• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat duniawi dan sosial kemasyarakatan (Syafi i, 2004:13).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat duniawi dan sosial kemasyarakatan (Syafi i, 2004:13)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu kajian fiqih muamalah atau biasa dikenal dengan istilah ekonomi Islam. Fiqih muamalah merupakan aturan-aturan atau hukum Allah yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau segala macam urusan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat duniawi dan sosial kemasyarakatan (Syafi’i, 2004:13).

Dalam melaksanakan kewajiban zakat ini banyak cara yang bisa dilakukan, seperti menghitung harta yang dimiliki secara keseluruhan, kemudian menguranginya sesuai dengan beban kewajiban zakat terkait. Namun zakat ini dikenakan pada banyak aspek, seperti aspek individu, yakni dikenal adanya zakat fitrah yang pembebanannya terhadap masing individu dengan cara memberikan makanan pokok keseharian pada yang berhak menerimanya. Orang yang berhak menerima ini biasa disebut dengan mustahik dan yang berkewajiban mengeluarkan zakat biasa disebut dengan muzakki.

Kewajiban zakat yang lain adalah zakat maal atau harta yang harus ditunaikan jika harta yang dimilikinya telah sampai pada syarat-syarat yang telah ditentukan dalam syariat, seperti nishabnya, haulnya dan lain-lainnya. Ada juga zakat barang temuan dan zakat pertanian yang kewajiban menunaikannya ketika setelah panen. Namun, baru-baru ini dikenal juga ada

(2)

zakat profesi, yang mana satu sisi ada yang menganalogikan zakat ini dengan zakat pertanian dan ada juga yang menganalogikannya dengan zakat maal. Hal ini akan mengakibat kewajiban yang harus dikeluarkan berbeda jumlahnya, sebab jika dianalogikan dengan zakat maal, maka kewajibannya adalah setahun sekali, namun jika dianalogikan dengan zakat pertanian maka wajib menunaikannya setiap kali menerima gaji, dan besarnya pun tidak sama. Jika zakat maal besaran zakatnya adalah dua setengah persen dari keseluruhan harta dan jika zakat pertanian sebesar dua puluh persen dari total penghasilan atau sepuluh persen.

Meskipun ada perdebatan semacam ini, namun yang lebih penting dari sekedar hal ini, yaitu sang muzakki yang berkewajiban mengeluarkan zakat ini dia bisa melakukan penyalurannya sendiri langsung kepada mustahiknya tanpa melalui amil atau lembaga zakat dan dia bisa juga menyalurkannya melalui amil. Pilihan untuk hal ini biasanya didasarkan atas efektifiitas pembagian zakat itu sendiri dan sesuai dengan sasaran zakat ataukah tidak.

Belakangan ini banyak sekali lembaga yang bergerak di bidang penyaluran zakat baik yang resmi di tangani oleh pemerintah yang biasa disebut dengan Badan Amil Zakat (BAZ) maupun swasta yang biasa diistilahkan dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Adapun yang ditangani oleh pemerintah, yaitu BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), BAZIS DKI, BAZ Jawa Timur, dan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) lainnya baik ditingkat provinsi, kota maupun kabupaten. Sedangkan yang dikelola

(3)

oleh swasta diantaranya adalah Rumah Zakat Indonesia (RZI), Pos Keadilan peduli Umat (PKPU), Dompet Dhu’afa Republika, Dompet Peduli Ummat Darut Tauhid (DPU-DT), Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), LAZ Swadaya Ummah, LAZIS (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah) Nahdlatul Ulama, LAZIS Muhammadiyah, LAZ Al-Azhar Peduli Ummat dan masih banyak lagi Lembaga Amil Zakat lainnya.

Hal ini bisa dimaknai secara positif maupun negatif, karena dengan banyaknya lembaga zakat ini menjadikan seorang muzakki (orang yang wajib zakat) banyak pilihan untuk menyalurkan zakatnya, namun di sini ada permasalahan serius yang dihadapi oleh para lembaga amil zakat tersebut, yaitu mengapa muzakki seringkali mencoba-coba di berbagai lembaga zakat untuk penyaluran zakatnya, meskipun ada juga yang konsisten di satu lembaga zakat saja.

Sebenarnya seorang muzakki ingin sekali membayarkan zakatnya melalui amil atau lembaga zakat dengan tujuan agar zakatnya bisa lebih dirasakan oleh banyak orang yang memang berhak menerimanya, namun mungkin ada beberapa hal yang menjadikannya kurang puas jika dana zakat miliknya disalurkan melalui sebuah lembaga amil zakat, sehingga dia lebih memilih untuk menyalurkannya sendiri atau terus berpindah-pindah dari lembaga zakat yang satu pada lembaga zakat lainnya. Hal ini penting untuk diketahui agar sebuah Lembaga zakat bisa memperoleh dana zakat dari muzakki yang banyak untuk kemudian disalurkan pada mustahiknya (orang

(4)

yang berhak menerima zakat), karena apabila semakin banyak dana yang terkumpul, maka semakin banyak pula yang bisa disejahterakan.

Lembaga zakat yang banyak juga menjadikan para profesional punya lahan pekerjaan baru yaitu mengelola keuangan umat dengan sebaik-baiknya, karena sebagaian harta zakat adalah memang diberikan pada amil atau lembaga zakat. Sehingga lembaga zakat juga merupakan tempat kerja atau lahan pekerjaan yang menjanjikan.

Badan Amil Zakat, selain harus mampu menunjukkan kekuatan

komitmen, trust atau kepercayaan dan integritas pada manajemen

pelaksanaan zakat, tampaknya juga perlu membangun nuansa sosiologis yang mampu mendorong lahirnya gerakan zakat ini. Jika pada zaman pemerintahan Umar bin Khathab, ia akan memerangi orang-orang yang mengabaikan pembayaran zakat, maka pada zaman modern sekarang ini, diperlukan sistem dan bahkan juga kewibawaan yang mampu mendorong kaum muslim untuk mengeluarkan zakatnya dengan terpaksa atau sukarela, karena ini adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap individu maupun kelompok.

Telah banyak kajian mengenai zakat ini, mulai dari diskusi non formal hingga seminar yang diselenggarakan, namun semuanya itu akan memiliki makna lebih jika berhasil merumuskan sistem dan kewibawaan yang mampu mendorong kaum muslim untuk menunaikan kewajiban zakat ini. Sehingga yang awalnya tidak mau mengeluarkan zakat sebagaimana yang diwajibkan, lalu menjadi mau dan yang semula menjadi mustahik, di kemudian hari bisa

(5)

menjadi muzakki. Perintah mengenai pembayaran zakat ini dalam Al-Qur’an sangatlah banyak, diantaranya adalah :

نوحمرت مكلعل لوسرلا اوعيطأو ةوكزلااوتاءو ةولصلا اوميقأو

Artinya :”dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah

kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat” (An-Nur, 26 : 56).

Ayat diatas menjelaskan bahwa perintah untuk menunaikan zakat adalah sama pentingnya bagi kita yang beragama Islam seperti halnya pentingnya menunaikan shalat lima waktu dan juga mentaati Rasulullah SAW. tujuan atau maksud dengan perintah pembayaran zakat ini adalah agar pribadi atau hamba yang menunaikan kewajiban tersebut mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Rahmat Allah disini sangatlah luas maknanya, karena mencakup semua karunia Allah di dunia maupun di akhirat. Terhindar dari segala penyakit atau disembuhkan dari segala penyakit yang diderita, ketentraman dalam hidup karena tiada orang yang mengganggu, keamanan dari segala kejahatan dan bencana, keselamatan dari segala hal yang bisa membahayakan diri sendiri, keluarga, rumah dan harta, kelancaran dalam mencari nafkah, semua itu adalah bagian dari rahmat Allah yang akan diberikan bagi yang menunaikan zakat. Sebab kasih sayang Allah terhadap hambanya yang beriman dan beramal shaleh sangatlah besar, namun sungguh betapa bencinya Allah terhadap hamba-Nya yang ingkar atau kafir termasuk bagi orang yang tidak mau membayarkan zakat, sebgaimana terdapat dalam firman Allah berikut :

(6)

نوتؤيلا نيذلا

نورفك مه ةرخلأاب مهوةوكزلا

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka

kafir akan adanya (kehidupan) akhirat” (QS. Fusshilat, 41 : 7)

Dalam tersebut Allah mengklaim bahwa siapa saja orang yang tidak mau menunaikan zakat terhadap diri dan hartanya, maka berarti dia mengingkari adanya akhirat. Dalam bahasa Arab kafir biasa diartikan dengan ingkar atau tidak percaya sama sekali, artinya setiap yang tidak mau membayar zakat maka berarti dia memang tidak percaya dengan balasan yang diberikan oleh Allah setelah dia menunaikan kewajiban zakatnya, karena memang bagi orang yang tidak percaya Allah maka zakat akan menambah rahmat Allah padanya adalah sesuatu hal yang tidak rasional dan tidak mausk akal, sehingga hal ini pasti tidak mungkin terjadi, karena diibaratkan sebuah tabungan jika hendak mempunyai tabungan uang yang banyak, maka otomatis harus ditambah isi buku tabungan tersebut, dan bukan malah dikurangi.

