• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG GADING TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG GADING TUGAS AKHIR"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN

(PERSERO) KANTOR CABANG GADING

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh:

PUTERI MEKAR MELATI D1513079

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINITRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

i

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN

(PERSERO) KANTOR CABANG GADING

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh:

PUTERI MEKAR MELATI D1513079

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINITRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(3)

ii

PERSETUJUAN

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN

(PERSERO) KANTOR CABANG GADING

Disusun Oleh : PUTERI MEKAR MELATI

D1513079

Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing,

Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. NIP. 19590907 198702 1 001

(4)

iii

PENGESAHAN

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDI CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN

(PERSERO) KANTOR CABANG GADING

Disusun Oleh : PUTERI MEKAR MELATI

D1513079

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari : Selasa Tanggal : 10 Mei 2016

Tim Penguji Nama Tanda tangan

1. Penguji 1 Sri Wahyudi, S.Sos., M.Si. ………..

2. Penguji 2 Drs. Is Hadri Utomo, M.Si. ..……….

Mengetahui,

Dekan, Kepala Program Studi,

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si Drs. Ali, M.Si

(5)

iv MOTTO

“Migunani Tumraping Liyan.”

(Farid Asta Stevy) “Menyuarakan sesuatu bisa lewat apa saja, tertulis ataupun tidak, punya kesempatan yang sama untuk berbuat perubahan. Yang penting adalah memiliki

ide dan semangat untuk menginspirasi siapapun.”

(Monstrologist) Katakan, Tekatilah dengan yakin dan kuat, Wujudkanlah, dan Pertahankanlah.

Jangan pernah takut selama kita benar-benar yakin dengan apa yang kita lakukan.

(6)

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibu ku yang tercinta dan terbaik, terima kasih untuk kasih sayang serta didikanmu yang mengajarkan ku untuk bekerja keras dan tidak mudah menyerah.

2. Kakak ku yang tersayang, terima kasih atas nasehat yang memberikan motivasi untukku.

3. Untuk sahabatku dan teman-teman seperjuangan Manajemen Administrasi 2013 kelas A.

(7)

vi

PERNYATAAN

Nama : PUTERI MEKAR MELATI N I M : D1513079

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul ”SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG GADING” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 23 Februari 2016 Yang Membuat Pernyataan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala kemudahan dan kelancaran yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG GADING.”

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini berkat adanya petunjuk dan bimbingan dari Bapak, Ibu, dan semua pihak yang terkait. Maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Suban selaku Pimpinan PT PEGADAIAN (Persero) Deputi Bidang Bisnis Area Surakarta yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi di instansi tersebut. 3. Bapak Widodo selaku Pimpinan PT PEGADAIAN (Persero) Cabang Gading

yang telah memberikan bimbingan, bantuan, ilmu baru, dan keramahan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Ali, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Irsyadul Ibad, S.AB, M.Ed., M.Si. selaku Pembimbing Akademik. 6. Para Dosen Akademik Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya.

7. Ibu Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Bapak Eko, Mbak Iva, Mas Dedy, Mbak Tutik, Bapak Parmin, Bapak Margono, terima kasih atas bimbingan, nasehat, pelajaran baru, dan traktiran selama satu bulan magang.

(9)

viii

9. Karyawan PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading lainnya, terima kasih atas cerita-cerita baru, keceriaan, dan kebersamaannya.

10. Ibu Tukinah dan Kakak Devi Lia Prasasti, atas semangat, perhatian, dan doa yang kalian berikan. Salam sayang untuk kalian.

11. Teman-temanku Manajemen Administrasi 2013 kelas A, terima kasih atas torehan cerita sedih, senang, baik, dan buruknya yang memberikan pelajaran bagi penulis. Salam sukses untuk kalian semua.

12. Crew Milkies Solo, terima kasih atas doa, kekeluargaan, dan keluangan waktu yang diberikan kepada penulis.

(10)

ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERSETUJUAN ... ii PENGESAHAN ... iii MOTTO ... iv PERSEMBAHAN ... v PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Pengamatan ... 4

D. Manfaat Pengamatan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Metode Pengamatan ... 24

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI ... 31

A. Logo Perusahaan ... 31

B. Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

C. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan... 34

D. Budaya Kerja Perusahaan... 35

E. Jenis / Kegiatan Usaha ... 36

F. Produk Layanan Pegadaian ... 36

G. Struktur Organisasi ... 39

(11)

x

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Sistem Pengajuan Barang Kantong Gadai KCA ... 46

B. Sistem Pengambilan Barang Kantong Gadai KCA ... 55

C. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Online PASSION ... 63

D. Solusi Mengatasi Kelemahan Sistem Online PASSION... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan... 66

B. Saran ... 67

Daftar Pustaka ... 69

Pedoman Wawancara ... 71

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Gadai KCA... 2

Tabel 4.1 Alur Pengajuan Barang Kantong Gadai KCA ... 46

Tabel 4.2 STL Emas PT PEGADAIAN (Persero) ... 49

Tabel 4.3 Biaya Administrasi Kredit ... 50

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Grafik Pengetahuan Masyarakat ... 2

Gambar 2.1 Model Umum Sistem 1 ... 7

Gambar 2.2 Model Umum Sistem 2 ... 7

Gambar 2.3 Proses Pengajuan Barang Kantong ... 20

Gambar 2.4 Model Analisis Interaktif ... 29

Gambar 3.1 Logo Perusahaan I ... 31

Gambar 3.2 Logo Perusahaan II... 32

Gambar 3.3 Struktur Organisasi ... 40

Gambar 4.1 Data Nasabah pada Sistem Online PASSION... 51

Gambar 4.2 Data Barang Jaminan pada Sistem Online PASSION ... 52

Gambar 4.3 Proses Pengajuan Gadai pada Sistem Online PASSION ... 53

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Form Pengajuan Kredit.

Lampiran 2 Tampilan-tampilan Sistem Online PASSION. Lampiran 3 Surat Bukti Kredit (SBK).

Lampiran 4 Nota Transaksi Penerimaan Uang – Kredit Baru. Lampiran 5 Nota Transaksi Tunai Pelunasan.

Lampiran 6 Foto Penyimpanan Barang Kantong Lampiran 7 Form Monitoring Magang

Lampiran 8 Form Presensi Magang Lampiran 9 Form Penilaian Magang

(15)

xiv

SISTEM PENGAJUAN DAN PENGAMBILAN BARANG KANTONG GADAI KREDIT CEPAT AMAN (KCA) NASABAH DI PT PEGADAIAN

(PERSERO) KANTOR CABANG GADING Puteri Mekar Melati

Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jalan Ir. Sutami No. 36-A, Kentingan, Surakarta, 57126 e-mail: puterimelatimekar@gmail.com

ABSTRAK

PT PEGADAIAN (Persero) merupakan suatu lembaga yang bergerak di jasa kredit gadai dengan dasar keinginan mulia untuk membantu masyarakat luas yang membutuhkan solusi pendanaan, mencegah ijon, rentenir dan pinjaman tidak wajar guna meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Penawaran bisnis gadai memiliki banyak peminat, salah satunya adalah Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) yang berarti pemberian kredit yang mudah dengan barang jaminan yang dengan kriteria tertentu seperti emas atau barang kantong.

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui (1) Sistem Pengajuan Barang Kantong, (2) Sistem Pengambilan Barang Kantong Gadai KCA, (3) Kelebihan dan Kelemahan Sistem yang digunakan di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading.

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah Deskriptif Kualitatif dengan cara pengumpulan data menggunakan teknik Purposive Sampling. Melalui wawancara, observasi langsung, dan mengkaji isi dokumen data-data dapat dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisis interaktif.

Berdasarkan pembahasan dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya sistem berbasis online yaitu PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online), nasabah dapat dengan mudah dan cepat dalam mengajukan kredit gadai barang emas tersebut. Sebagai bentuk bukti fisik adanya perjanjian gadai antara nasabah dengan Pegadaian, pencetakan Surat Bukti Kredit dilakukan dengan menyertakan Nota Transaksi. Kemudahan dan keringanan akan dirasakan oleh nasabah karena cicilan atau perpanjangan dapat dilakukan disemua outlet Pegadaian apabila nasabah belum dapat melunasi pinjaman. Hanya dengan membayar sewa modal atau bunga yang mengikuti besar uang pinjaman, nasabah mendapatkan waktu mundur 120 hari lagi. Kelebihan dari sistem online ini mampu memberikan dampak yang baik bagi Pegadaian sendiri, akan tetapi karena menggunakan jaringan LAN tentu saja masih ditemui kekurangan seperti koneksi terkadang lambat dan pemberlakuan “Session Expired” yang membuat pekerjaan tertunda pula.

Keyword: Sistem Online PASSION, Pengajuan Gadai, Pelunasan Gadai, Gadai KCA, dan Gadai Emas.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai kebutuhan dan keinginan masyarakat tidaklah ada ujungnya. Masalah perekonomian yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan dalam pemenuhannya membuat banyak perusahaan jasa keuangan yang menawarkan berbagai produk untuk mengatasi masalah tersebut. Produk ini berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan dalam memberikan pilihan kepada masyarakat, khususnya masyarakat menengah kebawah dalam memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut yang menjadi titik fokus dari PT PEGADAIAN (Persero) sebagai perusahaan jasa yang ingin mengatasi masalah perekonomian di Indonesia melalui program yang mereka miliki yaitu Gadai.

PT PEGADAIAN (Persero) menawarkan beberapa produk Gadai, salah satunya adalah Gadai Kredit Cepat Aman disingkat menjadi KCA. Produk Gadai ini merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat, dan aman. Hal tersebut dikarenakan kredit dengan sistem gadai ini diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif. Kemudahan dalam pengajuan dan kecepatan pencairan dana pun membuat Gadai KCA ini paling banyak diminati oleh masyarakat daripada produk Gadai yang lainnya. Dapat dibuktikan melalui data berikut yang menunjukkan adanya perkembangan jumlah nasabah di PT PEGADAIAN (Persero) terkait pengajuan Gadai KCA per tahun 2013-2014.

(17)

2

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Nasabah Bisnis Gadai Tahun 2013-2014

(dalam orang) Sumber: Annual Report Pegadaian, 2014:108

Peningkatan jumlah nasabah Gadai KCA juga disebabkan oleh tingginya pengetahuan masyarakat terhadap jenis produk PT PEGADAIAN tersebut. Melalui quisioner yang dilakukan oleh Star Jakarta Research, diperoleh hasil grafik perbandingan seperti berikut:

Gambar 1.1: Grafik Pengetahuan Masyarakat terhadap Produk PT PEGADAIAN

Berbagai jenis barang agunan / jaminan diajukan nasabah untuk mendapatkan dana pinjaman dari PT PEGADAIAN (Persero) khususnya di Kantor Cabang Gading melalui bisnis Gadai KCA ini. Barang yang memiliki minat tinggi dari nasabah adalah Barang Kantong (Perhiasan Emas: Cincin, Kalung, Anting, Liontin, dan Lantakan Emas). Sebab disamping bernilai ekonomis dan praktis,

Uraian Realisasi 2014 RKAP 2014 Realisasi 2013 Naik/(Turun) % Pencapaian % KCA 5.441.484 5.941.614 2.397.469 126,97 91,58 Krasida 21.506 57.642 19.214 11,93 37,31 TOTAL 5.462.990 5.999.256 2.416.683 126,05 91,06

(18)

3

barang ini juga dapat diinvestasikan dan mampu menaikkan omzet perusahaan. Menurut Direktur Keuangan PT PEGADAIAN Dwi Agus Pramudya, bahwa: “Secara umum minat gadai emas tahun ini cukup baik, kebanyakan penduduk RI melakukan gadai emas dibandingkan gadai barang lainnya seperti sertifikat atau kendaraan. Hal tersebut dapat dilihat dari terjadinya kenaikan outstanding Pinjaman Gadai di Pegadaian meningkat sekitar 10% dibandingkan tahun lalu. Per Mei 2015 Outstanding Loan (OSL) Gadai sebesar Rp 25,8 triliun untuk konvensional emas.” (Dream, 8 Juli 2015)

Keberhasilan dan kepercayaan nasabah terhadap PT PEGADAIAN (Persero) dalam memenuhi kebutuhan melalui transaksi Gadai ini, tidak lepas dari peran penting sebuah Sistem. Sistem berbasis online dari PT PEGADAIAN (Persero) yaitu PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online) mempermudah proses Gadai mulai dari pengajuan sampai dengan pelunasan khususnya Barang Kantong Kredit Cepat Aman (KCA). Perkembangan sistem telah dilakukan PT PEGADAIAN (Persero) dari mulai Siscadu (Sistem Informasi Cabang Terpadu) hingga sekarang menjadi PASSION yang memiliki sifat real-time on-line atau yang berarti dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan untuk perusahaan ini dalam meningkatkan kinerja dengan memberikan pelayanan kepada nasabah dan merealisasikan slogan perusahaan yaitu, “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas penulis mengambil judul untuk Tugas Akhir ini adalah “Sistem Pengajuan Dan Pengambilan Barang Kantong Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) Nasabah Di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading.”

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan Latar Belakang Masalah yang telah penulis paparkan diatas, berikut adalah rumusan-rumusan masalah yang dapat penulis kumpulkan dalam bentuk pertanyaan:

1. Bagaimana Sistem Pengajuan dan Pengambilan Barang Kantong Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) Nasabah di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading?

(19)

4

2. Apa saja kelemahan dan kelebihan Sistem yang digunakan PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading dalam proses Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) Barang Kantong Nasabah?

C. Tujuan Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Pengajuan dan Pengambilan Barang Kantong Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) Nasabah di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading.

b. Untuk mengetahui secara langsung terkait dengan kelebihan dan kelemahan Sistem yang digunakan untuk menyelesaikan sebagian besar pekerjaan di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading.

2. Tujuan Fungsional

a. Sebagai sarana pemberian masukan berupa kritik dan saran berkaitan dengan sistem yang digunakan di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading agar sesuai dengan standard sistem pada umumnya. b. Sebagai informasi tambahan bagi PT PEGADAIAN (Persero) Kantor

Cabang Gading yang berkaitan dengan Sistem yang digunakan. 3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada Prgram Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Pengamatan

Adapun yang menjadi manfaat dalam pengamatan yang dilakukan ini adalah: 1. Secara Subyektif. Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir dalam menulis Tugas Akhir tentang Sistem Pengajuan dan Pengambilan Barang Kantong Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) Nasabah di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading.

(20)

5

2. Secara Praktis. Sebagai masukan / sumbangan pemikiran bagi PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional.

3. Secara Akademis. Dengan dilakukannya pengamatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kepustakaan Program Studi Manajemen Administrasi dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik di bidang ini.

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar Sistem a. Pengertian Sistem

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Sistem Informasi, perlu diketahui sebelumnya bahwa Sistem Informasi terdiri dari dua kata yaitu Sistem dan Informasi. Berikut beberapa pengertian Sistem menurut para ahli:

Irwan Isa mendefinisikan, “Sistem merupakan suatu rangkaian komponen-komponen yang memiliki kaitan satu sama yang lain untuk membentuk suatu kesatuan dan bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang sama. Komponen-komponen ini adalah Input/masukan, Proses, Output/hasil, dan Tanggapan” (Irwan Isa, 2014:6) Berbeda dengan pendapat dari Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam bukunya Pengantar Sistem

Informasi Manajemen, mengatakan: “Sistem sebagaimana telah saya rumuskan dalam bab-bab terdahulu adalah setiap sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek, atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan bertata-hubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.” (Drs. Moekijat, 1991:4)

Sistem menurut pandangan dari Tata Sutabri, S.Kom.,MM, Sistem diibaratkan seperti Sistem pernafasan manusia. Beliau berpendapat

bahwa, “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah sistem pernafasan manusia. Sistem ini terdiri dari suatu kelompok unsur seperti: hidung, saluran pernafasan, paru-paru, dan darah.” (Tata Sutabri, S.Kom.,MM, 2005: 8)

Dari ketiga pengertian tersebut, dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu yang terdiri dari komponen, unsure, sub-sub yang saling berhubungan sesuai dengan fungsi masing-masing, dan membentuk sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

(22)

7

b. Model Umum Sistem

Dalam sebuah sistem terdapat gambaran yang merangkai, saling berhubungan, dan bersifat mendasar tetapi tetap pada satu tujuan yang sama, hal tersebut dapat dikatakan suatu konsep atau model sistem. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS menyatakan, bahwa: “Dalam suatu organisasi terdapat arus informasi demikian yang berjalan dari satu unit ke unit lainnya, agar masing unit dapat bekerja mencapai tujuan masing-masing untuk kemudian secara bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi.” (Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., 2001:26-27)

Umpan Balik/Kontrol

Gambar 2.1: Model Umum Sistem 1

Perbedaan model umum sistem dapat dilihat dari sudut pandang Teguh Wahyono. Menurut beliau, “terdapat lima buah komponen utama dalam sistem yang membuat sebuah sistem dapat bekerja dengan baik.” (Teguh Wahyono, 2004:13) Komponen-komponen tersebut adalah Komponen Input, Proses, Output, Tujuan, dan Umpan balik.

Gambar 2.2: Model Umum Sistem 2

Terdapat dua komponen tambahan didalam model umum sistem diatas, yakni Komponen Kendala dan Komponen Kontrol. Komponen kendala merupakan aturan / batasan yang dibuat untuk membuat sistem lebih dekat

Masukan Pengolahan Keluaran

UMPAN BALIK INPUT PROSES KENDALA TUJUAN KONTROL OUTPUT

(23)

8

pada tujuan dengan cara mengidentifikasikan apa saja yang harus diutamakan, sehingga tujuan sistem akan lebih bermanfaat. Berbeda dengan komponen kontrol yaitu komponen yang berfungsi untuk mengawasi proses mulai dari pelaksanaan sampai dengan tercapainya suatu tujuan sebuah sistem.

c. Karakteristik Sistem

Sama halnya dengan manusia, suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang merupakan ciri khas atau hal-hal yang dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM., (2005:11-12) terdapat karakteristik yang dimiliki oleh suatu sistem diantaranya:

 Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem memiliki komponen berupa subsistem yang saling berinteraksi, bekerja sama sesuai dengan fungsi masing-masing hingga membentuk satu kesatuan yang utuh.

 Batasan Sistem (Boundary)

Dalam suatu sistem juga terdapat batasan-batasan ruang lingkup yang membatasi satu dengan sistem lain atau dengan lingkungan luarnya, bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa sistem adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

 Lingkungan Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dan dapat bersifat menguntungkan juga merugikan bagi sistem itu sendiri.

 Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain melalui sumber daya yang dialirkan dari subsistem ke subsistem lainnya, sehingga terjadi suau integrasi sistem yang membentuk kesatuan.

(24)

9

 Masukan Sistem (Input)

Energy yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa pemeliharaan dan sinyal. Salah satu contoh adalah Progran dalam suatu komputer.

 Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil dari energy yang dimasukkan didalam subsistem dan diolah kemudian diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Contoh: sistem informasi, dimana informasi menjadi outputnya.

 Pengolah Sistem (Proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Proses dilakukan dengan cara mengolah data-data yang sudah ada dan menjadikannya suatu yang bermanfaat.  Sasaran Sistem (Objective)

Setiap sistem dibentuk, dirancang, pasti memiliki tujuan dan sasaran yang bersifat pasti juga deterministic. Jika sistem dibuat tanpa ada tujuan, maka sistem tersebut tidak ada gunanya.

d. Klasifikasi Sistem

Setelah mengetahui berbagai macam subbab–subbab terkait dengan pengenalan sistem, berikut akan diterangkan mengenai klasifikasi sistem dari berbagai sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM. Beliau mengklasifikasikan sistem menjadi empat jenis, yaitu: (Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:13)

 Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Contoh: pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik sendiri merupakan sistem yang ada secara fisik. Contoh: sistem komputer.

(25)

10

 Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah memiliki pengertian sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan manusia tentu saja sebuah sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin. Contoh: sistem perputaran bumi (sistem alamiah) dan sistem komputer (sistem manusia).

 Sistem deterministic dan sistem probabilistic

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut Sistem deterministic, sebagai conoh adalah sistem komputer. Kebalikannya dari sistem deterministic adalah sistem probabilistic, dimana sistem ini memiliki kondisi yang masa depannya tidak dapat diprediksi.

 Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem yang terakhir menurut beliau adalah sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan suatu sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, sebaliknya untuk sistem tertutup bekerja secara otomatis tanpa ada campur tangan orang lain.

Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Sistem Informasi Manajemen”, Drs. Moekijat menggolongkan sistem sebagai berikut hanya ada dua jenis yaitu Sistem Abstrak dan Sistem Fisis (Drs. Moekijat, 1991:3)

 Sistem Abstrak

Sistem abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsi yang saling tergantung, contohnya adalah Sistem teknologi.

 Sistem Fisis

Sistem fisis berarti serangkaian unsure yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Suatu sistem yang sesungguhnya dimiliki oleh setiap organisasi terkadang hanya ada beberapa saja yang sesuai dengan teori diatas, sehingga dapat

(26)

11

dikatakan bahwa jenis-jenis sistem dapat disesuaikan menurut kebutuhan masing-masing organisasi. Suatu sistem dapat dikatakan “hidup” jika sistem tersebut memberikan output berupa Informasi yang dimana nantinya akan dijadikan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Berikut akan penulis uraikan terkait dengan konsep dasar informasi.

2. Konsep Dasar Informasi

a. Pengertian dan Fungsi Informasi

Banyak yang mendefiniskan tentang pengertian informasi, salah satunya adalah Teguh Wahyono. Beliau menyimpulkan dari banyaknya pengertian informasi tersebut bahwa, “Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.” (Teguh Wahyono, 2004:3)

Pendapat berbeda tentang pengertian Informasi yang penulis kutip dari buku yang berjudul “Manajemen Sistem Informasi“, yang berarti bahwa, “Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Data berorientasi pada kegiatan operasional, seperti transaksi misalnya.” (Drs. Zulkifli Amsyah, MLS., 2001:289)

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa Informasi merupakan output daripada data yang diolah oleh suatu sistem yang digunakan. Kemudian suatu informasi dikatakan berfungsi jika “informasi tersebut dapat memberikan suatu dasar kemungkinan untuk menanggapi seleksi kepada pengambil keputusan dan tidak mengarahkan pengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, akan tetapi mengurangi keanekaragaman diambilnya suatu keputusan yang baik.” (Drs. Moekijat, 1991:36)

b. Karakteristik Informasi

Sama dengan suatu sistem, informasi juga memiliki karakteristik yang mampu menunjukkan sifat daripada informasi itu sendiri. karakteristik-karakteristik tersebut antara lain adalah (Teguh Wahyono, 2004:6):

(27)

12

 Benar atau Salah

Karakteristik tersebut berhubungan dengan sesuatu yang realitas atau tidak dari sebuah informasi.

 Baru

Sebuah informasi dapat berarti sama sekali baru bagi penerimanya.  Tambahan

Sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan nilai tambah pada informasi yang telah ada.

 Korektif

Sebuah informasi dapat menjadi bahan koreksi bagi informasi sebelumnya, salah atau palsu.

 Penegas

Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini masih berguna karena dapat meningkatkan pengetahuan penerima atas kebenaran informasi tersebut.

Jika dalam suatu informasi tidak terdapat karakteristik diatas, maka informasi tersebut dapat dikatakan kurang maksimal atau tidak sesuai dengan tujuan, walaupun terkadang informasi tersebut mendapatkan feedback.

c. Kualitas Informasi

Selain berkarakter dan memiliki manfaat yang efektif, suatu informasi juga harus memiliki kualitas yang mampu mempengaruhi baik-buruk, layak atau tidaknya informasi tersebut untuk dapat diinfokan. “Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 hal pokok, yaitu relevancy, accuracy, dan timeliness. (Teguh Wahyono, 2004:7-10)

 Relevansi (relevancy)

Informasi dapat dikatakan memiliki kualitas baik, jika relevan bagi pemakainya. Relevansi ini dinilai berdasarkan bagaimana informasi

(28)

13

tersebut dapat digunakan sebagai pemecah masalah atau pengambilan keputusan.

 Akurasi (accuracy)

Informasi dapat dikatakan akurat, jika info tersebut tidak bersifat menyesatkan atau tidak jelas, tetapi harus mampu mencerminkan atau menggambarkan maksud dari isi informasi itu sendiri. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keakuratan informasi, yakni: kelengkapan, kebenaran, dan keamanan suatu informasi.

 Tepat waktu (timeliness)

Ketepatan suatu informasi diukur dari seberapa cepat output yang dikeluarkan melalui input data yang dilakukan. Jika informasi terlambat diterima, maka feedback yang diberikan juga akan terhambat. Hal tersebut akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dan terselesaikannya masalah.

3. Konsep Dasar Sistem Informasi

Pembahasan konsep dasar Sistem dan Informasi telah penulis uraiakan seperti diatas, kemudian jika kedua hal terseut digabungkan akan menjadi suatu hal yang disebut dengan Sistem Informasi.

a. Pengertian Sistem Informasi

Mengacu pada pendapat James B Bower dan kawan-kawan dalam bukunya Computer Oriented Accounting Information System dalam Teguh Wiyono maka, Sistem Informasi dapat diartikan sebagai “suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.” (Teguh Wiyono, 2004: 17) Andi Kristanto pun juga memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengertian Sistem Informasi. Menurut beliau, “Sistem Informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan

(29)

14

perangkat keras dan perangkat lunak tersebut.” (Andi Kristanto, 2003: 11).

Suatu Sistem Informasi dikatakan berhasil jika “sistem informasi tersebut mendukung bukan hanya operasi tetapi juga mendukung proses-proses manajemen seperti pengolahan data melalui transaksi sebagai salah satu unsurnya dan hasil dari pengolahan dapat dijadikan untuk data pendukung pemecahan masalah.” (Gordon B. Davis, 1999:6)

b. Klasifikasi Sistem Informasi

Ada berbagai cara untuk mengelompokkan klasifikasi Sistem Informasi yang umum dipakai menurut Abdul Kadir, antara lain didasarkan pada: Level organisasi, Area fungsional, Dukungan yang diberikan, dan Arsitektur sistem informasi. Sesuai dengan pokok bahasan ini penulis akan menguraikan klasifikasi sistem informasi berdasarkan Dukungan yang diberikan.

“Berdasarkan dukungan yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan daoat diklasifikasikan sebagai berikut”: (Abdul Kadir, 2003:108-130)

a) Sistem Pemrosesan Transaksi

Jenis informasi yang pertama kali diimplementasikan yang berfokus pada data transaksi. Sistem informasi ini digunakan untuk menghimpun, menyimpan, dan memproses data transaksi serta sering mengendalikan keputusan dari bagian transaksi tersebut. b) Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

c) Sistem Pendukung Keputusan

Suatu Sistem Informasi yang menyediakan informasi, permodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan tidak.

(30)

15

d) Sistem Informasi Eksekutif

Terkadang disebut juga sistem pendukung eksekutif, sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal.

e) Sistem Pendukung Cerdas

Sistem ini sering dikenal dengan sistem cerdas. Sistem yang memiliki kemampuan seperti kecerdasan manusia yang berkarakteristik seperti berikut: belajar memahami permasalahan berdasar pengalaman, memberikan tanggapan yang cepat, mampu menangani masalah yang kompleks berdasar penalaran dan pengetahuan.

c. Proses Sistem Informasi

“Proses-proses di dalam Sistem Informasi perlu dibedakan dengan proses-proses atau aktivitas usaha dalam sistem organisasi. Proses ini memerlukan dukungan sistem informasi yang diawali dengan adanya pencatatan data, pengolahan data, perekaman, dan diakhiri dengan pelaporan. Hal tersebut dapat disebut dengan Elemen Aktivitas: C-O-R-L.” (Witarto, 2004:14-17)

a) Pencatatan Data

Pencatatan Data merupakan proses untuk memasukkan data ke dalam media SPD (Sistem Pengolahan Data). Jika SPD berupa perangkat komputer, maka pencatatan data dilakukan dengan mengetik. Yang termasuk aktivitas dalam pencatatan data adalah Penulisan, Pemasukan data ke dalam komputer, dan Pemantauan. b) Pengolahan Data

Pengolahan Data adalah proses operasi sistematis terhadap data. Selama operasi sedang berlangsung, data disimpan sementara dalam prosesor. Secara sistematik, isi atau nilai data orisinil harus tidak

(31)

16

berubah, tetapi isi atau nilai data yang diolah atau diproses dapat berubah (menjadi informasi).

Aktivitas yang termasuk dalam proses pengolahan data, antara lain: verifikasi, pengorganisasian data, pencarian kembali, transformasi, penggabungan, pengurutan, perhitungan/kalkulasi, ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan pembentuka pengetahuan.

c) Perekaman

Perekaman Data diartikan sebagai proses penyimpanan data ke dalam memori jangka panjang dalam SPD. Proses pengolahan data diantaranya terdapat penambahan rekaman, perbaikan, penghapusan, pembaca kembali rekaman, pembacaan rekaman dengan seleksi dan klasifikasi, dan pembacaan rekaman data rujukan.

d) Pelaporan

Proses yang terakhir adalah pelaporan informasi, yakni proses ekstraksi informasi dan rekaman data yang tersimpan dalam SPD. Bentuk Laporan tergantung pada data yang diinputkan ke dalam komputer.

4. Sistem Pengajuan Barang Kantong

a. Pengertian Pengajuan Barang Kantong

Setelah dijabarkan mengenai konsep dasar sistem, informasi, dan sistem informasi, pemahaman selanjutnya adalah berkaitan dengan sistem pengajuan barang kantong di PT PEGADAIAN (Persero). Adanya pengajuan barang jaminan dari nasabah ke pihak PT PEGADAIAN (Persero), terjadi karena faktor ekonomi yang mendesak dan segera di penuhi melalui peminjaman uang oleh nasabah.

Sistem Pengajuan Barang Kantong dapat diartikan yakni serangkaian proses yang harus ditempuh oleh nasabah untuk mendapatkan uang

(32)

17

pinjaman dari Pegadaian dengan menyerahkan barang jaminan berupa perhiasan emas, seperti: kalung, anting, cincin, liontin, lantakan emas, dan logam mulia. Pengajuan Barang Kantong ini disupport menggunakan suatu Sistem Informasi berbasis Online yang dinamakan PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online), sehingga proses pelayanan akan mudah dan cepat diselesaikan menggunakan bantuan sistem online ini.

b. Syarat-syarat Pengajuan Barang Kantong

Sebelum dilakukan penginputan data, Nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Pegadaian dalam kaitannya dengan Pengajuan Barang Kantong. Sistem pengajuan ini dilakukan dengan syarat yang mudah, dalam pengajuan kredit nasabah hanya bermodalkan: (Portal Resmi Pegadaian, 2016)

 Kartu identitas seperti KTP atau SIM asli.  Barang agunan berupa Emas.

 Surat atau nota pembelian barang.  Pengisian formulir pengajuan.

Penyertaan surat atau nota pembelian barang tersebut bertujuan agar dalam proses penaksiran dan penentuan jumlah uang pinjaman lebih mudah.

c. Penaksiran Barang Kantong

Dalam pengajuan barang terdapat Jasa Taksir yang dapat membantu dalam menentukan nilai barang. Penaksiran memiliki pengertian yaitu perkiraan harga jual emas yang dimiliki oleh nasabah yang ditentukan oleh pihak penaksir dari PT PEGADAIAN secara sepihak. Dalam arti jika taksiran dari penaksir tidak sesuai dengan yang diinginkan nasabah, maka proses pengajuan dapat dibatalkan. Hasil dari taksiran tersebut juga penentu besar uang pinjaman.

(33)

18

d. Penggolongan Uang Pinjaman

Uang pinjaman yang diajukan oleh nasabah kepada perusahaan tergantung pada nilai daripada barang yang menjadi agunan atau jaminan. “Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai pinjaman (barang-barang berharga) yang diberikan. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya.” (Kasmir, 2012:235) Pegadaian memiliki standard golongan uang pinjaman bagi nasabah yang mengajukan kredit, golongan tersebut antara lain:

Golongan A = 50.000 – 500.000 Golongan B = 550.000 – 5.000.000 Golongan C = 5.050.000 – 20.000.000 Golongan D = 20.000.000 keatas.

Dalam pemberian uang pinjaman memiliki kriteria yang harus diketahui, menurut Kasmir terdapat kriteria yang terkandung dalam pemberian suatu kredit agar dikatakan pinjaman tersebut sah sebagai berikut: (Kasmir, 2010:251-252)

 Kepercayaan

Unsur yang pertama adalah kepercayaan. Hal ini berisi tentang perusahaan percaya bahwa nasabah pasti akan mengembalikan kredit yang diberikan.

 Kesepakatan

Kesepakatan yang terjadi antara nasabah dan perusahaan terkait dengan pemberian dan penerimaan kredit, hak dan kewajiban masing-masing yang harus dipenuhi. Jika dilanggar, maka hukum yang akan berbicara karena kesepakatan dituangkan dalam bentuk akad kredit.  Jangka waktu

Pemberian jangka waktu tertentu untuk memberikan arti bahwa tidak ada kredit yang waktu pengembaliannya tidak terbatas.

(34)

19

 Risiko (degree of risk)

Risiko yang paling sering dialami adalah risiko tidak tertagih atau kredit macet yang dikarenakan kondisi daripada nasabah yang tidak dapat dipastikan. Perusahaan harus selalu mempertimbangkan factor risiko tersebut dengan pemberian opsi-opsi yang tentunya disetujui oleh nasabah.

 Balas jasa

Balas jasa disini berarti keuntungan. Keuntungan yang didapat dari pemberlakuan bunga dari setiap kredit yang diberikan.

e. Sistem Pengajuan Barang Kantong

Jika dikaji lebih lanjut dilihat dari sudut pandang Sistem Informasi, dalam Sistem Pengajuan Barang Kantong ini dilakukan secara bertahap yakni mulai dari Input data – Proses – Output menggunakan Sistem Online PASSION (Pegadaian Application Support System Integrated Online). Input data yang dilakukan oleh PT PEGADAIAN (Persero) adalah data:

a) Data Nasabah.

b) Jenis Produk Gadai Pegadaian (contoh: Gadai KCA)

c) Jenis Barang Jaminan (dalam pembahasan ini adalah Barang Kantong).

d) Pengisian Jumlah Barang, Berat, Kadar Karat, dan Uang Pinjaman. Pada tahap Proses ini adalah proses verifikasi Uang Pinjaman dimana harus disesuaikan dengan Form Pengajuan Kredit yang telah diisi oleh Nasabah dan selanjutnya proses pencetakan Surat Bukti Kredit (SBK). Output yang dihasilkan dari Sistem Informasi Online ini adalah Surat Bukti Kredit. Setelah Surat Bukti Kredit dicetak, nasabah membubuhkan tanda tangan yang berarti terdapat persetujuan antara nasabah dengan Pegadaian, kemudian barulah pencairan uang pinjaman dapat diproses oleh Kasir. Secara sederhana proses pengajuan barang kantong dapat digambarkan seperti berikut:

(35)

20

Gambar 2.3: Proses Pengajuan Barang Kantong

Adanya Surat Bukti Kredit ini lebih menguatkan kepercayaan baik dari nasabah ke PT PEGADAIAN (Persero) atau sebaliknya terkait dengan uang pinjaman yang diajukan. Terdapat rincian mulai dari data nasabah, barang jaminan, nominal uang pinjaman, tanggal pengajuan, tanggal jatuh tempo, dan tanggal pelelangan yang memberikan kemudahan dan keterangan informasi bagi nasabah. Dengan dikeluarkannya Surat Bukti Kredit beserta uang pinjaman, maka proses pengajuan ini berakhir.

5. Sistem Pengambilan Barang Kantong a. Pengambilan Barang Kantong

Pengambilan ini lebih sering dikenal dengan Tebus atau pelunasan. Tebus atau pelunasan merupakan proses akhir dari kegiatan gadai yang berarti nasabah mengambil barang jaminannya dengan membayar lunas uang pinjaman dan bunga yang ditanggungkan. “Besarnya bunga yang ditanggungkan disesuaikan berdasarkan golongan uang pinjaman ketika melakukan pengajuan gadai. Terdapat empat golongan yang ditentukan oleh PT PEGADAIAN (Persero) yakni golongan A, B, C, dan D, bunga yang diberikan mulai dari 0,75% sampai dengan 1%.” (Annual Report Pegadaian, 2014)

Dalam pelunasan atau pengambilan barang, tidak ada waktu penentuan kapan harus dilunasi atau dengan kata lain dapat dilunasi sewaktu-waktu dengan maksimal waktu 120 hari atau 4 bulan. Pengambilan barang ini nasabah hanya membawa Surat Bukti Kredit, Kartu identitas asli, dan uang tunai. Berkaitan dengan barang nasabah, maka “Proses pengambilan atau pelunasan barang, tidak dapat di wakilkan atau dapat dikatakan harus Penyerahan barang

jaminan emas beserta KTP

Proses Penaksiran oleh Penaksir dan

persetujuan Penginputan data melalui Sistem PASSION Pencetakan SBK dan Pencairan uang pinjaman

(36)

21

nasabah yang bersangkutan yang dapat mengambil barang tersebut.” (Pegadaian, 2016)

b. Ketentuan Pengambilan Barang

Terdapat beberapa ketentuan dalam proses pengambilan barang nasabah, ketentuan tersebut antara lain:

a) Pelunasan uang pinjaman beserta dengan bunga yang berlaku. b) Pengambilan barang harus nasabah yang terkait, jika bukan nasabah

yang bersangkutan maka wajib untuk membuat Surat Kuasa bermaterai 6000.

c) Perhitungan total bayar uang pinjaman dikerjakan menggunakan Sistem Online PASSION oleh Kasir.

d) Pengambilan barang menggunakan bukti bayar lunas yang dicetak oleh Kasir.

e) Proses pengambilan barang kantong di brankas berdasarkan pada nama nasabah, golongan, bulan pengajuan, dan nominal uang pinjaman.

f) Waktu pengambilan barang oleh petugas tidak boleh lebih dari 3 menit.

g) Melakukan rekapitulasi pengambilan barang melalui Sistem Online PASSION oleh Divisi Pengambilan barang.

Barang-barang jaminan yang telah ditebus dan diambil, wajib dilakukan pengecekan ditempat pengambilan barang. Jika dilakukan diluar PT PEGADAIAN (Persero) dan terdapat ketidakcocokan atau perubahan warna (pada perhiasan emas) maka, pihak Pegadaian tidak menerima pengaduan tersebut.

c. Sistem Pengambilan Barang Kantong

Pengkajian Sistem Pengambilan Barang Kantong dilihat dari sudut pandang Sistem Informasi, penginputan data dilakukan pada saat pembayaran lunas uang pinjaman. Data-data yang diinput pada sistem online tersebut adalah

(37)

22

a) Nomor kredit Surat Bukti Kredit. b) Nama Nasabah

c) Besar Uang Pinjaman

Penginputan data diatas dilakukan oleh Kasir, karena pembayaran lunas dilakukan melalui Kasir. Seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa besaran bunga atau sewa modal tergantung pada uang pinjaman, dalam sistem hal tersebut sudah secara otomatis, sehingga proses kalkulasi total yang harus dibayarpun sudah diketahui tanpa menghitung manual.

Setelah nasabah melakukan pembayaran lunas, proses pencetakan bukti lunas berupa struk diserahkan kepada nasabah sebagai bukti pengambilan barang jaminan mereka. Outputnya adalah barang jaminan nasabah dapat diambil. Untuk bukti laporan pengambilan barang, melalui sistem online PASSION penanggung jawab gudang wajib untuk merekapitulasi Surat Bukti Kredit nasabah yang telah diambil. Input data yang dimasukkan adalah berdasarkan Nomor Seri BG yang tertera dibawah pojok kiri pada Surat Bukti Kredit. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau kehilangan barang jaminan yang sebenarnya telah dilunasi oleh nasabah.

6. Teori Gadai Kredit Cepat Aman (KCA)

a. Pengertian Gadai Kedit Cepat Aman (KCA)

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 yang dikutip dalam buku Manajemen Lembaga Keuangan, pengertian Gadai adalah, “suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang. Barang tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo”. (Dahlan Siamat, 2004:501)

Kemudian jika dihubungkan dengan salah satu produk bisnis inti PT PEGADAIAN (Persero), yang berkaitan dengan kegiatan gadai kredit

(38)

23

yaitu Gadai Kredit Cepat Aman (KCA). Sesuai dengan informasi yang dilansir dalam Portal Resmi Pegadaian, pengertian Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) ini adalah “kredit dengan sistem gadai yang diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif. KCA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat, dan aman. Untuk mendapatkan kredit, nasabah hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan emas, emas batangan, mobil, sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lainnya.” (Pegadaian, 2016)

Selain persyaratan pengajuannya yang mudah dan sederhana, Gadai KCA ini memiliki batas waktu selama 120 hari atau 4 bulan. Jika dalam waktu tersebut nasabah belum bisa melunasi, maka solusi yang diberikan adalah perpanjangan gadai dengan membayar sewa modal atau bunganya saja. Hal tersebut akan membantu nasabah dalam usaha pengumpulan dana karena jatuh tempo mundur lagi selama 4 bulan.

b. Fitur dan Keunggulan Gadai KCA

Seperti yang dituliskan dalam Portal Resmi PT PEGADAIAN (Persero) bahwa terdapat fitur dan keunggulan yang dimiliki oleh salah satu produk mereka yakni Gadai Kredoit Cepat Aman (KCA), diantaranya: (Portal resmi Pegadaian, 2016)

 Dalam waktu 15 menit, dana cair.

 Proses mudah dan persyaratan sederhana.  Tariff sewa modal (bunga) per 15 hari.

 Sewa modal dikenakan sesuai uang pinjaman dan lama penggunaan kredit sehingga lebih murah.

 Barang jaminan diasuransikan.  Nasabah diasuransikan.

 Dapat ditebus dan dicicil sewaktu-waktu.

 Terdapat grace periode (masa bebas bunga setelah jatuh tempo).  Ada pengembalian uang kelebihan hasil lelang.

Dengan adanya fitur dan keunggulan tersebut, membuat produk Gadai KCA ini masih banyak diminati daripada produk-produk Pegadaian yang lainnya.

(39)

24

Penyempurnaan produk ini ditambah dengan penggunaan sistem berbasis online sebagai alat pendukung untuk mempercepat proses baik pengajuan maupun pengambilan barang gadai.

B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan

Lokasi pengamatan dilakukan di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading. Beralamat di Jalan Brigadir Jendral Sudiarta No. 33 Surakarta, Jawa Tengah, Telp (0271) 633262. Pemilihan lokasi pengamatan berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:

a. Pemberian izin dan kesempatan dari PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan Kuliah Kerja Manajemen Administrasi / Magang selama 1 bulan.

b. PT PEGADAIAN (Persero) memiliki banyak cabang yang terletak khususnya di area Surakarta. Banyak transaksi gadai yang ditangani seperti pengajuan sampai dengan pelunasan dengan barang jaminan yang paling diminati yaitu barang kantong/perhiasan emas. Penulis tertarik untuk mengamati tentang bagaimana Sistem yang digunakan perusahaan untuk memproses pengajuan dan pengambilan barang Gadai KCA di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading tersebut. 2. Jenis Pengamatan

Jenis pengamatan yang digunakan adalah Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Menurut Saifuddin Azwar, MA, mendefinisikan pendekatan kualitatif

merupakan “analisis yang ditekankan pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Analisis ini disampaikan pada taraf deskriptif, dimana menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.” (Saifuddin Azwar, MA, 2004:5-7)

Deskriptif Kualitatif adalah jenis pengamatan untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. “Pengamatan deskriptif kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan

(40)

25

kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah wawancara, kuisioner, daftar pertanyaan, dan observasi.” (Sutopo, 2002:58-73)

3. Penentuan Sample dan Sumber Data a. Teknik Penentuan Sample

Menurut H.B Sutopo, metode penarikan sampel adalah sebagai

berikut, “Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi, dan sebagainya. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Teknik cuplikan yang dikenal sebagai Purposive Sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informasi yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.” (H.B Sutopo, 2002:56)

Pengumpulan teknik Purposive Sampling ini dapat mempermudah jalannya pengamatan karena dalam penentuan sample dan pengambilan samplenya lebih fleksibel dengan hanya mengambil sample sesuai kebutuhan, mengingat objek yang dikaji / diamati kali ini adalah Barang Kantong Gadai KCA.

b. Sumber Data

Penentuan sumber data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pengamatan, karena banyaknya hasil yang diperoleh dari pengamatan ini berdasarkan pada ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan digunakan. Pengumpulan data dan informasi yang akan disajikan dalam pengamatan ini sebagian besar berupa data kualitatif dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Narasumber / Informan

Narasumber atau informan adalah jenis sumber data yang pertama. Responden ini terdiri dari individu yang memiliki kedudukan masing-masing. Menurut H.B Sutopo, Informan dapat diartikan sebagai

(41)

26

“sumber data yang berupa manusia (narasumber) dalam penelitian kualitatif, yang memiliki posisi sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasinya.” (H.B Sutopo, 2002:50)

Dalam pengamatan ini, penulis menentukan informan atau narasumber sebagai sumber data adalah diantaranya:

o Penaksir, Eko Suryanto sebagai narasumber tentang proses pengajuan gadai dan cara penentuan pemberian uang pinjaman melalui perhitungan taksiran barang kantong di PT PEGADAIAN (Persero).

o Kasir, Iva Noviana Putri sebagai narasumber tentang biaya administrasi, perhitungan bunga, dan perhitungan pelunasan gadai. o Pengelola Barang Jaminan, Parmin sebagai narasumber tentang pengelompokan nasabah berdasarkan golongan, tata cara penyimpanan barang kantong ke dalam brankas (kluis), dan penginputan data nasabah yang telah mengambil barang ke dalam sistem PASSION.

b) Tempat / Lokasi Pengamatan

Sumber data bisa digali dari mana saja, salah satunya adalah melalui tempat atau lokasi pengamatan yang dipilih. “Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas akan diketahui bagaimana proses sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung.” (H.B Sutopo, 2002:52)

Pemilihan tempat atau lokasi pengamatan yang penulis jadikan sumber data adalah di Bagian Loket PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading beralamat di Jalan Brigadir Jenderal Sudiarta No. 33 Surakarta, Jawa Tengah.

c) Benda

Objek yang dapat diamati lainnya adalah benda. Berbagai macam benda yang memiliki keterkaitan dengan hal yang sedang diamati dapat dijadikan sumber data. Sebagaimana yang telah diuraikan H.B

(42)

27

Sutopo, bahwa “benda sebagai alat perlengkapan bisa menjadi sumber informasi mengenai bagaimana suatu kegiatan yang dilakukan, dan juga seberapa sering ia digunakan yang tampak dari segi fisiknya.” (H.B Sutopo, 2002:53)

Benda yang digunakan sebagai objek pengamatan ini adalah Barang Kantong, Surat Bukti Kredit beserta nota pengajuan dan pengambilan barang.

d) Dokumen

Dokumen merupakan semua hal yang berbentuk benda, gambar, foto, rekaman baik tertulis atau tidak, berasal dari suatu peristiwa atau kegiatan dimana bentuk fisiknya dapat memberikan informasi maupun keterangan yang penting dan sah. Dokumen bukan hanya menjadi sumber data yang digunakan bagi para sejarawan, tetapi dalam pengamatan kualitatif pun dokumen juga memiliki keberadaan yang penting.

Terkait dengan pengamatan ini, dokumen yang penulis kumpulkan adalah berasal dari formulir, foto dokumentasi diperoleh dari tempat observasi, copy soft file, dan hasil dari wawancara.

c. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berdasarkan bentuk pengamatan kualitatif, maka teknik pengumpulan menggunakan data bersifat interaktif yang meliputi:

a) Wawancara (interview)

Dalam wawancara tersebut penulis melakukan konsultasi dan tanya jawab langsung dengan orang-orang yang berwewenang dengan pekerjaan masing-masing. Hasil wawancara diharapkan akan diperoleh data mengenai peristiwa, kegiatan, atau hal lain yang penulis belum ketahui. Data-data yang telah dicatat, dijadikan sebagai penunjang dalam pengamatan yang kemudian dianalisis untuk selanjutnya dibuat kesimpulan.

(43)

28

b) Observasi

Menurut H.B Sutopo, “teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.” (H.B Sutopo, 2002:64) Observasi yang penulis gunakan adalah observasi berperan aktif, yang berarti penulis berperan aktif dalam kegiatan rutin di lokasi pengamatan. Dengan berperan aktif ini bertujuan agar penulis dapat mengamati secara langsung, berinteraksi, dan dapat mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan sesuai dengan pokok masalah yang sedang diamati. Selama melakukan observasi ini, penulis berperan sebagai operator atau perantara antara Penaksir, Kasir, dan Penanggung jawab gudang. Kegiatan kerja selama penulis melakukan pengamatan adalah penginputan data melalui Sistem Online PASSION berdasarkan form pengajuan kredit nasabah, pencetakkan Surat Bukti Kredit, pencairan uang pinjaman, sampai dengan pengambilan barang khususnya barang kantong seperti fokus pembahasan pada pengamatan penulis.

c) Mengkaji isi dokumen

Penulis mengkaji terhadap dokumen-dokumen yang penulis dapatkan yaitu Soft file dari Sistem Online PASSION yang sesuai dengan proses pengajuan dan pengambilan barang kantong nasabah Gadai KCA di PT PEGADAIAN (Persero) Kantor Cabang Gading. “Data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validasi datanya. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian.” (H.B Sutopo, 2002:77-78)

d. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data yang digunakan penulis adalah Model Analisis Interaktif. “Dalam model analisis ini antara reduksi data, sajian data, dan simpulan, dilakukan secara interaksi bersamaan dengan proses pengumpulan data. Ketika pengumpulan data selesai, peneliti menganalisis antar komponennya dari waktu penelitian yang masih

(44)

29

tersisa. Adapun proses model analisis interaktif pada waktu pengumpulan data” (Sutopo, 2002:95-96), yaitu:

a) Reduksi data, berupa pokok-pokok temuan yang penting dalam inti pemahaman peristiwa yang dikaji.

b) Penyusunan sajian data, berupa cerita sistematis dan logis dengan suntingan peneliti, supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan yang dapat mendukung sajian data.

c) Penarikan kesimpulan dan verifikasi, berdasarkan dari semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian datanya. Apabila simpulan dirasa kurang mantap, peneliti wajib kembali melakukan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Model Analisis Interaktif berikut:

Gambar 2.4: Model Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo, 2002: 96)

Hasil daripada observasi ataupun wawancara langsung harus diolah dan disajikan sebagai data reduksi terlebih dahulu. Proses ini dilakukan dengan cara bersamaan dengan proses pengumpulan data yang sesuai di tempat magang. “Peneliti harus berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan watak dan

Pengumpulan Data Sajian Data Penarikan Simpulan / Verifikasi Reduksi Data

(45)

30

penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti saat proses pencatatan.” (H.B Sutopo, 2002:35)

Setelah proses pengumpulan data selesai, tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data-data yang terpilih. Apabila dirasa belum cukup puas dengan hasil kesimpulan, maka bisa dilakukan pengumpulan data ulang dengan lebih terperinci melalui pertanyaan wawancara kepada narasumber, disinilah siklus analisis interaktif berlangsung.

(46)

31

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Logo Perusahaan

1. Logo Pertama (tahun 1901-2013)

Gambar 3.1: Logo Perusahaan I (1901-2013)

Logo perusahaan merupakan identitas perusahaan yang dapat disimbolkan dalam bentuk apapun namun memiliki arti atau filosofi. Logo Pegadaian terdiri dari kombinasi teks “PEGADAIAN” dengan lambang “pohon dan timbangan” yang mencerminkan melindungi, bersahabat, transparan, mudah dan kokoh. Symbol – symbol diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pohon rindang, berarti melindungi dan membantu masyarakat, senantiasa bertumbuh dan berkembang, mencerminkan keteduhan. Warna hijau merupakan warna agraris yang akrab dengan masyarakat kecil.

b. Timbangan berwarna hitam, berarti keseimbangan dan keterbukaan dalam pelayanan serta menjunjung tinggi kejujuran,

c. Teks “PEGADAIAN” huruf miring yaitu sederhana, kepraktisan dan kemudahan, dinamis, terus bergerak maju. Sedangkan huruf balok melambangkan keteguhan dan kekokohan.

2. Logo Kedua (tahun 2013-sekarang)

Pegadaian melakukan perubahan logo pada tahun 2013 tepat pada ulang tahunnya yang ke-112. Logo baru yang lebih dinamis dan modern tetapi masih mempertahankan simbol lama, yaitu timbangan. Perbedaannya kali ini terletak pada simbol tiga lingkaran yang saling bersinggungan.

(47)

32

Gambar 3.2: Logo Perusahaan II (2013-sekarang)

Logo baru ini mengisahkan proses perjalanan Pegadaian sebagai sebuah institusi mulai dari sejarah berdiri, perkembangan, hingga transformasi menjadi solusi keuangan yang berpegang pada nilai kolaborasi, transparansi, dan kepercayaan. Simbol tiga lingkaran yang bersinggungan mewakili tiga layanan utama, yaitu: Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas dan Aneka Jasa. Simbol timbangan merepresentasikan keadilan dan kejujuran.

Hampir sama dengan logo lama, warna hijau tetap menjadi pilihan utama Pegadaian. Bedanya logo baru menggunakan warna hijau yang lebih variatif. Warna hijau melambangan keteduhan, senantiasa tumbuh berkembang melindungi dan membantu masyarakat. Tipografi berkesan lebih ringan dengan memadukan huruf besar di awal dan huruf kecil sesuai dengan maknanya, yaitu: rendah hati, tulus, dan ramah dalam melayani. Yang terakhir adalah dengan menambahkan Tagline “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” yang telah popular di masayarakat yang masih dipertahankan.

B. Sejarah Singkat Perusahaan 1. Pegadaian pada masa VOC

Pemerintah Kolonial Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai. Momentum awal pendirian lembaga Pegadaian di Indonesia itu terjadi pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia.

(48)

33

2. Pegadaian pada masa Penjajahan Inggris

Ketika Inggris mengambilalih kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1811, Bank Van Leening dibubarkan dan sebagai gantinya, masyarakat mendapat keleluasaan mendirikan usaha Pegadaian sepanjang mendapat lisensi dari Pemerintah daerah setempat (liecentie stelsel). Oleh karena itu, Inggris mengganti metode liecentie stelsel menjadi pacth stelsel, yaitu pendirian Pegadaian diberikan kepada masyarakat umum yang mampu membayarkan pajak tinggi kepada pemerintah.

3. Pegadaian pada masa Hindia Belanda

Pemerintahan Hindia Belanda menerapkan cultuur-stelsel yang kajiannya mengusulkan agar kegiatan Pegadaian ditangani oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Diterbitkannya Peraturan Staatsblad (Stbl) No.131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan usaha monopoli pemerintah sehingga berdirilah lembaga Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 April 1901. Momentum itulah yang menjadikan tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun PT Pegadaian (Persero).

4. Pegadaian pada masa Jepang

Selama kekuasaan Jepang tidak banyak perubahan yang terjadi, baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian atau dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku. Saat itu, pimpinan jawatan dipegang oleh Ohno-San yang berkebangsaan Jepang dan wakilnya orang pribumi, M. Saubari.

5. Pegadaian pada masa kemerdekaan

Sejak dikelola Pemerintah, Pegadaian telah mengalami sejumlah pergantian status, mulai dari Perusahaan Negara (PN) pada 1 Januari 1961, dan menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) pada tahun 1969 berdasarkan PP nomor 7 tahun 1969.

(49)

34

6. Perubahan Nama Perseroan

Berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1990 yang diperbaharui dengan PP nomor 103 tahun 2000, Pegadaian berstatus Perusahaan Umum (PERUM), yang selanjutnya berubah menjadi PT Pegadaian (Persero) berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pegadaian atau disingkat PT Pegadaian (Persero) nomor 1 tanggal 1 April 2012 yang dibuat di hadapan Notaris Nanda Fauz Iwan, SH., M.Kn yang berkedudukan di Jakarta. Kemudian tanggal 4 April 2012 disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-17525.AH.01.01 tahun 2012 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan. Perubahan terakhir tanggal 25 Juni 2014 yang dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, SH., MKn, Notaris di Jakarta Selatan dan diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan Surat Nomor: AHU-AH.16019.40.22.2014 tanggal 26 Juni 2014.

C. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki pandangan kedepan dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut. Begitu pula dengan PT PEGADAIAN (Persero) mereka memiliki Visi dan Misi Perusahaan sebagai berikut:

1. Visi PT PEGADAIAN (Persero)

Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.

2. Misi PT PEGADAIAN (Persero)

a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman, dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam

Gambar

Gambar 1.1: Grafik Pengetahuan Masyarakat  terhadap Produk PT PEGADAIAN
Gambar 2.2: Model Umum Sistem 2
Gambar 2.3: Proses Pengajuan Barang Kantong
Gambar 2.4: Model Analisis Interaktif  (Sumber: H.B Sutopo, 2002: 96)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam jurnal ekonomi Hayat (2008) yang berjudul Analisis Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Rentabilitas Perusahaan Perbankan yang Go Public di Pasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Gaya Pengasuhan, Self-Efficacy , dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Remaja adalah benar karya

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gam- baran pengetahuan, sikap, dan tindakan siswi kelas VI di SDN Jatinangor, Cipacing I, Cipacing II dan Ciku- da dalam menjaga

Penelitian Kaseng (2975) y ang menyangkut bahasa Bugis Soppeng sangat me narik dan merupakan sumber informasi yang pent ing. Dalam penelitian itu dikemuk akan bahwa k

Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sejauh mana efektivitas dari senyawa aktif antibakteri yang terkandung dalam Ascidian Didemnum

Grafik pada gambar 13 menunjukkan perubahan arus input dan arus output akibat perubahan beban, semakin besar beban yang diberikan maka arus inputnya semakin besar

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari tiga teori yaitu Teori Kualitas Jasa, Teori Kepuasan, dan Matrik Kepentingan kinerja (Importance

Pada awal kajian, pengkaji mengenalpasti KBAT dalam kalangan pelajar kimia dengan pelajar berjaya menjawab soalan aras tinggi dan mampu menyelesaikan masalah,