• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alumni S2 UNAIR Incar Beasiswa Doktor Setelah Sukses Jadi Penyiar dan Dosen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alumni S2 UNAIR Incar Beasiswa Doktor Setelah Sukses Jadi Penyiar dan Dosen"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Alumni

S2

UNAIR

Incar

Beasiswa 5.000 Doktor Setelah

Sukses Jadi Penyiar dan Dosen

UNAIR NEWS – Perjalanan karir Amalia Rosyadi Putri seusai menjalani studi S2 Media dan Komunikasi UNAIR tergolong mulus. Ibu satu anak yang lulus pada 2015 itu kini sukses sebagai penyiar di Radio Andika Kediri. Tak hanya itu, dia juga langsung diangkat menjadi dosen di IAIT (Institut Agama Islam Tribakti) Kediri dan dosen tamu peminatan promosi media STIKES Surya Mitra Husada Kediri.

“Sebelumnya saya memang sudah aktif siaran. Namun, pas kuliah magister, mengundurkan diri. Biar bisa fokus. Nah, ternyata pas sudah lulus, diminta kembali siaran di sana,” kata alumni angkatan awal di prodi S1 komunikasi dan penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri.

Sementara soal profesinya yang menjadi dosen, pegiat di ISNU Kediri yang menyelesaikan studi S2-nya selama tiga semester dengan nilai tesis A tersebut mengaku itu adalah bentuk panggilan hati. Penulis tesis Penerimaan Khalayak Terhadap

Bahasa yang Digunakan Mbah Karso dalam Program Acara Www. Mbah Karso. Com di KSTV Kediri ini merasa harus mengabdi pada

masyarakat melalui profesi pengajar.

Perempuan yang juga aktif menjadi MC di berbagai acara ini berencana mencari beasiswa S3 dalam waktu dekat. Salah satu program yang tengah dia incar adalah dari Kemenag. “Saya ingin mendaftar program beasiswa 5.000 doktor perguruan tinggi Islam yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Saat ini saya sedang mempersiapkan berkas-berkas persyaratan,” ujar salah satu aktivis Muslimat NU tersebut.

Dia belum menentukan kampus mana yang dijadikan tujuan. Bisa di Jawa Timur, bisa juga di tempat lain. Bahkan, mungkin saja

(2)

di luar negeri. Segala aspek masih dipertimbangkan bersama pihak kampus asal dan keluarga. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Staf, Bekerjalah dengan Sifat

Rasulullah: STAF

UNAIR NEWS – Pengajian rutin bulanan Universitas Airlangga kali ini menghadirkan KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI. Acara yang digelar di Aula Garuda Mukti, Gedung Rektorat UNAIR, hari Kamis (28/1) itu mengangkat tema ”Momen Tahun Baru 2016 Guna Memotivasi Pegawai dalam Beribadah dan Bekerja.”

“Makna momen tahun baru adalah keimanan, kinerja, dan prestasi harus lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang disampaikan Sayyidina Ali: barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, ia termasuk orang yang merugi. Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia termasuk orang yang celaka, dan barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, itulah orang yang beruntung,” ujar Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur tersebut membuka ceramahnya.

Di depan ratusan jamaah para pegawai UNAIR, alumnus jurusan dakwah Universitas Riyadh ini mengingatkan agar selalu melihat ke atas dalam hal ibadah dan melihat ke bawah dalam hal harta. Dalam hal ibadah, kita harus melihat yang lebih baik dari kita sehingga semakin semangat melakukannya dan terhindar dari sikap sombong. Sementara dalam hal harta, kita harus melihat yang di bawah kita sehingga terhindar dari sikap tamak.

