• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL KE 9 MEMBELI PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL KE 9 MEMBELI PROGRAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

1

MODUL KE 9

MEMBELI PROGRAM

Manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupan di dunia saling mempengaruhi, saling menghidupi dan saling membutuhkan. Kehidupan makhluk didunia juga dipengaruhi oleh sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, hujan, air dan seluruh kehidupan. Sebagai makhluk paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya yang ada. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya peradaban, serta kepandaian. Manusia punya budaya, dari budaya itulah siaran televisi bisa diambil.

Kalau ingin mendapatkan bahan program yang menarik dan variatif, tidak akan ada habisnya menggali peradaban manusia. Dalam keluarga terdapat Bapak, Ibu, Anak dan pergaulan antar keluarga – mereka bekerja dan mencari ilmu.

Butir-butir kehidupan yang ada dapat dijadikan sebagai bahan siaran. Ada tentang keharmonisan keluarga, ada kegagalan kehidupan keluarga, perencanaan diluar rumah, semuanya bisa dijadikan bahan siaran. Penulis cerita tidak akan kehabisan cerita, bertutur tentang kehidupan manusia serta lingkungannya. Contohnya legenda, sejarah dapat disuguhkan secara menarik.

Hiburan siaran didapat dari kehidupan manusia, sesuatu yang rileks, maka seni suara,

seni musik, seni tutur yang ringan, dan komedi bisa disuguhkan. Olah raga dunia seperti World

Cup sangat diminati oleh audien karena setiap orang ingin sehat, ada pula yang memang hoby

dengan olah raga.

Acara-acara pendidikan dan acara nonformal juga sangat menarik untuk disuguhkan oleh audien seperti siaran pedesaan, siaran pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan matematika. Acara formal dan non formal tidak saja merupakan program instruktif, juga tidak perlu sistematis mengingat penontonnya tak ketat tersegmentasi. Acara seperti ini secara serial dapat menarik penonton untuk mengikutinya lebih jauh. Jika penonton ingin lebih mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi, itu bisa melanjutkan ke media lain secara lebih sistematis, seperti kurikulum resmi dari Departemen Pendidikan Nasional.

Program siaran radio di Indonesia khususnya pada saat ini lebih menyukai memproduksi sendiri siarannya. Karena kreatifitas programer radio sangat cepat pergerakannya. Dimana proses perencanaan, penulisan dan produksinya dapat dilaksanakan tanpa negosiasi yang berkepanjangan.

Program stasiun penyiaran radio pada umumnya memproduksi sendiri setiap

(2)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

2

demikian padat. Sedangkan stasiun penyiaran televisi masih memerlukan atau sangat membutuhkan program-program yang berkualitas untuk mengisi slot waktunya. Khususnya stasiun televisi yang baru berdiri akan sangat bergantung pada program yang dibeli. Bagian programming memiliki tugas menentukan prosentase setiap jenis program. Selanjutnya bagian program secara spesifik disebut Akusisi berfungsi memilih materi-materi program yang dibutuhkan dengan jumlah disesuaikan dengan prosentase tadi.

Bagian akusisi memilih program dengan memperhitungkan juga distributornya untuk melakukan negosiasi harga. Hal ini sangat perlu karena prosentase kebutuhan program disesuaikan dengan anggaran biaya yang disiapkan.

Pengadaan bahan siaran oleh bagian akusisi ini dapat berupa materi dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Untuk materi bahan siaran dalam negeri akan mudah didapat, karena selain penawaran yang akan terus mengalir dari distributor dalam negeri. Tentu pihak

production house maupun produser pemilik program tersebut akan berupaya menawarkan

program hasil karyanya untuk dibeli dan disiarkan pada media televisi. Hal ini tentunya akan memudahkan bagian akusisi untuk memilih selain itu juga selera audiennya akan lebih cocok karena sesuai dengan karakter ataupun budaya bangsa. Pihak pemerintah juga akan mengeluarkan kebijakan pada media penyiaran dalam bentuk undang-undang bahwa prosentase program dalam negeri harus lebih dominan dari pada program impor. Hal ini untuk mencegah terjadinya pengkikisan budaya serta keluarnya devisa negara ke luar negeri.

Sedangkan untuk memilih program asing bisa juga didapat dari distributor dalam negeri yang memang menawarkannya, atau distributor asing yang datang ke Indonesia langsung maupun tidak langsung (penawaran melalui fax/internet). Namun untuk mendapatkan pilihan yang banyak/ bervariasi, program-program baru dan menambah wawasan. Beberapa stasiun penyiaran secara rutin selalu mengirim pimpinan/staf akusisi untuk melakukan kunjungan langsung pada beberapa festival film internasional (pameran). Festival-festival film tersebut

sebagai ajang rutin pemilik film menunjukkan licensi dan pengelola program televisi untuk

memilih programnya. Contoh festival film yang hingga saat ini masih berlangsung setiap tahun adalah; MIP-TV Cannes Perancis, MIP Asia Hongkong, LA Screening (USA), Venesuela dan lain sebagainya. Acara ini merupakan pertemuan dimana berbagai program televisi yang tengah populer seperti paket-paket film, drama, komedi hingga telenovela ditawarkan kepada stasiun televisi dengan cara tender.

Stasiun televisi besar yang memiliki jam siaran 20 jam keatas, serta pemasukan iklan yang banyak (image-nya baik) berkepentingan untuk melihat perkembangan terbaru selain belanja program. Kegiatan ini merupakan kesempatan untuk membangun jaringan dengan

(3)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

3

para pemasok atau distributor acara dari seluruh dunia. Acara ini juga menjadi kesempatan bagi pengelola program televisi untuk mendiskusikan barbagai menu acara yang begitu beragam sehingga mendapatkan pengalaman tidak ternilai dan akan menjadikan pengelola program lebih efektif dan kreatif.

Para distributor dan pemilik film asing selalu menawarkan berbagai programmnya yang sangat menarik, dan menyakinkan pihak akusisi akan sukses menayangkan film-nya. Namun bagian programming khususnya akusisi harus dapat mengerti, mengetahui dan mengenal lebih pasti akan karakter dari audien yang ada dinegaranya. Sehingga tidak akan salah memilih dan merugikan media penyiaran karena telah menentukan program seperti apa yang cocok untuk disiarkan didaerahnya. Tentunya untuk menentukan hal tersebut telah diadakan terlebih dahulu persiapan matang, melalui penelitian yang jauh-jauh hari dilakukan secara intensif.

Pembelian suata mata acara dapat dilakukan melalui berbagai bentuk kesepakatan, selain melalui tender. Bagian program dapat merundingkan/negosiasi harga program yang akan dibelinya berdasarkan kesepakatan yang dibuat. Dalam hal ini dapat dibuat kesepakatan, misalnya, jika program acara itu sukses dan diterima pasar maka stasiun televisi akan membayar lebih tinggi dan sebaliknya jika tidak sukses maka nilai pembayaran akan lebih kecil. Namun kesepakatan seperti ini harus dipertimbangkan dan ada saling kepercayaan untuk tidak menipu. Hal ini biasanya berlaku untuk paket-paket program baru yang belum dikenal. Jadi pembelian dilakukan berdasarkan tingkat keberhasilannya.

Program import seperti film dan musik banyak disukai audien karena umumnya program tersebut memiliki kualitas yang baik. Adapun program-program ini utuh di beli dari distributor asing. Program yang dibuat di Indonesia yang mengabungkan berbagai materi siaran (klip, berita, dan lagu asing) tidak dikatagorikan program import. Namun stasiun penyiaran tidak boleh lebih dari 40% siarannya dengan program asing. Program film yang berasal dari Amerika dikenal sebagai program fantastis dan detektif, Hongkong dikenal film silat atau action, Eropa film-film romantis, India film dramatis percintaan. Amerika Latin dikenal drama serial, Thailand film horor dan Philiphina film percintaan.

Secara umum pembelian atau produksi program untuk televisi terbagi atas dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya yaitu;

1. Program untuk waktu siaran utama (prime time series)

Prime time ini terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu early prime time (18.00-19.00), central prime time (19.00-21.00) dan late prime time (21.00-23.00). Program yang ditayangkan pada waktu ini menghadapi persaingan yang sangat tinggi. Hal ini terjadi disebabkan jumlah penonton terbanyak adalah berkumpul pada prime time. Sehingga stasiun televisi berupaya

(4)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

4

untuk menyajikan program yang terbaik. Namun apa yang terbaik bagi stasiun televisi selalu bersandar kepada apa yang disukai audien, dan ternyata apa yang disukai oleh audien itu tidak banyak jenisnya. Nielsen dalam penelitiannya selama rentang waktu antara tahun 1950-1975 terhadap program yang disajikan televisi terbesar (jaringan) di Amerika Serikat menemukan enam jenis program yang disukai audien di sana. Keenam jenis program itu adalah ; - Film Komedi situasi,

- Film Western,

- Film bertema Detektif dan Polisi, - Program Kuis,

- Comedy Variety Show, - Talent Show

Program yang disukai audien pada saat prime time ternyata cenderung tidak banyak

berubah selama bertahun-tahun. Hal ini terjadi pula di Indonesia dimana jenis program

siaran yang paling sering ditayangkan televisi pada saat prime time pada umumnya

didominasi oleh tayangan sinetron, selain musik dan variety show, komedi, serta reality

show. Jenis program ini tidak banyak berubah dan terus mengisi waktu siaran saat prime

time televisi selama beberapa tahun. Sehingga beberapa stasiun televisi menyiarkan

program yang hampir sama bentuknya atau monoton. Hanya satu atau dua stasiun televisi saja yang menampilkan variasi berbeda seperti televisi berita atau program dialog.

Setiap stasiun televisi tersebut sebenarnya menyadari pula kondisi tersebut dan mencoba melakukan variasi terhadap program siaran prime time, namun berbagai program variatif yang ditawarkan itu ternyata kurang berhasil menarik minat audien terbukti ratingnya rendah. Dengan demikian belum adanya diversifikasi program tayangan prime time disebabkan kekhawatiran stasiun televisi terhadap rating. Untuk dapat bersaing stasiun televisi harus tetap mengacu kepada jenis-jenis program yang dapat menarik banyak audien sebagaimana jenis program tersebut diatas.

Keputusan untuk memilih program siaran prime time ternyata tidak hanya menjadi

kewenangan direktur program beserta stafnya saja. Stasiun televisi CBS di Amerika Serikat yang merupakan salah satu stasiun televisi terbesar. Meletakkan kewenangan memilih

program siaran prime time pada suatu komite program yang tidak hanya terdiri dari staf

bagian program, sales dan riset saja namun juga anggota dewan direksi perusahaan.

Komite program cenderung untuk menolak eksperimentasi pada tayangan prime time.

Namun masih bisa memperkenankan spin-off program siaran yang sudah sukses

(5)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

5

istilah yang digunakan pengelola televisi untuk mengambil jalan aman dengan mengambil keuntungan dari serial atau acara yang sudah sukses sebelumnya. Pengelola televisi membuat program baru dengan karakter dan cerita yang kurang lebih sama dengan program yang sukses terdahulu.

Di Indonesia perlakuan terhadap program yang telah naik daun selalu dilakukan untuk menarik keuntungan, karena trend telah terbentuk. Seperti pada tahun 1990an muncullah trend sinetron bergaya romantisme percintaan. Lalu pada tahun 2000an program sinetron

mistik/horor. Praktek-praktek spin-off terhadap program sukses sebelumnya sudah sangat

sering terjadi utamanya untuk tayangan sinetron sehingga terjadi pengulangan tema cerita dan karakter para pemain, yang mirip-mirip. Sinetron yang direspon baik/rating tinggi dibuat berseri-seri namun tema cerita dan karakternya yang berputar-putar disekitar itu saja. Pada umumnya tentang percintaan yang kusut dan menyebalkan. Ternyata hal itu justru yang disukai oleh audien di Indonesia.

2. Program untuk waktu siaran lainnya (day time series)

Membeli program televisi pada waktu siaran lainnya akan lebih santai atau tenang dalam menentukannya. Karena program selain prime time tidak ditonton oleh jumlah penonton yang banyak sekali. Namun tetap saja jumlah penonton yang lebih sedikit juga sulit untuk mengalihkannya agar berpaling menyaksikan program kita. Penonton televisi di Indonesia sangat pintar memilih program yang disukainya. Sehingga kejelian programmer dalam membeli dan menyusun program diperlukan kehati-hatian yang sangat tinggi untuk mendapatkan keuntungan sesuai target yang ditetapkan.

Program dini hari memiliki kecendrungan untuk diabaikan waktu siarannya pada dini hari. Karena waktu siarannya yang tengah malam. Sebagian media penyiaran bahkan tidak mengudara pada waktu dini hari dengan asumsi tidak audien pada dini hari. Anggapan ini bisa jadi keliru. Jangankan dikota besar, bahkan di kota kecil sekalipun terbukti banyak orang yang ingin menonton televisi atau mendengarkan radio pada waktu dini hari.

Pemancar televisi biasanya memancarkan sinyal tanpa henti, selama 24 jam siaran perhari. Biaya siaran tengah malam biasanya sangat rendah namun penghasilan yang dijanjikan biasanya cukup menarik.

Iklan dapat ditawarkan dengan harga murah pada waktu penayangan dini hari. Pemasang iklan yang tidak mampu membayar iklan pada jam tayang utama mungkin akan tertarik memasang iklan pada waktu dini hari. Film-film yang lama (second run) mungkin dapat

disuguhkan pada waktu ini. Film-film yang tidak bisa bersaing bila ditayangkan pada prime

(6)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

6

Pada dini hari stasiun televisi atau radio bisa menyiarkan kembali siaran berita terakhir.

Informasi yang disajikan dalam berita tengah malam, jarang sekali yang perlu di update

pada dini hari. Dari sisi operasional, siaran dini hari hanya perlu dua atau tiga orang saja untuk mengawal siaran televisi dan radio agar tetap mengudara, sementara iklan bisa dijual dengan tarif yang rendah.

Suatu acara yang bagus yang sudah diputar sebelumnya dapat pula diputar ulang pada dini hari. Siaran ulang tidak memerlukan biaya besar dan merupakan cara efektif untuk mengisi acara pada segmen waktu tertentu ketika hanya sedikit audien yang masih mengikuti suatu siaran (misalnya larut malam, dini hari dan lewat tengah malam)

Siaran ulang memberi kesempatan kedua terhadap audien yang tidak sempat menonton suatu acara sebelumnya. Siaran ulang juga memberi kesempatan kepada audien yang menyukai suatu acara untuk menonton acara favoritnya kembali. Mengulang suatu acara pada media penyiaran tidak identik dengan kurangnya kreativitas pengelola program. Dikalangan remaja, bukan hal yang aneh untuk menonton suatu film yang disukai berkali-kali. Dalam hal ini, pengelola program hendaknya mengusahakan untuk memperoleh hak setidaknya dua kali siaran ulang atas setiap program yang dibeli. Hal ini tentunya disesuaikan dengan nilai kontrak yang disepakati atau yang ditawarkan oleh distributor. Biasanya untuk stasiun televisi yang baru pertama kali menyiarkan suatu program dinegaranya akan dikenakan biaya yang cukup mahal dan dengan masa tayang hanya sekali saja.

Membeli program produksi dalam negeri biasanya melalui distributor atau rumah produksi. Tentunya setiap rumah produksi mempelajari pola program-program yang diperlukan. Karena produser dirumah produksi yang membuat program tanpa penawaran terlebih dahulu ke stasiun televisi, merupakan langkah yang sangat beresiko tinggi. Karena biaya yang diinvestasikan untuk pembuatan sebuah program sangat besar, jika tidak mendapatkan harga yang melebihi dari nilai produksi, maka akan berakibat kerugian. Akan tetapi masih beruntung bila program tersebut berhasil dijual, walaupun dengan harga yang merugi. Lebih parah lagi bila tidak bisa diterima oleh stasiun televisi karena berbagai alasan, itu berakibat melayangnya biaya yang telah terlanjur dikeluarkan.

Oleh sebab itu setiap rumah produksi harus melakukan berbagai strategi agar tidak mengalami kerugian. Hal itu dengan cara mensiasati agar mencapai sasaran dengan menawarkan secara visual pada bagian program stasiun televisi. Bagian program biasanya yang memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran program yang masuk.

(7)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

7

Adapun proses penawaran yang dapat dilakukan oleh bagian program adalah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut;

1. Produser mengajukan proposal

Proposal dapat diajukan dalam bentuk tertulis atau visual bahkan kedua-duanya. Program yang diberikan hanya merupakan penggalan-penggalan atau sebagai dari episode. Produser menyampaikan secara detail dan menarik mulai dari tema program, jalan cerita, serta para pemain yang populer khususnya dan pendukung. Kru yang akan memproduksi juga dikemukakan sebagai tenaga terpilih. Jumlah episode yang ditawarkan juga disebutkan. Segala sesuatu yang penting; menyakinkan bahwa program yang ditawarkan bisa mencapai rating tinggi. Pada tahapan ini juga dilakukan penawaran harga tiap episode serta jumlah episode yang akan disiapkan, serta berapa lama produksi dapat diselesaikan. 2. Bagian program menawarkan sistem pemesanan jika antara bagian akuisisi telah tercapai

kesepakatan dengan pihak penawar. Ada tiga sistem penawaran, yakni;

- Sistem beli putus

Cara penjualan bahan siaran dari pihak luar secara utuh. Yaitu stasiun televisi membayar penuh program acara yang telah disepakati. Stasiun televisi berhak sepenuhnya atas pemasukan iklannya. Berapapun pemasukan iklan, pihak penawar tak mempunyai hak sama sekali. Dalam hal ini rumah produksi sudah memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan dalam komponen produksi.

- Sistem kerjasama

Artinya sistem kerjasama antara produser dari pihak luar dan pihak stasiun televisi sama-sama memikul beban pembuatan produksi. Rumah produksi menyelenggarakan program, dan stasiun televisi meminjamkan penggunaan peralatan. Rumah produksi mengeluarkan biaya-biaya langsung (cash flow) sementara pihak televisi menanggung biaya penyiaran.

Komposisi pembiayaan bisa 50% masing-masing atau 40% rumah produksi dan 60% stasiun televisi.

- Sistem bagi hasil atau revenue sharing

Dilakukan atas kesepakatan membagi hasil atas iklan yang ditayangkan dalam program yang ditentukan. Kompoisisinya bisa 50% masing. Dapat pula 60% untuk rumah produksi dan 40% untuk stasiun televisI. Kedua belah pihak akan mencari iklan bersama-sama dengan tarif iklan yang ditentukan oleh stasiun televisi yang memiliki standarisasi tarif (rate card)

(8)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

8

Biasanya yang membuat kontrak stasiun televisi, yaitu persetujuan tema, cerita, judul program, jumlah episode, dan persetujuan pemakaian para pemain yang akan dilibatkan dalam produksi.

Dalam kontrak dapat juga disebutkan kesepakatan jadwal produksi yang tidak akan menyimpang dari jadwal penyiaran yang diagendakan. Selain itu juga disebutkan biaya produksi setiap episodenya, serta tahapan-tahapan pembayaran.

Biasanya setelah perjanjian ditandatangani, dilakukan pembayaran 10 persen dari biaya produksi atau per paket. Pembayaran lanjutan akan dilakukan pada saat produksi dimulai, yakni sekitar 70%. Sisanya yang 20% dibayarkan saat produksi sudah selesai dan siap tayang.

4. Pemantauan selama produksi

Selama berlangsungnya eksekusi program stasiun televisi berhak memantau jalannya produksi yang dilakukan oleh rumah produksi. Dalam hal ini bagian program ingin mengetahui gambaran sampai dimana produksi dikerjakan. Sehingga diketahui kendala-kendala dilapangan.

Namun bagian program tidak boleh melakukan intervensi terhadap rumah produksi, karena produser dan sutradara sepenuhnya telah diserahkan pada mereka. Yang penting pihak programming mengetahui gambaran keseriusan dalam penyelesaian produksi berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Yaitu dipastikan waktunya untuk disiarkan.

Perubahan dalam kontrak dapat saja terjadi apabila terjadi perombakan prinsipil seperti naskah, pemeran penganti, kru yang bermasalah atau alasan lainnya.

5. Evaluasi hasil produksi

Hal ini dilakukan setelah produksi telah selesai dilaksanakan untuk menilai quality control dari program yang diproduksi. Evaluasi program dapat meliputi;

- Evaluasi terhadap kualitas produksi

- Kemungkinan penyelewengan jalan cerita

- Pergantian pemain tanpa pemberitahuan stasiun televisi.

Tim produksi biasanya akan berpacu dengan waktu untuk menyerahkan hasil produksi, karena waktu penayangan yang dekat. Dengan sempitnya waktu produksi dan pasca produksi. Oleh sebab itu pelaksanaan produksi harus tepat waktu yaitu paling tidak satu bulan sebelum disiarkan, karena proses disiarkannya suatu program tidak dapat dipotong kompas. Karena evaluasi yang paling penting adalah dicek oleh Lembaga Sensor Film dan quality contol stasiun televisi masing-masing. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia maka seluruh jenis program yang akan disiarkan di Indonesia

(9)

Perencanaan Kreatif Televisi

Drs. Andi Fachrudin, M.MSi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

Universitas Mercu Buana ‘12

9

harus disensor telebih dahulu, kecuali siaran langsung dan siaran pemberitaan (berita, olah raga, dialog dan lain sebagainya).

Referensi

Dokumen terkait

Termasuk yang juga bisa menolong untuk khusyu’ dalam shalat, yaitu tidak mengganggu orang lain dengan bacaan al Qur`an, tidak shalat dengan pakaian atau baju yang ada

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara kesesakan (crowding) dengan privasi pada mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (nilai r = 0,396 dengan

Persepsi sosial pria transgender terhadap pekerja seks komersial secara umum adalah seorang wanita yang bekerja memberi layanan seks komersial yang berpenampilan

3) dilaporkan dalam neraca dengan klasifikasi (classification) akun yang tepat dan periode akuntansi yang sesuai dengan terjadinya transaksi (cutoff). Bagian flowchart yang

Kampus hijau yang sudah terbentuk akan menjadi pusat kegiatan dan pemberdayaan pemangku kepentingan untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan (Tempo,

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Berdasarkan pada hasil analisis diketahui bahwa entres yang disimpan selama 2 dan 4 hari menggunakan media kertas koran dan serbuk gergaji yang telah dibasahi masih menghasilkan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam