Batuk darah masif dan mengancam jiwa

Batuk darah masif dan mengancam jiwa

Usaha agresif invasif Usaha agresif invasif  Bronkoskopi/ operasi cito emergensi Bronkoskopi/ operasi cito emergensi Batuk darah kurang / tidak masif

(8)

PENATALAKSANAAN KONSERVATIF PENATALAKSANAAN KONSERVATIF : :

Usaha menghentikan batuk darah yg terjadiUsaha menghentikan batuk darah yg terjadi

Mengganti darah yg hilang Mengganti darah yg hilang  transfusi darah atau cairan pengganti, transfusi darah atau cairan pengganti, meliputi :

meliputi :

1. Menenangkan penderita

1. Menenangkan penderita  memberitahu tdk menahan batuk darah memberitahu tdk menahan batuk darah

yg keluar yg keluar  cegah Asfiksia atau obstruksi jalan napas oleh bekuan cegah Asfiksia atau obstruksi jalan napas oleh bekuan

darah.darah.

2. Penderita berbaring pd posisi paru yg sakit dan agak Trendelenberg.

2. Penderita berbaring pd posisi paru yg sakit dan agak Trendelenberg.

3. Usahakan jalan napas tetap terbuka, bila ada tanda - tanda sumbatan

3. Usahakan jalan napas tetap terbuka, bila ada tanda - tanda sumbatan

jalan napas jalan napas  pengisapan (suction). Bila perlu pengisapan (suction). Bila perlu  pemasangan pipa pemasangan pipa

endo bronkial (ETT) endo bronkial (ETT)  memudahkan pengisapan. Pengisapan memudahkan pengisapan. Pengisapan 

(9)

4. Pemasangan IVFD

4. Pemasangan IVFD  pengganti cairan / pemberian obat parentral. pengganti cairan / pemberian obat parentral. 5. Pemberian obat hemostatik

5. Pemberian obat hemostatik  belum jelas manfaatnya, dpt belum jelas manfaatnya, dpt

diberikan a.l. Asam Traneksamat, Karbazokrom, Vit K/ Vit C.diberikan a.l. Asam Traneksamat, Karbazokrom, Vit K/ Vit C. 6. Obat penekan batuk

6. Obat penekan batuk  hanya diberikan bila ada batuk berlebihan hanya diberikan bila ada batuk berlebihan

cegah perdarahan, a.l. Codein 10 - 20 mg.cegah perdarahan, a.l. Codein 10 - 20 mg. 7. Tranfusi darah

7. Tranfusi darah  bila hematokrit turun di bawah 25 - 30 %atau Hb bila hematokrit turun di bawah 25 - 30 %atau Hb

(10)

TINDAKAN OPERASI

TINDAKAN OPERASI : :

Pada batuk darah masif

Pada batuk darah masif  dapat dioperasi cito atau elektif dapat dioperasi cito atau elektif Di Bagian Pulmonologi, FKUI atau RSUP Persahabatan

Di Bagian Pulmonologi, FKUI atau RSUP Persahabatan  digunakan digunakan 3 kriteria

3 kriteria  batuk darah masif mengancam jiwa sebagai indikasi batuk darah masif mengancam jiwa sebagai indikasi pembedahan segera :

pembedahan segera :

1. Batuk darah > 600 cc/24 jam, dlm pengamatan batuk darah tdk

1. Batuk darah > 600 cc/24 jam, dlm pengamatan batuk darah tdk

berhentiberhenti

2. Batuk darah antara 250 - 600 cc/24 jam, Hb <10 gr%, sedang batuk

2. Batuk darah antara 250 - 600 cc/24 jam, Hb <10 gr%, sedang batuk

darah masih berlangsung.darah masih berlangsung.

3. Batuk darah antara 250 - 600 cc/24 jam, Hb >10 gr%, pd observasi

3. Batuk darah antara 250 - 600 cc/24 jam, Hb >10 gr%, pd observasi

(11)

Untuk pembedahan segera Untuk pembedahan segera  sumber dan asal perdarahan harus sumber dan asal perdarahan harus diketahui

diketahui  pemeriksaan Bronkoskopi di atas meja operasi dengan pemeriksaan Bronkoskopi di atas meja operasi dengan toleransi operasi harus menunjang (baik).

toleransi operasi harus menunjang (baik).

Pemeriksaan Bronkoskopi Pemeriksaan Bronkoskopi  sangat penting pd penderita batuk sangat penting pd penderita batuk darah yg mengalami sumbatan jalan napas

darah yg mengalami sumbatan jalan napas  tindakan Life Saving tindakan Life Saving

(12)

KESIMPULAN KESIMPULAN : :

Batuk darah Batuk darah  kedaruratan medik kedaruratan medik  membahayakan jiwa penderita membahayakan jiwa penderita karena dapat menyebabkan Asfiksia, syok hipovolemia.

karena dapat menyebabkan Asfiksia, syok hipovolemia.

Penyebab batuk darah terbanyak : Tuberkulosis paru, Bronkiektasis, Penyebab batuk darah terbanyak : Tuberkulosis paru, Bronkiektasis, Bronkitis kronik, Abses paru, Pneumonia dan Karsinoma Bronkus. Bronkitis kronik, Abses paru, Pneumonia dan Karsinoma Bronkus.

Penderita batuk darah sebaiknya dirawat, penatalaksanaannya dimulai Penderita batuk darah sebaiknya dirawat, penatalaksanaannya dimulai secara konservatif, bila tidak berhasil atau terjadi keadaan mengancam secara konservatif, bila tidak berhasil atau terjadi keadaan mengancam

keselamatan penderita

(13)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA : :

1.

1. Nirwan Arief, Sayang Trimanera. Hemoptisis. Dalam Buku Simposium Nirwan Arief, Sayang Trimanera. Hemoptisis. Dalam Buku Simposium Darurat Paru. Ikatan Dokter Indonesia dan Bagian Pulmonologi FKUI/ Darurat Paru. Ikatan Dokter Indonesia dan Bagian Pulmonologi FKUI/ RS Persahabatan. Jakarta. 1982.

RS Persahabatan. Jakarta. 1982. 2.

2. Arief N. Busroh I, Sapar H. Penanggulangan Batuk Darah Masif Pada Arief N. Busroh I, Sapar H. Penanggulangan Batuk Darah Masif Pada Penderita TBC. KPPIK X FKUI. 1979.

Penderita TBC. KPPIK X FKUI. 1979. 3.

3. Maria CHW. Batuk Darah. Dalam Buku Batuk Darah. Bagian Maria CHW. Batuk Darah. Dalam Buku Batuk Darah. Bagian Pulmonologi FKUI / RS Persahabatan. 1-13.

Pulmonologi FKUI / RS Persahabatan. 1-13. 4.

4. Nirwan Arief. Hemoptisis. Dalam Buku Pulmonologi Klinik. Bagian Nirwan Arief. Hemoptisis. Dalam Buku Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992. 179-183.

Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992. 179-183. 5.

5. Bidwell J., Pachwer R. W. Hemoptysis Diagnosis and Management. Bidwell J., Pachwer R. W. Hemoptysis Diagnosis and Management. American Family Physician. Vol 72. 2005.

(14)

PNEUMOTORAKS

PNEUMOTORAKS

Pneumotoraks

Pneumotoraks  terdapatnya udara dalam rongga pleura terdapatnya udara dalam rongga pleura

Menurut jenisnya :Menurut jenisnya :

1. Pneumotoraks Artificialis 1. Pneumotoraks Artificialis 2. Pneumotoraks Traumatica 2. Pneumotoraks Traumatica 3. Pneumotoraks Spontan 3. Pneumotoraks Spontan

- Primer - Primer  terjadinya secara spontan tanpa latar belakang penyakit terjadinya secara spontan tanpa latar belakang penyakit

paruparu

- Sekunder - Sekunder  pada penderita dengan latar belakang penyakit paru pada penderita dengan latar belakang penyakit paru

tertentutertentu

Penumotoraks primer

Penumotoraks primer  terjadi karena pecahan bleb sub pleura. terjadi karena pecahan bleb sub pleura.

Perubahan tersebut karena inflamasi jalan napas.Perubahan tersebut karena inflamasi jalan napas. Pneumotoraks sekunder

(15)

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS : :

Klinis Klinis  didahului nyeri dada disertai sesak napas, sesak napak dapat didahului nyeri dada disertai sesak napas, sesak napak dapat berkurang atau bertambah hebat setelah beberapa waktu.

berkurang atau bertambah hebat setelah beberapa waktu.

Pada Pneumotoraks ventil

Pada Pneumotoraks ventil  sesak napas makin hebat (Tension sesak napas makin hebat (Tension Pneumotoraks)

Pneumotoraks)  penderita gelisah sekali, sianosis, disertai syok penderita gelisah sekali, sianosis, disertai syok  aliran darah terganggu akibat penekanan oleh aliran udara atau akibat

aliran darah terganggu akibat penekanan oleh aliran udara atau akibat

perdarahan masif intra pleura (hematotoraks).

perdarahan masif intra pleura (hematotoraks).

Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

Hemitoraks yg terserang

Hemitoraks yg terserang lebih menonjol dan tertinggal pd lebih menonjol dan tertinggal pd

pernapasan fremitus suara melemah, perkusi hipersonor, penggeseran

pernapasan fremitus suara melemah, perkusi hipersonor, penggeseran

mediastinum ke sisi yg sehat , suara napas vesikuler melemah.

mediastinum ke sisi yg sehat , suara napas vesikuler melemah.

Fototoraks PAFototoraks PA

- didapat bagian paru yg kolaps atau atelektasis.

- didapat bagian paru yg kolaps atau atelektasis.

- dpt disertai gambaran garis mendatar

- dpt disertai gambaran garis mendatar  batas udara cairan batas udara cairan  bila bila

(16)

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN : :

Sebaiknya penderita

Sebaiknya penderita  dirawat, kemungkinan resiko dirawat, kemungkinan resiko  terjadinya terjadinya perdarahan atau Pneumotoraks Ventil.

perdarahan atau Pneumotoraks Ventil.

Pemberian oksigen

Pemberian oksigen  mempercepat absorpsi udara dari rongga udara mempercepat absorpsi udara dari rongga udara

 mengurangi sesak napasmengurangi sesak napas

Pneumotoraks luas atau penderita sesak napas berat

Pneumotoraks luas atau penderita sesak napas berat  pemasangan WSD pemasangan WSD (Water Seal Drainage)

(Water Seal Drainage)  mempercepat pengembangan paru. mempercepat pengembangan paru.

Bila setelah pemasangan WSD paru yg sakit kurang berkembang

Bila setelah pemasangan WSD paru yg sakit kurang berkembang  perlu perlu menilai kemungkinan penyulit :

menilai kemungkinan penyulit :

1.

1. Adanya sumbatan intra bronkus (sekret yg kental) Adanya sumbatan intra bronkus (sekret yg kental)  perlu perlu pemeriksaan Bronkoskopi

pemeriksaan Bronkoskopi  pengisapan / suction. pengisapan / suction. 2.

2. Terdapat fistula bronko pleura Terdapat fistula bronko pleura  ditandai keluarnya gelembung udara ditandai keluarnya gelembung udara dari WSD waktu ekspirasi

dari WSD waktu ekspirasi

3.

(17)

Pada Pneumotoraks tertutup ringan, dengan kolaps paru 15-20%

Pada Pneumotoraks tertutup ringan, dengan kolaps paru 15-20% 

tindakan konservatif rata-rata absorpsi udara pada Pneumotoraks tersebut

tindakan konservatif rata-rata absorpsi udara pada Pneumotoraks tersebut

1,25% dari volume hemitoraks per 24 jam.

1,25% dari volume hemitoraks per 24 jam.

Pada keadaan darurat penderita sesak napas sehat sebelum pemasangan

Pada keadaan darurat penderita sesak napas sehat sebelum pemasangan

WSD

WSD  segera di punksi / ditusukkan jarum infus ke rongga pleura segera di punksi / ditusukkan jarum infus ke rongga pleura  menyelamatkan penderita, lalu disambungkan dengan slang infus yg

menyelamatkan penderita, lalu disambungkan dengan slang infus yg

ujung lainnya dimasukkan ke dalam air dalam sebuah botol

ujung lainnya dimasukkan ke dalam air dalam sebuah botol  berbentuk berbentuk

mini WSD sebagai pengganti jarum infus

(18)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA : :

1.

1. Light RW. Management Of Spontan Pneumotoraks. Am Rev Light RW. Management Of Spontan Pneumotoraks. Am Rev Respir Dis. Vol 148. 1993. 245-248.

Respir Dis. Vol 148. 1993. 245-248.

2.

2. Nirwan Arief. Pneumotoraks. Kumpulan Makalah Pendidikan Nirwan Arief. Pneumotoraks. Kumpulan Makalah Pendidikan Berkelanjutan Bidang Pulmonologi ke 5 tahun 1992. Bagian

Berkelanjutan Bidang Pulmonologi ke 5 tahun 1992. Bagian

Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992.

Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992.

3.

3. Surya Tenggara W. Pneumotoraks. Pneumotoraks Dalam Buku Surya Tenggara W. Pneumotoraks. Pneumotoraks Dalam Buku Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992.

Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta. 1992.

185-187.

185-187.

4.

4. Light R. W. Pneumothorax. In : Murray JF., Nadel JA., editor. Light R. W. Pneumothorax. In : Murray JF., Nadel JA., editor. Text Book of Respiratory Medicine. WB. Saunders Company.

Text Book of Respiratory Medicine. WB. Saunders Company.

Philadelphia. 1988. 1745 - 1758.

(19)

STATUS ASMATIKUS

STATUS ASMATIKUS

Status Asmatikus

Status Asmatikus  kedaruratan medik dapat mengancam jiwa, tetapi kedaruratan medik dapat mengancam jiwa, tetapi

secara potensial dapat disembuhkan.secara potensial dapat disembuhkan.

Sering terjadi pada penderita Asma kronis, yg perlu pengobatan terus

Sering terjadi pada penderita Asma kronis, yg perlu pengobatan terus

menerus terutang yg tergantung pd steroid, biasanya terjadi

menerus terutang yg tergantung pd steroid, biasanya terjadi  penderita penderita yg belum dapat terapi adekuat.

yg belum dapat terapi adekuat.

Adalah serangan Asma akut berat dengan obstruksi yg berat dariAdalah serangan Asma akut berat dengan obstruksi yg berat dari

awal, atau semakin berat dan tidak menunjukkan perubahanawal, atau semakin berat dan tidak menunjukkan perubahan

(20)

DIAGNOSIS DIAGNOSIS : :

Diagnosis dan penilaian beratnya serangan Asma

Diagnosis dan penilaian beratnya serangan Asma  penting untuk penting untuk

penatalaksanaan adekuat didasarkan

penatalaksanaan adekuat didasarkan  gambaran klinis dan gambaran klinis dan

pemeriksaan objektif menurut British Thoracic Sociaty, a.l. :

pemeriksaan objektif menurut British Thoracic Sociaty, a.l. :

a. Asma Akut Berat yg potensial mengancam kehidupan

a. Asma Akut Berat yg potensial mengancam kehidupan

- sesak napas dan bising mengi yg meningkat sehingga penderita- sesak napas dan bising mengi yg meningkat sehingga penderita

tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dalam satu pernapasan, tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dalam satu pernapasan,

atau tidak mampu berdiri dari kursi / tempat tidur.atau tidak mampu berdiri dari kursi / tempat tidur.

- frekuensi napas - frekuensi napas  25 kali/mnt, denyut nadi > 110/mnt 25 kali/mnt, denyut nadi > 110/mnt

- arus puncak ekspirasi (APE) < 40% dari nilai prediksi.- arus puncak ekspirasi (APE) < 40% dari nilai prediksi.

Di Indonesia nilai APE < 120 l/m.Di Indonesia nilai APE < 120 l/m.

(21)

b.

b.

Serangan Asma Akut sangat berat yg sudah mengancam jiwa, didapat Serangan Asma Akut sangat berat yg sudah mengancam jiwa, didapat keadaan :

keadaan :

- Sianosis, kelelahan, gelisah dan kesadaran menurun

- Sianosis, kelelahan, gelisah dan kesadaran menurun

- Silent Chest pada Auskultasi

- Silent Chest pada Auskultasi

- Bradi

- Bradi

c.

c.

Penilaian analisa gas darah arteri, didapat hasil :Penilaian analisa gas darah arteri, didapat hasil : - pH rendah di bawah normal

- pH rendah di bawah normal

- PO

- PO22 < 60 mmHg atau gagal napas akut < 60 mmHg atau gagal napas akut  hipoksemia berat hipoksemia berat

- PCO

- PCO22 normal atau meningkat normal atau meningkat

d.

d.

Foto toraks PAFoto toraks PA

Pada serangan Asma Akut

Pada serangan Asma Akut  gambaran obstruksi paru, gambaran gambaran obstruksi paru, gambaran emfisematous/ hiperlinen, ruang inter kosta melebar, diafragma

emfisematous/ hiperlinen, ruang inter kosta melebar, diafragma

mendatar, gambaran corakan bronkovaskular berkurang. Gambaran

mendatar, gambaran corakan bronkovaskular berkurang. Gambaran

ini menghilang bila asma membaik.

ini menghilang bila asma membaik.

Pemeriksaan fototoraks

Pemeriksaan fototoraks  untuk menyingkirkan penyakit paru lain/ untuk menyingkirkan penyakit paru lain/ penyulit

(22)

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN : :

A. Pemberian Oksigen

A. Pemberian Oksigen

Oksigen konsentrasi tinggi

Oksigen konsentrasi tinggi  kanula hidung / masker kanula hidung / masker - Inhalasi Agonis Beta 2 dosis tinggi

- Inhalasi Agonis Beta 2 dosis tinggi

Salbutamol 1,25 - 5 mg atau terbutalin 2,5 - 5 mg bila dengan Salbutamol 1,25 - 5 mg atau terbutalin 2,5 - 5 mg bila dengan alat nebulizer.

alat nebulizer.

 Dapat dengan inhalasi dosis terukur (MDI) secara berulangDapat dengan inhalasi dosis terukur (MDI) secara berulang

 5 semprot setiap kali sampai dosis 1 - 2,5 mg.5 semprot setiap kali sampai dosis 1 - 2,5 mg.

Pemberian Agonis Beta 2 inhalasi / nebulasi diteruskan setiap 4

Pemberian Agonis Beta 2 inhalasi / nebulasi diteruskan setiap 4

jam bila perbaikan. Bila kondisi penderita tidak membaik dapat

jam bila perbaikan. Bila kondisi penderita tidak membaik dapat

diulang 30 menit kemudian.

(23)

B.

B. Pemberian steroid sistemik dosis tinggiPemberian steroid sistemik dosis tinggi - Inj. Steroid

- Inj. Steroid  Inj. Hidrocortison 200 mg atau Inj. Deksametason Inj. Hidrocortison 200 mg atau Inj. Deksametason

5 - 10 mg atau oral prednison 30 - 60 mg tiap 6 - 8 jam.5 - 10 mg atau oral prednison 30 - 60 mg tiap 6 - 8 jam. - Inj. Steroid

- Inj. Steroid  diganti ke oral setelah 24 - 48 jam sesudah terlihat diganti ke oral setelah 24 - 48 jam sesudah terlihat

respon perbaikan, dosis pemeliharaan 30 - 60 mg perhari di respon perbaikan, dosis pemeliharaan 30 - 60 mg perhari di

tapeng off 5 - 7 hari tapeng off 5 - 7 hari  hingga mencapai dosis terendah optimal hingga mencapai dosis terendah optimal

 klinis pasien membaik atau dapat dihentikan setelah 10 - 14 klinis pasien membaik atau dapat dihentikan setelah 10 - 14 hari pada pasien yg sebelumnya tidak tergantung steroid.

hari pada pasien yg sebelumnya tidak tergantung steroid.

C.

C.

Pemberian Inj. Aminofilin, dosis awal 5 - 6 mg/kg BB dilarutkan Pemberian Inj. Aminofilin, dosis awal 5 - 6 mg/kg BB dilarutkan 10 cc DX 5% atau NaCl 0,9% perlahan.

10 cc DX 5% atau NaCl 0,9% perlahan.

Dosis awal diberikan separuhnya bila 12 jam sebelumnya sudah

Dosis awal diberikan separuhnya bila 12 jam sebelumnya sudah

minum Aminofilin. Dosis maintenance 0,5 - 0,9 mg/kg BB/jam.

minum Aminofilin. Dosis maintenance 0,5 - 0,9 mg/kg BB/jam.

Bila terjadi perburukan sesak napas

Bila terjadi perburukan sesak napas  diberikan infus Salbutamol diberikan infus Salbutamol

atau Terbutalin dosis 12,5 mg/kg BB/menit atau 3 - 20 mg/kg

atau Terbutalin dosis 12,5 mg/kg BB/menit atau 3 - 20 mg/kg

BB/menit

(24)

D. Hidrasi dan keseimbangan eletrolit

D. Hidrasi dan keseimbangan eletrolit

- kondisi dehidrasi dan asidosis metabolik

- kondisi dehidrasi dan asidosis metabolik  sering terjadi pd sering terjadi pd

penderita gawat napas berkepanjanganpenderita gawat napas berkepanjangan

- penggantian kekurangan cairan dan elektrolit yg adekuat dapat

- penggantian kekurangan cairan dan elektrolit yg adekuat dapat

mengkoreksi asidosis metabolik. Koreksi dehidrasi mengkoreksi asidosis metabolik. Koreksi dehidrasi  cairan RL 10 cairan RL 10 - 20 cc/kg BB sebagai terapi awal, setengah dari sisa kekurangan

- 20 cc/kg BB sebagai terapi awal, setengah dari sisa kekurangan

cairan diberikan dalam 8 jam. Inj. Na Bicarbonat diberikan cairan diberikan dalam 8 jam. Inj. Na Bicarbonat diberikan 

(25)

Ekspektoran dan MukolitikEkspektoran dan Mukolitik

- Hidrasi yg cukup adalah ekspektoran yg baik, Ekspektoran mukolitik

- Hidrasi yg cukup adalah ekspektoran yg baik, Ekspektoran mukolitik

a.l. obat batuk hitam, gliserilguaikolat, M. Asetil Sislein, Bromheksina.l. obat batuk hitam, gliserilguaikolat, M. Asetil Sislein, Bromheksin

Antibiotik tidak diberikan rutinAntibiotik tidak diberikan rutin

- Antibiotik diberikan bila didapat gejala infeksi pernapasan, seperti

- Antibiotik diberikan bila didapat gejala infeksi pernapasan, seperti

sputum purulen, a.l. : Amoxilin, Sefalosforin atau Quinolon.sputum purulen, a.l. : Amoxilin, Sefalosforin atau Quinolon.

Indikasi perawatan intensif / ICUIndikasi perawatan intensif / ICU

Diperlukan pada penderita yg menunjukkan perburukan dan

Diperlukan pada penderita yg menunjukkan perburukan dan

kemungkinan memerlukan bantuan ventilator, a.l. : gagal napas akut

kemungkinan memerlukan bantuan ventilator, a.l. : gagal napas akut 

pH menurun, PO2 < 60 mmHg, PCO2 > 45 mmHg, gelisah, kesadaran

pH menurun, PO2 < 60 mmHg, PCO2 > 45 mmHg, gelisah, kesadaran

menurun, syok, tanda - tanda kelelahan dan henti napas.

(26)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA : :

1.

1. British Thoracic Society. Acut Severe Asthma in Adults in General British Thoracic Society. Acut Severe Asthma in Adults in General Practice. Thorax 1993;48 Suplement S1-24.

Practice. Thorax 1993;48 Suplement S1-24.

2. Faisal Yunus, Hadiarto M. Status Asmatikus. Dalam Buku 2. Faisal Yunus, Hadiarto M. Status Asmatikus. Dalam Buku

Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta, 1992 : 189 - Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta, 1992 : 189 -

198. 198.

3. Fanta CH. Acut Exacerbation Of Asthma and Status Asmaticus. 3. Fanta CH. Acut Exacerbation Of Asthma and Status Asmaticus.

Pharmacologic Management. Ka Rek R. Current Respiratory Care. Pharmacologic Management. Ka Rek R. Current Respiratory Care.

Philadelphia 1988 : 279 - 288. Philadelphia 1988 : 279 - 288. 4.

4. International Consesus Report On Diagnosis and Treatment Of Af International Consesus Report On Diagnosis and Treatment Of Af Asthma. Establish Plans For Managing Exacerbation Nation Heart Asthma. Establish Plans For Managing Exacerbation Nation Heart

Lung and Blood Institute National Institutes Of Health Bethesda, Lung and Blood Institute National Institutes Of Health Bethesda,

Maryland, 1992 : 39 - 48. Maryland, 1992 : 39 - 48.

5. Shapiro J. M. Intensive Care Management Of Status Asthmaticus. 5. Shapiro J. M. Intensive Care Management Of Status Asthmaticus.

(27)

BRONKOSKOPI

BRONKOSKOPI

Bronkoskopi

Bronkoskopi  keperluan diagnostik dan terapi pada sistem pernapasan keperluan diagnostik dan terapi pada sistem pernapasan - tindakan invasif

- tindakan invasif  memasukkan alat bronkoskop ke dalam percabangan bronkus memasukkan alat bronkoskop ke dalam percabangan bronkus Tujuan :

Tujuan : 1. Menilai keadaan percabangan bronkus1. Menilai keadaan percabangan bronkus

2. Mengambil bahan pemeriksaan

2. Mengambil bahan pemeriksaan

3. Melakukan tindakan terapeutik

3. Melakukan tindakan terapeutik

- Bronkial toilet/ pencucian bronkus

- Bronkial toilet/ pencucian bronkus

- Terapi laser - Terapi laser - Pemasangan slent - Pemasangan slent - Branchi terapi - Branchi terapi

- Pengeluaran benda asing

- Pengeluaran benda asing

- Penanganan batuk darah masif, abses paru

- Penanganan batuk darah masif, abses paru

4. Perioperatif

4. Perioperatif

- Menentukan diagnosis prabedah

- Menentukan diagnosis prabedah

- Melihat keadaan saluran napas selama & stlh pembedahan

- Melihat keadaan saluran napas selama & stlh pembedahan

paru

(28)

DIAGNOSTIK

DIAGNOSTIK : :

Penyakit paru yg belum jelas diagnostiknya dari kelainan didapat foto Penyakit paru yg belum jelas diagnostiknya dari kelainan didapat foto toraksnya

toraksnya

Penyebab batuk darahPenyebab batuk darah

TBC endo bronkialTBC endo bronkial

Penyakit paru interstisialPenyakit paru interstisial

Kanker paruKanker paru

KEADAAN KHUSUS

KEADAAN KHUSUS : :

Suara serak Suara serak  penyebab tidak jelas penyebab tidak jelas

Suara mengi lokalSuara mengi lokal

(29)

JENIS TINDAKAN JENIS TINDAKAN : :

Bilasan bronkus (Bronchial Washing) mengambil bahan pemeriksaanBilasan bronkus (Bronchial Washing) mengambil bahan pemeriksaan

Sikatan bronkus (Bronchial Brushing) - mikrobiologi : Sikatan bronkus (Bronchial Brushing) - mikrobiologi : µO, BTA, jamurµO, BTA, jamur

Biopsi jarum atau biopsi forsefBiopsi jarum atau biopsi forsef - patologi anatomi - patologi anatomi  sitologi sitologi

Biopsi paru transbronkial (TBLB)Biopsi paru transbronkial (TBLB)

Intubasi trakeaIntubasi trakea

KONTRA INDIKASI BRONKOSKOPI KONTRA INDIKASI BRONKOSKOPI : :

Absolut Absolut  tdk ada tdk ada  ketrampilan operator dan tehnik pelaksanaan ketrampilan operator dan tehnik pelaksanaan

Relatif Relatif - gangguan jantung berat- gangguan jantung berat

-

Hipoksemia sedang

Hipoksemia sedang

-

Aritmia sedang

Aritmia sedang

-

Keadaan umum pasien jelek

Keadaan umum pasien jelek

-

Penderita tidak kooperatif

Penderita tidak kooperatif

(30)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA : :

1.

1. Rogayah R. Indikasi dan kontra indikasi serta persiapan pasien Rogayah R. Indikasi dan kontra indikasi serta persiapan pasien Bronkoskopi. Workshop of Bronchoscopy Electrocarter dan

Bronkoskopi. Workshop of Bronchoscopy Electrocarter dan

Ultrathin Bronchoscopy. Department of Respiratory Medicine,

Ultrathin Bronchoscopy. Department of Respiratory Medicine,

Faculty of Medicine. 2005.

Faculty of Medicine. 2005.

2.

2. Haponik EF., Kvale Paul. Bronchoscopy and Related Prosedures in Haponik EF., Kvale Paul. Bronchoscopy and Related Prosedures in : Fishman A. P. Pulmonary Disease and Disorders. New York. 1988

: Fishman A. P. Pulmonary Disease and Disorders. New York. 1988

: 437 - 459.

: 437 - 459.

3.

3. Nirwan Arief. The Future of Bronchoscopy. Workshop of Nirwan Arief. The Future of Bronchoscopy. Workshop of Bronchoscopy Electrocarter dan Ultrathin Bronchoscopy.

Bronchoscopy Electrocarter dan Ultrathin Bronchoscopy.

Department of Respiratory Medicine, Faculty of Medicine. 2005.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan pokok antara evaluasi teoritis keputusan, evaluasi semu dan evaluasi formal:..  evaluasi keputusan teoritis berusaha untuk memunculkan dan membuat

Zat non gizi adalah zat selain zat gizi yang ada dalam bahan makanan, biasanya tidak dapat dicerna dengan jalur metabolisme biasa dalam tubuh.. Yang termasuk zat non gizi

Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, selanjutnya dicatat ke dalam buku agenda surat keluar untuk diregistrasi atau didaftarkan. Hal ini bertujuan

Pengujian stasioner untuk data indeks harga saham negara-negara ASEAN-5 plus China menggunakan metode ADF pada tingkat level memberikan hasil bahwa pada

Penyiaran lslam Wajib Kursus Bahasa Inggri s Berpeluang mendapat beasi swa 31 Achmad Khoirul Faqih 62002t10082 Manajemen Pendidikan Islam Wajib Kursus Bahasa Inggris

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Degradasi Lingkungan terhadap Mata

(1) Atas Jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan

Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang sering kali disebut sebagai &#34;desain interaktif&#34;