• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA BERMAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN ACARA BERMAIN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA BERMAIN MEWARNAI

DI RUANG BONA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK A.2E

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN B 14

1. RIZA KUSUMAWATI 131213143145 2. BRENI JAROT KUNCAHYO 131213143148 3. HANIK MARIA HIDAYATI 131213143153 4. NURMA LINDAWATI 1312131431

5. LA RAKHMAT WABULA 131213143159

6. FERMI AVISSA 131213143039

7. ENDANG SUSILOWATI 131213143149

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

2 TERAPI BERMAIN PRE SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar anak dapat melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Aktifitas bermain dirumah sakit ini disebut "Play Therapy Program" (Program Terapi Bermain).

Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak teratasi. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan terapi bermain terhadap tumbuh kembang anak dapatmengurangi kecemasan akibat hospitalisasi.

Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga anak tidak merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit.

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media

(3)

3 bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks. Karena pentingnya manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak sakit dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi bermain terhadap anak usia pre-school berupa mewarnai gambar yang dirawat di rumah sakitperlu segera dilaksanakan

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Setelah mengikuti terapi bermain mewarnai dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan aspek afektif anak, yakni anak dapat memperhatikan instruksi yang diberikan oleh leader dan kooperatif dalam berlangsungnya kegiatan.

b. Melatih meningkatkan aspek kognitif anak dalam hal mengenal warna dan kesesuaian gambar dengan warna.

c. Meningkatkan aspek motorik, yakni dengan kerapian saat mewarnai gambar dan pewarnaan gambar yang penuh.

d. Anak dapat meningkatkan sosial personal, mencakup mampu mengenal gambar dan dapat menceritakan kembali gambar yang diwarnai.

(4)

4 BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MEWARNAI GAMBAR 1. Definisi

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.(www.pediatric.com)

2. Manfaat

a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).

b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya” atau memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat dan negatif.

d. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit. (www.pediatric.com).

B. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL 1. Perkembangan Biologi

a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun). b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.

c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : d. Umur (dalam tahun) x 2 + 8

2. Perkembangan Motorik Kasar a. Usia 36 bulan

1) Pakai dan ganti baju sendiri 2) Berjalan mundur

(5)

5 3) Naik turun tangga berganti-ganti kaki

4) Berdiri sesaat dengan 1 kaki b. Usia 4 tahun

1) Melompat dengan satu kaki 2) Memanjat dan melompat 3) Melempar bola cukup banyak 4) Naik tangga dengan lancar

c. Usia 5 tahun

1) Melompat-lompat dengan 1 kaki 2) Berlari tanpa kesulitan

3) Bermain lompat tali 4) Mainan tangkap

5) Naik turun tangga dengan lancar d. Usia 6 tahun

1) Berlari dengan baik

2) Berlari dan bermain secara bersamaan 3) Naik sepeda

4) Menggambar orang lengkap

5) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar 3. Perkembangan Motorik Halus

a. Usia 36 bulan

1) Memasang manik-manik besar 2) Melukis tanda silang dan bulat

3) Membuka kancing depan dan samping 4) Menyusun 10 balok tanpa jatuh

b. Usia 4 tahun

1) Menggunting gambar sederhana 2) Menggambar bujur sangkar

c. Usia 5 tahun

1) Memukul kepala paku dengan palu 2) Mengikat tali sepatu

(6)

6 d. Usia 6 tahun

1) Suka menggambar, menulis dan mewarnai. 4. Perkembangan Kognitif

a. Fase prekonseptual 1) Memory span increase

2) Centre on one aspect of situation

3) Classify object according to one characteristic b. Fase intuitive

1) Attention span increase

2) Classify object in terms of their use 3) Egosentric interpretation of events 4) Irreversible thought

5. Perkembangan Moral

a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya 6. Perkembangan Bahasa

a. Usia 3 tahun 1) Banyak bertanya

2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang 3) Menggunakan bahasa telegravis

4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y 5) Menghilangkan w dari pembicaraan 6) Pembedaharaan kata 900 kata

7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l) b. Usia 4 tahun

1) Perbendaharaan kata 1500 kata 2) Menghitung 1 s/d 3

3) Menceritakan cerita jantung c. Usia 5 tahun

1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata

2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara.

(7)

7 3) Menyebutkan empat atau lebih warna

4) Mengetahui nama-nama hari.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN 1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan anak sakit →perkembangan psikomotor kognitif terganggu 3. Jenis kelamin

4. Lingkungan→lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan → senang dapat menggunakan 6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

D. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN 1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain 2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan 3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan 4. Tahap melamun

Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan berikutnya E. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis 3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien 4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien 5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak

6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan F. HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia

2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan

3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan.

(8)

8 G. ANTISIPASI HAMBATAN

1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama 2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain

3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan 4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan 5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan

(9)

9 SAP TERAPI BERMAIN

Bidang studi : Keperawatan Anak Topik : Terapi bermain mewarnai

Sasaran : Anak usia pre school yang di rawat di Ruang Hemato RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Tempat Bermain : Ruang Hemato RSUD Dr. Soetomo Surabaya Hari / Tanggal : Jum’at, 05 Juni 2013 Pukul 10.00 WIB Waktu : 50 menit

I. Tujuan Umum

Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.

II. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school.

2. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam mewarnai gambar.

III. Metode Demonstrasi

IV. Sarana dan Media 1. Sarana:

Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi. 2. Media:

a. Kertas berisi gambar-gambar yang belum diwarnai. b. Pensil warna (spidol, krayon)

(10)

10 V. Susunan acara kegiatan bermain

NO

WAKTU KEGIATAN BERMAIN KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :

1. Leader menggali pengetahuan 2. Leader membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

3. Leader memperkenalkan nama fasilitator

4. Leader menjelaskan tujuan dari permainan 5. Kontrak waktu Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan 2. 25 menit Pelaksanaan :

1. Leader dan fasilitator mengatur posisi duduk setiap fasilitator dengan dua orang pasien anak 2. Fasilitator membagikan kertas

bergambar dan pensil warna kepada pasien.

3. Fasilitator mengajak dan memotivasi klien (anak) untuk mengungkapkan gambar apa yang ada pada kertas. 4. Memulai mewarnai gambar didampingi

oleh fasilitator.

5. Leader memberi semangat pada anak selama proses mewarnai

6. Fasilitator memotivasi anak untuk dapat memilih warna yang disukainya

7. Apabila anak tidak mau aktif,

melibatkan orang tua atau pendamping anak untuk membantu anak mewarnai gambar yang telah diberikan.

Berpindah posisi

Menerima kertas dan pensil warna

Menjawab

Mewarnai gambar

3. 10 menit Evaluasi :

1. Menanyakan kepada anak tentang pemilihan warna yang telah dilakukan untuk mewarnai gambarnya

2. Menanyakan tentang perasaan anak setelah diberi terapi bermain mewarnai

Menjawab pertanyaan 4. 5 menit Terminasi:

1. Leader menutup acara permainan dengan memberikan reward kepada seluruh peserta.

2. Salam penutup

Memperhatikan

(11)

11 VI. Pengorganisasian

1. Leader : Nurma Lindawati 2. Observer : Hanik Maria Hidayati

3. Fasilitator : La Rakhmat Wabula, Riza Kusumawati, Breni Jarot Kuncahyo, Fermi Avissa, dan Endang Susilowati

VII.Setting tempat

Keterangan

: Tempat duduk pasien dan keluarga : Leader PM : Pintu masuk : Fasilitator : Observer PM : Anak : Ibu Pembagian tugas sebagai berikut:

1. Leader, tugasnya:

a. Membuka acara permainan

b. Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai. c. Mengarahkan permainan.

d. Memandu proses permainan. 2. Fasilitator, tugasnya:

a. Membimbing anak bermain.

b. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai c. Memperhatikan respon anak saat bermain.

(12)

12 3. Observer, tugasnya:

a. Mengawasi jalannya permainan.

b. Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan. c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain. d. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

VIII. Rancangan Bermain :

Permainan yang kita lakukan adalah menggambar. Setiap anak diberikan kertas kosong dan krayon atau spidol masing-masing satu. Kemudian leader memimpin jalannya permaianan dengan mengintruksikan kepada anak-anak untuk menggambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Fasilitator dan observer melakukan tugas masing-masing.

IX. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai

b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan

d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan. 2. Evaluasi Proses

a. Leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung

c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung

d. Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh fasilitator

e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain

f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing 3. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan b. Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang dieukainya c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir

(13)

13 d. Pasien / anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat

(14)

LEMBARAN EVALUASI

No. Nama Anak

Penilaian

Aspek Afektif Aspek Kognitif Aspek Motorik Aspek Sosial Personal

Memperhatikan Kooperatif Mengenal Warna Kesesuian Gambar dengan Warna Kerapian Warna yang Penuh Mampu Mengenal Gambar dan Menceritakan Kembali 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Keterangan Penilaian: 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA.

Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta.

Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta

Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta

Wong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC: Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

MENGURANGI TINGKAT AGRESIVITAS ANAK USIA TK MELALUI TERAPI BERMAIN (PLAY

Secara umum tujuan perancangan taman bermain anak adalah menyediakan fasilitas permainan yang aman, nyaman, dan dapat digunakan bagi semua anak termasuk anak

EFEKTIFITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DAN TERAPI MUSIK LAGU ANAK-ANAK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH PADA SAAT DIRAWAT.. DI

Berdasarkan hasil wawancara pada orang tua anak yang sedang dirawat inap didapatkan informasi 6 dari 10 orang tua mengatakan bahwa anaknya lebih rewel, dan ketakutan

EFEK PENGGUNAAN COGNITIVE – BEHAVIORAL PLAY THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA ANAK YANG MENGALAMI GEJALA POST-TRAUMATIC STRESS

Abdullah (2007) mengatakan bahwa bermain sangat penting artinya bagi anak. Anak dan bermain tidak dapat dipisahkan. Lewat aktifitas bermain potensi anak dan rasa percaya

Isi pokok mata kuliah ini meliputi: (1) pengantar konsep dan teori bermain, (2) bermain dan perkembangan anak, (3) perkembangan dan jenis bermain, (4) kegiatan bermain di dalam

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryeni dkk 2022 menyatakan bahwa anak yang dirawat di rumah sakit cenderung mengalami kecemasan tetapi respon kecemasan