• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENANGANAN BONGKAR MUAT EQUIPMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES PENANGANAN BONGKAR MUAT EQUIPMENT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

32

PROSES PENANGANAN BONGKAR MUAT EQUIPMENT DENGAN DOUBLE CRANE PADA PT SAMUDRA INDAH SEJAHTERA DI PELABUHAN TANJUNG EMAS

SEMARANG

Noviana Puspitasari, Fitria Rahmawati Akademi Pelayaran Nasional Surakarta

ABSTRAK

Kelancaran bongkar muat harus sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan alat yang sedang beroperasi serta memerlukan perawatan yang baik untuk mendukung agar kapal bongkar muat

equipment di dermaga tidak terkena demmurage (denda biaya keterlambatan, biaya tambahan yang

harus dikeluarkan pencharter). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penanganan bongkar muat equipment dengan double crane, serta mengetahui hambatan dalam proses penanganan bongkar muat, dan cara pengurusan dokumen bongkar muat oleh PT. Samudra Indah Sejahtera yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini dilaksanakan di PT Samudra Indah Sejahtera Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dilakukan selama 7 bulan, November 2018 - Mei 2019. Dengan menggunakan teknik data seperti observasi untuk melihat langsung kegiatan bongkar muat, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini diketahui proses penanganan bongkar muat equipment dengan double

crane yaitu dengan Proses penanganan bongkar muat, Hambatan dalam proses penanganan bongkar

muat dan cara mengurus dokumen bongkar muat.

Kata Kunci: penanganan bongkar muat equipment dengan double crane PENDAHULUAN

Kelancaran arus bongkar muat kapal dan barang di pelabuhan tidak terlepas dari gerak kelancaran alat utama yang membongkar barang–barang tersebut, artinya kapal yang mengangkut muatan tersebut itu harus menjadi pertimbangan mengenai kelancaran bongkar ketika alat yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan alat yang sedang beroperasi memerlukan perawatan serta penggunaan yang baik untuk mendukung agar kapal bongkar muat equipment di dermaga tidak terkena Demmurage (denda biaya keterlambatan, biaya tambahan yang harus dikeluarkan pen-charter). Waktu yang dihabiskan alat utama bongkar muat selama beroperasi di dermaga akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi produktivitas bongkar tersebut sehingga dapat mengurangi idle time (waktu yang terbuang akibat kegiatan kapal atau kegiatan bongkar muat yang tidak efektif) pada saat kegiatan bongkar muat. Semakin lama waktu yang dihabiskan untuk perawatan alat dan kegiatan lainnya di pelabuhan, maka akan berdampak biaya bongkar muat akan tidak efisien karena biaya akan terus meningkat di pelabuhan. Hal ini juga dipengaruhi oleh

produktivitas bongkar muat equipment yang dihasilkan tidak selamanya akan mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan produktivitas bongkar muat

equipment mengalami peningkatan atau bahkan

penurunan yaitu antara lain, kinerja dari peralatan–peralatan bongkar muat, sumber daya manusia yang mendukung kegiatan bongkar muat barang tersebut, kegiatan operasional bongkar muat.

Semakin berkembang dan meningkatnya kebutuhan masyarakat, semakin ketat pula persaingan antara perusahaan yang satu dan yang lain demi mendapatkan perhatian dari masyarakat yang nantinya diharapkan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset bagi suatu perusahaan dan peralatan bongkar muat yang mekanis dan non mekanis. Faktor produksi tidak dapat berjalan tanpa adanya sumber daya manusia yang mengopera-sikannya dan perawatan peralatan yang sesuai prosedur yang ada. Dalam hal ini kegiatan

handling muatan dari modatranspotasi laut

kedarat dan sebaliknya dari modatranspotasi darat kelaut, amat berpengaruh kepada waktu kapal berada ditambatan (ship’s time at berth)

(2)

33 atau bahkan terhadap waktu kapal di pelabuhan

(ship’s time in port). Manajemen operasi

dermaga senantiasa berupaya mencapai kinerja yang baik ditandai dengan tiadanya waktu terbuang (idle time) kapal selama di dermaga. Bahkan pihak manajemen tidak terbatas hanya pada upaya mencegah idle time akan tetapi tingkat output yang optimal juga merupakan target. Makin tinggi output per jam atau per

shift pada keadaan idle time sekecil mungkin,

semakin cepat kapal menyelesaikan bongkar muat. Sehingga dengan demikian keberadaan kapal di pelabuhan semakin singkat namun efisien.

Faktor dominan penyebab terjadinya keterlambatan bongkar muat di pelabuhan tanjung emas semarang adalah akibat peralatan bongkar muat yang bermasalah. Faktor peralatan bongkar muat pada pelabuhan mempunyai faktor dominan dalam menentukan proses bongkar muat. Tanpa peralatan bongkar muat yang memadai, maka proses bongkar muat akan menjadi terkendala. Variabel peralatan sebagai penyebab keterlambatan bongkar muat sangat banyak, namun belum semuanya dianalisa secara detail. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah analisa untuk mengetahui faktor dominan terjadinya keterlambatan bongkar muat akibat peralatan tersebut. Contohnya dari penelitian Kuncowati pada tahun 2016 pada kapal general cargo diantaranya karena tidak di laksanakannya tutup buka alat dengan baik dan tepat, maka perawatan alat bongkar muat yang tidak baik mengakibatkan kekuatan muatnya berkurang dari SWL (Safety Working Load), robohnya tiang dan batang pemuat, gesekan antara blok dan wire yang berdenyit, serta wire putus, dan sebagainya. Kendala-kendala itu bisa menghambat kelancaran bongkar muat.

Berdasarkan uraian di atas, akan dijelaskan secara lebih luas bagaimana proses penanganan bongkar muat equipment dengan double crane. Dengan demikian penulis dalam penyusunan penelitian ini mengambil judul “Proses Penanganan Bongkar Muat Equipment Dengan Double Crane Pada PT Samudra Indah Sejahtera Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang”.

KAJIAN TEORI

Menurut Soewedo (2018), Ilmu Manajemen Perusahaan Pelayaran merupakan bagian dari sebuah alat untuk menggerakan

sekelompok orang dan fasilitas perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam ilmu manajemen perusahaan pelayaran di bagi atas 5 (lima) bagian yaitu: manajemen pemasaran, Manajemen produksi, Manajemen SDM, Manajemen keuangan dan Manajemen akuntansi.

Menurut Bangun (2012) Manajemen SDM berfungsi untuk mengatur dan mengevaluasi kinerja para karyawan baik itu dikantor maupun di lapangan supaya rencana yang telah dibuat sebelumnya tercapai bersama. Dalam fungsi SDM juga mengatur tentang buruh tenaga kerja bongkar muat.

Menurut Kuncowati (2016) Bongkar Muat adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwarding (pengiriman) barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari gudang, menaikkan lalu menumpuknya di atas kapal sedangkan kegiatan bongkar adalah proses menurunkan barang dari kapal lalu menyusunnya di dalam gudang di pelabuhan atau Stock pile atau container yard.

Alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Muat Pasir Besi di atas kapal biasanya tergantung fasilitas yang tersedia, tetapi biasanya alat yang digunakan untuk memuat barang curah ke atas kapal adalah : Crane adalah suatu alat dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk menaikan/ menurunkan barang dari/ke kapal.

Setiap pekerjaan pasti ada kendala-kendala yang dihadapi, sama halnya muat/ bongkar pasir besi. Adapun kendala-kendala yang sering terjadi dalam proses muat/ bongkar pasir besi sebagai berikut; Kurangnya armada

Truck yang disediakan, sehingga

memperlambat proses muat/ bongkar, Kerusakan crane kapal/darat, Kerusakan pada alat bongkar/ muat seperti forklif, Cuaca yang kurang mendukung seperti: hujan dan Ketersediaan barang yang kurang dari kapasitas yang diinginkan (Kuncowati, 2016: 7).

Menurut

Kuncowati

(2016:7)

maintenance terbagi beberapa kategori:

Fixed-Time Maintenance; perawatan secara

periodik dengan jarak tetap antar waktu.

Condition-Based Maintenance; perawatan

dengan

mernantau

dan

menganalisis

kecenderungan

data

statistik

alat;

Opportunity Maintenance; perawatan

dilaksanakan

selama

periode;

(3)

Non-34

Operational Time tanpa mengurangi

availability.

Dokumen

Merupakan syarat–syarat kapal yang

harus di jaga dengan baik,karena tanpa

surat itu kapal atau armada tidak bisa

melakukan pelayaran, (Peter Salim : 1990 ).

Oleh karena itu kapal atau armada untuk

melayani pelayaran yang sesuai dan aman

untuk semua persyaratan kapal yang

ditentukan harus dimiliki, karena setiap

pelabuhan yang disinggahi, akan dilakukan

oleh instansi terkait.

Penelitian

ini

mengenai

proses

penanganan

bongkar

muat

equipment

dengan double crane. Penelitian Kuncowati

fokus pada pentingnya perawatan alat

bongkar muat terhadap proses bongkar

muat pada kapal. Dan penelitian Benny

Agus Setiono fokus pada pengoptimalisasi

kegiatan bongkar muat untuk meningkatkan

produktivitas kerja Terminal Jamrut Utara

PT Pelindo III Tanjung Perak Surabaya.

Kerangka Berfikir pada penelitian ini

yaitu :

Dalam proses penanganan bongkar

muat equipment dengan double crane ada

beberapa tahapan yaitu : permohonan,

perencanaan, dan penetapan pelayanan jasa

barang. Dengan adanya tahapan tersebut

membutuhkan ketersediaan SDM yang ahli

dalam bidangnya agar pekerjaan tidak

terbengkalai atau tidak ada kesalahan. Oleh

karena itu diperlukan kebijakan perawatan

alat untuk kelancaran saat bongkar muat.

Hal ini untuk menciptakan proses bongkar

muat yang aman dan efisien.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang mendeskripsikan tentang proses penanganan bongkar muat equipment dengan

double crane pada PT Samudra Indah Sejahtera

di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada kasus atau hambatan-hambatan saat kegiatan pelaksanaan kegiatan Proses Penanganan Bongkar Muat

Equipment Dengan Double Crane Pada PT

Samudra Indah Sejahtera di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Lokasi Penelitian berada di Kantor

PT Samudra Indah Sejahtera di Pelabuhan

Tanjung Emas Semarang.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada kasus atau hambatan-hambatan saat kegiatan pelaksanaan kegiatan Proses Penanganan Bongkar Muat Equipment Dengan Double

Crane Pada PT Samudra Indah Sejahtera di

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. HASIL PENELITIAN

Proses Penanganan Bongkar Muat

Equipment dengan Double Crane pada PT

Samudra Indah Sejahtera Permohonan, Perencanaan, dan Penetapan Pelayanan Jasa Barang Perusahaan bongkar muat PT Samudra Indah Sejahtera sebelum mengajukan permohonan pelayanan barang ke PT Pelindo melakukan pembayaran uper secara langsung ke kasir atau online melalui Bank, berdasarkan estimasi perhitungan biaya (EPB) untuk pelayanan jasa barang yang dibuat oleh Dinas Pelayanan Terminal. Divisi Keuangan PT Pelindo menerima pembayaran dari perusahaan bongkar muat PT Samudra Indah Sejahtera dan menerbitkan Bukti Pelunasan Jasa Kepelabuhanan (BPJK). Perusahaan Bongkar Muat PT Samudra Indah Sejahtera mengajukan Permohonan Pelayanan Barang (PPB) maksimal bersamaan dengan permohonan pelayanan kapal kepada petugas PPSA PT Pelindo dengan melampirkan: Surat Penunjukan Bongkar Muat, Copy Pemberitahuan Kerja Bongkar Muat (PKBM) dari KSOP, Manifest Bongkar, Daftar Rencana Bongkar dan Bukti Pelunasan Jasa Kepeabuhanan (BPJK)

Petugas PPSA PT Pelindo melakukan verifikasi dokumen PPB beserta kelengkapan dokumen: Apabila dinyatakan lengkap maka

Ketersediaan SDM yang ahli

Kebijakan perawatan alat

PROSES BONGKAR MUAT YANG AMAN

DAN EFISIEN Proses Penanganan Bongkar Muat

Equipment Dengan Double Crane

(4)

35 dilakukan antrian ke dalam aplikasi terhadap permohonan pelayanan jasa barang; Apabila tidak lengkap maka dikembalikan kepada perusahaan bongkar muat PT Samudra Indah Sejahtera untuk kemudian melengkapinya; Dinas Perencanaan dan Pemasaran PT Pelindo membuat Daftar Hasil Penetapan kemudian dievaluasi dan ditetapkan di PPSA. Hasil penetapan meeting PPSA dipergunakan untuk pengawasan proses pelayanan jasa barang oleh Dinas Pelayanan Terminal. Pelayanan Jasa Dermaga Berdasarkan penetapan permohonan pelayanan barang oleh meeting PPSA, Dinas Pelayanan Terminal PT Pelindo melakukan pengawasan dan pengendalian operasi bomgkar muat yang dilakukan PBM PT Samudra Indah Sejahtera. Perusahaan bongkar muat PT Samudra Indah Sejahtera berupa secara periodik harian melaporkan hasil bongkar muat

time sheet /daily report atau blangko kegiatan

harian. Berdasarkan laporan bongkar muat Asisten Manager Pelayanan Terminal PT Pelindo membuat laporan evaluasi kinerja operasional. Setelah kegiatan bongkar muat selesai, Petugas Pelayanan Terminal Administrasi Pelayanan Terminal antara lain: Laporan Hasil Kegiatan Bongkar Muat, Laporan Realisasi Kinerja bongkar muat, Pelayanan Jasa Penumpukan

Berdasarkan penetapan permohonan pelayanan barang oleh meeting PPSA, Dinas Pelayanan Terminal PT Pelindo melakukan pengawasan dan pengendalian operasi penerimaan dan pengeluaran barang yang dilakukan PBM PT Samudra Indah Sejahtera. Perusahaan Bongkar Muat (PBM) PT Samudra Indah Sejahtera secara periodik harian melaporkan hasil penerimaan dan pengeluaran berupa time sheet/daily report atau blangko laporan kegiatan harian. Berdasarkan laporan penerima dan pengeluaran barang, Petugas Administrasi Pelayanan Terminal PT Pelindo membuat laporan evaluasi kinerja operasional. Setelah kegiatan bongkar muat selesai petugas pelayanan operasional barang membuat laporan serta menyerahkannya kepada petugas administrasi pelayanan barng PT Pelindo antara lain: Laporan hasil kegiatan bongkar muat; Laporan realisasi kinerja bongkar muat ; Pelayanan Kegiatan Penerimaan Barang di Gudang/ Lapangan (Receiving)

Berdasarkan permohoan pemasukan barang, PBM PT Samudra Indah Sejahtera menyerahkan dokumen pendukung Surat Jalan

truck closing dan atau D/O pengeluaran dari kapal ataupun pelabuhan. Petugas Pelayanan PT Samudra Indah Sejahtera melakukan monitoring pemasukan barang dengan meneliti surat jalan, laporan angkutan barang dan dokumen pendukung lainnya. Petugas Pelayanan PT Samudra Indah Sejahtera melakukan pencatatan setiap barang yang masuk, yang dituangkan dalam laporan pemasukan barang harian dan lay out penumpukan serta melaporkan kepada Petugas Administrasi Pelayanan. Berdasarkan laporan harian penerimaan barang Petugas Administrasi Pelayanan melakukan verifikasi dan melakukan anterian ke dalam aplikasi.

Dalam melakukan kegiatan pengapalan banyak hal yang terjadi dan merupakan hambatan bagi kelancaran pengapalan barang sehingga waktu yang ada menjadi hak berguna, hal-hal yang terjadi hambatan di dalam kegiatan pembongkaran barang adalah: Sistem upah buruh bongkar muat upahnya adalah borongan, yaitu upah kerja di sesuikan dengan jumlah muatan yang dimuat atau dibongkar. Sehingga apabila barang yang akan dimuat atau dibongkar sedikit maka pendapatan juga sedikit dan harus dibagi untuk satu group buruh. Belum lagi untuk biaya makan dan minum maka selama kegitan muat atau bongkar dilaksanakan. Kalau sudah begini buruh biasanya kerjanya asal-asalan kadang jam kerja belum selesai buruh bongkar muat sudah istirahat atau pulang tentu saja ini berpengaruh sekali terhadap kegiatan bongkar muat. Faktor Alam Faktor alam merupakan peristiwa atau kejadian yang bersifat force majure atau peristiwa/kejadian yang diluar kekuasaan manusia sehingga sulit dihindari. Dalam faktor alam ini ada beberapa hambatan yaitu: Faktor aingin dan hujan. Untuk angin dan hujan cara penyelesaian yaitu harus menunggu agar hujan reda karena bila tetap bekerja maka merusak barang dan membahayakan tenaga kerja. Faktor Peralatan Bongkar Muat Dalam hal bongkar muat, kegiatan bongkar muat dapat terhambat di sebabkan oleh beberapa hal antara lain: penyedia fasilitas bongkar muat yang tidak sesuai dengan muatannya.

Cara penyelesaiannya sebelum melakukan kegiatan bongkar muat hendaknya meminta berita untuk menyiapkan alat bongkar muat yang sesuai dengan yang dimuat; Terjadi kerusakan pada peralatan bongkar muat, untuk itu pihak kapal dan yang bersangkutan

(5)

36 hendaknya merawat alat-alat tersebut dan mengecek peralatan tersebut hingga berjalan dengan lancar. Faktor Tenaga Kerja Bongkar Muat Untuk faktor tenaga kerja biasanya kurang profesional dan kurang disiplin, untuk itu hendaknya pihak TKBM dalam memilih tenaga kerja harus mengetes para tenaga kerja harus mengetes harus para tenaga kerja dan memberikan nasehat serta penyuluhan sehingga para tenaga kerja bisa berdisiplin.

Persiapan Kegiatan Pembongkaran juga harus memperhatikan persiapan-persiapan bongkar muat sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh perusahaan bongkar muat tersebut : Mempersiapkan pembongkaran, Rencana Operasi (Operation Planing).

Proses pelayanan bongkar muat yang dilakukan oleh PBM PT Samudra Indah Sejahtera Semarang adalah sebagai berikut:

Setiap kegiatan bongkar muat sangat rawan akan terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan dari petugas-petugas yang berada di dalam pelabuhan, maka sangat perlu meminimalkan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Selalu membuat perencana untuk proses penanganan bongkar muat equipment yang aman dan efisen. Berikut ini proses penanganan bongkar muat equipment dengan double crane pada PT Samudra Indah Sejahtera Semarang.

Surat Pemberitahuan Bongkar Muat

PT Samudra Indah Sejahtera sering kali melaksanakan kegiatan pembongkaran barang-barang jenis baja, sesuai dengan prosedur yang diterapkan setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) dari shipper ataupun perusahaan pelayaran dan diadakannya Meeting Intern atau

Ekstern untuk pelaksanaan kegiatan

pembongkaran. Kemudian perusahaan pelayaran memberikan tahu kepada pihak Pelindo untuk mengurus dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Bongkar Muat (SPBM) ke Syahbandar.

Adapun lampiran yang dicantumkan untuk mengurus Surat Pemberitahuan Bongkar Muat (SPBM) yaitu : Surat Perintah Kerja (SPK); Permohonan Kegiatan Bongkar Muat.;

Bill of Loading Setelah perusahaan bongkar

muat diinformasikan dari agen tentang estimasi sandar kapal atau waktu sandar kapal perusahaan bongkar muat tersebut mempersiapkan semua hal yang di perlukan sebagai mana mempersiapkan alokasi buruh (TKBM), Peralatan yang dibutuhkan dalam

pembongkaran untuk menunjang kelancaran arus barang dan hasil yang efisien.

Estimasi Barang yang Dimuat Per Hari Untuk kemampuan gang di dalam kegiatan bongkar muat barang sering disebut gang out

put dan mempunyai dimensi ton/gang jam.Bila

bongkar dilakukan dalam satu gang dan bekerja dengan double crane yang dipakai untuk bongkar barang dan diasuransikan sebagai berikut : Waktu siklus double crane rata-rata 30

Untuk melindungi kapal Untuk melindungi anak buahkapal Untuk melindungi muatan Persiapan Kegiatan Pembongka ran Proses Penanganan Bongkar Muat Equipment Dengan Double Crane Peralatan Bongkar Muat Equipment Dokumen -Dokumen Pembongka ran Kegiatan Pembongka ran Barang Proses Pelaksanaan Pembongka ran Equipment Apal Estimasi Barang Yang Dimuat Per Hari Hambatan dan penyelesaian

(6)

37 menit dalam satu pengangkutan equipment; Berat rata-rata untuk satu kali angkatan adalah 50 ton Sedangkan dalam jam kerjanya : Shift1 mulai bekerja dari jam 08.00 – 16.00 Istirahat 12.00 – 13.00; Shift 2 mulai bekerja dari jam 16.00 – 24.00 Istirahat 18.00 – 19.00; Shift 3 mulai bekerja dari jam 24.00 – 08.00 Istirahat 04.00 – 05.00 Maka dalam 1 jam per gang bisa membongkar 2 x 50 ton = 100 ton Jadi dalam 1

shift per gang bisa membongkar ( 2 x 7 jam ) x

50 ton =700 ton Jadi dalam 3 shift atau satu hari bisa membongkar 3 x 700 ton = 2100 ton.

Hambatan dan Penyelesaian

Dalam melakukan kegiatan pengapalan banyak hal yang terjadi dan merupakan hambatan bagi kelancaran pengapalan barang sehingga waktu yang ada menjadi hak berguna, hal-hal yang terjadi hambatan di dalam kegiatan pembongkaran barang adalah : Sistem Upah Buruh Buruh bongkar muat upahnya adalah borongan, yaitu upah kerja di sesuikan dengan jumlah muatan yang dimuat atau dibongkar. Sehingga apabila barang yang akan dimuat atau dibongkar sedikit maka pendapatan juga sedikit dan harus di bagi untuk satu group buruh. Belum lagi untuk biaya makan dan minum maka selama kegitan muat atau bongkar dilaksanakan. Kalau sudah begini buruh biasanya kerjanya asal-asalan kadang jam kerja belum selesai buruh bongkar muat sudah istirahat atau pulang tentu saja ini berpengaruh sekali terhadap kegiatan bongkar muat. Faktor Alam Faktor alam merupakan peristiwa atau kejadian yang bersifat force majure atau peristiwa/kejadian yang diluar kekuasaan manusia sehingga sulit dihindari. Dalam faktor alam ini ada beberapa hambatan yaitu : 1) Faktor angin dan hujan. Untuk angin dan hujan cara penyelesaian yaitu harus menunggu agar hujan reda karena bila tetap bekerja maka merusak barang dan membahayakan tenaga kerja. 2) Faktor Peralatan Bongkar Muat. Dalam hal bongkar muat, kegiatan bongkar muat dapat terhambat di sebabkan oleh beberapa hal antara lain : Penyedia fasilitas bongkar muat yang tidak sesuai dengan muatannya. Cara penyelesaiannya sebelum melakukan kegiatan bongkar muat hendaknya meminta berita untuk menyiapkan alat bongkar muat yang sesuai dengan yang dimuat; Terjadi kerusakan pada peralatan bongkar muat, untuk itu pihak kapal dan yang bersangkutan hendaknya merawat alat-alat tersebut dan

mengecek peralatan tersebut hingga berjalan dengan lancar. 3) Faktor Tenaga Kerja Bongkar Muat. Untuk faktor tenaga kerja biasanya kurang profesional dan kurang disiplin, untuk itu hendaknya pihak TKBM dalam memilih tenaga kerja harus mengetes para tenaga kerja harus mengetes harus para tenaga kerja dan memberikan nasehat serta penyuluhan sehingga para tenaga kerja bisa berdisiplin.

KESIMPULAN DAN SARAN

PT Samudra Indah Sejahtera dalam melaksanakan bongkar muat barang di pelabuhan Tanjung Emas Semarang selaku pihak yang melakukan kegiatan pemindahan barang angkutan dari dan ke kapal pengangkut, dan kedudukannya terpisah dengan pengangkut (perusahaan pelayaran) yang menyele-nggarakan kegiatan pengangkutan barang melalui laut.

Tanggung jawab PT Samudra Indah Sejahtera terhadap barang angkutan dalam pelaksanaan bongkar muat barang pada dasarnya meliputi perlindungan kelengkapan dokumen atau barang angkuatan dan perlindungan yang sifatnya fisik. Bentuk perlindungan secara fisik ini dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan keamanan barang angkutan selama dalam kegiatan pembongkaran dan pembongkaran barang tersebut dari dan ke kapal pengangkut. Hambatan–hambatan yang dihadapi PT Samudra Indah Sejahtera dalam pelaksanaan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terutama berupa peralatan bongkar muat, SDM, kondisi barang, dan juga dari segi keamanan.

PT Samudra Indah Sejahtera merupakan perusahaan bongkar muat yang modern dan profesional, maka demi keharuman namanya alangkah bijaksananya bila mempertahankan dengan cara meningkatkan pelayanan yang efektif dan efesien. Setiap perusahaan bongkar muat harus mempunyai alat–alat bongkar muat sendiri, dikarenakan apabila perusahaan tidak mempunyai alat sendiri maka dalam melakukan proses bongkar muat barang harus menyewakan alat, dan hal ini akan menghambat proses bongkar muat tersebut. Sebaiknya menjelaskan materi-materi yang lebih baru agar menambah wawasan taruna/taruni, contohnya menggunakan sistem yang bisa dipelajari dari tugas akhir senior agar dapat menjadi nilai plus pada saat praktek darat. Agar lebih mendalami materi yang diberikan dosen dan pada waktu

(7)

38 praktek darat lebih tahu apa yang harus dikerjakan.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, 2012. ”Jurnal Tentang Penilaian

Kinerja Karyawan ”.

Benny, 2011. Jurnal Pengoptimalisasi

Kegiatan Bongkar Muat Untuk

Meningkatkan Produktivitas Kerja”.

Bungin, 2013. ”Tentang Data Primer “.

Danuasmoro, Goenawan, 2002. ” Manajemen

Perawatan Kapal ”.

Harmidi, 2007. ” Jurnal Tentang Cara

Penelitian ”.

Hartanto, 2014. ” Alat Bongkar Muat di

Pelabuhan “.

Herry, Gianto, dan Arso Martopo 2004. “

Pengoprasian Pelabuhan Laut “:

Semarang BPLP

Istopo, 1999. ”Kapal dan Muatannya” Jakarta: Koperasi BP3IP

Kosasih, Soewedo. 2012. “Manajemen

Perusahan Pelayaran” : Jakarta

Kuncowati, 2016.”Jurnal Tentang Pentingnya

Perawatan Alat Bongkar Muat “.

Moelong, 2002. ” Tentang Keabsahan Data”. Nazir, 1998. ”Tentang Teknik Metode

Interview“.

Penny, 1975. ”Jurnal Tentang Penelitian”.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud & BalaiPustaka.

Riduwan, 2004. ”Jurnal Tentang Metode

Observasi “.

Rivai, Sagala, 2013. “Jurnal Tentang Kinerja

Karyawan“.

Riyan Arifiandi, 2010. ”Perawatan Alat

Bongkar Muat Terhadap Kelancaran Bongkar Muat di KM.Wakatoramaru 03”. Surabaya.

Safrianda, Fatnanta, Rinaldi, 2016. ”Jurnal

Tentang Analisis Penyebab

Keterlambatan Bongkar Muat Barang Akibat Faktor Peralatan”: Dumai.

Soewedo, Hartono, 2001. ”Tentang

Membedakan Kegiatan Bongkar Muat”.

Sugiyono, 2001. ”Jurnal Tentang Fungsi

Kerangka Berfikir”.

Sugiyono, 2010. ”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”:

Bandung

Sugiyono, 2012. ”Metode Penelitian“: Bandung

Sutopo, 2006. ”Jurnal Tentang Metode

Interview “.

Tim Penyusun Kamus, 1994. ”Kamus Besar

Bahasa Indonesia Ed. Kedua, Cet. Ketiga” : Jakarta

Tim Penyusun Politeknik Maritim Negeri Indonesia, 2013. ”Memuat Untuk

Perwira Kapal Niaga” :Semarang

Unggul, 2017. ”Jurnal Proses Pembongkaran

Steel Slab”.

Wahyudin, 2010. ”Jurnal Tentang

Referensi

Dokumen terkait

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Dalam penelitian ini akan mengkaji tingkat kesehatan vegetasi mangrove berdasarkan nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) menggunakan teknik

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan