• Tidak ada hasil yang ditemukan

PONDASI KSLL(Sarang Laba laba)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PONDASI KSLL(Sarang Laba laba)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Mata kuliah Pondasi merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Politeknik Negeri Jakarta program studi Teknik Sipil. Setiap bangunan Sipil, seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding, menara, dam/tanggul harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Oleh sebab itu mata kuliah Pondasi ini sangat penting bagi Mahasiswi jurusan Teknik Sipil. Pondasi banguan harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar dan lain-lain.

2.

Dalam merencanakan sebuah konstruksi/bangunan salah satu hal yang

R

menjadi perhatian utama adalah perencanaan pondasi. Perencanaan pondasi perlu dilakukan agar pondasi yang dibuat dapat menopang beban yang diterimanya. Pondasi yang direncanakan harus sesuai dengan kondisi beban yang ditopangnya,kondisi tanah tempat didirikannya pondasi,bahan penyusun pondasi dan lain-lain.

Didunia konstruksi kita mengenal berbagai macam jenis pondasi dengan berbagai kriterianya. Berbagai jenis pondasi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi eksisting yang ada agar tidak terjadi penurunan yang dapat menyebabkan runtuhnya bangunan yang ditopang oleh pondasi tersebut.

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Makalah ini adalah tugas besar yang harus dikerjakan demi menunjang nilai akhir mata kuliah Pondasi semester 4 yang membahas tentang pondasi dangkal dan membahas pondasi KSLL secara lebih rinci.

1.2.Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pondasi dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang pondasi dangkal dan pondasi KSLL secara lebih mandalam. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai jenis dan pengklasifikasian pondasi dangkal, kelebihan dan kekurangannya serta penerapannya di dalam dunia konstruksi sehingga mahasiswa diharapkan dapat terbantu dalam memahami tentang materi pondasi dangkal dan dapat menerapkan konsepnya secara tepat.

(3)

Bab 2

Pengertian Pondasi dan Klasifikasinya

2.1.Pengertian Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Ada beberapa pengertian tentang pondasi yaitu:

1. Suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot/gayayang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.

2. Adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimanatanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dantugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (dayadukung) tidak terlewati. Sehingga dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

(4)

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi: 1.Keadaan tanah pondasi

2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure) 3. Keadaan daerah sekitar lokasi

4. Waktu dan biaya pekerjaan 5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat

pengaruh luar.

2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung. 3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

(5)

2.2.Jenis-Jenis Pondasi

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis: a.

Pondasi dangkal

Dinamakan sebagai alas, telapak, telapak sebar/pondasi rakit (Mats). Kedalaman pondasi dangkal pada umumnya D/B ≤ 1 tetapi mungkin agak lebih.

Terzaghi mendefinisikan pondasi dangkal sebagai berikut :

a. Apabila kedalaman pondasi lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi, maka

pondasi tersebut bisa dikatakan sebagai pondasi dangkal.

b. Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah

dibawahnya yang berupa lapisan penyangga (bearing stratum) ≤ lebar pondasi. Pada umumnya pondasi dangkal berupa pondasi telapak yaitu pondasi yang

mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dan berkualitas baik yang mampu mendukung suatu bangunan pada permukaan tanah.

b.

Pondasi dalam

Menurut Dr.Ir.L.D.Wesley dalam bukunya Mekanika Tanah 1, pondasi dalam seringkali diidentikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan menyerap lenturan. Untuk keperluan perencanaan, tiang dapat dibagi menjadi dua golongan :

a. Tiang yang tertahan pada ujung (end bearing pile atau point bearing pile). b. Tiang yang tertahan oleh pelekatan antara tiang dengan tanah (friction

pile)

Pondasi dalam sering dibuat dalam bentuk tiang pancang maupun kaison (D/B ≥ 4). c.Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang

Merupakan pondasi gabungan yang sekurang-kurangnya memikul tiga kolom yang tidak terletak dalam satu garis lurus, jadi seluruh bangunan menggunakan satu telapak bersama.

(6)

2.3.Pondasi Dangkal ( Shallow Foundation )

Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.

Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis : - Pondasi Setempat ( Single Footing )

- Pondasi Menerus ( Continuous Footing ) - Pondasi Pelat ( Plate Foundation ) - Pondasi Cakar Ayam

- Pondasi Sarang Laba-laba - Pondasi Grid

- Pondasi Gasing

a.Pondasi Setempat ( Single Footing )

Pondasi setempat dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.

Ciri pondasi setempat :

 Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter  Pondasi dibuat hanya di bawah kolom

 Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban.

(7)

Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:

 Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.  Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman

tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.

 Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang

menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.

Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut: a) Ps bata yg disusun bertangga

b) pasangan batu kali c) cor beton tidak bertulang

d) batu alam yang dibentuk menjadi lunak

Gambar Pondasi Setempat

b.Pondasi Menerus ( Continuous Footing )

Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.Ciri-ciri:

(8)

1. ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama 2. dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom

3. biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat 4. untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah

diperlebar menjadi pelat.

Gambar Pondasi Menerus

c.Pondasi Pelat ( Plate Foundation )

Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata ke tanah bangunan.

Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:

 daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi  raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter

 beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas  pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari

(9)

Gambar Pondasi Pelat

d.Pondasi Cakar Ayam

Merupakan salah satu rekayasa keteknikan di bidang pondasi, hasil temuan Prof. Dr.Ir. Sedijatmo. Kostruksi ini terdiri dari platbetonbertulang dengan tebal 10 - 12 cm di dan

bagianbawahnya diberi pipa-pipa beton bertulang yangmenempel kuat pada plat tersebut. Mirip sepertiakar serabut pada tanaman kelapa yang dapattumbuh tinggi menjulang di pantai berpasir yangdaya ikatnya rendah, pile atau pipa-pipa beton mencengkeram ke dalam tanah dan plat betonnya mengikat pile-pile tersebut sehingga menjadi satukesatuan yang monolit. Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan .

(10)

e.Pondasi sarang laba-laba

Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi konvensional yang lain diantaranya yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah dengan

(11)

sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.

gambar 2.2.2e PondasiSarang Laba-Laba

Untuk lebih jelasnya di bab 3 akan dibahas lebih lajut tentang sarang laba-laba

Bab 3

Pondasi Sarang Laba-Laba

3.1 Pengertian Pondasi Sarang Laba-Laba

(12)

t beton pipihmenerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah di antara rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama timbal balik yangsaling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekakuan(

rigidity

) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi dangkal lainnya.

Dinamakansarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu berbentuk saranglaba-laba. Juga bentuk jaringannya yang tarik-menarik bersifat monolit yaitu berada dalamsatu kesatuan. Ini disebabkan plat konstruksi didesain untuk multi fungsi, untuk septic

tank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan dinding. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pad a kolom. Pasir pengisi dan tanah dipadatkan berfungsi untuk menjepit

rib-rib konstruksi terhadap lipatan puntir.

3.2Bagian-Bagian Pondasi Sarang Laba-Laba

Sesuai dengan definisinya, maka Konstruksi Sarang Laba-Laba terdiri dari 2 bagiankonstruksi, yaitu :

1. Konstruksi beton

 Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang dibawahnyadikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tetapi tinggi.  Ditinjau dari segi fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 macam yaitu rib

konstruksi, ribsettlement dan rib pengaku.

 Bentuknya bisa digambarkan sebagai kotak raksasa yang terbalik (menghadapkebawah).

 Penempatan / susunan rib-rib tersebut sedemikian rupa, sehingga denah atasmembentuk petak-petak segitiga dengan hubungan yang kaku (rigid).

(13)

gambar 3.2 Konstruksi Sarang Laba-Laba

Keterangan :

1a - pelat beton pipih menerus 1b - rib konstruksi

1c - rib settlement 1d - rib pembagi

2a - urugan pasir dipadatkan 2b - urugan tanah dipadatkan

2c - lapisan tanah asli yang ikut terpadatkan

2.Perbaikan tanah / pasir

 Rongga yang ada diantara rib-rib / di bawah pelat diisi dengan lapisan tanah / pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan dengan sempurna.

(14)

 Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan lapis demilapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, sedangkan pada umumnya 2atau 3 lapis teratas harus melampaui batas 90% atau 95% kepadatan maksimum(Standart Proctor ). Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik tersebutdapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan batu karang sehingga bisamemperkecil dimensi pelat serta rib-ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLLmerupakan pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah dipadatkan dengan baik.

Pada dasarnya pondasi KSLL bertujuan untuk memperkaku sistem pondasi itusendiri dengan cara berinteraksi dengan tanah pendukungnya. Seperti diketahui bahwa

jika pondasi semakin fleksibel, maka distribusi tegangan / stress tanah yang timbu l akansemakin tidak merata, terjadi konsentrasi tegangan pada daerah beban terpusat. Dansebaliknya, jika pondasi semakin kaku / rigid, maka distribusi tegangan / stress tanah akansemakin merata. Hal ini mempengaruhi kekuatan pondasi dalam hal penurunan yangdialami pondasi.

Dengan pondasi KSLL, karena mempunyai tingkat kekakuan yang lebih tinggi,maka penurunan yang terjadi akan merata karena masing-masing kolom dijepit dengan rib-rib beton yang saling mengunci.

3.3 Kelebihan Pondasi Sarang Laba-Laba

Menurut Lokakarya yang diadakan di Bandung pada pertengahan tahun 2004 olehPuslitbang Depkimpraswil yang dihadiri oleh para pakar gempa dan tanah, disimpulkankelebihan-kelebihan pondasi KSLL adalah sebagai berikut :

(15)

1.KSLL memiliki kekakuan yang lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yanghemat dibandingkan dengan pondasi rakit (raft foundation).

2.KSLL memiliki kemampuan memperkecil differential settlement dan

mengurangi irregular differential settlement apabila dibandingkan dengan pondasi rakit.

3.KSLL mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi karena proses pemadatannya akan meniadakan pengaruh lipat atau lateral buckling pada rib.

4.KSLL berpotensi untuk digunakan sebagai pondasi untuk bangunan bertingkat rendah(2 lantai) yang dibangun di atas tanah lunak dengan mempertimbangkan total settlement yang mungkin terjadi.

5.Pelaksanaannya tidak menggunakan alat-alat berat dan tidak mengganggu lingkungansehingga cocok diterapkan baik di lokasi padat penduduk maupun di daerah terpencil.

6.KSLL mampu menghemat pengunaan baja tulangan maupun beton.

7.Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif lebih cepat dan dapat dilaksanakan secara padat karya.

8.KSLL lebih ekonomis dibandingkan pondasi konvensional rakit atau tiang pancang,lebih-lebih dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan oleh negara-negarasedang berkembang sebab murah, padat karya dan sederhana. 3.4 Keistimewaan Sistem Konstruksi Dan Bentuk Pondasi SarangLaba-Laba Keistimewaan pondasi KSLL dapat dilihat dari aspek teknis, ekonomis dan dari segi pelaksanaan :

1. Aspek Teknis

 Pelat Pipih Menerus Yang Di Bawahnya Dikakukan Oleh Rib-Rib Tegak, Pipih Dan Tinggi.

(16)

gambar 3.4a Pelat Pipih menerus yang dikakukan oleh rib tegak, pipih dan tinggi dibawahnya Keterangan : t = tebal plat b = tebal rib h = tinggi rib te = tebal ekivalen

tb = tebal volume penggunaan beton untuk pondasi KSLL, seandainya dinyatakan sebagai pelat menerus tanpa rib.

Bentuk konstruksi seperti ini, dengan bahan yang relatif sedikit (tb) akan diperoleh pelat yang memiliki kekakuan/tebal ekivalen (te) yang tinggi.

Pada umumnya te = 2.5 - 3.5tb, dengan variasi tergantung desain. Bentuk ketebalan ekivalen tersebut tidak berbentuk merata, melainkan bergelombang.

(17)

gambar 3.4b Tampak Denah, Potongan dan Diagram Penyebaran Beban dan Kekakuan Ekivalen pada Pondasi KSLL

 Penempatan Pelat Di Sisi Atas Rib Dan Sistem Perbaikan Tanah. Dengan susunan konstruksi seperti di atas, akan dihasilkan penyebaran bebanseperti pada gambar tersebut, di mana untuk mendapatkan luasan pendukung pada tanahasli selebar

B cukup dibutuhkan pelat efektif selebar a.

Hal ini disebabkan karena proses penyebaran beban dimulai dari bawah pelat yang berada pada sisi atas lapisan perbaikantanah.

 Susunan Rib-Rib Yang Membentuk Titik-Titik Pertemuan Dan Penempatan Kolom Titik Beban Pada Titik Pertemuan Rib-Rib.

Dengan susunan rib seperti pada gambar diatas diperoleh ketebalan ekivalen yangtidak merata. Pada titik pertemuan rib-rib diperoleh ketebalan maksimum, sedangkanmakin jauh dari titik pertemuan rib-rib ketebalan ekivalen makin

(18)

berkurang.Dalam perencanaan pondasi KSLL sebagai pondasi bangunan gedung harus sedemikianrupa sehingga titik pertemuan rib-rib berimpit dengan titik kerja beban/kolom-kolomtersebut. Hal ini menghasilkan grafik penyebaran beban yang identik bentuknya dengangrafik ketebalan ekivalen, sehingga dimensi konstruksi yang dihasilkan (pelat dan rib)lebih ekonomis.Susunan rib yang membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan yang kakumenjadikan hubungan antar rib menjadi hubungan yang stabil terhadap pengaruhgerakan / gaya horisontal.

 Rib-Rib Settlement Yang Cukup Dalam

Gambar 3.4c Rib Settlement

Penempatan rib yang cukup dalam diatur sedemikian rupa sehingga membagiluasan konstruksi bangunan bawah dalam petak-petak

segitiga yang masingmasingluasnya tidak lebih dari 200 m.Adanya rib-rib settlement memberi keuntungan-keuntungan yaitu mereduksi total penurunan, mempertinggi kestabilan bangunan terhadapkemungkinan terjadinya kemiringan, mampu melindungi perbaikan tanah terhadapkemungkinan bekerjanya pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan sekitar, misalnyakembang susut tanah dan kemungkinan timbulnya degradasi akibat aliran tanah dan yangterakhir yaitu menambah kekakuan pondasi dalam tinjauannya secara makro.

 Sistem Perbaikan Tanah Setelah Pengecoran Rib-Rib

Pemadatan tanah baru dilakukan setelah rib-rib selesai dicor dan berumur sedikitnya 3hari.

(19)

 Adanya Kerja Sama Timbal Balik Saling Menguntungkan Antara Konstrksi Beton Dan Sistem Perbaikan Tanah.

Rib-rib beton, di samping sebagai pengaku pelat dan sloof, juga sebagai

dinding penyekat dari sistem perbaikan tanah, sehingga perbaikan tanah dapat dip adatkandengan tingkat kepadatan yang tinggi (mencapai 100 % kepadatan

maksimum Standar Proctor). Aspek Ekonomis

Di atas telah dijelaskan aspek-aspek teknis yang juga memberi keuntungan dilihatdari aspek ekonomis, seperti dimensi rib yang relatif kecil, penggunaan tanah sebagai bagian dari konstruksi yang menghemat pemakaian beton dan sebagainya. Aspek ekonomisyang juga dapat dilihat pada pondasi KSLL adalah pengerjaan pondasi yang memerlukanwaktu yang singkat karena pelaksanaannya mudah dan padat karya serta sederhana dantidak menuntut keahlian yang tinggi. Dari uraian-uraian di atas dapat dirangkum dalam point-point berikut :

I. Aspek Teknis

a)Pembesian pada rib dan pelat cukup dengan pembesian minimum.

b)Ketahanan terhadap differential settlement yang tinggi karena bekerjanya teganganakibat beban sudah merata di lapisan tanah pendukung. Hal ini juga disebabkanoleh penyusunan rib yang sedemikian rupa sehingga membagi luasan p ondasi KSLLmenjadi petak-petak yang masing-masing luasnya tidak lebih dari 200 m sehingga pondasi KSLL memiliki ketahanan tinggi terhadap differential settlement

c)Total settlement menjadi lebih kecil karena meningkatnya kepadatan pada lapisantanah pendukung di bawah KSLL akibat pengaruh pemadatan yang efektif padalapisan tanah perbaikan di dalam KSLL serta bekerjanya tegangan geser pada rib.

(20)

d)Ketahanan terhadap gempa menjadi lebih tinggi sebab KSLL merupakan suatukonstruksi yang monolit dan kaku.

e)Perbaikan tanah di dalam KSLL memiliki kestabilan yang bersifat permanen karenaadanya perlindungan dari rib-rib KSLL

f)KSLL juga dapat menggantikan fungsi dari berbagai konstruksi selain fungsinyasebagai pondasi, antara lain :

 Sebagai sloof/balok-balok pengaku  Sebagai konstruksi pelat lantai (dasar)

 Urugan/perbaikan tanah dengan pemadatan tanah  Dinding penahan urugan di bawah lantai

 Sebagai pondasi kolom, dinding dan tangga  Septic tank dan resapan

 Pelebaran KSLL terhadap luas lantai dasar dapat diatur sedemikian rupa, sehinggadapat dimanfaatkan sebagai trotoar atau tempat parkir.

II. Sistem Pelaksanaan

a)Karena bentuk dan sistem konstruksi sederhana, dimungkinkan untuk

dilaksanakandengan peralatan sederhana dan tidak menuntut keahlian yang tinggi. b)Pelaksanaan lebih cepat dibandingkan dengan sistem pondasi lainnya.

III. Ekonomis

Dibandingkan dengan sistem pondasi lain, KSLL dapat menekan biaya yang cukup besar. Secara umum diperoleh penghematan sebesar :

a)30 % untuk bangunan 3 - 8 lantai b)20 % untuk bangunan 2 lantai

(21)

Bab 4

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Persyaratan umum yang harus sebuah pondasi antara lain : Pondasi harus

mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja dan Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.

2. Klasifikasi pondasi dibagi menjadi tiga macam yaitu pondasi dalam (deep

foundation) dan pondasi dangkal (Shallow Foundation).

3. KSLL memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem

pondasi dangkal lainnya

4. KSLL lebih ekonomis dibandingkan pondasi konvensional rakit atau tiang

pancang,lebih-lebih dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan oleh negara-negara sedang berkembang sebab murah, padat karya dan sederhana. 5. KSLL dapat dijadikan solusi bagi daerah yang sering terjadi gempa hal ini karena

sifatnya yang mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi.

(22)

Daftar Pustaka

Dr.Ir.L.D.Wesley (1998).

Mekanika Tanah 1. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan umum.Ir. Indrastono Dwi Atmanto M.Eng (2007).

Rekayasa Fundasi II Fundasi Dangkal dan Fundasi Dalam.

Depok: GunadarmaRatna Sari Cipto Haryonodan Tirta Rahman Maulana (2010). Pondasi Sarang Laba-Laba.Semarang: Universitas Diponegoro

artikel Pengertian Pondasi, Scribd,

http://www.scribd.com/doc/47949817/PENGERTIAN-PONDASI. Diakses 20 Mei 2012

Istiawan, Saptono., Selintas Tentang Pondasi Sarang Laba Laba., 2008., http://pondasicakarayam.blogspot.com. Diakses tanggal 20 Mei 2012 https://www.scribd.com/doc/148481593/Pondasi-sarang-laba-laba https://www.scribd.com/doc/100790414/MAKALAH-PONDASI

Gambar

Gambar Pondasi Menerus
Gambar Pondasi  Pelat
gambar 2.2.2e PondasiSarang Laba-Laba
gambar 3.2 Konstruksi Sarang Laba-Laba
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan dan analisis kekuatan pondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL) serta korelasinya dengan tegangan tanah

Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah bangunan konstruksi bawah tanah (sub structure) yang mempunyai sistem kombinasi antara pondasi pelat beton pipih

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan struktur pondasi KSLL adalah struktur pondasi yang sangat kaku saat di bebani dengan beban bergerak. Maka secara umum

Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Pondasi Rakit dan Pondasi Konstruksi Sarang Laba-laba Sebagai Alternatif Pemilihan Pondasi (Studi Kasus Asrama Mahasiswa Nusantara

Pondasi dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari

a) Pembesian pada rib dan pelat cukup dengan pembesian minimum. b) Ketahanan terhadap differential settlement yang tinggi karena bekerjanya tegangan akibat beban sudah merata

Pada penyusunan tugas akhir ini penulis mencoba untuk menganalisa perbandingan penggunaan pondasi tiang pancang dengan konstruksi sarang laba – laba (KSLL) ditinjau dari segi

Untuk gedung mall kalijompo dengan menggunakan pondasi pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba KSLL masih stabil dengan tegangan tanah maksimum sebesar 229,831 KN/m2 lebih kecil dari daya