• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Afiks pada Karangan Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Penggunaan Afiks pada Karangan Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin Kabupaten Semarang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA

KELAS VII C SMP NEGERI 3 BRINGIN KABUPATEN

SEMARANG

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

MUTIARA RAHMAWATI A310150144

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

MUTIARA RAHMAWATI A310150144

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Yakub Nasucha, M.Hum. NIP. 195705131984031001

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

oleh:

MUTIARA RAHMAWATI A310150144

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari kamis, 09 Mei 2019 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dr. Yakub Nasucha, M.Hum ( )

2. Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum ( )

3. Drs. Andi Haris Prabowo, M.Hum ( )

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. NIP 196504281993031001

(4)

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Mutiara Rahmawati NIM : A310150144

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Proposal Skripsi: Analisis Penggunaan Afiks Pada Karangan Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin Kabupaten Semarang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggungjawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 2 Mei 2019 Penulis

Mutiara Rahmawati A310150144

(5)

1

ANALISIS PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

Abstrak

Penelitian ini memiliki dua tujuan. 1) Mendeskripsikan Penggunaan afiks pada karangan narasi dan 2) mendeskripsikan kesalahan penggunaan afiks yang paling tinggi dalam karangan narasi siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakana metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, implementasi dan evaluasi. Uji Validitas Data penelitian ini menggunakan uji validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data. Analisis data menunjukan penggunaan afiks pada karangan siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin ditemukan ada 129 penggunaan afiks. Berbagai jenis yang digunakan meliputi 79 penggunaan prefiks (di-, ke-, ber-, se- , peN- , meN- ,me- ,dan ter- ), 12 penggunaan sufiks (-an, -i, -nya) , dan 39 penggunaan konfiks (per-an, me-kan, ber-an, di-kan, ke-an, me-i, di-i, peN-an). Pada karangan tersebut 106 data ditulis dengan tepat dan 23 ditulis tidak tepat. Tingkat kesalahan morfologis pada teks narasi yang terdiri dari kesalahan afiksasi yang meliputi prefiks di- sebanyak 11 kesalahan, Prefiks ke- sebanyak kesalahan , prefiks ber- sebanyak 5 kesalahan, prefiks ter- sebanyak 1 kesalahan , sufiks –an sebanyak 1 kesalahan, sufiks –nya sebanyak 1 kesalahan.

Kata kunci: afiks, karangan.

Abstract

This study has two objectives. 1) Describe the use of affixes in narrative essays and 2) describe the highest mistakes in using affixes in narrative essays of Class VII C students at SMP Negeri 3 Bringin Semarang Regency. The analytical approach used in this study is the Qualitative Descriptive Research Method. Data collection techniques in this study are by observation, implementation and evaluation. Validity Test The data of this study used the data validation test that was used, namely triangulation of data sources. Data analysis showed the use of affixes in essays of class VII C students of Bringin State Middle School found that there were 129 uses of affixes. The various types used include 79 uses of prefixes (di-, ke, bert, se, pen-, meN-, me, and ter-), 12 the use of suffixes (-an, -i, and), and 39 the use of confix (per-kan, kan, ber-kan, ke-an, me-i, di-i, pen-an). In this essay 106 data are written correctly and 23 are written incorrectly. The level of morphological errors in the narrative text consisting of affixation errors which include di-prefixes as many as 11 errors, as many prefixes as errors, as many as 5 error prefixes, ter prefixes as many as 1 error, suffix-1 error, suffix- 1 error.

Keywords: afixs, arrangement. 1. PENDAHULUAN

Belajar merupakan proses mengetahui sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu bisa berupa pengetahuan baru ataupun kemampuan yang baru. Dalam hal ini selaras

(6)

2

dengan pendapat Nasucha (2019:59) yang mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses kegiatan untuk mencari ilmu (knowledge) dan keterampilan (skill). Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, individu dituntut untuk melakukan keterampilan menulis, membaca, menyimak dan berbicara. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Sebagai salah satu keterampilan produktif, pembelajaran menulis bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait aspek menulis dan membiasakan agar selalu aktif dalam kegiatan menulis. Hal ini juga diungkapkan Rahayu, Rasna, & Artawan (2013:2) bahwa pembelajaran menulis sangat penting diajarkan layaknya aspek kebahasaan yang lain. Pada dasarnya keterampilan berbahasa satu dengan yang lain berhubungan apabila seorang individu kurang menguasai satu keterampilan berbahasa maka akan berpengaruh juga terhadap keterampilan yang lain. Salah satu jenis keterampilan menulis adalah keterampilan menulis karangan.

Sebuah karangan terdapat beragam jenis bentukan kata yang menimbulkan makna yang beragam pula. Salah satu proses pembentukan kata adalah afiksasi. Proses afiksasi dapat mengubah jenis dan makna suatu kata. Afiks yang digunakan dalam sebuah kata sangat menentukan arti kata itu. Seperti yang diungkapkan Rohmadi dkk., (2009: 41) Afiksasi ialah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk kata-kata baru. Hal yang sama dikemukakan oleh Noortyani ,(2010: 55) Afiks merupakan bentuk linguistik yang keberadaanya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk-bentuk lain sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap bentuk-bentuk-bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi. Afiks adalah sebuah bentuk yang biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah bentuk dasar dalam proses pembentukan kata Kata berafiks dibentuk melalui proses morfologis.

Analisis Penggunaan afiks perlu dilakukan karena dalam Bahasa Indonesia memerlukan pembelajaran yang benar. Bahasa yang benar itu harus mengikuti pola-pola pembentukan kata yang benar. Untuk bisa membentuk kata yang benar harus

(7)

3

menggunakan bentuk afiks yang benar sesuai kaidah. Salah satu kaidah pembentukan kata adalah afiksasi. Penggunaan afiksasi ini difokuskan pada karangan narasi siswa, karena akan banyak dijumpai pembentukan kata dalam teks tersebut . Oleh karena itu, penelitian ini berjudul Analisis Penggunaan Afiks Pada Karangan Siswa Kelas VII C Smp Negeri 3 Bringin Kabupaten Semarang.

2. METODE

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitaif deskriptif. Penelitian kuaitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitaan, Moleong (dalam Rohmadi dan Nasucha 2015:84). Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan, serta hasil analisis dokumen.

Objek Penelitian Menurut Lofland dan Loflan (dalam Moleong, 2013; 157) menyatakan bahwa sumber data utama di dalam suatu penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, untuk selebihnya ialah data dan tambahaan seperti dokumen dal nlain-lainnya. Berkaitan dengan itu, pada bagian ini jenis data dibagi menjadi kata-kata dan sumber data tertulis, tindakan , foto dan, statistic (Moleong, 2013; 157). Objek penelitian ini adalah teks narasi pada materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Beringin.

Analisis data yang dilakukan daam penelitian ini adalah teknik dasar dan teknik lanjutan metode agih. Teknik dasar disebut juga teknik BUL (teknik bagi unsur langsung). disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 2015:37). Penelitian ini teknik keabsahan data yang digunakan peneliti yaitu teknik trianggulasi sumber data. Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhalap data itu (Moleong, 2013:330). Denzin (dalam Rohmadi dan Nasucha, 2015:86)

(8)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini peneliti memaparkan analisis penggunaan afiks dan kesalahan penggunaan afiks pada karangan siswa kelas VII C SMP N 3 Bringin sebagai berikut:

3.1 Analisis kesalahan penggunaan prefiks pada karangan siswa VII C SMP N 3

3.1.1 Prefiks {di-} Korpus Data 1 K1 P1 KL4

Keluargaku mempunyai ketertiban yang lebih daripada keluarga-keluarga yang lain. Hari itu aku diajak temanku pergi ke Pringapus untuk ke pemandian air panas sampai jam 4 sore. Waktu sampai rumah bapakku langsung marah-marah karena aku pulang terlalu sore. Setiap aku pulang dari bermain motorku di periksa bapak agar aku tidak macam-macam.

Pada karangan 1 paragraf 1 kalimat 4 ditemukan kesalahan penggunaan prefiks {di-}. Penggunaan kata di periksa pada kalimat di atas tidak benar, karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja transitif, yakni kata kerja yang berawalan me-. Salah satu ciri-ciri afiks adalah kedudukannya tidak sama dengan preposisi. Dalam kata diperiksa di atas afiks dikacaukan dengan preposisi yang kebetulan bentuknya sama sehingga terkadang siswa sulit membedakan antara di- sebagai afiks ataupun di- sebagai preposisi. Di- sebagai prefiks dapat diganti dengan prefiks me-. Pada kalimat diperiksa dapat diganti dengan memeriksa. Artinya imbuhan yang diberikan pada kata dasar dapat mengubah arti. Jadi kalimat yang benar dari karangan di atas adalah “Setiap aku pulang dari bermain motorku diperiksa bapak agar aku tidak macam-macam”.

3.1.2 Prefiks {ber-} Korpus Data 2

K11 P1 KL2

Kemarin, 20 November 2018 adalah hari libur maulud Nabi Muhammad SAW .Saya mau pergi ke rumah nenek saya yang tinggal di kali jambe berserta kakak saya. Sebelum saya pergi saya membantu ibu saya

(9)

5

memasak terlebih dahulu sambil menggunggu kakak saya selesai siap- siap.

Pada karangan 11 paragraf 1 kalimat 2 ditemukan kesalahan prefiks ber-. Penggunaan kata berserta pada kalimat di atas tidak benar karena prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditambahkan pada kata dasar yang suku pertamanya -er. Fungsi prefiks ber- adalah membentukkata kerja instransitif (tanpa objek langsung atau pelengkap penderita). Ber- sebagai prefiks dapat diganti dengan prefiks yang lain. Pada kata beserta prefiks ber- dapat digenti dengan prefiks pe- yaitu peserta. Jadi kalimat yang benar adalah ”Saya mau pergi ke rumah nenek saya yang tinggal di kali jambe beserta kakak saya”

3.1.3 Prefiks {ter-} Korpus Data 3

Setiap kami pergi jajan jalan kami selalu menggunakan barang-barang yang sama. Satu keluarga saya waktu itu menggunakan baju bewarna biru. Saya sangat senang sekali bisa jalan-jalan hari ini. Semoga diliburan berikutnya saya bisa jalan-jalan lagi. Karena adik sepupu saya menangis karena mainannya ter tukar oleh temannya.

Pada Karangan 2 paragraf 2 kalimat 4 ditemukan kesalahan ter-. Penggunaan kata ter tukar lahir pada kalimat di atas tidak benar, karena ter- sebagai prefiks yang dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang dibubuhinya. Fungsi prefiks ter- adalah membentuk kata kerja pasif. Ciri-ciri lain dari afiks merupakan unsur pembentuk kata-kata baru disamping unsur lainnya. Apabila suatu bentuk tidak diberi imbuhan afiks maka maknanyapun akan berbeda. Jadi kalimat yang benar adalah “Karena adik sepupu saya menangis karena mainannya tertukar oleh temannya.”

Ter- sebagai prefiks dapat diganti dengan prefiks yang lain. Pada kata ditukar prefiks ter- bisa diganti dengan prefiks di- atau me yaitu menjadi ditukar atau menukar. Artinya imbuhan yang diberikan pada kata dasar dapat mengubah arti. 3.1.4 Prefiks {di-}

Korpus Data 4 K2 P1 K4

Hari ini adalah hari libur. Saya dan keluarga saya pergi ke Salatiga umtuk menghabiskan waktu bersama. Saya sangat senang karena keluarga saya

(10)

6

jarang jalan-jalan. Saya dan keluarga turun dari mobil dan menuju ke tempat yang akan di kunjungi. Saat itu di Ramayana sangat ramai orang dan adik saya takut.

Pada karangan 2 paragraf 1 kalimat 4 ditemukan kesalahan penggunaan prediks {di-}. Penggunaan kata di kunjungi pada kalimat di atas tidak benar, karena di- sebagai prefiks dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya. Fungsi prefiks di- adalah membentuk kata kerja pasif, maka makna yang didapat sebagai pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja transitif, yakni kata kerja yang berawalan me- yang transitif. Salah satu ciri-ciri afiks adalah kedudukannya tidak sama dengan preposisi. Dalam kata di kunjungi di atas prefiks dikacaukan dengan preposisi yang kebetulan bentuknya sama sehingga terkadang siswa sulit membedakan antara di- sebagai prefiks ataupun di- sebagai preposisi. Di- sebagai prefiks dapat diganti dengan prefiks yang lain. Pada kata dikunjungi prefiks di- bisa diganti dengan prefiks me- atau ber- yaitu mengunjungi atau berkunjung. Artinya imbuhan yang diberikan pada kata dasar dapat mengubah arti. Jadi kalimat yang benar “Saya dan keluarga turun dari mobil dan menuju ke tempat yang akan dikunjungi.”

3.1.5 prefiks {ber-} Korpus Data 5 K21 P1 K3

20 November 2018 adalah hari libur maulud Nabi Muhammad SAW. Sekolah semua diliburkan. Seharian penuh saya menghabiskan waktu untuk main di rumah Elo. Karena orang tua saya sedang pergi ke luar kota. Saya membantu Elo mengambil air untuk mengisi aquarium dan mengantar dia ke Salatiga untuk membeli ikan.

Pada karangan 21 paragraf 1 kalimat 3 ditemukan kesalahan penulisan penulisan prefiks ber-. Penulisan kata main tersebut salah. Prefiks ber- memiliki alomorf be- dan bel-. Kata main terdiri dari satu morfem, yaitu morfem bebas. Seringkali penghilangan fonem sebenarnya adalah ragam bahasa lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Bentuk kata seharusnya ditulis lengkap yaitu tidak menyingkat alomorf

(11)

7

ber-. Jadi kalimat yang benar adalah “Seharian penuh saya menghabiskan waktu untuk bermain di rumah Elo”. Ber- sebagai prefiks dapat diganti dengan prefiks yang lain. Pada kata bermain prefiks ber- dapat digenti dengan prefiks pe- yaitu pemain.

3.2 Analisis kesalahan penggunaan sufiks pada karangan siswa VII C SMP N 3 Bringin

3.2.1 Sufiks {-an} Korpus Data 8 K13 P2 K1

Saat selesai jalan sehat kami semua mendapatkan makan gratis. Guru saya yang mrmbelikan kami mi ayam karena tau kami lapar. Setelah itu kamipun pulang kerumah. Saya diantar oleh teman saya sampai rumah saya.

Pada Karangan 13 paragraf 2 kalimat 1 ditemukan kesalahan penulisan sufiks –an. Di dalam pemakaian sufiks –an tidak mengalami perubahan bentuk. Fungsi dari sufiks – an itu sendiri membentuk kata benda yang pada umumnya berasal dari kata kerja. Dengan kata lain disebutkan bahwa sufiks –an berfungsi membendakan. Sesuai konteks kalimat di atas kata makan yang berasal dari kata kerja yang mendapatkan imbuhan sufiks –an akan berfungsi membendakan. Jadi penulisan yang benar adalah “Saat selesai jalan sehat kami semua mendapatkan makanan gratis”.

3.2.2 Sufiks {-nya} Korpus Data 9 K23 P1 KL1

Hari ini tepat nya 18 November 2018 adalah hari libur, saya ingin pergi memancing dengan bapak saya. Setiap hari libur saya selalu diajak bapak saya memancing. Ibu saya hanya dirumah jaga warung. Saya berangkt memancing puku 07:00 sampai 14:00 WIB. Sebelum memancing saya mempersiapkan pancing dan umpannya.

Pada Karangan 23 paragraf 1 kalimat 1 ditemukan kesalahan penulisan sufiks –nya. Penggunaan –nya sebagai sufiks yang dilafalkan dan dituliskan dngan cara dirangkai

(12)

8

dengan kata yang dibubuhinya. Fungsi –nya adalah membentuk kata kerja pasif. Jadi kalimat yang benar adalah “Hari ini tepatnya 18 November 2018 adalah hari libur, saya ingin pergi memancing dengan bapak saya.”

3.3 Analisis kesalahan penggunaan konfiks pada karangan siswa VII C SMP N 3 Bringin

3.3.1 Konfiks {ber-an} Korpus data 10

K2 P1 KL3

Saya kemarin bangun jam 06:00 lalu saya dikasih tau ibu saya kalau saya mau diajak keluarga jalan-jalan. Saya memilih mau ke taman pancasila saja. Banyak yang jual makanan di lapangan pancasila, ada batagor, es buah dan lain-lain. Disana saya bisa betah lama karena suasananya dingin dan enak.

Pada karangan 2 paragraf 1 kalimat 3 ditemukan kesalahan ber-an. Sebagai knfiks yang dilafalkan dan dituliskan dengan cara dirangkai dengan kata yang dibubuhinya. Fungsi ber-an adalah untuk membentuk kata kerja aktif jadi kalimat yang benar adalah ” Banyak yang berjualan makanan di lapangan pancasila, ada batagor, es buah dan lain-lain”

Penelitian yang relevan memberikan pemaparan tentang penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dan dapat disajikan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Hasil penelitian Tiara Puspita (2016) yang berjudul “Analisis kesalahan penggunaan afiks pada karangan siswa VII SMP Negeri 1 Sambi ” Penelitian menemukan bahwa dalam menulis karangan siswa masih banyak melakukan kesalahan penulisan afiks yaitu me, ber-, di-, ke- se, ter,sufiks I dank an-. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang analisis kesalahan penggunaan afiks pada karangan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian

(13)

9

ini adalah di Sambi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Semarang.

Penelitian juga dilakukan oleh Maria Astuti (2018) yang berjudul “Analisis kesalahan penggunaan afiks pada artiel opini surat kabar kedaulatan rakyat” tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan fiks pada artikel opini itu . penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif kualitatif. Hasil dari oenelitian ini adalah adanya kesalahan penggunaan afiks meliputi prefiks, konfiks, dan simulfiks. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang analisis kesalahan penggunaan afiks pada karangan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif .Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai "Analisis Penggunaan Afiks pada Karangan Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Bringin" ditemukan ada 129 penggunaan afiks. Berbagai jenis yang digunakan meliputi 79 penggunaan prefiks (di-, ke-, ber-, se- , peN- , meN- ,me- ,dan ter- ), 12 penggunaan sufiks (-an, -i, -nya) , dan 39 penggunaan konfiks (per-an, me-kan, ber-an, di-kan, ke-an, me-i, di-i, peN-an). Pada karangan tersebut 106 data ditulis dengan tepat dan 23 ditulis tidak tepat. Tingkat kesalahan morfologis pada teks narasi yang terdiri dari kesalahan afiksasi yang meliputi prefiks di- sebanyak 11 kesalahan, Prefiks ke- sebanyak kesalahan , prefiks ber- sebanyak 5 kesalahan, prefiks ter- sebanyak 1 kesalahan , sufiks –an sebanyak 1 kesalahan, sufiks –nya sebanyak 1 kesalahan. Dalam menulis karangan, siswa mengalami kesulitan dalam membedakan antara afiks (imbuhan) dengan preposisi (kata depan). Pada afiks di- penulisan sering kali dipisah dengan bentuk dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Atika, Ummu. (2015) "Analisis Kontrastif Proses Morfologis Bahasa Kangean dan Bahasa Indonesia." Phd Diss., University Of Muhammadiyah Malang”

(14)

10

Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Rineka Cipta,

Fitriyani, Nurul Hidayah, N. F. N. Andayani, And N. F. N. Sumarlam. (2018). "Penggunaan Afiksasi Pada Karangan Persuasi Mahasiswa Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing."Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa 15, No. 2 : 191-203.

Jumadirah, Ning, Imam Suyanto, And Kartika Chrysti Suryandari. "Studi Kasus Menulis Karangan Menggunakan Media Flash Card Pada Siswa Sd." Jurnal Online), Hlm (2013): 1-7.

Markhamah dan Atiqa Sabardila 2011. Analisis Kesalahan & Karakteristik bentuk pasif. Solo: Jagat Abjad

Maryam, Siti. "Analisis Morfologi Bentuk Pasif Bahasa Jawa Banyumas." Belajar Bahasa 1, No. 1 (2016).

Mubarak, H. And Normasunah, N., (2018). “Analisis Morfologi Pada Bahasa Mandar Dalam Ruang Lingkup Keluarga Di Desa Tanjung Lalak Kecamatan Pulau Laut Kepulauan Kabupaten Kotabaru”. Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 6(1).

Nasucha, Y. (2019) Metode Pembelajaran dalam Pendekatan Pilabah :Teori dan Implementasi Pembelajaran Kooperatif. Surakarta : Yuma Pustaka.

Noortyani, Rusma, (2010). Morfologi Bahasa Indonesia (Kajian Seluk-Beluk Kata). Banjarbaru: Scripta.

Priyono, Yakub. (2012). "Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi Pada Mading Di Universitas Muhammadiyah Surakarta." Skripsi: Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Putrayasa, I.B. (2008). Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional Dan Infeksional. Refika Aditama.

Ramlan, Muhammad, (1985). Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata. Andi Offset Suladi, S. (2014). “Paragraf”.

Sukmadinata, N.S. (2011). “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung. Id: Pt. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur, (2008). Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2011). Pengajaran Analisis Kesalaha Berbahasa.Bandung:Angkasa

Wahyuni, N. (2017). Afiks Pembentuk “Verba Dalam Bahasa Bugis Dialek Luwu”. Jurnal Humanika, 3(15).

Referensi

Dokumen terkait

Estimasi parameter dari model regresi log-logistik untuk data tahan hidup tersensor tipe I menggunakan metode maksimum likelihood.. Dalam memaksimumkan fungsi likelihood

Pembahasan diungkapkan dalam disiplin ilmu Arsitektur yang dapat dipakai sebagai landasan konsep untuk perencanaan dan perancangan fisik Taman Rekreasi Bayanan Sebagai Wadah

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 003/DI- DAK/V/2017 tanggal 12 Mei 2017, Addendum Dokumen Pengadaan, Berita Acara Penjelasan

Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengumpulan Sumbangan di Provinsi Jawa Timur yang diundangkan

Apotek sebagai salah satu bagian pada rumah sakit yang bergerak di bidang layanan kesehatan, perlu memiliki suatu sistem informasi untuk memudahkan dan mengefisienkan sistem atau

Jika dengan larutan asam atau pH rendah, gugus amino padaprotein akan. bereaksi dengan ion H+, sehingga protein

This paper presents an optimized look-up table (i.e. voltage vector selection) and a Constant Frequency Torque Controller (CFTC) proposed in [7] to achieve constant

(2) Penyerahan Pengusahaan Pangkalan parkir umum kepada orang atau badan swasta dilakukan secara kontrak dengan jalan lelang secara umum, menurut tata cara yang ditetapkan Kepala