• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON DITINJAU DARI JENIS KERUSAKANNYA IDENTIFICATION OF CONCRETE ROAD DAMAGE SEEN FROM THE DAMAGE TYPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON DITINJAU DARI JENIS KERUSAKANNYA IDENTIFICATION OF CONCRETE ROAD DAMAGE SEEN FROM THE DAMAGE TYPE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KERUSAKAN JALAN BETON DITINJAU DARI

JENIS KERUSAKANNYA

IDENTIFICATION OF CONCRETE ROAD DAMAGE SEEN FROM

THE DAMAGE TYPE

Prima Eko Agustyawan

1

, Sugeng Dwi Hartantyo

2

1

Program Studi teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan, email : pelok.pea27@gmail.com 2

Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan, email : sugeng.dwih@gmail.com

ABSTRAK

Kerusakan jalan menggambarkan kondisi struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan yang optimal. Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan dijumpai banyak kerusakan yang hingga saat ini belum dilakukan evaluasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, serta memberikan solusi atas masalah yang dialami jalan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan yang mengacu pada ketentuan Bina Marga.Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil nilai kerusakan jalan (Nr) sebesar 83, hal ini menunjukkan jalan mengalami kerusakan yang cukup parah dan harus segera dilakukan perbaikan. Faktor yang menyebabkan kerusakan jalan tersebut adalah tanah yang tidak stabil, kurang baiknya proses pembangunan seperti tidak adanya proses perbaikan tanah, serta kurangnya perawatan dan pemeliharaan jalan. Dan untuk mengatasi masalah tanah yang menjadi penyebab kerusakan jalan tersebut maka perlu dibangunnya dinding penahan tanah untuk membuat tanah menjadi stabil, dan perlu juga adanya proses perbaikan tanah sebelum pembangunan jalan berlangsung.

Kata kunci : kerusakan jalan, perkerasan rigid, nilai kerusakan jalan (Nr).

ABSTRACT

Damage to road describes the structural and functional condition of the road that is no longer able to provide optimal service. On the connecting road between Jl. Jaksa Agung Suprapto with Balun Village, Turi District, Lamongan Regency there are a lot of damage that has not been evaluated yet. The purposes of this study are to evaluate and identify the factors that cause damage to connecting road between Jl. Jaksa Agung Suprapto with Balun Village, Turi District, Lamongan Regency, and provide solutions on the problems experienced by the road. This study uses the calculation method which refers to the provisions of Bina Marga. From thr research conducted, the result show that score of damage to the road (Nr) is 83, it shows the road suffered from severe damage and repairs must be done immediately. Some of the factors that caused damage to the road are unstable ground, the lack of good development process, such as the absence of soil improvement process, as well as the lack of care and maintenance of road. To overcome the soil problem that causes damage to the road, it is necessary to build a retaining wall to make the the soil becomes stable, and the soil also needs improvement process before the construction takes place.

(2)

I. PENDAHULUAN

Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengandaerah lain yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya kemudian diteruskan ke tanah dasar. Berdasarkan bahan pengikatnya, lapisan perkerasan jalan dibagi menjadi dua kategori yaitu lapisan perkerasan lentur dan lapisan perkerasan kaku. Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat material pasir dan split. Perkerasan kaku adalah perkerasan jalan yang menggunakan bahan pengikat dari beton sebagai struktur utama dan lapis aus permukaan, yang kemudian dikenal dengan perkerasan kaku beton semen (rigid pavement). Kombinasi antara dua jenis perkerasan ini disebut perkerasan komposit (composite pavement) dimana sebagai lapis bawah digunakan struktur beton sedangkan sebagai lapis permukaandigunakan aspal.

Pada ruas jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan beton semen mempunyai beberapa keunggulan antara lain, cocok untuk lalu lintas berat, lebih tahan terhadap cuaca panas, dan tahan terhadap pengaruh air. Akan tetapi perkerasan kaku juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya pada masa pelaksanaan, karena setelah pengecoran diperlukan waktu sekitar 28 hari untuk mencapai kekuatan rencana sebelum dibuka untuk lalu lintas. Hal ini dapat menggangu kelancaran lalu lintas terutama pada jalan dengan lalu lintas padat. Biaya konstruksi jalan beton sedikit lebih mahal dibandingkan pada perkerasan lentur. Beton yang dipakai pada jalan ini berasal dari perusahaan beton siap pakai (ready mix) karena hasil yang diperoleh cukup baik dan mampu melayani volume lalu lintas yang besar dan berat.

Seiring berjalannya waktu, kondisi jalan tersebut tidak seperti saat semula dibangun. Jalan mulai mengalami kerusakan, terlihat dari munculnya beberapa retakan di jalan tersebut baik yang masih kecil atau bahkan sudah parah.Kerusakan tersebut bisa diakibatkan beberapa sebab atau faktor, diantaranya kekuatan (mutu) dan tebal beton kurang, material bahan yang kurang baik, beban kendaraan yang berlebihan (overload), kehilangan dukungan tanah dasar yang diakibatkan oleh pemompaan (plumping), tegangan tekuk yang berlebihan akibat perubahan temperatur, tidak sempurnanya transfer beban pada sambungan-sambunngan, buruknya sambungan, dan kondisi tanah yang labil atau mudah berubah. Hal ini sudah pasti akan mengganggu kenyamanan pengguna jalan dalam berkendara, juga mengurangi keindahan permukaan jalan.

Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi kerusakan di jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, agar bisa dilakukan penanganan pada jalan tersebut sehingga bisa nyaman seperti sedia kala.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi rusaknya Jalan Penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan ditinjau dari jenis kerusakannya.

2. Untuk memberikan solusi kerusakan jalan dilihat dari jenis kerusakannya.

II. METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang meliputi studi pendahuluan untuk mengetahui karakteristik jalan, dilanjutkan dengan survey ke lokasi penelitian. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data primer maupun sekunder yang diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan, meliputi pengenalan masalah yang akan dibahas lalu dilanjutkan dengan analisa pambahasan.

Diagram Alir Penelitian

(3)

III. PEMBAHASAN Daerah Penelitian

Jalan yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Kondisi Jalan

Sebagai dasar penelitian dan evaluasi jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, maka dilakukan pengamatan atau observasi tentang kondisi jalan di daerah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, data yang diperoleh antara lain :

a) Secara Visual

Secara visual kondisi jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tampak terjadi kerusakan yang sangat parah. Selain retak di sepanjang jalan, juga terlihat bebrapa jenis kerusakan lainnya, seperti lubang, gompal, beda ketinggian antar retakan, dan lain-lain.

Dari hasil observasi di lapangan, diperoleh hasil beberapa jenis kerusakan diantaranya retak, mulai dari yang kecil hingga yang parah mencapai 25 cm. Jenis kerusakan lainnya adalah penurunan atau patahan, yaitu beda elevasi pelat beton pada retakan yang mencapai 7 cm.

b) Kondisi Fisik Jalan

Setelah diamati di lapangan, secara umum kondisi fisik pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan kurang memadahi bila ditinjau dari kondisi kelayakannya. Banyak bagian jalan yang ambles dan berlubang, baik yang masih ringan hingga yang sudah parah dan sangat berbahaya bagi para pengguna jalan karena bisa mengakibatkan kecelakaan.

Selain itu kondisi permukaan jalan yang tidak rata dan juga terjadi banyak kerusakan tersebut membuat jalan ini sebenarnya sudah tidak layak untuk digunakan dan harus dilakukan perbaikan.

c) Kondisi tanah

Secara teknis, tanah yang terdapat pada area jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan merupakan tanah persawahan atau tanah tambak yang pada umumnya sangat labil. Tanah jenis ini umumnya merupakan tanah lempung yang memiliki permeabilitas yang tinggi pada musim hujan dan akan sangat kering dan keras pada saat musim kemarau. Hal ini akan sangat berdampak pada konstruksi perkerasan jalan di daerah tersebut.

d) Kondisi Lalu Lintas

Kondisi lalu lintas pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tidak begitu berat dan padat. Kendaraan yang melewati jalan tersebut juga relatif kendaraan kecil, seperti motor, mobil pribadi, dan kendaraan tak bermotor. Hanya sesekali truck pengangkut bahan material. Hal tersebut tentu saja sangat kecil pengaruhnya terhadap kerusakan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Kerusakan Jalan yang Terjadi

Dari hasil pengamatan atau observasi di lapangan dapat diperoleh beberapa jenis kerusakan yang terjadi di jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, antara lain :

1. Retak Memanjang

Retak memanjang yaitu retak individual atau tidak saling berhubungan satu sama lain yang memanjang di sepanjang perkerasan beton. Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan terjadi keretakan di sepanjang jalan yang tentu saja sangat mengganggu para pengguna jalan.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh : Beda penurunan pada tanah dasar.

Tidak adanya sambungan atau sekat tiap ruas pelat beton.

Pelat beton kurang tebal.

(4)

2. Retak Melintang

Retak melintang yaitu retak individual atau tidak saling berhubungan satu sama lain yang melintang pada perkerasan beton. Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan pelat beton dibangun tidak begitu tebal dan tanpa menggunakan tulangan. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya retak pada ruas jalan tersebut.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :

Penyusutan beton selama masa perawatan dan pelat beton terlalu panjang.

Adanya rocking (gerakan vertikal pada retakan oleh beban lalu lintas).

Pelat beton kurang tebal.

Pelat beton dibangun tanpa adanya sambungan.

Gambar 4. Retak Melintang 3. Retak Sudut

Retak sudut yaitu retakan atau pecahan yang terjadi pada sudut plat beton dengan bentuk pecahan segitiga. Kerusakan jenis ini juga terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.

Kerusakan jenis ini disebabkan :

Kurangnya daya dukung tanah dasar yang diakibatkan oleh pemompaan.

Pelat beton kurang tebal.

Gambar 5. Retak Sudut

4. Polished Aggregate (Agregat Licin)

Selain retak, Jenis kerusakan yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan salah satunya adalah agregat licin (polished aggregate).

Agregat licin yaitu tergosoknya partikel agregat di permukaan perkerasan, sehingga permukaannya licin karena aus.

Kerusakan jenis ini disebabkan :

Kualitas agregat campuran beton tidak bagus, sehingga oleh beban lalu lintas permukaan perkerasan menjadi aus dan licin terutama saat basah atau hujan.

Kualitas mortar pada permukaan tidak baik. Pengecoran beton kurang baik sehingga mengakibatkan naiknya air semen ke permukaan.

Gambar 6. Agregat Licin 5. Punch-out (Remek)

Dari hasil pengamatan di lapangan, jenis kerusakan lain yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan adalah

punch-out atau remek.

Punch-out yaitu kerusakan lokal pada perkerasan beton yang pecah menjadi beberapa bagian yang relatif kecil.

Masalah yang terjadi akibat punch-out adalah pelat beton yang remek bisa termasuki air sehingga terjadi erosi pada base / subbase dan bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

Kerusakan jenis ini disebabkan :

Pelat perkerasan beton yang terlalu tipis. Pengecoran beton yang kurang baik. Tidak adanya tulangan pada pelat beton.

(5)

Gambar 7. Remek 6. Penurunan atau Patahan

Penurunan atau patahan juga merupakan salah satu kerusakan yang terjadi di jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Penurunan atau patahan yaitu beda elevasi pelat beton yang terjadi pada sambungan atau retakan. Dari hasil pengamatan di lapangan, penurunan atau patahan yang terjadi bisa dibilang lumayan parah yaitu antara 5 sampai 8 cm, bahkan ada beberapa patahan yang mencapai 11 cm.

Kerusakan jenis ini disebabkan :

Beban kejut lalu lintas yang bergerak di atas retakan.

Dukungan tanah dasar kurang baik.

Pelat bertekuk atau bergelombang akibat perubahan temperatur atau beda kelembaban.

Hilangnya butiran halus material lapis pondasi akibat pemompaan.

Perubahan volume tanah dasar.

Gambar 8. Penurunan atau Patahan

7. Gompal (Spoiling)

Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan juga terlihat kerusakan berupa gompal

(spoiling). Gompal yaitu pecah pada perkerasan beton yang terjadi pada bagian pinggir perkerasan.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :

Akibat dari penutupan retakan yanng buruk, sehingga memungkinkan material keras masuk ke dalam lubang sambungan atau retakan.

Akibat panas yang menyebabkan pelat beton memuai. Pemuaian ini memecahkan beton pada retakan yang terisi oleh material keras.

Gambar 9. Gompal 8. Lubang (Pothole)

Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh lagi jenis kerusakan lain yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, yaitu lubang pada perkerasan beton (pothole). Selain sangat mengganggu pengendara jalan karena bisa mengakibatkan kecelakaan, lubang pada perkerasan beton juga bisa mengakibatkan infiltrasi air ke dalam perkerasan sehingga bisa menyebabkan erosi pada base / subbase.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :

Gompal yang dibiarkan dan tidak segera diperbaiki.

Retakan atau kerusakan lain yang tidak segera ditutup atau diperbaiki.

(6)

Gambar 10. Lubang 9. Pinggir Turun

Kerusakan lain yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yaitu pinggir turun, berupa bagian bahu jalan yang turun relatif terhadap perkerasan. Hal ini adalah akibat penurunan bahu jalan terhadap permukaan perkerasan, atau akibat erosi bahu jalan.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :

Akibat beda penurunan antara bahu jalan dan permukaan perkerasan.

Erosi bahu jalan.

Tebal rencana bahu jalan yang kurang tepat. Pemadatan bahu jalan atau drainase tidak baik.

Gambar 11. Pinggir Turun

10. Pumping

Kerusakan jenis lain yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan adalah pumping atau pemompaan, yaitu peristiwa terangkatnya campuran air, pasir, lempung di sepanjang sambungan dan pinggir perkerasan. Faktor penyebabnya adalah akibat terpompanya material berbutir halus dari tanah dasar dan/atau lapis pondasi, ketika retakan atau sambungan tergenang air dan dilalui kendaraan secara berulang-ulang, sehingga mengurangi dukungan tanah dasar terhadap pelat beton.

Kerusakan jenis ini disebabkan oleh :

Retakan yang tidak segera ditutup sehingga mengakibatkan terpompanya air dan material berbutir halus dari tana dasar. Kondisi tanah dasar yang kurang mengalami pemadatan sehingga mudah terurai dan terpompa keluar.

Gambar 12. Pumping Tabel 1. Data Kerusakan Jalan

Jenis Kerusakan Luas Kerusakan Jalan ( M2 ) Luas Jalan ( M2 ) Retak 442.72 2100 Gompal 2.84 2100 Lubang 3.08 2100 Ambles 142.85 2100 Belahan 5.60 2100

(7)

Nilai Kerusakan Jalan (Nr)

Dari berbagai jenis kerusakan jalan dapat dicari besar nilai kerusakannya. Nilai kerusakan (Nr) diperoleh dari jumlah keseluruhan dan nilai kerusakan per setiap jenis kerusakan (Nq). Penilain kondisi permukaan pertamakali mencari nilai prosentase kerusakan (Np). Untuk mencari nilai Np dengan cara :

Np = (Luas Jalan Rusak / Luas Jalan Keseluruhan) x 100%

Setelah prosentase nilai didapatkan maka dapat digolongkan menurut Tabel 2, menurut kategori dan nilainya.

Tabel 2. Nilai Prosentase Kerusakan Jalan Prosentase Kategori Nilai

< 5% Sedikit Sekali 2

5% - 20% Sedikit 3

21% - 40% Sedang 5

> 40% Banyak 7

Sumber : Bina Marga

Contoh perhitungan :

Untuk jenis kerusakan retak maka, Np = ( 442,72 / 2100 ) x 100% = 21,8 %

Setelah itu dari tabel ketentuan diperoleh bahwa nilai Np untuk retak adalah 5 (lihat tabel 2).

Setelah Np diperoleh, untuk mencari nilai kerusakan (Nq) tinggal dikalikan dengan nilai jenis kerusakan (Nj). Untuk nilai Nj sendiri sudah ada ketentuan nilainya berdasarkan dengan jenis kerusakan yang ada, berikut adalah nilai – nilai tersebut.

Tabel 3. Nilai Jenis Kerusakan (Nj)

No. Jenis Kerusakan Nilai

1 Retak 5

2 Gompal 5.5

3 Lubang 6

4 Ambles 7

5 Belahan 7

Sumber : Bina Marga

Jika nilai Np dan nilai Nj sudah diketahui maka nilai tersebut dapat digunakan mencari nilai

jumlah kerusakan jalan ( Nq ). Rumus Nq sendiri adalah :

Nq = Np x Nj Dimana,

Nq = Nilai Jumlah Kerusakan Jalan Np = Nilai Prosentase Kerusakan Jalan Nj = Nilai Jenis Kerusakan Jalan

Untuk Kategori Nilai Nq dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Kategori Nilai Jmlah Kerusakan No. Jenis

Kerusakan

Kategori Sedikit

Sekali

Sedikit Sedang Banyak

1 Retak 10 15 25 35

2 Gompal 11 16.5 27.5 38.5

3 Lubang 12 18 30 42

4 Ambles 17 21 35 49

5 Belahan 14 21 35 49

Sumber : Bina Marga

Contoh Perhitungan :

Untuk jenis kerusakan retak maka, Nq = Np x Nj

= 5 x 5 = 25

Nilai – nilai jumlah kerusakan sudah diperolah maka tinggal dijumlahkan semuanya masing – masing jenis kerusakan dan dapat di perolah nilai kerusakan (Nr). Karena rumus mencari nilai Nr sendiri adalah Jumlah keseluruan Nq. Untuk perhitungan nilai – nilai tersebut pada ruas jalan yang di teliti dapat dilihat pada Tabel 5. No Jenis Kerusakan Luas Kerusakan (M2) Luas Jalan (M2) Np (%) Np Nj Nq Kategori 1 Retak 442.72 2100 21.0 8 5 5 25 Sedang 2 Gompal 2.84 2100 0.14 2 5. 5 11 Sedikit sekali 3 Lubang 3.08 2100 0.15 2 6 12 Sedikit sekali 4 Ambles 142.85 2100 6.80 3 7 21 Sedikit 5 Belahan 5.60 2100 0.27 2 7 14 Sedikit sekali Nr 83

(8)

Tabel 5. Perhitungan Nilai Kerusakan Jalan (Nr) Sumber : Hasil Analisis Data

Faktor yang Menyebabkan Kerusakan Jalan Pada umumnya jalan dibangun untuk digunakan dalam waktu yang cukup lama. Akan tetapi pada kenyataannya usia jalan tidak sampai pada usia perencanaan jalan. Hanya dalam waktu beberapa tahun saja jalan mulai mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan yang ringan hingga kerusakan yang sudah parah.

Seperti yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yanng sudah mulai mengalami kerusakan di sepanjang jalan. Terlihat beberapa jenis kerusakan seperti retak, lubang, gompal, beda elevasi keretakan, dan lain-lain. Hal ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan para pengguna jalan dalam berkendara, dan bahkan bisa menyebabkan kecelakaan.

Kerusakan jalan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

a) Tanah yang Labil

Seperti yang telah diamati di lapangan, bahwa jenis tanah yang berada di daerah jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten lamongan adalah tanah pertambakan yang merupakan tanah liat atau tanah lempung.

Tanah jenis ini sangat tidak stabil karena akan sangat lembek apabila musim penghujan dan akan sangat kering pada saat musim kemarau, yang bisa mebuat tanah menjadi pecah-pecah.

Dengan kondisi yang seperti ini tentu saja akan sangat berpengaruh pada base / subbase perkerasan karena perubahan dari subgrade yang sangat signifikan. Hal ini berkaitan dengan daya dukung tanah. Daya dukung tanah pada jalan sangat dipengaruhi kandungan air yang ada di dalam tanah tersebut. Jika kandungan air optimum sudah terlewati maka daya dukung tanah akan menurun. Daya lekat antar butiran tanah menjadi sangat kecil, bahkan bisa tidak ada sama sekali.

Pada kondisi ini kemampuan tanah dalam mendukung memikul beban bisa dikatakan sangat kecil. Sedangkan kendaraan akan tetap lewat dan memberikan beban pada struktur perkerasan jalan, khususnya lapisan permukan. Akibat daya dukung tanah yang berkurang dan beban kendaraan terus menekan permukaan jalan maka terjadilah pelepasan ikatan antar butiran pada tanah dan akan

mengakibatkan permukaan jalan menjadi pecah dan ambles.

b) Proses Pengerjaan yang Kurang Baik

Kualitas suatu jalan juga sangat dipengaruhi oleh proses dan cara pengerjaannya. Apabila suatu jalan dikerjakan dengan cara yang baik dan sesuai dengan standart yang telah ditentukan, maka kualitas jalan tersebut juga akan baik. Sedangkan apabila proses pengerjaan suatu jalan tersebut kurang baik dan tidak mengikuti standart yang ditentukan, sudah pasti kualitas jalan tersebut jaga akan kurang baik dan kurang layak.

Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, salah satu kekurangannya adalah pada proses pengerjaannya. Dari data yang diperoleh, proses pengerjaan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan ini kurang memenuhi standart dan tata cara pengerjaan perkerasan jalan beton yang baik dan benar, yaitu :

Tidak adanya perbaikan tanah sebelum proses pengecoran

Seperti yang telah diketahui tanah yang berada pada lokasi penelitian adalah tanah pertambakan yang merupakan jenis tanah liat atau tanah lempung. Tanah jenis ini sangat tiadak stabil karena memiliki ciri sangat lembek apabila musim hujan dan sangat kering apabila musim kemarau. Tentu saja tanah jenis ini kurang baik apabila digunakan untuk pondasi perkerasan jalan. Oleh karena itu perbaikan tanah sangat dibutuhkan pada daerah penelitian sebelum dilakaukan pembangunan konstruksi jalan beton.

Akan tetapi pada proses pembuatan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan ini tanpa dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh pada konstruksi jalan karena tanah yang digunakan untuk pondasi masih tidak stabil. Sehingga jalan mengalami kerusakan yang lebih cepat dari umur rencana.

Tebal perkerasan yang tipis dan tanpa tulangan Konstruksi perkerasan jalan beton tanpa tulangan dengan menggunakan tulangan jelas memiliki kekuatan yang berbeda. Hal ini disebabkan fungsi tulangan pada perkerasan jalan beton yang berfungsi sebagai penguat kuat tarik beton sehingga bisa meminimalisir keretakan yang terjadi akibat gaya tekan dari beban roda kendaraan.

Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, perkerasan jalan dibuat

(9)

dengan tebal 12,5 cm, bisa dibilang relatif tipis, apalagi jalan tersebut dibangun tanpa menggunakan tulangan. Hal ini tentu saja membuat jalan lebih mudah rusak dibanding jika jalan dibangun dengan menggunakan tulangan. c) Hambatan Samping yang Merupakan Sungai

Salah satu sisi jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Surapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan merupakan sungai yang pada musim penghujan arus airnya lumayan deras. Hal ini bisa menyebabkan tanah pada lereng sungai yang merupakan hambatan samping dari jalan akan mengalami erosi akibat terbawa arus air sungai. Dengan terbawanya tanah oleh arus sungai maka akan menyebabkan tanah menjadi gerak dan mengalami longsor. Hal ini dibuktikan dengan semakin lebarnya sungai setiap tahunnya.

Dengan kondisi yang seperti ini tentu saja membuat tanah dasar atau subgrade pada jalan menjadi tidak stabil dan akan memicu terjadinya keretakan pada lapisan permukaan jalan. Kondisi yang seperti ini dan terjadi secara terus menerus setiap tahunnya sudah pasti membuat jalan mengalami kerusakan yang semakin parah, dan tidak akan mencapai umur rencana.

d) Kurangnya Perawatan

Untuk memperoleh kualitas yang baik dan agar dapat mencapai umur rencana, suatu jalan memerlukan perawatan yang baik pula. Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang besar pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya. Pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan yang dibangun sejak tahun 2005 ini proses perawatannya bisa dibilang sangat kurang. Dari hasil wawancara diperoleh data bahwa tidak ada pemeriksaan rutin terhadap kondisi jalan. Penanganan terhadap kerusakan pun terkesan seadanya, misalnya pada jalan yang kondisinya retak parah, sampai remek, bahkan sampai mengakibatkan patahan hanya dilakukan pengurukan dengan material seadanya, dan tidak melakukan penanganan lanjutan. Hal ini tentu saja akan membuat kerusakan jalan menjadi semakin parah dan akan semakin mengganggu kenyamanan para pengguna jalan. Solusi Untuk Kerusakan Jalan

Seperti yang telah diketahui, terjadi banyak jenis kerusakan yang terjadi pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Untuk menanggulangi kerusakan tersebut perlu adanya solusi yang tepat agar kerusakan tidak semakin parah dan kondisi jalan bisa lebih baik. Solusi dari kerusakan tersebut adalah :

1. Retak Memanjang

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm), maka dilakukan pengisian celah dengan pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan. Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5 mm), maka dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal.

Penambalan pada pelat beton yang retak. 2. Retak Melintang

Untuk jenis kerusakan ini umumnya solusinya sama dengan retak memanjang, yaitu :

Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm), maka dilakukan pengisian celah dengan pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan. Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5 mm), maka dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal.

Penambalan pada pelat beton yang retak. 3. Retak Sudut

Untuk kerusakan jenis ini juga sama solusinya seperti retak memanjang dan retak melintang yaitu :

Untuk celah yang kecil (kurang dari 5 mm), maka dilakukan pengisian celah dengan pengisi / aspal. Hal ini untuk mencegah terjadinya infiltrasi air ke dalam perkerasan. Untuk celah yang lebih lebar (lebih dari 5 mm), maka dilakukan pembangunan kembali pelat secara lokal.

Penambalan pada pelat beton yang retak. 4. Agregat Licin (Polished Aggregate)

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Permukaan perkerasan ditutup dengan material yang tahan aus.

Dibuat alur-alur kecil untuk mengkasarkan permukaan.

5. Remek

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Retakan diisi dengan material pengisi. Penambalan pada pelat beton yang pecah atau remek.

Perbaikan lokal pada pelat beton. 6. Patahan atau Turunan

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Mengembalikan pelat ke posisi semula dengan cara pengisian bagian dasar pelat beton.

Pada patahan dengan beda elevasi kurang dari 25 mm, diberikan lapis perata, dan pengisi retakan

.Pada patahan dengan beda elevasi lebih dari 25 mm, perbaikan dilakukan dengan

(10)

menambal, atau mengganjal pelat dengan pasak yang diikuti dengan lapis tambahan. 7. Gompal

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Penambalan pada sebagian kedalaman, untuk kedalaman gompal lebih dari 50 mm. Pelapisan tambahan tipis, untuk kedalaman gompal kurang dari 50 mm.

Menambal pelat beton yang mengalami gompal.

8. Lubang

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Penambalan pelat beton yang rusak atau lubang di permukaan.

Penambalan di seluruh kedalaman pelat beton untuk perbaikan permanen.

9. Pinggir Turun

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Pada lokasi yang beda tingginya kecil, maka dilakukan penambalan.

Pada lokasi yang beda tinggnya besar, bahu jalan harus ditinggikan dengan penambahan lapisan.

Karena bahu jalan tidak diperkeras, maka harus dibongkar dan material jelek diganti dengan material yang bagus dan kemudian dipadatkan.

10. Pumping atau Pemompaan

Untuk jenis kerusakan ini solusinya adalah : Menutup retakan yang terjadi.

Menyuntikkan (Grouting) material pengisi ke dalam rongga di bawah pelat yang retak. Perlu adanya proses pemadatan yang lebih pada tanah dasar.

IV. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pengamatan di lapangan, yaitu jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah Nilai Kerusakan Jalan (Nr) adalah 83, maka jalan sudah mengalami kerusakan yang lumayan parah dan harus segera dilakuan perbaiakan.

2. Faktor umum penyebab terjadinya kerusakan jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan adalah kondisi tanah yang labil dan proses pengerjaan yang kurang baik, seperti tidak adanya proses perbaikan tanah sebelum proses pengecoran jalan.

Sedangakan untuk faktor penyebab tiap jenis kerusakan adalah sebagai berikut ; retak memanjang dan retak melintang disebabkan karena tidak adanya sambungan pada pelat beton, retak sudut disebabkan karena kurang tebalnya pelat beton, agregat licin disebabkan kualitas agregat campuran beton yang tidak bagus, remek disebabkan pelat beton yang terlalu tipis dan tidak adanya tulangan, penurunan atau patahan disebabkan kurangnya daya dukung tanah dan berubahnya volume tanah dasar pada perkerasan beton, lubang disebabkan retak atau gompal yang tidak segera ditutup sehingga mengakibatkan menjadi lubang, pumping disebabkan oleh retakan yang tidak segera ditutup dan tanah dasar yang kurang mengalami pemadatan sehingga mudah terurai dan terpompa keluar permukaan perkerasan beton.

3. Solusi umum untuk mengatasi kerusakan pada jalan penghubung Jl. Jaksa Agung Suprapto dengan Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan antara lain ; pembangunan dinding penahan tanah di sepanjang lereng pada sungai yang berbatasan langsung dengan konstruksi jalan, dilakukan perbaikan tanah sebelum proses pengecoran jalan, memperbaiki metode pelaksanaan konstruksi jalan beton.

Sedangkan solusi untuk tiap jenis kerusakan adalah sebagai berikut ; untuk jenis retak yang meliputi retak mamanjang, retak melintang, dan retak sudut solusinya yaitu menutup retakan yang terjadi, untuk agregat licin solusinya dibuuat alur-alur kecil untuk mengkasarkan permukaan, untuk remek solusinya retakan diisi dengan material pengisi, untuk patahan solusinya menambal atau mengganjal pelat beton, untuk lubang solusinya dengan melakukan penambalan pada lubang yang terjadi, untuk pumping solusinya melakukan penutupan pada retakan yang terjadi dan menyuntikkan material pengisi ke dalam rongga di bawah pelat yang retak. Daftar Pustaka :

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1992. Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement). Jakarta.

Hardiyatmo,H.C. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukirman, S. 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova.

https://nanang-supriyadi.blogspot.com/tipe-tipe- kerusakan-kaku.html

(11)

Gambar

Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian  Kondisi Jalan
Gambar 4. Retak Melintang  3.  Retak Sudut
Gambar 8. Penurunan atau Patahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pada 21 jalur hijau dari berbagai kecamatan yang ada di Kota Medan, maka dapat diketahui jenis apa saja yang telah ditanam oleh Dinas

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan keberadaan dan jenis mikroplastik yang ada pada air, sedimen, dan ikan bandeng ( Chanos chanos Forskal ).. Sampel yang

Meskipun ruas jalan tersebut tergolong sempurna secara kondisi, akan tetapi masih terdapat kerusakan yang terjadi pada ruas tersebut, untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan jalan

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat berbagai jenis kerusakan yang dapat terjadi pada perkerasan kaku (rigid pavement), oleh sebab itu dibutuhkan penelitian

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai tingkat kesehatan tanaman yang ada di jalur hijau jalan Kota Medan agar dapat diketahui bagaimana tingkat kualitas

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja jenis-jenis kerusakan yang terdapat pada lapis permukaan ruas Jalan G.Obos XII, ruas Jalan Samudin