• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. SISTEM PAKAR - SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HATI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. SISTEM PAKAR - SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HATI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. SISTEM PAKAR

Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem ini bekerja untuk mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang menghubungkan dasar pengetahuan dengan sistem inferensi untuk menggantikan fungsi seorang pakar dalam menyelesaikan suatu masalah (Desiani & Arhami, 2006).

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

Sistem pakar dibuat dengan mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar, kemudian dilakukan pengkodean ke bentuk yang dapat diproses oleh komputer untuk menyelesaikan persoalan yang sejenis. Sistem pakar sangat tergantung pada suatu bidang dalam menyusun penyelesaian persoalan yang dihadapi oleh sistem. Konsep dasar sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 1.

(2)

Knowledge merupakan base berisi semua fakta, ide, hubungan. Sedangkan Mesin inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dikenal juga dengan sebutan control structure (struktur kontrol) atau dalam sistem pakar berbasis kaidah. Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah (Desiani & Arhami, 2006).

Suatu Knowledge dari suatu sistem pakar bersifat khusus untuk satu dominan masalah saja. Dominan masalah adalah bidang atau ruang lingkup yang khusus, seperti kedokteran, keuangan, bisnis, ilmu pengetahuan atau teknik. Sistem pakar menyerupai kepakaran manusia yang secara umum dirancang untuk menjadi pakar dalam satu domain masalah saja.

Knowledge dari sistem pakar tentang penyelesaian masalah yang khusus disebut dengan domain knowledge dari suatu pakar. Sebagai contoh sistem pakar kedokteran yang dirancang untuk mendiagnosa penyakit akan mempunyai suatu uraian knowledge tentang gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi penyakit. Dalam kasus ini domain knowledge-nya adalah bidang kedokteran yang terdiri knowledge tentang penyakit , gejala dan pengobatan (Arhami,2005).

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu:

1. Rule-Based Knowledge

(3)

2. Frame-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame

3. Object-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses) 4. Case-Base Reasoning

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus. Sistem pakar ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah dibidang-bidang spesialisasi tertentu sperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya. Sistem pakar merupakan subnet dari Artificial Intelegence. Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya:

1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.

2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu bentuk tertentu.

3. Mengerjakan perhitungan secara cepat, tepat dan tampa jemu mencari kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

Sementara kemampuan sistem pakar diantaranya adalah:

1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya. 2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang digunakan

untuk sampai kejawaban yang dikehendaki.

3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam otaknya.

(4)

oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakardalam kedua bagian tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam sitem pakar adalah seperti pada Gambar 2, yaitu User Interface, basis pengetahuan, akusisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelas, perbaikan pengetahuan.

User Interface ( Antarmuka Pengguna) merupakan mekanisame yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai (Arhami,2005).

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang objek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

(5)

program computer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ke dalam basis pengetahuan (Arhami,2005).

Mesin inferensi mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodelogi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasi kesimpulan (Turban, 1995). Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan yaitu:

1. Pelacakan ke Depan (Forward Chaining)

Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai Benar), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan

informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining. Proses forward chaining bias dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Forward Chaining

2. Pelacakan ke Belakang (Backward Chaining)

(6)

yang sempit dan cukup dalam, maka gunakan backward chaining. Proses backward chaining bisa dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Backrward Chaining

Workplace merupakan area dari sekumpulan memory kerja. Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang akan dicapai.

Fasilitas penjelas adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai.

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerja serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya. Contoh aplikasi yang sudah pernah dibuat diantaranya yaitu:

1. Pengembangan sistem pakar untuk diagnosa kerusakan CPU komputer menggunakan metode runut maju (Prawijaya, 2011).

Aplikasi ini untuk mengimplementasikan sistem pakar untuk mendiagnosa kerusakan dan penanganan pada CPU komputer, dengan demikian diharapkan para orang awam dapat mengetahui dan menangani apabila terdapat kerusakan pada komputer tersebut.

(7)

Aplikasi dirancang untuk mendiagnosa permasalahan kerusakan printer beserta cara penanganannya. Program ini berbasis Java yang berjalan pada perangkat kecil seperti handphone yang berupa sistem pakar.

3. Perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk permasalahan tindak pidana terhadap harta kekayaan (Handojo, dkk.2007).

4. Aplikasi sistem pakar ini digunakan untuk menyeleksi pasal-pasal KUHP yang terlibat dalam sebuah kasus pidana. Pembuatan sistem pakar ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: menganalisa permasalahan hukum dengan melibatkan praktisi hukum, membuat desain sistem pakar, mengimplementasikan desain dalam program komputer dan melakukan uji coba dengan melibatkan praktisi hukum dan orang awam. Pembuatan sistem pakar ini menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 6.0 dengan basis data Microsoft Access 2000.

B. PENYAKIT ORGAN HATI

Organ hati yang rusak dapat mengganggu kemampuan tubuh manusia dalam memecah sel darah merah dari toksin atau racun yang terkandung di dalamnya. Bilirubin pada darah serta racun atau toxin lain yang ada pada darah pun tidak mampu dikeluarkan tubuh sehingga menetap di dalam tubuh kita.

Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati. Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:

(8)

garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.

2. Sebagian besar asam amino 3. Faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI 4. Protein C, protein S dan anti-trombin 5. Kalsidiol

6. Trigliserida melalui lintasan lipogenesis 7. Kolesterol

8. Insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa.

9. Enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.

10. Trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.

11. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini.

12. Albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.

13. Angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.

(9)

Kerusakan hati yang parah dapat dikenali dengan perubahan warna bola mata dan kulit menjadi kuning dan juga membuat air seni atau kencing menjadi gelap. Hati yang telah rusak akan berdampak pada kemampuan tubuh dalam memecah protein. (Mansjoer, dkk. 2009).

Hal / faktor penyebab kerusakan organ hati manusia : 1. Terlalu banyak mengkonsumsi obat antibiotic

2. Penyalahgunaan narkoba

3. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol 4. Serangan virus hepatitis

5. Terlalu banyak makan dan minum yang mengandung kolesterol tinggi.

Bila anda termasuk orang yang senang merusak organ hati anda sendiri maka diharapkan anda segera sadar dan mulai melakukan pola hidup sehat untuk menjaga hati dari penyakit yang mematikan.

Jenis-jenis penyakit organ hati manusia diantaranya yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, alkoholik hepatitis, hepatitis akut, hepatitis kronis, kanker hati, sirosis hati, gagal hati fulminan, ambisiasis hati, toxic hepatitis.

C. BASIS DATA

Basis data adalah koleksi terpadu dari database dan program-program komputer yang digunakan untuk mengakses dan memelihara database. Program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukan, melacak dan memodifikasi data kedalam database, mendefinisikan data baru, serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamuddin, 2004).

(10)

Tujuan utama dari basis data adalah untuk menyediakan suatu lingkungan yang mudah dan efisien untuk penggunaan, penarikan dan penyimpanan data dan informasi. Pengolahan manajemen basis data antara lain:

1. Pendefinisian struktur penyimpanan.

2. Penyediaan mekanisme untuk manipulasi informasi.

3. Penyediaan keamanan dalam penarikan dan penyimpanan data informasi. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya. penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data dan hubungan di antara obyek tersebut.

Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema atau memodelkan struktur basis data. Ini dikenal sebagai model basis data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Penyusunan basis data meliputi proses memasukkan data kedalam media penyimpanan data dan diatur dengan menggunakan perangkat Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System DBMS). Manipulasi basis data meliputi pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan informasi tertentu, melakukan pembaharuan atau penggantian (update) data, serta pembuatan report data.

(11)

1. Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan datang.

2. Kemudahan pemasukan data, sehingga meringankan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.

3. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up-to-date dan dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.

4. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, pengubahan, pengerusakan dan gangguan-gangguan lain.

D. Java Server Pages (JSP)

Java Server Pages (JSP) merupakan sebuah tenologi servlet-based yang digunakan pada web tier untuk menghadirkan dinamik dan statis konten. JSP merupakan text-based dan kebanyakan berisi template text HTML yang digabungkan dengan spesifik tags dynamic content. JSP bagian solusi dari Java untuk pengembang aplikasi web, multi-platform yang tak terpisahkan dan dapat dijalankan pada berbagai container servlet yang compatible, dengan mengabaikan vendor atau sistem operasinya (Akhmad, 2009).

Gambar

Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar
Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 3.  Proses Forward Chaining
Gambar 4.  Proses Backrward Chaining

Referensi

Dokumen terkait

cermin C2 diputar sedikit maka terka edikit maka terkadang dang terjadi perubaha terjadi perubahan pola gelap-terang y n pola gelap-terang yang ang sangat cepat dan banyak di

Karya tari yang terinspirasi dari laut Bak yang memunculkan rasa rindu terhadap ayah yang telah wafat, akan digarap menjadi koreografi kelompok dengan tujuh

Perancangan Video Company Profile Sebagai Media Pemasaran Produk (Studi Kasus Di PT. Propan Raya ICC Semarang) merupakan sebuah media informasi yang mengangkat

Berdasarkan koefisien determinasi bahwa Experiential Marketing pada promosi buy 1 get 1 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Konsumen pengguna TIX ID dengan

Dengan menggunakan konsentrasi yang sudah diketahui bahwa memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans tersebut, diharapkan media agar

PT Chubb Life Insurance Indonesia berhak untuk tidak menjalankan instruksi yang tertera pada formulir ini jika menemukan hal-hal yang mencurigakan sehubungan dengan permohonan

a) Tingkat kekumuhan di permukiman yang teridentifikasi kumuh dibagi menjadi tiga kelas, yaitu ringan, sedang dan berat. Permukiman kumuh ringan memiliki persentase

Pada tabel 4 tampak skor domain visuospasial kelompok hipertensi tidak terkontrol lebih tinggi dibanding kelompok terkontrol, namun secara statistik perbedaan