Padahal dengan kacamata iman kepada Allah dan hari akhir atau akhirat, maka rasionalitas keimanan yang ada adalah semua harta milik Allah dan manusia hanya diberikan amanah atau kepercayaan untuk mengelolanya sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah, sehingga apabila harta itu digunakan untuk kepentingan Allah seperti halnya zakat,

maka Allah akan menjaga bahkan menyuburkan harat tersebut

.

Rasulullah saw. suatu ketika mengingatkan tentang zakat ini, bahkan secara tegas beliau memrintahkan pembayaran zakat ini tidak main-main,

(7)

sehingga menjadi sebuah aturan yang harus ditegakkan. Sebagimana dalam hadits berikut :

َيِضَر ٍساَّبَع ِنْبِا ِنَع

هنع للها يضر اًذاَعُم َثَعَ ب ملسو هيلع للها ىلص َِّبَِّنلَا َّنَأ ( :اَمُهْ نَع ُهَّللَا

) ِنَمَيْلَا َلَِإ

ْنِم ُذَخْؤُ ت ,ْمِِلِاَوْمَأ ِفِ ًةَقَدَص ْمِهْيَلَع َضَرَ تْ فِا ِدَق َهَّللَا َّنَأ ( :ِهيِفَو ,َثيِدَْلَْا َرَكَذَف

ِفِ ُّدَرُ تَ ف ,ْمِهِئاَيِنْغَأ

) ْمِهِئاَرَقُ ف

ّيِراَخُبْلِل ُظْفَّللاَو ,ِهْيَلَع ٌقَفَّ تُم

Artinya : Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka."

(HR. Muttafaq Alaihi). (Al-Asqolani)

Hadits tersebut menjelakan tentang betapa pentingnya pembayaran zakat ini sekaligus pengelolaannya sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Sementara itu tanpa menutup mata sudah banyak prakarsa yang diambil oleh beberapa media massa misalnya dengan membentuk lembaga zakat seperti Dompet Dhu’afa. Ternyata hal ini mendapatkan sambutan positif di kalangan masyarakat luas. Dengan menghimpun dan mengumumkan para pembayar zakat pada media itu, dan langsung mempertanggung jawabkan melalui media massa itu pula, ternyata upaya tersebut mendapatkan sambutan dan berhasil mengumpulkan zakat dan sejenisnya dalam jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit.

(8)

Dengan demikian maka perlu kiranya diketahui apa sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan seorang muzakki (wajib zakat) dalam menggunakan lembaga zakat untuk menunaikan dana zakat yang dimilikinya. Kemudian dari banyak faktor yang ada, akan diketahui faktor yang paling dominan. Obyek penelitian ini di sebuah lembaga zakat yang ada di wilayah Yogyakarta, yaitu PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat). Lembaga zakat ini merupakan salah satu lembaga zakat yang cukup besar di wilayah DIY ini.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan peneltian saya adalah :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan muzakki terhadap

lembaga zakat (Studi Kasus di Lembaga Zakat PKPU Yogyakarta)?

2. Apa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan muzakki

terhadap lembaga zakat (Studi Kasus di Lembaga Zakat PKPU Yogyakarta)?

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahsasan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan muzakki

terhadap lembaga zakat (Studi Kasus di Lembaga Zakat PKPU Yogyakarta).

(9)

2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan muzakki terhadap lembaga zakat (Studi Kasus di Lembaga Zakat PKPU Yogyakarta).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Secara Teoretis

Sebagai tambahan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ekonomi Islam khususnya dalam aspek pengelolaan zakat utamanya menyangkut kepuasan pengguna lembaga zakat serta sebagai bahan penelitian lanjutan.

2. Secara Praktis

Khusus bagi PKPU dan umumnya lembaga zakat lainnya baik BAZ (Badan Amil Zakat) maupun LAZ (Lembaga Amil Zakat), yakni bahwa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dan bahan pertimbangan dalam menentukan dan menetapkan strategi untuk menjaga muzakki dalam membayar zakat serta agar istiqomah dalam menunaikan zakatnya.

1.5 Kajian Pustaka

Untuk mengetahui tingkat kepuasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen atau pengguna jasa, di sini ada beberapa hasil penelitian terkait dengan hal ini, meskipun di sini adalah jasa secara umum. Indeks kepuasan pengguna angkutan umum di Surabaya adalah

(10)

rendah, yaitu enam puluh koma dua puluh persen. Adapun variabel-variabelnya terbagi menjadi empat kuadran , yaitu : pelayanan yang dianggap jelek / kuadran A (kondisi armada angkutan umum, kondisi fasilitas fisik angkutan umum, janji pengelola angkutan umum, realitas mutu pelayanan terhadap penumpang, akurasi dan kelengkapan dokumentasi, kejujuran informasi pada penumpang, ketersediaan waktu bagi sopir dan awak untuk penumpang), kualitas pelayanan yang perlu dipertahankan / kuadaran B (penampilan sopir dan awak angkutan, janji pengelola angkutan, kesungguhan penanganan masalah yang dialami oleh pengguna angkutan, janji pelayanan yang tepat waktu, prioritas pelayanan terhadap penumpang), kurang puas/ kuadran C (tingkat pengetahuan sopir dan awak angkutan), cenderung berlebihan / kaudran D (materi pelayanan angkutan umum, pemahaman sopir dan awak angkutan umum terhadap kebutuhan penumpang).

Adapun metode penelitian yang dipakai di sini adalah dengan cara menghitung indeks kepuasan pengguna jasa angkutan umum di koridor I rute bundaran waru – jembatan merah plaza yang setiap harinya berjumlah sekitar sepuluh ribu orang. Selanjutnya menghitung indeks kepuasan di tempat tersebut dengan menggunakan CSI (Customer Satisfaction Index), yakni dengan menghitung jumlah pengguna kendaraan di koridor I itu.

Dalam menghitung CSI perlu dicari tingkat kepentingan dan kinerja

dengan menggunakan model importance - performance grid yang

(11)

dua dimensi yang membandingkan antara persepsi tingkat kepentingan suatu atribut dalam mendorong responden untuk menggunakan sebuah produk (high and low) dengan performansi atribut-atribut dari produk tersebut.

Analisis kepentingan dan kinerja digunakan untuk melihat dan membandingkan kinerja suatu kegiatan dapat dirasakan oleh pengguna atau pelanggannya apabila dibandingkan dengan tingkat kepausan yang diinginkan. Dengan demikian, alat analisis yang digunakan adalah :

importance analysis, performance analysis, yakni dengan menggunakan skala likert,seperti sangat puas atau sangat penting, puas atau penting, netral atau biasa, tidak puas atau tidak penting, sangat tidak puas atau sangat tidak penting. CSI adalah merupakan jenis pengukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dengan pendekatan mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kinerja dari faktor-faktor yang diukur. (Priyambodo, 2008)

Penelitian lain telah dilakukan oleh Emmy Hamidiyah dari Universitas Indonesia. Penelitian tersebut dipublikasikan di Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam. Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf dan Kurban (ZISWK) di Dompet Dhuafa Republika” menghasilkan beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi adalah tujuh puluh lima koma delapan persen ditunjukkan oleh biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment

(12)

bulan Ramadhan yang di dalamnya umat Islam sedang diwajibkan untuk berpuasa yang selanjutnya diikuti dengan hari raya Ied serta momen bulan Dhulhijjah dimana kewajiban berkorban bagi umat Islam yang mampu dilaksanakan di dalamnya. Dengan demikian menunjukkan bahwa biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment secara signifikan berpengaruh positif terhadap pengumpulan ZISWK pada Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika (Hamidiyah, 2005).

Dari hasil penelitian di atas sudah terlihat jelas faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat di suatu lembaga zakat, namun ada yang lebih penting lagi yang belum disinggung dalam penelitian tersebut yaitu mengenai faktor yang mempengaruhi kepuasan orang atau pihak yang mengeluarkan zakat melalui suatu lembaga zakat, yakni seseorang yang menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat tertentu sudahkah ia merasa puas atas kegiatannya tersebut yang bisa ditandai dengan kontinuitasnya dalam pembayaran zakat pada satu atau dua lembaga zakat secara tetap dan terus menerus serta dia tidak berpindah-pindah lembaga zakat.

Faktor ini sangatlah penting untuk diteliti agar para muzaakki (orang / pihak yang wajib mengeluarkan zakat) lebih suka menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat dari pada mengeluarkannya sendiri yang langsung diserahkan kepada mustahiknya (yang berhak menerima zakat) dan juga hal ini penting sekali diketahui oleh para lembaga zakat guna menjaga eksistensinya dan senantiasa mendapatkan kepercayaan dari Muzakki.

(13)

Penelitian yang telah dikakukan oleh Emmy Hamidiyah dari Universitas Indonesia yang dipublikasikan di Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat, infaq, sedekah, wakaf dan kurban (ZISWK) di Dompet Dhuafa Republika, menghasilkan kesimpulan berupa faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut pada bebrapa lembaga zakat di Jakarta khususnya Dompet Dhuafa Republika adalah tujuh puluh lima koma delapan persen ditunjukkan oleh biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment bulan Ramadhan yang di dalamnya umat Islam sedang diwajibkan untuk berpuasa yang selanjutnya diikuti dengan hari raya Ied serta momen bulan Dhulhijjah dimana kewajiban berkorban bagi umat Islam yang mampu dilaksanakan di dalamnya.

Dengan demikian menunjukkan bahwa biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment secara signifikan berpengaruh positif terhadap pengumpulan ZISWK pada Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika. (Hamidiyah, 2005)

Dari hasil penelitian di atas sudah terlihat jelas faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat di suatu lembaga zakat, namun ada yang lebih penting lagi yang belum disinggung dalam penelitian tersebut yaitu mengenai faktor yang mempengaruhi kepuasan orang atau pihak yang mengeluarkan zakat melalui suatu lembaga zakat, yakni seseorang yang menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat tertentu sudahkah ia merasa puas atas kegiatannya tersebut yang bisa ditandai dengan kontinuitasnya

(14)

dalam pembayaran zakat pada satu atau dua lembaga zakat secara tetap dan terus menerus serta dia tidak berpindah-pindah lembaga zakat.

Faktor ini sangatlah penting untuk diteliti agar para muzakki (orang / pihak yang wajib mengeluarkan zakat) lebih suka menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat dari pada mengeluarkannya sendiri yang langsung diserahkan kepada mustahiknya (yang berhak menerima zakat) dan juga hal ini penting sekali diketahui oleh para lembaga zakat guna menjaga eksistensinya dan senantiasa mendapatkan kepercayaan dari Muzakki.

1.6Sistematika Penulisan

Guna memudahkan dalam memahami isi dari tesis ini, berikut disajikan sistematika pembahasan dari tesis ini yang terbagi ke dalam beberapa bab dan masing-masing bab terbagi lagi ke dalam beberapa sub bab. Adapun masing-masing bab tersebut adalah :

Bab I, yaitu pendahuluan. Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, kajian pustaka serta pada akhir dari bab ini disajikan sistematika penulisan tesis.

Bab II, yaitu landasan teori. Pada bab kedua akan diuraikan dan dibahas tentang konsep zakat, teori kualitas, teori kepuasan manajemen, responsibility, akuntabilitas, dan transparansi.

Bab III adalah metode penelitian, yakni akan diuraikan dan dibahas tentang metode penelitian. Adapun uraian dan pembahasan pada bab ini

(15)

meliputi: pendekatan penelitian, populasi dan sampel, jenis penelitian, jenis dan teknik pengumpulan data, serta teknik dan metode analisis data.

Bab IV merupakan gambaran umum mengenai obyek penelitian yaitu PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) Yogyakarta, yang terdiri dari sejarah PKPU, visi dan misinya, program-programnya serta kegiatannya.

Bab V merupakan analisis dan pembahasan. Pada bab lima ini diuraikan tentang analisis hasil penelitian serta analisis data dan pembahasan. Pada bab ini yang akan dibahas adalah latar belakang muzakki dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan muzakki terhadap lembaga zakat PKPU Yogyakarta. Berdasarkan data yang diuraikan akan diketahui faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan muzakki.

Bab VI adalah bab penutup yang akan menyajikan tentang kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan penelitian dalam tesis ini dan sekaligus dicantumkan saran yang merupakan sumbangan pemikiran dan rekomendasi dari penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan muzakki terhadap lembaga zakat.

Referensi

Dokumen terkait

brand loyalty (karyawan bersikap loyal terhadap Hotel Sheraton dengan bersikap sesuai identitas Sheraton dan membela Hotel Sheraton saat ada yang mengkritik)

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa persinggungan antara ajaran agama (Islam) yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig, modernitas, dan budaya (Jawa) tergambar dalam ritual dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

masyarakat dalam mencari informasi tempat ibadah yang berada di kecamatan Toboali.tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada disetiap daerah. Sarana tempat

Maka, kajian ini dibuat untuk mengkaji gaya pembelajaran di kalangan pelajar Ijazah Sarjana Muda di Fakulti Pengurusan Teknologi dan Perniagaan (FPTP), UTHM yang mempunyai

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang