• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP SAT INTELKAM RES KUKAR POLDA KALTIM.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP SAT INTELKAM RES KUKAR POLDA KALTIM.pdf"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

SATUAN INTELKAM SATUAN INTELKAM POLRES KUTAI

POLRES KUTAI KARTANEGAKARTANEGARARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI KARTANEGARA KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI KARTANEGARA

Menimbang

Menimbang : : a. a. bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dabahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kepolisiann fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sebagai aparat Negara yang bertugas Negara Republik Indonesia. Sebagai aparat Negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, pelindung, pengayom dan

pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat;pelayan masyarakat; b. bah

b. bahwa parwa paragraph 6 agraph 6 Pasal 15 Pasal 15 ayat (2) ayat (2) Peraturan Peraturan Kepala KepolKepala Kepolisianisian Negara Republik Indonesia Indonesia tentang Susunan Organisasi Negara Republik Indonesia Indonesia tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada tingkat Kepolisian Resor da

dan Tata Kerja Pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor;n Kepolisian Sektor; c. bahwa berdasarkan pertimbangan perlu menetapkan Peraturan c. bahwa berdasarkan pertimbangan perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara tentang Standard Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara tentang Standard Operation Procedure (SOP) Satuan Intelkam Polres Kukar guna Operation Procedure (SOP) Satuan Intelkam Polres Kukar guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning);

(early warning); Mengingat

Mengingat : : 1. 1. Undang Undang – – undang undang Nomor Nomor 2 2 Tahun Tahun 2002 2002 tentang tentang Kepolisian Kepolisian NegaraNegara Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

Nomor 4168); 2.

2. Undang – undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanUndang – undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan ( Lembaran Negara Republik Peraturan Perundang – undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4389);

republik Indonesia Nomor 4389); 3.

3. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Organisasi danKeputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

4. Peraturan . . . .

(2)

4. Peraturan Kepala kepolisian Negara Republik Indonesai Nomur 23 tahun 2010 tentang tata cara Pembentukan Peraturan Kepolisian; 5. Keputusan Kapolri No. Pol : Kep / 07 / I / 2005 tanggal 31 Januari

2005 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur kewilayahan Polri Bab III pasal 16 perihal tugas dan tanggung jawab Satuan Sat Intelkam dalam penyelenggaraan deteksi dini sumber ancaman dan Pammas terhadap kerawanan kamtibmas.

6. Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2008 tentang pengawasan, pengendalian dan pengamanan bahan peledak;

7. Buku Petunjuk Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian senjata api non organik TNI / Polri;

8. Melakukan pengamanan, pengawalan dan pengendalian terhadap bahan peledak komersial;

9. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap senjata api non organik TNI / Polri;

10.Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP / 816 / IX / 2003 tgl 17 September 2003 tentang naskah sementara petunjuk lapangan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);

11.Petunjuk Lapangan No. Pol : Juklap / 02 / XII / 1995 tgl 29 Desember 1995 tentang perijinan dan pemberitahuan kegiatan masyarakat;

12.Undang – Undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum dan naskah sementara buku petunjuk lapangan tata cara pemberian surat tanda terima pemberitahuan menyampaikan pendapat di muka umum (unras / Demo);

13.Juknis No. Pol : Juknis / 03 / XII / 1986 tgl 31 Des 1986 tentang penyelenggaraan formulir ”4” daftar tamu orang asing dan STM dalam rangka pengawasan OA;

14.Juknis No. Pol : Juknis / 07 / V / 1983 / Intelpam tgl 16 Mei 1983 tentang pam fisik terhadap Vip Asing di Indonesia;

15.Juknis No. Pol : Juknis / 12 / III / 1995 tentang penyelenggaraan ketentuan wajib lapor kepada Polri bagi OA tinggal terbatas dan OA tinggal tetap;

(3)

16.UU RI NO. 9 tahun1992 tentang keimigrasian;

17.PP NO. 30 Tahun 1994 tentang tata cara pelaksanaan pencegahan dan penangkalan;

18.PP NO. 31 Tahun 1994 tentang pengawasan OA dan tindakan keimigrasian;

19. PP NO. 32 tahun 1994 tentang visa, izin masuk dan izin keimigrasian;

20.UU NO. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan;

21.Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : Per-03/Men/1990 tentang pemberian ijin mempekerjakan tenaga kerja warga Negara asing pendatang;

22.Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep / 8 / I / 2008 tanggal 23 Januari 2008 tentang pedoman pelaksanaan pembentukan dan pembinaan jaringan Intelijen.

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI KARTANGARA TENTANG STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) SATUAN INTELKAM POLRES KUTAI KARTANEGARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri  adalah alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamananan dalam negeri;

2. Peraturan Kepolisian yang selajutnya disingkat Perpol adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh Polri dalam rangka memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum sesuai dengan peraturan perundang – undangan;

3. Kepolisian Resor yang selanjutnya disingkat Polres adalah pelaksana tugas dari wewenang Polri di wilayah kabupaten / Kota yang berada dibawah Polda;

(4)

4. Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara yang selanjutnya disingkat Kapolres Kukar adalah Pimpinan Polri di Daerah dan bertanggung jawab kepada Kapolda; 5. Satuan Intelijen Kemanan yang selanjutnya di singkat Sat Intelkam adalah unsur

pelaksana tugas pokok fungsi Intelkam pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres;

6. Sat Intelkam di pimpin oleh Kasat Intelkam yang bertanggung jawab kepada Kapolres, dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari di bawah kendali Wakapolres;

7. Urusan Pembinaan Operasional (Urbinopsnal) yang bertugas melakukan pembinaan kegiatan Intelijen dalam bidang keamanan, mengumpulkan, menyimpan dan melakukan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik dan pemerintah daerah serta persandian, pendokumentasian, penganalisaan terhadap perkembangan lingkungan strategic pemberdayaan personil pengemban fungsi intelijen;

8. Urusan Administrasi dan ketatausahaan (Urmintu) yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan ketatausahaan memberikan pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya, STTP, rekomendasi penggunaan senpi dan handak, SKCK kepada masyarakat yang membutuhkan dan melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya;

9. Unit – unit Sat Intelkam yang dipimpin oleh Kanit, yang bertugas melaksanakan tugas – tugas operasional meliputi kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), pengemban jaringan informasi dan penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan;

10. Unit Intelkam bertugas menyelnggarakan fungsi intelijen di bidang keamanan meliputi pengumpulan bahan keterangan / informasi untuk keperluan deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning) dalam rangka pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat serta pelayanan perizinan;

11. Informasi adalah kemampuan untuk mencari, mengumpulkan, menganalisa bahan keterangan melalui penginderaan yang merupakan cikal bakal dari bahan keterangan;

12. Bahan Keterangan adalah kumpulan dari pecahan permasalahan, tanda, fakta sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, menghayati dan menggunakan panca indera tentang suatu situasi dan kondisi;

13. Informasi dan Baket adalah informasi atau baket yang telah atau sedang di selidiki, dimana antara sumber (A – F) dan kualitas kebenaran informasi (1 – 6) yang memenuhi unsur – unsur neraca penialaian dan prinsip administrasi intelijen;

(5)

14. Penyelidikan adalah sgala usaha, kegiatan / pekerjaan yang dilakukan secara terencana dan terarah dalam rangka mencari dan mengumpulkan baket untuk selanjutnya di olah dan di ajukan kepada pimpinan agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan dengan resiko yang telah di perhitungkan terlebih dahulu;

15. Wawancara adalah usaha, kegiatan maupun tindakan yang terencana terhadap orang sebagai sumber informasi secara langsung, dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan bernilai intelijen yang telah di siapkan;

16. Interogasi adalah cara memperoleh bahan keterangan melalui Tanya jawab langsung dengan jalan pembicaraan yang di control oleh si penanya;

17. Elicityng (Wawancara yang tersamar) adalah salah satu cara melakukan pengumpulan bahan keterangan dengan cara menanyakan kepada sumber baket atau orang lain disekitarnya, dan mereka tidak menyadari saerta mengetahui siapa kita sebenarnya;

18. Pengamatan (Observation) adalah cara mecari dan menemukan informasi atauh bahan keterangan dengan melakukan pengamatan tarhadap gerak – gerik atau kegiatan sasaran dengan menggunakan panca indera atau alat bantuan tehnik; 19. Penggambaran (Desciption) adalah menuangkan kembali hasil pengamatan

kedalam bentuk laporan

20. Penjejakan (Survaillance) adalah segal usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pengumpulan bahan keterangan yang dilaksanakan secara dinamis seirama mobilitas atau pergerakan sasaran dengan cara mengikuti dan memperhatikan melalui saran panca indera atau dengan bantuan peralatan tertentu;

21. Pembuntutan (Tailing) adalah proses mencari, mendapatkan dan mengumpulkan informasi atau bahan keterangan yang terangkai dalam kegiatanpenjejakan namun jaraknya lebih dekat dengan sasaran;

22. Penyadapan (Taping) adalah cara mendapatkan bahan keterangan yang dilakukan secara clandestine melalui system komunikasi yang di pakai pihak lawan atau sasaran guna mendapatkan data, suara percakapan tanpa diketahui oleh pihak sasaran yang saling berhubungan;

23. Penyurupan (Surreption Entry) adalah tehnik dalam mengumpulkan bahan keterangan dengan cara memasuki sesuatu tempat / ruangan / rumah / bangunan gedung tanpa diketahui sasaran atau orang lain, kemudian melakukan penggeledahan untuk mendapatkan dokumen atau bukti lainnya, dan dalam meninggalkan objek atau sasaran tidak ada meninggalkan jejak atau bekas;

24. Penyusupan (Penetration) adalah segala usaha, pekerjaan yang terarah dan terencana secara clandestine dalam rangka pengumpulan informasi dan baket yang dilaksanakan baik STO maupun MTO, dengan cara menempatkan agen organic atau non organik kedalam lingkungan sasaran.

(6)

Pasal 2 Tujuan Tujuan peraturan ini :

1. Satuan Intelkam sebagai mata dan telinga pimpinan agar pimpinan dapat menentukan kebijaksanaan dengan resiko yang telah di perhitungkan terlebih dahulu;

2. Merupakan bagian penting bagi dinamika kegiatan Polri khususnya Polres Kukar, terlebih lagi dalam era reformasi dan globalisasi dimana tuntutan masyarakat terhadap transparansi, demokratisasi, perlindungan hak azasi dan supremasi hokum semakin meningkat;

3. Disamping dinamika kehidupan masyarakat yang berkembang demikian cepat maka perubahanpun semakin sulit untuk dibaca sehingga diperlukan upaya early warning dan early detection yang tajam dan akurat guna mengetahui dan memahami keadaan melalui penguasaan teori, keterampilan dan pengalaman serta pemanfaatan teknologi moder;

4. Standard Operation Procedure (SOP) ini meliputi Tugas pokok, fungsi dan peran Satuan Intelkam Polres Kukar dalam pelaksanaan tugasnya.

Pasal 3 Fungsi Fungsi peraturan ini :

1. Sebagai standar operasional dan sebagai pegangan kegiatan Satuan Intelkam Polres Kukar sehingga dapat mengetahui batasan – batasan dalam melakukan tindakan di lapangan;

2. Sebagai fungsi Deteksi Dini (early detection) dan Peringatan Dini (early warning) dan juga sebagai mata dan telinga pimpinan untuk mengambil langkah – langkah kebijakan;

3. Sebagai fungsi penggalangan terhadap tomas, toga, toda dan lain – lain guna menciptakan situasi kamtibmas di wilayah hokum Polres Kukar

Pasal 4 Tugas Pokok Tugas Pokok Satuan Intelkam

Tugas pokok Satuan Intelkam polres kutai kartanegara adalah sbb :

(7)

a. Penyelidikan; b. Pengamanan; c. Penggalangan.

Pasal 5 Implementasi

Implementasi tugas pokok Satuan Intelkam, diwujudkan dalam bentuk tindakan dan kegiatan sebagai berikut :

1. Intelijen Sebagai Kegiatan : a). Penyelidikan;

b). Pengamanan; c). Penggalangan.

2. Intelijen sebagai organisasi : a). Perorangan;

b). Kelompok.

3. Intelijen sebagai produk : a). Intelijen Strategis; b). Intelijen Taktis. 4. Hakekat Intelijen :

a). Kecerdasan berpikir; b). Kemampuan olah piker; c). Kemampuan bersiasat.

Pasal 6

Karakteristik Kegiatan 1. Setiap kegiatan Intelijen dilaksanakan secara tertutup;

2. Pembinaan kegiatan Intelijen dalam bidang keamanan antara lain persandian dan produk Intelijen;

3. Melaksanakan deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning); 4. Sebagai . . . .

(8)

4. Sebagai mata dan telinga pimpinan;

5. Pendekatan Tugas Pelayanan Masyarakat (Yanmas); 6. Prinsip Pelaksanaan Tugas Cepat, Tepat dan Simpatik;

7. Personil Sat Intelkam Polres dan personil Intelijen Polsek ja jaran Polres Kukar; Pasal 7

Stuktur kekuatan dan kemampuan

1. Satuan Intelkam terdiri dari 6 (enam) Unit Opsnal yang terdiri dari, unit sosial politik, unit sosial ekonomi, unit sosial budaya, unit kemanan negara, unit umum dan unit khsusus;

2. Unit Opsnal Satuan Intelkam melaksanakan tugas lidik Pamgal dan tukbinjar; 3. Titik berat kemampuan di bidang pencegahan gangguan Kamtibmas dan

mengemban fungsi deteksi, pre-emtif dan Represif Terbatas:

4. Kemampuan Penyusunan prakiraan Intelijen keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN INTELKAM Bagian Pertama

PELAYANAN PENERBITAN SKCK Pasal 8

Bertugas melakukan pembinaan kegiatan Intelijen dalam bidang keamanan, mengumpulkan, menyimpan dan melakukan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik dan pemerintah daerah serta persandian, pendokumentasian, penganalisaan terhadap perkembangan lingkungan strategic pemberdayaan personil pengemban fungsi intelijen.

Pasal 9 Tugas Pembantu Benma Pelaksana SKCK:

1. Memasang persyaratan pengurusan SKCK dan pengumuman serta memasang kotak komplain pelayanan SKCK bagi para masyarakat pemohon yang merasa tidak puas atas pelayanan yang di berikan;

2. Menerima dan mengecek kelengkapan berkas pemohon SKCK apabila ada masyarakat pemohon yang merasa kesulitan dalam melakukan pengisian blanko tersebut;

(9)

3. Membuat Surat Telegram ke Polsek – Polsek Jajaran Polres Kukar tentang PP No. 50 tahun 2010;

4. Melaksanakan pelayanan prima terhadap masayarakat maupun instansi pemohon SKCK dengan program One Day Service;

5. Pelaksana Yan SKCK merekapitulasi dan menyetorkan dana biaya SKCK kepada Pembantu Bema, selanjutnya di buatkan kwitansi / bukti penyetoran;

6. Pelaksana Yan SKCK melakukan rekapitulasi dan melaporkan jumlah pengeluaran  / penerbitan SKCK pada setiap bulannya.

BAGIAN KEDUA

PELAYANAN SURAT IJIN KEGIATAN MASYARAKAT Pasal 10

Penerapan Surat Keterangan Polri yang di berikan kepada seseorang / masyarakat / pok masyarakat guna memenuhi permohonan dari yang bersangkutan untuk pelaksanaan kegiatan.

Pasal 11 Tugas Pelayanan Izin Giat Masyarakat :

1. Memasang papan pengumuman yang berisi persyaratan prosedur pengurusan / pemberitahuan izin kegaiatan masyarakat;

2. Menerima dan mengecek kelengkapan berkas pemohon ijin kegiatan keramaian dan apabila berkas belum lengkap, maka diberikan penjelsana tentang kelengkapan berkasnya;

3. Membuat Surat Telegram ke Polsek jajaran Polres Kukar tentang peningkatan pelayanan publik;

4. Melaksanakan pelayanan prima terhadap masayarakat maupun instansi pemohon ijin giat masyarakat dengan program One Day Service;

5. Membuat dan menerbitkan surat izin / rekomendasi / STTP sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan serta membuat surat pernyataan untuk ketua / penganggung jawab kegiatan apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan; 6. Memberikan tembusan surat izin / rekomendasi / STTP kepada Kapolsek dimana

wilayahnya yang akan dilaksanakan kegiatan masyarakat maupun giat aksi damai dan unras.

(10)

BAGIAN KETIGA Urusan Persandian

Pasal 12

1. Urusan persandian adalah unsur pelaksana staf pada Satuan Intelkam yang bertugas melaksanakan kegiatan persandian bagi pelaksanaan tugas Polres;

2. Urusan persandian dipimpin oleh Paur Sandi dalam pelaksanaan tugas sehari -hari bertanggung jawab kepada Kasat Intelkam.

Pasal 13

Peralatan dan Perlengkapan Mesin Sandi yang terdiri dari :

1.  Allfax 3000i

2. Cryptophone 7000i

BAGIAN KEEMPAT

PELAYANAN HANDAK DAN SENPI Pasal 14

1. Bahan peledak adalah bahan / zat yang berbentuk padat, gas, cair atau campurannya yang apabila di kenakan suatu aksi berupa panas, benturan ataupun gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat – zat lain yang lebih stabil yang sebagian atau seluruhnya bebentuk gas dan perubahan berlabgsung dalam waktu yang amat singkat disertai panas dan tekanan yang sangat tinggi; 2. Senjata Api adalah senjata yang mampu melepaskan keluar satu atau sejumlah

proyektil dengan bantuan bahan peledak. Pasal 15 Tugas Pelayanan Handak dan Senpi :

1. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat perorangan, instansi maupun perusahaan yang membutuhkan senpi untuk beladiri, satpol / polsus dan bahan peledak untuk usaha pertambangan;

2. Memberikan surat saran rekomendasi bagi pemohon yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

3. Melakukan pengecekan / pemeriksaan terhadap pemegang maupub pengguna senjata api dan handak yang telah dilengkapi dengan surat izin yang syah;

(11)

4. Melakukan pengawasan terhadap pemilik dan pengguna senjata api dan handak serta memberikan arahan – arahan sesuai dengan ketentuan – ketenttuan sehingga tidak terjadi penyalahgunaan terhadap penggunaan senjata api dan handak tersebut.

BAGIAN KELIMA

PELAYANAN PENGAWASAN ORANG ASING Pasal 16

Melakukan pengawasan terhadap Orang Asing yang masuk dan keluar yang keberadaanya dan kegiatanya berada di wilayah hukum Polres Kukar.

Pasal 17 Tugas Pokok Pelayanan Pengawasan OA :

1. Menerima laporan daftar isian Orang Asing dari hotel dan penginapan;

2. Membuat STM (Surat Tanda melapor) bagi OA yang menginap di mess perusahaan maupun di dirumah – rumah penduduk di wilkum Polres Kukar;

3. Melakukan pengecekan keberadaan Orang Asing di Hotel, penginapan dan perusahaan pengguna tenaga kerja asing;

4. Melakukan penindakan apabila di temukan adanya pelanggaran / kejahatan yang dilakukan oleh Orang Asing maupun pengguna TKA / Sponsor.

Pasal 18 Larangan

1. Tidak melakukan pungli terhadap para masyarakat pemohon;

2. Menerima segala bentuk imbalan / pemberian yang diduga berhubungan dengan pelaksanaan tugas pelayanan;

3. Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan kehormatan diri, orang lain, dan kesatuan;

4. Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar perundang – undangan. Pasal 19

Kewajiban

1. Memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya terhadap masyarakat; 2. Bersikap tanggap terhadap setiap komplain dari masyarakat;

(12)

3. Memberikan pengarahan dan himbauan kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan Polri;

4. Melayani masyarakat dengan penuh tanggung jawab sehingga tidak ada komplain dari masyarakat.

BAGIAN KEENAM

PEMBENTUKAN PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN Pasal 20

Jaringan Intelijen adalah :

1. Orang yang telah direkrut melalui proses pembentukan jaringan Agen mulai dari tahap pencarian sampai dengan pengujian dan latihan, sehingga merupakan bagian dari organisasi Fungsi intelijen yang secara sadar berikan baket / informasi via sistem komunikasi intelijen dengan teknik – teknik sesuai operasi Klandestin; 2. Jaringan Intelijen dapat berasal dari informan yang direkrut, sehingga dapat di

kendalikan, sedangkan informan belum tentu merupakan jaringan agen karena informan sulit untuk dikendalikan;

Pasal 21

Pembinaan Intelijen

1. Di selenggarakan meliputi segala UPK untuk menyusun, menghidupkan, menjalankan dan memelihara kelangsungan organisasi intelijen secara terus menerus;

2. Segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan perencana, susunan, pembangunan, pengembangan, pengerahan, penggunaan serta pengendalian intelijen secara berdaya guna dan be rhasil guna.

Pasal 22

Pembinaan Jaringan dan Pembinaan Kemampuan Jaringan Intelijen Di Bawah Permukaan

1. Pembinaan Jaringan Intelijen Dibawah Permukaan:

Segala UPK Intelijen secara berencana, terarah, terprogram dan berlanjut dalam rangka pembentukan, pembinaan, kemampuan, pendayagunaan, pemisahan serta pengawasan dan pengendalian jaringan intelijen dibawah permukaan;

2. Pembinaan Kemampuan Jaringan Intelijen Dibawah Permukaan:

Segala UPK Intelijen secara berencana, terarah dan berlanjut sehingga jaringan intelijen dibawah permukaan dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

(13)

Pasal 23

Pendayagunaan, Pengawasan dan Pengendalian Jaringan Intelijen Di Bawah Permukaan 1. Pendayagunaan Jaringan Intelijen Dibawah Permukaan :

Pendayagunaan jaringan intelijen untuk kepentingan operasional intelijen baik dalam rangka STO maupun MTO;

2. Wasdal Jaringan Intelijen Dibawah Permukaan :

Segala UPK secara berencana, terarah dan berlanjut dalam rangka mngendalikan dan mengawasi kegaiatan jaringan intelijen di bawah permukaan agar berfungsi sesuai dengan harapan.

Pasal 24 Persyaratan

Untuk seseorang dapat dijadikan jaringan Intelijen dibawah permukaan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Setia kpeda Negara, Pancasila dan UUD 1945;

2. Memiliki kecakapan, keterampilan dan pengalaman secara akses dengan kepentingan tugas intelijen;

3. Memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi tertutup; 4. Mempunyai loyalitas serta dedikasi tinggi;

5. Tidak komersial; 6. Ulet, jujur dan tekun; 7. Teguh memegang rahasia.

Pasal 25 Pembentukan Jaringan 1. Pengamatan; 2. Pencarian; 3. Seleksi; 4. Pendekatan . . . .

(14)

4. Pendekatan; 5. Pelamaran; 6. Uji c0ba 7. Menetapkan

Pasal 26

Cara Pembentukan Jaringan

Kegiatan pembentukan jaringan dilaksanakan dengan langkah – langkah kegaiatan secara sistematis, sebagai berikut :

1. Mengadakan pengamatan, analisis serta menentukan sasaran pembentukan  jaringan;

2. Mengadakan pencarian (Spotting) terhadap orang – orang yang dapat dijadikan / digunakan sebagai calon jaringan dalam giat ini dilaksanakan secara tertutup dan tidak boleh diketahui oleh siapapun termasuk orang yang dicari / diteliti, kecuali pimpinan langsung;

3. Mengadakan pemilihan (seleksi) dengan cara menilai masing – masing calon  jaringan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan;

4. Mengadakan pendekatan terhadap calon – calon jaringan yang telah terpilih dengan cara melakukan kontak langsung dengan masing – masing calon secara terpisah, untuk mengetahui identitas dan latar belakang kehidupannya secara lengkap agar tidak membahayakan tugas – tugas rahasia serta dapat mempengaruhi calon jaringan untuk dapat di jadikan jaringan;

5. Mengadakan pelamaran (rekruetment) dengan cara memberikan penilaian serta pertimbangan terhadap calon jaringan

a. Mengadakan hubungan langsung dengan calon jaringan;

b. Teknik – teknik yang dapat dilakukan oleh agen – agen organic intelijen dalam merekrut calon jaringan intelijen dibawah permukaan.

Pasal 27

Tehnik Merekrut Calon Jaringan Intelijen 1. Dibujuk dan diminta kesediaanya;

2. Disogok / disuap / diberi imbalan; 3. Setengah dipaksa (blackmail); 4. Gabungan (dibujuk dan dipaksa).

(15)

5. Mengadakan uji coba terhadap calon jaringan yang telah terpilih tentang kesetiaan dan kemampuannya dengan cara memberikan UUk secara terbatas; 6. Menetapkan / menentukan calon jaringan yang sudah berhasil dalam uji coba

menjadi jaringan.

BAB III PELAKSANAAN

Pasal 28

Personil Satuan Intelkam yang dilibatkan dalam setiap kegiatan kepolisian dan Cara bertindaknya :

1. Personil yang dilibatkan: a. Unsur Pimpinan;

b. Unsur Pendukung / Staf; c. Unsur Pelaksana.

2. Cara bertindak :

a. Terhadap Ambang Gangguan (AG); b. Terhadap Gangguan Nyata (GN).

Pasal 29

Tindakan Fungsional Satuan Intelkam 1. Terhadap Ambang Gangguan (AG)

a. Melaksanakan deteksi, Identifikasi dan assessment terhadap permasalahan guna diketahui pimpinan, aksi actor intelektual, provokator dengan tujuan yang berpotensi terjadinya ambang gangguan maupun gangguan nyata;

b. Melaksanakan cegah berbagai kerawanan dan gangguan keamanan melalui kegiatan/ops intelijen;

c. Melaksanakan penciptaan kondisi yang menguntungkan pelaksanaan tugas Polri, penyelenggaraan pemerintah melalui operasi penggalangan;

d. Menganalisa data dan fakta yang trjadi untuk mengetahui benang merah (akar permasalahan) agar dapat diselesaikan secara tuntas guna menentukan solusi pemecahannya;

e. Early Warning dan Early deteksi guna memberikan masukan kepada pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan lebih lanjut;

(16)

f. Menyajikan informasi dengan cepat, tepat dan akurat untuk mengetahui,adanya indikasi gangguan keamananuntuk dilaporkan kepada pimpinan;

g. Mengikuti/moitir perkembangan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat;

h. Memetakan potensi kerawanan dan potensi konflik;

i. Menginventarisir individu / kelompok / tokoh yang cenderung menimbulkan kerawanan/gangguan;

 j. Melakukan kontra intelijen terhadap fenomena/peristiwa yang di perkirakan dapat mengganggu keamanan berdampak kontijensi.

2. Terhadap gangguan nyata (GN) :

a. Melakukan penyelidikan di TKP ( Tempat Kejadian Perkara ) dengan menggunakan teknik Sentripeta dari luar kedalam guna membantu mengungkap kasus yang terjadi;

b. Koordinasi dengan tim olah TKP untuk mendapatkan bahan keterangan dari saksi maupun barang bukti yang ada di TKP guna pengembangan penyelidikan lebih lanjut;

c. Membuat UUK tentang intisari dari keterangan saksi atau alat bukti di TKP maupun sumber – sumber baket dan petunjuk lainnya yang ada kaitannya dengan tindak pidana untuk dituangkan dalam LI ( Laporan Informasi ) guna membantu pimpinan memperoleh informasi sebanyak mungkin dan sedini mungkin secara cepat dan akurat sehingga pimpinan dapat mengambil tindakan segera guna mencegah gangguan kamtibmas yang lebih besar; d. Membuat laporan penugasan tentang hasil penyelidikan terhadap kasus yang

terjadi untuk disajikan kepada pimpinan guna penentuan kebijakan lebih lanjut;

e. Melakukan penggalangan terhadap berbagai pihak yang dapat membantu Polri baik dalam memberikan informasi guna pengungkapan maupun meredam kasus yang sudah terjadi;

f. Membuat . . . . f. Membuat pengkajian terhadap kasus tersebut untuk mencari akar

permasalahan dan menetukan solusi pemecahannya;

g. Membuat petunjuk dan arahan kepada jajaran untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi agar tidak berkembang kewilayahnya.

(17)

BAB IV

Pengawasan dan Pengendalian Pasal 30

Pengawasan

1. Kegiatan pengawasan personil Sat Intelkam dilakukan secara objektif, professional dan transparan untuk menilai disiplin dan kinerja personil tersebut setiap melaksanakan tugasnya ;

2. Patuh terhadap norma – norma agama / kepercayaan yang dianut maupun nilai – nilai moral / etika yang berlaku dengan ketulusan, loyalitas terhadap tugas dan kejujuran;

3. Berpedoman pada juklak dan juknis Intelijen yang telah ditetapkan dalam setiap melaksanakan tugas dan tetap berpegang teguh pada Tri Brata dan Catur Prasetya;

4. Mampu melaksnakan tugas dengan sebaik – baiknya tanpa adanya pelanggaran yang dilakukan oleh personil Sat Intelkam;

5. Personil Sat Intelkam dalam melaksanakan tugasnya dilapangan tidak melakukan kesalahan – kesalahan maupun pelanggaran sehingga tidak merugikan personil itu sendiri dan Satuan Intelkam.

Pasal 31 Pengendalian 1. Pengendalian

a. Pengendalian dimaksud agar mekanisme, arah, taktik dan tehnik yang digunakan personil Satuan Intelkam selalu berdasarkan pada kebijakan pimpinan serta sesuai dengan rencana yang telah di buiat;

b. Tujuan pengendalian agar pelaksanaan giat lidik pulbaket yang dilakukan oleh personil Sat Intelkam memperoleh hasil yang maksimal dan resiko sekecil mungkin;

c. Pengendalian dilapangan, sangat memegang peranan dalam menentukan keberhasilan suatu operasional Intelijen.

2. Pelaksanaan Pengendalian

a. Dalam pelaksanaan suatu operasional (MTO) dimana lidik pulbaket dilakukan secara tertutup pada dasarnya pengendalian dilakukan berjenjang;

(18)

b. Jenjang pengendalian diantaranya terdiri dari sponsor, AH dan PA yang dilakukan secara fungsional maupun sesuai structural organisasi intelijen; c. Apabila perlu pengendali menunjuk beberapa anggota untuk pengendalian

personil Sat Intelkam di Lapangan. BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 32

Demikian Standar Operasi Prosedur Satuan Intelkam dibuat guna sebagai acuan personil Sat Intelkam dalam melaksanakan tugasnya dilapangan.

Ditetapkan di : T e n g g a r o n g

Pada Tanggal : D e s e m b e r 2011 KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI KA RTANEGARA

I GUSTI KB HARRYARSANA, SIK, SH, M HUM  AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 71070472

Referensi

Dokumen terkait

Peribahasa Maanyan banyak sekali mengandung nasihat baik itu dari antuhan atau ungkapan, panginturen atau perumpamaan maupun kalakar taliwakas atau petuah-petitih.

Viskometer rotasi biasanya terdiri dari motor DC, silinder luar dan dalam, sensor arus (mengukur besarnya arus yang mengalir pada motor DC) , Arduino Uno sebagai pengontrol dan

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Nasabah Open Account Produk Tabungan Simpanan Pelajar iB di Bank Syariah Bukopin KC

Tahap selanjutnya adalah mengadakan refleksi yaitu membahas dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk

Tetapi, jika masalah tersebut baru dapat diselesaikan oleh siswa dengan bantuan orang lain yang lebih memahami masalah, maka siswa tersebut telah berada pada

Teknik budidaya yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit meliputi persiapan pembukaan lahan, pengadaan bibit, penanaman, perawatan tanaman kelapa sawit belum

Hal ini akan menjadi krusial apabila perekonomian sedang dalam kondisi yang tidak baik dan terjadi penarikan dana oleh deposan secara besar-besaran sedangkan disisi

Pengaturan Hak Asasi Manusia di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa untuk menegakkan dan melindungi Hak Asasi Manusia sesuai