• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KABUPATEN BONDOWOSO I. KONDISI UMUM DAERAH. A. Luas dan Batas Wilayah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

KABUPATEN

BONDOWOSO

I. KONDISI UMUM DAERAH

A. Luas dan Batas Wilayah

Pemerintah Kabupaten Bondowoso berkedudukan di jalan Letnan Amir Kusman Nomor 2 Kelurahan Dabasah Kecamatan Bon-dowoso Kabupaten BonBon-dowoso. Luas wilayah Kabupaten Bondowoso mencapai 1.560,10 Km² atau sekitar 3,26% dari luas total Provinsi Jawa Timur, yang terbagi menjadi 23 Kecamatan, 209 Desa, 10 Kelurahan dan 1.133 Dusun.

(2)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

02

Tabel I.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Bondowoso

No. Kecamatan Jumlah

Desa Kelurahan Dusun

1. Maesan 12 0 62 2. Grujugan 11 0 41 3. Tamanan 9 0 43 4. Jambesari Darusholah 9 0 39 5. Pujer 11 0 65 6. Tlogosari 10 0 53 7. Sukosari 4 0 17 8. Sumber Wringin 6 0 56 9. Tapen 9 0 48 10. Wonosari 12 0 69 11. Tenggarang 11 1 48 12. Bondowoso 11 7 19 13. Curahdami 11 1 102 14. Binakal 8 0 33 15. Pakem 8 0 37 16. Wringin 13 0 76 17. Tegalampel 7 1 43 18. Taman Krocok 7 0 40 19. Klabang 11 0 47 20. Botolinggo 8 0 45 21. Sempol 6 0 32 22. Prajekan 7 0 37 23. Cermee 15 0 81 Jumlah 209 10 1.133

Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam Angka 2012 Wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso yaitu :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten o dan Banyuwangi,

• Sebelah selatan dengan Kabupaten Jember • Sebelah barat dengan K abupaten Situbondo

dan Probolinggo.

Kabupaten Bondowoso tidak berbatasan langsung dengan laut atau pantai, karena wilayah Kabupaten Bondowoso tidak memiliki laut.

B. Letak dan Kondisi Geogra

fi

s

Secara geografi s, Kabupaten Bondowoso berada di wilayah bagian Timur Provinsi Jawa Timur dengan jarak kurang lebih 200 km dari

Ibu Kota Provinsi (Surabaya). Koordinat wilayah terletak antara 113°48’10” - 113°48’26” Bujur Timur dan antara 7°50’10” - 7°56’41” Lintang Selatan.

Kabupaten Bondowoso meskipun berada di tengah-tengah eks Karesidenan Besuki juga tidak terletak pada jalur yang menguntungkan karena tidak dilewati jalan negara yang menghubungkan antar provinsi. Wilayah Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalur utama Provinsi Jawa Timur bagian Utara (Banyuwangi - Situbondo - Probolinggo - Pasuruan - Surabaya) dan jalur utama Provinsi Jawa Timur bagian Tengah (Banyuwangi - Jem-ber - Lumajang - Probolinggo - Pasuruan -Surabaya). Kedua jalur tersebut memiliki daya dukung sumberdaya potensial bagi pengembangan ekonomi dan perdagan-gan. Dengan demikian, Kabupaten Bondowoso meru-pakan daerah tujuan yang hanya dilalui jalur Provinsi Bondowoso - Situbondo dan Bondowoso - Jember dan sebaliknya.

Untuk mencapai Bondowoso dapat ditempuh melalui tiga pintu gerbang utama, yaitu Kecamatan Prajekan (dari Kabupaten Situbondo sebelah utara/timur), Kecamatan Maesan (dari Kabupaten Jember sebelah selatan) dan Kecamatan Wringin (dari Kabupaten Situbondo sebelah barat). Disamping itu juga dapat ditempuh lewat jalur al-ternatif Kecamatan Sempol (dari Kabupaten Banyuwan-gi) dan Kecamatan Tamanan (dari Kabupaten Jember).

C. Topogra

fi

Keadaan topografi wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan daratan yang bervariasi dengan 44,4% wilayahnya merupakan pegunungan dan perbukitan, 30,7% merupakan dataran rendah, dan 24,9% merupak-an datarmerupak-an tinggi. Ditinjau dari ketinggimerupak-annya, Kabupaten Bondowoso rata – rata berada pada posisi 253 meter dpl

(3)

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

03

(diatas permukaan laut) dengan puncak tertinggi 3.287 meter dpl (kecamatan sempol dan Sukosari) dan terendah 73 meter dpl (Kecamatan Cermee dan Pra-jekan)

Tabel I.2

Keadaan Topografi Kabupaten Bondowoso

No. KlasiLerengfi kasi Luas Km2 % 1. Datar (0 – 2%) 190,83 12,23 2. Landai (2 – 15%) 568,17 36,42 3. Agak Curam (15 - 40%) 304,70 19,53 4. Sangat Curam (>40%) 496,40 31,82 Jumlah 1.560,10 100,00 Sumber : Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012

Tabel I.3

Ketinggian Tempat Kabupaten Bondowoso

No. Ketinggian Luas Km2 % 1. 0 – 100 meter 50,94 3,27 2. 100 – 500 meter 766,23 49,11 3. 500 – 1.000 meter 308,10 19,75 4. > 1.000 meter 434,83 27,87 Jumlah 1.560,10 100,00 Sumber : Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012

D. Geologi

Berdasarkan tinjauan geologis, Ka-bupaten Bondowoso termasuk dalam rangkaian zona fi siografi s gunung api kuarter yang dikelompokkan dalam satu grup tersendiri sebagai Komplek Pegu-nungan Ringgit – Buser (Van Bemmelen, 1949), dengan dominasi endapan hasil aktifi tas gunung api kwarter muda dan sedimentasi dataran intermountain (Re-cent Volcanic Formation). Batuan peny-usun utama terdiri dari batuan endapan vulkanik hasil gunung api kwarter 21,6% dan hasil gunung api kwarter muda 62,8%, yang banyak mengandung leusit, tufa dan batupasir (5,6%), endapan al-luvium 8,5% dan fasies sedimen miosen 1,5% dengan komposisi ukuran dominan

lempung, lanau, lanau berpasir dan pasir halus (± 96,9%) dan ukuran pasir kasar, kerikil, kerakal dan bongkah (±3,1%). Namun demikian, kondisi geologi wilayah Bondowoso secara khusus masih sangat jarang diteliti sehingga informasi yang lebih akurat perlu dikaji lebih mendalam.

Tabel I.4

Jenis Tanah Kabupaten Bondowoso

No. Jenis Tanah Luas

Km2 % 1. Litosol 49,00 3,14% 2. Regosol 782,87 50,18% 3. Andosol 328,59 21,06% 4. Gromosol 5,10 0,33% 5. Mediteran 112,30 7,20% 6. Latosol 282,24 18,09% Jumlah 1.560,10 100,00

Sumber : Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012

E. Hidrologi

Air tanah saat ini masih menjadi sumber utama dalam pe-menuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Bondowoso. Wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan Ijen yang terletak dibagian timur dan pegunungan Argopuro disebelah barat men-gakibatkan kabupaten Bondowoso menjadi daerah cekungan, resapan dan tangkapan air sehingga ketersediaan sumber mata air cukup melimpah.

Kondisi topografi , kekerasan batuan, struktur geologi, se-jarah geologi dan geomorfologi suatu wilayah merupakan fak-tor dominan yang berpengaruh terhadap pola aliran sungai yang berkembang pada suatu wilayah. Berdasarkan kondisi topografi diatas, wilayah Kabupaten Bondowoso dengan kemiringan yang relatif besar memungkinkan berkembangnya pola aliran sungai dendritik stadia muda, trelis dan sebagian kecil sub radial. Ter-dapat beberapa sungai atau sekitar 35 sungai yang mengaliri kabupaten Bonowoso. Sungai Sampean merupakan sungai utama yang melalui wilayah Kabupaten Bondowoso terletak memanjang hingga ± 61 km ke arah laut pantai utara melewati kabupaten Situbondo, selain itu juga terdapat sungai Deluang (30 km), sungai Bedadung (70 km) dan sungai Mrawan (32 km). Hampir seluruh wilayah perairan berada dalam koordinasi DAS Sampean. Terdapat 119 mata air biasa dan 3 sumber air panas yang tersebar di seluruh wilayah, yang sebagian besar sumber tersebut telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti air bersih, irigasi, perikanan dan pariwisata.

F. Klimatologi

Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang sejuk berkisar 20,40C – 25,90C dengan suhu rata-rata 25,70C, karena berada diantara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur

(4)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

04

serta kaki pegunungan Hyang dengan puncak Gunung Argo-puro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Se-dangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.

Curah hujan rata-rata di Kabupaten Bondowoso sebesar 6.475 mm/tahun dengan lama hujan 9 hari per bulan, dimana curah hujan minimum sebesar 1.622 mm terjadi pada bulan Juni dan curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari sebesar 13.102 mm. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Ok-tober dan musim penghujan terjadi pada bulan Nopember sam-pai Mei. Akan tetapi bulan April, September dan Oktober meru-pakan bulan peralihan musim, sehingga walaupun terjadi hujan tetapi relatif kecil.

H. Penggunaan Lahan

Pola penggunaan tanah untuk sawah beririgasi seluas 323,56 km2 atau 20,74% luas wilayah, luas lahan kering sebesar 432,77 km2 (27,74%), sehingga luas areal potensial yang sudah digu-nakan untuk kegiatan produktif dalam pengembangan pertanian seluas 756,33 km2 atau 48,48% dari luas wilayah Kabupaten Bondowoso, sementara seluas 558,05 km2 atau 35,77% meru-pakan kawasan hutan (hutan sejenis, semak belukar dan rimba). Rincian pola penggunaan lahan di Kabupaten Bondowoso tersaji dalam Tabel 5.

Tabel I.5

Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah (km2) Tahun 2011

No Jenis Penggunaan Luas (km2) %

1 Hutan 558,05 35,77

2 Lahan Kering (Tegal) 432,77 27,74

3 Sawah 323,56 20,74

4 Perkebunan 88,61 5,68

5 Permukiman 73,17 4,69

6 Tanah Tandus 33,23 2,13

7 Padang Rumput 31,83 2,04

8 Lain-Lain (lahan untuk industri, kebun campur,

danau kolam, pertambangan, sungai dan jalan) 18,88 1,21

Jumlah 1,560,10 100,00

Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam Angka 2012

II. POTENSI

PENGEMBANGAN

WILAYAH

Pengelolaan kawasan wilayah Kabu-paten Bondowoso secara terpadu san-gatlah penting sebagai upaya mendo-rong pertumbuhan ekonomi kawasan dan perkembangan wilayah Kabupaten Bon-dowoso. Kabupaten Bondowoso memiliki beberapa kawasan yang dapat dikem-bangkan sebagai kawasan strategis atau kawasan yang dalam penanganannya perlu diprioritaskan. Kawasan tersebut memiliki potensi ekonomi yang besar dan diharapkan memberikan dukungan bagi pengembangan wilayah.

Terdapat beberapa sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik wilayah dan analisis peluang ekonomi, antara lain :

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang cukup potensial untuk dikembang-kan sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten Bondowoso dan selaras ter-hadap arahan RTRW Provinsi Jawa Timur yaitu memberi perhatian lebih pada pengembangan sektor pertanian. Bah-kan, melalui sektor pertanian ini telah memberikan kontribusi terbesar terha-dap PDRB kabupaten Bondowoso. Untuk itu hubungan antara desa dengan kota dalam jalinan rural-urban linkage harus terjaga dalam mendukung pengemban-gan sektor pertanian.

Dengan demikian, rencana pengem-bangan lahan pertanian diarahkan dengan memperhatikan daya dukung lahan yang sinergi dengan rencana pengembangan jaringan irigasi di Kabupaten Bondowoso. Upaya pengembangan lahan sawah un-tuk ketahanan pangan dan penambahan luasan kawasan lindung dilakukan den-gan mengurangi luasan lahan kering dan mengalihfungsikan lahan kering menjadi sawah irigasi teknis serta kawasan perke-bunan atau hutan rakyat.

Pengembangan lahan pertanian di-lakukan dengan memperhatikan kecend-erungan tingkat konsumsi penduduk ter-(Sumber: Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012)

(5)

„„Potensi dan Produk Unggulan Jawa TimurPotensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

hadap kebutuhan beras, tingkat produksi padi, serta kecukupan kebutuhan pan-gan denpan-gan membandingkan tingkat produksi dan konsumsi.

b. Sektor Perkebunan

Kondisi geografi s yang dominan per-bukitan menjadikan kabupaten Bondo-woso sangat potensial untuk pengem-bangan sektor perkebunan. Dengan melibatkan peran masyarakat secara aktif, pengembangan sektor perkebu-nan bisa lebih semakin optimal melalui penanaman tanaman semusim dan ta-hunan. Perkebunan tanaman semusim disesuaikan dengan kondisi tanah, iklim dan curah hujan yang sesuai dengan je-nis komoditas. Untuk perkebunan tana-man tahunan diarahkan untuk tanatana-man keras dengan perakaran kuat. Alokasi perkebunan tanaman tahunan ini teru-tama di kawasan yang berbatasan den-gan kawasan lindung yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan penyangga.

c. Sektor Perikanan

Kondisi wilayah kabupaten Bondo-woso yang tidak memiliki garis pantai menjadikan pengembangan kawasan pendukung budidaya perikanan air tawar sebagai fokus rencana pengembangan sektor perikanan. Pengembangan sek-tor perikanan diarahkan pada pengelo-laan pembenihan hingga pasca panen beserta penyediaan fasilitas penunjang.

d. Sektor Peternakan

Hampir setiap kecamatan di Kabu-paten Bondowoso memiliki komoditi ter-nak unggulan, sehingga pengembangan sektor peternakan dijadikan sebagai salah satu prioritas pembangunan seb-agai strategi pendorong perekonomian wilayah. Peternakan yang dikembang-kan masyarakat baik secara peroran-gan maupun kolektif merupakan embrio penentuan kawasan peternakan. Pen-ingkatan usaha peternakan dilakukan dengan mengembangkan teknologi bu-didaya ternak dan usaha pengolahan hasil ternak.

e. Sektor Kehutanan

Pengembangan sektor kehutanan dimaksudkan sebagai upaya untuk

memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya dan memberikan jaminan terhadap kelestarian lingkungan hidup, meliputi hutan produksi dan hutan rakyat di wilayah Kabupaten Bondowoso. Luasnya lahan kritis serta adanya potensi ancaman banjir dan longsor pada wilayah perbukitan yang cukup domi-nan di wilayah Bondowoso, mengharuskan adanya perhatian lebih terhadap penanganan kawasan hutan. Melalui pengelo-laan yang optimal pada sektor kehutanan diharapkan akan ber-dampak terhadap berkurangnya lahan kritis sehingga hal ini juga mendukung pengembangan potensi yang besar di sektor perta-nian. Peran serta masyarakat, baik melalui hutan rakyat mau-pun sistem tumpangsari pada pengelolaan hutan negara sangat mendukung keberhasilan pengembangan sektor kehutanan su-paya lebih optimal.

f. Sektor Pariwisata

Kondisi wilayah yang masih alami menjadikan Kabupaten Bondowoso memiliki banyak potensi alam yang menarik un-tuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Pengembangan pariwisata merupakan penunjang bagi pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Bondowoso. Dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat lokal, pengembangan pariwisata mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat melalui semakin meningkatnya aktifi tas perekonomian secara lokal. Dalam pengelolaan kawasan pariwi-sata di kawasan lindung dan konservasi dilakukan dengan mem-perhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meng-ingat sebagian besar obyek wisata yang ada berlokasi di sekitar kawasan hutan dan merupakan bagian dari kawasan konservasi.

05

05

Air TerjunTancak Kembar

(6)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „ P Po Po Po Po Po Po Po Po Po Po Po Po Po

PoPotensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur oteotetetetetetetetteteteteteteeennnnsnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnsnnnnnnsnnsnsnnsnsnsnnsnsnsnsnsnsnsnnsnsnnnnnnnnnnsnsnnsnnnsii i ii iii ii i i dadan dadadadadadaddadddadadaddadaddadadadann Prnnnnnnnnnnnnn nn nnnnPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrPrrrrodoododododododododododododdduuuuuuuuuuuuuuuuukuuuuuukukukukukkkkkkkk U U U U U U U U UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUngUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUnngnnnnngngngngngngngngngngngngnngggguggugguguguguguggugggguggggguguguggugugguggguguguguguguguguguguguguguguguguguguguguguguggguggugguuuuuuulallalalalalalalalllallalalalllalalalaaanaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn nnnnnn nnnnnn nn nnnn n nnn n n nn n nnnnnnnnnnnnn nnnnnnnnnnnnnnnnn nnnnnnnnJJaJaJJJaJJaJJaJJaJJaJJaJaJaJJJaJJJaJJJJaJaJaJaJJJaJaJaJaJaJaJaJaJJaJaJaJaJaJJJaJaJaJaJaJJJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaawaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawwawawwawwwawawwawawwawwwwawwawwawwwwawwwwawwawawwwawwwwwwawwwwwawwawawawawawawawawawawawawawawawawawwawawawawawawawawwwawawawwwwwawawawawawawawawaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa T T T T T T T T T T T T T T T T TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTimTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTimimimimimimimimimimimimimiimimimiiimiiimiiiimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmuuruuuuruuuruuruuruurururururururururururuururururururururuurrr „rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„„

06

06

g. Sektor Perindustrian

Pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Bondowoso dilakukan dengan senantiasa memperhatikan arahan RTRW Kabupaten Bondowoso, merupakan sebuah kebutuhan dalam pengembangan wilayah. Sektor industri sangat berperan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan penyerapan tena-ga kerja. Pengembantena-gan kawasan industri didasarkan pada aspek ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, permintaan pasar, infra-struktur dan perkembangan perekonomian regional.

h. Sektor Pertambangan

Salah satu sektor yang perlu dikembangkan secara optimal untuk mendukung perekonomian wilayah Kabupaten Bondowoso adalah sektor pertambangan. Sumberdaya alam yang telah dike-lola dan perlu lebih dioptimalkan adalah tambang pasir, batu belah, batu poles, tras dan batu gamping. Potensi sumberdaya alam lain-nya yang akan dikembangkan di masa mendatang adalah cadan-gan panas bumi. Dalam pengelolaan dan pengembancadan-gan potensi pertambangan perlu memperhatikan kelestarian dan keseimban-gan lingkunkeseimban-gan hidup sehingga keberadaan eksploitasi sumber-daya alam tersebut tidak memberikan dampak negatif yang sangat merugikan masyarakat.

I. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pembangunan sarana pelayanan masyarakat atau fasilitas so-sial (perkantoran, pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa, dsb) diarahkan dengan merujuk struktur tata ruang wilayah yang dituju dalam RTRW Kabupaten Bondowoso melalui rekomendasi perijinan. Pembangunan fasilitas pelayanan tersebut diprioritaskan sesuai urutan hirarki pelayanan (ordo kota) dan tingkat kerusakan.

III. WILAYAH RAWAN BENCANA

Kondisi wilayah yang sebagian besar terdiri dari perbukitan dan pegunungan menjadikan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bondowoso berpotensi untuk terjadinya ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan letusan gunung berapi. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana dan

memini-malisir besarnya kerugian yang ditimbul-kan.

Kawasan rawan bencana alam di Ka-bupaten Bondowoso ditetapkan sebagai berikut :

a. Kawasan rawan bencana

letusan gunung berapi

Meliputi kawasan di sekitar kawah gunung berapi Ijen dan Raung serta sepanjang alur sungai pembuangan air kawah/lahar. Daerah tersebut terdiri dari Kecamatan Sempol, Tlogosari, Sukosari dan Sumberwringin.

b. Kawasan rawan banjir.

Kawasan ini terletak di sepanjang ali-ran Sungai Sampean yang merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Bon-dowoso. Daerah rawan banjir mencakup 33,33% wilayah Kabupaten Bondowoso sebagian disebabkan dengan masih lu-asnya lahan kritis sehingga cenderung meningkatkan terjadinya erosi dan banjir bandang.

c. Kawasan rawan bencana

longsor dan gerakan tanah

Kondisi topografi Kabupaten Bondo-woso dengan kemiringan lereng melebi-hi 400 (31,82% dari luas wilayah keselu-ruhan) dengan kondisi jenis tanah atau struktur tanah relatif labil, merupakan kawasan berbahaya dan rawan longsor. Tingkat kemiringan, struktur tanah dan tingkat vegetasi berperan sebagai salah satu penyebab terjadinya erosi/longsor dan rendahnya jumlah cadangan air. Kondisi ini dapat dijumpai di hampir

(7)

se-„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „ „

„PPoPPPPPPoPoPoPoPPoPPPoPPoPPoPoPoPoPPPPoPoPPPoPoPoPPPPoPoPPPPPPPoPPPoPPoPoPoPoPPoPoPoPoPoPoPoPPoPoPPoPPoPPoPPPoPoPPoPoPPPPPoPoPoPoPPoPoPoPoPPoPoPPPPoPoPoPoPoPoPoPPPPPPPoPPoPoPoPoPoPPPPPPPPPPoPPPPPPPPPPPoPoPoPoPoPoPoPoPoPoPoPPoPPPoPoPoPoPoPoPPPPPoPoPoPoPPPPPPPoPoPPPPoPoPPoPPPPPoPoPoPPPPPPPooooooooooooooooooteooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooootettetetttetttttetetetettettetttetetetettettetettttetettetttettttetetettetttetetttettetetetetetetttttetttettetettetttttetetettttetetetetttettetetttttetttetttttetettetetetettettetetetetettetettteteteteteeeeeeeeeeeeeeeenseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnsnsnsnnsnsnsnnsnsnsnsnsnsnsnnsnnnnnsnnsnnsnsnsnsnnnnsnnsnnsnnnsnsnnnnsnsnnnsnsnsnsnsnsnsnsnsnnsnnsnsnnsnnnsnnsnsnsnsnsnsnsnsnsnsnsnsnsnnnsnsnnsnnsnsnssssssssssssssssi ssssssssssssssssssssssssssssssssiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii diiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii iiii iiiiiiiii ii ii iii iiiiidadadddaddadadadadadaddaaaaaaaaaaaaaan aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnn nnn nnnnnnn nnnnnnn nn nnnn nnnnnnnnnn nnnn nnnnnnnnPPPPPPrPPPPrPPrPrPPPPPrPrPPPPrPPPPPPPPPPPPrPrPPPrPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPProdPPPPrPPPrPrPPPPPPPPPPrPPPPrPrPPPPPPrPrPrPPPrPPPPPPrPrPrPPrPPPPPPPPPPPrPPPrPrPrPrPrPrPPrPPPPPPPPrPrPPPrPrPPPPPPPPPPPPPrPPPPrPPPPrPrrrrrrrrrrrrrrododododoodododooodoododoodoodooodoododododooododooodooodododooodooooodododooooododododooododoododooodododoodododoodukododoododododododododoodododododododododododododododoododoododododoodododddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddukukukuukuukuuukuuukuukukukukukukukukukukukukukukukukuukukukukukukuukukukukuukukuukukukukukukukuuukukuukuukukukukukukukukuukukuukukukukuukukukuukukukukukukukukukukuukukukukukuukukukukuukuukukukukukukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk U U U U U U U U U U U U UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUnUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUnngnngngngnngngngnnnnngnnnngngngnnnnnnngngngnnnnnngngnnnnnngnngngngnngnnnnnngngngngngngngngngnnngngngngngnngngnnnngngngngnngngnnngngnngngngnngggggggggggggggggggggggggggggugguguguguguggugugugugugugugggugugggugugguguguguggggugugugugugugugggugugguguguggggggggguggugugugugugugugggguggggggggugggggguguguguggggguuuuuuuuuuuuulalalalalalalalalalalalalalalallalalalalalan lalalalalalalalalalalalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnn n nn n nn n nn nnnnn nnn n nn JaJaJJJaJJJJaJaJaJJJJJJaJJJaJJJJaJJJJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJaJJaJaJaJJaJaJaJaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawwwwwawwwwwwwwwwwawwwwawwwawawwwwwwwwwwawwawawawawawawawawawawwwwwawwawwwwawwwawwawawawwwawawawawwawaa T T T T T T T T T T T TTTTTTTTTTTTTTTTTiTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTimimimimimimimimiimimiimimimimimimiimimimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmummmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmuuruuuuuuuururuuruuuuuuururuuurururuuruuururuuurururuuruuuuuuruuuuuuururuuruuuuuruuuuuuurururuuurururuuuruururuuruuuurururrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr „

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa TimurPotensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

07

07

luruh kecamatan di Kabupaten Bondo-woso.

d Angin Puyuh

Puting Beliung)

Puting beliung terjadi akibat peruba-han tekanan udara yang menimbulkan terjadinya gerakan awan Cumulonim-bus (Cb), terjadi sangat singkat dan ti-dak bisa diprediksi secara spesifi k serta dapat berpindah/bergeser seusai den-gan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala luas. Karakteristik wilayah Kabupaten Bondowoso yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan (50,76%) menyebabkan sering terjadinya perbe-daan tekanan udara yang menyolok. Hal ini terbukti dengan terjadinya beberapa kejadian terjangan angin puting beliung di beberapa wilayah seperti Kecamatan Pakem, Wringin, Binakal, Cermee, Su-kosari, Sumberwringin dan wilayah lain-nya.

Kondisi Kabupaten Bondowoso yang rawan bencana menjadikan se-buah upaya yang komprehensif sebagai langkah antisipatif meminimalis dampak bencana. Perlunya infrastruktur khusus daerah rawan bencana, menciptakan

peraturan bangunan, membatasi keleluasaan membangun, pen-gendalian pola pemanfaatan lahan pada daerah perbukitan dan pegunungan, dengan menyediakan ruang untuk evakuasi perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan dukungan penuh dari masyarakat.

IV. DEMOGRAFI PENDUDUK

Jumlah penduduk Kabupaten Bondowoso dari hasil registrasi akhir tahun 2011 sebanyak 745.267 jiwa, terdiri dari 364.491 jiwa penduduk laki-laki dan 380.776 jiwa penduduk perempuan, meningkat sebesar 0,61% dari penduduk tahun 2010 seban-yak 740.737 jiwa. Angka sex ratio (perbandingan jenis kelamin) sebesar 95,72 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan ter-dapat sekitar 96 penduduk laki-laki, dengan angka kepadatan penduduk mencapai 487 jiwa/km2 mengalami kenaikan bila dibanding dengan kepadatan tahun 2010 yaitu sebesar 475 jiwa/ km2. Jumlah penduduk terbanyak berada di kecamatan Bondo-woso sebesar 73.987 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.454 jiwa/km2 sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di kecamatan Sempol sebesar 11.377 jiwa/km2 dengan kepadatan mencapai 113 jiwa/km2.

Kawah Ijen

(8)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

08

Tabel IV.1

Komposisi Penduduk Kabupaten Bondowoso Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Sex

1 Maesan 21.928 22.131 44.059 99,08 2 Grujugan 17.958 18.102 36.060 99,20 3 Tamanan 17.046 17.708 34.754 96,26 4 Jambesari DS 17.046 17.863 34.909 95,43 5 Pujer 18.540 20.985 39.525 88,35 6 Tlogosari 21.413 22.020 43.433 97,24 7 Sukosari 7.491 7.275 14.766 102,97 8 Sbr. Wringin 15.862 16.346 32.208 97,04 9 Tapen 15.821 17.277 33.098 91,57 10 Wonosari 18.189 19.041 37.230 95,53 11 Tenggarang 19.592 20.205 39.797 96,97 12 Bondowoso 36.235 37.752 73.987 95,98 13 Curahdami 15.610 15.588 31.198 100,14 14 Binakal 7.904 8.364 16.268 94,50 15 Pakem 11.268 11.607 22.875 97,08 16 Wringin 19.313 20.406 39.719 94,64 17 Tegalampel 11.934 12.841 24.775 92,94 18 Taman Krocok 7.836 8.326 16.162 94,11 19 Klabang 9.342 10.296 19.638 90,73 20 Botolinggo 14.710 15.242 29.952 96,51 21 Sempol 5.644 5.733 11.377 98,45 22 Prajekan 12.476 13.455 25.931 92,72 23 Cermee 21.333 22.213 43.546 96,04 J u m -lah 364.491 380.776 745.267 95,72 Sumber : Bondowoso Dalam Angka Tahun 2012

Tabel IV.2

Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Bondowoso Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011 (dalam jiwa)

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Sex

1. 0 – 4 27.024 26.046 53.070 103,75 2. 5 – 9 30.609 29.130 59.739 105,08 3. 10 – 14 30.975 28.916 59.891 107,12 4. 15 – 19 26.274 25.334 51.608 103,71 5. 20 – 24 25.322 26.213 51.535 96,60 6. 25 – 29 28.696 31.020 59.716 92,51 7. 30 – 34 27.991 29.966 57.957 93,41 8. 35 – 39 30.673 30.468 61.141 100,67 9. 40 – 44 28.632 29.624 58.256 96,65 10. 45 – 49 26.376 27.051 53.427 97,50 11. 50 – 54 24.063 23.864 47.927 100,83 12. 55 – 59 18.793 17.840 36.633 105,34 13. 60 – 64 14.490 17.403 31.893 83,26 14. 65 + 24.573 37.901 62.474 64,83 Jum-lah 364.491 380.776 745.267 95,72 Sumber : Bondowoso Dalam Angka Tahun 2012

Gambar IV.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Bondowoso

(Sumber: Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012)

Gambar IV.2. Perkembangan Kepa-datan Penduduk Kabupaten Bondowoso

(Sumber: Kabupaten Bondowoso Dalam Angka 2012)

Penduduk usia kerja diatas usia 15 tahun setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 sebanyak 574.079 orang dari jumlah 564.640 orang pada tahun 2010. Ang-katan kerja sebanyak 382.433 orang, dari angkatan kerja tersebut sebanyak 370.454 orang yang bekerja, sedangkan penganggu-ran terbuka mencapai 11.979 openganggu-rang (2,08%), sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel IV.3

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupat-en Bondowoso Tahun 2010 – 2011

No Rincian Tahun 2010 2011

1 Usia Kerja 564.640 574.079 2 Angkatan Kerja 380.152 382.433 3 Bukan Angkatan Kerja 184.488 191.646 4 Bekerja 367.471 370.454 5 Pengangguran Terbuka 12.681 11.979 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmi-grasi Kab. Bondowoso, 2011

Masalah penyediaan lapangan kerja merupakan suatu masalah yang sangat kompleks dan sulit untuk diatasi dalam ku-run waktu yang singkat. Banyak faktor yang mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja, diantaranya (a) kualitas sumberdaya manu-sia belum memenuhi standar yang dibutuh-kan oleh lapangan pekerjaan yang tersedia dan (b) lapangan kerja yang tersedia lebih kecil daripada jumlah pencari kerja.

(9)

Penye-„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

diaan lapangan kerja merupakan tanggungjawab pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

Tabel IV.4

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Bon-dowoso Tahun 2007-2011

No. Kondisi 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pencari Kerja 10,339 2,569 7,683 3,476 2,978 2. Penempatan Kerja 1,032 433 1,524 1,638 1,835 3. Penghapusan Pencari Kerja 5,242 0 0 1,732 4. Belum Ditempatkan 4,065 2,166 6,159 1,838 1,143 5. Permintaan Lowongan 1,148 433 674 1,638 4,675 6. Dipenuhi 1,032 433 674 1,638 1,835 7. Penghapusan Lowongan 218 0 0 0 2,295

8. Sisa Lowongan 0 0 0 0 545

Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam Angka 2008-2012

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa angkatan kerja yang bekerja di Kabupaten Bondo-woso tahun 2007-2011 menunjukkan kecenderun-gan menurun. Kualifi kasi tingkat pendidikan pencari kerja di Kabupaten Bondowoso secara rerata antara tahun 2007-2011 masih didominasi oleh tamatan SD sebesar 67% dan tamatan SMA sebesar 19,12%. Sementara itu untuk tamatan SLTP hanya sebesar 7,85%, sedangkan tenaga kerja yang menamatkan pendidikan tinggi (akademi dan sarjana) hanya sebe-sar 6,05%. Kualifi kasi dan jumlah pencari kerja disa-jikan dalam Gambar IV.3 dan berdasarkan lapangan usaha disajikan dalam Gambar IV.4.

Gambar IV.3 Kualifi kasi Pencari Kerja Rerata per Ta-hun Menurut Tingkat Pendidikan

(Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam Angka 2008-2012)

Gambar IV.4. Pencari Kerja Rerata per Tahun Menu-rut Lapangan Usaha

(Sumber: Kabupaten Bondowoso dalam Angka 2008-2012) Gambar IV.4 memperlihatkan bahwa sebagian besar angkatan kerja yang ada di Kabupaten Bon-dowoso terserap pada sektor angkutan dan pergu-dangan sebesar 34,78%, sedangkan sektor lain-lain sebesar 18,72%, jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 18,32%, pertanian masih me-nyerap tenaga kerja sebesar 10,17%, industri pen-golahan sebesar 5,92%, konstruksi dan bangunan sebesar 4,73%, perdagangan dana rumah makan sebesar 4,06%, pertambangan dan penggalian sebesar 3,28%; sedangkan sektor asuransi dan lis-trik, gas dan air minum belum secara signifi kan me-nyerap tenaga kerja.

Pergeseran perekonomian daerah dari sektor primer ke arah sektor sekunder dan tersier, berdam-pak pada pola pencaharian masyarakat yang bera-lih ke sektor sekunder, tetapi sebagian besar masih bekerja di sektor pertanian. Mata pencaharian pen-duduk yang bekerja di sektor pertanian (60,00%), perdagangan (14,59%), industri (8,79%), jasa kema-syarakatan (7,71%), angkutan (4,94%), konstruksi (3,03%), pertambangan dan penggalian (0,51%), dan lainnya (0,43%). Secara rinci sebagaimana tabel beikut ini :

09

09

Tape Bondowoso

(10)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

10

Tabel IV.5

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 Pertanian 223.385 2 Industri 32.554 3 Perdagangan 53.923 4 Jasa Kemasyarakatan 28.568 5 Angkutan 18.518 6 Konstruksi 11.138 7 Pertambangan, Penggalian 1.265 8 Lain-Lain 1.103 Jumlah 370.454

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bondo-woso, data diolah, 2012

V. PELUANG PENGEMBANGAN

POTENSI KOMODITAS

Dari seluruh luas wilayah yang ada di Kabupaten Bondowoso 90,08 persen digunakan untuk pertanian yaitu persawahan, ta-nah kering, perkebunan,kehutanan, rawa dan tambak. Sedang-kan sisanya sebesar 9,92 persen digunaSedang-kan untuk pemukiman, industri, padang rumput, pertambangan, lahan yang sementara tidak digunakan dan lainnya. Bila dirinci menurut penggunaan-nya, lahan terluas digunakan untuk kehutanan yaitu sebesar 35,77 persen. Kemudian urutan terluas berikutnya adalah lahan yang digunakan untuk tegalan/tanah kering 27,66 persen dan digunakan persawahan sebesar 20,74 persen.

A. Produksi

PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Dari luas panen 59.575 ha, rata-rata produksi 53,84 ton/tahun dan produksi padi yang dihasilkan 320.752 ton, jagung 191.768 ton, kentang 1.221 ton, lombok 23.906 ton. Produksi tanaman buah-buahan terdiri dari mangga yaitu sebesar 76.875 ton, alpu-kat 10.820 ton, durian 9.136 ton.

PERKEBUNAN

Luas lahan perkebunan mencapai 5,87 persen atau 9.153,32 hektar yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 2.676,06 hektar,perkebunan besar se-luas 6.181,20 hektar dan kebun cam-puran seluas 296,06 hektar. Produksi perkebunan yang dihasilkan meliputi kelapa 1.872,02 ton, kopi arabika rakyat 20,11 ton, kopi robusta rakyat 305,05 ton, tebu 23.009 ton, tembakau kasturi 1.205 ton, tembakau rajangan 5.329 ton.

KEHUTANAN

Luas seluruh kawasan hutan adalah 59.425,54 hektar yang terdiri dari hu-tan produksi seluas 25.028,80 hektar, hutan lindung seluas 30.935,00 hek-tar dan Hutan Lainnya seluas 3.461,14 hektar. Luas lahan kritis sebesar 13.998 hektar. Produksi hasil hutan yang disaji-kan dalam publikasi ini meliputi kayu jati 1.160,6 ton, pinus (3.610,60 ton), so-nokeling (7,41 ton),mahoni (904,5 ton), rimba lain (1.653,80 ton),kayu bakar jati dan kayu bakar rimba. Sedangkan produksi ikutan terdiri dari getah pinus (1.355.006 ton) dan kopi glondong ba-sah (337.690 ton).

Tanaman kopi t

Hasil panen pohon ketela

(11)

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

PETERNAKAN

Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi potong (203.794 ekor) dan sapi perah (44 ekor). Populasi ter-nak kecil yang terdiri dari kambing (31.312 ekor) dan domba (24.871 ekor). Populasi unggas pada ayam buras (511.096 ekor), ayam petelor (90.585 ekor), ayam pedaging (211.924 ekor) dan itik (42.381 ekor).

PERIKANAN

Jumlah produksi perikanan tercatat 1.847.166 kg. Penangkapan ikan yang dilakukan oleh rumah tangga terdiri atas budidaya, perairan umum dan lahan bebas. Produksi hasil ikan budidaya sebesar 996.004 kg, yang terdiri dari keramba, kolam, mina padi dan air mengalir. Produksi hasil ikan di perairan umum sebesar 667.410 kg yang terdiri dari waduk, sungai dan rawa. Untuk penangkapan di lahan bebas produksi sebesar 183.752 kg.

Tabel 4.3. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Kacang hijau dan Kedele

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Kacang hijau Industri makanan Tepung, Sirup, Makanan Ringan 2. Kedele Industri makanan

dan minuman Kecap, tahu, tempe, susu 3. Kacang Tanah Industri makanan Kacang tanah olahan

Tabel 4.4. Peluang Pengembangan Potensi Ko-moditas Ubikayu

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Umbi ubikayu Industri tepung Tepung tapioka Industri Makanan Tape, dodol, suwar-suwir,

dan tiwul instan 2. Ampas

ubi-kayu Industri pakan ternak Pakan ternak 3. Tepung

tapi-oka Industri hidrolisi Maltodekstrin, HFS dan sorbitol 4. Limbah cair Industri fermentasi Cuka, asam cuka,

asam sitrat dan MSG

Tabel 4.5. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Ubi Jalar

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ubi Jalar Industri Tepung Tepung ubi jalar Industri Kripik ubi jalar Kripik ubi jalar 4.2.Tanaman Hortikultura

Tabel 4.6. Peluang Pengembangan Potensi Ko-moditas Bawang Merah

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Umbi b a w a n g

merah Bibit Tanaman

Bibit bawang merah unggul

Industri penyulingan Minyak atsiri Industri pengeringan Tepung, bubuk

seasoning & bumbu 2. Limbah Industri pupuk organik Kompos

B. Pengembangan potensi

Untuk meningkatkan potensi ekonomi masing-masing komoditas di wilayah kecamatan dapat dikembangkan industri berbasis komoditas seperti yang terlihat pada tabel berikut:

4.1. Tanaman Pangan

Tabel 4.1. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Padi

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Gabah Industri benih Benih padi unggul Industri penggilingan padi Beras Kepala 2. Beras Industri tepung beras Tepung beras 3. Dedak padi Industri pakan ternak Pakan ternak

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji Jagung Industri benih Benih jagung unggul 2. Biji Jagung Industri tepung Tepung maizena

Industri

makanan ringan Makanan ringan Industri minyak Minyak jagung 3. Tongkol Jagung Industri pakan ternak Pakan ternak 4. Dedak Jagung Industri pakan ternak Pakan ternak

11

11

(12)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „ Tabel 4.11. Peluang Pengembangan P

otensi Komoditas Mangga

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji/Tunas

Mangga Industri Pembibitan Bibit Mangga Unggul 2. Buah

Mangga Industri Makanan dan Minuman Mangga beku Manisan mangga Sirop mangga Mangga kalengan Dodol

Tabel 4.12. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Rambutan

No BahanBaku Peluang Industri Produk

1. Biji/Tunas

Rambutan Industri Pembibitan Bibit Rambutan Unggul 2. Buah

Rambutan Industri Makanan dan Minuman Rambutan kalengan Rambutan beku Sirop Rambutan Tabel 4.13. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Durian

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji/Tunas

Durian Industri Pembibitan Bibit Durian Unggul 2. Buah Durian Industri Makanan

dan Minuman Durian beku Dodol Durian Sirop Durian Tabel 4.7. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Lombok

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Lombok Industri

pengolahan Cabai kering, saos, pasta, tepung, cabai kaleng, dan oleoresin 2. Limbah Industri

pupuk organik Kompos Tabel 4.8. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Kentang

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ubi

kentang Industri Pembibitan Bibit Unggul Kentang Industri

Pengolahan Kentang beku Keripik Kentang Tepung Industri ekstraksi Kosmetik

Tabel 4.9. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Kubis, Sawi, Labu Siam, Kacang Panjang dan Ketimun

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Bibit Penangkaran

Hortikultura Bibit unggul 2. Kubis Industri sayuran sehat

bebas pestisida Sayuran Beku, Sayur organik Sawi Labu Siam Kacang panjang Ketimun 3. Limbah

tanaman Industri pupuk organik Kompos dan pupuk organik Tabel 4.10. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Tomat

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Bibit tomat Budidaya tomat

organik Buah segar tomat organik 2. Buah Tomat Industri Pengolahan Pasta tomat, saos tomat, manisan tomat, dan sari buah tomat

3 L i m b a h

tanaman Industri pupuk organik Kompos dan pupuk organk

12

12

(13)

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

Tabel 4.14. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Nangka

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1 Biji nangka Budidaya

nangka unggul Buah segar 3. Daging buah Industri makanan Kripik nangka dan

dodol Tabel 4.15. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Pepaya

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji/bibit Budidaya pepaya Buah segar 2. Daging buah Industri makanan Dodol, asinan

Tabel 4.16. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Pisang

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Buah Pisang Industri Pembekuan Pisang segar Industri Pengolahan Tepung pisang

Makanan ringan 2. Batang Pisang Industri Kerjainan Tali dan Karung

Rayon Handy Craft Tabel 4.17. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Alpukat

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1 Biji alpukat Industri pakaian Bahan pewarna pak-aian

2 Kulit batang Industri penyamak

kulit hewan Pewarna kulit hewan 3 Daging buah Industri bahan

dasar kecantikan & kosmetik

Larutan pelembab dan bahan untuk masker. 4 Batang

Pohon Industri mebeler dan perabot rumah Meja, kursi dan kusen, pintu

TANAMAN PERKEBUNAN

Tabel 4.18. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Tebu

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Molase Tebu Destilasi Alkohol Fermentasi Cuka

Asam asetat, sitrat dan laktat Butanol asam atonik dan isotonik Dekstrose Monosodium Glutamat 2. Bagase Tebu Serat Pulp dan kertas

Papan serat dan partikel Bahan Bakar Briket 3. Blotong Tebu Industri Pakan Pakan ternak

Industri pupuk Pupuk organik 4. Daun Tebu Destilasi Protein, etanol

dan sakarin Industri pakan Pakan ternak Tabel 4.19. Peluang Pengembangan

Potensi Komoditas Kopi

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji/Tunas Kopi Industri pembibitan Bibit kopi Unggul 2. Biji Kopi Industri Makanan

dan Minuman Bubuk Kopi Bubuk Kopi instan Minuman Kopi dan Permen 3 Limbah

kulit kopi Industri pupuk organik Kompos dan Pupuk organik a a a a a a dan n n n n

13

Pusat pembenihan kopi t

Keripik Nangka t

(14)

Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur „

14

Tabel 4.20. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Kelapa

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Buah

Kelapa Industri Bahan Pangan Santan KelapaMinyak Kelapa Margarine 2. Air Kelapa Industri Minuman Nata de Coco

Kecap 3. Serat kelapa Industri Pengolahan Cocofi ber

Cocopeat Handy Craft 4. Tempurung

Kelapa Industri Bahan Bakar dan kerajinan Arang tempurungHandy Craft

Tabel 4.21. Peluang Pengembangan Potensi Komodi-tas Pinang

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji Pinang Industri farmasi /obat Obat untuk kesehatan 2. Biji dan buah

pinang Industri makanan dan tekstil Pewarna kain Pewarna makanan 3 Limbah kulit Industri pupuk organik Pupuk organik

Tabel 4.22. Peluang Pengembangan Potensi Ko-moditas Kapuk Randu

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Buah Randu Industri kapuk randu Kapuk randu 2. Kapuk randu Benang Tekstil

Tabel 4.23. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Jambu Mente

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Biji/Tunas

Jambu mente Industri pembibitan Bibit jambu mente 2. Biji Mente Industri Makanan Mente olahan 3 Limbah

tanaman Industri pupuk organik Kompos dan Pupuk organik Tabel 4.24. Peluang Pengembangan Potensi Komoditas Tembakau Rajangan

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Daun

Tembakau Industri Rokok Rokok Industri daun rajangan Rajangan daun

tembakau Industri Obat-obatan Pestisida organik Industri Pupuk Pupuk organik Tabel 4.25. Peluang Pengembangan Potensi Komodi-tas Tembakau

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Daun

Tembakau Industri Rokok Rokok

Industri tembakau Rajangan dan krosok tembakau

Industri Obat-obatan Pestisida organik Industri Pupuk Pupuk organik

PETERNAKAN

Tabel 4.26. Peluang Pengembangan Potensi Ternak Sapi

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Daging

sapi Industri Pengalengan Daging beku sapi 2 Kulit sapi Industri

penyamak kulit Bahan tas, dompet, jaket, dll 3. Limbah

padat dan cair

Industri pupuk organik Pupuk organik

Hasil budidaya kelapa t

(15)

„Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur

15

Tabel 4.27. Peluang Pengembangan Potensi Kambing dan Domba

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Daging Industri Pengalengan Daging beku 2. Limbah

padat dan cair

Industri pupuk organik Pupuk organik

Tabel 4.28. Peluang Pengembangan Potensi Ayam Buras

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ayam Industri Budidaya Bibit Unggul yam Buras Daging 2. Tulang Industri tepung Tepung tulang 3. Bulu Industri rumah tangga Alat rumah tangga

Tabel 4.29. Peluang Pengembangan Potensi Itik

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Itik budidaya/ternak itik Bibit unggul itik dan daging

2 Telor Industri makanan Kue dan makanan 2. Tulang Industr tepung tulang Tepung tulang 3 Bulu Industri rumah

tang-ga Perabot rumah tangga 2. Limbah padat

dan cair ganikIndustri pupuk or- Pupuk organik

PERIKANAN AIR TAWAR

Tabel 4.30. Peluang Pengembangan Potensi Perikanan Air Tawar

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ikan Industri Budidaya Bibit Unggul Ikan lele, nila dan tombro Daging ikan 2. Daging

Ikan Industri tepung Tepung ikan

MAKANAN DAN MINUMAN

Tabel 4.31. Peluang Pengembangan Potensi Industri Makanan dan Minuman

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ubikayu Industri Makanan Tape Keripik Tiwul Instan 2. Tape Industri Makanan Suwar-Suwir dan dodol 3. Kedelai Industri Makanan Tahu, tofu, tempe,

an keripik 4. Daging sapi Industri Makanan Dendeng

Tabel 4.32. Peluang Pengembangan Potensi Industri Makanan dan Minuman

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Ubikayu Industri Makanan Tape Keripik Tiwul Instan 2. Tape Industri Makanan Suwar-Suwir dan dodol 3. Jagung Industri Makanan Keripik

4. Kedelai Industri Makanan Tahu, tofu, tempe, dan keripik

INDUSTRILOGAM

Tabel 4.33. Peluang Pengembangan Industri Logam

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Kuningan, Emas dan Perak

Industri Logam Berbagai jenis souvenir dari kuningan Perhiasan Emas dan Perak

TEKSTIL

Tabel 4.34. Peluang Pengembangan Potensi Industri Tekstil

No Bahan Baku Peluang Industri Produk

1. Kain Industri tekstil Bordir Batik Konveksi

Gambar

Gambar I.1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan (Km2)
Tabel IV.1
Gambar IV.4. Pencari Kerja Rerata per Tahun Menu- Menu-rut Lapangan Usaha
Tabel IV.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini yang menyebabkan Kecamatan Kedunggalar menempatkan padi sebagai komoditas pertama yang paling banyak dibudidayakan oleh para

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa luas panen dan rata-rata produksi padi sawah di Kecamatan Batanghari terbesar terdapat di Desa Bumi Harjo yaitu dengan luas panen sebesar

Terletak Di Dataran Tinggi Merupakan Daya Tarik Bagi Wi- satawan untuk menikmati keindahan pemandangan Alam Desa Bumiaji Maupun Hamparan Wilayah Kota Batu. Wisatawan Juga

- Potensi di Kecamatan SWP Utara (Kecamatan Pakong, Waru, Pasean, Batumarmar) sebagai kawasan Pembibitan Sapi sedangkan SWP Tengah (Kecamatan Pagantenan, Larangan, Kadur) dan

Mengingat dampak yang begitu luas dari pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terencana dibeberapa DAS dalam wilayah kabupaten wajo,maka perlu disusun satu

Jenis lahan tanam, tanaman kedelai dapat ditanam pada tanah kering (tegalan )dan tanah persawahan (lahan sawah), waktu yang baik untuk pengolahan tanah ditanah

Untuk menaikan tingkat kelas kesesuaian lahan aktual tanaman padi di lahan pesisir pantai Kecamatan Jepara menjadi kelas kesesuaian lahan potensial, ada beberapa

Batas wilayah Kabupaten Sleman, sebelah timur ada Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten