• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA BERMAIN MENIUP

N/A
N/A
mahardika wardhana

Academic year: 2025

Membagikan "SATUAN ACARA BERMAIN MENIUP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA BERMAIN MENIUP PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN (PRESCHOOL)

DI RUANG MAWAR RSI GONDANG LEGI

Oleh : KELOMPOK 4

1. Brilly Bakti Sumbono

2. Mahardika Kusuma Wardhana 3. Ongky

4. Zulkifli

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017

(2)

SATUAN ACARA BERMAIN MENIUP PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN (PRESCHOOL)

RUMAH SAKIT ISLAM GONDANGLEGI Tanggal ,

Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kepanjen ANGGOTA

1. Brilly Bakti Sumbono

2. Mahardika Kusuma Wardhana 3. Ongky Silvian A

4. Zulkifli

Malang, Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(………..…….………) (……….………)

(3)

A. LATAR BELAKANG

Hospitalisasi anak merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan trauma atau kecemasan yang efeknya dapat mengganggu tugas perkembangan anak dan proses penyembuhan anak. Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan anak, tetapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Wong, 2004).

Adapun latar belakang dari pemilihan judul permainan ini adalah ketika dirumah sakit anak sering merasa cemas, marah, sedih, sepi, rindu dengan teman-teman bermainnya dirumahnya tapi anak tidak dapat mengungkapkan perasaan tersebut karena takut. Melalui permainan ini anak dapat mengekspresikan perasaannya dan menyelesaikan masalahnya sehingga dapat memperkecil trauma karena hospitalisasi sehingga anak merasa tenang dan proses penyembuhan cepat.

B. TUJUAN Tujuan Umum

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, diharapkan dapat melatih motorik anak dengan memotong kertas juga sedotan dan anak dapat merakit balon roket. Selain itu anak juga bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit sehingga anak bisa merasa nyaman dan mempercepat proses penyembuhan.

Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu : 1. Melatih pengembangan paru-paru.

2. Melatih nafas dalam untuk mengurangi nyeri

C. MEDIA

Alat dan bahan yang digunakan untuk terapi bermain ini dalah : - Mainan Tiup

-

(4)

D. METODE PERMAINAN

Prosedur terapi bermain ini adalah sebagai berikut :

1. Instruksikan anak untuk memotong sedotan menjadi setengahnya.

2. Lipat salah satu ujung sedotan sehingga dapat masuk ke dalam sedotan yang lainnya.

3. Dorong sedotan yang satu ke sedotan yang lainnya sampai masuk setengahnya.

4. Suruh anak untuk memasukkan salah satu ujung sedotan ke dalam leher balon dan ikat dengan plester.

5. Suruh anak untuk memotong kertas sepanjang 4 inci (bisa disesuaikan) berbentuk kotak dan lipat kertas tersebut menjadi 2 bagian.

6. Suruh anak untuk membuat lubang di tengah-tengah kertas kemudian masukkan sedotan ke dalam lubang tersebut sehingga balon, sedotan dan kertas siap menjadi roket.

7. Suruh anak tarik nafas dalam terlebih dahulu diulang selama tiga kali, kemudian tiup balon semaksimal tarik nafas.

8. Luncurkan roket dengan posisi sedotan berada di atas balon dan biarkan balon roket terbang. Kecepatan roket dapat ditentukan berdasarkan besar kecilnya sedotan.

E. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Pembukaan

a. Membuka proses terapi bermain dengan

mengucap kan salam, memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.

5 menit Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

(5)

2 Inti : Mengajak anak bermain dengan Alat Tiupan

15 menit Bermain bersama dengan antusias

3 Penutup

Mengevaluasi, Menyimpulkan, mengucapkan salam

5 menit Mengungkapkan perasaan Memperhatikan dan menjawab salam

F. SUSUNAN PELAKSANA TERAPI BERMAIN

Adapun susunan pelaksana terapi bermain ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan kontrak waktu dengan anak dan orang tua

2. Mengumpulkan anak pada ruangan bermain Indira Husada Melati II.

3. Menyiapkan alat yang diperlukan

4. Kegiatan dipimpin oleh seorang Leader dan dibantu oleh seorang fasilitator, dan seorang observer

5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung

J. PESERTA BERMAIN

1. Mahasiswa Ners STIKes Kepanjen 2. Pasien Anak

K. PENGORGANISASIAN

1. Leader : Ongki Silfian 2. Moderator : Zulkifli

3. Observer : Mahardika Kusuma Wardhana 4. Fasilitator : Brilly Bakti Sumbono

(6)

