• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis, telah menyebabkan krisis yang mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu reformasi disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas paradigma baru indonesia masa depan.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada harus mampu menaksir sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 2000).

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, teknologi dan lain sebagainya serta faktor non ekonomi seperti lembaga sosial, kondisi politik dan pertumbuhan ekonomi yang umumnya dilihat melalui total Produk Domestik Brotu (PDB).

(2)

Perekonomian suatu bangsa dipengaruhi oleh anugerah ekonomis yang dimiliki bangsa mencakup sumber daya alam, jumlah penduduk, human capital, modal fisik, teknologi dan infrastruktur. Kekurangan-kekurangannya dapat dipenuhi dengan impor yang dapat dibayar dengan ekspor produk-produk lain atau dengan pinjaman luar negeri (Kotler 2007).

Human capital menyumbang langsung pada penciptaan kekayaan nasional.

Semakin tinggi rata-rata tingkat keterampilan dan pengetahuan, semakin mudah bagi individu dalam usia bekerja untuk mengerti, menerapkan dan mendapatkan hasil dari kemajuan teknologi dan akhirnya meningkatkan standar ekonomi dan hidup bangsa. Suatu bangsa harus menanamkan modal dalam pendidikan serta lebih menyeragamkan materi pengajaran.

Modal dasar yang digunakan ekonom untuk menjelaskan PDB atau Gross

National Product (GNP) dalam bentuk fungsi produksi dimana output GNP

merupakan fungsi dari dua input utama yaitu tenaga kerja dan modal. Terdapat berbagai macam tenaga kerja dan modal, tetapi sering dilupakan dalam model yang membahas pertumbuhan ekonomi. Dalam hubungan ini dipentingkan adalah sejauh mana pertambahan modal atau pertambahan tenaga kerja mempengaruhi peningkatan GNP.

Kualitas faktor produksi sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesehatan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan merupakan dua bahagian penting dari peningkatan stok

(3)

Secara mikro didalam suatu organisasi atau institusi bentuk dari sumber daya manusia itu adalah tenaga kerja, pegawai atau karyawan. Pengembangan sumber daya manusia secara mikro dalam suatu organisasi pada hakekatnya adalah upaya untuk merencanakan dan meningkatkan kemampuan serta mengelola tenaga kerja atau karyawan sehingga diperoleh produktivitas yang semakin tinggi.

Secara makro pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengembangkan kualitas atau kemampuan (skill) sumber daya manusia agar mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai akhir dari pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hal yang sangat diinginkan semua negara maupun daerah. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi yang dapat bernilai positif dan bahkan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan yang positif, maka kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan, tetapi jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan yang negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GDP (Gross Domestic Product) dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini menyangkut efektifitas dan tingkat investasi dalam maupun luar negeri.

Pada era ekonomi daerah paradigma baru dalam pembangunan daerah, keberhasilan pembangunan tidak lagi hanya diukur dari kemajuan fisik yang diperoleh atau berapa besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat diterima. Keberhasilan

(4)

pembangunan harus dapat diukur dengan parameter yang lebih luas dan lebih strategis yang meliputi semua aspek kehidupan baik materil dan non materil. Agar dapat memenuhi kriteria luas dan strategis tersebut, maka pelaksanaan pembangunan harus diawali untuk berdasarkan prioritas dan pemilihan sasaran-sasaran yang mempunyai nilai strategis dan memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan citra Kabupaten Labuhanbatu dengan membangun sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu.

Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Labuhanbatu diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu dipercepat oleh tersedianya tenaga kerja dan pendidikan individual yang dapat memberikan kesempatan bekerja dengan tingkat upah yang meningkat sehingga penduduk dapat meningkatkan tabungan sebagai investasi.

Sebagai salah satu indikator ekonomi makro untuk mengukur kinerja ekonomi Kabupaten Labuhanbatu adalah PDRB baik atas harga berlaku dan konstan.

(5)

Tabel 1.1. PDRB Kabupaten Labuhanbatu Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2001 - 2008 (Juta Rupiah)

Tahun PDRB Atas Harga

Berlaku % Harga Konstan 2000 PDRB Atas Dasar %

2001 6405502,95 12,46 5936475,56 7,63 2002 7331083,99 12,63 6195833,45 7,75 2003 8325972,49 11,95 6485546,09 4,18 2004 9433928,49 11,74 6731696,49 4,46 2005 10918368,82 13,60 7010750,57 3,65 2006 12593775,19 13,30 7384242,85 3,98 2007 14371160,43 12,37 7879419,03 5,05 2008 16626178,12 13,56 8339346,49 6,20

Sumber: BPS provinsi Sumatera Utara Berbagai Edisi

PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN LABUHANBATU ATAS HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2000-2008

( JUTA RUPIAH) 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 16000000 18000000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 TAHUN JU T A R U P IA H PDRB AT AS DASAR HARGA BERLAKU PDRB AT AS DASAR HARGA KONST AN

Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2001-2008

Perkembangan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dan ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan relasi positif antara pertumbuhan

(6)

output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.

Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat perkapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut seperti tenaga kerja, bahan baku dan teknologi relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefenisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi permintaan agregatif (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu telah menunjukkan hasil kearah lebih baik disegala bidang. Akan tetapi sehingga dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi tantangan masih harus dihadapi agar cita-cita yang diharapkan akan terwujud. Tantangan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu adalah sebagai berikut: globalisasi dan pasar bebas sangat berpengaruh pada pembangunan karena pembangunan daerah ini didasarkan pada perekonomian daerah yang sangat terpengaruh pada pasar dunia. Globalisasi dan pasar bebas menuntut agar sumber-sumber ekonomi domestik dipaksa untuk lebih efisien, kualitas dan kompetitif dalam arti bahwa semua produsen dapat menghasilkan yang terbaik dan memasarkannya dalam iklim yang bebas dan terbuka. Hal tersebut memerlukan SDM yang berkualitas dan kemampuan menguasai IPTEK dalam mengolah sumber daya alam. Penurunan

(7)

daya beli masyarakat dan peningkatan kemiskinan. Angka kemiskinan di kabupaten Labuhanbatu menjadi tantangan bagi pembangunan daerah yang perlu memfokuskan pada upaya penguatan ketahanan ekonomi masyarakat sehingga mampu bertahan dengan kondisi yang disebut dengan krisis. Pemberdayaan masyarakat perlu semakin ditingkatkan didukung dengan pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dikawasan-kawasan potensial. Percepatan pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan jumlah penduduk miskin yang masih besar. Meningkatkan supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah menuntut kelembagaan pemerintah daerah yang semakin kuat serta ketatalaksanaan yang semakin tertib dan efisien. Efesiensi dalam pelaksanaan anggaran akan mendorong semakin tingginya nilai investasi pemerintah dan semakin baiknya pelayanan publik. Kondisi keamanan daerah dan meningkatnya suhu politik telah memberikan dukungan terhadap keberhasilan pembangunan daerah upaya tetap menjaga keamanan dan menimbulkan rasa aman pada masyarakat serta tetap menjaga suhu politik tetap kondusif perlu dilakukan.

Langkah-langkah strategis yang ditempuh adalah dengan mengembangkan kemitraan strategis diantara sesama pelaku usaha dengan pemerintah Kabupaten Labuhanbatu yang kenyataannya mampu menumbuhkan minat berinvestasi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Labuhanbatu diberbagai bidang lapangan usaha potensial. Hal ini juga tidak terlepas dan persepsi yang sama dan seluruh stakeholders tentang perlunya menarik investasi lebih besar, sehingga

(8)

mampu menciptakan lapangan kerja lebih banyak sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu?

b. Apakah tabungan masyarakat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu?

c. Apakah indeks pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu

b. Untuk menganalisis pengaruh tabungan masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu

c. Untuk menganalisis pengaruh indeks pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu.

(9)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Sebagai wadah bagi penulis didalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi, khususnya hal yang berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Labuhanbatu.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya pemerintah kabupaten Labuhanbatu dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah khususnya bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian lanjutan yang berhubungan dengan pola pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.

Gambar

Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)  Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2001-2008

Referensi

Dokumen terkait

Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur

Dengan melakukan evaluasi berkala dan konsisten maka divisi IT dapat mengetahui jika terjadi penyimpangan terhadap layanan yang mereka berikan kepada pengguna dan dapat

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) diukur menggunakan 16 pertanyaan indikator PHBS tatanan rumah tangga yang mencakup 9 pertanyaan indikator perilaku dan 7 pertanya- an

Dari Gambar 3 terlihat bahwa rasio realisasi terhadap anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kabupaten Kepulauan Meranti merupa- kan Kabupaten dengan rasio paling tinggi

Mata kuliah ini memberikan kemampuan agar dapat memahami konsep kebidanan secara baik, dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam dunia pelayanan kebidanan

Ibu dengan status gizi baik selama hamil, merupakan cadangan lemak yang baik untuk tubuh saat menyusui mulai 4–6 bulan, sedangkan ibu yang memiliki status gizi

Hasil yang disajikan pada tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa hasil evaluasi peresepan antibiotika dengan kriteria tepat yaitu katagori 0 sebanyak 6 pasien (18%) adalah