Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
FIRMANSYAH PUTRA 206091004049
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Asslamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, nikmat dan ridho-Nya lah penulis mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini sebagai syarat kelulusan pendidikan sarjana program strata 1 (S1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahap demi tahap telah dilalui dalam penyusunan laporan ini, dan memerlukan perjuangan yang keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, MSIS selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Bapak Ir. Bakri La Katjong, M.Kom, MT selaku ketua jurusan Teknik Informatika. 3. Ibu Viva Arifin,MM.Si selaku pembimbing I atas bimbingan, saran dan arahan yang
diberikan kepada penulis.
4. Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku pembimbing II atas bimbingan dan saran yang diberikan kepada penulis
materiil kepada penulis
7. Kakakku (Ludiani Lukman)dan Adikku (Fatriani Lukman,Yuliani Lukman,Alfarizi) dan keponakanku faisal berkat kalian aku mempunyai semangat buat menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Buat kekasihku tercinta, Ika Malgi Ulfa terimah kasih atas doanya,saran, dan dukungan dalam penyusunan tugas akhir ini.
9. Temanku Jamrudin terimah kasih untuk photo copy dan print murahnya serta dukungan dan sarannya dalam penyusunan tugas akhir ini.
10.Teman-teman dari The Tamfan (Dadang,Raihan,Arif,Jodi,Jajang,Jamrudin,Qori,Ruslan Tarno) yang sudah mau menemani hari-hari di counter.
11.Teman-teman facility apartement Belleeza Harlan,Budi, dan Nando yang sudah mau maklumi penulis karena sering telat kerja.
12.Semua teman-teman TI-B dan TI-A angkatan 2006 dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Sesungguhnya kalian semua adalah merupakan investasi yang tak ternilai dengan apapun. I Love You For All.
Semoga Allah SWT membalas segala budi baik yang telah dilakukan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Jakarta, Agustus 2011
Firmansyah Putra, Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru dan Pernafasan Menggunakan Metode Forward Chaining (Dibawah bimbingan Ibu Viva Arifin dan Bapak Hendra Bayu Suseno)
Salah satu perkembangan komputer adalah Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), yang merupakan bagian dari ilmu komputer. Kecerdasan Buatan merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus diberikan pengetahuan, dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. Akan tetapi harus diketahui bahwa sistem pakar ini bukanlah untuk menggantikan fungsi dari seorang pakar dalam hal ini seorang dokter spesialis paru dan pernafasan, dan akan tetapi hanya diperuntukkan sebagai perlengkapan dan alat bantu yang terbatas, karena sistem pakar ini hanya bersifat konsulatatif dan tidak seperti halnya seorang dokter spesialis yang dapat mengidentifikasi penyakit tertentu dengan suatu pemikirannya.
Permasalahan yang ada adalah, bagaimana merancang dan membuat suatu alat bantu untuk dapat mempelajari dan mengetahui penyakit paru dan pernafasan beserta gejalanya dengan menggunakan teknologi informasi agar masyarakat umum dapat mengetahui gejala-gejala penyakit paru dan pernafasan sehingga ditemukan cara penanganannya, yakni software komputer.
Pada perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit paru dan pernafasan ini berisikan antara lain konsultasi, knowledge base, dan daftar istilah. Aplikasi sistem pakar ini menggunakan pemograman PHP MySql Version 2.5 dan Macromedia Dreamwaver MX 2004.
Abstrak iv
2.3.1. Ciri,Karakteristik,Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar 13
BAB V PENUTUP 115
5.1. Kesimpulan 115
5.2. Saran 116
Daftar Pustaka 117
Gambar 3.1. Siklus Pengembangan Sistem Pakar 43
Gambar 4.10. Flowchart Input Data Penyakit 77
Gambar 4.11. Flowchart Input Relasi 78
Gambar 4.12. Rancangan Menu Utama 80
Gambar 4.13. Rancangan Menu Konsultasi 81
Gambar 4.14. Rancangan Menu Informasi 81
Gambar 4.15. Rancangan Menu Profil 82
Gambar 4.16. Rancangan Menu Pakar 82
Gambar 4.17. Rancangan Menu Input Data User 83
Gambar 4.18. Rancangan Input Ubah Password 84
Gambar 4.19. Rancangan Input Gejala 84
Gambar 4.20. Rancangan Input Data Penyakit 85
Gambar 4.21. Rangcangan Input Relasi 85
Gambar 4.22. Rancangan Output Hasil Konsultasi 86
Gambar 4.23. Implementasi Database 87
Gambar 4.24. Implementasi Tabel Gejala 88
Gambar 4.25. Implementasi Tabel Penyakit 88
Gambar 4.26. Implementasi Tabel User 89
Gambar 4.27. Implementasi Tabel Hasil Analisa 89
Gambar 4.28. Implementasi Tabel Pakar 90
Gambar 4.29. Implementasi Tabel Relasi 90
Gambar 4.30. Halaman Home 91
Gambar 4.31. Tampilan Menu Konsultasi 92
Gambar 4.32. Tampilan Menu Informasi 92
Gambar 4.33. Tampilan Menu Profile 93
Gambar 4.34. Tampilan Menu Pakar 94
Gambar 4.40. Tampilan Output Hasil Konsultasi 98
Gambar 4.41. Hasil Keluaran Halaman Utama 99
Gambar 4.42. Halaman Tidak Ditemukan 100
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Perbandingan Kemampuan Pakar Dengan Sistem Pakar 12
Tabel 2.2. Simbol DFD 26
Tabel 2.3. Simbol-Simbol Flowchart 27
Tabel 2.4. Penjadwalan Pengembangan Sistem 34
Tabel 2.5. Skripsi Sebelumnya “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Demam” 38 Tabel 2.6. Skripsi Sebelumnya “Identifikasi Kacang Menngunakan Forward Chaining 39 Tabel 2.7. Skripsi Sebelumnya “Rancang Bangun Sistem Pakar Modifikasi Motor 40
Tabel 4.1. Gejala Penyakit 49
Tabel 4.2. Jenis Penyakit 50
Tabel 4.3. Data Pengobatan 51
Tabel 4.4. Daftar Hubungan Gejala dan Penyakit 57 Tabel 4.5. Basis Pengetahuan Gejala dan Penyakit 58 Tabel 4.6. Basis Pengetahuan Penyakit dan Cara Pengobatannya 65
Tabel 4.7. Gejala Penyakit 68
Tabel 4.13. Pengujian Konsultasi 100
Tabel 4.14. Pengujian Login 102
Tabel 4.15. Pengujian Menu Ubah Password 103
Tabel 4.16. Pengujian Gejala 104
Tabel 4.17. Pengujian Data Penyakit 107
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem pakar atau Expert System merupakan salah satu bidang yang menggunakan kecerdasan buatan. Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk
memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.
Sistem pakar menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran untuk
menyelesaikan masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar.
Sistem pakar memiliki beberapa kategori pengembangan dan pengembangan terbesar
dari sistem pakar adalah di bidang diagnosis, contohnya adalah diagnosis pada
penyakit paru-paru dan pernafasan.
Studi global pertama yang meneliti efek perokok pasif menemukan bahwa merokok pasif menyebabkan 600.000 kematian setiap tahun. Kelompok yang paling berisiko adalah anak-anak. Mereka adalah korban perokok pasif di rumah mereka sendiri (Armando Peruga, Tahun 2004).
akibat penyakit jantung, 165.000 dari infeksi saluran pernapasan bawah, 36.900 karena asma dan 21.400 karena kanker paru-paru.
Armando Peruga juga mengungkapkan bahwa merokok pasif memiliki dampak yang lebih besar pada perempuan, dapat menewaskan sekitar 281.000 orang perempuan di seluruh dunia. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa di banyak belahan dunia, penelitian menunjukkan, bahwa setidaknya sekitar 50% atau lebih perempuan yang menjadi perokok pasif dibandingkan pria.
Di Indonesia sendiri Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif.
Menurut Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, kecenderungan peningkatan jumlah perokok tersebut membawa konsekuensi jangka panjang, karena rokok berdampak terhadap kesehatan. Dampak kesehatan dari konsumsi rokok telah diketahui sejak dahulu.
diantara 10 pelajar pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun ( Depkes,2011, lindungi generasi muda dari bahaya merokok )
Hal ini dikarenakan, anak-anak dan kaum muda semakin dijejali dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mencoba memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat lebih mengetahui gejala-gejala penyakit paru-paru dan pernafasan yang paling utama disebabkan oleh perokok aktif,dengan melakukan penelitian dengan judul “Perancangan Sistem Pakar Identifikasi
Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining”.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana menerapkan sistem pakar untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyakit paru-paru dan pernafasan.
2. Bagaimana merancang suatu sistem informasi yang dapat mengetahui jenis penyakit paru-paru dan pernafasan berdasarkan gejala yang dialami pasien.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
1. Pembuatan aplikasi sistem pakar menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Database MySQL version 2.5.
2. Metode yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar ini adalah metode forward chaining.
3. Penyakit yang dibahas adalah penyakit Influenza (flu), TBC, dan Bronkitis.
4. Input program berupa pemilihan mengenai gejala – gejala penyakit paru-paru dan pernafasan yang dialami pasien dan output yang dihasilkan berupa jenis penyakit, gejala, pengobatan dan pencegahannya.
5. Pengembangan metode sistem dalam pembuatan laporan penulisan menggunakan model air terjun ( waterfall ). Peneliti menggunakan model ini karena semua kebutuhan system dapat didefenisikan secara utuh dan benar diawal project, maka software dapat berjalan baik dan tanpa masalah.
6. Objek dari penelitian ini adalah penyakit paru-paru dan pernafasan pada manusia.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4.1Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam skripsi ini adalah :
2. Merancang suatu aplikasi sistem pakar dalam bentuk sebuah website yang membahas tentang penyakit paru-paru dan pernafasan.
1.4.2Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah: a. Bagi penulis
i. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan
ii. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kurikulum tingkat akhir Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
iii. Merancang dan menghasilkan software system pakar, untuk membantu mempelajari penyakit paru dan pernafasan
b. Bagi Umum
i. Masyarakat umum untuk mengetahui secara dini tentang penyakit pernafasan.
ii. Dapat dijadikan dokumentasi bagi seorang pakar “ dokter ahli pernafasan “ .
c. Bagi Universitas
i. Memberikan gambaran tentang persiapan kepada mahasiswa dalam menghadapi dunia luar, sehingga menjadi evaluasi dapat mudah dilakukan
ii. Untuk memberikan kemudahan bagi para mahasiswa kedokteran dan para dokter yang ingin mempelajari tentang penyakit paru dan pernafasan berdasarkan pemeriksaan fisik.
iii. Didalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada mahasiswa untuk mendalami dan melnjutkan penelitian ini. Dan untuk mengetahui sejauh mana pengusaan materi yang diiberikan, sehingga dapat dijadikan sebagai pilot project untuk angkatan-angkatan yang akan datang
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini memberikan gambaran umum tentang apa yang penulis bahas dalam setiap bab dari laporan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bagian ini dibahas mengenai landasan teoritis dari penulisan laporan ini yaitu perancangan, aplikasi, kecerdasan buatan, sistem pakar, data flow diagram (DFD), flowchart, penyakit paru-paru dan pernafasan, bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini dibahas mengenai tahapan pengumpulan data yang dilakukan, metode analisa data yang digunakan dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan sistem pakar, pembahasan struktur data yang digunakan dan hasil layout/tampilan aplikasi sistem pakar.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang mendukung untuk pelaksanaan penelitian seperti kecerdasan buatan (artificial intellegence), system pakar, alat pembangun sistem pakar. Serta juga akan dibahas
tentang PHP dan Macromedia Dreamwaver 8.0 yang akan digunakan dalam pengembang sistem pakar penyakit paru dan pernafasan yang berdasarkan pemeriksaan guna mendapatkan informasi penyakit paru dan pernafasan.
2.1 APLIKASI
Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju. Melalui aplikasi, kita dapat berinteraksi dengan berbagai macam informasi. ( Kadir, A. ,2003 : 2004 )
Aplikasi disimpulkan sebagai : “Program– program yang berfungsi untuk menyelesaikan tugas tertentu, seperti pengolah kata, pengolah angka, pengolah data, desktop publishing, software telekomunikasi, grafis, dan multimedia”. ( Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom, MM 2002 : 97 )
teknologi informasi semenjak tahun 1993, yang biasanya juga disingkat dengan app. Secara historis, aplikasi adalah software yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan. App Industri PC tampaknya menciptakan istilah ini untuk merefleksikan medan pertempuran persaingan yang baru, yang paralel dengan yang terjadi antar sistem operasi yang dimunculkan.
2.2 KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Artifical Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas. (Anita Desiani dan Muhammad Arhami 2005 : 1).
Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. (Minsky dalam Kusrini 2006 : 3)
Adapun Artificial Intelegence memiliki beberapa karakteristik tersendiri anatar lain : peneleaah simbolik (symbolic processing), pelacakan (heuristik), teknik inferernsi dan pencocokan pola (pattern matching).
2.3 SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM)
Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu kesimpulan.
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. (Martin dan Oxman dalam Kusrini 2006 : 11)
Sistem Pakar atau Expert System adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. ( Darkin dalam Muhammad Arhami 2003 : 109)
pengetahuan, fakta dan teknik penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar.
Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.
2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu bentuk tertentu.
3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat serta tanpa jemu mencari kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.
Sistem pakar mempunyai beberapa kemampuan dalam menyelesaikan masalah, diantaranya :
1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya. 2. Bila diperlukan, dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang
digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam otaknya.
Tabel 2.1Perbandingan Kemampuan Pakar dengan Sistem Pakar
Factor Human Expert Expert System
Time availibility Hari Kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat digantikan
Perishable/dapat habis Ya Tidak
Performansi Variabel Konsisten
Kecepatan Variabel Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain :
1. Masyarakat biasa non-pakar dapat langsung memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.
2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang.
5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.
2.3.1 Ciri, Karakteristik, Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
Ada beberapa ciri dan karakteristik yang membedakan sistem pakar dengan sistem yang lain. Ciri dan karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris. Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data secara numerik sedangkan keahlian dari seorang pakar adalah fakta dan aturan-aturan, bukan numerik.
2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak konsisten, subjek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak “ya” atau “tidak” akan tetapi menurut ukuran kebenaran tertentu. Oleh
karena itu dibutuhkan kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh karena itu diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan solusi dari berbagai permasalahan.
kemudahan dalam modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar dan semakin bervariasi.
5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, yang oleh karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti benar. Setiap pakar akan memberikan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan faktor subjektif.
6. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus memberikan solusi akurat berdasarkan masukan pengetahuan meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu diperlukan.
Secara garis besar, banyak manfaat/keuntungan yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar yaitu :
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. 2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar. 5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. 6. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. 7. Meningkatkan kapabilitas system computer.
8. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan. 9. Menghemat waktu dalam mengambil keputusan.
1. Diperlukan biaya mahal untuk membuat dan memeliharanya.
2. Sulit dikembangkan, hal itu erat kaitannya dengan ketersediaan pakar bidangnya.
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar, hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pakar.
2.3.2. Komponen Sistem Pakar
Sistem pakar biasanya terdiri atas beberapa komponen yang masing-masing berhubungan seperti terlihat pada Gambar 2.1.(Kadir, A. , 2003: 2004)
Gambar 2.1.Struktur Skematis Sistem Pakar
Basis pengetahuan, berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasi, dan memecahkan masalah. Basis pengetahuan tersusun atas 2 elemen dasar:
2. Aturan, yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang spesifik dalam bidang yang khusus
Mesin inferensi (Inference Engine), merupakan otak dari sistem pakar. Juga dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Kerja mesin inferensi meliputi :
1. Menentukan aturan mana akan dipakai
2. Menyajikan pertanyaan kepada pemakai, ketika diperlukan. 3. Menambahkan jawaban ke dalam memori Sistem Pakar. 4. Menyimpulkan fakta baru dari sebuah aturan
5. Menambahkan fakta tadi ke dalam memori.
Papan Tulis (Blackboard/Workplace) adalah memori/lokasi untuk bekerja dan menyimpan hasil sementara. Biasanya berupa sebuah basis data antarmuka pemakai (User Interface). Sistem Pakar mengatur komunikasi antara pengguna dan komputer.
Subsistem Penjelasan (Explanation Facility). Kemampuan untuk menjejak (tracing) bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil merupakan hal yang sangat penting untuk transfer pengetahuan dan pemecahan masalah. Komponen subsistem penjelasan harus dapat menyediakannya yang secara interaktif menjawab pertanyaan pengguna, misalnya :
1. Mengapa pertanyaan tersebut anda tanyakan? 2. Seberapa yakin kesimpulan tersebut diambil? 3. Mengapa alternatif tersebut ditolak?
5. Fakta apalagi yang diperlukan untuk mengambil kesimpulan akhir?
Sistem Penghalusan Pengetahuan (Knowledge Refining System). Seorang pakar mempunyai sistem penghalusan pengetahuan, artinya, mereka bisa menganalisa sendiri performa mereka, belajar dari pengalaman, serta meningkatkan pengetahuannya untuk konsultasi berikutnya.
2.3.3. Teknik Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan digunakan untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain.
Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :
1. Rule-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan.
2. Frame-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.
3. Object-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari objek-objek. Objek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).
4. Case-Base Reasoning
2.3.4. Metode Forward Chaining
Metode Forward chaining dimulai dari sejumlah fakta-fakta yang telah diketahui, untuk mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai rule-rule yang memiliki ide dasar yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai mendapatkan tujuan atau sampai tidak ada rule yang punya ide dasar yang cocok atau sampai mendapatkan fakta.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan solusi dari problem berdasarkan kondisi yang ada, atau suatu proses yang memulai pencarian dari premis atau data menuju konklusi (data-driven). Cara kerjanya adalah inference engine menyalakan atau memilih rule-rule dimana bagian premisnya cocok dengan informasi yang ada pada bagian working memory.
Sebagai contoh, asumsikan listing berikut ini valid, masing-masing variable dari setiap rule menginginkan nilai benar (true) dan tujuannya adalah variabel G :
R1 : JIKA A DAN C MAKA E; R2 : JIKA D DAN C MAKA H; R3 : JIKA B DAN E MAKA F; R4 : JIKA B MAKA C;
R5 : JIKA F MAKA G;
Langkah-langkah dari komputer adalah sebagai berikut :
memuat konklusi A, maka komputer akan menanyakan jawaban dari A kepada user (diasumsikan benar).
2. Setelah A terpenuhi maka giliran C yang akan diperiksa nilainya, tetapi tidak ada nilai C pada memori. Meski demikian C merupakan konklusi dari rule R4. Sistem akan beralih ke rule R4.
3. Terdapat B pada posisi JIKA dari rule R4. Karena tidak terdapat pada memori dan bukan merupakan konklusi dari rule, maka komputer akan menanyakan jawaban untuk B (diasumsikan dijawab benar). Dengan demikian konklusi C diinputkan ke memori.
4. Dengan diinputkannya konklusi C pada memori, maka syarat untuk konklusi E pada rule R4 terpenuhi juga. Konklusi E diinputkan ke memori, kemudian komputer akan mencari rule dengan E pada posisi JIKA dan akan mendapatkan rule R3.
5. Pada rule R3 nilai B dan E terdapat pada memori dengan nilai benar, maka konklusi F terpenuhi dan akan diinputkan ke memori. Komputer kemudian mencari lagi rule dengan F pada posisi JIKA dan akan mendapatkan rule R5.
2.4. PENYAKIT PARU-PARU DAN PERNAFASAN
Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah.
Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan hemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh hemoglobin, selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh.
Hanya vertebrata atau makhluk bertulang belakang yang memiliki paru-paru sebagai alat pernapasan. Tekstur paru-paru-paru-paru berongga dan memiliki banyak sekat. Terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan diseliputi oleh kantung dinding ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar paru-paru.
Manusia memiliki dua Paru-paru. Sebelah kiri terbagi oleh 2 bagian dan sebelah kanan terbagi menjadi 3 bagian. Setiap satu bagian mengandung sekitar 1500 butir udara dan 300 juta alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2 bagi orang dewasa atau sepadan dengan lapangan tenis.
2.4.1. Jenis Penyakit Paru-Paru dan Pernafasan
Penyakit paru-paru dan pernafasan memiliki berbagai macam jenis, diantaranya adalah :
Untuk lebih jelasnya mengenai gejala dan pengobatan jenis penyakit diatas akan dibahas pada sub bab dibawah ini.
2.4.2. Influenza
Influenza adalah penyakit menular tergolong dalam kategori penyakit yang self limiting. Artinya jika tidak disertai komplikasi penyakit lain, penyakit masih
dapat disembuhkan, asalkan tubuh diberi kesempatan meningkatkan daya tahan terhadap pengaruh dari luar.
Influenza disebabkan oleh virus Influenza. Virus ini ditularkan oleh orang lain melalui air liur yang sudah terinfeksi pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (liur dan lendir) penderita.
1. Gejala Penyakit
Gejala influenza akan nampak 24 - 48 jam setelah terinfeksi. Adapun gejala – gejala dari influenza, yaitu :
a. Batuk berdahak
b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan dahak yang berada di saluran pernafasan.
c. Penderita juga akan merasakan rasa sesak di dada. d. Hidung mampet, meler, dan bersin – bersin.
e. Banyak penderita yang merasakan tubuh sakit, hingga harus berbaring di tempat tidur; terutama di punggung dan tungkai.
Sistem pengobatan yang utama untuk mengatasi influenza adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Caranya adalah :
a. Istirahat cukup.
b. Hentikan kegiatan olahraga untuk sementara waktu. c. Banyak minum air putih.
d. Hisap tablet antiseptik atau antibiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
2.4.3. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
1. Gejala Penyakit
Adapun gejala dari penyakit TBC adalah : a. Batuk berdahak
b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan dahak yang berada di saluran pernafasan..
c. Penderita juga akan merasakan rasa sesak di dada.
Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Cara Pengobatannya :
a. Selama 2 bulan intensif minum obat-obatan yang mengandung Isoniazid (INH) dengan dosis 5-10 mg/kgbb/hari, Rifampisin dengan dosis 10-20 mg/kgbb/hari, Pirazinamid dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari, Emtambutol dengan dosis 15-25 mg/kgbb/hari.
b. Apabila sakit berlanjut, 4 bulan selanjutnya minum obat INH (dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari) dan Rifampisin (dengan dosis 15-20 mg/kgbb/hari) 3x seminggu.
c. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.
2.4.4. Bronkitis
Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
1. Gejala Penyakit
Gejala penyakit brokitis adalah : a. Batuk berdahak.
b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan dahak yang berada di saluran pernafasan.
d. Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir bewarna kemerahan. e. Dahak (lendir) yang keluar berwarna kuning atau hijau.
2. Pengobatan Penyakit
Pengobatan pada penyakit bronkitis dapat dilakukan dengan cara :
a. Minum obat penekan batuk dan pengencer dahak seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.
b. Gunakan obat-obatan herbal seperti propolis dicampur madu, teripang, dan daun meniran.
2.5. ALAT BANTU PENGEMBANGAN SISTEM
Untuk membantu dalam proses analisis sistem dan perancangan sistem, maka diperlukan alat pengembangan sistem. Adapun alat pengembangan sistem yang dimaksud, yaitu :
a. Data Flow Diagram (DFD) b. Bagan Alir (Flowchart)
Untuk penjelasan dan keterangan masing-masing alat pengembangan sistem ini akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya.
2.5.1. Data
2.5.2. Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan ( Kadir,A., 2003:54)
2.5.3. Data Flow Diagram (DFD)
DFD atau Data Flow Diagram adalah Suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. (Andri Kristanto 2008 : 48)
Tabel 2.2 Simbol DFD
SIMBOL KETERANGAN
Atau Proses
Atau Arus Data
Atau
Kesatuan Luar
atau
Simpanan Data (Data store)
Keterangan simbol-simbol yang digunakan dalam DFD: a. Proses
Merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang/manusia, mesin (komputer) atau gabungan dari manusia dan mesin.
b. Arus Data (Data Flow)
Simbol arus data berupa anak panah yang merupakan penghubung antara kesatuan luar dan proses, dari proses kesimpanan data, dan dari simpanan data ke kesatuan luar/sebaliknya.
c. Kesatuan Luar (Eksternal Entity)
Merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang dan organisasi.
d. Simpanan Data (data store)
2.5.4. Bagan Alir (FLOWCHART)
Flowchart adalah untaian simbol gambar ( chart ) yang menunjukkan aliran (flow) dari proses terhadap data, simbol-simbol unutk flowchart dapat diklasifikasikan menjadi simbol untuk program dan simbol untuk sistem (peralatan hardware). (Suarga, 2006:6).
Flowchart digunakan untuk menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil, sehingga dapat menolong dalam menganalisis alternative-alternatif lain dalam pengoperasian.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam membuat flowchart terlihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.3 Simbol-simbol Flowchart
No Bentuk Flow Chart Keterangan
1 Pemberian nilai awal
2 Input
3 Proses
4 Pengujian
6 Konektor pada satu halaman
7 Arah urutan proses
8 Keterangan
9 Konektor pada halaman lain
Dalam hal ini simbol-simbol yang diterapkan oleh peneliti adalah nomor 2 sebagai simbol input data, nomor 4 sebagai simbol pengujian, nomor lima sebagai simbol awal atau akhir program, nomor 7 sebagai simbol arah urutan proses, nomor 8 sebagai simbol keterangan.
2.6. PEMROGRAMAN PHP DAN DATABASE MYSQL
PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web. Bahasa ini mempunyai kelebihan yaitu kompabilitasnya dengan berbagai macam jenis database, dukungan dengan berbagai macam jenis sistem operasi. Namun PHP lebih cocok dan umum digunakan jika digabungkan dengan database MySQL. 2.6.1. Sekilas tentang PHP
PHP dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi, misalnya Windows, LINUX, dan Mac OS. Selain Apache, PHP juga mendukung beberapa
web server lain, misalnya Microsoft IIS dan Caudium, PWS.
PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan halaman web yang dinamis. Sistem manajemen database yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQL, Akan tetapi PHP juga mendukung sistem manajemen database Oracle, Microsoft Access, Interbase, dan dBase. ( Winpec Hengky Solution, 2010)
Untuk menjalankan sistem PHP dibutuhkan 3 komponen
1. Web server, karena PHP termasuk bahasa pemograman server side.
2. Program PHP, program yang memproses script PHP.
3. Database server, yang berfungsi untuk mengelola database.
Kelebihan PHP dari bahasa pemograman lain adalah :
1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunanya.
2. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari mulai ISS sampai dengan apache, dengan konfigurasi yang relatif mudah
4. Dalam isi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena referensinya banyak.
2.6.2. Sejarah Singkat MySQL
MySQL dikembangkan sekitar tahun 1994 oleh sebuah perusahaan pengembang software dan konsultan database yang bernama MySQL AB yang bertempat di Swedia. Saat itu perusahaan tersebut masih TeX Data Konsult AB, dan tujuan awal dikembangkan MySQL adalah mengembangkan aplikasi web pada client.
Awalnya Michael Windenicus “Monty”, pengembang satu-satunya di TeX
mempunyai sebuah aplikasi UNIREG dan ruti ISAM buatannya sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan ke dalamnya. Mula-mula Monty menggunakan miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu, namun mSQL dirasa kurang sesuai karena terlalu lambat dalam pemrosesan query.
Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang sedang merilis versi kedua mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat sendiri mesin SQL yang mempunyai antar muka mirip dengan SQL tetapi dengan kemampuan yang lebih sesuai dan akhirnya lahirlah MySQL.
Beberapa keistimewaan yang dimiliki MySQL sebagai backend dalam mengolah database adalah :
1. Mudah digunakan
Perintah dalam MySQL dan aturan-aturannya relatif mudah diingat dan diimplementasikan, karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa standar database.
2. Open source
MySQL sudah menggunakan konsep open source artinya siapapun dapat
berkecimpung dalam mengembangkan MySQL dan hasil pengembangannya dipublikasikan kepada para pemakai.
3. Biaya murah
Pemakai dapat menggunakan MySQL tanpa harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal selama mengikuti konsep open source/GNU Public Licences.
4. Keamanan
MySQL menerapkan sistem keamanan dan hak akses secara bertingkat, termasuk dukungan dengan keamanan data secara pengacakan lapisan data. Adanya tingkatan user dan jenis akses yang beragam. Terdapat sistem pengacakan password (encrypted password)
MySQL dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi seperti Linux, Windows, FreeBSD, Novell Netware, SUN Solaris, SCO OpenUnix, dan
IBM’sAIX.
6. Kapabilitas
MySQL mampu memproses data yang tersimpan dalam database dengan jumlah 50 juta record, 60.000 tabel, dan 5.000.000.000 jumlah baris. Mampu memproses sebanyak 32 indek per tabel.
2.7. METODOLOGI PENGEMBANGAN SYSTEM
Gambar 3.1 Model Waterfall (Roger S. Pressman : 2009)
Penulis menggunakan model Waterfall dikarenakan pengaplikasiannya mudah dan kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, dan benar di awal project, maka Software Engineering dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan sesuai dengan yang diinginkan, tetapi problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Pada sub bab ini akan diuraikan langkah langkah model air terjun (waterfall) berdasarkan gambar 3.1 , yaitu sebagai berikut :
1. System / Information Engineering and Modeling Design
Software Requiremts
Analysis
Testing / Verifacation Coding
System /Information Engineering and
Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Penjadwalan pengembangan suatu sistem atau perangkat lunak ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 2.4 Penjadwalan Pengembangan Sistem
Kegiatan
Februari Maret April Mei
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Perencanaan
Analisa Perancangan Implementasi Testing
2. Analisa
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap gejala penyakit, jenis penyakit dan data pengobatan dengan melakukan tahapan wawancara terhadap dokter dan pasien serta mensurvey setiap pasien penderita penyakit paru dan pernafasan untuk memperoleh informasi tentang ilmu di dunia kesehatan. penelusuran data-data yang didapat dengan menggunakan metode forward chaining agar aplikasi yang dibangun terarah, sehingga dapat menghasilkan sebuah aplikasi yang berfungsi maksimal. Data yang ditelusuri meliputi :
- Kesulitan Pernafasan - Sesak di Dada
- Hidung mampet,meler, dan bersin 2. Jenis Penyakit Pasien yang terdiri dari
- Influenza - Tuberkulosis - Bronkitis
3. Perancangan
Tahap ini membahas tentang perancangan dari model sistem dengan menggunakan dua alat bantu yaitu untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan secara logika menggunakan dua data flow diagram ( DFD ) yaitu diagram context dan diagram level 0. Data Flow Diagram adalah diagram yang menunjukan aliran data di antara pengguna, proses dan database yang terkait dengan software., kemudian untuk mengetahui arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem menggunakan flowchart. Dalam melakukan perancangan, penulis juga menentukan rancangan input dan output yang digunakan. 1. Perancangan Input yang terdiri dari :
G01 = Batuk Berdahak. G02 = Kesulitan Pernafasan. G03 = Sesak di dada.
G05 = Badan terasa sakit, terutama pada bagian punggung dan tungkai
G06 = Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam hari
G07 = Dahak berwarna putih bercampur darah
G08 = Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir berwarna kemerahan
M09 = Dahak berwarna kuning atau hijau 2. Perancangan Output yang terdiri dari :
P01 = Influenza P02 = Tuberkulosis P03 = Bronkitis 4. Implementasi
Pada tahap ini akan dibahas tentang urutan proses dari pembuatan dari sistem ini sendiri. Tahap ini dimulai dari pembuatan database menggunakan MySQL version 2.5 kemudian dibuat desain tampilan menu dan form-form input sesuai dengan kebutuhan sistem dilanjutkan dengan memasukkan coding program sesuai dengan form yang telah dibuat. Pada tahap ini penulis menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver 8.0 untuk merancang sistem pakar ini. Hasil dapat dilihat di bab IV
5. Pengujian
dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan. Pengujian software biasanya dilakukan dalam 2 atau 3 tahap yang saling independen, yaitu : pengujian oleh internal yaitu peneliti, pengujian oleh divisi Quality Assurance dan pengujian oleh pengguna di rumah sakit atau klinik. Dalam tahap ini, rumah sakit atau klinik harus memastikan bahwa kerangka / skenario pengujian software dibuat dengan lengkap meliputi semua proses, kebutuhan dan pengendalian yang ada di dalam dokumen analisa kebutuhan dan desain sistem.
2.8. STUDI LITERATURE SISTEM
Judul : Pengembangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Penyebab Demam Pada Anak
Pengarang : Syahida Arfiani (2006) UIN JAKARTA
Tabel 2.5 Skripsi sebelumnya tentang Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Penyebab Demam Pada Anak
Keunggulan
Pengguna dapat langsung berinteraksi dengan aplikasi dengan cara menggerakkan tombol-tombol yang terdapat dihalaman yang tersedia sehingga dapat memudahkan pengguna untuk mendiagnosa penyakit yang diderita.
Kelemahan
Tidak adanya menu cetak atau print pada aplikasi sehingga aplikasi ini dianggap kurang oleh peneliti.
Perangkat lunak yang digunakan
Judul : Identifikasi Tumbuhan Kacang-Kacangan (Papilionaceae) Menggunakan Sistem Pakar Dengan Pendekatan Forward Chaining
Pengarang : Taufiq (2006) UIN Syarif Hidayatullah
Tabel 2.6 Skripsi sebelumnya tentang Identifikasi Kacang-Kacangan Menggunakan Sistem Pakar dengan Pendekatan Forward Chaining
Keunggulan
Memeliki keakuratan dalam identifikasi Jenis tumbuhan papilionace dengan menggunakan forward chaining.
Kelemahan
Tampilan home yang kurang memuaskan sehingga kurang menarik pengguna untuk melakukan identifikasi dengan aplikasi ini, dan identifikasi hanya dibatasi pada jenis kacang-kacangan.
Perangkat lunak yang digunakan
Judul : Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R
Pengarang : Muhammad Febriansyah (2005) UIN Syarif Hidayatullah
Tabel 2.6 Skripsi sebelumnya tentang Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Motor Suzuki Satria 120R
Keunggulan
Dengan tampilan user friendly memudahkan user dalam mengakses system tersebut tanpa harus mendaftar hak akses dan tanpa adanyakehadiran seorang pakar.
Kelemahan
Ruang lingkup yang masih kecil dan penelusuran penelusuran data yang tidak bersifat dinamik.
Perangkat lunak yang digunakan
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA
Pembahasan metodologi yang digunakan dalam proses penyelesaian skripsi ini pada dasarnya adalah merupakan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. Peneliti melakukan beberapa langkah pengumpulan data seperti studi pustaka, wawancara dan observasi.
3.1.1 Studi Pustaka
Sumber referensi yang penulis pergunakan adalah buku, majalah atau Koran, dan internet. Adapun referensi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Metodologi Kesehatan. b. Kapita selekta Kedokteran. c. Kamus Kedokteran.
d. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. e. Majalah bulletin of the world Health Organization.
menggunakan website www.medieastore.com, www.infomedika.com, dan biomed.ee.itb.ac.id sebagai media informasi di internet.
3.1.2 Wawancara
Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terstruktur dengan manajemen klinik Makmur Jaya yaitu Hj. Elizar Bahar M.kes. dari beberapa wawancara yang telah peneliti lakukan dengan pakar mengenai masalah kesehatan dan pelayanan penyakit paru dan pernafasan, peneliti mendapatkan beberapa data jenis penyakit, gejala dan penanganannya. Beberapa hasil wawancara yang telah penulis lakukan dapat dilihat pada lampiran 2.
3.1.3 Observasi
Pada metode ini data diperoleh dengan melakukan peninjauan kelapangan guna mendapat fakta pendukung dalam penelitian. Observasi peneliti laksanakan pada bulan Juli 2011 di Klinik Makmur Jaya, Ciputat. Dari observasi tersebut peneliti mendapatkan beberapa data sekunder berupa jenis masalah kesehatan yang umumnya diderita perokok aktif dan upaya yang dilakukakn oleh dokter umum dalam menanggulanginya.
3.2 METODE PENGEMBANG SISTEM
Pada pengembangan sistem pakar, ada enam tahap yang meliputi identifikasi, konseptualisasi, formalisasi, implementasi, pengujian dan pengembangan sistem.
Gambar 3.1 Siklus Pengembangan sistem Pakar
3.2.1 Inisialisasi Kasus
Inisialisasi kasus adalah langkah pertama dalam pengembangan sistem pakar. Tahap ini merupakan tahap pentuan hal-hal penting sebagai dasar dari
Inisialisasi Kasus
Analisis dan Desain Sistem
Prototype Dasar Kasus
Pengembangan Sistem
Implementasi Sistem
permasalahan yang akan dibahas, tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan kedalam sistem. Tujuan pokoknya adalah mengidentifikasi masalah dan setiap masalah yang diidentifikasikan harus dicari solusi dari tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembang tersebut.
3.2.2 Analisa dan Desain Sistem
Pada tahap ini knowledge engineer dan pakar menentukan konsep yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Hasil inisialisasi kasus akan dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Pada tahap ini juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar dibidang permasalahan, sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan tepat, benar dan sudah sesuai.
3.2.3 Prototype Dasar Kasus
3.2.3.1. Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi adalah bagian dari system pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Secara umum komponen yang ada dalam mekanisme inferensi adalah :
3.2.3.1.1. Teknik Penalaran
Teknik penalaran (inferensi) yang digunakan untuk mencapai kesimpulan yang sesuai dengan kebutuhan dan mekanisme inferensi untuk masalah pendiagnosaan yaitu menggunakan teknik forward chaining yang memulai penelusurannya dari sekumpulan data menuju kesimpulan
3.2.3.1.2. Teknik Penelusuran
Teknik penelusuran yang digunakan adalah teknik penelusuran best first search yang melakukan penelusuran dengan mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai dari mana.
3.2.3.2. Representasi Pengetahuan
dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan (rule) yang berupa :
a. Antecedent, yaitu bagian awal yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawalan F).
b. Konsekuen, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
3.2.4 Pengembangan Sistem
Setelah tahap prototype dasar kasus selesai, kemudian diimplementasikan dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini terdiri dari perancangan basis data, perancangan antar muka pemakai dan sarana-sarana pendukung sistem. Pada sistem pakar ini menggunakan bahasa Pemograman PHP MySQL dan Macromedia Dreamwaver sebagai alat bantu implementasi program serta sebagai alat bantu pembangunan system pakar.
3.2.5 Implementasi Sistem
Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem.
3.2.6 Implementasi Tahap Lanjut
Dalam tahap ini aktivis yang akan dilakukan adalah operasi, pemeliharaan, upgrade dan perluasan, serta evaluasi sistem.
Bab ini merupakan bab hasil dan pembahasan dalam pembangunan sistem pakar identifikasi penyakit paru dan pernafasan menggunakan metode forward chaining. Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya yaitu mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembang sistem pakar. Dan berikut ini pembahasan secara terperinci mengenai pengembangan sistem pakar pakar penyakit paru dan pernafasan.
4.1. INISIALISASI KASUS
Dalam tahap ini, seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya merupakan pengidentifikasian terhadap masalah yang akan dianalisa pengkajian dan pembahasan masalah yang akan diimplementasikan kedalam sistem, dan fasilitas pendukung pembangunan sistem pakar penyakit paru dan pernafasan.
4.1.1 Difinisi Masalah
Namun sering kali kita jumpai para pasien tidak mengetahui dengan benar gejala-gejala penyakit jantung dan pemekrisaan-pemeriksaan jika terjadi serangan. Hal ini dikarenakan kurangnya media informasi tentang penyakit paru dan pernafasan masyarakat umum. Aplikasi sistem pakar yang akan dikembangkan dapat dipergunakan sebagai alat pembelajaran bagi masyarakat umum dan mahasiswa kedokteran yang ingin tahu tentang penyakit paru dan pernafasan.
4.1.2 Evaluasi Solusi Alternatif
Dengan melihat uraian diatas, maka perlunya dikembangkan suatu sistem yang dapat membantu dalam penyebaran informasi penyakit paru dan pernafasan dan solusinya kepada masyarakat, agar dapat mengetahui gejala-gejala penyakit jantung dan pemeriksaannya pada saat diderita atau tidak
Sistem yang akan dibuat adalah aplikasi sistem pakar untuk memberikan solusi terhadap penyakit paru-paru. Sistem ini akan memberikan pengetahuan berdasarkan pemeriksaan fisik penderita penyakit paru dan pernafasan, yang dimulai dari pemeriksaan dan dilanjutkan untuk mencari solusinya dari hasil pemeriksaan untuk mengetahui penyakit paru dan pernafasan yang diderita seseorang.
4.2. ANALISA DAN KONSEPTUAL
4.2.1. Konseptual
Dalam tahap ini knowledge engineer dan pakar akan menentukan konsep yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit paru dan pernafasan berdasarkan pemeriksaan fisik pasin penyakit paru dan pernafasan
Hasil dari pembuatan konsep ini antara knowledge engineer dan pakar adalah dengan terkumpulnya data-data mengenai pengeleompokkan pemeriksaan penyakit paru dan pernafasan. Berdasarkan analisa pemeriksaan fisik pasien penyakit paru dan pernafasan yang terdiri dari :
1. Gejala Penyakit
Basis pengetahuan dari gejala penyakit paru-paru dan pernafasan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Gejala Penyakit
Kode Gejala Penyakit
G01 Batuk Berdahak G02 Kesulitan Pernafasan G03 Sesak di dada
G04 Hidung mampet, meler, dan bersin-bersin.
G05 Badan terasa sakit, terutama pada bagian punggung dan tungkai G06 Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam hari G07 Dahak berwarna putih bercampur darah
2. Jenis Penyakit
Basis pengetahuan dari Jenis Penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Jenis Penyakit
Kode Penyakit
P01 Influenza P02 Tuberkulosis P03 Bronkitis
3. Cara Pengobatan Penyakit
Basis pengetahuan dari Cara Pengobatan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Pengobatan
Kode Pengobatan
CP01 Istirahat yang cukup
CP02 Hentikan Kegiatan olahraga untuk sementara waktu CP03 Banyak Minum Air Putih
CP04 Hisap tablet antiseptik atau antibiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh
CP06 Apabila sakit berlanjut, 4 bulan selanjutnya minum obat INH (dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari) dan Rifampisin (dengan dosis 15-20 mg/kgbb/hari) 3x seminggu.
CP07 Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya. CP08 Minum obat penekan batuk dan pengencer dahak
seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.
CP09 Gunakan obat-obatan herbal seperti propolis dicampur madu, teripang, dan daun meniran.
4.3 PROTOTYPE DASAR KASUS
4.3.1 Formulasi
Format yang digunakan dalam pembangunan sistem pakar adalah mekanisme inferensi yang meliputi teknik penalaran, dan teknis penelusuran dan representasi pengetahuan yang meliputi kaidah produksi.
4.3.2. Teknik Penalaran
Teknik penalaran yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar untuk informasi penyakit paru dan pernafasan ini dengan menggunakan teknik forward chaining (penalaran maju) yang dimulai penelusurannya dari sekumpulan
Observasi 1 Kaidah A Fakta a Kaidah A Kesimpulan 1
Fakta b Kaidah B Kesimpulan 2
Kesimpulan 3
Observasi 2 Kaidah fakata c kaidah Kesimpulan 4
Gambar 4.1 Penalaran Maju
4.3.3 Teknik Penelusuran
Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari nodes berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik penelusuran yang dipergunakan dalam pembangunan sistem pakar yaitu ; depth first search, bread first search dan best first search.
N1 N2 N3
N4 N5 N6 N7 N8
N9 N10
N11 N12
Gambar 4.2 Pohon Keputusan atau Tree
Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan sebagai node akar atau cabang (bukan daun) sedangkan kotak melambangkan node daun. Jika pengetahuan yang terbentuk berupa kaidah produksi dengan format:
Jika Premis Maka Konklusi Node-node akar akan menjadi Premis dari aturan sedangkan node daun akan menjadi bagian konklusinya. Dari
Atr1
Atr2 H5 Atr5
Atr3
Atr4
H4
H1
H6 H7 H8
gambar pohon keputusan pada gambar 4.2, dapat dibentuk aturan sebagai berikut :
1.jika Atr_1 = N_1 Dan Atr_2 = N_4 Dan Atr_3 = N_9 Maka H_1
2. Jika Atr_1 = N_1 Dan Atr_2 = N_4 Dan Atr_3 = N_10 Dan Atr_4 = N_11 Maka H_2
3jika Atr_1 = N_1 Dan Atr_2 = N_4 Dan Atr_3 = N_10 Dan Atr_4 = N_12 Maka H_2
4. Jika Atr_1 = N_1 Dan Atr_2 = N_5 Maka H_4
5. Jika Atr_1 = N_2 Maka H_5
Dan Atr_5 = N_6 Maka H_6
7. Jika Atr_1 = N_3 Dan Atr_5 = N_7 Maka H_7
8. Jika Atr_1 = N_3 Dan Atr_5 = N_8 Maka H_8
Model case based reasoning dapat digunakan sebagai metode akuisi si pengetahuan dalam aplikasi system pakar diagnosis penyakit. Aturan yang dihasilkan sistem ini mampu digunakan untuk mendiagnosis penyakit didasarkan pada data-data pasien. Dalam penentuan diagnosis penyakit belum diimplementasikan derajat kepercayaan t erhadap hasil diagnosis tersebut.
4.4. MESIN INFERENSI
Dalam tahap ini, penulis melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Mekanisme inferensi untuk pengujian aturan yang penulis gunakan adalah metode forward chaining.
Dibawah ini merupakan tabel mesin inferensi yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar penyakit paru – paru dan pernafasan. Mesin inferensi untuk hubungan antara gejala dan penyakit dapat dilihat pada tabel 4.4. Mesin inferensi untuk basis pengetahuan gejala dan penyakit dapat dilihat pada tabel 4.5. Mesin Inferensi untuk basis pengetahuan penyakit dan cara pengobatan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Daftar Hubungan Gejala dan Penyakit
No Gejala Kode
4. Hidung mampet, meler, dan bersin-bersin.
G04 x
5. Badan terasa sakit, terutama pada bagian punggung dan tungkai
G05 x
6.
Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam hari
G06 x
7. Dahak berwarna putih bercampur darah
G07 x
8.
Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir berwarna kemerahan
G08 x
9. Dahak berwarna kuning atau hijau
Tanda silang (x) pada jenis penyakit didalam Tabel 4.4 menunjukkan pasien mengalami penyakit tersebut diatas
Tabel 4.5 Basis Pengetahuan Gejala dan Penyakit
No. Aturan
1 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 THEN P01 2 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 THEN P01 3 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 THEN P01 4 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01 5 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01
6 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01 7 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01 8 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01 9 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01 10 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01 11 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01 12 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01 13 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01 14 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01 15 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01 16 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01 17 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01 18 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01
24 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G09 THEN P01 25 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G08 THEN P01 26 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G09 THEN P01 27 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G08 THEN P01 28 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G09 THEN P01 29 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G08 THEN P01 30 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G09 THEN P01 31 IF G01 AND G02 AND G03 AND G06 THEN P02
32 IF G01 AND G02 AND G03 AND G07 THEN P02 33 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 THEN P02 34 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02 35 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02
36 IF G01 AND G02 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02 37 IF G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02 38 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02 39 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 40 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 41 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02 42 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02 43 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 44 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 45 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02 46 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02 47 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 48 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02
52 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 53 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 54 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 55 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 56 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 57 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 58 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 59 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02 60 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02 61 IF G01 AND G02 AND G03 AND G08 THEN P03
62 IF G01 AND G02 AND G03 AND G09 THEN P03 63 IF G01 AND G02 AND G08 AND G09 THEN P03 64 IF G01 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03 65 IF G02 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03
66 IF G01 AND G02 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03 67 IF G01 AND G02 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03 68 IF G01 AND G02 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03 69 IF G01 AND G02 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03 70 IF G01 AND G02 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03 71 IF G01 AND G03 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03 72 IF G01 AND G03 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03 73 IF G01 AND G03 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03 74 IF G01 AND G03 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03 75 IF G02 AND G03 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03 76 IF G02 AND G03 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03 77 IF G02 AND G03 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03 78 IF G02 AND G03 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03
173 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P01 AND P02 AND P03
174 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P01 AND P02 AND P03
Tabel 4.6 Basis Pengetahuan Penyakit dan Cara Pengobatan
No. Aturan
1 IF P01 THEN CP01 AND CP02 AND CP03 AND CP04 2 IF P02 THEN CP05 AND CP06 AND CP07
3 IF P03 THEN CP08 AND CP09
4.5. PENGEMBANGAN SISTEM
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya setelah prototype dasar kasus secara lengkap kemudian pengembangan sistem dilanjutkan dengan membuat rancangan system yang akan dibangun. Dalam tahap ini meliputi perancangan database, perancangan antarmuka pemakai (user interface), dan sarana-saran pendukung system.
4.5.1 Data Flow Diagram (DFD)
Pada perancangan sistem ini, penulis menggunakan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alat bantu untuk menggambarkan sistem yang akan dirancang untuk aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru dan pernafasan.
4.5.1.1Context Diagram
Context Diagram dibawah ini menggambarkan aliran data secara umum yang menampilkan proses dan lingkungan luar yang berhubungan dengan proses
pengolahan data dalam memberikan informasi mengenai aplikasi sistem pakar ini. Adapun context diagram pada sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Context Diagram
Pada gambar 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa penginputan data penyakit paru-paru dan pernafasan dilakukan oleh seorang pakar (programmer) yang kemudian data tersebut akan dijadikan jawaban dari data gejala yang dberikan oleh user. Setelah mendapatkan data gejala dari user kemudian data akan dianalisa oleh sistem dan hasil analisa akan diberikan kepada user.
Pakar Gejala,jenis penyakit Kebutuhan User User
Jenis Penyakit, Cara Pencegahan 0
Sistem Pakar Penyakit Paru-paru dan
4.5.1.2Diagram Level 0 (nol)
Diagram level 0 (nol) disebut dengan overview diagram yaitu uraian kegiatan
(urutan pertama) setelah diagram konteks. Diagram level 0 (nol) ini, menggambarkan proses pengolahan data aplikasi sistem pakar ini. Diagram level 0 pada sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Jenis Penyakit
Cara Pengobatan
Gambar 4.4 Diagram Level 0 (nol)
4.5.2 Rancangan Database
Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar penyakit paru-paru dan pernafasan ini memiliki database dengan nama pakar. Adapun rancangan tabel pada sistem pakar penyakit paru-paru dan pernafasan seperti dibawah ini :
User
hasil analisa jawaban gejala
penyakit
gejala
hasil_analisa
D4