Bagi orang-orang yang beriman, mereka menyadari bahwa mereka diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada Allah, sesuai

(3)

dengan firman-Nya dalam Q.S. Ad Dzariyat ayat 56. “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”

Ibadah yang dimaksud disini sangat luas. Ada empat macam ibadah, yaitu ibadah qauliyah (dengan ucapan), fi’liyah (dengan perbuatan), maliyah (dengan harta), dan imsakiyah (dengan menahan diri). Segala hal yang diniatkan untuk Allah adalah bentuk ibadah. Bekerja adalah ibadah jika diniatkan karena Allah dan tidak bertentangan dengan aturan Allah.

Ustad Navis menuturkan, sebaik-baik motivasi bekerja adalah ikhlas karena Allah, nanti Allah yang akan memberikan rezeki. “Allah kasih rezeki kepada hamba-Nya dengan tiga cara. Pertama sesuai dengan pekerjaannya. Kedua, bonus bagi yang bersyukur, dan terakhir dari jalan yang tidak disangka-sangka,” papar Ustad Navis.

Agar bisa bekerja dengan optimal, Ustad Navis berpesan agar staf UNAIR memiliki sifat STAF, yaitu seperti sifat Rasulullah, Siddiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (bisa dipercaya), dan Fathonah (cerdas). Bekerja dengan benar, sesuai dengan tanggungjawab, dan inovatif akan membuat kinerja lebih optimal.

“Staf harus berani menyapaikan inovasi kepada atasan, itu juga untuk mempercepat perbaikan,” jelas Ustad Navis. (*)

Penulis : Inda Karsunawati Editor : Bambang Bes

(4)

Bantuan ke Masjid UNAIR Terus

Mengalir

UNAIR NEWS – Tenaga kependidikan (karyawan) Universitas Airlangga secara suka rela menyisihkan sebagian gajinya sebagai sodakoh amal jariyah untuk disumbangkan kepada panitia pembangunan Masjid “Asma’ul Husna” di Kampus C UNAIR Mulyorejo, Surabaya. Seperti yang disumbangkan bulan Januari 2016 ini jumlahnya mencapai Rp 10.813.000/bulan, hingga enam bulan kedepan.

Agus Haviludin, Staf Bagian Keuangan UNAIR yang menangani hal ini mengatakan, jumlah sebesar itu berasal dari 105 karyawan, termasuk karyawan honorer. Mereka mengisi pernyataan bahwa setiap bulan gajinya minta dipotong sekian rupiah untuk bantuan pembangunan masjid. Jadi sifatnya suka rela, yang meminta pun para karyawan, dengan besaran sumbangan juga bervariasi mulai Rp 50.000 hingga Rp 250.000. Bahkan ada yang lebih.

“Hanya bedanya kalau yang berstatus honorer ia membayarkannya langsung pada kami setiap awal bulan untuk bersama-sama diserahkan kepada panitia pembangunan masjid melalui rekeningnya,” kata Agus Haviludin kepada UNAIR NEWS. Dikatakan, sumbangan amal jariyah seperti ini sudah merupakan “tradisi” sejak lama. Hanya saja sebelum adanya pembangunan masjid, dana karyawan tersebut disalurkan kepada sebuah yayasan Yatim Piatu di Kota Surabaya. Atas kemauan para karyawan pula minta untuk sementara dialihkan ke pembangunan masjid. Untuk itu pihak UNAIR juga sudah menghubungi yayasan tersebut dan pihak yayasan pun, kata Agus, juga memahami.

“Nanti kalau pembangunan masjidnya sudah selesai, ya kembali disalurkan ke yayasan tersebut,” imbuh Agus. Ia yakin jumlah setiap bulannya akan melebihi dari sebesar itu, sebab banyak

(5)

juga karyawan lain yang memilih berinfak langsung ke kotak-kotak amal masjid. Seperti diketahui, meskipun masjid berlantai tiga tersebut belum selesai pembangunannya tetapi lantai dasar yang sudah ladi dan berlantai mulus, sudah digunakan untuk salat Jumat. Bahkan ketika kampus sedang libur dan sepi kuliah pun, salat Jumat tetap ramai.

