• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wealth Management Newsletter - Juni 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wealth Management Newsletter - Juni 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Nasabah terhormat,

Terima kasih atas kepercayaan Anda menjadi nasabah setia Commonwealth Bank.

Pada edisi Market Perspective kali ini, kami mengulas mengenai pergerakan pasar yang cukup volatile selama Mei hingga awal Juni 2015. Selain faktor global dari ketidakpastian akan kenaikan suku bunga The Fed, beberapa news domestik juga turut mempengaruhi pergerakan pasar.

Dinamika pergerakan pasar ke depan masih cukup menarik untuk diamati. Walaupun pasar masih bergerak mixed namun kami melihat adanya peluang untuk memanfaatkan setiap momentum penurunan ataupun kenaikan harga aset investasi. Apalagi di tengah masa ekonomi transisi ini kami melihat ada peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Nasabah. Nasabah berkesempatan untuk memiliki aset investasi dengan valuasi yang rendah, namun tetap selektif pada portofolio Reksa dana yang mendapatkan benefit dari siklus ekonomi selanjutnya dan strategi stock

picking yang kuat. Dengan demikian, kami melihat volatilitas di pasar saat ini bukan suatu hal

yang perlu dikhawatirkan, namun perlu dikelola dengan baik.

Sebagai komitmen kami untuk turut membantu pengelolaan dan pengembangan dana nasabah, kami juga melengkapi portofolio produk dengan beberapa Reksa dana baru, antara lain: Ashmore Dana Ekuitas Nusantara, Ashmore Dana Progresif Nusantara, Batavia Dana Saham, First State IndoEquity Value Select, dan BNP Paribas Dollar Plus.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai strategi dan rekomendasi produk-produk investasi, Anda dapat menghubungi Relationship Manager kami di cabang terdekat.

Hormat kami,

Hormat kami,

Rian Kaslan

(3)

Di luar ekspektasi, sektor yang berhasil outperformed selama Mei 2015 adalah sektor agri naik 15,56% didorong sentimen el nino. Selanjutnya diikuti dengan sektor industri dasar 7,36% dan infrastruktur 5,07%. Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah sektor trade & services sebesar -0,7%.

Berlainan dengan pasar saham yang mengalami rebound di bulan Mei 2015, Pergerakan harga obligasi yang ditunjukkan dengan Abtrindo Index masih terlihat turun -1,55% selama Mei 2015. Yield curve mengalami kenaikan dengan rata-rata 30-45 bps dihampir semua tenor. Yield SUN tenor 10 tahun naik ke

level 8,17% dari posisi akhir bulan sebelumnya 7,7%.

kepemilikan asing pada obligasi pemerintah masih menunjukkan kenaikan secara nominal menjadi Rp514.5 triliun dari posisi bulan sebelumnya Rp507.7 triliun. Namun secara persentase mengalami penurunan tipis menjadi 38,4% dari total obligasi pemerintah yang beredar.

PaSaR SahaM REbouNd SElaMa MEI 2015

PaSaR oblIGaSI MaSIh MENGalaMI koREkSI SElaMa MEI 2015

YIEld oblIGaSI MaSIh bERGERak NaIk SEIRING SENTIMEN PaSaR Global

YIEld uS TREaSuRY MaSIh MENGalaMI kENaIkaN SElaMa aPRIl-MEI 2015 daN MEMaSukI JuNI 2015 INI

Selama bulan Mei 2015, IHSG mengalami rebound sempat menyentuh level di atas 5.300 atau naik 4,6% pada pertengahan Mei 2015 ke level 5320.9. Namun kemudian kembali mengalami tekanan sehingga ditutup ke level 5.216 (2,55% MoM). Investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp3.5 triliun, sudah lebih rendah dari net sell selama periode April 2015.

Yield obligasi Indonesia beranjak naik seiring kenaikan yield

obligasi AS dan negara di belahan dunia lainnya. kekhawatiran pelaku pasar global masih didorong issue klasik yang melanda pasar yakni sentimen akan potensi kenaikan suku bunga The Fed dan risiko Yunani.

Data ekonomi AS masih bersifat mixed namun setiap dirilis data ekonomi yang positif atau statement baru dari pejabat The Fed maka langsung mendorong kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan mempercepat kenaikan bunga. Selain itu negosiasi panjang

bail out hutang Yunani juga masih berlarut-larut.

MaRkET REvIEW

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg Rp Tn

“Net Sell sudah berkurang, namun potensi tekanan jual asing masih cukup tinggi,

didorong tekanan pasar global”

20.0 15.0 10.0 5.0 -(5.0) (10.0) (15.0) 5,600 5,400 5,200 5,000 4,800 4,600 4,400 4,200 4,000 4.3 (5.3) (1.3) (7.4) (3.2) (8.0) (5.4) (8.9) (3.5) 7.8 14.5 14.6 11.5 9.5 2.7 0.2 10.6 5,0905.3 5,086 5,519 5,450 5,216 4,879 Foreign Flow (RpTn)

Net Buy (+) & Net Sell (-) IHSG

Dec-13 Jan-14 Mar Jan-15

-14

Mar

-15

May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 May-15

Feb-14 Apr Feb-15

-14

Apr

-15

(4)

MaRkET ouTlook

NEGoSIaSI baIlouT huTaNG YuNaNI YaNG bERkEPaNJaNGaN …

Setelah melalui 4 bulan pertama dengan sentimen positif di pasar global khususnya dengan rencana ECB menggulirkan tambahan stimulus, memasuki akhir April hingga Juni 2015 ini risiko pasar global kembali meningkat.

Global bond sell-off ditandai dengan kenaikan yield US Treasury menuju level tertingginya sepanjang tahun 2015 ini yakni 2,4% pada awal Juni 2015 dari level terendahnya di 1,65% pada akhir Januari 2015. Lalu apakah ada issue baru yang mendorong koreksi pasar ini?

Ternyata faktor penyebabnya masih didorong issue klasik terkait risiko kenaikan bunga The Fed dan risiko Yunani.

Ekonomi AS pada kuartal 1 tahun 2015 mengalami penurunan -0,7% QoQ didorong faktor cuaca. Selain faktor seasonality, penguatan Dollar juga mulai menekan kinerja ekspor dan emiten AS berbasis multinasional.

Pemulihan tenaga kerja dianggap masih bersifat mixed. Tingkat pengangguran memang sudah menunjukkan level yang rendah sebesar 5,4%. Namun tingkat partisipasi tenaga kerja dan nilai gaji per jam juga masih cukup rendah, sehingga menjadi justifikasi bagi The Fed untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.

Bagaimanapun juga ke depan The Fed akan mulai melakukan normalisasi kebijakan moneternya, dengan kenaikan suku bunga bertahap. Hal ini akan dilakukan sesuai perkembangan data ekonomi terkini (data dependance).

Akibatnya, setiap dirilis data ekonomi yang positif seperti penambahan jumlah payroll pada Jumat lalu (5 Juni 2015) sebanyak 280.000 jauh di atas ekspektasi pasar (225.000), maka langsung sentimen negatif melanda pasar.

Data tenaga kerja yang positif mendorong kekhawatiran pelaku pasar bahwa The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga AS. Hal ini langsung mendorong kenaikan yield US Treasury ke

level 2,4%. Dollar Index juga mengalami penguatan terhadap

mata uang negara utama dunia lainnya. Pasar modal AS mengalami koreksi dan mendorong yield US Treasury melonjak tajam ke level 2,4%

Risiko hutang Yunani masih membayangi pasar karena negosiasi antara Pemerintah Yunani dan kreditur di Zona Eropa yang tak kunjung selesai.

Setelah menyatakan akan menunda hutangnya yang akan jatuh tempo, Yunani menyatakan bahwa persyaratan yang diajukan kreditur guna mendapatkan bail out bersifat absurd. Hal ini tentunya meningkatkan sentimen negatif dan memperbesar peluang Grexit (default hutang Yunani).

Namun perkembangan positif terjadi di mana Pemerintah Jerman akan membantu Yunani jika mereka setidaknya memenuhi 1 dari persyaratan reformasi ekonomi.

kami melihat risiko Yunani ini masih menjadi salah satu tema pendorong volatilitas di pasar Eropa dan pelemahan mata uang Euro dalam beberapa bulan ke depan. Risiko Yunani masih berkepanjangan sekalipun deal tercapai menjelang batas waktu penyelesaian hutang tanggal 30 Juni 2015. Bail out senilai Euro 7.6 miliar masih terlalu kecil untuk menyelesaikan hutang Yunani senilai Euro 240 miliar, di mana hair cut merupakan potensi negatif di masa mendatang.

Secara keseluruhan kami melihat volatilitas pasar global ini sebenarnya suatu hal yang wajar ditengah fundamental pemulihan ekonomi global yang masih belum kuat, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi belum kemana-mana.

Di sisi lain, pasar saham dan obligasi global sudah bergerak cukup tinggi karena dorongan sentimen likuiditas / stimulus yang digencarkan berbagai negara untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi.

RISIko PaSaR Global MaSIh MENINGkaT

PEMulIhaN EkoNoMI aS MaSIh bERSIfaT MIxEd. NaMuN SETIaP RIlIS daTa EkoNoMI PoSITIf laNGSuNG MENdoRoNG koREkSI PaSaR

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg, diolah Commonwealth Bank

Leading Index In % GDPGrowth QoQ

140 120 100 80 60 40 20 0 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10

Dec-07 Dec-08 Sep-09 Mar Dec-10 Jun-12 Dec-13

-10 Sep-11 Mar -13 Sep-14 US GDP Growth QoQ Leading Index 10.0 9.5 9.0 8.5 8.0 7.5 7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 400 300 200 100 -(100) (200) (300) (400) (500)

Change in non-farm payroll (6mo average) US Unemployment Rate 9.9 8.2 5.7 5.4 5.5 In Thousand In %

Sep-09 Dec-09 Mar

-10 Mar -12 Mar -11 Mar -13 Mar -14 Mar -15

(5)

INdEkS SahaM ChINa MENGalaMI kENaIkaN 61,2% YTd (PER 10 JuNI 2015), Jauh MElaMPauI kENaIkaN INdEkS SahaM REGIoNal laINNYa

TINGGINYa valuaSI SahaM bEluM dI-JuSTIfIkaSI dENGaN PENINGkaTaN PoTENSI PERTuMbuhaN EkoNoMI … valuaSI PaSaR SahaM Global Sudah MENCaPaI lEvEl YaNG TINGGI, dI aTaS RaTa-RaTa hISToRIkal

Pasar saham China mengalami kenaikan tinggi hingga 61,2% YTD, jauh melampaui kinerja saham di pasar global lainnya. Hal ini menunjukkan adanya rotasi aliran dana ke pasar China seiring optimisme investor bahwa Pemerintah China akan terus melonggarkan ekonomi dan adanya stimulus tambahan untuk mendorong ekonomi China.

Optimisme ini sejalan dengan indikator ekonomi China yang masih menunjukkan pelemahan dari data PMI (aktivitas produksi) dan inflasi. Pemerintah China sendiri sudah berupaya mencegah

hard landing, dengan melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter.

Penurunan suku bunga acuan sudah dilakukan sebanyak 3x sejak Nov 2014 lalu dan melonggarkan aturan pendanaan untuk mendorong penyaluran kredit. konsensus bloomberg masih memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi di China sebesar 6,9% YoY pada Q3/2015, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 7% YoY.

Selain itu kenaikan pasar saham China juga didorong upaya Pemerintah China yang melakukan reformasi untuk mendorong akses investor pada pasar saham China.

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

“Relatif tingginya valuasi di pasar saham global ditengah masih melambatnya potensi

pertumbuhan ekonomi … mendorong gejolak pasar yang cukup tinggi …. Setiap data aS yang positif dan issue klasik lainnya dapat dengan mudah menggoyang pasar”

Avg. 2015 United States Previous Survey 2.5% 2.9% 2.5% 2.9% 2.2% 2.2% 0.9% 0.9% 1.5% 1.4% 0.8% 0.8% 1.0% 1.1% 1.9% 1.9% 2.2% 2.2% 1.1% 1.0% 2.1% 2.2% 1.5% 1.4% 1.8% 1.7% 0.2% 0.1% 0.3% 0.2% 1.3% 1.2% 05/18/2015 04/29/2015 05/14/2015 04/09/2015 05/19/2015 04/21/2015 05/14/2015 04/15/2015 05/15/2015 04/10/2015 05/18/2015 04/20/2015 0.05% 0.75% 0.60% 0.70% --355 2.5% 2.6% 2.4% 2.4% 0.4% 0.4% 1.6% 1.7% 1.8% 1.8% 2.0% 1.8% 0.4% 0.4% 2.6% 1.6% Japan Previous Survey Canada Previous Survey Eurozone Previous Survey United kingdom Previous Survey Germany Previous Survey ----GDP---- --Inflation--G-5 COUNTRIES EURO AREA

--CB Rate-- --As of--Avg. 2015 Avg. 2016 Avg. 2016 End. 2015 Shanghai (CH) Euro Stoxx (EU) S&P500 (US)

(6)

Tekanan ekonomi global memang sangat mempengaruhi sentimen pasar modal Indonesia. Namun beberapa faktor internal (spesifik Indonesia) juga turut menambah kekhawatiran investor asing. Perlambatan ekonomi yang sudah semakin terlihat jelas pada QQ1/2015 lalu, dianggap belum memperlihatkan suatu tanda-tanda positif pada QQ2/2015 ini.

Hal inilah yang mendorong kekhawatiran akan kinerja keuangan emiten QQ2/2015 yang akan dirilis Juli 2015 ini masih diprediksi memperlihatkan hasil dibawah estimasi.

kenaikan harga minyak dunia juga turut mendorong kekhawatiran akan outlook inflasi ke depannya. Brent crude oil sudah mengalami kenaikan sebesar 9,6% YTD ke level USD 64/barrel.

Selain itu adanya kekhawatiran akan rendahnya realisasi belanja Pemerintah dan target pajak yang ambisius.

Tekanan pelemahan mata uang Rupiah juga masih terlihat sejalan dengan penguatan Dollar Index terhadap 10 mata uang negara

partner dagang utama AS dan juga tingginya kebutuhan USD untuk

pembayaran dividend, hutang korporasi dan seasonality persiapan

stocking menjelang hari raya lebaran di bulan Juli 2015.

Mata uang rupiah sudah mengalami pelemahan ke level Rp13.292 atau -6,3% YTD.

kekhawatiran tersebut merupakan suatu hal yang sangat wajar dan perlu kita ikuti perkembangannya. Mengingat ekspektasi pasar negatif ini bisa bertambah buruk dan mendorong tekanan jual. Sebaliknya bila news yang keluar memberikan pemberitaan yang positif maka dapat berbalik menjadi katalis positif pendorong

rally harga saham ke depannya.

Sepanjang belum ada suatu tanda-tanda positif maka pasar cenderung bergerak mixed. Pendekatan market timing dapat digunakan. Mengingat pasar masih bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi.

RISIko Global MENINGkaT, lalu baGaIMaNa dENGaN koNdISI PaSaR doMESTIk?

YIEld CuRvE bERada Pada RaNGE YaNG SaMa dENGaN YIEld CuRvE 30 MEI 2013 lalu…

…. MEMPERlIhaTkaN PaNIC SEllING (bERlEbIhaN) …. valuaSI MENJadI lEbIh MENaRIk…

MaTa uaNG RuPIah bERGERak dENGaN TINGkaT volaTIlITaS YaNG CukuP TINGGI SElaMa SEMESTER I TahuN 2015 INI

SENTIMEN Global SElloff, MENdoRoNG koREkSI PaSaR bERlEbIhaN dI PaSaR SahaM daN oblIGaSI INdoNESIa IhSG MINuS 6,26% YTd hINGGa aWal JuNI 2015, MENdoRoNG kE valuaSI YaNG lEbIh MENaRIk ….

lEvEl YIEld SuN TENoR 10 TahuN SEkITaR 8,6% aRTINYa bERada Pada RaNGE YaNG SaMa dENGaN lEvEl YIEld dI

TahuN 2013 lalu…. valuaSI MENJadI lEbIh MENaRIk…

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

(7)

Dengan rata-rata ekspektasi inflasi yang menurun maka BI memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga ke depannya. Sedangkan di tahun 2013 lalu, BI malah mendorong kenaikan suku bunga untuk memperketat ekonomi.

Memang BI tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga karena BI ingin menjaga stabilitas makro ekonomi khususnya volatilitas Rupiah. Namun agenda itu sudah ada di depan mata….

Setidaknya BI sudah memulainya dengan melonggarkan kebijakan

macro prudential. Dari menurunkan regulasi Loan to Value Ratio

(LTV) di sektor properti khususnya bagi pembeli rumah pertama dan potensi asing dapat membeli apartment.

Reformasi pengendalian subsidi BBM selain membantu mendorong tren rata-rata inflasi jangka panjang juga berarti Pemerintah memiliki anggaran yang jauh lebih besar untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan sektor ekonomi produktif lainnya.

Alokasi anggaran infrastruktur naik menjadi Rp291 Triliun atau naik +53% dari APBN (sebelum revisi) atau +81% dari realiasi 2014 … ini merupakan suatu hal yang sulit dicapai pada tahun-tahun sebelumnya…. Tinggal bagaimana Pemerintah dapat mempercepat realisasi government spending ini.

S&P sudah mengubah outlook dari BB+/stable menjadi BB+/ positif. Hal ini semakin mendorong optimisme bahwa dalam 12 bulan ke dapan ada potensi kenaikan rating Investment Grade. Hal ini tentunya sangat positif dalam jangka panjang, karena berpotensi menurunkan risk premium dan yield berinvestasi di Indonesia.

Walaupun saat ini respon pasar masih bersifat netral karena adanya tekanan risiko di pasar global.

Current Account Deficit (CAD) yang menjadi trigger foreign outflow di tahun 2013 lalu, sudah relatif menurun. Walaupun

ekspor belum mengalami pemulihan yang berarti, Pemerintah masih mempertahankan tightening bias policy untuk meredam impor yang berlebihan khususnya impor barang bersifat konsumtif dengan menaikkan bea/pajak terkait barang impor (smartphone/ barang elektronik dan komponennya, barang mewah lainnya). CAD diharapkan menurun ke level -2,8%, dibandingkan periode tahun 2014 sebesar -3,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan Bank Indonesia memprediksi defisit Neraca Berjalan dikisaran 2,5 – 3% terhadap PDB.

Hal yang jelas memang terdapat persamaan antara tahun 2013 dan 2015. kekhawatiran pasar sama-sama berlebihan atas kemungkinan The Fed melakukan pengetatan moneter. Bila pada tahun 2013 lalu

issue QE tapering, maka di tahun 2015 ini ketidakpastian akan

timing kenaikan suku bunga.

Namun perbedaan yang mendasar dan bersifat fundamental ada pada stabilitas makro ekonomi kita :

Tekanan inflasi relatif jauh lebih terkendali dibandingkan rata historis. Tingginya rata-rata inflasi sebelumnya disebabkan adanya kenaikan harga BBM yang terjadi secara signifikan pada periode tertentu misalnya pada Juni – Agustus 2013 dan November – Desember 2014.

CuRRENT aCCouNT dEfICIT (Cad) MENuNJukkaN PERbaIkaN

Sumber: Bloomberg diolah oleh Commonwealth Bank

Sumber: Bloomberg diolah oleh Commonwealth Bank

Sekarang kita sudah melakukan reformasi ekonomi di mana kenaikan harga BBM berjalan seiring dengan pergerakan harga minyak dunia (skema subsidi tetap). Hal ini tentunya mendorong kenaikan/penurunan harga akan terjadi bertahap bukan one off

spike.

Reformasi ini suatu prestasi yang berhasil dicapai Pemerintah dan bukan merupakan suatu hal yang mudah. Butuh tahun untuk mengubah kebijakan ini.

Walaupun inflasi bulan Mei 2015 terlihat meningkat ke level 7,15% YoY dan masih mengalami tekanan selama 2 bulan ke depan, namun inflasi diprediksi kembali normalize pada range 5,5 – 6,5% di akhir tahun 2015.

-(2.000) (4.000) (6.000) (8.000) (10.000) (12.000) 0.0% -0.5% -1.0% -1.5% -2.0% -2.5% -3.0% -3.5% -4.0% -4.5% -5.0% -1.5% -4.4% -4.3% -2.1% 1Q12 1Q13

Current Acc Current Acc to GDP

1Q14 1Q15

3Q12 3Q13 3Q14

(10,133) (9,100)

1.0 1.2 3.3

In% BI Rate & Inflasi

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan BI Rate In% 8.8 4.5 b 1.5 6.3 2.5 8.4 7.2 0.5 4 3 3 2 2 1 1 0 -1 -1 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Jan-13 Mar May-13 Sep-13 Jan-14 May-14 Sep-14 Jan-15 May-15

-13

Mar

-14

Mar

-15

Jul-13 Nov-13 Jul-14 Nov-14 Feb-13 Apr Jun-13 Oct-13 Feb-14 Jun-14 Oct-14 Feb-15

-13

Apr

-14

Apr

-15

(8)

EquITY & boNd ouTlook

Dengan tingginya tekanan risiko di pasar global maka kami memprediksi pergerakan pasar masih bersifat mixed. Belum ada katalis positif baru yang dapat mendorong rebound secara signifikan. Valuasi baik di pasar saham dan obligasi memang menjadi lebih menarik. Namun potensi rebound jangka pendek masih dinilai terbatas.

Volatilitas di pasar mau tidak mau masih akan kita hadapi namun kami sangat positif dengan perbaikan fundamental yang masih

going on track ke depannya.

Pada kondisi saat ini, pendekatan market trading dapat digunakan dimana membeli pada level harga yang rendah dan langsung menetralkan posisi bila sudah mengalami kenaikan 1-2%. Dengan kata lain, defensive mode perlu dijaga, dengan melakukan switching pada kelas aset berisiko lebih rendah. IHSG berpotensi bergerak pada range 4800-5050 pada Price to

Earning Ratio (P/E) 12.7x – 13.4x Est EPS Y+1.

Sedangkan pada bond yield, indikator menggunakan yield SUN tenor 10 tahun yang sudah menunjukkan peningkatan tajam dari

level akhir Mei 2015 sebesar 8,2% menjadi 8,75%. Pada range yield 8,55% - 8,9% rekomendasi buy dan pada range yield 8 –

8.2% rekomendasi sell untuk jangka waktu selama 1 bulan ke depan dan akan direview sesuai sentimen di pasar global. Namun bagi nasabah dengan jangka waktu investasi menengah ke panjang, maka jangan berhenti untuk berinvestasi. karena bagaimanapun gejolak pasar yang terjadi, pandangan masih sangat positif untuk jangka panjang. Apalagi dengan berbagai perbaikan makro ekonomi Indonesia, outlook rating yang positif dan diharapkan aktivitas ekonomi kembali meningkat pada kuartal 3 tahun 2015 ini. Auto investment dapat digunakan untuk mendorong disiplin berinvestasi.

daMPak JaNGka PENdEk MaSIh NETRal, NaMuN SaNGaT PoSITIf uNTuk JaNGka PaNJaNG

Setelah Fitch & Moody’s memberikan outlook positif Indonesia pada tahun 2011, spread imbal hasil dengan UST 10y sempat mendekati angka 300bps (untuk IDR) dan 150bps (untuk INDON). (%) 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 (bps) 600 500 400 300 200 100 0

Feb-11 May-11 Aug-11 Nov-11 Feb-12 10y Spread (IDR vs UST)

IDR 10y

10y Spread (INDON vs UST) INDON 10y

May-12

(9)

aNalISa valaS

Momen Idul Fitri biasanya selalu dirayakan oleh masyarakat Indonesia untuk berbelanja barang keperluan dan hadiah. Budaya ini mendorong tingginya penarikan uang tunai oleh nasabah sehingga bank-bank wajib mengantisipasinya dengan likuiditas yang mencukupi.

Bank Indonesia (BI) sudah mengalokasikan persediaan uang tunai sebesar Rp119 Triliun sampai Rp125 Triliun untuk periode Ramadhan dan lebaran 2015. Menurut Ronald Waas, Deputi Gubernur BI, kebutuhan uang tunai selalu meningkat selama bulan puasa hingga hari raya sehingga bank sentral sudah jauh-jauh hari mengantisipasinya. Meski pertumbuhan ekonomi cenderung melambat, pemerintah melihat konsumsi uang tetap tinggi tahun ini sehingga stok tunai yang disediakan lebih besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp118.5 Triliun. BI memperkirakan kebutuhan masyarakat akan uang tunai saat lebaran naik 15%. Dari sisi geografis, kebutuhan paling besar berada di wilayah pulau Jawa terutama kota-kota besar seperti Jakarta. Sementara jenis uang yang paling diminati adalah pecahan kecil karena biasanya dipakai masyarakat untuk dibagikan kepada sanak saudara dan belanja kebutuhan sehari-hari.

Pergerakan USD/IDR hingga bulan juli 2015 didominasi dengan penguatan IDR. Penguatan cenderung disebabkan oleh efektifnya peraturan BI mengenai kewajiban pemakaian rupiah diseluruh wilayah Indonesia. Peraturan tersebut tertuang dalam PBI No. 17/3/PBI/2015. Hal ini dilakukan oleh BI dengan tujuan untuk menjaga stabilitas rupiah di market dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga AS. Faktor lain yang juga dapat membuat rupiah menguat adalah konsumsi yang meningkat menjelang Idul fitri yang memungkinkan inflasi kita bisa naik untuk bulan ini. Otomatis

uSd/IdR

ini membuat likuiditas rupiah meningkat.

Disatu sisi Bank Sentral AS tetap dalam rencananya menaikan suku bunga hingga 0,625% sampai akhir tahun 2015 bisa memicu penguatan USD terhadap mata uang lainnya untuk jangka waktu 3-6 bulan.

Diperkirakan nilai tukar Rupiah akan cenderung menguat di rentang 13.150 – 13.350 pada bulan Juli ini.

aud/uSd

EuR/uSd

Pada awal bulan Juni, data building approval Australia dirilis memburuk di bawah prediksi pasar. Building approval turun dari 2,8% ke -1,8%, Trade balance dirilis dengan defisit melebar -1.322M menjadi -2.100M. buruknya serangkaian data ekonomi yang dirilis membuat outlook penurunan suku bunga Australia kembali membesar. Untuk jangka waktu pendek dan menengah AUD masih cenderung akan melemah terhadap mata uang lainnya,

Nilai tukar Euro terhadap mata uang lain cenderung turun di bulan juni ini, didominasi respon market yang diawali dengan perpanjangan jatuh tempo hutang Yunani sampai 30 Juni sejumlah 1.5 Milyar Euro. Diperkirakan mata uang Euro masih akan cenderung melemah lagi karena keraguan market terhadap yunani dalam mencapai tingkat kesepakatan dengan kreditur international(IMF dan ECB). kebuntuan akan negosiasi yunani mengenai upah kerja

dikarenakan waktu kenaikan suku bunga AS yang makin dekat, akan kembali menurunkan selera resiko pasar. Seiring denga memburuknya data-data ekonomi Australia akhir-akhir ini dan sinyal perlambatan ekonomi China di masa mendatang,

Diperkirakan AUD/USD akan cenderung bergerak dengan rentang 0.7530 – 0.7840 pada bulan Juli 2015

dan reformasi dana pensiun masih menjadi fokus market. komitmen ECB untuk menggelontorkan stimulus 60 miliar EUR per bulan sampai September 2016 juga beresiko menekan Eur lebih lanjut. Diperkirakan EUR/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.0900 – 1.1380 pada bulan Juli 2015 dengan kecenderungan turun.

(10)

uSd/JPY

JPY bergerak dalam range terbatas di 122.60 – 125.90 di bulan juni menguat tipis terhadap sebagian mata uang dunia di bulan juni ditopang komentar Haruhiko kuroda Gubernur BOJ, yang menyebutkan pelemahan yen telah mendekati batasnya dan efek dari perlemahan JPY bisa mengganggu stabilitas ekonomi jepang. Walaupun akhirnya diralat oleh kuroda sendiri bahwa dia tidak

berusaha untuk mempengaruhi nilai tukar, pernyataan kuroda sudah terlanjur membuat nilai tukar JPY menguat.

DIperkirakan USD/JPY akan cenderung bergerak dengan rentang 121.70 – 124.50 pada bulan Juli 2015 dengan kecenderungan naik.

*Data di atas hanya bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar.

Entry Point Profit Taking Cut Loss

USD/IDR EUR/USD GBP/USD AUD/USD USD/JPY

RECoMMENdaTIoN

GbP/uSd

Poundsterling menguat signifikan di bulan Juni ini, disebabkan oleh membaiknya rilis data ekonomi mulai dari awal bulan, pertumbuhan upah kerja yang terkuat selama 4 tahun terakhir menyebabkan percepatan kenaikan suku bunga inggris makin membesar persentasenya dari Q2 2016 menjadi Q1 2016. kenaikan

suku bunga US yang makin dekat berpotensi memberikan tekanan terhadap poundsterling lebih lanjut dalam jangka waktu dekat. Diperkirakan GBP/USD akan cenderung bergerak dalam rentang 1.5500 – 1.5920 pada bulan juli 2015.

Expected buying level 13.150 - 13.200 1.0950 - 1.1000 1.5550 - 1.5600 0.7500 - 0.7550 121.00 - 121.50 Expected selling level 13.400 - 13.450 1.1300 - 1.1350 1.5920 - 1.5970 0.7850 - 0.7900 125.00 - 125.50 Long profit taking @ 13.400 and above 1.1300 and above 1.5900 and above 0.7800 and above 125.00 and above Short profit taking @ 13.300 and below 1.1000 and below 1.5550 and below 0.7500 and above 121.00 and below Long cut loss @ 13.000 - 13.075 1.0850 - 1.0900 1.5450 - 1.5500 0.7400 - 0.7450 120.00 - 120.50 Short cut loss @ 13.500 - 13.550 1.1400 - 1.1450 1.6000 - 1.6050 0.7900 - 0.7950 126.00 - 126.50

(11)

diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan.. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan. Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki resiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan / atau penjualan terhadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 021 15000 300 atau email kami di customercare@commbank.co.id.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut H.B Sutopo, “teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.”

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah: membaca berita utama surat kabar SIB yang menjadi objek kajian penelitian ini, mengidentifikasi penggunaan eufemisme yang terdiri

Dari simulasi panggilan suara pada teknologi WiMAX (IEEE 802.16e) yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil simulasi, nilai BER yang dapat dikatakan

Pada tampilan Encoding Terdapat dua bentuk form, bagian atas menujukkan hasil perkalian informasi dengan Generator Polinomial G(x), sedangkan pada bagian bawah

Dalam tataran elit politik, wacana merupakan salah satu media yang sesuai untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas sehingga diharapkan tidak muncul

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak akan meningkatkan intensitas warna dan bau sediaan, daya sebar, persen penghambatan DPPH, dan nilai SPF,

Dalam hal mengubah satu teks berita menjadi teks esai, seorang penulis dianggap berhasil apabila bisa mengambil inti dari teks bacaan yang telah dibacanya yang

Klasifikasi tipologis dilakukan berdasarkan kesamaan tipe atau tipe-tipe yang terdapat pada sejumlah bahasa. Tipe ini merupakan unsur tertentu yang dapat timbul