G. Setting

A. Setting Tempat

Keterangan:

: Leader

: Moderator

:Observer : Fasilitator : Peserta

(7)

MATERI TERAPI BERMAIN

A. Definisi Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Keuntungan Bermain

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

(8)

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. Macam Bermain 1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 1-2 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi tumpukan-tumpukan

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misal bermain sandiwara boneka, menyuapi boneka d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

(9)

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

D. Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

(10)

F. Bentuk- Bentuk Permainan 1. Usia 0 – 12 bulan

a. Tujuannya adalah :

1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.

2) Melatih kerjasama mata dan tangan.

3) Melatih kerjasama mata dan telinga.

4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

5) Melatih mengenal sumber asal suara.

6) Melatih kepekaan perabaan.

7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

2) Memperkenalkan sumber suara.

3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

4) Melatih imajinasinya.

5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

(11)

3. Usia 25 – 36 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.

3) Melatih motorik halus dan kasar.

4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).

5) Melatih kerjasama mata dan tangan.

6) Melatih daya imajinansi.

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

b. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Alat-alat untuk menggambar 2) Lilin yang dapat dibentuk 3) Pasel (puzzel) sederhana 4) Manik-manik ukuran besar

5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda

6) Bola

4. Usia 32 – 72 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.

3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.

4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura- pura (sandiwara).

5) Membedakan benda dengan permukaan.

6) Menumbuhkan sportivitas.

7) Mengembangkan kepercayaan diri.

8) Mengembangkan kreativitas.

9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).

(12)

10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.

11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.

12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.

13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak- anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.

2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

5. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat olah raga.

b. Alat masak c. Alat menghitung d. Sepeda roda tiga

e. Benda berbagai macam ukuran.

f. Boneka tangan.

g. Mobil.

h. Kapal terbang.

i. Kapal laut, dsb.

6. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan : a. Pada anak laki-laki : mekanik.

b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

(13)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah

8. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

G. Ketika Anak Masuk Rawat Inap 1. Tujuan kegiatan :

a. Memberi informasi.

b. Memicu normalisasi.

c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d. Mengidentifikasi teknik koping.

2. Contoh kegiatan :

a. Mendesain tanda selamat datang.

b. Memotivasi orang tua mengisi angket mengenai kebiasaan anak.

c. Mengajak peran serta orang tua membawa foto dan mainan.

d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e. Proaktif melakukan permainan.

3. Kegiatan untuk stimulasi kemampuan

Tujuan kegiatan : meningkatkan fungsi motorik kasar dan halus pasien Kegiatan :

a. Belajar tentang koordinasi b. Belajar tentang konsentrasi c. Belajar tentang imajinasi

H. Kriteria Evaluasi

a. Anak bersedia mengikuti terapi bermain b. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai.

c. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader

d. Kebutuhan bermain anak terpenuhi e. Anak bersosialisasi dengan temannya f. Anak mengikuti instruksi yang diberikan

(14)

g. Anak berperan aktif permainan sampai selesai

h. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang Melati II

i. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain j. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri k. Anak dapat menyelesaikan

Referensi

Dokumen terkait

upaya meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui kegiatan bermain balok antara lain: memberikan kesempatan kepada anak untuk banyak berbicara di berbagai kesempatan baik saat

Heart Rate (HR) tidak terjadi pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan bermain meniup balon (balloon therapy) terhadap status oksigenasi anak

Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat permainan,

Hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal,

Bermain aktif merupakan aktivitas bermain yang membuat anak memperoleh kesenangan dan yang dilakukan sendiri, misalnya dengan:4. Mengamati atau menyelidiki ( exploratory play ),

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak.

Memaparkan materi tentang : Pemahaman agama Kristen mengenai Pokok Bahasan tersebut (Profesi/Pekerjaan) Membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk mengajukan

Sehingga pada fase perkembangan ini, apabila anak tidak mendapat lingkungan yang merangsangnya, jarang disentuh, jarang diberikan kesempatan untuk bermain, maka perkembangan otaknya