• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN INSTITUT MEDISTRA LUBUK PAKAM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN INSTITUT MEDISTRA LUBUK PAKAM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN INSTITUT MEDISTRA LUBUK PAKAM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

A. IDENTITAS MATA

1. Fakultas/Prodi :Keperawatan dan Kebidanan/S1 Kebidanan

2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Kebidanan 3. Kode Mata Kuliah : APK 114

4. Semester/SKS : Semester I/4 SKS (T:3 P:1) 5. Jenis Mata Kuliah : Mata Kuliah Wajib

6. Prasyarat : Kehadiran kuliah mahasiswa minimal 75% dari total tatap muka dan seluruh tugas wajib dikumpulkan

7. Dosen/Tim Dosen : Novita br Ginting Munthe, SST., M.Keb

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN

1. Sikap

a. Bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan mampu menunjukkan sikan religious

b. Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,

memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan

kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinil lainnya

f. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

g. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

(2)

i. Menunjukan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliaannya secara mandiri.

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan 2. Penguasaan Pengetahuan

a. Mengintegrasikan pengetahuan tentang konsep kebidanan, dan bidan sebagai profesi dalam pelayanan kebidanan.

b. Mengintegrasikan pengetahuan tentang ilmu kebidanan dalam setiap asuhan kebidanan.

c. Mengintegrasikan pengetahuan tentang anatomi fisiologi yang terkait dengan konsepsi, kesehatan sistem reproduksi, dan perkembangan manusia sehingga dapat menerapkannya dalam memberikan asuhan kebidanan yang bermutu.

d. Mengintegrasikan pengetahuan tentang gizi dalam peningkatan kesehatan ibu, anak, dan keluarga serta mampu menggunakannya dalam memberikan asuhan kebidanan yang bermutu.

e. Mampu menerapkan kode etik, standar professional, norma-norma, dan peraturan perundang-undangan terkait dengan praktik kebidanan sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan sepanjang siklus reproduksi wanita yang memperhatikan aspek legal dan keselamatan wanita.

f. Menguasai prinsip farmakologi serta mampu mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan sepanjang siklus reproduksi wanita dan bayi baru lahir, bayi dan balita.

g. Mampu menerapkan aspek sosial budaya dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

h. Mampu menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

i. Mampu menggunakan komunikasi efektif dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

(3)

j. Mampu menerapkan keilmuan psikologi dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

k. Mengintegrasikan ilmu biomedik dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

l. Mengintegrasikan ilmu biologi reproduksi dan menggunakannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

m. Mengintegrasikan ilmu imunologi dalam memberikan asuhan kebidanan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita.

n. Mengintegrasikan ilmu parasitologi dalam memberikan asuhan pada wanita sepanjang siklus reproduksinya, bayi baru lahir, bayi dan balita 3. Ketrampilan Umum

a. Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi.

b. Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesiya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan kreatif.

c. Mampu menyususn laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan, prosedur baku, dan kode etik profesi yang dapat diakses oleh masyarakat akademik.

d. Mampu mengkomunikasikan pemikiran atau argument atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya.

e. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat.

f. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja

(4)

g. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi

h. Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya.

i. Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya

j. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan klien

k. Mampu bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesi

l. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

m. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi

4. Ketrampilan Khusus

a. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan professional pada masa remaja dan pranikah melalui upaya promotif, preventif dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

b. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan professional pada masa prakonsepsi secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

c. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

d. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan pada persalinan fisiologis secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif, deteksi dini dan penanganan

(5)

kegawatdaruratan dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memechkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

e. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas fisiologis secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif, deteksi dini dan penanganan kegawatdaruratan dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memechkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

f. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra sekolah secara komprehensif dan professional dengan memanfaatkan IPTEKS, melalui upaya promotif, preventif, deteksi ini dan penanganan kegawatdaruratan berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi. g. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan

pada masa pre menopause secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif, dan deteksi dini keadaan patologis dengan memanfaatkan IPTEKS berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

h. Mampu merencanakan, mengelola, dan memberikan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana secara komprehensif dan professional melalui upaya promotif, preventif, dan deteksi dini keadaan patologis dengan memanfaatkan IPTEKS, berdasarkan evidence based sesuai kode etik profesi serta mampu memecahkan permasalahan dan beradaptasi dengan berbagai situasi.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

1. Sikap

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious.

(6)

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika.

c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

f. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

g. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara ; h. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

i. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

j. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. 2. Penguasaan Pengetahuan

a. Menjelaskan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan sistem penghargaan bidan.

b. Mengembangkan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep

(7)

kebidanan sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan sistem penghargaan bidan.

c. Mengaplikasikan konsep kebidanan berdasarkan pengertian dan kerangka filosofis lahirnya profesi bidan, sejarah perkembangan bidan dan pendidikan kebidanan di Indonesia dan dunia, paradigma asuhan kebidanan, peran dan fungsi bidan, teori dan model konseptual asuhan kebidanan, konsep dasar manajemen kebidanan, kompetensi bidan Indonesia, standar pelayanan praktik kebidanan di Indonesia konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik asuhan kebidanan, prinsip pengembangan karir bidan dan sistem penghargaan bidan.

3. Ketrampilan Umum

a. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai , baik yang belum maupun yang sudah baku.

b. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur.

c. Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian terapannya, didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri. d. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih,

serta mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan.

e. Mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovatif dalam pekerjaannya.

f. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya. g. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang

berada dibawah tanggungjawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.

h. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

(8)

4. Ketrampilan Khusus

a. Mampu mengidentifikasi konsep kebidanan dengan menggunakan kemampuan yang komprehensif.

b. Mampu melaksanakan konsep kebidanan dengan menggunakan kemampuan yang komprehensif.

c. Mampu mengembangkan konsep kebidanan dalam pelayanan kebidanan,.

D. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini memberikan kemampuan agar dapat memahami konsep kebidanan secara baik, dalam kehidupan bermasyarakat khususnya di dalam dunia pelayanan kebidanan secara komprehensif meliputi: pengertian filosofi dan defenisi bidan,perkembangan sejarah profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional, paradigma asuhan kebidanan, peran fungsi bidan, standar profesi bidan, teori dan model konseptual asuhan kebidanan,manajemen asuhan kebidanan, sistem penghargaan bagi bidan, prinsip pengenmbangan karir bidan, usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan, model asuhan kebidanan dan konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan

(9)

E. MATRIKS PEMBELAJARAN N O Perte muan ke Kemampuan akhir yang diharapkan

Bahan Kajian Bentuk Perkuliahan Penilaian

Metode/Media/Su mber Belajar

Pengalaman Belajar Indikator Jenis Bobot 1 I Mampu menjelaskan

filosofi dan konsep kebidanan Filosofi dan konsep kebidanan 1. Definisi bidan 2. Filosofi bidan 3. Praktik bidan 4. Asuhan Kebidanan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n filosofi dan konsep kebidanan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20% 2 II Mampu menjelaskan sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan Sejarah perkembangan dan pelayanan pendidikan bidan 1. Perkembangan di luar negeri 2. Perkembangan di dalam Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok Mahasiswa mampu menyimpulka n sejarah perkembanga n dan pelayanan pendidikan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(10)

negeri 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen bidan 3. Tugas

3 III Mampu memahami paradigma asuhan kebidanan Paradigma Asuhan Kebidanan a. Pengertian paradigma kebidanan b. Komponen paradigma kebidanan a. Wanita b. Lingkungan c. Kesehatan d. Kebidanan c. Macam-macam asuhan kebidanan d. Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n paradigma asuhan kebidanan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(11)

4 IV Mampu memahami peran fungsi bidan

Peran dan fungsi bidan 1. Pelaksana 2. Pengelola 3. Peneliti 4. Pendidik Fungsi Bidan 1. Pelaksana 2. Pengelola 3. Peneliti 4. Pendidik Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n peran fungsi bidan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50 % 3. Tugas Teori 20% 5 V Mampu memahami

standar profesi bidan

Standar Profesi Bidan 1. Standar Kompetensi Bidan 2. Standar Pendidikan Bidan 3. Standar Pelayanan Kebidanan 4. Standar Praktik Kebidanan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan Mahasiswa mampu menyimpulka n standar profesi bidan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(12)

Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook dosen 6 VI Mampu memahami dasar pemikiran, fokus dalam teori kebidanan Dasar pemikiran teori kebidanan 1. Reva Rubin 2. Ramona 3. B.J Leharman 4. Ernestin 5. Jean Ball Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n dasar pemikiran fokus dalam teori kebidanan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

7 VII Mampu memahami model konseptual asuhan kebidanan Model konseptual asuhan kebidanan 1. Midwifery care 2. Paradigma sehat Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan Mahasiswa mampu menyimpulka n model konseptual asuhan kebidanan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(13)

3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen

8 VIII UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

9 IX Mampu menjelaskan dan menganalisa manajemen asuhan kebidanan Manajemen Kebidanan 1. Konsep dan prinsip managemen umummnya 2. Pengertian manajemen kebidanan 3. Langkah-langkah managemen kebidanan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n manajemen asuhan kebidanan dengan benar 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50 % 3. Tugas Teori 20% 10 X Mampu menjelaskan dan menganalisa lingkup praktik Lingkup Praktik Kebidanan 1) Ruang Lingkup dan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) Mahasiswa mampu menyimpulka n manajemen 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50%

(14)

kebidanan sasaran 2) Lahan praktik kebidanan Pengorganisasian praktik asuhan kebidanan 1) Pelayanan mandiri 2) Kolaborasi 3) Rujukan 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook

3. Kerja sama dalam kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen asuhan kebidanan 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 3. Tugas Teori 20% 11 XI Mampu menjelaskan sistem penghargaan bagi bidan Sistem Penghargaan Bidan 1. Reward 2. Sanksi 3. Jabatan Fungsional Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n sistem penghargaan bagi bidan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(15)

12 XII Mampu menjelaskan prinsip pengembangan karir bidan Prinsip Pengembangan Karir Bidan 1. Pendidikan Lanut 2. Job Fungsional 3. Prinsip Pengembanga n karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi, dan tanggung jawab bidan, serta peran kepemimpinan bidan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menyimpulka n prinsip pengembanga n karir bidan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

13 XIII Mampu memahami

usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan Konsep Dasar Pemasaran 1. Pengertian pemasaran jasa bidan 2. Karakteristik pemasran jasa dalam pelayanan kebidanan 3. Peran pemasaran Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara Mahasiswa mampu menyimpulka n usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri maupun berkesinamb ungan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(16)

dalam pelayanan kebidanan 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook mandiri 7. Memperhatikan dosen

14 XIV Mampu memahami model asuhan kebidanan Manajemen Kebidanan 1. Konsep dan Prinsip Manajemen pada Umumnya 2. Pengertian Manajemen Kebidanan 3. Langkah-langkah manajemen kebidanan Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen Mahasiswa mampu menganalisis model asuhan kebidanan 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20% 15 XV Mampu memahami konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan Konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik kebidanan 1. Pengambilan Keputusan Klinik 2. Langkah-Metode Pembelajaran 1. Discovery Learning 2. PBL 3. Diskusi Media 1. Membentuk kelompok 2. Studi literatur (mencari informasi) 3. Kerja sama dalam

kelompok 4. Diskusi antara anggota kelompok Mahasiswa mampu menilai dengan benar konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktik 1. Ujian Tengah Semester (UTS) 2. Ujian Akhir Semester (UAS) 3. Tugas 1. UTS Teori 30% 2. UAS Teori 50% 3. Tugas Teori 20%

(17)

Langkah dalam Pengambilan Keputusan Klinik Ruang Lingkup Praktek: 1. Pengetahuan 2. Ketrampilan 3. Sikap 1. LCD 2. Komputer 3. Materi power point 4. White Board 5. Spidol Sumber Belajar 1. Mutimedia 2. Textbook 5. Persentasi 6. Mendengarkan pendapat teman belajar secara mandiri 7. Memperhatikan dosen kebidanan

16 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

F. REFRENSI

1. Asri Hidayat(2009) Konsep kebidanan , Mitra Centika:Yogyakarta 2. Christine Henderson( 2006) Buku Konsep Kebidanan,EGC: Jakarta

3. Enkin . K, et,al (2000) .A Guide to Effetive Care in Pregnancy, Childbirth and Early Parenting. 4. Konsep kebidanan ,Depkes RI50 tahun IBI.

5. Kroll, D.L (1996). Midwifery Carefor the Future , Edisi 1, Baillere Tindal:London.

6. Pyne, RH (1992), Professional Disiplin In Nursing Midwifery and Health Visiting, Edisi 2, Black Well Scientific, Publication London.

7. Vaeney, H (1997) Varney ‘s Midwefery. Jones Bartlett Publisher, Sudbury, Masssachussets, USA Seller , P, Mc(11993) Midwefery, Vol 1-2 , Edisi I. juta and co Ltd,cape

(18)

8. Konsep kebidanan ,Depkes RI50 tahun IBI

(19)

G. LAMPIRAN 1 (Instrumen Penilaian)

Soal Ujian

1. Ciri–ciri profesi kecuali .... a. Pekerjaan seumur hidup

b. Mempunyai motifasi kuat oleh panggilan

c. Menggunakan keterampilan komunikasi

d. Memiliki wadah dalam bentuk organisasi profesional 2. Teori yang mendukung praktik kebidanan adalah...

a. Komunikasi b. Konsepsi

c. Persalinan dan kelahiran d. Semua benar

3. Secara umum profesi Mempunyai karakteristik sebagai berikut, kecuali a. Memiliki kemampuan yang melandasi keterampilan dan pelayanan b. Mampu memberikan pelayanan yang Unik kepada orang lain

c. Tidak bertanggung jawab dan tidak mempertanggung jawabkan pelaynan yang di berikannya.

d. Mempunyai pendidikan yang mempunyai Standar e. Pengendalian terhadap standar praktik

4. Bidan sebagai profesi Bidan memiliki ciri-ciri sebagai barikut: a. Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat

b. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan

c. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah

d. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dan menjalankan profesinya.

5. Yang bukan termasuk ciri–ciri bidan profesional adalah ...

a. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinik yang dibuatnya

b. Senantiansa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan c. Bidan membedakan pelayanan pasien

(20)

6. Yang termasuk kedalam komponen paradigma kebidanan adalah ... a. Perempuan

b. Lingkungan c. Perilaku d. Keadaan

7. Body of knowledge kebidanan dalam ilmu dasar adalah ... a. Psikologi

b. Anatomi c. Mikrobiology d. Fisikabiokimia

8. Teori Ernesteine wiedenbach adalah kecuali ... a. Persiapan menjadi orang tua

b. Pelayanan materlitas

c. Memberikan dukungan dalam mencari pertolongan d. Memvalidasi bantuan yang diberikan

9. Beberapa masalah pada ibu dan bayi yang perlu dikolaborasi kecuali... a. Preeklamsia ringan

b. Anemia dan kehamilan

c. Kehamilan dengan kelainan letak d. Gerakan janin yang dirasakan

10.Yang termasuk ruang lingkup asuhan kebidanan kecuali ... a. Asuhan kebidanan pada ibu hamil

b. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin c. Asuhan kebidanan pada ibu nifas d. Pekerjaan seumur hidup

11.Suatu proses yang alami peristiwa normal, namun apabila tidak di kelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Pelayanan tersebut merupakan pengertian dari (kecuali)...

a. Diabetes meletus b. Nifas

c. persalinan d. Kehamilan

(21)

12.Apa peranan ibu yang diharapkan oleh Mercer ...

a. Membantu wanita dalam melaksanankan tugasnya dalam adaptasi peran fungsi ibu

b. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman c. Konsepsi

d. Asuhan selama hamil

13.Siapakah yang telah melakukan riset tentang keberhasilan peranan seorang ibu pada saat kehamilan dan adaptasi psikologi pada saat postpartum adalah ...

a. Reva Rubin b. Ramona T.Merger c. Ela Joi Cerhmar d. Jean Ball

14.Dibawah ini merupakan beberapa macam hak bidan, kecuali ... a. Mendapat perlindungan hukum

b. Bekerja sesuai standar profesi

c. Tidak mendapat kompensasi dan kesehatan yang sesuai

d. Menolak keinginan pasien dan keluarga yang bertentangan denagn peraturan perundang–undangn

15.Jumlah komponen paradigma kebidanan ? a. 5

b. 4 c. 3 d. 2

16.Faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian peran wanita sebagai ibu menurut Mercer adalah...

a. Faktor yang berasal dari ibu dan bapak b. Faktor yang berasal dari keluarga c. Faktor yang berasal dari ibu dan bayi d. Faktor yang berasal dari lingkungan social

17.Seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh klarifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari ...

(22)

b. Perawat c. Dokter d. Dukun

18.Yang termasuk asuhan kebidanan adalah ... a. Asuhan kebidanan pada orang sakit b. Asuhan kebidanan pada bayi

c. Asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir dan ibu nifas

d. Semuanya salah

19.Komponen paradigma kebidanan ? a. Perempuan, emosi

b. Lingkingan, usia

c. Perilaku, perempuan, lingkungan d. Pelayanan kebidanan, aktifitas 20.Peran dan fungsi bidan yaitu...

a. Sebagai pelaksana b. Sebagai pengelola c. Sebagai pendidik d. Semua benar

21.Kebutuhan klien menurut Ernestine Weidenbach kecuali ... a. Pengetahuan

b. Keterampilan

c. Judgement ( kemampuan mengambil keputusan ) d. Emosional

22.Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi fase adaptasi yaitu sebagai berikut kecuali...

a. Fase gangguan b. Fase pengalihan

c. Fase pengaturan kembali d. Fase pemulihan fisik

23.Dibawah ini yang termasuk teori perubahan menurut teori perubahan Ronger E (1962), yaitu...

(23)

b. Perubahan partisipatif

c. Kebutuhan mendapatkan pengakuan/diakui d. Kesadaran (awarenens)

24.Peran dalam pelaksanaan bidan mempunyai beberapa kategori tugas yaitu, ... a. 2

b. 4 c. 5 d. 3

25.Yang menjadi tanggung jawab bidan yaitu ... a. Bertanng jawab dalam segala hal penyakit b. Bertanggung jawab atas profesi

c. Mengabaikan semua catatan/rekan medis d. Tidak melakukan kompetensi profesional

26.Dibawah ini tugas bidan pada pelayanan mandiri/primer, kecuali ... a. Kehamilan normal

b. Masa nifas c. Bayi baru lahir d. Kehamilan ganda

27.Yang merupakan tanggung jawab seorang bidan adalah ... a. Memberikan pelayanan pada klien

b. Memberikan beasiswa pada mahasiswa akbid yang berprestasi c. Melakukan praktek kebidanan tanpa izin praktek

d. Melakukan penipuan sarana pelayanan kesehatan

28.Teori ball yang diterapkan dalam masa postpartum meliputi berikut ini, kecuali ...

a. Teori perubahan b. Teori kursi goyang

c. Teori koping serta sistem support d. Teori stres

29.Manakah yang termasuk komponen Jean Ball ? a. Wanita

b. Lingkungan c. Diri sendiri

(24)

d. Semua benar

30.Pelaksanaan langsung asuhan yang efisien dan aman. Pernyatan tersebut menurut Varney 1997 merupakan langkah ke ...

a. II b. VI c. IV d. VII

31.Dalam teori Jean Ball mengatakan bahwa respon emosional wanita dapat berubah-ubah tergantung dari berikut, kecuali ...

a. Diri sendiri b. Lingkungan

c. Dukungan keluarga d. Dukungan sosial

32.Data yang bisa diperoleh dari pasien, keluarga, atau orang terdekat disebut data ...

a. Data obyektif b. Data pribadi c. Data subjektif d. Data pentin

33.Berorientasi kepada pelayan, memiliki ilmu pengetahuan teoritik dengan anatomi dari kelompok pelaksana. Pengertian profesi menurut ...

a. Suessman, 1996 b. Chin Yacobus, 1993 c. Verney, 1997

d. ICM,Firgo dan WHO

34.Yang mana yang termasuk dalam tujuan pembelajaran khusus ? a. Filosofi dan konseptual kebidanan

b. Dapat menjelaskan filosofi dan definisi bidan c. Seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan d. Pendidikan kebidanan di luar negri

35. Yang dimaksud dengan pelayanan rujukan ialah ...

a. Bagian integral dari sistem pelyanan kesehatan yang diberikan oleh bidan dan telah terdaftar.

(25)

b. Individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan dan pemuluhan

c. Pelayanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan

d. Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesistem layanan yang lebih tinggi

36.Kompetensi kebidanan ada 8, manakah urutan pertama dari kompetensi kebidanan ?

a. Asuhan konseling selama kehamilan

b. Prakonsepsi, keluarga berencana dan ginekologi c. Asuhan selama persalinan, dan pelahiran

d. Pengetahuan umum

37. Pendidikan bidan secara formal diadakan pada abad ke ... a. Ke- 16

b. Ke- 20 c. Ke- 35 d. Ke- 50

38.Dibawah ini komponen yang termasuk dalam praktik kebidanan, kecuali ... a. Tehnik Terqupetek

b. Perawatan yang berkelanjutan

c. Perawatan yang berpusat pada keluarga d. Pendidikan dan konseling

39.Ernestine Wiedenbach mengemukakan bahwa identifikasi klien diperlukan ... a. Keterampilan

b. Pengetahuan c. Emotional support d. Judgement

40.Berikut ini adalah teori yang mendukung praktik, kecuali ... a. Komunikasi

b. KB

c. Pelaksanaan semua kompetensi sesuai kewenangan d. Rujukan dan konsultasi dengan ahli lain

41.Yang termasuk dalam teorinya Ernestine Weidenbach adalah ... a. Penyangga issuport terhadap kepribadian wanita

(26)

b. Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangan berinteraksi satu dengan yang lain

c. Persiapan menjadi orang tua d. Pelayanan maternitas

42.Apabila melakukan abortus berulang kali, akan mengakibatkan ... a. Invertil

b. Endometrium c. Habitualis d. Pay hidramion

43.Faktor – faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transmisi ke masa menjadi orang tua salah satunya adalah respon dan dukungan keluarga dan teman, hal ini di kemukakan dalam teori ...

a. Jean ball b. Reva rubin

c. Ernestin wiedenbach d. Roman mencer

44.Macam- macam proses perubahan, kecuali ... a. Adanya KDM (Kebutuhan Dasar Manusia ) b. Perubahan spontan

c. Perubahan pada perkembangan d. Perubahan yang direncanakan

45.Persyaratan apa sajakah yang telah bidan miliki yaitu, ... a. Kecakapan atau keahlian

b. Pelakunya secara nyata c. Memiliki kode etik bidan

d. Tidak memiliki standar pelayanan

46.Beberapa upaya yang mencakup intervensi kebidanan yang sifatnya komprensif adalah ...

a. Psikososial b. Lingkungan fisik c. Rehabilitatif d. Biologis

(27)

47.Dibawah ini yang merupakan hak bidan, kecuali

a. Mendapatkan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya

b. Bekerja sesuai standar profesi pada setiap jenjang pelayanan kesehatan c. Tidak mempunyai hak menolak keinginan pasien dan keluarga yang

bertentangan dengan peraturan per-UU dan kode etik Profesi

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai

e. Mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai

48. Dibawah ini yang termasuk ciri-ciri bidan profesional ialah ...

a. Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan dan pelayanan b. Mampu memeberikan pelayanan yang unik kepada orang lain

c. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinik yang dibuatnya

d. Pengendalian terhadap standar politik

49. Yang bukan termasuk standar nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu ... a. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan

b. Diakui dan disahkan oleh profesi c. Memiliki ciri khas kebidanan

d. Tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan kebidanan 50.Seorang bidan melakukan tindakan kolaborasi apabila klien mengalami...

a. Kesehatan pada bayi b. Keluhan pada kehamilan

c. Masalah pada proses kehamilan yang telah dikaji atau diperiksa terdapat penyakit pada diri seorang ibu misalnya penyakit jantung atau masalah ruedik yang serius

d. Tanda–tanda awal kehamilan

51.Profesi kebidanan secara internasonal diakui oleh ... a. ICM, FIRGO, dan WHO

b. UU, dan PP c. PBB, dan UU d. IBI dan PP

(28)

52.Dalam melaksanakan tugasnya bidan berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal. Pernyataan ini merupakan komponen – komponen paradigma ...

a. Perilaku b. Manusia c. Lingkungan

d. Pelayanan kebidanan

53.Teori Ernestine Weidenbach berdasarkan pengalaman yang nyata ditentukan dalam praktek pelayanan keperawatan, kecuali...

a. The Agent b. The Means c. The Framework d. Teori stres

54. Ernestine Weidenbach menguraikan 5 elemen yang mempengaruhi proses keperawatan yaitu ...

a. Agent, Recipient, Goal, Means , Framework b. Mimicry, Role play, Fantasi, Introjektion, Grief

c. Available, Apropriate, Continue, Accusesible, Accesible d. Affordable, Efficient, Quality, Ideal Image, Self Image

55.Teori yang diterapkan Jean Ball dalam asuhan kebidanan adalah ... a. Humor

b. Kursi goyang c. Kursi roda d. Semuanya benar

56.Dibawah ini, manakah penyataan yang benar tentang teori Jean Ball ... a. Pengaruh budaya

b. Konsultasi laptasi

c. Pelayanan maternitas dan pandangan masyarakat d. Persiapan sibling

57. Jean Ball mengemukakan tujuan pelayanan kesehatan ibu ( maternitas ) agar ibu mampu malaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik dan psikologis yaitu ...

a. Mempersiapkan si ibu agar sukses dan berhasil sebagai ibu baik dalam fisik, psikis dan emisi

(29)

b. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita c. Pelayanan maternitas

d. Pandangan masyarakat terhadap keluarga

58.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang dikatakan sejahtera setelah melahirkan akan sangat tergantung dari

a. Kepribadiannya,sistem,persiapan, dukungan pribadi dan dukungan pelayanan maternitas

b. Dukungan pribadi dan dukungan pelayanan kesehatan c. Pengaruh budaya

d. Sistem dan dukungan pribadi

59.Pengertian pelayanan antenatal berikut yaitu ...

a. Menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jarak dan jumlah kehamilan

b. Mencegah komplikasi dan menjamin komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar

c. Menjamin semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang bersih

d. Menjamin tersedianya pelayanan esensial

60.Mengenal dini masalah kesehatan dan sosial diikuti ... a. Komunikasi

b. Pengambilan keputusan dalam keluarga c. Informasi dan edukasi

d. Komunikasi,pemberdayaan ibu hamil, suami dan keluarga serta informasi dan edukasi

61.Pelayanan kesehatan esensial, praktis, ilmiah dengan metode dan teknologi sederhana. Pernyataan tersebut merupakan penjelasan dari ...

a. The Risk Appoach In Health Care b. Primary Health Care

c. Safe Motherhood Initiative d. Making Pragnancy Safer

62.Salah satu tujuan pendekatan risiko pada ibu hamil yaitu ...

a. Meningkatkan mutu pelayanan dimulai dari pengenalan dini faktor risiko pada semua ibu hamil

(30)

c. Strategi mengatur dan menegakkan prioritas

d. Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga 63.Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita hamil yaitu ...

a. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian lebih dan sosialisasi

b. Perubahan tubuh pada kehamilan c. Membutuhkan sosialisasi

d. Perubahan fisik dan psikososial

64.Berikut merupakan arti dan efek kehamilan pada pasangan, kecuali ...

a. Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan postpartum

b. Pria juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil

c. Berperasaan aneh, sembrono, merasa lebih jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap masa kecil

d. Ibu tidak pernah lagi menjadi diri sendiri

65. Salah satu faktor yang mempengeruhi pencapaian peran wanita sebagai ibu yang berasal dari ibu yaitu ...

a. Temperamen bayi

b. Umur ibu pada saat hamil dan melahirkan c. Kesehatan bayi

d. Ekspresi peran ibu

66. Jumlah proses penata laksanaan kebidanan yaitu ... a. 5 langkah

b. 7 langkah c. 3 langkah d. 1 langkah

67.Respon emosional wanita dapat berubah–ubah tergantung dari ... a. Diri sendiri

b. Dukungan keluarga c. Dukungan sosial d. Lingkungan

(31)

68.Latar belakang yang dilakukan oleh teori Lehrman yaitu ...

a. Mengidentifikasi komponen – komponen yang saling mempengaruhi dalam praktik kebidanan

b. Memberikan teknik pada bidan tentang asuhan partisipatif kepada kliennya

c. Melakukan palpasi pada tempat tertentu

d. Semakin luasnya cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan sehingga ia memiliki keinginan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberi asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan

69.Yang termasuk manfaat standar kebidanan adalah ... a. Dapat diobserfasi dan diukur

b. Mudah dilakukan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

c. Memandu, mendorong dan mengarahkan kinerja klinis dalam upaya menampilkan asuhan kebidanan yang bermutu

d. Realistis / dapat diterima dalam lingkup asuhan yang dipelukan

70. Dibawah ini yang termasuk reaksi yang umum terjadi pada kehamilan yaitu ... a. Perasaan lebih enak

b. Inti

c. Kadang egosentrik d. Benar semua

71.Salah satu dari faktor yang mempengaruhi fase adaptasi yaitu … a. Fase pemilihan fisik

b. Fase pencapaian c. Fase gangguan d. Fase adaptasi

72.Suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus dalam beberapa bidang ilmu, melaksanakan cara – cara dan peraturan yang telah disepakati anggota tersebut. Pernyataan diatas merupakan pengertian profesi menurut ...

a. Suesman b. Chin Yacobus c. Varney d. Roger E

(32)

73.Yang merupakan komponen paradigma kebidanan adalah ... a. Perempuan

b. Komunitas c. Masyarakat d. Usia

74.Teori kursi goyang keseimbangan emosional ibu mengemukakan tujuan pelayanan kesehatan ibu, agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis. Teori tersebut dikemukakan oleh ...

a. Reva Rubin b. Ela Joy Lehrman c. Jean Ball

d. Ernestine Weidenbach

75.Menurut Mercer faktor yang sangat mempengaruhi dalam pencapaian peran dan fungsi ibu yaitu ...

a. Umur

b. tingkat pendidikan c. Status ekonomi d. Status perkawinan

76. Dibawah ini, manakah yang termasuk komponen pendidikan berkelanjutan bidan ?

a. Perencanaan, produksi manajemen

b. Suasana, jenis pendidikan langkah dalam melaksanakan pendidikan c. Pelaksanaan, penelitian pendidikan

d. Metode pendidikan

77.Di bawah ini faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan ibu yaitu ….

a. Hubungana interpersonal b. Peran keluarga

c. Stres pada wanita hamil d. Semua benar

78.Didirikannya sekolah pribumi dengan tujuan untuk mengambil alih peran dukun beranak yaitu pada tahun …

a. 1879 b. 1873

(33)

c. 1850 d. 1902

79.Yang bukan termasuk strategi utama dalam making pragnancy safer yaitu … a. Meningkatkan akses dan cakupan pelajaran kesehatan ibu dan bayi baru

lahir yang berkualitas dan berdasarkan bukti ilmiah

b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, sektor, dan mitra lainnya

c. Menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jumlah, dan jarak kehamilannya d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir 80.Tugas keterangan merujuk berikut yaitu …

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan gawat darurat

c. Memberi asuhan kepada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada lagawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

d. Memberikan assuhan kebidanan pada wanita gangguan reproduksi dan wanita dalam masa klimakteriu dan menupouse

81. Komplikasi yang timbul dalam kehamilan (kehamilan yang beresiko) disertai persepsi yang negatif terhadap peristiwa penting selama kehamilan yaitu merupakan penjelasan dari ..

a. Stres dalam kehamilan b. Hubungan interpersonal c. Maternal role

d. Ekspresi peran ibu

82.Tujuan yang akan dicapai the Goal yaitu … a. Identifikasi kebutuhan klien

b. Mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional kebutuhan fisik yang berbeda dari kebutuhan normal

c. Memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang dibutuhkan d. Validasi bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang

(34)

83.Layanan kebidanan oleh bidan dapat dibedakan meliputi kecuali … a. Layanan kebidanan primer

b. Layanan kolaborasi c. Layanan rujukan d. Layanan peneliti

84.Yang bukan termasuk konsep/program internasional dalam pelayanan kebidanan adalah …

a. Primary health care

b. The risk appoach in health care c. Safe motherhood initiative d. Desa siaga

85.Penyelenggaraan kegiatan BKIA bidan yaitu … a. Pemeriksaan antenatal

b. Pemeriksaaan post natal c. Maternal role

d. Penyuluhan kesehatan

86.Yang merupakan system rujukan yaitu … a. Terencana dan tepat waktu

b. System scorning dan risiko c. Strategi dan risiko

d. Alat pringatan dini

87.Meningkatkan mutu pelayanan dimulai pengenalan dini factor risiko pada semua ibu hamil yaitu tujuan dari …

a. Strategi utama dalam making pregnancy safer b. Pendekatan risiko pada ibu hamil

c. Pelayanan kesehatan dasar d. Bidan desa

88.Berikut bukan kebijakan pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu yaitu …

a. Primary health care

b. Safe motherhood initiative c. System scorning

(35)

89.Yang perlu dikolaborasi pada masalah ibu dan bayi yaitu … a. Preeklamsia ringan

b. Gerakan janin yang telah dirasakan c. Konsepsi

d. Asuhan selama hamil

90.Yang merupakan hak bidan berikut yaitu … a. Mandapat perlindungan hukum

b. Tidak mendapat kompensasi dan kesehatan yang sesuai c. Bekerja tidak sesuai standar profesi

d. Menuruti keinginan pasien dan keluarga yang bertentangan dengan undang–undang Kunci Jawaban 1.C 21.D 41.C 61.B 81.A 2.D 22.B 42.C 62.A 82.B 3.B 23.D 43.B 63.A 83.D 4.C 24.B 44.A 64.C 84.D 5.C 25.B 45.C 65.B 85.C 6.D 26.D 46.C 66.B 86.A 7.A 27.A 47.B 67.D 87.B 8.B 28.B 48.C 68.D 88.C 9.D 29.D 49.D 69.C 89.A 10.D 30.B 50.C 70.D 90.A 11.C 31.B 51.A 71.A

12.A 32.A 52.A 72.B

13.A 33.A 53.D 73.A

14.C 34.B 54.A 74.C

15.A 35.D 55.B 75.A

16.C 36.D 56.C 76.B

17.A 37.A 57.A 77.D

18.C 38.A 58.A 78.C

19.C 39.C 59.B 79.C

(36)

H. LAMPIRAN 2 (Bahan Ajar)

Bahan Ajar Pertemuan I Filosofi dan Konsep Kebidanan

Kompetensi Dasar :

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu memahami filosofi dan konsep kebidanan melalui pendekatan inter atau multidisipliner di dalam pelayanan kebidanan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu menjelaskan berbagai filosofi dan konsep kebidanan, terutama kaitannya dengan teknik pelaayanan dan penyelesaian masalah kebidanan di berbagai pusat pelayanan kesehatan dan di masyarakat.

2. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa dapat menjelaskan : a) Definisi Bidan b) Filosofi Bidan c) Praktik Bidan Materi Pembelajaran : 1. Definisi bidan 2. Filosofi bidan 3. Praktik bidan 4. Asuhan Kebidanan

(37)

Rincian Materi A. Filosofi Kebidanan

1. Definisi Filosofi

Filosofi berasal dari bahasa Yunani : philosophy yang berarti menyukai kearifan “sesuatu yang memberikan gambaran dan berperan sebagai tantangan untuk memahami dan menggunakan filosofi sebagai dasar untuk memberikan informasi dan meningkatkan praktek tradisional”.

Chinn dan Krammer, 1991

“Suatu disiplin ilmu yang memperhatikan dan menggali dalil-dalil yang ada untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari”

Pearson dan Vaugan, 1986

Garis besar filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan, termasuk tradisi agama,aliran yang dianut oleh keberadaa dan fenomena.

Jadi filosofi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu disekitar kita dan apa penyebabnya.

Anggapan tentang filosofi :

a) Elit; Hanya untuk golongan tertentu, bukan untuk konsumsi umum

b) Sulit; Beberapa aspek dari filosofi sering dianggap sulit, kompleks dan berbelit-belit.

c) Obscure; Dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sehari-hari.

d) Abstrak (tidak jelas); Filosofi mencoba membangkitkan tingkat pengertian pada hal tertentu yang dapat dihindari. Bagaimana fakta bahwa banyak filosofi adalah abstrak tetapi tidak berarti bahwa hal tersebut tidk ada penerapan yang nyata 2. Tinjauan Keilmuan

Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun. Komponen tersebut adalah ontologi, efistemologi dan aksiologi.Ontologi merupakan azas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek ontologi atau objek formal pengetahuan) dan penafsiran tentang hakekat realitas (metafisika) dari objek ontologis atau objek formal tersebutEfistemologi merupakan azas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan.Aksiologi merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut

a) Pendekatan Ontologis

Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan

(38)

yang berada dalam batas pra pengalaman( penciptaan manuasia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya kepengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas ontologis tertentu yaitu penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.

Aspek kedua dari pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat realitas dari objek ontologis pengetahuan.Penafsiran metafisik keilmuan harus didasarkan pada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya dengan deduksi-deduksi yang dapat diverifikasi secara fisik yaitu suatu pernyataan dapat dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah setelah melalui pengkajian/penelitian berdasarkan efistemologis keilmuan.

b) Pendekatan Epistemologis

Landasan efistemologis ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan ;

1) Kerangka pemikiran, yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun

2) Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut 3) Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran

pernyataan secara faktual. Secara akronim metode ilmiah terkenal sebagai logica-hypotetico-verifikatif atau deducto-hypotetico-verfikatif

Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah argumentasi yang bersifat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap fenomena alam.Verfikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif dari suatu pernyataan hipotesis terhadap kenyataan faktual. Verifikasi ini menyatakan bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin fakta menolak pernyataan hipotesis). Kebenaran ilmiah dengan keterbukaan terhadap kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan berfikir kritis.

Disamping sikap moral yang secara implisit terkait dengan proses logico-hypotetico-verifikatif tersebut terdapat azas moral yang secara eksplisit merupakan yang bersifat seharusnya dalam efistemologis keilmuan. Azas tersebut menyatakan bahwa dalam proses kegiatan keilmuan, setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa mempunyai kepentingan langsung tertentu dan hak hidup yang berdasarkan argumentasi secara individual.

(39)

c) Pendekatan aksiologis

Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun sosial.Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia.Nilai eksternal menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah.Nilai sosial menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan dan profesi tertentu.Oleh karena itu, kode etik profesi merupakan suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan suatu profesi.Kode etik profesi ini pada hakekatnya bersumber dari nilai internal dan eksternal dari suatu disiplin keilmuan.Bangsa Indonesia berbahagia karena kebidanan sebagai suatu profesi dibidang kesehatan telah memiliki kode etik yang mutlak diaplikasikan kedalam praktek klinik kebidanan.

Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk keuntungan/berfaedah bagi manusia.Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai saran atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan kelestarian/keseimbangan alam.Untuk kepentiungan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun merupakan milik bersama, dimana setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti ras, ideologi atau agama

Pendekatan ontologis, aksiologis dan efistemologis memberikan 18 azas moral yang terkait dengan kegiatan keilmuan. Keseluruhan azas moral ini pada hakekatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompk asas moral yang membentu tanggung jawab profesional dan kelompok tanggung jawab social. Tanggung jawab profesional ditujukan kepada masyarakat ilmuwan dalam mempertanggung jawabkan moral yang berkaitan dengan landasan efistemologis.Sedangkan tanggung jawab sosial yakni pertanggung jawaban ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut azas moral mengenai pemilihan etis terhadap objek penelaahan keilmuwan dan penggunaan pengetahuan ilmiah.

Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan

Keberadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti keilmuan lainnya ditopang oleh berbagai disiplin keilmuan yang telah jauh berkembang, sehingga dalam perjalanan mulai dipertanyakan identitas dirinya sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri. Yang sering dipertanyakan pada pengetahuan kebidanan (Midwifery Knowledge) terutama berfokus kepada tubuh pengetahuan kebidanan untuk bereksistensi sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri. Lebih lanjut sering dipertanyakan adalah ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan pengetahuan kebidanan dengan ilmu yang lain.

(40)

Berdasarkan komponen hakekat ilmu, maka setiap cabang pengetahuan dibedakan dari jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui(ontologi), bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun (epistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan pengetahuan tersebut (aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan ilmiah mempunyai landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang spesifik bersifat ilmiah.Artinya suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan ontologi, efistemologi dan aksiologi keilmuan. Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tiga tingkatan karakteristik, yaitu :

a. Bersifat universal artinya berlaku untu seluruh disiplin yang bersifat keilmuan. b. Bersifat generik artinya mencirikan segolongan tertentu dari pengetahuan ilmiah c. Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu yang

membedakannya dengan ilmu disiplin yang lain. 3. Tujuan Filosofi Kebidanan

“Memberikan Persepsi Tentang Hal-Hal yang penting dan berharga dalam memfasilitasi proses penanggulangan teori dan praktek “

Filosofi Kebidanan

Dalam Kehamilan terdapat konsep psikologis dan perubahan sosial untuk persiapan menjadi orang tua terutama: wanita, asuhan antenatal utnuk memberikan dukungan dan petunjuk serta membantu mereka dalam persiapan menjadi orang tua.

a. Menurut ACNM ( 1996 ) :

Setiap individu mempunyai hak untuk meyakini bahwa setiap individu mempunyai hak untuk merasa aman, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan dengan memperhatikan martabatnya.

b. Bidan meyakini bahwa kehamilan, persalinan merupakan proses yang normal

c. Asuhan kebidanan difokuskan kepada kebutuhan individu, keluarga untuk perawatan fisik, emosi dan hubungan sosial.

d. Klien ikut terlibat dalam menentukan pilihan.

e. Asuhan kebidanan berkesinambungan mengutamakan keamanan, kemampuan klinis dan tanpa intervensi pada proses yang normal.

f. Meningkatkan pendidikan pada wanita sepanjang siklus kehidupa

Menurut Maternity Services Advisory Commite (1995), filosofi kebidanan antara lain: a. Dalam persalinan melibatkan partisipasi orang tua dan anggota keluarga dalam

menentukan asuhan.

b. Pada masa postnatal setiap ibu harus diberi pedoman tentang perawatan bayi dan tenaga penolong.

(41)

Delapan prinsip dasar yang menggambarkan filosofi kebidanan :

a. Hubungan antara ibu dan bidan dalam memberikn asuhan yang baik. b. Ibu fokus dalam pemberian asuhan.

c. Memberikan pilihan kepada ibu untuk melahirkan. d. Menggunakan seluruh keterampilan bidan.

e. Asuhan yang berkesinambungan untuk wanita bersalin. f. Asuhan dasar dalam berkomunikasi.

g. Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. h. Memberikan asuhan yang ramah pada ibu dan bayinya.

