• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAP Terapi Bermain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAP Terapi Bermain"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI TEBAK GAMBAR

Stase Anak Ruang Empu Tantular

“RSUD Kanjuruhan Kepanjen”

Oleh : Kelompok 3

Nama NIM

1 Aris Maulana (163161013) 2 Mustofa Anwar A.H (163161014) 3 Fita Amelia (163161015) 4 Ahmad Faisol (163161016) 5 Dwi Yuli Retnoningrum (163161017) 6 Yoga Andrian Wicaksono (163161018)

Program Studi Keperawatan Profesi Ners

STIKes Widya Cipta Husada

Malang

2016

(2)

SATUAN ACARA BERMAIN

TEBAK GAMBAR PADA ANAK USIA PRE-SCHOOL (3-6 tahun) DI RUANG EMPU TANTULAR

“RSUD Kanjuruhan Kepanjen”

Oleh Kelompok 3

Telah disahkan pada:

Hari : ……….. Tanggal : ...

BAB 1

SAP TERAPI BERMAIN

Pembimbing Lahan

( )

Pembimbing Institusi

(3)

1. Pokok Bahasan : Penerapan terapi bermain anak hospitalisasi 2. Sub Poko Bahasan : Terapi bermain tebak gambar

3. Tujuan :

a. Anak mampu mengingat gambar yang dicontohkan b. Anak mampu menebak gambar yang diberikan c. Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan d. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan 4. Tempat : RSUD Kanjuruhan Kepanjen

5. Ruang : Empu Tantular

6. Hari/Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2016 7. Waktu : 11.00 – 11.50 WIB

8. Sasaran : Anak usia preschool (3-6 tahun) 9. Metode : FGD (Focus Group Discussion) 10. Media :

a. Kertas HVS

b. Gambar alat transportasi c. Spidol warna

11. Pembagian Tugas Kelompok :

Pemandu : 1. Dwi Yuli Retnoningrum 2. Fita Amelia

Notulis : Mustofa Anwar Ali Hanafi Observer : 1. Aris Maulana

2. Ahmad Faisol

Fasilisator : Yoga Andrian Wicaksono 12.

Rencana Pelaksanaan :

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan :

1. Fasilitator memfasilitasi kegiatan yang akan dilakukan, yaitu :

a. Mengorganisir kegiatan b. Menyiapkan peralatan c. Pembagian tugas d. Menata ruang bermain

e. Melakukan informed concent kepada anak dan orang tua

15 menit Anak usia preschool

2 Proses :

1. Fasilitator membuka kegiatan dengan memperkenalkan diri dan anggota kelompok

(4)

2. Fasilitator menetapkan kontrak waktu dan menjelaskan tujuan kegiatan terapi bermain

3. Pemandu mulai memimpin permainan 4. Selama kegiatan bermain pemandu :

 Mengaktifkan anak-anak berperan serta

 Memberikan reward apabila ada anak yang dapat menggambar dan menebak gambar dengan benar  Memberikan contoh gambar yang

mudah dipahami anak

5. Selama kegiatan bermain observer mengamati respon anak

3 1. Observer meminta anak yang mendapatkan reward untuk memperkenalkan diri

2. Eksplorasi anak setelah menunjukkan hasil karyanya

3. Penutup

5 menit Anak usia preschool

Evaluasi : 1. Strukrtur

a. Persiapan pasien

 Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam bermain  Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan  Anak siap untuk melakukan kegiatan menebak gambar b. Lingkungan

 Lingkungan bermain menunjang

 Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada ganggu c. Media

 Kertas HVS

 Contoh gambar alat transportasi  Spidol berwarna

2. Proses

1) Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain 2) Fasilitator memberikan contoh gambar yang diberikan 3) Anak mampu mencontoh gambar yang diberikan dengan baik 4) Anak mampu menebak gambar dengan baik

5) Anak dapat aktif melakukan menggambar, menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya

(5)

3. Hasil

1) Anak mampu mencontoh gambar 2) Anak mampu menebak gambar

3) Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam melakukan permainan tebak gambar

4) Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan 5) Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan 4.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

TERAPI BERMAIN TEBAK GAMBAR

A PENDAHULUAN

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk

(6)

belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain

Berdasarkan pemeriksaan DDST menebak gambar pada anak usia preschool (3-6 tahun) dapat melatih kognitif. Kerakteristik bermain pada anak usia preschool adalah meniru orang lain yang lebih besar, anak bermain bersama dengan jenis permainan yang terorgainisasi dan terencana.

Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar mengisi waktu tetapi kebutuhan anak seperti halnya makan, minum, kasih sayang. Anak memerlukan variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental, emosi, intelektual, kreatifitas dan sosial.

B KEUNTUNGAN BERMAIN

1 Anak mampu mengingat gambar yang dicontohkan. 2 Anak mampu menebak gambar.

3 Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam melakukan permainan tebak gambar.

4 Anak mampu melaksanaan cara dan aturan permainan. 5 Anak tidak ragu-ragu dalam melakukan permainan.

(7)

C MACAM BERMAIN 1 Bermain Aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

(8)

b Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

c Bermain drama (Dramatic Play)

Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.

d Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain. 2 Bermain Pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh : Melihat gambar di buku/majalah, mendengar cerita atau musik, menonton televisi, dsb.

D ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1 Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.

2 Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3 Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4 Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN 1 Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak. 2 Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3 Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

4 Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. 5 Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

(9)

F BENTUK-BENTUK PERMAINAN

Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan :

1 Alat olah raga. 2 Alat masak. 3 Alat menghitung. 4 Sepeda roda tiga.

5 Benda berbagai macam ukuran. 6 Boneka tangan.

7 Mobil.

8 Kapal terbang. 9 Kapal laut dsb

G BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP Prinsip bermain di rumah sakit adalah :

1 Kelompok umur yang sama.

2 Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

3 Pertimbangan keamanan dan infeksi silang.

4 Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang dapat dihindari.

5 Tidak banyak energi serta permainan singkat.

6 Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak menguras tenaga energi yang besar.

7 Waktu bermain perlu melibatkan orang tua.

8 Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat segera diketahui secara dini.

H Tujuan kegiatan 1 Memberi informasi.

2 Memacu daya ingat dan kreatifitas anak

3 Menggunakan sistem pendukung yang dikenal. 4 Mengidentifikasi teknik koping.

5 Proaktif melakukan permainan. Referensi

 Dewi, K., et al.2010. Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.  Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

memberikan treatment berupa terapi bermain terhadap anak dengan gangguan ADHD dan untuk mengetahui apakah terapi bermain mampu meningkatkan kemampuan konsentrasi anak yang

Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat, 4.3. Hadiah sebagai reinforcement bagi

Anak usia prasekolah membutuhkan tempat bermain yang nyaman dan aman dimana anak dapat mengeksplorasi segala keingintahuan mereka dan bisa bermain tanpa ada

Bermain adalah cerminan kemampuan #isik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk bela"ar karena dengan  bermain, anak akan berkata$kata,

Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak.

274 PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG MADINAH RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG Septi Viantri

Terapi bermain terhadap anak yang mengalami hospitalisasi mendapatkan hasil bahwa terapi bermain di rumah sakit tidak hanya akan memberian rasa senang pada anak tetapi juga akan