• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE

N/A
N/A
mahardika wardhana

Academic year: 2025

Membagikan "SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN (PRESCHOOL)

DI RUANG MAWAR RSI GONDANG LEGI

Oleh : KELOMPOK 4

1. Brilly Bakti Sumbono

2. Mahardika Kusuma Wardhana 3. Ongky

4. Zulkifli

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017

(2)

SATUAN ACARA BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN (PRESCHOOL)

RUMAH SAKIT ISLAM GONDANGLEGI Tanggal ,

Oleh :

Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kepanjen ANGGOTA

1. Brilly Bakti Sumbono

2. Mahardika Kusuma Wardhana 3. Ongky Silvian A

4. Zulkifli

Malang, Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(………..…….………) (……….………)

(3)

SATUAN ACARA BERMAIN

Topik : Terapi Bermain di Rumah Sakit Sub Topik : Bermain Puzzle

Sasaran : Anak usia Pra Sekolah

Tempat : Ruang Anak Ruang Mawar RSIG

Waktu :

A. LATAR BELAKANG

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, baik dengan tujuan maupun tanpa tujuan. Bermain juga merupakan kebutuhan anak-anak bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dengan siapa saja, menggunakan apa saja, anak bahkan bisa menikmati kesenangan bermain hanya dengan menggunakan imaginasinya. Kebahagian dan manfaat bermain untuk anak hanya didapat apabila anak senang melakukannya, dan agar anak senang melakukannya, inisiatif untuk melakukan aktifitas bermain itu harus datang dari anak. Suatu aktifitas hanya dapat dikatakan aktifitas bermain apabila anaklah yang memutuskan apa yang akan dia mainkan dan bagaimana memainkanya.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain di Rumah Sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia pra sekolah terutama pada anak yang menjalani hospitalisasi dengan cara bermain puzzle.

B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-6 tahun selama 35 menit, anak diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan

(4)

kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal atau sehat.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu 1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat 3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.

4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah.

5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat diruang yang sama.

6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.

7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan.

8. Dapat melatih koordinasi mata dan tangan 9. Melatih sosial emosi anak

D. PERENCANAAN 1. Jenis Program Bermain

Jenis program bermain yang akan dilakukan adalah bermain aktif, dimana dalam bermain aktif anak akan memperoleh kesenangan dari apa yang dibuat sendiri dan dapat melatih motorik halus sekaligus koordinasi mata dan tangan dalam bermain puzzle.

2. Karakteristik Bermain

Karakteristik dalam permainan ini adalah melatih motorik halus dan ketelitian.

3. Karakteristik Peserta

Peserta : Anak usia 3-6 tahun

Jumlah : 2-4 anak dengan didampingi orang tua

(5)

Kriteria :

a. Anak dalam kondisi baik/cukup baik b. Anak bisa/boleh duduk

c. Anak kooperatif dan bersedia mengikuti terapi bermain

4. Metode

Petugas memberi contoh, anak meniru dan memperoleh reward jika melakukan dengan baik.

5. Media Puzle

E. SETTING TEMPAT A. Setting Tempat

(6)

Keterangan:

F. PENGORGANISASIAN 1. Leader : Ongki Silfian 2. Moderator : Zulkifli

3. Observer : Mahardika Kusuma Wardhana 4. Fasilitator : Brilly Bakti Sumbono

G. PROSES STRATEGI PELAKSANAAN

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan

a. Menyiapkan ruangan.

b. Menyiapkan alat-alat.

c. Menyiapkan anak dan keluarga

10 menit Ruangan, alat, anak dan keluarga siap

2 Proses :

a. Membuka proses terapi bermain dengan mengucap kan salam,

memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang

2 menit

5 menit

Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan

Bermain bersama dengan antusias dan

: Leader

: Moderator

:Observer : Fasilitator : Peserta

(7)

tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan puzzle.

c. Mengajak anak bermain menyusun puzzle

Mengevaluasi respon anak dan keluarga.

10 menit 3 menit

mengungkapkan perasaannya

3 Penutup (1 menit).

Menyimpulkan, mengucapkan salam

5 menit Memperhatikan dan menjawab salam

(8)

MATERI TERAPI BERMAIN

A. Definisi Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Keuntungan Bermain

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:

1. Membuang ekstra energi.

2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.

3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.

4. Anak belajar mengontrol diri.

5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

6. Meningkatnya daya kreativitas.

7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.

(9)

8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.

11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

C. Macam Bermain 1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 1-2 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi tumpukan-tumpukan

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misal bermain sandiwara boneka, menyuapi boneka d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

(10)

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

D. Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : pensil, bola, balok, lilin, dll.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

(11)

F. Bentuk- Bentuk Permainan 1. Usia 0 – 12 bulan

a. Tujuannya adalah :

1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.

2) Melatih kerjasama mata dan tangan.

3) Melatih kerjasama mata dan telinga.

4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

5) Melatih mengenal sumber asal suara.

6) Melatih kepekaan perabaan.

7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

2) Memperkenalkan sumber suara.

3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

4) Melatih imajinasinya.

5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),

(12)

balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

3. Usia 25 – 36 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.

3) Melatih motorik halus dan kasar.

4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).

5) Melatih kerjasama mata dan tangan.

6) Melatih daya imajinansi.

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

b. Alat permainan yang dianjurkan : 1) Alat-alat untuk menggambar 2) Lilin yang dapat dibentuk 3) Pasel (puzzel) sederhana 4) Manik-manik ukuran besar

5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda

6) Bola

4. Usia 32 – 72 bulan a. Tujuannya adalah :

1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.

3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.

4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura- pura (sandiwara).

5) Membedakan benda dengan permukaan.

6) Menumbuhkan sportivitas.

(13)

7) Mengembangkan kepercayaan diri.

8) Mengembangkan kreativitas.

9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).

10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.

11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.

12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.

13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

b. Alat permainan yang dianjurkan :

1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak- anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.

2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

5. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan : a. Alat olah raga.

b. Alat masak c. Alat menghitung d. Sepeda roda tiga

e. Benda berbagai macam ukuran.

f. Boneka tangan.

g. Mobil.

h. Kapal terbang.

i. Kapal laut, dsb.

6. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan :

(14)

a. Pada anak laki-laki : mekanik.

b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah

8. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

G. Ketika Anak Masuk Rawat Inap 1. Tujuan kegiatan :

a. Memberi informasi.

b. Memicu normalisasi.

c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

d. Mengidentifikasi teknik koping.

2. Contoh kegiatan :

a. Mendesain tanda selamat datang.

b. Memotivasi orang tua mengisi angket mengenai kebiasaan anak.

c. Mengajak peran serta orang tua membawa foto dan mainan.

d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

e. Proaktif melakukan permainan.

3. Kegiatan untuk stimulasi kemampuan

Tujuan kegiatan : meningkatkan fungsi motorik kasar dan halus pasien Kegiatan :

a. Belajar tentang koordinasi b. Belajar tentang konsentrasi c. Belajar tentang imajinasi  

H. Evaluasi

a. Bisa merasa tenang selama dirawat.

b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat c. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.

d. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah.

(15)

e. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat diruang yang sama.

f. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.

g. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan.

h. Dapat melatih koordinasi mata dan tangan i. Melatih sosial emosi anak

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika

Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan Pertama, Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak yang tidak aktif bermain game online memiliki indeks massa tubuh yang baik dibandingkan dengan anak yang aktif bermain

Bermain adalah cerminan kemampuan #isik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk bela"ar karena dengan  bermain, anak akan berkata$kata,

Hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal,

Pada kegiatan bermain matematika dengan menggunakan benda-benda konkret dan dilakukan secara langsung oleh anak, dimana kelima alat indera anak terlibat secara

Satuan Acara Bermain yang berjudul “TERAPI BERMAIN LEG(” di Ruang Rawat Inap 15 RSUD

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi, kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak.

Terapi bermain yang dapat dilakukan terhadap anak usia toddler seperti, permainan balok-balok, bola-bola dan permainan tebak gambar, bentuk, dan warna kertas, mewarnai, menempelkan

Metode Bermain Aktif Tabel 3 Distribusi Frekuensi Perkembangan Bahasa Anak Sebelum dan Setelah Bermain Aktif Bagi anak usia pra sekolah, perkembangan bahasa dapat dilakukan dalam