• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG TAHUN 2016"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN MALANG

TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

TAHUN 2017

(2)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g i

Laporan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016, disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini disusun sebagai wujud pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan pencapaian target dari sasaran strategis pada kinerja utama khususnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Landasan pijak secara operasional penyusunan Laporan Kinerja ini berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang, serta Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Lingkungan Hidup, yang telah diperbarui dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Malang Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup.

Mengacu pada Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016–2021, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang bertanggung jawab atas pencapaian Misi Daerah, terutama misi ketujuh yaitu “Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup”, melalui salah satu strategi umum daerah yaitu “Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup”.

Guna mencapai misi serta sasaran strategis yang telah ditetapkan, maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang telah membuat rencana dan melaksanakan program-program utama pada Tahun Anggaran 2016 yang meliputi :

a) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup b) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air

c) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Hasil evaluasi capaian kinerja berdasarkan pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) menunjukkan capaian kinerja selama 1(satu) tahun sebagaimana diaplikasikan dalam formulir Pengukuran Kinerja, pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam sasaran strategis menunjukkan hasil masuk dalam kategori “sangat berhasil”.

(3)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g ii

Capaian kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat kemampuan sumber daya manusia, kualitas pelayanan kepada masyarakat, kondisi sarana dan prasarana serta tingkat koordinasi dengan instansi terkait dan stake holders lainnya. Berdasarkan hal tersebut diatas, di masa yang akan datang perlu tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja Dinas Lingkungan Hidup dengan meningkatkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur, meningkatkan koordinasi dan komunikasi baik internal maupun eksternal, mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai dan melaksanakan pemutakhiran data pendukung secara berkesinambungan.

Pengukuran kinerja itu sendiri bersifat on going proccess, yang akan secara terus menerus dikaji dan dievaluasi agar dapat diperoleh seperangkat Indikator Kinerja Utama (IKU) yang baik, yang bersifat spesifik dan jelas (Spesific), dapat diukur secara obyektif (Measurable), dapat dicapai ( Achievable), terkait langsung pada hasil (Relevance) dan untuk kurun waktu tertentu (Time Bound). Diharapkan Laporan Kinerja yang disusun benar-benar dapat menunjukkan pencapaian target tujuan/sasaran strategis dan pelaksanaan program pemerintah daerah, khususnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016, disusun agar dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan guna kemajuan dan perkembangan kegiatan serta peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten Malang.

Malang, Februari 2017

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG

Dr. Ir. BUDI ISWOYO, MM

Pembina Utama Muda NIP. 19600622 198811 1 001

(4)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g iii

Segala Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang selama satu Tahun Anggaran 2016 dapat tersusun sesuai dengan tingkat keberhasilan yang dicapai dan memberikan gambaran tentang apa yang telah dikerjakan dalam wujud program dan kegiatan secara keseluruhan guna memperjelas tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan.

Pelaporan Kinerja adalah merupakan salah satu komponen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) itu sendiri diperlukan guna pengukuran hasil/capaian dari pelayanan yang bermanfaat bagi pengguna jasa. Dimana akuntabilitas merupakan suatu entitas baik internal maupun eksternal dan merupakan faktor-faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas pertanggungjawaban yang dilimpahkan, maka sangat diperlukan kelayakan dan transparansi.

Tujuan pelaporan kinerja adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerja. Laporan kinerja ini diharapkan juga dapat menjadi salah satu bahan evaluasi dan pengambilan keputusan guna kemajuan dan perkembangan kegiatan serta peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten Malang.

Kami menyadari masih banyak kekurangan – kekurangan dalam penyusunan Laporan Kinerja ini dan berharap adanya masukan dari pihak manapun untuk menyumbangkan buah pikiran dan tenaganya demi penyempurnaan laporan dimaksud.

Malang Februari 2017

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MALANG

Dr. Ir. BUDI ISWOYO, MM

Pembina Utama Muda NIP. 19600622 198811 1 001

(5)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g iv Halaman

Ringkasan Eksekutif ... i Kata Pengantar ... iii Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1

A. Latar Belakang ... I - 1 B. Maksud dan Tujuan ... I - 1 C. Gambaran Umum ... I - 2 1. Organisasi Perangkat Daerah ... I - 2 2. Capaian Kinerja Tahun 2015 ... I - 6 D. Dasar Hukum ... I - 11 E. Sistematika ... I - 13

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... II - 1

A. Perencanaan Strategis ... II - 1 1. Tujuan dan Sasaran ... II - 1 2. Kebijakan dan Program ... II - 2 B. Perjanjian Kinerja ... II - 3

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... III - 1

A. Capaian Kinerja Organisasi ... III - 1 1. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 ... III - 2

1.1 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2016 ... III - 2 1.2 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan

Tahun 2015 ... III - 3 1.3 Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode

Renstra ... III - 3 1.4 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian

(6)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g v 2. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan dan Solusi ... III - 5 3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran... III - 9

3.1 Alokasi Per Sasaran Pembangunan ... III - 10 3.2 Perbandingan Pencapaian dan Anggaran ... III - 11 3.3 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... III - 12 B. Realisasi Anggaran ... III - 13 C. Prestasi Tahun 2016 ... III - 14

BAB IV PENUTUP ... IV - 1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

- Matriks Renstra 2016 - 2021 - Perjanjian Kinerja Tahun 2016 - Rencana Kinerja Tahun 2016 - Pengukuran Kinerja Tahun 2016

(7)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 1 A. Latar Belakang

Sejalan dengan upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang perlu melakukan langkah-langkah penguatan kewenangan, efisiensi, efektifitas serta akuntabilitas kinerja kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya alam dan juga sumber daya manusia. Hal ini adalah dalam rangka untuk mewujudkan peningkatan fungsi dan kualitas lingkungan hidup serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di wilayah Kabupaten Malang.

Dalam upaya penerapan pencapaian good governance, dimana aturan pelaksanaannya didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang melakukan pengembangan mekanisme pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur dengan mengacu pada Rencana Jangka Panjang yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Sesuai amanat tersebut, penyelenggaraan SAKIP meliputi : Rencana Strategis, Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pengelolaan Data Kinerja, Pelaporan Kinerja serta Reviu dan Evaluasi Kinerja. Maka laporan kinerja ini disusun sebagai salah satu komponen SAKIP yang merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

B. Maksud danTujuan

Maksud dari disusunnya Laporan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016 sebagai salah satu bagian SAKIP adalah sebagai media informasi pertanggungjawaban Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang untuk mengukur tingkat keberhasilan atas pencapaian sasaran strategis atas pelaksanaan kebijakan, program kerja dan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup serta Indikator Kinerja Utama (IKU)

(8)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 2 yang telah ditetapkan baik di tingkat daerah maupun PD, dan juga integrasi dengan indikator kinerja lainnya di tingkat nasional.

Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja 2016 ini adalah untuk:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sebagaimana perencanaan strategis dan perjanjian kinerja yang telah ditetapkan;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk peningkatan kinerja; 3. Memberikan salah satu bahan evaluasi dan pengambilan keputusan guna

kemajuan dan perkembangan kegiatan serta peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten Malang.

C. Gambaran Umum

1. Organisasi Perangkat Daerah

Dinas Lingkungan Hidup merupakan perangkat daerah yang baru terbentuk efektif pada Januari 2017 dimana nomenklatur sebelumnya adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang sebagaimana tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahhun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang.

Sejalan dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dan diperkuat pula oleh Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan, maka nomenklatur perangkat daerah hendaknya disesuaikan menjadi Dinas Lingkungan Hidup.

Pemerintah Kabupaten Malang telah menindaklanjuti amanat tersebut sehingga diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Penyusunan Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Malang Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup sebagai dasar hukum pembentukan Dinas Lingkungan Hidup sebagai unsur pelaksana urusan daerah yang menjadi kewenangan daerah bidang lingkungan hidup. Dinas Lingkungan Hidup secara efektif baru berjalan terhitung mulai Januari 2017 sehingga capaian

(9)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 3 kinerja pada tahun 2016 ini masih dilaksanakan dengan nomenklatur lama yaitu Badan Lingkungan Hidup.

Untuk melaksanakan urusan daerah tersebut Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

1. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dalam tugas pembantuan bidang lingkungan hidup;

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan;

2. Perencanaan strategis pada Dinas;

3. Perumusan kebijakan bidang Lingkungan Hidup;

4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang lingkungan hidup;

5. Pelaksanaan tata lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah B3, pengendalian pencemaan dan kerusakan lingkungan hidup, serta penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup;

6. Evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang lingkungan hidup;

7. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal yang wajib dilaksanakan dalam bidang lingkungan hidup;

8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Dinas; 9. Pembinaan UPT;

10. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan bidang lingkungan hidup di lingkup Pemerintah Daerah;

11. Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya; dan

12. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup.

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 57 Tahun 2016 terdiri dari :

1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat;

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan dan Aset;

(10)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 4 3. Bidang Tata Lingkungan;

a. Seksi Kajian Strategis Lingkungan; b. Seksi Kajian Dampak Lingkungan; c. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup; 4. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;

a. Seksi Pengurangan Sampah; b. Seksi Penanganan Sampah; c. Seksi Penanganan Limbah B3;

5. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup; a. Seksi Pemantauan Kualitas Lingkungan;

b. Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan; c. Seksi Pemulihan Lingkungan;

6. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup; a. Seksi Pengawasan Lingkungan;

b. Seksi Penanganan Pengaduan dan Penegakan Hukum Lingkungan; c. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup;

7. UPT; dan

(11)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 5

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

__________ = gariskomando --- = gariskoordinasi

BIDANG

PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG

PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

UPT KEPALA DINAS SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENGURANGAN SAMPAH SEKSI PENANGANAN SAMPAH SEKSI PENANGANAN LIMBAH B3 BIDANG TATA LINGKUNGAN SEKSI

KAJIAN STRATEGIS LINGKUNGAN

SEKSI

KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN

SEKSI PEMELIHARAAN LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN SEKSI PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN SEKSI PEMULIHAN LINGKUNGAN

BIDANG PENAATAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS

LINGKUNGAN HIDUP

SEKSI

PENGAWASAN LINGKUNGAN

SEKSI

PENANGANAN PENGADUAN DAN PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN SEKSI

PENINGKATAN KAPASITAS LINGKUNGAN HIDUP

(12)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 6 2. Capaian Kinerja Tahun 2015

Capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2015 sesuai hasil evaluasi kinerja yang telah dilakukan rata-rata menunjukkan hasil capaian “sangat berhasil”. Secara detail, hasil pencapaian pengukuran kinerja

sebagaimana dapat diberikan penjelasan sebagai berikut :

1. Capaian kinerja untuk indikator persentase (%) jumlah usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi Baku Mutu Limbah Cair.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja

Indikator Kinerja Utama SKPD

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran pada air, udara dan tanah

Persentase (%) jumlah usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi Baku Mutu Limbah Cair

75% 64,90% 86,53% Sangat berhasil

Pencapaian kinerja indikator ini dilakukan melalui Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan secara rutin terhadap kualitas limbah cair dari 32 pelaku usaha/kegiatan. Hasil pemantauan dan pengujian kualitas limbah cair yang dilakukan menunjukkan realisasi sebesar 64,90% kegiatan/usaha yang memenuhi baku mutu limbah cair. Realisasi ini menunjukkan capaian di bawah target sebesar 75%. Meski demikian, realisasi capaian masih menunjukkan capaian sebesar 86,53% yang berarti masih masuk kategori “sangat berhasil”.

Realisasi capaian kinerja tersebut diperoleh dari hasil kegiatan pemantauan kualitas limbah cair dari kegiatan/usaha yang memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang dilakukan pada 32 kegiatan dan/atau usaha yang dinilai berpotensi mencemari lingkungan. Kegiatan/usaha tersebut terdiri dari industri gula, kimia, farmasi, pengolahan plastik, amunisi, agar-agar, kertas, karton box, pengolahan kulit, tepung tapioka, kosmetik, tekstil, peternakan babi serta pengolahan sayur dan buah. Pemantauan kualitas limbah cair tersebut dilakukan secara rutin setiap bulan selama periode bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Pengujian laboratorium terhadap kualitas limbah cair dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ke-3, yaitu Laboratorium Pengujian Kualitas Lingkungan yang telah terakreditasi (Perum Jasa Tirta dan PT. Mitralab Buana Surabaya).

(13)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 7 Pemantauan kualitas limbah cair terhadap pemenuhan Baku Mutu dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap 22 parameter atau sebagaimana ketentuan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. Paramater dimaksud meliputi pH, BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), TDS (Total Disolved Solid), N total, ML, NH3-N, H2S, Phenol, CN, C12, CU, Cr6, Pb, Zn, Cr total dan Fe.

2. Capaian kinerja untuk indikator Persentase (%) jumlah kegiatan dan/atau usaha yang memenuhi baku mutu emisi sumber tidak bergerak.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja Meningkatkan

pengawasan dan pengendalian pencemaran pada air, udara dan tanah

Persentase (%) jumlah kegiatan dan/atau usaha yang memenuhi baku mutu emisi sumber tidak bergerak

85% 100% 117,65% Sangat Baik atau Sangat Berhasil

Keberhasilan pencapaian kinerja pada indikator ini telah terealisasi sebesar 100% dari target 85%, yang berarti tingkat capaiannya adalah sangat berhasil (117,65%). Hal ini tercapai melalui dukungan kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan, dengan melakukan pemantauan terhadap kualitas udara dari sumber tidak bergerak pada industri yang menjadi prioritas untuk dipantau pada 4 (empat) kegiatan usaha yang terdiri dari industri gula dan etanol. Keberhasilan tersebut secara tidak langsung karena adanya kegiatan lain seperti pengawasan pada pentaatan para pelaku usaha kegiatan terhadap peraturan perundangan bidang lingkungan hidup yang berlaku, serta adanya pembinaan yang dilakukan pada para pelaku usaha/kegiatan.

Kegiatan pemantauan dilakukan pada 4 (empat) usaha/kegiatan yang telah memenuhi persyaratan teknis dan administratif pengendalian pencemaran udara sebagaimana ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Persyaratan dimaksud antara lain adalah pada kegiatan/usaha yang memiliki cerobong emisi sumber tidak bergerak dan memiliki lubang pengambilan sampel yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(14)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 8 Hasil pengujian kualitas udara menunjukkan pada 4 (empat) usaha/kegiatan yang dipantau, keseluruhannya atau sebesar 100% telah memenuhi baku mutu emisi sumber tidak bergerak sebagaimana yang telah dipersyaratkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur.

3. Capaian kinerja untuk indikator Persentase (%) jumlah luas lahan yang ditetapkan dan diinformasikan status kerusakan lahan/dan atau tanah untuk produksi biomassa.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja Meningkatkan

pengawasan dan pengendalian pencemaran pada air, udara dan tanah

Persentase (%) jumlah luas lahan yang ditetapkan dan diinformasikan status kerusakan lahan/dan atau tanah untuk produksi biomassa

6% 13,71% 228,5% Sangat Baik atau Sangat Berhasil

Capaian indikator ini adalah sebesar 13,71%. Jika dibandingkan target sebesar 6%, capaian kinerja adalah sebesar tersebut 228,5%, yang dalam kategori penilaian kinerja masuk dalam kategori “sangat berhasil”, yang tercapai dengan didukung Kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

Total luas lahan untuk produksi biomassa diperoleh dari hasil superimpose atau overlay peta wilayah meliputi peta dasar, peta RTRW, peta tanah, peta lereng, peta curah hujan, peta penggunaan/penutupan lahan dan peta lainnya seperti peta lahan kritis. Dari hasil analisis peta tersebut selanjutnya dipilih lokasi pengujian parameter kerusakan tanah pada wilayah yang mempunyai potensi kerusakan sangat tinggi. Ditetapkan pengujian pada 26 (dua puluh enam) titik uji pada 4 (empat) kecamatan yang menjadi lokasi pengujian sampel kerusakan tanah yaitu pada Desa Bocek dan Ngenep Kecamatan Karangploso, Desa Langlang dan Desa Randuagung Kecamatan Singosari, Desa Druju Kecamatan Sumbermanjing Wetan, serta Desa Jambangan dan Desa Sumbersuko Kecamatan Dampit. Pengujian parameter kerusakan tanah dilakukan pada 10 parameter sebagaimana ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, meliputi tebal tanah, ketebalan solum,

(15)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 9 kebatuan permukaan, komposisi fraksi, berat isi, porositas, derajat pelulusan air, pH, Daya Hantar Listrik (DHL), redoks dan jumlah mikroba.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk produksi biomassa tersebut mencakup lahan pertanian tanaman pangan, lahan perkebunan dan lahan hutan rakyat. Pengujian tingkat kerusakan tanah untuk produksi biomassa dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa.

4. Capaian kinerja untuk indikator Persentase (%) jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja

Indikator Kinerja Utama SKPD

Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran pada air, udara dan tanah

Persentase (%) jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% Sangat berhasil

Keberhasilan pencapaian kinerja pada indikator ini telah terealisasi sebesar 100% dari target 100%, yang berarti tingkat capaiannya mencapai kategori sangat berhasil. Hal ini tercapai melalui dukungan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup, dengan melakukan melakukan tindak lanjut terhadap semua pengaduan yang masuk/diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Sebanyak 11 (sebelas) pengaduan melalui media cetak, elektronik (email, media sosial), maupun informasi atau pengaduan oleh forum masyarakat atau masyarakat secara langsung, telah diterima dan ditinjaklanjuti. Pengaduan tersebut berkaitan dengan adanya dugaan pencemaran air baik pada air tanah maupun air permukaan, pencemaran udara (bau, debu, bising), pencemaran tanah serta kerusakan lingkungan akibat penambangan sirtu.

(16)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 10 5. Capaian kinerja untuk indikator Persentase (%) jumlah sumber mata air yang

telah dikonservasi melalui penghijauan dan/atau penanaman pohon.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Pengukuran Kinerja Optimalisasi

pemanfaatan sumberdaya alam dan meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber air

Persentase (%) jumlah sumber mata air yang telah dikonservasi melalui penghijauan dan/atau penanaman pohon

60% 74,25% 123,75% Sangat Baik atau Sangat Berhasil

Keberhasilan pencapaian yang cukup tinggi dicapai pada indikator Persentase (%) jumlah sumber mata air yang telah dikonservasi melalui penghijauan dan/atau penanaman pohon yang menunjukkan realisasi sebesar 74,25%. Dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 60%, berarti menghasilkan capaian kinerja sebesar 123,75% atau sangat berhasil. Keberhasilan ini dapat dicapai karena adanya dukungan anggaran yang cukup tinggi dari pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Lingkungan Hidup dengan pendampingan Dana Alokasi Umum (DAU). Melalui pelaksanaan kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air, telah dilakukan konservasi pada 16 lokasi sumber mata air dengan luas lahan terkonservasi mencapai ± 11,98 ha. Pencapaian indikator kinerja tersebut dilakukan melalui penanaman pohon/ penghijauan di sekitar sumber mata air, dimana kegiatan konservasi (penanaman pohon) di sekitar sumber mata air dilakukan dengan tujuan: (1) Meningkatkan tanggung jawab dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup terutama peningkatan kualitas dan kuantitas air di wilayahnya melalui pengadaan sarana/bibit dalam pelaksanaan program dan kegiatan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas air; (2) Meningkatkan kerapatan vegetasi tahunan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) sehingga memperkecil run off serta memperbesar peresapan air, dengan demikian diharapkan tata air di sekitar sumber mata air menjadi lebih baik; (3) Mempertahankan keberadaan sumber-sumber mata air yang ada agar tetap lestari dan sekaligus dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber air bersih bagi kehidupannya; serta (4) Memperkecil fluktuasi debit air sumber antara musim kemarau dan penghujan. Sehingga diharapkan upaya tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber air dan menjaga kuantitas atau debit sumber mata air, dengan dukungan peran serta perangkat desa dan masyarakat sekitar sumber air.

(17)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 11 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sumber pendanaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) melalui pengadaan dan penanaman bibit pohon dengan spesifikasi rata-rata ± 1 m. Jenis pohon yang ditanam meliputi pohon buah-buahan atau tanaman keras seperti durian, sukun, kluwek, kluwih, kemiri, duwet, trembesi dan pule. Penanaman pohon atau penghijauan pada sumber air dari pendanaan DAU dilakukan pada 6 lokasi sumber air dengan jumlah penanaman bibit pohon sebanyak 1.760 pohon, dengan luasan ± 4,4 ha. Sedangkan dari pendanaan DAK dilakukan penanaman pada 10 lokasi sumber air dengan jumlah penanaman bibit pohon sebanyak 3.030 pohon, dengan luasan ± 5,58 ha

D. Dasar Hukum

1. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN );

2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Pemerintah Daerah;

8. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

(18)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 12 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal;

13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan;

17. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

18. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Penyusunan Organisasi Perangkat Daerah;

20. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

21. Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang;

22. Peraturan Bupati Malang Nomor 38 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

23. Peraturan Bupati Malang Nomor 18 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016;

24. Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

(19)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 13 25. Peraturan Bupati Malang Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup;

26. Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Nomor 180/1734/KEP/421.2016/2015 tentang Penetapan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016;

27. Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Nomor 188.4/2115/KEP/35.07.206/2016 tentang Penetapan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

28. Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Nomor 180/1734/KEP/421.2016/2015 tentang Penetapan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016;

29. DPA SKPD Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Nomor : 930 / 250 / DPA / 35.07.119 / 2015 tanggal 01 Desember 2015 Tahun Anggaran 2016; 30. DPPA SKPD Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Nomor :

930/42/DPPA/421.119/2016 tanggal 31 Oktober 2016 Tahun Anggaran 2016.

E. Sistematika

Laporan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Tahun 2016 disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum

1. Organisasi Perangkat Daerah 2. Capaian Kinerja Tahun 2015 D. Dasar Hukum

E. Sistematika

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis 1. Tujuan dan Sasaran 2. Kebijakan dan Program B. Perjanjian Kinerja

(20)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g I - 14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Capaian Kinerja

1.1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

1.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015

1.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d Akhir Periode Renstra

1.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional

2. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan dan Solusi 3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran

3.1 Alokasi Per Sasaran Pembangunan 3.2 Perbandingan Pencapaian dan Anggaran 3.3 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya B. Realisasi Anggaran C. Prestasi Tahun 2016 BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN - Matriks Renstra 2016-2021 - Perjanjian Kinerja 2016

- Rencana Kinerja Tahun 2016 - Pengukuran Kinerja Tahun 2016

(21)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g II - 1 A. PERENCANAAN STRATEGIS

Perencaaan strategis Dinas Lingkungan Hidup merupakan perencanaan yang bersifat jangka menengah yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah. Renstra itu sendiri merupakan dokumen turunan dari induk perencanaan jangka menengah daerah yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Pada dokumen Renstra Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2016 – 2021 telah tertuang tujuan, sasaran, kebijakan dan program sebagaimana dijabarkan sebagai berikut :

1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang hendak dicapai oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran air dan udara;

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha/kegiatan dalam perlindungan dan pengelolaan LH;

3. Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan SDA yang berkelanjutan.

Sejalan dengan tujuan di atas, maka sasaran yang hendak dicapai oleh Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut: :

1. Terpeliharanya kualitas air; 2. Terpeliharanya kualitas udara; 3. Meningkatnya penanganan sampah;

4. Meningkatnya kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan lingkungan;

5. Terpeliharanya daerah resapan air dan sumber air;

6. Meningkatnya fungsi koordinasi dalam identifikasi tutupan vegetasi;

7. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim.

(22)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g II - 2 2. Kebijakan dan Program

Guna tercapainya tujuan dan sasaran tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang telah membuat rencana dan melaksanakan program-program utama pada Tahun Anggaran 2016 yang meliputi :

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air;

3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;

Adapun jenis kegiatan untuk mendukung pelaksanaan program-program tersebut adalah :

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a. Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura; b. Pemantauan Kualitas Lingkungan;

c. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup; d. Koordinasi Penyusunan Amdal;

e. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup;

f. Penetapan Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Pengadaan Tempat Khusus untuk Merokok di Tempat Umum;

g. Pembangunan/Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan, Saluran Air Limbah, Sanitasi dan Air Bersih;

h. Pengembangan dan Pembinaan Kapasitas Sumber Daya.

2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Air, kegiatan yang dilaksanakan adalah :

a. Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber – Sumber Air;

b. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Alam;

c. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA.

3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan b. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

(23)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g II - 3 B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja Badan Lingkungan Hidup Tahun 2016 telah ditetapkan berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) perangkat daerah. Perjanjian Kinerja ini merupakan perjanjian kinerja antara Kepala Perangkat Daerah dengan Kepala Daerah sebagai wujud komitmen dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan ukuran keberhasilan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan sebagai pendukung dalam mencapai visi misi daerah. Selain itu, di tingkat PD juga dibuat Perjanjian Kinerja yang dibuat secara berjenjang, mulai dari Perjanjian Kinerja antara Kepala Bidang/Sekretaris dengan Kepala PD, Perjanjian Kinerja antara Kepala UPT dengan Kepala PD, Perjanjian Kinerja antara Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian dengan Kepala Bidang/Sekretaris PD, Perjanjian Kinerja antara Kepala Tata Usaha UPT dengan Kepala UPT, sampai dengan Perjanjian Kinerja antara Staf dengan Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian.

Perjanjian kinerja Dinas Lingkungan Hidup meliputi 2 (dua) sasaran strategis dengan 3 (tiga) indikator kinerja utama, dengan besaran target yang secara lengkap tertuang pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

I. Meningkatkan kualitas dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 54,60

2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 91,13

II. Meningkatkan fungsi

perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

1. Indeks Tutupan Hutan 27,10

Penetapan besaran target yang akan dicapai ditetapkan dengan mengacu pada kisaran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di tingkat nasional sebagaimana ditetapkan dalam sasaran strategis RPJMN 2015 – 2019.

Berkaitan dengan dukungan anggaran untuk pencapaian sasaran strategis pada Dinas Lingkungan Hidup, total anggaran untuk belanja langsung Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp 5.808.578.500,00. Anggaran tersebut mengalami perubahan setelah adanya PAK, bertambah menjadi Rp 7.9554.873.727,00. Adapun rincian anggaran belanja langsung yang dialokasikan pada tiap program dapat diuraikan sebagai berikut :

(24)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g II - 4

Program Anggaran (Rp)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 652.934.400,00

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 572.988.000,00

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 25.000.000,00

4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

80.392.000,00

5 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

5.057.589.827,00

6 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 1.329.990.000,00 7 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan Hidup

235.979.500,00

(25)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 1 A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. Capaian Kinerja

Capaian kinerja organisasi Dinas Lingkungan Hidup pada tahun 2016 masih diperoleh berdasar hasil pengumpulan data kinerja yang dilaksanakan oleh nomenklatur Badan Lingkungan Hidup dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing bidang pada Badan Lingkungan Hidup yang meliputi bidang : 1. Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan

2. Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup 3. Pemantauan dan Pemulihan

4. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Pengukuran capaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan (kegagalan) pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dipergunakan juga sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke masa yang akan datang dan secara teknis dapat dipergunakan untuk melihat performance masing-masing bidang yang ada dan untuk mengendalikan fungsi-fungsi manajerial secara menyeluruh.

Dalam melakukan penilaian atas kinerja suatu instansi pemerintah (akuntabilitas kinerja) ditetapkan indikator-indikator yang dipergunakan sebagai dasar pengukuran keberhasilan atau kegagalan kinerja tersebut. Pendekatan terhadap indikator kinerja ditetapkan baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pada pengukuran kinerja, yang dilakukan adalah melakukan pengukuran pencapaian sasaran strategis yang merupakan tingkat pencapaian target pada masing-masing indikator kinerja utama (IKU). Sedangkan untuk menilai capaian kinerja, dilakukan dengan membandingan secara relatif (%) realisasi kinerja dengan target kinerja yang telah ditetapkan dan mengelompokkan dalam kategori penilaian kinerja. Adapun kategori penilaian kinerja yang dimaksud disajikan dalam tabel di bawah ini.

(26)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 2

No Capaian Kinerja(%) Keterangan

1. 2. 3. 4. Nilai > 85 Nilai 70 s.d 85 Nilai 55 s.d 85 Nilai < 55 SANGAT BERHASIL BERHASIL CUKUP BERHASIL KURANG BERHASIL

1.1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

Kinerja organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada tahun 2016 dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatkan kualitas

dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian

terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 54,60 51,00 93,41% 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 91,13 100,00 109,73% 2 Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

27,10 46,83 172,80%

Secara ringkas, target dan realisasi kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) PD digambarkan pada grafik berikut :

Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

IPA IPU ITH

54.60 91.13 27.10 51.00 100.00 46.83 In d e ks Tahun

Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2016

Target Realisasi

(27)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 3 1.2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 2015

Perbandingan data capaian kinerja antara realisasi tahun 2016 dan tahun sebelumnya diukur berdasarkan capaian sasaran strategis dari indikator kinerja utama (IKU). Hasil perbandingan realisasi dan capaian kinerja antara tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya secara lebih detail dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pencapaian Kinerja Sasaran dengan Tahun Sebelumnya

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Th. 2015 (n-1) Th. 2016 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatkan kualitas

dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara 1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 54,60 51,11 51,00 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 91,13 87,64 100,00 2 Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

27,10 23,61 46,83

Perbandingan data kinerja pada IKU antara realisasi tahun 2016 dengan realisasi tahun sebelumnya secara keseluruhan menunjukkan trend capaian yang meningkat.

1.3. Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode Renstra

Perbandingan target dan realisasi kinerja sampai dengan Tahun 2016 dibandingkan dengan target kinerja jangka menengah yang ada dalam Dokumen Renstra Dinas Lingkungan Hidup dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3.

Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode Renstra

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Akhir Renstra Realisasi Th. 2016 Tingkat Kemajuan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatkan kualitas dan

fungsi lingkungan hidup melalui upaya

pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 68,54 51,00 74,41% 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 99,84 100,00 100,16%

(28)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 4

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Akhir Renstra Realisasi Th. 2016 Tingkat Kemajuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

44,97 46,83 104,14%

1.4. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional

Indikator Kinerja Utama Dinas Lingkungan Hidup didasarkan kepada amanat yang tercantum pada RPJMN 2015 – 2019 yaitu pencapaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup sebesar 68,5 pada tahun 2019, dimana tiga komponen penentu Indeks Kualitas Lingkungan Hidup adalah Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks 55Pencemaran Udara (IPU) dan Indeks Tutupan Hutan (ITH) yang menjadi IKU Dinas Lingkungan Hidup.

Target dari masing-masing komponen tersebut tercantum pada Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019, namun tidak diperinci target capaian per tahun, namun dicantumkan target minimal masing-masing komponen IPA, IPU dan ITH yang ingin dicapai pada Tahun 2019, sesuai dengan target IKLH yang ingin dicapai pada Tahun 2019.

Tabel 3.4

Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi Th. 2016 Target Nasional Ket ( +/- ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatkan kualitas

dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian

terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 51,00 55,00 Target dimaksud merupakan target capaian pada tahun 2019 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 100,00 84,00 Target dimaksud merupakan target capaian pada tahun 2019 2 Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan 3. Indeks Tutupan Hutan (ITH) 46,83 62,00 Target dimaksud merupakan target capaian pada tahun 2019

(29)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 5 2. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN DAN SOLUSI

Secara umum dapat dijelaskan dari 2 sasaran strategis dengan 3 indikator kinerja utama di tingkat PD, menunjukkan hasil capaian di bawah target pada 1 indikator sedangkan realisasi capaian kinerja pada 2 indikator lainnya menunjukkan

hasil melebihi target yang telah ditetapkan. Analisis Penyebab

Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja Serta Alternatif Solusi Yang Telah Dilakukan dari tiap indikator dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Indikator kinerja utama : Indeks Pencemaran Air (IPA)

Kinerja pemantauan kualitas air melalui pemantauan kualitas pada air badan air (ABA) atau sungai dilakukan pada 50 (lima puluh) titik lokasi air badan air/sungai untuk mengetahui kondisi kualitas air badan air di wilayah Kabupaten Malang. Kegiatan pemantauan melalui pengujian kualitas air pada air badan air dilakukan sesuai Perda 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Propinsi Jawa Timur dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Gambar 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kualitas Air Badan Air

Hasil pengujian kualitas air badan air tersebut kemudian dianalisa dan diperoleh nilai IPA sebesar 51,00. Nilai ini kurang dari target yang ditetapkan yaitu 54,60, namun dari segi pencapaian kinerja terealisasi sebesar 93,41% yang masuk dalam kategori “sangat berhasil”.

Secara umum, tidak tercapainya target kinerja tersebut disebabkan karena :

- Belum optimalnya pengoperasian IPAL pada beberapa

kegiatatan/usaha,seperti kapasitas produksi yang melebihi kapasitas IPAL sehingga pengolahan limbah cair tidak dapat berjalan secara optimal, dengan demikian limbah yang terbuang ke sungai belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan;

(30)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 6 - Ketidakseimbangan antara jumlah kegiatan usaha yang harus dipantau

dengan jumlah aparatur pelaksana pemantauan;

- Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan air sungai dengan masih membuang sampah dan limbah domestik langsung ke sungai.

Terhadap adanya kendala tersebut dapat diberikan rekomendasi untuk tindak lanjut perbaikan melalui solusi/strategi pemecahan sebagai berikut :

- Melakukan pembinaan kepada pelaku usaha, dengan mengupayakan penerapan sanksi sesuai perundangan yang berlaku;

- Melakukan pembinaan kepada masyarakat untuk turut serta menjaga kualitas air sungai dengan tidak melakukan aktivitas yang menambah beban pencemaran terhadap sungai;

- Menyediakan IPAL komunal untuk membantu pengolahan limbah domestik. - Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja pemantauan, dengan

meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap ketaatan perundang-undangan.

b) Indikator kinerja utama: Indeks Pencemaran Udara (IPU)

Kinerja pemantauan kualitas udara ambien dilakukan dengan mengacu pada baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak bergerak di Jawa Timur. Pemantauan dilakukan secara rutin setiap tahun pada 12 titik lokasi untuk mengetahui kualitas udara ambien.

Gambar 3.3 Pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Ambien Hasil pengujian kualitas udara ambien tersebut setelah dianalisa didapatkan Indeks Pencemaran Udara sebesar 100, melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 91,13 atau dari segi pencapaian kinerja terealisasi sebesar 109,73% yang masuk dalam kategori “sangat berhasil”.

(31)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 7 Hasil analisa Indeks Pencemaran Udara (IPU) tersebut masih perlu penyesuaian, mengingat rumus penghitungan yang dipakai masih belum sesuai dengan metode pengujian yang dipersyaratkan. Penggunaan rumus yang ada sesuai dengan arahan dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa (P3EJ) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dikarenakan pada tingkat pusat sendiri masih dilakukan pembahasan untuk penetapan rumus yang tepat dalam penghitungan IPU yang sesuai dengan metode sampling yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Mengingat kendala tersebut, tidak menutup kemungkinan nilai Indeks Pencemaran Udara di tahun yang akan datang mengalami penurunan diakibatkan adanya konversi dari rumus yang dipergunakan. Terhadap kendala ini diberikan solusi berupa pelaksanaan koordinasi yang intensif dengan P3EJ / Kementerian LHK untuk pembaruan informasi terkait rumus penghitungan IPU dimaksud.

c) Indikator kinerja utama: Indeks Tutupan Hutan (ITH)

Capaian pada indikator ini yaitu didapatkan Indeks Tutupan Hutan (ITH) sebesar 46,83. Jika dibandingkan target sebesar 27,10, capaian kinerja tersebut adalah sebesar 172,80%, yang dalam kategori penilaian kinerja masuk dalam kategori “sangat berhasil”, yang tercapai dengan didukung Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

Gambar 3.4 Pelaksanaan Kegiatan Konservasi melalui Penanaman Pohon Capaian kinerja tersebut dapat menghasilkan angka keberhasilan yang tinggi dikarenakan pada saat penetapan target, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berkoordinasi dengan P3EJ Kementerian LHK dikarenakan Dinas Lingkungan Hidup belum pernah melakukan penghitungan ITH sebelumnya sehingga dalam menentukan metode penghitungan dan penetapan target Dinas LH mengikuti arahan dari P3EJ, bukan mengikuti trend capaian ITH

(32)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 8 yang ada. Namun setelah dilakukan penghitungan didapatkan ITH sebesar 46,83, jauh lebih tinggi daripada target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 27,10. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dipertimbangkan ulang dalam penetapan target jangka menengah IKU tersebut dalam Renstra dengan menyesuaikan realisasi capaian kinerja yang ada.

Capaian kinerja indikator ini sangat bergantung kepada luas tutupan lahan dan upaya rehabilitasi yang dilaksanakan. Meskipun capaian kinerja pada indikator ini cukup tinggi, namun pada pelaksanaannya juga ditemui beberapa kendala/hambatan antara lain :

- Lahan yang ditanami untuk kegiatan konservasi berada di luar hutan mayoritas milik masyarakat, sehingga dikhawatirkan bibit yang ditaman akan ditebang jika sudah besar;

- Tingginya kerusakan lingkungan sehingga jumlah lahan yang perlu dikonservasi sangat luas, tidak sebanding dengan jumlah pengadaan bibit yang ada;

- Pelaksanaan penanaman pohon tergantung pada musim penghujan dan letak lokasi yang jauh dengan medan yang berat sehingga sulit dijangkau; - Kurang optimalnya peran serta dan kesadaran masyarakat dan dunia usaha

dalam pengelolaan lingkungan hidup terutama dalam pelaksanaan penanaman pohon, manfaat dan kegunaannya.

Terhadap kendala/hambatan tersebut diberikan solusi/strategi pemecahan masalah sebagai berikut :

- Bantuan bibit diberikan berupa tanaman tahunan yang menghasilkan buah dengan harapan tanaman tersebut tidak akan ditebang tetapi bisa diambil buahnya;

- Dilakukan kegiatan konservasi secara berkelanjutan;

- Penanaman pada musim hujan menghindari resiko mati dan bantuan bibit disesuaikan dengan jenis, lokasi/ketinggian medan (ukuran bibit);

- Melakukan kerjasama dengan masyarakat melalui perangkat desa dan dunia usaha untuk melaksanakan penanaman pohon sehingga diharapkan semua pihak ikut berperan dan merasa memiliki serta bertangggungjawab.

Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja

Keberhasilan capaian kinerja secara tidak langsung juga ditunjang oleh seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan baik yang bersifat jangka pendek atau tahunan dalam Rencana Kerja (Renja) dan juga

(33)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 9 dalam dokumen perencanaan jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi. Selanjutnya dalam pelaksanaannya didukung oleh alokasi anggaran kegiatan yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) PD.

Program dan kegiatan yang secara langsung mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana IKU yang telah ditetapkan meliputi :

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan untuk mendukung pencapaian 2 (dua) indikator utama yaitu :

a) Indikator : Indeks Pencemaran Air b) Indikator : Indeks Pencemaran Udara

2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dengan kegiatan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air, untuk mendukung pencapaian 1 (satu) indikator utama yaitu :

a) Indikator : Indeks Tutupan Hutan

Selain dukungan program dan kegiatan secara langsung sebagaimana program dan kegiatan diatas, sejatinya seluruh program dan kegiatan yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan pada tahunan (Renja) maupun pada dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) PD telah mendukung dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian indikator kinerja utama SKPD. Integrasi IKU dalam seluruh program dan kegiatan secara lebih rinci dapat digambarkan pada Rencana Kinerja Tahunan yang terlampir pada dokumen Laporan Kinerja ini.

3. ANALISIS PENGGUNAAN SUMBER DAYA ANGGARAN

Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik, tentunya harus didukung anggaran yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Lingkungan Hidup terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung (gaji dan tunjangan) serta Belanja Langsung (pelaksanaan program dan kegiatan). Adapun jumlah Belanja Langsung dipergunakan untuk melaksanakan program utama yang mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama dan untuk mendanai program dan kegiatan pendukung kesekretariatan.

(34)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 10 3.1. Alokasi Per Sasaran Pembangunan

Adapun rincian penggunaan anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang diperbandingkan dengan total jumlah anggaran Belanja Langsung pada Dinas Lingkungan Hidup dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Alokasi Per Sasaran Pembangunan

No Sasaran Indikator Anggaran

(Rp) % Anggaran

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Meningkatkan

kualitas dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap

pencemaran air dan udara 1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 2.914.850.363,50 36,64 % 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 1.978.477.963,50 24,87 % 2. Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

(35)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 11 3.2. Perbandingan Pencapaian dan Anggaran

Pencapaian realisasi anggaran dan realisasi kinerja, kemudian diperbandingkan nilai capaiannya sebagai berikut :

Tabel 3.6

Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran

No Sasaran Indikator

Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Alokasi (Rp.)

Realisasi

(Rp.) Capaian

1. Meningkatkan kualitas dan

fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 54,60 51,00 93,41% 2.914.850.363,50 2.877.383.950,00 98,71% 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 91,13 100,00 109,73% 1.978.477.963,50 1.953.304.850 98,73% 2. Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

(36)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 12 3.3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Dari pencapaian realisasi anggaran dan realisasi kinerja, kemudian dihitung nilai efisiensi penggunaan sumber daya yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐸 = (1 − ( 𝑅𝐴𝐾 / 𝑅𝑉𝐾 )

( 𝑃𝐴𝐾 / 𝑇𝑉𝐾 ) 𝑥 100 %

Keterangan :

E = Efisiensi

RAK = Realisasi Anggaran per Keluaran

PAK = Pagu Anggaran per Keluaran

RVK = Realisasi Volume per Keluaran

TVK = Target Volume per Keluaran

Nilai efisiensi masing-masing indikator disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.7

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Indikator Sasaran % Capaian Kinerja Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1. Meningkatkan

kualitas dan fungsi lingkungan hidup melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara

1. Indeks Pencemaran Air (IPA) 93,41% 98,71% -5,68% 2. Indeks Pencemaran Udara (IPU) 109,73% 98,73% 10,03% 2. Meningkatkan fungsi perlindungan dan pengawasan dalam pengelolaan

sumber daya alam yang berkelanjutan

3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

(37)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 13 B. REALISASI ANGGARAN

Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik, tentunya harus didukung anggaran yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran 2016 dibiayai dari Belanja Langsung dan Tidak Langsung dengan rincian sebagai berikut :

ANGGARAN RENCANA ANGGARAN SEBELUM PAK (Rp) RENCANA ANGGARAN SETELAH PAK (Rp) REALISASI (Rp)

1 Belanja Tidak Langsung Rp. 1.879.996.719,00 Rp. 2.139.996.719,00 Rp. 1.874.736.393,00 2 Belanja Langsung Rp. 5.940.339.000,00 Rp. 7.954.873.727,00 Rp. 7.871.271.288,00 Total Rp. 7.820.335.719,00 Rp.10.094.870.446,00 Rp. 9.746.007.681,00

Terdapat perbedaan jumlah anggaran antara pagu anggaran sebelum dan sesudah adanya PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) dengan adanya penambahan belanja langsung sebesar Rp. 2.014.534.727. Total anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada Badan Lingkungan Hidup setelah PAK tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp. 10.094.870.446. Realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 9.476.007.681,00 atau sebesar 96,54 % dari pagu anggaran. Anggaran belanja langsung dialokasikan untuk pendanaan pelaksanaan 7 Program dan 35 Kegiatan, terealisasi sebesar Rp. 7.871.271.288,00 atau sebesar 98,95%.

Adapun rincian penggunaan anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Indeks Pencemaran Air (IPA)

Pencapaian indikator ini didukung oleh Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup serta Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan total anggaran sejumlah Rp 2.914.850.363,50, terealisasi sejumlah Rp 2.877.383.950,00 atau sebesar 98,71%. Adapun anggaran yang tidak terealisasi dikarenakan adanya sisa kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa.

2. Indeks Pencemaran Udara (IPU)

Pencapaian indikator ini didukung oleh Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup serta Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan total anggaran sejumlah Rp 1.978.477.963,50, terealisasi sejumlah Rp 1.953.304.850,00 atau sebesar 98,73%. Adapun anggaran yang tidak terealisasi dikarenakan adanya sisa kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa.

(38)

D i n a s L i n g k u n g a n H i d u p K a b u p a t e n M a l a n g III - 14 3. Indeks Tutupan Hutan (ITH)

Pencapaian indikator ini didukung oleh Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup serta Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan total anggaran sejumlah Rp 1.730.231.000,00, terealisasi sejumlah Rp 1.471.344.700,00 atau sebesar 98,71%. Adapun anggaran yang tidak terealisasi dikarenakan adanya sisa kontrak dengan pihak ketiga penyedia barang/jasa.

C. PRESTASI TAHUN 2016

Pada tahun 2016 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang memperoleh prestasi sebagai berikut :

1. Penghargaan Tingkat Nasional

a. Anugerah Adipura Kirana Periode 2015-2016 Kategori Kota Kecil untuk Kec. Kepanjen Kabupaten Malang

b. Peringkat Terbaik 1 Program Menuju Provinsi Hijau untuk Pemerintah Kabupaten Malang

c. Penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) untuk Desa Pujon Kidul Kec. Pujon

d. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun2016 untuk SMPN 1 Wajak e. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun2016 untuk SMPN 1

Sumberpucung

f. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun2016 untuk SMPN 2 Kepanjen

g. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun2016 untuk SMAN 1 Kepanjen

h. Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun2016 untuk SMKN 1 Singosari

2. Penghargaan Tingkat Provinsi

a. Penghargaan Kalpataru Kategori Pengabdi Lingkungan Tahun 2016 untuk Bp. Supadi Ketua KSM TPST Mulyoagung Bersatu Kec. Dau

b. Penghargaan Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan Tahun 2016 untuk Bp. Saptoyo Konservator Pesisir Pantai Sendang Biru Kec. Sumbermanjing Wetan

c. Penghargaan Kalpataru Kategori Penyelamat Lingkungan Tahun 2016 untuk Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Babadan Kec. Ngajum

Gambar

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2016
Gambar 3.2 Pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kualitas Air Badan Air
Gambar 3.3 Pelaksanaan Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Ambien  Hasil  pengujian  kualitas  udara  ambien  tersebut  setelah  dianalisa  didapatkan  Indeks  Pencemaran  Udara  sebesar  100,  melebihi  target  yang  telah  ditetapkan  yaitu 91,13 atau dari
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 99 orang responden pelaku pergerakan bekerja perumahan di Antapani yang bertempat tinggal di Perumahan Griya Bumi Antapani I terdapat

Faktor konversi merupakan hasil bagi antara hasil produksi/output dengan jumlah bahan baku/input yang digunakan, besarnya faktor konversi pada perhitungan di atas

Nyeri pada tungkai selama kehamilan dianggap hal yang umum terjadi pada ibu hamil, namun apabila nyeri ini disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol maka harus jadi

Dari hasil perbandingan antara alat yang dibuat dengan produk sejenis, terlihat bahwa alat pemantau laju detak jantung yang dibuat telah dapat berfungsi dengan

Maksud dari disusunnya Laporan Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri Tahun 2017 sebagai salah satu bagian SAKIP adalah sebagai media informasi

Mengacu pada uraian analisis situasi, persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program pengabdian masyarakat di SMK 17 Agustus 1945

f. dalam hal terdapat saldo kredit, Penerbit Kartu Kredit harus mengembalikan saldo kredit kepada Pemegang Kartu Kredit paling lambat pada tanggal dilakukannya pengakhiran

ANGGRAINI RATNA WARDANI PNS 11/14/1963 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan SD NEGERI KEMAYORAN 2 Kec... INDRA PATMOKO Non PNS 6/4/1979 Guru Kelas SD SDK SANTO