• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori FMIPA UNISMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Repositori FMIPA UNISMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

Penggunaan Perasan Buah dan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L), Kelor (Moringa oleifera)

dan Sirsat (Annona muricata) untuk Observasi Air Tercemar Uap Merkuri

Ahmad Nuril Mustofa1, Tintrim Rahayu2, Ari Hayati2 2

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang

ABSTRAK

Pencemaran lingkungan oleh logam berat merupakan proses yang berkaitan dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia, seperti sumber air di daerah pertanian kebun apel di kota Batu telah tercemar logam berat (merkuri). Penelitian sebelumnya dengan menggunakan uji UVAL menyatakan bahwa tanaman obat buah mengkudu dapat menetralisir logam berat dibuktikan dengan tidak adanya noda/bercak hitam pada alumunium foil. Ada tidaknya noda menunjukkan ada tidaknya logam berat pada sampel yang di uji UVAL. Tanaman obat yang digunakan untuk mentralisir logam berat yaitu mengkudu (Morinda citrifolia L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek perasan tanaman obat (mengkudu, kelor dan sirsak) terhadap air yang tercemar logam berat (merkuri) dan untuk mengetahui konsentrasi perasan tanaman obat yang paling efektif menyerap logam berat dalam air serta mengetahui tanaman obat yang dapat menyerap logam berat menurut hubungan konsentrasi

dan luas noda. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA UNISMA

pada bulan Mei – Juni 2012. Hasil pengamatan daun dan buah ketiga tanaman itu menunjukkan bahwa perasan buah mangkudu dan buah sirsat lebih efektif menyerap merkuri dibanding daunnya, sedangkan daun kelor lebih efektif dibangding buahnya.

Kata Kunci : Air Perasan Tanaman Obat, Air Yang Tercemar Logam Berat, Noda.

(2)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

PENDAHULUAN

Tanaman obat sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai bahan obat tradisional, dan merupakan sarana penunjang kesehatan yang turun temurun, disamping pengobatan secara medis atau kimiawi dibudidayakan secara luas, juga diperoleh dari lingkungan yang liar. Bahan obat dapat diperoleh dari organ tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat antara lain: buah, biji, bunga, daun, akar dan batang. Bagian vegetatif tumbuhan yang umum dipakai bahan obat adalah organ daun [1].

Beberapa tahun terakhir ini mengkudu (Morinda citrifolia L.) mendapat perhatian yang sangat besar oleh dunia, karena fakta di lapangan dan bukti penelitian yang menyatakan bahwa buah mengkudu berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, kanker, tumor, dan diabetes. [2].

Tanaman obat lainnya yaitu kelor

(Moringa oleiviera), sebagai tanaman berkhasiat

obat, karena diketahui mengandung zat alkaloida

morongiona yang bersifat merangsang pencernaan

makanan. Daun kelor mengandung vitamin A, C, kalsium, besi dan phosporous. Sirsak (Anona

muricata) juga tanaman obat yang digunakan

untuk menyembuhkan kanker. Buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, menurunkan tekanan darah tinggi, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang terganggu. Buah sirsak mengandung fruktosa, kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, minyak

esensial, reticuline, loreximine, coclaurine, annomurine, higenamine. Daun sirsak bermanfaat

menghambat sel kanker dengan menginduksi

apoptosis, antidiare, analgetik, anti disentri, anti asma, anthelmitic, [3].

Bahaya terhadap kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar. Bahaya terhadap kesehatan manusia juga disebabkan oleh dampak berbagai kegiatan industri dan pertanian. Bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan yang produk-produknya mengakumulasi zat-zat polutan berbahaya. Manusia tidak saja menderita sakit

karena menghirup udara yang tercemar, tetapi juga akibat mengkonsumsi makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya dapat berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang tercemar. Pencemaran lingkungan oleh logam berat berhubungan dengan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia [4]

Sejauh ini masyarakat masih belum bisa dipisahkan secara langsung dari penggunaan pestisida, karena penggunaan pestisida tersebut berakibat pada sumber air yang ada di daerah pertanian kebun apel yang ada di kota Batu telah tercemari logam berat yaitu merkuri Sumber air yang ada di desa Giripurno Kec.Bumiaji Kota Batu, salah satu sumber air yang ada di Kota Batu, yang daerah sekelilingnya dikelilingi oleh industri pertanian yang mana mayoritas petaninya menggunakan pestisida dalam kegiatan bertani, hal ini yang menyebabkan tanah yang ada di daerah tersebut tercemar. Pencemaran yang ada di dalam tanah kemudian meresap ke dalam sumber air yang ada. Diduga sumber air yang ada di daerah tersebut tercemar oleh logam berat [5].

Metode UVAL yaitu metode yang digunakan untuk mendeteksi merkuri (Hg) atau logam berat lainya dengan cara yang mudah dan murah. Teknik UVAL menggunakan sinar matahari dan aluminium foil. Cairan yang diduga mengandung logam ditutup Aluminium foil kemudian dijemur beberapa hari dibawah sinar matahari. Jika ada warna hitam pada permukaannya, menunjukkan adanya logam berat pada cairan uji [6].

Dari latar belakang masalah di atas dan dorongan adanya penelitian sebelumnya dengan menggunakan uji UVAL yang menyatakan bahwa larutan mengkudu bisa menetralisir logam berat dibuktikan dengan tidak adanya noda/bercak hitam yang ada pada alumunium foil. Ada tidaknya noda menunjukkan ada tidaknya logam berat pada sampel yang di uji UVAL (Ermawati, E . 2010).

BAHAN DAN CARA KERJA Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengamatan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2012, di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang.

Alat dan Bahan

(3)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

Gelas Beaker, Corong kaca, Erlenmeyer, Spatula, Pipet tetes, Gelas ukur, Telenan, Aluminium Foil, Gelas plastik, Baki, Pisau, Jusser, Tisu, Kamera. Bahan yang digunakan adalah bagian buah dan daun dari Mengkudu (Morinda citrifolia L.) kelor

(Moringa oleiviera), sirsak (Anona muricata),

bahan ini diambil dari lingkungan pondok pesantren Al Fattah Jl. Kartanegara 85 Candirenggo Singosari Malang, sampel air diambil dari sumber mata air di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analisis kuantitatif, untuk mendeteksi logam digunakan uji UVAL [6] dan masing-masing sampel dianalisa secara Diskriptif. Masing-masing sampel dilakukan dengan 3 kali ulangan.

Prosedur kerja dengan menggunakan metode UVAL [6]

Buah

1) Buah dicuci dengan air bersih di bawah air mengalir.

2) Buah diambil airnya dengan menggunakan alat jusser

3) Di siapkan masing – masing gelas plastik yang telah diisi air sampel sebanyak 100 ml. 4) Hasil jusser diteteskan sebanyak 2 ml, 4 ml, 6

ml, 8 ml, pada air sampel kemudian ditutup dengan Aluminium foil.

5) Masing – masing perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

6) Sampel yang sudah ditetesi perasan buah dari tanaman obat dijemur dibawah sinar matahari selama 7 hari [6]

7) Diukur luas noda yang ada pada alumunium foil.

Daun

1) Daun dicuci dengan air bersih di bawah air mengalir.

2) Daun diambil airnya dengan menggunakan alat jusser

3) Di siapkan masing – masing gelas plastik yang telah diisi air sampel sebanyak 100 ml. 4) Hasil jusser di teteskan sebanyak 2 ml, 4 ml,

6 ml, 8 ml, pada air sampel kemudian ditutup dengan Aluminium foil.

5) Masing – masing perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

6) Sampel yang sudah ditetesi perasan daun dari tanaman obat dijemur dibawah sinar matahari selama 7 hari [6]

7) Diukur luas noda yang ada pada alumunium foil.

Parameter Penelitian

Parameter penelitian yang di gunakan yaitu adanya warna noda pada alumunium foil, semakin hitam warnanya dan semakin luas nodanya menunjukkan kandungan logam berat yang ada pada air sangat banyak.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu diskriptif analisis kuantitatif, dengan melihat noda yang ada pada alumunium foil dan mengukur luas noda yang ada pada alumunium foil.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan Logam Berat Pada Sumber Air.

Gambar 1. Noda Pada Alumunium Foil dari Air Sumber.

Air sumber yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Giripurno Kec. Bumiaji Kota Batu ternyata mengandung logam berat terlihat dengan adanya noda yang berwarna hitam yang ada pada alumunium foil [7]. Dari (Gambar 1) ternyata terlihat noda/bercak hitam yang terdapat pada alumunium foil setelah dijemur selama 7 hari, hal ini kemudian akan digunakan sebagai dasar perlakuan perasan beberapa tanaman obat.

Menurut (Greeta, 2007)[6] Metode UVAL yaitu metode yang digunakan untuk deteksi merkuri (Hg) atau logam berat lainya dengan cara yang mudah dan murah, menggunakan sinar matahari dan aluminium foil. Cairan yang mengandung logam ditutup aluminium foil dan dijemur beberapa hari sehingga terjadi proses penguapan yang berakibat menimbulkan bercak hitam pada permukaanya, karena logam tersebut teradsobrsi diantara partikel logam alumunium foil.

Kandungan logam berat yang ada di Desa Giripurno Kec. Bumiaji Kota Batu selain dibuktikan dengan adanya noda pada alumunium foil, yaitu dibuktikan dengan luasnya noda yang

(4)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

ada pada alumunium yang mana dari ulangan 1 sampai 3 terlihat luasnya yang tidak jauh berbeda. Hal inilah yang menjadikan bukti bahwasanya air sumber tersebut tercemar oleh logam berat lihat (tabel 1).

Tabel 1. Luas noda pada alumunium foil dari Air Sumber.

Noda yang luasnya hingga 36,69 cm2 merupakan kandungan Hg yang cukup membahayakan, mengingat tempat itu digunakan sebagai sumber air oleh masyarakat sekitarnya. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa perasan buah dan daun mengkudu bisa menyerap logam berat yang ada didalam air (Irmawati, 2010) diharapkan ada alternatif tanaman lainnya yang dapat berpengaruh serupa dengan mengkudu. Sebagai tanaman obat kelor (Moringa oleiviera) dan sirsak

(Anona muricata) diharapkan dapat mengeliminir

logam berat yang terdapat pada air sumber tersebut.

Perlakuan dengan Perasan Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Buah

Gambar 2. Noda Pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Dari hasil pengamatan dari perlakuan perasan buah mengkudu dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan adanya pengaruh yang jelas yaitu pada perlakuan 2 ml terlihat jelas sekali noda hitam sedikit berkurang dibandingkan dengan air sumber tanpa perlakuan, perbedaan ini ada pada perlakuan 2 ml pada ulangan ke 2, noda hitam masih nampak ada pada alumunium foil, semakin tinggi jumlah konsentrasi perasan, luas noda semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan konsentrasi 4 ml, 6 ml, dan 8 ml bercak atau noda hitam tidak ada sama sekali. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat kimia yang ada didalam buah mengkudu yang menyerap logam berat. (Gambar 2).

Menurut (Wijayakusuma, 2007)[2] Mengkudu dapat digunakan sebagai pembersih karat atau sebagai penetral logam berat seperti hasil analisa, hal ini disebabkan karena adanya kandungan kimia dalam mengkudu, yaitu adanya asam kaproat yang menyebabkan bau menyengat atau busuk pada buah mengkudu.

Konsentrasi perasan buah mengkudu yang digunakan yaitu 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml, dari keempat perlakuan tersebut ternyata 2 ml sudah menunjukkan hilangnya noda pada alumunium foil, meskipun masih ada sedikit pada ulangan ke 2, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan 4 ml/50 ml noda sudah hilang [4]. Juga hasil pendahuluan pada konsentrasi 6 ml/100 ml sudah hilang sama sekali nodanya. Hal ini dikarenakan logam berat yang ada di dalam air di adsrobsi oleh senyawa yang ada pada buah mengkudu

Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat berbeda yang mana luas noda pada air sumber yang diberi perasan buah mengkudu berkurang, bahkan pada konsentrasi 4 ml luas noda tidak ada sama sekali lihat (tabel 2)

Tabel 2. Luas Noda Pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Daun

Hasil pengamatan perlakuan perasan daun mengkudu dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml,

(5)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan ada pengaruh yang jelas yaitu, antara kontrol dengan beberapa perlakuan sedikit berkurang ketika konsentrasi perlakuan di tambah, pada konsentrasi 2 ml noda masih ada, pada konsentrasi 4 ml noda sedikit berkurang, semakin ditambah jumlah konsentrasi perlakuan, luas noda semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan 8 ml, bercak atau noda hitam tidak ada sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwasanya daun mengkudu juga berpotensi untuk menyerap logam berat (Gambar 3).

Gambar 3 Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat berbeda yang mana luas noda pada air sumber 36,69 cm2 ketika diberi perlakuan 2 ml perasan daun mengkudu luas noda berkurang menjadi 16,13cm2 semakin ditambah jumlah konsentrasi luas noda juga semakin berkurang bahkan pada konsentrasi 8 ml luas noda tidak ada sama sekali lihat (tabel 3).

Tabel 3. Luas Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

Perlakuan dengan Perasan Kelor (Moringa oleiviera)

Buah

Gambar 4. Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Kelor (Moringa oleiviera)

Hasil pengamatan perlakuan perasan buah kelor dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan adanya pengaruh yang jelas yaitu antara kontrol dengan beberapa perlakuan yang mana noda hitam masih nampak ada pada alumunium foil, akan tetapi sedikit berkurang ketika konsentrasi perlakuan ditambah, pada konsentrasi 2 ml noda masih ada, pada konsentrasi 4 ml noda sedikit berkurang, semakin ditambah jumlah konsentrasi perlakuan, luas noda semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan 6 ml dan 8 ml, bercak atau noda hitam tidak ada sama sekali. Hal ini membuktikan bahwa buah kelor juga berpotensi menyerap logam berat ( Gambar 4).

Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat berbeda yang mana luas noda pada air sumber 36,69 cm2 ketika diberi perlakuan 2 ml perasan buah kelor luas noda berkurang menjadi 25,24 cm2 semakin ditambah jumlah konsentrasi luas noda juga semakin berkurang bahkan pada konsentrasi 6 ml dan 8 ml luas noda tidak ada sama sekali (tabel 4) Tabel 4. Luas Noda pada Alumunium Foil dengan

Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Kelor

(Moringa oleiviera)

Daun

Dari hasil pengamatan dari perlakuan perasan daun kelor dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan adanya pengaruh yang jelas yaitu antara kontrol dengan beberapa perlakuan yang mana noda hitam masih nampak ada pada

(6)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

alumunium foil, akan tetapi sedikit berkurang ketika konsentrasi perlakuan ditambah, pada

Gambar 5. Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Kelor (Moringa oleiviera)

konsentrasi 2 ml noda masih ada, pada konsentrasi 4 ml noda sedikit berkurang, semakin ditambah jumlah konsentrasi perlakuan, luas noda semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan 6 ml dan 8 ml, bercak atau noda hitam tidak ada sama sekali. Hal ini membuktikan bahwa buah kelor juga berpotensi menyerap logam berat (Gambar 5).

Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat berbeda yang mana luas noda pada air sumber 36,69 cm2 ketika diberi perlakuan 2 ml perasan daun kelor luas noda berkurang menjadi 8,84 cm2 semakin ditambah jumlah konsentrasi luas noda juga semakin berkurang bahkan pada konsentrasi 6 ml dan 8 ml luas noda tidak ada sama sekali (tabel 5).

Tabel 5. Luas Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Kelor

(Moringa oleiviera)

Perlakuan dengan Perasan Sirsak (Anona muricata)

Buah

Gambar 6. Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Sirsak (Anona muricata)

Dari hasil pengamatan dari perlakuan perasan buah sirsak dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan adanya pengaruh yang jelas yaitu antara kontrol dengan beberapa perlakuan yang mana noda hitam masih nampak ada pada alumunium foil, akan tetapi sedikit berkurang ketika konsentrasi perlakuan ditambah, pada konsentrasi 2 ml noda sudah berkurang dari kontrol, semakin ditambah jumlah konsentrasi perlakuan, luas noda semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan 6 ml dan 8 ml, bercak atau noda hitam tidak ada sama sekali. Hal ini membuktikan bahwa buah sirsak juga berpotensi dalam menyerap logam berat (Gambar 6).

Tabel 6. Luas Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Sirsak (Anona muricata)

(7)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat berbeda yang mana luas noda pada air sumber 36,69 cm2 ketika diberi perlakuan 2 ml perasan buah sirsak luas noda berkurang menjadi 5,55 cm2 semakin ditambah jumlah konsentrasi luas noda juga semakin berkurang bahkan pada konsentrasi 6 ml dan 8 ml luas noda tidak ada sama sekali (tabel 6)

Daun

Gambar 7 Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Kelor (Moringa oleiviera)

Dari hasil pengamatan dari perlakuan perasan daun sirsak dengan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml terhadap air yang tercemar logam berat menunjukkan bahwa daun sirsak kurang berpotensi untuk menyerap logam berat, karena pada perlakuan konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, masih terlihat noda hitam yang ada pada alumunium foil, meskipun konsentrasi dari perasan daun sirsak dinaikkan noda hitam masih nampak ada pada alumunium foil (Gambar 7). Tabel 7. Luas Noda pada Alumunium Foil dengan

Berbagai Konsentrasi Perasan Daun Sirsak (Anona muricata)

Luas noda yang ada pada air sumber/kontrol dengan perlakuan terlihat sedikit berbeda yang mana luas noda pada air sumber yang diberi perasan daun sirsak sedikit berkurang, bahkan pada konsentrasi 8 ml luas noda masih ada (Tabel 7) hal inilah yang menjadikan alasan perasan daun sirsak kurang berpotensi menyerap logam berat.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, efek perasan tanaman obat terhadap air yang tercemar logam berat dengan menggunakan metode UVAL, yang mana masing – masing sampel diberi perlakuan yang berbeda yaitu konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dengan tiga kali ulangan, ternyata masing – masing tanaman obat, buah dan daunnya berpotensi dalam menyerap logam berat yang ada dalam air, kecuali daun sirsak yang kurang berpotensi dalam menyerap logam berat. Sedangkan luas noda yang ada pada alumunim foil antara kontrol dan perlakuan terlihat berkurang, yang mana pada alumunium foil yang diberi perasan tanaman obat terlihat berkurang, bahkan pada konsentrasi tertentu luas noda/bercak hitam yang ada pada alumunium foil bisa hilang lihat (Gambar Grafik)

Gambar 8. Grafik Luas Noda pada Alumunium Foil dengan Berbagai Konsentrasi Perasan Tanaman Obat

KESIMPULAN

1. Perasan tanaman obat berpengaruh terhadap penurunan kadar merkuri pada air yang tercemar logam berat tersebut. 2. Pada buah mengkudu terlihat merkuri

hilang setelah diteteskan cairan 2 ml pada 100 ml air yang tercemar meski belum semuanya hilang dan hilang sama sekali pada tetesan 4 ml, buah kelor hilang pada tetesan 6 ml dan buah sirsak pada tetesan 6 ml.

3. Pada daun mengkudu merkuri hilang pada tetesan 8 ml meski tetesan 6 ml diantara sampel ada yang sudah hilang, daun kelor

(8)

Repositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMARepositori FMIPA UNISMA

hilang pada 6 ml dan daun sirsak ternyata tidak hilang sampai tetesan 8 ml.

4. Tanaman obat yang efektif menghilangkan pengaruh merkuri adalah buah mengkudu dengan tetesan 4 ml per 100 ml air yang tercemar sudah bersih.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Rahman. 2012.e. Tanaman Obat , http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.p hp?id=144. Diakses 3 Januari 2012

[2] Wijayakusuma, H. 2007. Penyembuhan

Dengan Mengkudu (Morinda citrifolia L.).

Pustaka Kartini. Jakarta

[3] Siswanto. 2012. Sangat Serius, Pencemaran

Merkuri di Sungai Kapuas

http://www.kompas.

com/kompascetak/0009/12/iptek/sang10.htm/ Diakses 3 Januari 2012.

[4] Pratiwi, E. 2012. Pengaruh Perasan

mengkudu terhadap air yang tercemar logam berat pada air sumur masyarakat Dinoyo Kota Malang, PKMP. Malang, F. MIPA

UNISMA.

[5] Andiati, S., dkk. 2010. Studi Kandungan

Merkuri Pada Sumber Air sebagai akibat

penggunann Pestisida dilingkungan

perkebunan apel Batu, PKMP. Malang, F.

MIPA UNISMA.

[6] Greta, 2007. Divini Kretek Rokok Sehat. Masyarakat Bangga Produk Indonesia (BMPI). Jakarta.

[7] Budiono, Achmad. 2002. Pengaruh Pencemaran Merkuri Terhadap Biota Air.

http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/a_budiono.p df/. Diakses 9 Agustus 2011.

Gambar

Gambar  2.  Noda  Pada  Alumunium  Foil  dengan  Berbagai  Konsentrasi  Perasan  Buah  Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Tabel  3.    Luas  Noda  pada  Alumunium  Foil  dengan  Berbagai  Konsentrasi  Perasan  Daun  Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Gambar  5.  Noda  pada  Alumunium  Foil  dengan  Berbagai  Konsentrasi  Perasan  Daun  Kelor (Moringa oleiviera)
Gambar  7  Noda  pada  Alumunium  Foil  dengan  Berbagai  Konsentrasi  Perasan  Daun  Kelor (Moringa oleiviera)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kemampuan komunikasi sains siswa pada pembelajaran biologi berbasis masalah menggunakan Socioscientific Issue.. Metode

Aspek kajian yang dipilih adalah terbatas kepada faktor pengaruh orang signifikan, faktor peribadi dan faktor kemudahan yang diberikan dalam perkhidmatan pendidikan

Untuk mengetahui data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan rumus statistik, untuk mengetahui bagaimana bakat dengan prestasi belajar santri digunakan rumus TSR

Aspek penyajian dan organisasi dalam keterampilan menulis cerpen meliputi tiga kriteria yaitu (1) kriteria penyajian unsur-unsur berupa alur, tokoh, dan latar cerita, (2)

Kemampuan fraksi etil asetat sebagai hepatoprotektif melalui efek terhadap lipid perosidase; didukung penelitian Novianto & Hartono (2013) bahwa fraksi etil

Apabila obat FOI yang diresepkan oleh dokter tidak ada di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, maka Apotek atau

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap

Upaya dalam peningkatan produksi ASI bisa dilakukan dengan cara melakukan perawatan payudara sejak dini dan rutin, memperbaiki teknik menyusui, atau dengan