• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk di BEI) Oleh : Iwan Kurniawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk di BEI) Oleh : Iwan Kurniawan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk di BEI) Oleh :

Iwan Kurniawan 093403186 Dibawah bimbingan :

H. Tedi Rustendi, S.E., M.Si., AK. CA. Rani Rahman, S.E. M.Ak.

The objectived of this study was to know how Capital Structure, Liquidity and Capital Expenditure at PT. Indosat Tbk, how much the influence Capital Structure and Liquidity to Profitability at PT. Indosat Tbk both of simultaneously or partially.

The method used in this research is descriptive method. To obtain the necessary data in this study, the means used is the study documentation, done by collecting documents relating to PT. Indosat Tbk Financial Statements with the necessary data in this research activity. Data will be analyzed through the path analysis.

The results showed the Capital Structure and Liquidity simultaneous influence on , Profitability is 61,2%, while the other supporting factors not examined is 28,8%..

Keywords : Capital Structure, Liquidity, Profitability

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur modal, likuiditas, profitabilitas pada PT. Indosat Tbk, berapa banyak pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap profitabilitas PT. Indosat Tbk keduanya secara simultan maupun parsial.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen, laporan keuangan PT. Indosat Tbk yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini. Data tersebut akan dianalisis melalui analisis Jalur.

Hasil penelitian menunjukkan struktur modal dan likuiditas memberikan pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas adalah 61,2%, sedangkan faktor pendukung lain yang tidak diteliti adalah 28,8%.

(2)

2 1. Latar Belakang Penelitian

Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang dampaknya masih terasa sampai saat ini, telah mengakibatkan para investor baik dari dalam maupun luar negeri lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dananya di pasar modal Indonesia. Para investor tentunya akan memilih perusahaan yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian modal yang tinggi serta dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan tingkat pertumbuhannya. Seiring dengan hal tersebut, akan dimulainya persaingan bebas antar negara, menuntut setiap perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitif dari perusahaan lainnya.

Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu dan memuaskan konsumen, tetapi juga harus mampu mengelola keuangannya dengan baik, artinya kebijakan dalam pengelolaan keuangan harus dapat menjamin keberlangsungan usaha perusahaan. Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.

Pelaksanaan operasi suatu organisasi / perusahaan haruslah berpedoman kepada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijaksanaan manajemen perusahaan tersebut, baik mengenai pengelolaan maupun pengadaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010). Dengan demikian kelangsungan perusahaan tersebut di masa yang akan datang akan lebih terjamin, oleh karena itu berbagai faktor yang membantu pencapaian tujuan perusahaan harus dilaksanakan dengan baik (Abdul Hasyim Batubara, 2010). Faktor utama yang perlu mendapat perhatian adalah keadaan keuangan perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).

Untuk mengetahui seberapa baik keadaan keuangan dari suatu perusahaan, maka perlulah dilakukan analisis hubungan sumber–sumber dana serta hubungan antara hasil yang dicapai perusahaan dengan pengklasifikasian dana yang diinvestasikan pada aktiva / harta (assets) perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010). Langkah penting dalam menilai atau menganalisis kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan posisi keuangan dari perusahaan dalam satu periode akuntansi adalah dengan analisis laporan keuangan perusahaan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).

Keadaan keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya, laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Abdul Hasyim Batubara, 2010). Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca dan keuangan (Abdul Hasyim Batubara, 2010).

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya (Kasmir, 2012:196). Kasmir mengemukaan bahwa dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru (Kasmir, 2012:196). Oleh karena itu, menejemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu memenuhu target yang telah ditetapkan (Kasmir, 2012:196). Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung (Kasmir, 2012:196). Kasmir menambahkan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas (Kasmir, 2012:196).

Bambang Riyanto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Profitabilitas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba usaha perusahaan yang didapat selama suatu periode, skala pengukurannya dengan menggunakan

(3)

3

return on investment” (Bambang Riyanto, 2006:334). Oleh karena itu pihak manajemen

perusahaan harus mengambil keputusan yang rasional dan dapat di pertanggungjawabkan dan pengambil keputusan tersebut memerlukan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan (Bambang Riyanto, 2006:334).

Dalam suatu perusahaan sering kali muncul adanya kenyataan bahwa perusahaan tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian utang (kewajiban) yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2012:128). Atau terkadang perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibanya tepat waktu (Kasmir, 2012:128). Kasmir menyatakan bahwa kasus seperti ini akan sangat mengganggu hubungan baik antara perusahaan dengan para kreditor, atau juga dengan para distributor (Kasmir, 2012:128). Dalam jangka panjang, kasus ini akan berdampak pula kepada pelanggan (konsumen) (Kasmir, 2012:128). Artinya pada akhir perusahaan akan memperoleh krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang selama ini membantu kelancaran usahanya (Kasmir, 2012:128).

John L. Wild juga menjelaskan bahwa struktur modal juga memiliki peran penting dalam menganalisis kinerja keuangan (John L. Wild, 2011:263). John mengemukakan bahwa struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan (John L. Wild, 2011:262). Dia juga mengatakan bahwa struktur modal merupakan elemen kunci dalam analisis solvabilitas (John L. Wild, 2011:262). Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat rasio Leverage, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya (Kasmir, 2012:156). Dengan kata lain bahwa rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya yang dapat diukur melalui Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR (Kasmir, 2012:156).

Kasmir juga menyebutkan bahwa penyebab utama kekurangan atau ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usaha (Kasmir, 2012:129). Kemudian, sebab lainya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya (Kasmir, 2012:129). Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas (Kasmir, 2012:129).

Kasmir menjelaskan bahwa likuiditas menunjukan rasio yang berfungsi untuk menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan) yang akan mempengaruhi laba perusahaan yang di dapat (Kasmir, 2012:130). Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (Kasmir,2012:130).

Perusahaan untuk menjalankan operasinya memiliki berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya (Kasmir, 2012:150). Dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang (Kasmir, 2012:150). Artinya di dalam perusahaan harus selalu tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan (Kasmir, 2012:150). Perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan, tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan kemampuan perusahaan (Kasmir, 2012:150).

(4)

4

Kasmir menjelaskan bahwa setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Kasmir, 2012:151). Misalnya penggunaan modal sendiri memiliki kelebihan yaitu mudah diperoleh, beban pengembalian yang relatif lama, tidak ada beban untuk membayar angsuran termasuk bunga dan biaya lainya (Kasmir, 2012:151). Sebaliknya, kekurangan penggunaan modal sendiri sebagai sumber dana adalah jumlahnya tang relatif terbatas, terutama pada saat membutuhkan dana yang relatif besar (Kasmir, 2012:151). Jika memlilih modal pinjaman, kelebihannya adalah jumlah yang relatif tidak terbatas dan menambah motivasi manajemen untuk bekerja lebih aktif dan kreatif karena dibebani untuk membayar beban kewajibannya (Kasmir, 2012:152). Sementara itu, kekurangannya adalah persyaratan untuk memperolehnya relatif sulit, diperlukan syarat-syarat tertentu yang transparan (Kasmir, 2012:152).

Oleh karena itu, mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling menunjang (Kasmir, 2012:152). Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-masing jumlah sumber dana, besarnya penggunaan masing-masing sumber dana harus dipertimbangkan agar tidak membebani perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang (Kasmir, 2012:152). Kombinasi dari penggunaan dana dikenal dengan nama rasio penggunaan dana pinjaman atau utang atau dikenal dengan nama rasio solvabilitas atau rasio leverage

(Kasmir, 2012:152).

PT. Indosat Tbk yakni terjadinya peningkatan dan penurunan persentasi laba bersih, aktiva lancar, ekuitas dan kewajiban lancar dari tahun ketahun. Penurunan laba bersih PT. Indosat Tbk disebabkan karena adanya kenaikan beban pokok penjualan, beban penjualan dan beban umun dan administrasi. Selain kenaikan beban penjualan, PT. Indosat Tbk juga mengalami penurunan pendapatan konprehensif lain pada laporan laba rugi komprehensif perusahaan. PT. Indosat Tbk juga mengalami kenaikan ekuitas yang disebabkan oleh naiknya nilai selisih atas perubahan ekuitas entitas anak dan dampak transaksi dengan kepentingan nonpengendali, selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan, saldo laba cadangan umum dan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Kenaikan aktiva lancar PT. Indosat Tbk terjadi karena adanya kenaikan nilai kas dan setara kas, piutang usaha pihak ketiga, persediaan, dan aset lancar lainnya. PT. Indosat Tbk juga mengalami penurunan Kewajiban jangka pendek perusahaan, dimana menurunnya nilai utang bank jangka pendek dan cerukan, utang pajak, utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada bank dan obligasi, utang pembelian aset tetap dan utang sewa pembiayaan.

PT. Indosat Tbk kenaikan aktiva lancar dan penurunan kewajiban jangka pendek menyebabkan likuiditas perusahaan meningkat, akan tetap pada tahun tersebut laba bersih perusahaan menurun dan ekuitas perusahaan mengalami kenaikan yang menyebabkan profitabilitas perusahaan menurun.

Peningkatan likuiditas dan penurunan profitabilitas ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Wachowicz (2012:163) bahwa semakin besar likuiditas perusahaan, semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan, dan semakin besar laba perusahaan. Dengan kata lain semakin besar likuiditas perusahaan, akan semakin besar pula profitabilitas perusahaan.

Permasalahan yang sekarang dihadapi adalah banyaknya usaha pesaing, sehingga hal tersebut membuat perusahaan harus bekerja keras untuk lebih menarik calon pembeli guna memperoleh laba yang besar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan pandapatannya dengan cara meningkatkan struktur modal, dimana dengan struktur modal yang meningkat diharapkan turut meningkatkan volume penjualan sehingga dapat memenuhi likuiditasnya dan meningkatkan profitabilitas perusahaannya. Namun

(5)

5

sampai saat ini belum diketahui sejauh mana pengaruh struktur modal dan likuiditas yang dilakukan PT. Indosat Tbk terhadap profitabilitas.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis akan menitik beratkan pada masaah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana struktur modal, likuiditas dan prifitabilitas pada PT. Indosat Tbk. di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagaimana hubungan antara struktur modal dengan likuiditas pada PT. Indosat Tbk. di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagaimana pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada PT. Indosat Tbk. di Bursa Efek Indonesia. 3. Tinjauan Pustaka

A. Struktur Modal

Menurut Sutrisno (2003:289), struktur modal adalah:

“Merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri”.

Menurut Agus Sartono (2008:225) mengatakan bahwa :

“Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”

Martono dan Harjito (2008 : 239), menjelaskan bahwa ;

“Struktur modal optimal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”.

Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas keuangan perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam pesahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas keuangan dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan.

Dari pengertian-pengertian yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau disebut (long – term debt to equity ratio atau leverage.). Keuangan yang digunakan perusahaan dalam mencapai stabilitas keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan.

B. Likuditas

Menurut Subramanyam (2011:241) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut: “Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.

Menurut Agus Sartono (2001:489), likuiditas adalah:

“Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek. Kemampuan ini dapat dilihat dari posisi (perimbangan) kas perusahaan dan kewajiban financial jangka pendek”.

Sedangkan menurut Lukman Syamsuddin (2011:41), likuiditas adalah:

“Merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”.

(6)

6

Menurut Kasmir (2012:129) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut :

“ Likuiditas adalah rasio untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan)”.

Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

C. Profitabilitas

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2004:107), mendefinisikan profitabilitas adalah:

“Hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan”.

Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:122), mendefinisikan profitabilitas adalah: “Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen”.

Menurut Kasmir (2012:196) mendefinisikan profitabilitas sebagai berikut :

“Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan hasil akhir dari sebuah kebijakan atau kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

4. Kerangka Pemikiran

Secara umum, tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan sebesar-besarnya guna mempertahankan kelangsungan atau kesinambungan hidup (going concern) di tengah persaingan era globalisasi. Salah satu tujuan yang penting dari penilaian adalah untuk menyajikan informasi yang bisa membantu para investor dan pemakai lainnya untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Laporan keuangan menyediakan informasi yang membantu investor serta kreditor saat ini atau potensial dan para pemakai lainnya dalam menilai jumlah, penetapan waktu, dan ketidak pastian penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dari hasil penjualan, penebusan, atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:4), laporan keuangan adalah:

“Hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan”.

Menurut Jumingan (2006:1), Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada dalam

(7)

7

perusahaan maupun pihak yang berada di luar perusahaan. Informasi yang berguna misalnya tentang kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri.

Untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan harus dilakukan analisis laporan keuangan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan adalah:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:19), Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.

Keputusan struktur modal merupakan keputusan yang penting dalam perusahaan. Keputusan ini penting karena perlu mengoptimalkan return sehingga biaya yang ditimbulkan akibat keputusan pemilihan penggunaan modal dapat ditekan.

Menurut Brigham & Weston (2005: 150), mengemukakan sebagai berikut:

“Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas”.

Menurut Suad Husnan & Enny Pudjiastuti (2002:70) Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Debt to equity ratio ini dinyatakan dalam rumus atau rasio sebagai berikut:

(Sumber: Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002:70)

Sedangkan Menurut David Sukardi Kodrat (2009), dalam jurnalnya menyatakan sebagai berikut:

“Hasilnya menunjukan bahwa penggunaan utang baik jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh terhadap penurunan profitabilitas”.

Perusahaan Indosat lebih banyak menggunakan utang jangka pendek daripada jangka panjang. Perusahaan yang banyak menggunakan aktiva lancar berarti perusahaan tersebut dapat menghasilkan aliran kas untuk membiayai kegiatan operasional dan investasi perusahaan. Likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi, selanjutnya berkaitan dengan masalah likuiditas ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan liquid dan sebaliknya apabila perusahaan tidak segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan inliquid.

Total Kewajiban DER=

(8)

8

Menurut Budi Rahardjo (2007:115), rasio likuiditas adalah:

“Merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek”.

Menurut Agus Sartono (2001:116-118), dengan menggunakan laporan

keuangan yang terdiri atas neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut, adalah sebagai berikut:

Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga dan persediaan. Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang liquid dibanding dengan yang lain.

Menurut Michell Suharli (2007), dalam jurnalnya menyatakan sebagai berikut: “Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu membayar dividen lebih banyak. Pada perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi (profitabilitas tinggi), ditambah likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan yang menginves-tasikan dana lebih banyak akam menyebabkan jumlah dividen tunai yang dibayarkan berkurang”.

Sedangkan menurut Abdul Hasyim Batubara (2010), dalam jurnalnya menyatakan sebagai berikut:

“Hasil penelitian diketahui bahwa rasio likuiditas perusahaan sudah baik, dimana dari rasio likuiditas sudah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangat besar dan rasio profitabilitasnya juga diketahui sangat baik yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba”.

menurut Agus Sartono (2001:122), mendefinisikan profitabilitas adalah: “Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen”.

Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi

baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.

Rasio profitabilitas yang akan digunakan yaitu ROA karena dengan rasio ini dapat mengetahui laba perusahaan dengan membandingkan antara Laba Setelah Pajak dan Total Aktiva.

5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut :

“Terdapat Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Baik secara parsial maupun simultan Pada PT. Indosat Tbk. di Bursa Efek Indonesia”. 6. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Struktur Modal, Likuiditas dan Profitabilitas. Dan subjek penelitiannya adalah PT. Indosat Tbk di Bursa Efek

(9)

9

Indonesia, dikarenakan di perusahaan tersebut terdapat data-data yang diperlukan sesuai dengan penelitian yang akan penulis lakukan.

7. Metode Penelitian

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan tujuan untuk memverifikasi atau menguji kebenaran suatu pengetahuan dari penelitian terdahulu pada populasi atau sampel tertentu. Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti

8. Operasionalisasi Variabel

Adapun berikut tabel penjabaran dari ketiga variabel tersebut diatas beserta indikator-indikatornya :

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

STRUKTUR MODAL

(X1)

Struktur modal adalah Perbandingan antara total kewajiban dengan modal sendiri.  Total Kewajiban  Modal Sendiri Rupiah Rasio LIKUIDITAS (X2)

Rasio Likuiditas adalah rasio

yang menunjukan

perbandingan antara aktiva lancer dengan utang lancer.

 Aktiva Lancar  Utang Lancar Rupiah Rasio PROFITABILITAS (Y) Profitabilitas adalah

perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva.

 Laba Setelah Pajak  Total Aktiva

Rupiah Rasio

9. Model atau Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari pertama variabel independen (variabel bebas), yang menjadi variabel independennya adalah Struktur Modal (X1) dan Likuiditas (X2). Yang

menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah Profitabilitas (Y).

Gambar 1

Model atau Paradigma Penelitian Struktur Modal

(X1)

Likuiditas (X2)

Profitabilitas (Y) ε

(10)

10 10.Hasil Penelitian Dan Pembahasaan

a. Analisa Struktur Modal Pada PT. Indosat Tbk

Peningkatan struktur modal terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,482 Hal ini disebabkan karena naiknya hutang pendek dan hutang jangka panjang dan diikuti peningkatan ekuitas yang didistibusikan kepada kepemilik perusahaan dan non pengendalian perusahaan sehingga struktur modal pun meningkat.

Penurunan tertinggi pada tahun 2010 sebesar 0,151 sebabkan adanya penurunan hutang pendek dan hutang jangka panjang dan diikuti oleh penurunan ekuitas yang didistibusikan kepada kepemilik perusahaan dan non pengendalian perusahaan sehingga struktur modal pun menurun.

b. Analisa Likuditas Pada PT. Indosat Tbk

Penurunan Likuiditas terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar 0,553. Hal ini disebabkan penurunan kas dan setara kas serta diikuti peningkatan hutang usaha sehingga Likuiditas pun menurun.

Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,204. Hal ini disebabkan naiknya kas dan setara kas serta diikuti penurunan hutang usaha dan hutang pajak sehingga Likuiditas pun meningkat.

c. Analisa Pofitabilitas Pada PT. Indosat Tbk

Penurunan Profitabilitas terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,058. Hal ini disebabkan tingginya beban pendapatan yang dikeluarkan PT. Indosat, mengalami kerugian dalam selisih Kurs bersih dan beban pendanaan serta diikuti peningkatan asset tidak lancar sehingga Profitabilitas pun menurun.

Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan 2011 sebesar 0,004. Hal ini disebabkan naiknya pendapatan perusahaan serta diikuti penurunan asset tidak lancar sehingga Profitabilitas pun meningkat.

d. Hubungan Struktur Modal dengan Profitabilitas

Dari hasil pengolahan SPSS.V.16 di peroleh koefisien korelasi sebesar 79,9% antara struktur modal dengan Likuiditas artinya yaitu jika meningkat struktur modal maka tingkat Likuiditas pun menurun begitu juga sebaliknya.

e. Pengaruh Secara Simultan Struktu Modal Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Dari hasil pengolahan SPSS.V.16 di peroleh koefisien korelasi sebesar 78,2% sedangkan pengaruh secara simultan (

1 2X

YX

ρ

) dapat dilihat pada lampiran 1 ( ) yaitu sebesar 0,612, artinya yaitu jika semakin menurun Struktur Modal dan adanya tingkat Likuiditas yang meningkat maka Profitabilitas pun akan meningkat begitu juga sebaliknya. Dari hasil perhitungan SPSS.V.16 diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,510 (lampiran 1).

Dimana kriteria penolakan Ho, jika Fhitung < Ftabel dengan taraf signifikan sebesar 5%

maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh F ; k ; (n-k-1) = F0,05 = df1 = 2, df2 = 7

adalah sebesar 4,74atau cukup melihat nilai sig F yaitu sebesar 0,037 yang artinya dengan lebih besar dari 5% menunjukkan signifikan.

Dikarenakan Fhitung 5,510 > Ftabel 4,74 dan sig F sebesar 0,037 maka Ho ditolak atau

dengan kata lain Struktur Modal (X1) dan Likuiditas (X2) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (Y).

Hal ini sejalan dengan Saiful Anwar (2013) Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam dan

(11)

11

Barang dari Logam yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Struktur Modal dan Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas secara simultan. Meskipun ada kemiripan dalam judul namun dalam penggunaan alat analisis, alat analisis yang digunakan penulis adalah analisis jalur sedangkan alat analisis yang digunakan peneliti terdahulu adalah regresi linear berganda. f. Pengaruh Secara Parsial Struktur Modal Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS.V.16 untuk analisa jalur (lampiran 1) Koefisien Beta ( ) atau Koefisien Standar (Standarized Coefficients) untuk variabel X1 (Struktur

Modal) terhadap Y (Profitabilitas) sebesar -0,608 dengan arah negatif dan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,370 berarti 37%. Variabilitas dari variabel Y dapat dipengaruhi (diterangkan) oleh variabel X1. Artinya yaitu bahwa Struktur Modal akan

meningkat maka Profitabilitas menurun. Dengan diasumsikan bahwa Struktur Modal yang baik maka akan meningkatkan Profitabilitas.

Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial Struktur Modal Terhadap Profitabilitas (Y) pada PT. Indosat Tbk dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS.V.16

yang tersaji pada lampiran untuk variabel Struktur Modal diperoleh nilai -1,551 dengan nilai signifikansi 0,165 dan dk = (n-k-l) = 7 maka nilai ttabel = 2,365 dari perhitungan

tersebut diperoleh bahwa nilai -thitung > -ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi

0,165 > 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho diterima atau dengan kata lain Struktur Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Indosat Tbk.

g. Pengaruh Secara Parsial Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS V.16 untuk analisa jalur (lampiran 1) Koefisien Beta ( ) atau Koefisien Standar (Standarized Coefficients) untuk variabel X2 (Likuiditas)

terhadap Y (Profitabilitas) sebesar 0,206 dan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,042 berarti 4,2%. Variabilitas dari variabel Y dapat dipengaruhi (diterangkan) oleh variabel X2. Artinya yaitu bahwa Likuiditas berpengaruh sebesar 4,2% kepada Profitabilitas.

Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Y) pada PT. Indosat Tbk dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS V.16

yang tersaji pada lampiran untuk variabel Likuiditas diperoleh nilai 0,526 dengan nilai signifikansi 0,615 dan dk = (n-k-l) = 7 maka nilai ttabel = 2,365 dari perhitungan tersebut

diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi 0,755 >

0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho diterima atau dengan kata lain Likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada PT. Indosat Tbk

11.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan struktur modal terbesar terjadi pada tahun 2007. Hal ini disebabkan naiknya hutang pendek dan hutang jangka panjang dan diikuti peningkatan ekuitas yang didistibusikan kepada kepemilik perusahaan dan non pengendalian perusahaan sehingga struktur modal pun meningkat. Penurunan Likuiditas terbesar terjadi pada tahun 2006. Hal ini disebabkan penurunan kas dan setara kas serta diikuti peningkatan hutang usaha sehingga Likuiditas pun menurun. Penurunan Profitabilitas terbesar terjadi pada tahun 2013. Hal ini disebabkan tingginya beban pendapatan yang dikeluarkan PT. Indosat, mengalami kerugian dalam selisih Kurs bersih dan beban

(12)

12

pendanaan serta diikuti peningkatan asset tidak lancar sehingga Profitabilitas pun menurun.

2. Hubungan antara struktur modal dengan likuiditas Pada PT. Indosat Tbk sebesar 79,99% kategori baik.

3. Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT secara parsial. Indosat Tbk. Likuiditas baik secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Indosat Tbk. Struktur Modal dan Likuiditas baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Indosat Tbk.

12.Saran

Dari simpulan tersebut ada beberapa saran yang penulis ajukan yang dapat dijadikan acuan sesuai dengan hasil penelitian, diantaranya yaitu:

1. Dilihat dari kondisi perkembangan struktur modal perusahaan sudah cukup baik, namun di sisi lain perusahaan juga sebaiknya memperhatikan upaya dan strategi untuk menentukan proporsi struktur modal yang baik, salah satunya ialah dengan cara mempertahankan jumlah modal sendiri atau modal perusahaan agar nilainya selalu berada di atas jumlah hutang perusahaan.

2. Sebaiknya tingkat likuiditasnya tidak terlalu tinggi, karena dengan tingkat likuiditas yang terlalu tinggi mencerminkan banyaknya uang kas yang menganggur dan tidak produktif. Ada baiknya bila kelebihan likuiditas pada perusahaan tersebut diinvestasikan ke aktiva yang berkaitan langsung dengan proses produksi dan penjualan sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan yang kemudian akan meningkatakan laba perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan lebih mengoptimalkan dana yang tersedia, salah satunya adalah dengan mengurangi biaya-biaya produksi sehingga bisa menekan harga jual produk, selalu berupaya untuk terus meningkatkan perolehan laba setiap tahunnya serta meningkatkan penjualan. Penjualan bisa ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas produk dengan itu maka laba yang dihasilkan pun akan semakin besar, sehingga akan meningkatkan profit atau laba perusahaan tersebut.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami materi terutama yang berkaitan dengan struktur modal dan likuiditas serta faktor-faktor lain misalnya strukutur aktiva, solvabilitas dll yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perusahaan.

13.DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hasyim Batubara. 2010. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Pada PT. Bumi Flora.Unpab Medan.

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ali Kesuma. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1,Maret 2009: 38-45.

(13)

13

Andi Supangat. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Non Parametik. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group.

Arifin. 2007. Pengaruh Penerapan Prosedur Pengendalian Intern Terhadap Efektivitas Pencapaian Laba pada Kanoptel PT. Telkom Kota Gorontalo.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Brigham. E. F. & Weston J. F. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Edisi Kesembilan. Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Budi Rahardjo. 2007. Keuangan & Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bukhori. 2009. Kinerja Industri Menurun. Diakses pada 8 Oktober 2012 dari World Wide Web: http://www.datacon.co.id/index1ind.html.

Damodar N. Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar: Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI.

David Sukardi Kodrat. 2009. Peranan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas. Ciputra Surabaya.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Ketiga. Bandung: CV. Alfabeta.

Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Eugene F. Brigham & Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih

Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Hardono Mardiyanto. 2008. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Iwan Gunawan. 2012. Analisis Lingkungan Global dalam Bisnis. Jurnal Westphalia, Vol. 11, No. 1 (Januari-Juni 2012) Issn 0853-2265.

James C. Van Horne & John M. Wachowicz. 2005. Financial Management (Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan). Yang Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Edisi Keduabelas, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

James C. Van Horne & John M. Wachowicz. 2007. Financial Management (Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan). Yang Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Edisi Keduabelas, Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

John J. Wild, K.R. Subramanyam & Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis: Analisis Laporan Keuangan. Yang Diterjemahkan Oleh: Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Lukman Syamsuddin. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rajawali Grafindo.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu ratio tersebut adalah ratio likuiditas yang merupakan analisis mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya pada saat jatuh tempo..

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga dapat memberikan jawaban atas likuiditas suatu perusahaan, karena current

current ratio mencerminkan semakin likuid perusahaan tersebut, sehingga kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini.. 6848 akan

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya dalam waktu jangka pendek. a) Current Ratio, rasio ini menunjukan

Mengenai Rasio likuiditas adalah ukuran kinerja perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dilunasi yaitu kewajiban uang

Mengenai Rasio likuiditas adalah ukuran kinerja perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dilunasi yaitu kewajiban uang

Rasio Likuiditas liquidity ratio Yaitu rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva likuid perusahaan, kewajiban

Rasio Lancar Current Ratio Menurut Sutarno 2012, hal.207 “Rasio Lancar Current Ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka