PROGRAM KERJA
PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS EMERGENSI KOMPREHENSIF RUMAH SAKIT BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO PONTIANAK, TAHUN
2017
I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 16.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya). Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target tersebut.
Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (TPM) atau MDG’s yang menitikberatkan pemenuhan hak-hak dasar manusia yaitu menurunkan angka kematian balita sebesar 67% dari 1990 ke 2015 serta angka kematian ibu (AKI) sebesar 75% dari 1990 ke 2015, salah satu peran rumah sakit selain kuratif adalah melakukan kegiatan preventif, promotif dan rehabilitatif.
Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak, sesuai dengan visinya “Terdepan dan Terunggul dalam Pelayanan Kesehatandan Kedokteran Kepolisian” disamping pengobatan bagi pasien perlu pula meningkatkan perannya dalam bidang preventif dan promotif.
Dewasa ini setiap kehamilan dan persalinan dikatakan berisiko, untuk itu dalam menghadapi terjadinya risiko terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi diperlukan suatu program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Untuk tahun 2016 tidak terjadi kematian ibu dari jumlah kasus persalinan sebanyak 1.048 orang/tahun.
Berdasarkan hasil observasi dalam pelayanan angka kematian dapat disebabkan karena adanya keterlambatan keluarga pasien meminta bantuan petugas kesehatan atau keterlambatan merujuk dari rumah bersalin, bidan, puskesmas, rumah sakit perujuk atau dari dokter atau keterlambatan dan akomodasi karena jauhnya tempat merujuk.
II. LATAR BELAKANG
Sebagai Rumah Sakit Rujukan Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak banyak menerima rujukan dari berbagai daerah dan kabupaten, yang pada akhirnya bisa mengalami masalah dalam pelayanan, diantaranya pasien yang datang sudah dalam keadaan kritis dan tidak tertolong. Untuk mengurangi masalah tersebut, maka Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak harus berbenah dan berupaya untuk menngkatkan pelayanan maternal dan neonatal sesuai dengan standar ponek 24 jam.
Disamping itu ke depannya perlu dilakukan koordinasi dengan institusi terkait, seperti Dinas Kesehatan Singkawangdalam rangka melaksanakan kerja sama Audit Maternal Perinatal (AMP) yang diikuti oleh dokter SpOG, SpA, Bidan Praktek dan Dokter Puskesmas.Tujuan dari AMP adalah untuk membahas masalah-masalah yang terkait dengan penanganan Maternal dan Perinatal di wilayah masing-masing yang dilanjutkandenganpembuatanperjanjiankerjasama.
Daftar diagnosa bayi yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak dari jumlah kelahiran sebanyak
No Diagnose 2014 2015
1 Septisemia 2
2 Dengan kehamilan pendekdan BBLR 3
3 Hipoksia uterus dan asfiksia lahir 8 11 4 Gangguan saluran nafas lainnya yang
berhubungan dengan masa perinatal
6 4
5 Penyakit infeksi dan parasite kongenital 9 12 6 Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal 2
7 Malformasi kongenital system peredaran darah 2 1
8 Cedera intra cranial 1
9 Malformasi congenital sususnan saraf lain 1 2 10 Malformasi congenital lainnya 1 1
12 Gagal jantung 1 13 Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi 2 14 Penyakit system nafas lainnya 1
Jumlah 34 36
Sedangkan jumlah kematian ibu bersalin pada tahun 2016 tidak ada kasus kematian yang terjadi di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak.
Pada tahun 2016 di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak masih belum memiliki fasilitas yang baik untuk menunjang pelayanan PONEK, yaitu belum adanya fasilitas pelayanan NICU, belum tersedianya sarana ruang observasi yang dilengkapi dengan pasilitas monitor tanda tanda vital untuk untuk pasien dengan penangan emergensi seperti sepsis, pre eklamsi, eklamsi dan lainnya di ruang bersalin.
Di ruang perinatologi untuk penanganan BBLR dilakukan dengan metode kangguru. Tingginya kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak juga di pengaruhi oleh kompetensi tenaga pelayan PONEK. Dari 15 anggota tim PONEK sebanyak 5 orang pernah mengikuti pelatihan PONEK pada tahun 2008, yang seharusnya sudah di perbaharui dengan cara penyegaran kembali. Sehingga belum dapat memberikan pelayanan yang komprehensif. Dan perlu adanya pembaharuan standard prosedur oprasional ( SPO ) yang ada.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Rumah Sakit Bhayangkara Anton Soedjarwo Pontianak berupaya menyenggarakan PONEK 24 jam seoptimal mungkin, dengan meningkatkan sarana yang diperlukan, seperti pembangunan kamar operasi dengan sarana yang diperlukan. Selain itu juga telah ditingkatkan sarana dan prasarana di ruang perawatan nifas dan ruang perinatalogi dan juga menambah tenaga perawat dan bidan. Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan maternal dan neonatal yang lebih optimah, yang pada akhirnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya pelayanan maternal dan neonatal yang optimal melalui program rumah sakit PONEK 24 jam dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di RSUD Dr. Abdul Aziz.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan perawatan antenatal, intranatal, post natal dan perinatal lanjutan.
b. Melaksanakan pengelolaan persalinan resiko tinggi secara memadai. c. Melaksanakan penanganan neonatus resiko tinggi secara memadai. d. Melaksanakan rawat gabung.
e. Melaksanakan kegiatan deteksi dini kehamilan resiko tinggi. f. Melaksanakan pelayanan kasus rujukan ibu hamil dan neonatus.
g. Melaksanakan perawatan BBLR dan menerapkan metode yang sesuai antara lain metode kangguru.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN A. Sosialisasi tim PONEK
B. Peningkatan Pelayanan Emergensimaternal dan Perinatal 1. Kesehatan Ibu
Pelayanan kedaruratan ibu di unit emergensi dan dilanjutkan ke kamar bersalin dan bila memerlukan tindakan operatif ke instalasi bedah sentral 2. Pelayanan Perinatal
Pengembangan ruang perinatologi dibagi menjadi NICU C. Peningkatan Mutu SDM dengan :
1. Penyegaran untuk petugas Perinatal tentang Penatalaksanan perinatal setiap 3 bulan di ruang perinatologi dan NICU
2. Death conference dilakukan pada kegiatan dokter di SMF kebidanan dan anak bila ada kasus (untuk dokter setiap hari kamis).
3. Pelatihan tim PONEK bagi tim PONEKdanpelaksaan in hoese training bagi unit terkait
D. Edukasi
Penyuluhan dilakukan di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Di rawat jalan tentang :
1. Ante natal care
Instalasi Rawat Inap tentang :
1. Inisiasi menyusu dini dan asi ekslusif 2. Perawatan payudara
4. Immunisasi
5. Perawatan pada BBLR
6. Perawatan post seksio sesaria
7. Perawatan bayi BBLR metode kangguru 8. Pelayanan KB RS post partum
E. Membentuk system rujukan
Jaringan kerja dengan Dinas Kesehatan Kota Pontianak berkaitan dengan AMP setiap ada kasus kematian ibu atau bayi
F. Penyusunan SOP
Menyusun standar prosedur operasional (SPO) Ponek 24 jam dan mensosialisasikannya ke semua unit pelayanan terkait.
D. Monitoring dan evaluasi E. Pelaporan hasil kegiatan
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Semua kegiatan pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan.
A. Melakukan pertemuan tim PONEK dengan unit terkait B. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Perinatal
Melaksanakan alur pelayanan emergensi maternal dan perinatal sesuai dengan SPO dengan memperhatikan respon time kegawat daruratan.
C. Peningkatanmutu SDM
1. Melakukan penyegaran penyegaran materi penatalaksaan perinatal ke petugas setiap 3 bulan di ruang perinatologi dan NICUoleh dokter spesialis anak
2. Melakukan Death conference di SMF Kebidanan atau Perinatologi\ NICU apa bila ada kematian maternal dan perinatal.
3. Mengirim tim PONEK mengikuti pelatihan tehnis PONEK Menyelenggarakan in hause training bagi petugas unit terkait D. Edukasi
E. Membentuk system rujukan
1. Melakukan pertemuan antara direktur RSUD dr. Abdul Azis dan kepala dinas kesehatan untuk kesepahaman kerjasama atau MOU system rujukan balik. 2. Melakukan pertemuan antara direktur RSUD dr. Abdul Azis dan direktur RS
dr. Sudaraso Pontianak. F. Penyusunan SOP
Tiap unit pelayanan langsung PONEK menyusun SOP kegawat daruratan maternal neonatal.
G. Monitoring danevaluasi
1. Melakukan rapat rutin dan evaluasi tim PONEK setiap 3 bulan 2. Melakukan evaluasi program di akhir tahun
H. Pelaporan hasil kegiatan
Hasil kegiatan per triwulan dan evaluasi akhir tahun dilaporkan ke direktur VI. SASARAN
1. Menurunkan angka kematian maternal dan neonatal sebanyak 50 % dari kasus tahun 2015
2. 50% anggota PONEK mendapat pelatihan PONEK VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
N
o Jenis Kegiatan
Tahun/ Bulan
2015 2016
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Membentuk tim ponek/SK v 2 Perencanaan program v 3 Melaksanakan pelayanan
maternal dan neonatal
v v v v v v v v v v v v v v 4 Pembuatan pedoman standart
kerja/ SPO Pelayanan Ponek
v v v v v 5 Pembinaan teknis dalam
pelaksanaan ponek.
umum, bidan dan perawat di RSUD Dr. Abdul Aziz
7 In House Training PONEK v 8 Pelaporan hasil pelayanan
Ponek
v v v v v v v v v v v v v v 9 Rapat evaluasai Ponek v
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi kegiatan dilakukan pertriwulan untuk mengetahui apakah kegiatan yang terjadwal dilaksanakan sesuai tepat waktu. Apabila terjadi pergeseran atau penyimpangan jadwal dapat segera diperbaiki, sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan.
2. Pelaporan hasil kegiatan di buat setiap bulan dengan mengumpulkan data dari tiap unit pelayanan kmudian di rekap dan dilaporkan kedirektu pertiga bulan IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan setiap selesai pelayana di rekam medic pasien. 2. Pelaporan dan evaluasi pasien
Evaluasi kegiatan secara menyeluruh untuk mengetahui keberhasilan pelaksaan program pada akhir tahun. Selanjutnya hasil evaluasi tersebut dibuat laporan untuk di sampaikan kepada pimpinan untuk pengambilan kebijakan
Pontianak, 17 Desember 2015 Mengetahui :
Direktur RSUD Dr. Abdul Aziz
dr. CARLOS DJA’AFARA, M.Kes. NIP. 19580321 199603 1 001
Ketua Tim PONEK
dr. NOVI SALITA, Sp.OG. M.Kes. NIP. 19751114 200212 2 005
PROGRAM KERJA
PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS EMERGENSI KOMPREHENSIF RSUD dr. ABDUL AZIZ SINGKAWANG,
R