SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN HIAS
ANTHURIUM MENGGUNAKAN METODE FOWARD
CHAINING
Teri Mangkarisnal
1, Muhammad Zaki Rusti
1Akademi Manajemen Informatika & Komputer (AMIK) ―Boekittinggi‖, Indonesia [email protected]
ABSTRACT
The rapid tourism industry as the hospitality industry that does need beauty by presenting a wide variety of ornamental plants, ornamental plants, the demand is always increasing. It is at once a challenge for ornamental plant growers to constantly increase production both in quantity and quality that is ultimately expected to compete in the market. Problems that are often experienced by farmers is a disease of anthurium plants, even the farmers themselves experiencing errors in controlling the disease. This is due to lack of knowledge about the disease cope with the plant itself. The expert system used to diagnose diseases of ornamental plants anthurium, can solve problems and find solutions to diseases contained in anthurium. Thus the anthurium ornamental plant growers no longer need to go to consult the experts, but enough to search the data type of the disease and solutions in expert system application that has been made of this.
Keywords: Anthurium, Foward Chaining, Expert System
1.
Pendahuluan
Sejalan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta pesatnya industri pariwisata seperti industri perhotelan yang memang memerlukan keindahan dengan menghadirkan berbagai macam tanaman hias, maka permintaan tanaman hias senantiasa semakin meningkat. Hal tersebut sekaligus merupakan tantangan bagi dunia petani tanaman hias untuk selalu meningkatkan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga pada akhirnya diharapkan dapat bersaing dipasaran. Kebanyakan tanaman hias yang dibudidayakan dengan skala komersial merupakan tanaman eksotik, seperti anthurium, anggrek, krisan, mawar, gladiol, dan anyelir. Khususnya tanaman hias anthurium, untuk meningkatkan produksi tanaman hias tersebut ditentukan oleh kesuburan tanaman itu sendiri, dan untuk kesuburan tanamannya ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kesuburan tanah, iklim, bibit unggul, dan penyakit. Walaupun faktor-faktor untuk kesuburan tanaman seperti tanah, iklim, dan bibit unggul telah dipenuhi, tetap saja tanaman tidak akan subur dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan jika penyakit tanaman tersebut masih merajalela. Permasalahan yang sering dialami oleh banyak orang adalah seputar penyakit tanaman tersebut, bahkan petani itu sendiri dapat mengalami kekeliruan dalam pengendalian penyakit tanaman hias tersebut, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit tanaman itu sendiri. Permasalahan lainnya yang terjadi adalah kurangnya pakar atau ahli penyakit tanaman hias anthurium, sehingga masyarakat yang belum memiliki pengetahuan seputar penyakit tanaman hias anthurium, mengalami kesulitandalam mengatasi penyakit tanaman hias tersebut. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi, khususnya masalah kurangnya pakar yang tersedia, penulis mencoba membuat suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman hias anthurium.
2.
Tinjauan Literatur
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini 2006: 11). Sedangkan, Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer dengan bantuan bahasa pemograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Secara umum Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer tersebut dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli (Pakar). Sistem pakar merupakan program-program prakris yang menggunakan strategi heuristic yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik (khusus). Disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan, maka umumnya sistem pakar bersifat (Arhami, 2005:23):
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang seringkali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesainannya.
4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. 6. Terbatas pada bidang yang spesifik.
7. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap.
8. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami. 9. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
10. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 11. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
12. Output tergantung dari dialog dengan user. 13. Knowledge base dan Inference engine terpisah.
Secara garis besar, ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar (Arhami, 2005), diantaranya adalah :
1.
Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.2.
Meningkatkan output dan produktivitas.3.
Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.4.
Meningkatkan penyelesaian masalah yaitu menerusi paduan pakar, penerangan, sistem pakar khas.5.
Meningkatkan reliabilitas dan memberikan jawaban (respons) yang cepat.6.
Merupakan panduan yang cerdas (intelligence).7.
Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian.8.
Basis data cerdas (Intelligence database), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.Menurut Kusrini (2006), ada beberapa kelemahan yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain:
1.
Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem.2.
Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan dengan perangkat lunak konvensional.3.
Biaya pembuatannya mahal, karena seorang pakar membutuhkan pembuat aplikasi untuk membuat sistem pakar yang diinginkannya.2.1
Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultationenvironment) (Arhami, 2005:13) yang dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini :
Gambar 1: Struktur Sistem Pakar
Pada gambar diatas dapat dilihat secara jelas seluruh komponen yang menyusun sistem pakar yaitu
user intetrface (antarmuka pengguna), basi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi,
workplace, fasilitas penjelasan dan perbaikan pengetahuan.
2.2
Komponen-komponen Sistem Pakar
Sebuah program yang difungsikan untuk menirukan seorang pakar manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan seorang pakar. Untuk membangun sistem seperti itu maka komponen-komponen dasar yang harus dimilikinya paling sedikit adalah sebagai berikut: Antar muka pemakai (User Interface), Basis pengetahuan (Knowledge Base), Mesin inferensi (Inteference Engine). Sedangkan untuk menjadikan sistem pakar menjadi lebih menyerupai seorang pakar yang berinteraksi dengan pemakai, maka dapat dilengkapi dengan fasilitas berikut : Fasilitas penjelasan (Explanation), Fasilitas Akuisisi pengetahuan (Knowledge acquisition facility), Fasilitas swa-pelatihan (self-training).
Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metedologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan (Arhami, 2005:19).
3.
Metodologi
1. Perencanaan sistem, menyangkut kebutuhan data penyakit tanaman dan gejala dari penyakit tanaman anthorium dalam mendukung diagnosa sistem pakar.
2. Analisis sistem (System Analyze), Persyaratan analisis sistem : Requirement & Determination, Requirement & Strukturing, Alternative Generating Desaign
3. Desain sistem secara umum (logical desaign): Memberikan gambaran secara umum tentang sistem seperti mengidentifikasi secara logis tentang flowchart dari sistem pakar diagnosa penyakit tanaman anthorium.
4. Evaluasi dan seleksi Sistem: Untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk perancangan sistem pakar. Tahap ini juga merupakan tahap pengembangan dalam diagnosa penyakit tanaman anthorium.
5. Desain Sistem Secara Rinci (PhysicalDesaign ): Hasil rancangan logika dalam suatu teknologi yaitu kerangka dari sistem pakar penyakit tanaman anthorium kedalam pemograman selama proses perancangan fisik. Pada tahap ini sudah ditentukan bahasa pemograman database,
software, sistem operasi, dan spesifikasi perangkat keras. Hasil dari rancangan fisik adalah spesifikasi dari sistem secara fisik dan dalam bentuk yang telah dipahami untuk dilanjutkan oleh programmer.
6. Implementasi Sistem (Implementation): Tahap ini sistem pakar penyakit tanaman anthorium akan dilakukan penerapan dengan memperhatikan beberapa hal seperti pengumpulan data penyakit, data gejala, solusi dari penyakit tanaman anthorium hingga pembuatan program. 7. Maintenance: Sistem pakar diagnosa penyakit pada tahap ini perlu adanya perawatan baik
secara hardware maupun secara software
.
Perencanaan Sistem
Analisis Sistem
Desain Sistem Secara Umum
Evaluasi dan Seleksi Sistem
Desain Sistem secara Terinci
Implementasi Sistem Perawatan Sistem Proses Iterasi Front-end Fase Back-end Fase Masing-masing siklus menghasilkan laporan Perencanaan Sistem Analisis Sistem
Desain Sistem Secara Umum
Evaluasi dan Seleksi Sistem
Desain Sistem secara Terinci
Implementasi Sistem Maintenance Proses Iterasi Front-end Fase Back-end Fase Masing-masing siklus menghasilkan laporan
Gambar 2 : Diagram SDLC (System Development Life Cycle)
4. Hasil dan Pembahasan
Gambar 3: Struktur Program
Kebutuhan Data
a.
Kutu Daun (
Aphis sp
)
Gejala: Berwujud kutu berwarna kuning. Biasanya hidup bergerombol pada pucuk
tanaman dan pangkal bunga. Daun yang terserang tumbuh tidak sempurna cenderung
keriting, menghitam, dan kering.
Solusi: Gunakan insektisida seperti Ye Man Te, Demiter, Supracide, Decis, Curacron,
atau Basudin. Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing dan nervous
disturbing. Artinya, bila insektisida mengenai serangga, serangga langsung mati. Jika
tidak mati kemampuan reproduksinya hilang, sehingga terputuslah siklus hidup
serangga. Semprotkan insektisida ke bagian tanaman yang terserang aphid seminggu
sekali dalam kurun waktu tiga minggu. Pencegahan dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida sekali dalam sebulan.
b.
Fungus
Gnat
Gejala: Bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Hidup pada media tanam
yang lembab. Yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncup
bunganya.
Solusi: Semprotkan insektisida, seperti Ye Man Te, Demier, atau Proleaf ke bagian
tanaman yang terserang. Alternatif lain Trigard dan Agrimec dengan dosis 0.5/liter
air.
c.
Mealy Bug
Gejala: Berupa kutu berwarna putih dan mempunyai sejenis tepung yang dijumpai
pada ketiak dan pucuk daun muda. Serangannya menyebabkan pertumbuhan pucuk
yang abnormal.
Solusi: Semprotkan insektisida, seperti Proleaf ke bagian tanaman yang terserang.
d.
Nematoda
Gejala : Umumnya ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang. Jika
bagian yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar.
Solusi : Penanggulangan cabut tanaman dari pot dan cuci akarnya pada air yang
mengalir. Potong dan buang semua akar serabut yang rusak dan busuk. Selanjutnya
akar direndam dalam larutan insektisida atau nematisida (misalnya atau nematisida
Dazomet 98% dengan dosis sesuai anjuran) hingga seluruh akar dan pangkal batang
terendam selama setengah jam.
e.
Root Mealy Bug
Gejala: Tanaman yang terserang mengalami layu pucuk, kerusakan batang, dan
disertai pembusukan akar. Jika media tanam dibongkar akan tampak hewan kecil
bertepung putih yang menempel pada akar yang busuk.
Solusi: Gunakan gabungan nematisida, insektisida, dan fungisida, seperti Sursban
atau Diainon (dosis 1 ml/l) atau Dazomet 98% dengan cara disiramkan langsung ke
media tanam, atau ganti seluruh media tanam dengan media tanam baru yang steril.
Untuk pencegahan, bisa dilakukan penyemprotan insektisida sebulan sekali.
f.
Semut
Gejala: Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot. Semut juga
bersarang dibawah daun. Terlihat rusak pada akar dan tunas.
Solusi: Penanggulangan merendam sebentar pot ke dalam air atau menyiramnya
menggunakan obat antisemut atau furadan.
g.
Spider Mite
Gejala: Bentuknya mirip laba-laba dan berwarna merah. Serangannya bisa fatal
ditandai dengan gugurnya daun dan keringnya pucuk batang karena cairan tanaman
terhisap habis. Pada tanaman sakit di bagian bawah daun atau batang ditemukan
sarang tungau merah berupa benang halus.
Solusi : Gunakan akarisida, misalnya Kelthane atau Omite. Semprotkan ke seluruh
tanaman dan lingkungan sekitar dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan
dilakukan 2—4 kali setiap minggu. Pencegahan paling efektif adalah meletakkan
tanaman di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik, terkena sinar matahari dan air
hujan secara langsung. Hama ini tidak menyukai tempat yang berangin kencang dan
terkena siraman air hujan terus menerus.
h.
Thrips
Gejala: Wujudnya adalah kutu berwarna hitam yang bergerak cepat. Menyerang
kuncup bunga sehingga gagal mengembang dan menjadi kering.
Solusi : Penanggulangan
dengan menyemprotkan insektisida, seperti Detimer, ke
bagian yang terkena serangan.
Tabel 1 : Nama Penyakit Kode Penyakit Nama Penyakit
PA01 Aphis Sp.
PA02 Fungus Gnat
PA03 Mealy Bug
PA04 Nematoda
PA05 Root Mealy Bug
PA06 Semut
PA07 Spider Mite
PA08 Thrips
Mengacu pada tabel 1 di atas, dapat dibuat pohon keputusan sebagai berikut :
1.
Berwujud kutu berwarna kuning.
3.
Daun yang terserang tumbuh tidak sempurna cenderung keriting, menghitam, dan
kering.
4.
Bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam.
5.
Hidup pada media tanam yang lembab.
6.
Yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncup bunganya.
7.
Berupa kutu berwarna putih dan mempunyai sejenis tepung yang dijumpai pada ketiak
dan pucuk daun muda.
8.
Umumnya ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang.
9.
Jika bagian yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar.
10.
Tanaman yang terserang mengalami layu pucuk, kerusakan batang, dan disertai
pembusukan akar.
11.
Jika media tanam dibongkar akan tampak hewan kecil bertepung putih yang
menempel pada akar yang busuk.
12.
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot.
13.
Semut juga bersarang dibawah daun.
14.
Terlihat rusak pada akar dan tunas.
15.
Bentuknya mirip laba-laba dan berwarna merah.
16.
Serangannya bisa fatal ditandai dengan gugurnya daun dan keringnya pucuk batang
karena cairan tanaman terhisap habis.
17.
Pada tanaman sakit di bagian bawah daun atau batang ditemukan sarang tungau merah
berupa benang halus.
18.
Wujudnya adalah kutu berwarna hitam yang bergerak cepat.
19.
Menyerang kuncup bunga sehingga gagal mengembang dan menjadi kering.
20.
Serangannya
menyebabkan pertumbuhan pucuk yang abnormal.Context Diagram
Gambar 5: Context Diagram
Rules
Tabel 2 : Rules Diagnosa penyakit pada tanaman anthurium
No Rules Nama Penyakit
R1 IF G1 AND G2 AND G3 THEN PA01 Aphis Sp.
R2 IF G4 AND G5 AND G6 THEN PA02 Fungus Gnat
R3 IF G7 AND G20 THEN PA03 Mealy Bug
R4 IF G8 AND G9 THEN PA04 Nematoda
R5 IF G10 AND G11 THEN PA05 Root Mealy Bug
R6 IF G12 AND G13 AND G14 THEN PA06 Semut
R6 IF G15 AND G16 AND G17 THEN PA07 Spider Mite
R8 IF G18 AND G19 THEN PA08 Thrips
Data Flow Diagram
Relasi Antar Tabel
Gambar 7: Relasi Antar Tabel
Rancangan Tampilan Form Admin
Form Konfirmasi Gejala
Gambar 8: Konfirmasi Gejala
Form Konfirmasi Penyakit
Form Konfirmasi Solusi
Gambar 10: Konfirmasi Solusi
Form Input Gejala
Gambar 11: Input Gejala
Form Input Penyakit
Gambar 12: Input Penyakit
Form Input Solusi
Rancangan Tampilan Form User Form Diagnosa
Gambar 14: Form Diagnosa
Desain
Output
Gambar 15: Output
5. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses pengujian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya
sistem pakar ini dapat membantu dalam mendiagnosa penyakit tanaman hias anthurium
menjadi lebih baik dan optimal dan aplikasi ini sudah berjalan sesuai dengan yang penulis
rencanakan
.
Daftar Pustaka
[1] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi Offset.
[2] Boedi Sarojo & Suharso. 1976. Berkala Ilmu Kedokteran Jil.VIII. No.1 Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
[3] Bima Ifnu. 2011. Java Desktop Aplikasi POS Beraksitektur Three Tier Menggunakan Swing,
Hibernate, dan Spring. Singapore.
[4] Rohman & Fauzijah. 2008. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Menentukan Jenis
Gangguan Perkembangan Pada Anak. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia..
[5] Sri Wulan Manuhara. Y. 2008. Perbanyakan Anthurium Plowmanii Croat Menggunakan eksplan