4. Prinsip Asuhan Kebidanan

Prinsip dalam asuhan kebidanan meliputi : a. Memberikan keamanan pada klien (safety) b. Memperhatikan kepuasan klien ( satisfying )

c. Menghormati martabat manusia dan diri sendiri ( self determination)

d. Mengormati perbedaan kultur dan etnik (respecting cultural and etnic divercity) e. Berpusat pada kontek keluarga

f. Berorientasi pada promosi keluarga

Yang diharapkan bidan dalam memberikan asuhan; a. Disusun untuk kebutuhan ibu, bayi dan keluarganya. b. Didukung dengan perhatian kepada otonomi individu. c. Merencanakan hubungan dengan ibu dan keluarganya.

d. Wanita (keluarganya ) berhak secara penuh untuk menentukan dan memutuskan tentang rencana asuhan

e. Mempertimbangkan kebutuhan pendidikan yang meliputi : fisik, psikologi, sosial, budaya, spritual dan pendidikan.

f. Didasari pada penemuan yang sudah terbukti

g. Memberitahu dengan penuh empati,konsekuensi, kepercayaan.

h. Mempunyai asuhan pendekatan secara sistematis terhadap penilaian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

i. Menyadarkan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang fisiologis j. Memastikan sistem komunikasi yan efektif antara bidan, wanita dan keluarga serta

tenaga kesehatan yang lain

(42)

II. Definisi Bidan a. Definisi

Berdasarkan terminologinya, Mid = dengan, wif = a woman = seorang wanita. Midwife = wit a woman = seorang wanita

b. Definisi bidan secara internasional

Internasional Confideration of Midwives (ICM) dan the International Federation of Gynecologi and obstetric (FIGO) 1992 “ Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program pendidikan bidan, diakui oleh negara dimana dia ditempatkan, telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan mendapat kualifikasi untuk didaftarkan dan atau diizinkan secara hukum/sah untuk melaksanakan praktek” 1. Keppres No 23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 tentang pengangkatan bidan sebagai

pegawai tidak tetap berbunyi :“ Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan Bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”

2. KepMenKes No 822/ MenKes/ SK/ IX/ 1993 pasal 1 butir 1 tentang penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan berbunyi“ Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program Pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku”

3. Lampiran KepMenKes No 871/ MenKes/ SK/ VIII/ 1994 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap, pada pendahuluan butir c dan pengertian organisasi :“ Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program Pendidikan Bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”

4. PerMenKes No 572/MenKes/Per/VI/1996 pasal 1 ayat 1 tentang registrasi dan praktek bidan yang berbunyi :“ Bidan adalah seseorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”

5. KepMenKes RI No.900/MenKes/SK/2000 tentang registrasi dan praktek bidan, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi :“ Bidan adalah seseorang wanita yang telah mengikuti dan lulus program pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.

III. Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan

(43)

Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.

Daftar Pustaka

1. Asri Hidayat(2009) Konsep kebidanan , Mitra Centika:Yogyakarta 2. Christine Henderson( 2006) Buku Konsep Kebidanan,EGC: Jakarta

3. Enkin . K, et,al (2000) .A Guide to Effetive Care in Pregnancy, Childbirth and Early Parenting.

4. Konsep kebidanan ,Depkes RI50 tahun IBI.

5. Kroll, D.L (1996). Midwifery Carefor the Future , Edisi 1, Baillere Tindal:London. 6. Pyne, RH (1992), Professional Disiplin In Nursing Midwifery and Health Visiting,

Edisi 2, Black Well Scientific, Publication London.

7. Vaeney, H (1997) Varney ‘s Midwefery. Jones Bartlett Publisher, Sudbury, Masssachussets, USA Seller , P, Mc(11993) Midwefery, Vol 1-2 , Edisi I. juta and co Ltd,cape

8. Konsep kebidanan ,Depkes RI50 tahun IBI

(44)

Bahan Ajar Pertemuan II

Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Kebidanan

Kompetensi Dasar :

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan melalui pendekatan inter atau multidisipliner di dalam pelayanan kebidanan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa mampu menjelaskan sejarah perkembangan dan pendidikan kebidanan, terutama kaitannya dengan pendidikan kebidanan di era sekarang.

2. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa dapat menjelaskan : a. Perkembangan di luar negeri

b. Perkembangan di dalam negeri

Materi Pembelajaran : a. Perkembangan di luar negeri b. Perkembangan di dalam negeri

Metode Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learnig dan Diskusi

Rincian Materi

I. Perkembangan Kebidanan di Indonesia A. Pelayanan Kebidanan di Indonesia

Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan kebidanan ialah “ Dukun bayi “ ia merupakan tenaga terpercaya dalam lingkungannya terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan, persalinan dan nifas.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak tidak berlangsung lama karena tidak adanya

(45)

pelatih kebidanan. Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia.

Tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus Austria dan Masland, Idexbrlmu kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr. W. Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.

Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula dikota-kota besar lain di nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas memberikan pelayanan berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di Puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana.

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk. Pembinaan dukun bayi. Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai denga kebutuhan masyarakat setempat. Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa.

Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.

(46)

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Permenkes tersebut dimulai dari:

1) Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain.

2) Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila bidan melaksanakan tindakan khusus di bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari Permenkes ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di bawah pengawasan dokter.

3) Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup:

a) Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak. b) Pelayanan Keluarga Berencana

c) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

4) Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dari Permenkes No. 572/VI/1996. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya. Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan, pengalaman serta berdasarkan standar profesi. Pencapaian kemampuan bidan sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002 tidaklah mudah, karena kewenangan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri.

B. Perkembangan Pendidikan Bidan di Indonesia

Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan/tuntutan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah, pendidikan formal dan non formal. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda.

Referensi

Dokumen terkait

 Memahami deskripsi mata kuliah, materi, tugas, dan sistem penilaian  Memahami pengertian anggaran  Memahami kegunaan anggaran  Memahami tujuan

Mata kuliah Media dan Reagensia membahas tentang konsep dari media dan reagensia, pembuatan reagensia,reagensia yang digunakan untuk pewarnaan pemeriksaan dilaboratorium klinik,

CP Mata kuliah (CPMK) : Mampu menganalisis berbagai macam problematika dalam kehidupan masyarakat, melalui penelaahan konsep-konsep, dalil, aksioma, hokum, dan teori-teori

CP Mata kuliah (CPMK) : Mampu menganalisis berbagai macam problematika dalam kehidupan masyarakat, melalui penelaahan konsep-konsep, dalil, aksioma, hokum, dan teori-teori

Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan merinci serta menerapkan konsep dan teori kepemimpinan dalam dunia kerja sekaligus dapat bekerjasama dengan

Matakuliah ini mengkaji tentang konsep Ilmu sosial dan budaya dasar sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat yang disajikan secara teori melalui pembelajaran kolaboratif

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan didasari konsep-konsep sikap dan

Pancasila secara keilmuan menjelaskan Nilai Pengembangan Kuliah Pakar Presentasi menit mahasiswa dalam. Pancasila secara Ilmu • Problem • Laporan