“Pada liburan jumat kapan hari itu masih dapat enam baris jemaah, lumayan,” kata Drs. Musa, ketua Takmir Mushala UNAIR. Seperti diberitakan selama ini, telah banyak para alumni per-angkatan yang memberikan donasi sumbangannya untuk pembangunan masjid di kampus C UNAIR ini. Pernah juga panitia menerima bantuan berupa perhgiasan dan sebuah mobil. Bantuan berupa uang pernah diterima mencapai Rp 1.624.573.085 yang berasal dari tujuh donatur. Misalnya dari para alumni UNAIR yang berdomisili di Jakarta, alumni FE ’87, Alumni FE’73, CSR PT Kelola Mina Laut (Gresik), IKA Fakultas Hukum UNAIR, Alumni FE ’85 (menyerahkan dua kali), alumni UNAIR yang bekerja di Bank Mandiri, dari lembaga Avian Influenza-Zoonosis Research Center (AIRC) UNAIR atau pengelola BSL3 (Bio Safety Level-3), dari IKA Farmasi, juga dari pengusaha nasional Chairul Tanjung.

Donatur lain yang ingin menyumbang bisa disalurkan melalui Rekening Bank Mandiri Cabang Rungkut Megah Raya Nomor: 142.0031122012 atau ke Rekening Bank Mandiri Syariah KK UNAIR norek: 7076288504, semua atas nama Panitia Pembangunan Masjid UNAIR Kampus C Surabaya. (*)

(6)

Ajak Pustakawan Inovatif

Hadapi MEA

UNAIR NEWS – Tahun ini, masyarakat Indonesia telah dihadapkan pada iklim Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan berlakunya pasar bebas ASEAN ini masyarakat harus bisa bersaing secara internasional, karena kemungkinan pesaing bukan hanya dari Indonesia, namun dari berbagai negara di ASEAN.

Dalam rangka memberikan informasi mengenai peluang dan tantangan pustakawan menghadapi MEA, perpustakaan Universitas Airlangga mengadakan seminar bertajuk “Peluang dan Tantangan Karir Pustakawan Menghadapi AEC” pada Selasa, (26/1). Hadir sebagai pembicara dalam seminar ini yaitu Drs. Abimanyu Poncoatmojo I., M.M dari Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur, dan Juhaeri, SE., SS., MM., dari Badan Perpustakaan Provinsi Jawa Timur.

Seminar ini dibuka oleh kepala perpustakaan UNAIR, Prof. Dr. I Made Narsa, SE., M.Si., Ak., C.A, dan dihadiri kurang lebih 80 orang tenaga perpustakaan dari berbagai instansi dan lembaga. Bukan hanya dari Surabaya, namun juga dari beberapa daerah di Jawa Timur dan Bali.

Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Perpustakaan Nasiobal RI mencanangkan “Sertifikasi Pustakawan.” Adanya sertifikasi pustakawan ini salah satunya adalah untuk melindungi profesi pustakawan yang ada di Indonesia. “Pustakawan dari luar kalau tidak tersertifikasi tidak bisa menjadi pustakawan di sini. Harus ada batasan, untuk melindungi tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tapi kalau kita bagus dan profesional, kita bisa bersaing dengan mereka,” papar Abimanyu.

Banyak manfaat yang didapat dengan diadakannya sertifikasi pustakawan, diantaranya membantu perpustakaan meyakinkan

(7)

kepada pemustaka bahwa pelayanan perpustakaan dilakukan oleh tenaga yang kompeten, membantu perpustakaan dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis kompetensi, memastikan perpustakaan mendapatkan tenaga yang kompeten, membantu perpustakaan dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi tenaga berbasis kompetensi, serta memastikan dan meningkatkan produktivitas.

Pada kesempatan ini Abimanyu mengajak para pustakawan untuk meningkatkan softskill dan hardskill yang terampil. Ia juga menyarankan agar para pustakawan di Indonesia menjalin kerjasama antar pustakawan se-ASEAN. Abimanyu juga menegaskan bahwa dengan adanya sertifikasi ini para pustakawan harus lebih profesional dan banyak-banyak berinovasi.

“Kalau tenaga profesional tidak kita siapkan terlebih dahulu secara profesional, matilah kita. Profesionalisme pustakawan harus digali yang sesuai dengan kompetensi dan keahlian,” tutur Abimanyu.

Juhaeri, sebagai pembicara kedua, menerangkan kepada para peserta bahwa Indonesia merupakan negara yang banyak diincar oleh negara lain karena memiliki banyak potensi. Pustakawan Indonesia harus memiliki standar tertentu agar mampu bersaing secara internasional.

“Standar menjadi alat yang berdaya guna untuk mengarahkan perubahan positif guna merespon isu-isu global yang menyentuh berbagai aspek kehidupan. Standar kata kunci persaingan,” ujar Juhaeri.

Adanya sertifikasi pustakawan ini bertujuan untuk mencetak pustakawan yang kompeten di bidang pekerjaan dan keahlian, serta memastikan SDM yang disertifikasi mempunyai kualitas yang sama, sehingga mampu bersaing dan menjawab tantangan global.

Perlu ditekankan bahwa sertifikasi pustakawan ini tidak seperti sertifikasi guru pada umumnya yang mendapatkan dana

(8)

insentif khusus. Sertifikasi pustakawan dilakukan untuk mengukur dan melihat seseorang kompeten di bidangnya. Namun, ke depan akan diperhitungkan tentang insentif bagi mereka yang tersertifikasi.

“Sekarang tidak ada. Tapi ke depan akan dipikirkan dan diperhitungkan,” ujar Juhaeri. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Inda Karsunawati

[Podcast] GIYOMI.ID, Bermula

dari Reseller Sekarang Jadi

Trendsetter

RADIO UNAIR – Berani dan tidak takut resiko merupakan modal awal menjadi seorang wirausahawan. Tidak ada batasan umur untuk memulai sebuah usaha. Asal ada niat dan keberanian untuk memulainya. Apalagi di usia muda, seseorang bisa mengasah kreatifitas dan Inovasi untuk berwirausaha.

Meldy, alumni Fakultas Hukum UNAIR dan adiknya, Nadia, seorang mahasiswi Fakultas Vokasi ini masih terbilang cukup muda pada saat menjajaki dunia wirausaha. Bermula menjadi reseller barang seperti case handphone dan baju-baju dari supplier, kini mereka berdua telah memiliki brand fashion lokal bernama GIYOMI.ID.

(9)

Produk GIYOMI.ID

Awalnya, tidak pernah terfikir di benak mereka untuk membuat sebuah brand sendiri. Namun melihat besarnya peluang pasar, mereka memutuskan menjajal kesempatan ini. Jalur fashion dipilih karena baju merupakan barang yang paling dicari konsumen.

Tak hanya itu, sebagai mahasisiwi, mereka juga melihat keadaan di mana anak kuliahan lebih suka memakai kemeja untuk dipakai saat kuliah maupun acara formal. Dengan dukungan sang mama, mereka berdua mulai mencari bahan kain dan penjahit. Setelah itu, mereka mulai memasarkan produknya di antaranya dengan promosi dari mulut ke mulut, mengikuti Bazaar, dan mempublikasikannya di Instagram.

Saat ini, mereka masih fokus dengan produk kemeja. Setelah produknya banyak peminat, mereka memproduksi dalam jumlah besar.

(10)

GIYOMI.ID tak hanya memproduksi kemeja, ada juga blouse,

jogger pants, dan rok. Segmentasi mereka sebagian besar adalah

kaum wanita. Brand GIYOMI.ID sudah dikenal masyarakat luas, terbukti dengan banyaknya follower akun instagram mereka yang mencapai 50 ribuan. Beberapa artis pernah di-endorse GIYOMI.ID. Tak hanya itu, GIYOMI.ID juga memiliki offline

store yang ramai dikunjungi setiap harinya di Jalan Kertajaya.

(*)

Penulis: Faridah Hari

Program Fast Track Semester

Pertama di FST Menunjukkan

Tren Positif

UNAIR NEWS – Departemen kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) membuka program fast track. Program ini memungkinkan mahasiswa program studi (prodi) Kimia untuk menyelesaikan program strata 1 (S-1) dan magister (S-2) sekaligus dalam waktu total 5 tahun. Fast track pada program studi Kimia merupakan yang pertama di FST. Langkah ini merupakan upaya akselerasi untuk mempercepat mahasiswa mendapat gelar master.

Dr. Purkan, M. Si, selaku ketua departemen kimia menjelaskan, program ini dibuka untuk memfasilitasi mahasiswa dengan kemampuan akademik sangat baik. Sehingga, mampu belajar cepat dan mempersingkat masa studinya.

“Teknisnya, pada semester tujuh, mahasiswa S-1 sudah bisa mengambil mata kuliah semester satu pada program S-2. Sehingga

(11)

S-1 dan S-2 bisa diselesaikan dalam waktu lima tahun saja,” tutur Purkan pada Selasa (25/01). “Program ini sudah berjalan satu semester. Enam mahasiswa yang sudah mengikutinya (mengambil mata kuliah semester satu program S-2) menunjukkan hasil yang memuaskan,” imbuh dia.

Purkan menambahkan, ada beragam persyaratan akademik untuk bisa mengikuti program ini. Yakni, mahasiswa harus sudah menyelesaikan enam semester dengan total satuan kredit semester (SKS) minimal 105 dan memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) lebih atau sama dengan 3,51. Juga, nilai Test of English as Foreign Language (TOEFL) lebih atau sama dengan 475.

Program ini juga dibuka untuk mahasiswa Kimia, dari perguruan tinggi(PT) lain. Dengan catatan, PT tersebut harus telah terakreditasi A dan mahasiswanya bersedia mengikuti perkuliahan di FST UNAIR. Dan tentu saja telah memenuhi berbagai persyaratan akademik yang telah ditentukan. Namun, hingga saat ini mahasiswa fast track baru berasal dari UNAIR saja.

Fast track ini memberikan fasilitas tambahan bagi mahasiswa.

Yakni, digratiskan biaya SOP di tahun pertama S2. Mahasiswa hanya perlu membayar SOP semester 7 dan 8 sesuai dengan SOP program S1-nya.

Satu tahun pertama jalannya fast track menentukan kelanjutan mahasiswa dalam program ini. Jika IPK untuk 15 sks program S2 di tahun pertama mereka <3,50, akan dibatalkan dari program

fast track, untuk dialihkan ke S-2 reguler. Hal ini, menurut

Purkan, untuk menjaga kualitas lulusan fast track. Yang diharapkan memiliki nilai akademik yang sangat baik atau excellent. (*)

Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Rio F. Rachman

(12)

S2 Media dan Komunikasi Rilis

Kumpulan Artikel Penulis

Nasional

UNAIR NEWS – Program Studi S2 Media dan Komunikasi merilis dua kumpulan artikel ilmiah populer bulan ini. Ada dua buku yang diterbitkan. Yakni, Komunikasi Profesional dan Media &

Politik.

Tidak kurang dari 59 penulis berkontribusi dalam dua kumpulan tersebut. Mereka berasal dari kalangan akademisi, mahasiswa pasca sarjana, pemerhati media dan komunikasi, praktisi, serta lain sebagainya. Mereka berasal dari beragam kampus negeri maupun swasta. Baik dari lingkup pulau Jawa maupun dari luar pulau Jawa.

Yang jelas, buah pemikiran mereka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena bersandar pada kaidah akademik. “Kami mengemasnya dengan struktur dan gaya populer. Biar semua kalangan dapat menikmati. Bahasanya kami olah seringan mungkin,” kata perwakilan tim redaksi Rizma Dewi S. Kom., M. Med.Kom. saat diwawancarai Selasa lalu (26/1).

Rizma mengatakan, redaksi sedang dalam proses distribusi buku untuk para penulis. Sebagian disebarkan ke sejumlah akademisi dan kampus. Ada pula yang dijual sehingga bisa dinikmati publik.

Harapannya, kumpulan artikel ini dapat menjadi penambah khazanah pustaka tanah air. Khususnya, di bidang media, komunikasi, dan retorika politik. Dengan demikian, wawasan dan sudut pandang di ranah tersebut akan lebih luas dan berwarna. (*)

(13)

Penulis: Rio F. Rachman

Siswa Tidak Boleh Asal

Memilih Jurusan Kuliah di

SNMPTN dan SBMPTN

UNAIR NEWS – Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Drs Suko Widodo M.Si menjadi narasumber di Radio UNAIR Selasa (26/1) lalu. Topik yang diangkat adalah soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN). Dalam kesempatan itu, Suko menjelaskan salah satu hal fundamental yang mesti dimiliki oleh calon mahasiswa. Yakni, passion atau hasrat untuk masuk ke jurusan tertentu.

Siswa mesti punya kecenderungan atau keinginan kuat untuk masuk sebuah jurusan. Lantas, pilihlah itu dengan mantap. “Orientasi harus jelas. Ingin masuk jurusan apa, cita-citanya apa, passion atau keinginannya apa. Biar pas kuliah nanti

enjoy,” kata pria yang juga dosen FISIP tersebut.

Pilihan itu sangat penting dalam proses SNMPTN (jalur undangan) dan SBMPTN (tes tulis/CBT). Maka itu, pilihlah dengan kesungguhan dan bukan karena terpaksa. Jangan sampai, hanya karena sebuah jurusan di PTN peminatnya sedikit, pilihan itu yang diambil. Kalau demikian, perkuliahannya kelak tidak akan maksimal.

(14)

Drs Suko Widodo M.Si saat On Air menjawab pertanyaan seputar SNMPTN di Radio UNAIR (Foto: UNAIR NEWS)

Di sesi tanya jawab, salah satu pendengar Radio UNAIR dari Kendari menanyakan, apakah kalau sekolahnya tidak pernah memiliki alumni yang kuliah di UNAIR, kesempatan dia diterima di kampus ini lewat jalur SNMPTN tertutup?

“Rekam jejak alumni sekolah memang menjadi variabel. Tapi, bukan yang utama. Yang terpenting tetap nilaimu sendiri. Di UNAIR, ada parameter keindonesiaan, kebhinekaan, yang ujung-ujungnya adalah kesamaan peluang siswa dari mana pun asalnya,” kata Suko menjawab pertanyaan Laode Alfian melalui Chat Box di www.radiounair.com tersebut.

Untuk mengetahui teknis tentang SNMPTN dan SBMPTN bisa dengan mengakses snmptn.ac.id dan sbmptn.ac.id. Bisa pula melalui website ppmb.unair.ac.id. (*)

(15)

Bahagianya Alumni Antropologi

Angkatan Pertama

UNAIR NEWS – Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Tetapi kedekatan dan kebersamaan para alumni Jurusan Antropologi FISIP Universitas Airlangga (UNAIR) ini tak renggang oleh waktu. Kedekatan itu sudah terajut dalam-dalam sejak menjadi mahasiswa tahun 1985. Apalagi mereka adalah angkatan pertama pada program studi yang dirintis oleh Dr. drg. A. Adi Sukadana (alm) ini. Jadi, Dies Natalis ke-38 FISIP dan 30 tahun Departemen Antropologi menjadi penyemangat para alumni Antro ‘85 untuk bereuni.

”Bertemu secara fisik juga menjadi hal penting dan pastinya membahagiakan,” kata M Chilmi, yang dipercaya sebagai “Pak Lurah” Antro ‘85.

Media sosial dan berbagai fasilitas chit chat sebenarnya juga sudah menjadi “penghubung” mereka yang tersebar di berbagai tempat. ”Kami sebenarnya sudah ‘ramai’ di facebook, dan grup

whatsapp Antro 85, tapi bertemu langsung selalu memberikan

kesan berbeda,” ujar Miraningtyas, staf Kantor KB Adm Jakarta Timur.

”Saya ikut bahagia teman-teman berkumpul kembali, meski saya belum bisa gabung,” ujar Billy Prasetyo, yang kini aktif di bidang kesehatan dan tinggal di Dallas, AS ini.

Perasaan dekat adalah perekatnya. Yang hadir memang belum lengkap, namun kerinduan dan kenangan saat mahasiwa sudah “pecah” kembali dalam pertemuan kecil di Resto Pondok Khas Jenggolo, Surabaya, 28 November 2015 lalu. Ini juga bukan reuni pertama. Tapi tetap saja, pertemuan dengan sahabat lama, selalu ditunggu dan dirindukan.

(16)

Pengalaman masa lalu juga menjadi obrolan yang gayeng. Sambil

cemal-cemil makanan kecil yang tersaji, mereka berkisah

bagaimana pertama kali bertemu dengan Pak Adi, Pak Josef Glinka, Pak Dyson, Bu Sanituti, Bu Pinky, Pak Budi, Pak Dede, Pak Naya, Bu Retno, dan yang lain dengan segala karakternya. “Bagaimana kami mengenal kuliah lapangan, napak tilas manusia purba, ujian open book, jatuh cinta saat kuliah, semua terceritakan kembali. Menyenangkan sekali masa-masa itu,” kata Setia Pranata, peneliti di Litbang Kemenkes.

Kisah yang juga tak terlupakan adalah “Tragedi air pel-pelan…hahahha,” ujar Slamet Rustiaria, yang kini Kepala BPD Jatim di Pare, Kediri, sembari menunjuk rekannya, Herman, yang berprofesi pendidik. Tragedi yang dimaksud adalah ketika Herman ingin minum sebuah soft drink yang ternyata air pel-pelan. Kala itu mereka sedang kuliah lapangan materi Antropologi Agama pada masyarakat Tengger, Gunung Bromo. Begitu tragedi itu dikisahkan kembali, obrolan pun makin riuh, semua saling menyahut, seru.

Tiga puluh tahun bukanlah waktu yang pendek. Dimana saja mereka berkarya? Para alumni Antro 85 saat ini aktif pada beragam professi di berbagi kota di Indonesia dan manca negara. Menjadi pendidik, wirausaha, PNS, humas, marketing, peneliti, konsultan bidang kesehatan, perkotaan, hukum, dsb. (*)

Penulis: Onny Yoeliyana Editor: Bambang Bes

(17)

FKM UNAIR Gelar Lokakarya

Strategi Pengendalian Biaya

Rumah Sakit di Era JKN

UNAIR NEWS – Manajemen sebuah rumah sakit berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dalam pengelolaan rumah sakit yang bersangkutan. Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan lokakarya bertajuk “Strategi Pengendalian Biaya (Cost Containment) Rumah Sakit di Era Jaminan Kesehatan Nasional” pada 23-24 Januari 2016 bertempat di Hotel Novotel Surabaya.

Hadir pemateri dalam lokakarya tersebut Widodo J.P., dr., M.S., M.PH., Dr. PH (Dosen FKM UNAIR), Drs. Widartoyo, AK, MM, M.Si, CPA (Akuntan Publik dan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ), serta Hargo Wahyuono, S.E. Ak., M.Si (Praktisi R.S. dan Dosen FKM UNAIR).

Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan direktur dan dokter dari 42 rumah sakit milik pemerintah maupun swasta, 4 Klinik, 2 Dinas Kesehatan di Jawa Timur, dan mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM. Lokakarya membahas pola dan strategi dalam pengendalian biaya di rumah sakit.

Berbagai materi yang disampaikan diantaranya mengenai penataan pelayanan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pentingnya strategi pengendalian biaya, kebijakan strategis cost containment serta simulasi penggunaan Efficiency

Measurement System (EMS), dan Root Cause Analysis (RCA) oleh

masing-masing pemateri.

Tujuan diadakannya lokakarya ini yaitu memberikan pemahaman tentang pengendalian biaya, bukan hanya untuk rumah sakit, namun juga untuk klinik, puskesmas, dan instansi lainnya pada era JKN. Berkaitan dengan tingkat efisiensi, rumah sakit harus selalu mengadakan survey kepuasan dengan memantau aset dan

(18)

tenaga ahli yang berada di instanti terkait secara berkala. “Rumah sakit harus selalu melakukan survey dalam hal kepuasan serta dalam pengendalian biaya pada era JKN, untuk menuju efisiensi atau cost containment. Terdapat lima dimensi yang harus diperhatikan seperti cost awareness, cost management,

cost monitoring, dan cost appearance,” papar Widodo.

Monitoring secara berkala ini berguna untuk memanfaatkan aset secara maksimal, memicu kemampuan bersaing dengan lebih mengefisienkan output dan input sebagai modal awal menuju keunggulan kompetitif, serta bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan diperolehnya pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran.

Relevansinya, sebuah pemanfaatan dan pengelolaan aset yang efisien dalam mencapai keunggulan kompetitif harus memiliki sasaran dalam upaya meningkatkan kesejahteraan organisasi. Sehingga, target yang diperoleh pada akhirnya akan menciptakan Organization Citizenship Behaviour (OCB) di semua lini.

“Salah satu alasan yang menyebabkan ketidakefektifan sebuah rumah sakit contohnya seperti sering terjadinya banyak penumpukan barang dengan beban yang biasanya dibebankan pada masa lalu, akhirnya dibebankan kembali di masa sekarang. Penumpukan itulah yang nantinya sering kita sebut dengan

opportunity cost,” tambah seorang akuntan publik dan pengurus

PERSI.

Selama berjalannya lokakarya di ruang Brawijaya, peserta juga diberikan pelatihan pengolahan data dengan aplikasi

Efficiency Measurement System (EMS). Dengan aplikasi inilah

para peserta dapat secara langsung melihat model perhitungan perbandingan tingkat efisiensi antar unit kerja berdasarkan data multioutput dan multiinput.

Keseriusan terlihat dari wajah para peserta seminar pada saat dimulainya input data ke masing-masing software yang disediakan. Tampak pula panitia yang senantiasa memantau

(19)

kesulitan para peserta lokakarya dengan mendatanginya satu per satu.(*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Binti Q. Masruroh

Referensi

Dokumen terkait

1 Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disepakati bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (5) disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui

Seperti yang sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa inti dari viral marketing adalah strategi pemasaran yang dapat menyebabkan orang-orang

kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealitas yang diinginkan.. 2) Tujuan intermidiair yang bersifat sementara untuk dijadikan sarana menjadikan

Selain itu, untuk mengetahui kenaikan muka air laut di perairan PPP Sadeng berdasarkan data multi satelit altimetri maka menggunakan data satelit altimetri yang telah dikelompokan

dengan praperti, agar manfaatkan PMP, Pada APSD Perubahan usahakan agar alakasikan Rp 20 Triliun untuk SUMO.. Oireksi yang tidak dapat mengikuti aturan Pemprav OKI

ketiga cara pengeringan, yang memberikan hasil tampilan fisik simplisia yang terbaik adalah cara pengeringan dengan ditutup kain hitam yaitu warna kedua sisi irisan rimpang

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa