• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

5.1 Area berisiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

Hasil studi EHRA secara keseluruhan menghasilkan area beresiko yang akan digunakan untuk menentukan SSK. Berikut disajikan peta wilayah resiko menurut hasil studi EHRA.

Terdapat satu area yang beresiko sangat tinggi yaitu kelurahan kukusan dan terdapat13 daerah yang beresiko rendah 23 area beresiko sedang dan 26 area beresiko tinggi. Secara rinci tabel penetapan resiko ini dapat dilihat pada tabel dibawah.

(2)

Tabel 5.1 Daftar Area Beresiko

NO KECAMATAN KELURAHAN SKORING EHRA

1

PANCORAN MAS

Depok Resiko Sedang

2 Pancoran Mas Resiko Tinggi

3 Depok Jaya Resiko Rendah

4 Mampang Resiko Sedang

5 Rangkapan Jaya Resiko Sedang

6 Rangkapan Jaya Baru Resiko Tinggi

7

C I P A Y U N G

Cipayung Resiko Tinggi

8 Bojong Pondok Terong Resiko Rendah

9 Ratu Jaya Resiko Tinggi

10 Cipayung Jaya Resiko Tinggi

11 Pondok Jaya Resiko Sedang

12

B E J I

Beji Timur Resiko Tinggi

13 Beji Resiko Rendah

14 Kemiri Muka Resiko Rendah

15 Pondok Cina Resiko Tinggi

16 Tanah Baru Resiko Tinggi

17 Kukusan Resiko Sangat Tinggi

18

S U K M A J A Y A

Mekarjaya Resiko Rendah

19 Tirtajaya Resiko Tinggi

20 Bhaktijaya Resiko Sedang

21 Sukmajaya Resiko Rendah

22 Abadijaya Resiko Sedang

23 Cisalak Resiko Rendah

24

C I L O D O N G

Kalimulya Resiko Sedang

25 Jatimulya Resiko Tinggi

26 Cilodong Resiko Sedang

27 Kali Baru Resiko Tinggi

28 Sukamaju Resiko Tinggi

29

C I M A N G G I S

Curug Resiko Tinggi

30 Cisalak Pasar Resiko Sedang

31 Mekarsari Resiko Sedang

32 Tugu Resiko Tinggi

33 Pasir Gunung Selatan Resiko Tinggi

34 Harjamukti Resiko Tinggi

35

T A P O S

Tapos Resiko Sedang

36 Leuwinanggung Resiko Sedang

37 Cimpaeun Resiko Rendah

38 Jatijajar Resiko Sedang

39 Cilangkap Resiko Rendah

40 Sukatani Resiko Sedang

41 Sukamaju Baru Resiko Rendah

42

S A W A N G A N

Sawangan Lama Resiko Sedang

43 Sawangan Baru Resiko Tinggi

44 Pasir Putih Resiko Sedang

45 Cinangka Resiko Sedang

46 Kedaung Resiko Tinggi

47 Pengasinan Resiko Tinggi

48 Bedahan Resiko Sedang

(3)

50 Serua Resiko Tinggi

51 Curug Resiko Sedang

52 Bojong Sari Baru Resiko Sedang

53 Bojong Sari Lama Resiko Tinggi

54 Duren Seribu Resiko Tinggi

55 Duren Mekar Resiko Sedang

56

CINERE

Cinere Resiko Sedang

57 Gandul Resiko Rendah

58 Pangkalan Jati Lama Resiko Sedang

59 Pangkalan Jati Baru Resiko Rendah

60

LIMO

Grogol Resiko Tinggi

61 Krukut Resiko Tinggi

62 Meruyung Resiko Tinggi

63 Limo Resiko Sedang

Sumber : Laporan EHRA

Dari hasil analisis data EHRA maka kebanyakan permasalahan kelurahan yang mempunyai resiko tinggi dan sangat tinggi ada pada pengolahan air limbah, pengelolaan persampahan dan perilaku hidup sehat. Sedangkan hanya 4 kelurahan yang bermasalah dengan sumber air minum yaitu kelurahan Rangkapan Jaya baru, Beji Timur, Tirtajaya, dan Meruyung. Untuk masalah drainase yaitu genangan banjir, menurut data EHRA hanya terjadi pada kelurahan Kukusan yang mempunyai resiko sangat tinggi.

Maka permasalahan utama Kota Depok adalah dari segi air limbah, persampahan dan perilaku hidup sehat. Dari segi air limbah maka masalah utama adalah pencemaran tangki septic yang tidak pernah disedot. Dari segi persampahan terhadap pengumpulan sampah yang tidak mencukupi, waktu pengumpulan sampah yang lama dan terlambat, serta tidak adanya pengolahan setempat untuk sampah. Dari segi perilaku maka perilaku yang masih jarang dilakukan adalah perilaku cuci tangan dengan sabun pada 5 waktu kritis, pencemaran jamban, pada wadah air, dan buang air besar sembarangan.

Lebih lengkapnya dibahas per kelurahan dapat dilihat pada tabel permasalahan kelurahan yang mempunyai skor beresiko tinggi di bawah :

(4)

Tabel 5.2 Permasalahan Kelurahan Beresiko Tinggi KELURAHAN SKORING EHRA PERMASALAHAN Sumber Air Air

Limbah Sampah Drainase PHBS Pancoran Mas Resiko Tinggi

Rangkapan Jaya

Baru Resiko Tinggi

Cipayung Resiko Tinggi Ratu Jaya Resiko Tinggi Cipayung Jaya Resiko Tinggi Beji Timur Resiko Tinggi Pondok Cina Resiko Tinggi Tanah Baru Resiko Tinggi

Kukusan Resiko Sangat

Tinggi Tirtajaya Resiko Tinggi Jatimulya Resiko Tinggi Kali Baru Resiko Tinggi Sukamaju Resiko Tinggi

Curug Resiko Tinggi

Tugu Resiko Tinggi

Pasir Gunung

Selatan Resiko Tinggi Harjamukti Resiko Tinggi Sawangan Baru Resiko Tinggi

Kedaung Resiko Tinggi

Pengasinan Resiko Tinggi

Serua Resiko Tinggi

Bojong Sari Lama Resiko Tinggi Duren Seribu Resiko Tinggi

Grogol Resiko Tinggi

Krukut Resiko Tinggi

Meruyung Resiko Tinggi Sumber : laporan EHRA

5.2 Kajian dan Opsi Partisipasi Masyarakat dan Jender di Area Prioritas

Partisipasi masyarakat pada area beresiko tinggi merupakan bagian dari bentuk adaptasi menghadapi keadaan lingkungan yang buruk. Hal ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata karena bukan jarang masyarakat dapat memperbaiki kondisi lingkungannya yang buruk dengan beberapa gerakan sederhana yang didukung oleh semua elemen masyarakatnya. Termasuk di Kota Depok, masyarakat Kota Depok memiliki inisiatif yang tinggi untuk memperbaiki kondisi lingkungannya yang buruk.

Bedasarkan kajian yang dilakukan pada 6 kelurahan di Kota Depok yang melibatkan elemen masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat yang terdapat pada wilayah program P2WKSS maka didapatkan hasil kajian bahwa masyarakat Kota Depok banyak terlibat

(5)

dalam program – program pemerintah yang terkait dengan sanitasi, meskipun keterlibatannya hanya sebatas pada bantuan tenaga pada saat pelaksanaan program dan beberapa pemeliharaan setelah selesainya program.

Berikut adalah beberapa hasil kajian yang telah dilakukan pada kelurahan Cipayung, Kalimulya, Tapos, Cilangkap, Pengasinan, dan Krukut. Kajian dilakukan dengan cara diskusi kelompok terarah (FGD) terhadap 301 warga yang terdiri dari 228 warga perempuan dan 73 warga laki – laki, selain itu warga juga diwajibkan mengisi kuesioner untuk setiap item kajian sehingga hasilnya dapat dianalisis. Dari hasil studi EHRA kelurahan yang dikaji terdapat pada kelurahan resiko tinggi dan sedang, yaitu Kelurahan Kalimulya, Pengasinan dan Krukut adalah kelurahan beresiko tinggi, sementara itu Kelurahan Cipayung, Tapos dan Cilangkap adalah kelurahan yang beresiko sedang.

5.2.1 Sumber Air Minum dan Penanganan Limbah Cair

Hasil kajian PMJK 98,2% warga memanfaatkan air tanah sebagai sumber air minum dan sisanya 1,47% mengambil dari PDAM serta 0,33% mengambil dari sungai. Sedangkan untuk masalah pengelolaan sumber air minum 93% mengaku melakukan sendiri pengelolaan sumber air minum. Sementara 7% mengaku mengelola sumber air minum bersama-sama atau berkelompok.

Hal ini jelas memperlihatkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah umumnya masih menggunakan air tanah dangkal sebagai sumber air minum mereka, bahkan masih ada yang mempergunakan air permukaan (air sungai) sebagai sumber air minum. Masalah pengelolaan sumber air minum pun masih umumnya ditangani sendiri. Hal ini menunjukan pentingnya memperbaiki pengelolaan sanitasi di tempat mereka karena air tanah dangkal dan air permukaan adalah sumber air yang rawan sekali terkontaminasi oleh limbah.

Untuk pertanyaan tentang tempat buang air besar, masih ada 4,4% responden yang sungai, 1,47% menjawab kolam, 1,1% menjawab kebun dan 93% menjawab jamban. Sementara itu untuk pembuangan air limbah rumah tangga, 11,6% menjawab sungai, 5,07% menjawab kebun, 22,5% menjawab kolam, dan 60,9% menjawab tangki septik. Hal ini menunjukan masih tingginya potensi pencemaran sumber air minum yang mereka kelola.

5.2.2 Penanganan Sampah (Limbah Padat)

Dalam hal menangani sampah rumah tangga sebagian masyarakat yaitu 26,3% melakukan pemilahan sampah sementara sisanya 73,7% membuang langsung sampahnya. Tempat membuang sampah dari hasil jawaban responden 4,1% menjawab ke sungai, 25%

(6)

menjawab ke kebun, 70% menjawab dibakar. Terlihat bahwa pelayanan sampah tidak menyentuh masyarakat berpenghasilan rendah sehingga mereka masih menangani sampah dengan cara yang konfensional yaitu dibakar.

Sedangkan yang melakukan pemilahan, pemilahan yang dilakukan adalah 80% memisahkan antara sampah yang basah dan yang kering dan 20% memisahkan sampah B3. Selanjutnya sampah yang telah dipilah tersebut dibuat kompos 36,13% dan dijual ke pengepul 63,87%. Terlihat partisipasi masyarakat sudah dilakukan namun belum besar. Jadi masyarakat yang sudah dicerdaskan oleh program PHBS sudah mampu melakukan pemilahan sampah dan komposting. Namun belum dilakukan secara maksimal karena hanya dilakukan dalam kelompok kecil.

5.2.3 Perilaku Higiene

Berhubungan dengan kampanye PHBS yang dilakukan di Kota Depok maka kajian ini juga melihat seberapa besar pengaruh pada masyarakat berpenghasilan rendah pada daerah beresiko tinggi dan sedang ini. Ternyata untuk penanganan tinja balita 41% membuangnya ke saluran air langsung, 52% membuangnya ke jamban, sedangkan 6,6% membuang ke tempat sampah.

Sedang untuk perilaku cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu kritis, masih ada yang tidak melaksanakannya. Sebesar 4,9% tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Sebesar 8,1% tidak mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh hewan dan binatang. Sebesar 5,7% tidak mencuci tangan dengan sabung setelah melakukan aktifitas. Sebesar 19% tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang bayi. Sebesar 3,8% tidak melakukan cuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah makan.

5.2.4 Bentuk Nyata Partisipasi Masyarakat dan Jender

Bentuk nyata partisipasi masyarakat didapatkan dengan menanyakan kesediaan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan sanitasi. Sedangkan untuk masalah jender dilihat dari pengambilan keputusan dalam keluarga dan partisipasi wanita dalam rapat – rapat RT dan RW.

Dari hasil FGD dengan masyarakat, partisipasi perempuan dalam rapat – rapat RT dan RW sudah terlihat. Juga dalam pelaksanaan kegiatan, para ibu – ibu juga mempunyai peranan. Contohnya pada saat kerja bakti, perempuan mendapatkan tugas untuk menyapu dan laki – laki mempunyai tugas untuk menguras selokan. Juga dalam kuesioner ditanyakan masalah pengambilan keputusan dalam penentuan besaran dana untuk perbaikan sarana sanitasi di

(7)

rumah tangga 1,4% menjawab ibu yang memutuskan, 26% menjawab bapak dan ibu bersama memutuskan, dan 73,1% menjawab bapaklah yang memutuskan. Jadi pelibatan perempuan sudah ada namun belum maksimal.

Lantas pada saat ditanyakan masalah besaran dana yang dikeluarkan untuk air minum, pengangkutan sampah dan penyedotan tangki septik, sebagian besar warga menyebutkan besaran kontribusi yang cukup besar, terutama untuk masalah air minum dan penyedotan tangki septik.

Pada saat ditanyakan apakah mereka mau berkontribusi dalam pembangunan sanitasi, maka 93% menyatakan mau dan 7% menyatakan tidak. Untuk bentuk kontribusi yang ingin diberikan 35% menjawab uang dan 65% menjawab tenaga. Terlihat bahwa kontribusi berupa uang pun masih rela disisihkan untuk sarana sanitasi, meski lebih banyak yang memilih untuk membantu tenaga. Hasil besaran uang yang rela diberikan pun beragam, namun total 301 masyarakat dari 6 kelurahan mempunyai kesediaan Rp. 10.935.001,- ini merupakan kesediaan yang lumayan besar mengingat mereka tergolong dalam masyarakat berpenghasilan rendah.

Sedangkan untuk pemeliharaan, masyarakat yang menjawab mau berkontribusi 97% dan yang tidak 3%. Bentuk kontribusi dalam pemeliharaan sarana sanitasi adalah 66% menyumbang tenaga, 34% menyumbangkan uang dan 1,2% menyumbangkan material. Besaran total untuk pemeliharaan sanitasi dalam bentuk uang adalah Rp. 2.541.000,- dan yang berupa material bisa berupa pasir, batu bata, dan semen.

5.3 Komunikasi untuk Peningkatan Kepedulian Sanitasi.

Dari hasil pelaksanaan survey yang telah dilakukan oleh Studi Komunikasi dan Media yang dilaksanakan di seluruh kelurahan Kota Depok dengan hasil jumlah sampel 3686 terdiri dari:

1. Darimanakah mendapatkan informasi atau berita 2. Surat kabar yang paling sering dibaca

3. Stasiun radio yang paling sering didengar 4. Stasiun televisi yang paling sering didengar 5. Acara televisi yang paling sering ditonton

6. Dari siapa mendapatkan informasi tentang sanitasi

7. Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal dari 8. Jenis pertemuan yang pernah diikuti

(8)

10. Kesenian tradisional yang biasanya ditonton 11. Kegiatan yang pernah dihadiri

Berikut hasil dari pertanyaan yang sudah di survey:

Darimanakah mendapatkan informasi atau beritanya, disini terlihat paling tinggi masyarakat di Depok mempunyai kebiasaan menonton

3.475, dan kebiasaan yang kedua membaca surat kabar dengan persentase 27% dengan berjumlah 1008, kebiasaan masyarakat yang ketiga adalah mendengarkan radio jumlah persentase 16% berjumlah 603, kebiasaan masyara

pengumuman jumlah persentase 4% dengan jumlah 150, kebiasaan masyarakat yang selanjutnya adalah menjawab lainnya dengan persentase 3% berjumlah 125 dan yang terakhir kebiasaan yang dilakukan masyarakat Depok adalah men

persentase 2% yang berjumlah 64. Jadi hasil yang paling tinggi setiap harinya masyarakat di Depok mendapatkan informasi atau berita dengan cara menonton televisi.

Tabel 5.3 No Jawaban 1 Surat Kabar 2 Radio 3 Televisi 4 Papan Pengumuman 5 Lainnya 6 Tidak Tahu 0% 20% 40% 60% 80% 100%

nian tradisional yang biasanya ditonton Kegiatan yang pernah dihadiri

Berikut hasil dari pertanyaan yang sudah di survey:

Darimanakah mendapatkan informasi atau beritanya, disini terlihat paling tinggi masyarakat di Depok mempunyai kebiasaan menonton televisi dengan persentase 94% yang berjumlah 3.475, dan kebiasaan yang kedua membaca surat kabar dengan persentase 27% dengan berjumlah 1008, kebiasaan masyarakat yang ketiga adalah mendengarkan radio jumlah persentase 16% berjumlah 603, kebiasaan masyarakat yang keempat adalah melihat papan pengumuman jumlah persentase 4% dengan jumlah 150, kebiasaan masyarakat yang selanjutnya adalah menjawab lainnya dengan persentase 3% berjumlah 125 dan yang terakhir kebiasaan yang dilakukan masyarakat Depok adalah menjawab tidak tahu dengan persentase 2% yang berjumlah 64. Jadi hasil yang paling tinggi setiap harinya masyarakat di Depok mendapatkan informasi atau berita dengan cara menonton televisi.

Tabel 5.3 Darimanakah mendapatkan informasi atau berita.

Jawaban Jumlah Persen

Surat Kabar 1008 603 Televisi 3475 Papan Pengumuman 150 Lainnya 125 Tidak Tahu 64

Darimanakah mendapatkan informasi atau beritanya, disini terlihat paling tinggi masyarakat televisi dengan persentase 94% yang berjumlah 3.475, dan kebiasaan yang kedua membaca surat kabar dengan persentase 27% dengan berjumlah 1008, kebiasaan masyarakat yang ketiga adalah mendengarkan radio jumlah kat yang keempat adalah melihat papan pengumuman jumlah persentase 4% dengan jumlah 150, kebiasaan masyarakat yang selanjutnya adalah menjawab lainnya dengan persentase 3% berjumlah 125 dan yang jawab tidak tahu dengan persentase 2% yang berjumlah 64. Jadi hasil yang paling tinggi setiap harinya masyarakat di Depok mendapatkan informasi atau berita dengan cara menonton televisi.

Darimanakah mendapatkan informasi atau berita.

Persen 27% 16% 94% 4% 3% 2%

(9)

Surat Kabar yang paling sering dibaca, disini ternyata kebiasaan masyarakat yang paling tingggi adalah Tidak atau jarang baca Koran dengan persentase 55% berjumlah 2024 orang, yang kedua adalah membaca Koran Kompas dengan persentase 18% yang berjumlah 665, lalu ketiga membaca Koran Monitor Depok dengan persentase 13% yang berjumlah 489, keempat adalah kebiasaan membaca Koran Seputar Indonesia dengan persentase 3% yang berjumlah 104, kelima adalah membaca Tempo dengan persentase 2% berjumlah 83, lalu membaca Koran Radar Depok dengan persentase 2% dengan berjumlah 66, dan yang terakhir adalah membaca Jurnal Depok dengan persentase 1% berjumlah 41. Dari hasil semua ini ternyata kebiasaan masyarakat di Kota Depok dalam hal Membaca surat kabar adalah Tidak Membaca atau jarang baca Koran.

Tabel 5.4 Surat kabar yang paling sering dibaca.

No Jawaban Jumlah Persen

1 Kompas 665 18% 2 Monitor Depok 489 13% 3 Radar Depok 66 2% 4 Jurnal Depok 41 1% 5 Seputar Indonesia 104 3% 6 Tempo 83 2%

7 Tidak/jarang baca koran 2024 55%

Kompas Monitor Depok Radar Depok Jurnal Depok Seputar Indonesia Tempo

(10)

Stasiun radio yang paling sering didengar, survey yang dilakukan kali ini Tidak pernah atau Jarang mendengar Radio yang paling tinggi dengan persentase 60% berjumlah 2205, lalu yang kedua adalah menjawab lainnya dengan persentase 13% berjumlah 474, ketiga adalah Pop Fm dengan persentase 7% berjumlah 266, keempat adalah RRI dengan persentase 5% berjumlah 192, kelima adalah Cemerlang dengan persentase 4% yang berjumlah 155, lalu Radio Delta dengan persentase 2% berjumlah 82, terakhir adalah radio Rasil AM dengan persentase 2% berjumlah 56. Dari hasil tersebut ternyata kebiasaan masyarakat Kota Depok dalam hal mendengarkan radio yang paling sering adalah menjawab Tidak pernah atau jarang mendengar radio yang menduduki peringkat pertama.

Tabel 5.5 Stasiun Radio yang paling sering didengar.

No Jawaban Jumlah Persen

1 RRI 192 5% 2 POP FM 266 7% 3 DELTA FM 82 2% 4 CEMERLANG 155 4% 5 RASIL AM 56 2% 6 Lainnya 474 13%

7 Tidak/jarang dengar radio 2205 60%

RRI POP FM DELTA FM CEMERLANG RASIL AM Lainnya

(11)

Stasiun televisi yang paling sering ditonton, dalam hal kebiasaan menonton tv masyarakat Depok lebih sering menonton Trans Tv dengan persentase 28% berjumlah 1022, kedua adalah Rcti dengan persentase 28% berjumlah 1018, ketiga adalah Sctv dengan persentase 18% berjumlah 647, keempat adalah Tv-one dengan persentase 8% berjumlah 310, kelima adalah Metro Tv dengan persentase 7% berjumlah 267, keenam menjawab lainnya dengan persentase 7% berjumlah 271, dan ketujuh menjawab tidak atau jarang nonton tv dengan persentase 3% berjumlah 111, dan yang terakhir menjawab Tv-Depok dengan persentase 1% berjumlah 20. Dari hasil survey ternyata stasiun tv yang paling sering ditonton adalah Trans Tv dengan nilai tertinggi 1022.

Tabel 5.6 Stasiun Televisi yang paling sering ditonton.

No Jawaban Jumlah Persen

1 Trans TV 1022 28% 2 RCTI 1018 28% 3 SCTV 647 18% 4 Metro TV 267 7% 5 TV Depok 20 1% 6 TV One 310 8% 7 Lainnya 271 7% 8 Tidak/jarang nonton TV 111 3% Trans TV RCTI SCTV Metro TV TV Depok TV One Lainnya Tidak/jarang nonton TV

(12)

Acara tv yang paling sering ditonton, hasil survey yang paling tinggi adalah sinetron dengan persentase 48% berjumlah 1759, kedua adalah kebiasaan menonton berita dengan persentase 32% berjumlah 1163, ketiga adalah menjawab lainnya dengan persentase 5% yang berjumlah 192, keempat adalah menjawab infotainment dengan persentase 4% berjumlah 180, kelima adalah musik pop dengan persentase 3% berjumlah 129, keenam adalah Musik dangdut dengan persentase 3% yang berjumlah 100, ketujuh adalah menjawab tidak tahu dengan persentase 2% yang berjumlah 76, dan yang terakhir adalah menonton kuis dengan persentase 2% berjumlah 70. Jadi hasil yang tertinggi adalah dalam hal menonton acara tv adalah Sinetron yang berjumlah 1759 dengan nilai persentase 48%.

Tabel 5.7 Acara TV yang paling sering ditonton.

No Jawaban Jumlah Persen

1 Sinetron 1759 48% 2 Musik POP 129 3% 3 Musik Dangdut 100 3% 4 Kuis 70 2% 5 Berita 1163 32% 6 Infotainment 180 5% 7 Lainnya 192 5% 8 Tidak Tahu 76 2% Sinetron Musik POP Musik Dangdut Kuis Berita Infotainment Lainnya

(13)

Untuk hasil survey dari siapa mendapatkan informasi tentang sanitasi untuk Kader mendapati jumlah 1866 dengan persentase 51%, kedua adalah menjawab RT dengan persentase 45% yang berjumlah 1655, ketiga adalah RW dengan jumlah persentase 24% berjumlah 885, keempat adalah petugas puskesmas dengan nilai persentase 19% yang berjumlah 687, kelima adalah lurah atau staf kelurahan dengan jumlah 392 dan nilai persentase sebesar 11%, keenam adalah tidak dapat info dengan nilai persentase 6% yang berjumlah 327, ketujuh adalah lainnya dengan persentase 3% yang berjumlah 230, kedelapan adalah melalui spanduk yang nilai persentasenya 5% dengan berjumlah 166, Sembilan adalah melalui poster dengan persentase 9% yang berjumlah 122 dan yang terakhir adalah melalui selebaran dengan persentase 1% yang berjumlah 110. Jadi hasil keseluruhan semua nilai yang paling tertinggi adalah Kader dengan jumlah 1866 dan nilai persentase 51%.

Tabel 5.8 Dari siapa mendapatkan informasi tentang sanitasi.

No Jawaban Jumlah Persen

1 RT 1655 45% 2 RW 885 24% 3 Lurah/staf kelurahan 392 11% 4 Kader 1866 51% 5 Petugas Puskesmas 687 19% 6 Spanduk 166 5% 7 Poster 122 5% 8 Billboard 36 3% 9 Selebaran 110 1% 10 Lainnya 230 3%

(14)

Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal dari, jawaban tertinggi adalah Penyuluh kesehatan dengan persentase 51% yang berjumlah 1873, kedua adalah Kelurahan (RT,RW) berjumlah 1581 dengan persentase 43%, ketiga adalah

massa berjumlah 766 dengan nilai persentase 21%, keempat adalah Tokoh agama dengan nilai persentase 19% yang berjumlah 694, kelima adalah menjawab lainnya dengan nilai persentase 7% dan berjumlah 246, keenam adalah guru atau sekolah anak deng

persentase 3% yang berjumlah 127. Jadi hasil survey yang paling tertinggi tertuju pada Penyuluh Kesehatan yang diyakini dapat dipercaya oleh sebagian masyarakat Kota Depok.

Tabel 5.9 Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal

No Jawaban 1 Tokoh Agama 2 Kelurahan, RT, RW 3 Penyuluh Kesehatan 4 Guru/Sekolah anak 5 Media massa 6 Papan pengumuman/spanduk 7 Lainnya 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal dari, jawaban tertinggi adalah Penyuluh kesehatan dengan persentase 51% yang berjumlah 1873, kedua adalah Kelurahan (RT,RW) berjumlah 1581 dengan persentase 43%, ketiga adalah

massa berjumlah 766 dengan nilai persentase 21%, keempat adalah Tokoh agama dengan nilai persentase 19% yang berjumlah 694, kelima adalah menjawab lainnya dengan nilai persentase 7% dan berjumlah 246, keenam adalah guru atau sekolah anak deng

persentase 3% yang berjumlah 127. Jadi hasil survey yang paling tertinggi tertuju pada Penyuluh Kesehatan yang diyakini dapat dipercaya oleh sebagian masyarakat Kota Depok.

Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal

Jawaban Jumlah Tokoh Agama 694 Kelurahan, RT, RW 1581 Penyuluh Kesehatan 1873 Guru/Sekolah anak 127 Media massa 766 Papan pengumuman/spanduk 97 Lainnya 246

Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal dari, jawaban tertinggi adalah Penyuluh kesehatan dengan persentase 51% yang berjumlah 1873, kedua adalah Kelurahan (RT,RW) berjumlah 1581 dengan persentase 43%, ketiga adalah melalui media massa berjumlah 766 dengan nilai persentase 21%, keempat adalah Tokoh agama dengan nilai persentase 19% yang berjumlah 694, kelima adalah menjawab lainnya dengan nilai persentase 7% dan berjumlah 246, keenam adalah guru atau sekolah anak dengan nilai persentase 3% yang berjumlah 127. Jadi hasil survey yang paling tertinggi tertuju pada Penyuluh Kesehatan yang diyakini dapat dipercaya oleh sebagian masyarakat Kota Depok.

Sumber informasi yang dapat dipercaya tentang sanitasi berasal dari.

Persen 19% 43% 51% 3% 21% 3% 7%

(15)

Jenis pertemuan yang pernah

pengajian dengan nilai persentase 74% yang berjumlah 2741, kedua adalah melalui Arisan yang berjumlah 2391 dengan nilai persentase 65%, ketiga adalah Rapat RT yang berjumlah 894 dengan nilai persentase 24%, keempat adalah penyuluhan kesehatan berjumlah 704 dengan nilai persentase 19%, kelima adalah tidak pernah ikut dengan nilai persentase 8% yang berjumlah 289, dan yang terakhir menjawab lainnya sebesar 63 dengan nilai persentase 8%. Tabel No 1 2 3 4 Penyuluhan Kesehatan 5 6 0% 20% 40% 60% 80%

Jenis pertemuan yang pernah diikuti dari hasil survey ini adalah yang paling tertinggi melalui pengajian dengan nilai persentase 74% yang berjumlah 2741, kedua adalah melalui Arisan yang berjumlah 2391 dengan nilai persentase 65%, ketiga adalah Rapat RT yang berjumlah i persentase 24%, keempat adalah penyuluhan kesehatan berjumlah 704 dengan nilai persentase 19%, kelima adalah tidak pernah ikut dengan nilai persentase 8% yang berjumlah 289, dan yang terakhir menjawab lainnya sebesar 63 dengan nilai

Tabel 5.10 Jenis pertemuan yang pernah diikuti.

Jawaban Jumlah Persen

Arisan 2391

Pengajian 2741

Rapat RT 894

Penyuluhan Kesehatan 704

Lainnya 63

Tidak pernah ikut 289

diikuti dari hasil survey ini adalah yang paling tertinggi melalui pengajian dengan nilai persentase 74% yang berjumlah 2741, kedua adalah melalui Arisan yang berjumlah 2391 dengan nilai persentase 65%, ketiga adalah Rapat RT yang berjumlah i persentase 24%, keempat adalah penyuluhan kesehatan berjumlah 704 dengan nilai persentase 19%, kelima adalah tidak pernah ikut dengan nilai persentase 8% yang berjumlah 289, dan yang terakhir menjawab lainnya sebesar 63 dengan nilai

Jenis pertemuan yang pernah diikuti.

Persen 65% 74% 24% 19% 2% 8%

(16)

Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah

adalah masalah sampah dan kebersihan lingkungan dengan nilai persentase 49% yang berjumlah 1813, kedua adalah menjawab Tidak ada dengan nilai persentase 33% yang berjumlah 1220, ketiga adalah air bersih den

keempat adalah air limbah dan jamban keluarga dengan nilai persentase 17% yang berjumlah 613, kelima adalah saluran air kotor yang berjumlah 444 dengan nilai persentase 12%, dan terakhir adalah menjawab lainnya

Jadi hasil tertinggi dari survey ini adalah mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan yang berjumlah 1813 dengan nilai persentase 49%.

0% 10% 20% 30% 40% 50% Tabel 5.11 No Jawaban

1 Masalah sampah dan kebersihan lingkungan

2 Air limbah dan jamban keluarga

3 saluran air kotor

4 air bersih

5 lainnya

6 Tidak ada

Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti untuk hasil survey ini yang paling tinggi adalah masalah sampah dan kebersihan lingkungan dengan nilai persentase 49% yang berjumlah 1813, kedua adalah menjawab Tidak ada dengan nilai persentase 33% yang berjumlah 1220, ketiga adalah air bersih dengan nilai persentase 18% yang berjumlah 658, keempat adalah air limbah dan jamban keluarga dengan nilai persentase 17% yang berjumlah 613, kelima adalah saluran air kotor yang berjumlah 444 dengan nilai persentase 12%, dan terakhir adalah menjawab lainnya dengan jumlah 330 dan nilai persentase 9%. Jadi hasil tertinggi dari survey ini adalah mengenai masalah sampah dan kebersihan lingkungan yang berjumlah 1813 dengan nilai persentase 49%.

Tabel 5.11 Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti.

Jumlah

Masalah sampah dan kebersihan lingkungan 1813

Air limbah dan jamban keluarga 613

saluran air kotor 444

air bersih 658

330

Tidak ada 1220

diikuti untuk hasil survey ini yang paling tinggi adalah masalah sampah dan kebersihan lingkungan dengan nilai persentase 49% yang berjumlah 1813, kedua adalah menjawab Tidak ada dengan nilai persentase 33% yang gan nilai persentase 18% yang berjumlah 658, keempat adalah air limbah dan jamban keluarga dengan nilai persentase 17% yang berjumlah 613, kelima adalah saluran air kotor yang berjumlah 444 dengan nilai persentase dengan jumlah 330 dan nilai persentase 9%. Jadi hasil tertinggi dari survey ini adalah mengenai masalah sampah dan kebersihan

Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti.

Jumlah Persen 1813 49% 613 17% 444 12% 658 18% 330 9% 1220 33%

(17)

Kesenian tradisional yang biasanya

menjawab Ludruk/lawak/betawi berjumlah 1666 dengan nilai persentase 45%, kedua adalah menjawab tidak ada sebesar 701 dengan nilai persentase 19%, ketiga menjawab lenong betawi yang berjumlah 521 deng

yang berjumlah sebesar 504 dan nilai persentase 14%, dan yang menjawab lainnya sebesar 189 dengan nilai persentase 5% dan terakhir adalah wayang dengan nilai persentase 5% dan berjumlah 185. Hasil sur

menjawab paling tertinggi adalah mengenai Ludruk/lawak/komedi dengan nilai persentase 45% dan berjumlah 1666. Tabel 5.12 No Jawaban 1 Ludruk/Lawak/Komedi 2 Lenong Betawi 3 Wayang

4 Tari dan nyanyi

5 Lainnnya 6 Tidak ada 0% 10% 20% 30% 40% 50%

Kesenian tradisional yang biasanya ditonton dari hasil survey ini jumlah yang paling tinggi menjawab Ludruk/lawak/betawi berjumlah 1666 dengan nilai persentase 45%, kedua adalah menjawab tidak ada sebesar 701 dengan nilai persentase 19%, ketiga menjawab lenong betawi yang berjumlah 521 dengan nilai persentase 14%, keempat adalah tari dan nyanyi yang berjumlah sebesar 504 dan nilai persentase 14%, dan yang menjawab lainnya sebesar 189 dengan nilai persentase 5% dan terakhir adalah wayang dengan nilai persentase 5% dan berjumlah 185. Hasil survey dari kesenian tradisional yang biasanya ditonton yang menjawab paling tertinggi adalah mengenai Ludruk/lawak/komedi dengan nilai persentase

Tabel 5.12 Kesenian tradisional yang biasanya ditonton.

Jawaban Jumlah

Ludruk/Lawak/Komedi 1666

Lenong Betawi 521

Wayang 185

Tari dan nyanyi 504

Lainnnya 189

Tidak ada 701

ditonton dari hasil survey ini jumlah yang paling tinggi menjawab Ludruk/lawak/betawi berjumlah 1666 dengan nilai persentase 45%, kedua adalah menjawab tidak ada sebesar 701 dengan nilai persentase 19%, ketiga menjawab lenong an nilai persentase 14%, keempat adalah tari dan nyanyi yang berjumlah sebesar 504 dan nilai persentase 14%, dan yang menjawab lainnya sebesar 189 dengan nilai persentase 5% dan terakhir adalah wayang dengan nilai persentase 5% vey dari kesenian tradisional yang biasanya ditonton yang menjawab paling tertinggi adalah mengenai Ludruk/lawak/komedi dengan nilai persentase

Kesenian tradisional yang biasanya ditonton.

Persen 45% 14% 5% 14% 5% 19%

(18)

Kegiatan yang pernah dihadiri, dari hasil survey yang paling tinggi adalah peringatan hari hari besar dengan jumlah 2930 dan nilai persentase sebesar 79%, kedua adalah tidak ada yang berjumlah 511 dengan nilai persentase 14%, ketiga adalah upacara adat yang berjumlah 324 dengan nilai persentase 9%, keempat adalah yang menjawab lainnya dengan jumlah 197 dengan nilai persentase 5%, dan yang terakhir menjawab adalah festival daerah sebesar 128 dengan nilai persentase 3%.

Tabel 5.13 No Jawaban 1 Peringatan hari 2 Upacara adat 3 Festival daerah 4 Lainnya 5 Tidak ada

Selain data studi Komunikasi dalam EHRA, terdapat juga data media habit yang tergambarkan dalam kajian komunikasi yang digambarkan

digunakan dan yang tidak digunakan (digambarkan/dijabarkan). 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Peringatan hari-hari besar

Kegiatan yang pernah dihadiri, dari hasil survey yang paling tinggi adalah peringatan hari jumlah 2930 dan nilai persentase sebesar 79%, kedua adalah tidak ada yang berjumlah 511 dengan nilai persentase 14%, ketiga adalah upacara adat yang berjumlah 324 dengan nilai persentase 9%, keempat adalah yang menjawab lainnya dengan lai persentase 5%, dan yang terakhir menjawab adalah festival daerah sebesar 128 dengan nilai persentase 3%.

Tabel 5.13 Kegiatan yang pernah dihadiri.

Jumlah Persen

Peringatan hari-hari besar 2930

Upacara adat 324

daerah 128

197

511

Selain data studi Komunikasi dalam EHRA, terdapat juga data media habit yang tergambarkan dalam kajian komunikasi yang digambarkan Media cetak, elektronik yang

digunakan (digambarkan/dijabarkan). Peringatan Upacara

adat

Festival daerah

Lainnya Tidak ada

Kegiatan yang pernah dihadiri, dari hasil survey yang paling tinggi adalah peringatan hari-jumlah 2930 dan nilai persentase sebesar 79%, kedua adalah tidak ada yang berjumlah 511 dengan nilai persentase 14%, ketiga adalah upacara adat yang berjumlah 324 dengan nilai persentase 9%, keempat adalah yang menjawab lainnya dengan lai persentase 5%, dan yang terakhir menjawab adalah festival daerah

Persen 79% 9% 3% 5% 14%

Selain data studi Komunikasi dalam EHRA, terdapat juga data media habit yang Media cetak, elektronik yang

(19)

Tabel 5.14 Daftar Media di Kota Depok NO NAMA MEDIA JENIS MEDIA CAKUPAN WILAYAH KELOMPOK SASARAN KEKHUSUSAN

1 Kompas Cetak Nasional Umum Umum

2 Monitor Depok

Cetak Lokal (Wil. Depok)

Umum Umum

3 Radar Depok Cetak Lokal (Wil. Depok)

Umum Umum

4 Jurnal Depok Cetak Lokal (Wil. Depok)

Umum Umum

5 Sinar Indonesia

Cetak Nasional Umum Umum

6 Tempo Cetak Nasional Umum Umum

7 RRI Elektronik Nasional Dewasa &

Remaja

News

8 POP FM Elektronik Lokal (Wil. Depok)

Umum Hiburan

9 Delta FM Elektronik Lokal (Wil. Depok)

Umum Umum

10 Cemerlang Elektronik Lokal (Wil. Depok)

Umum Hiburan

11 Rasil FM Elektronik Jakarta Umum Islam

12 Trans TV Elektronik Nasional Umum Hiburan

13 RCTI Elektronik Nasional Umum Umum

14 SCTV Elektronik Nasional Umum Umum

15 Metro TV Elektronik Nasional Dewasa & Remaja

Berita

16 TV Depok Elektronik Nasional Umum Umum

(20)

• Pokja wartawan, wartawan mingguan, liputan kegiatan Kepala Daerah (walikota dan wakil walikota), Press Release, Pemasangan advertorial/pengumuman di media cetak (lokal, regional, nasional, & mingguan). Konfrensi Pers (incidental) Konferensi Pers dilaksanakan bila ada suatu informasi yang harus segera disebarluaskan kepada masyarakat.

• Layanan Pengaduan melalui jejaring sosial, email, telp, dll.

Dinas Komunikasi dan Informasi melayani layanan pengaduan melalui jejaring social Facebook Pemkot Depok dengan jumlah teman 877 orang, FB Diskominfo Kota Depok dengan jumlah teman 1502 teman, Twitter @pemkotdepok dengan jumlah follower 1.046 orang, Grup/page Kota Depok dengan jumlah anggota 16.628 orang. Hal ini merupakan potensi pendistribusian informasi yang efektif melalui jejaring social, mengingat saat ini jejaring social dapat diakses melalui telepon genggam sehingga memudahkan proses komunikasi. Adapun alur pengaduan adalah seperti digambarkan terlampir.

• Dialog tatap muka (jumat keliling) antara warga dengan walikota.

Setiap acara jum’at keliling (atau tarawih keliling dan subuh keliling) bapak walikota selalu menyempatkan diri untuk berdialog dengan warga. Pada kesempatan tersebut warga dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada walikota. Jika OPD terkait turut hadir pada pertemuan tersebut, maka aspirasi yang berhubungan dengan OPD terkait dapat langsung disampaikan. Jika OPD terkait tidak hadir pada pertemuan tersebut, maka bagian Humas bertugas mencatat aspirasi warga untuk disampaikan ke OPD terkait.

• Pelaksanaan Undang Keterbukaan Informasi Publik sesuai dengan Undang-undang No. 14 tahun 2008 bahwa informasi yang wajib tersedia setiap saat di tiap OPD atau badan public adalah :

- Daftar seluruh informasi publik yang berada dibawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

- Hasil keputusan badan publik dan pertimbangannya;

- Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

- Rencana kerja proyek termasuk didalamnya perkiraan pengeluaran tahunan badan publik

(21)

- Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum

- Prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan

- Laporan mengenai pelayanan akses informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

Saat ini Diskominfo Kota Depok sedang berupaya menghidupkan aktivitas para PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang dijabat oleh setiap sekretaris OPD di Kota Depok melalui serangkaian pelatihan dan seminar UU KIP. Nantinya, semua informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat diperoleh dari PPID setiap OPD. Adapun alur permohonan informasinya adalah seperti terlampir.

• Media website

Media website yang digunakan untuk pendistribusian informasi kota Depok adalah http://www.depok.go.id Di situs resmi kota Depok ini juga terdapat tautan dari sejumlah OPD, sehingga masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai hal-hal yang spesifik seperti kesehatan dapat langsung mengakses ke tautan Dinas Kesehatan. Di situs resmi pemerintah kota Depok ini pula terdapat berita foto dari kegiatan kepala daerah dan kegiatan OPD sekota Depok. Selain itu terdapat pula informasi Info Kota seperti Agenda Pemerintah, Daftar Nomor Telepon penting, Informasi Ekonomi Kota, Jadwal Mobil KTP Keliling, Puskesmas, dan Rumah Sakit. Sedangkan untuk rubric interaksi, masyarakat dapat berinteraksi dengan dengan layanan pengaduan di Forum Diskusi dan Web chat. Situs ini juga menghubungkan masyarakat ke radio depok online, dan twitter Pemkot Depok. Jika masyarakat berkenan diberikan informasi langsung melalui email mengenai berita-berita ter-uptodate, mereka dapat memasukkan alamat email di tempat yang telah disediakan. Pada situs resmi kota Depok juga terdapat rubric Himbauan, Produk Hukum (perda) serta Rencana Tata Ruang Wilayah. Selain itu juga terdapat informasi pengumuman lelang melalui LPSE serta informasi-informasi spesifik lainnya sesuai bidang-bidang pembangunan.

5.4 Keterlibatan Sektor Swasta dalam Layanan Sanitasi

Penelitian yang dilakukan melalui kunjungan langsung kepada beberapa responden pelaku usaha terkait sanitasi telah dilakukan untuk memotret kondisi keterlibaan sektor swata dalam sistem sanitasi, khususnya persampahan dan limbah cair diomestik, di Kota Depok Beberapa pertemuan/ diskusi dengan responden diselenggarakan berdasarkan inisiatif atau informasi yang muncul ketika sedang diskusi dengan responden sebelumnya. Oleh karena

(22)

itu, beberapa aktivitas sektor swasta dapat di eksplorasi secara seksama dan memberikan gambaran yang lebih teliti terhadap apa yang sedang berlangsung.

5.4.1 Pengelolaan TPA

Berdasarkan catatan unit pengelola TPA, volume sampah yang masuk tiap hari sebanyak 1200 M3/hari. Metode penampungan sampah masih menggunakan open dumping. Saat ini diperkirakan ada sekitar 200 orang pemulung yang beroperasi di TPA. Partisipasi sektor swasta dalam penanganan sampah Kota Depok belum memasuki pada tatanan formal. Pihak Pemerintah Kota Depok belum mengagendakan adanya kerja sama formal yang dituangkan dalam suatu kontrak kerja. Walaupun diharapkan akan muncul sebuah inspirasi yang lebih memungkinkan adanya sinergi, baik secara formal maupun informal antara pihak Pemerintah Kota Depok dengan sektor swasta setempat, khususnya dalam penangnan sampah kota.

Pengusaha Penampung (Pengepul) Dan/ Atau Pengusaha Produksi Daur Ulang Barang Bekas

Sebagaimana di kota-kota lain, inisiatif pihak swasta dalam persampahan sudah bermunculan dengan sendirinya karena mereka melihat adanya peluang bisnis. Mereka mengumpulkan sampah non organik baik yang bersumber dari rumah tangga maupun dari fasilitas umum dan kawasan bisnis (hotel, restoran dll) yang memiliki nilai jual. Sejauh ini belum ada interaksi formal antara Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok dengan para pelaku bisnis terkait pengelolaan sampah tersebut.

Potensi Perusahaan Ceaning Service Kawasan Publik

Untuk kawasan public di Kota Depok dikelola oleh masing-masing kawasan public seperti di stasiun yang mengelola kebersihan adalah perusahaan swasta yang dikontrak oleh PT.KAI, sedangkan untuk kawasan public Terminal Depok kebersihan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, begitu juga untuk kawasan-kawasan bisnis seperti pusat-pusat perbelanjaan, rumah sakit, perkantoran melakukan pengelolaan kebersihan sendiri dengan menggunakan jasa pihak swasta. Namun sampai saat ini belum ada data yang masuk secara lengkap mengenai nama perusahaan, jumlah karyawan dan pengalaman kerja perusahaan kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Depok.

(23)

Partisipasi Lembaga Non Pemerintah (LSM/KSM)

Partisipasi masyarakat dalam hal kepedulian terhadap lingkungan khusunya dalam kegiatan pengelolaan sampah telah ada beberapa masyarakat yang melakukan kegiatan sebut saja salah satu unit kegiatan tersebut adalah “POK LILI” (Kelompok Peduli Lingkungan) yang mengelola sampah hanya masih sekitar lingkungan RW. POK LILI sudah memulai kegiatannya sejak 1 tahun yang lalu dirintis oleh Warga di kawasan RW 24 Kelurahan Abadijaya dengan sumber pendanaan secara mandiri. POK LILI beranggotakan 9 orang kader, adapun kegiatan yang dilakukan adalah Pemilahan sampah, pengomposan sampah organik, me-recycle sampah, melakukan penjualan sampah non organic ke Lapak atau pengepul dan satu kegiatan unggulannya yaitu Bank Sampah/Tabungan sampah. Kelompok ini memiliki hambatan terutama dalam hal permodalan serta masih sulitnya pemasaran produk daur ulang dan kompos yang sudah jadi. Masih kurang pedulinya masyarakat sekitar terhadap kegiatan tersebut juga merupakan suatu hambatan dan tantangan yang harus dihadapi oleh kelompok ini.

5.4.2 Pengelola IPLT

Di Kota Depok selama ini pengelolaan limbah cair domestic dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (UPT IPLT) yang berada dibawah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok. UPT IPLT Kota Depok dalam operasionalnya memiliki 8 unit truk tinja dengan kapasitas 3 m³/truk tinja sedangkan dari pihak swasta didapatkan data ada 6 perusahaan yang total memiliki 10 unit truk tinja dengan kapasitas yang sama dengan truk tinja milik pemda.

Sesuai dengan ketentuan perda UPT IPLT mengenakan tarif kepada pihak swasta Rp. 25.000 sekali buang. Sisa hasil endapan tinja kering sering dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk dipergunakan sebagai pupuk penyubur rumput makanan ternak.

Dalam menentukan tarif layanan jasa sedot tinja :

− Swasta : tergantung negosisi antara pengguna jasa dan pemberi jasa − Pemda : Berdasarkan pada Peraturan Daerah (Perda)

Biaya/tarif jasa sedot tinja :

− Swasta ; Kisaran tarif Rp. 200.000 s.d Rp. 300.000 − Pemda : Rp. 25.000/m³ s.d Rp. 75.000/m³

Rata-rata order per hari/ per minggu yang ditangani oleh jasa layanan sedot tinja : − Order rata – rata/hari : 4 order/hari

(24)

Berdasarkan informasi dari pengelola IPLT pelanggan meminta jasa pengurasan kembali sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan total target pendapatan perbulan adalah Rp. 25.000.000,- namun baru tercapai kisaran Rp. 20.000.000,-perbulannya. Usaha lain yang terkait dengan pengelolaan limbah adalah usaha perorangan (kontraktor) dalam hal pembangunan rumah, dimana mereka sudah memiliki spesifikasi teknis untuk pembangunan septiktank yang sudah distandarisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Diagram Penyaluran Limbah Cair Domestik

5.4.3 Sektor Swasta Pemasang Iklan

Belum adanya sektor swasta yang mensponsori untuk pemasangan iklan yang berhubungan dengan kegiatan kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, selama ini hanya masih berbentuk advertorial saja dimana pihak pemerintah daerah tetap melakukan pembayaran dalam pemuatan berita tersebut. Mengenai peran sektor swasta dalam hal pemasangan iklan sudah ada pada Studi Komunikasi Sanitasi PPSP Kota Depok 2011.

19.85 % populasi Kota Depok melakukan pengurasan septiktank dengan durasi yang berbeda-beda (survey EHRA 2011)

Perusahaan kuras/ sedot Septic Tank tidak memiliki data pasti berapa ton pertahunnya Treatment plant (IPLT) ( 88.66%) 5 % populasi Tanpa Toilet / WC sederhana Sungai (2.01%) Dimanfaatkan Perkebunan (4,91%) 65 % populasi On-Site

septic tanks Tidak pernah dikuras

Gambar

Tabel 5.1 Daftar Area Beresiko
Tabel 5.2 Permasalahan Kelurahan Beresiko Tinggi  KELURAHAN  SKORING  EHRA  PERMASALAHAN Sumber  Air  Air
Tabel 5.3  No  Jawaban 1  Surat Kabar 2  Radio  3  Televisi 4  Papan Pengumuman 5  Lainnya 6  Tidak Tahu 0%20%40%60%80%100%
Tabel 5.4 Surat kabar yang paling sering dibaca.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Informasi SiLPA, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal Pemerintah Provinsi di Indonesia

Penelitian ini mencakup tiga tahapan penelitian, semua dilakukan dalam rangka untuk mengembangkan dan memvalidasi metoda pengukuran kadar air menggunakan alat

Distrik State-Anchored memiliki ciri seperti didominasi satu atau beberapa perusahaan besar, skala ekonomi relatif tinggi pada sektor publik, investasi dilakukan secara

Puji syukur kehadirat Allah Subhannahu Wataala (SWT), yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Disampaikan kepada Jemaat, bahwa Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2017 dalam Ibadah Hari Raya Natal ke-2 pkl. 09.00 WIB.. Pastoral

Sebelumnya, pengembang-pengembang produk Boston Scientific bekerja dalam gudang tertutup dengan keterbatasan akses untuk penelitian dari rekan kerja pada lini produk

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja pada bagian pengantongan (packer) pada PT Semen Bosowa Maros yang terdiri dari karyawan

Hasil penelitian menunjukkan pupuk NPKS 15- 15-15-5S dengan dosis optimum 600 kg/ha efektif meningkatkan bobot gabah kering, dari 3,63 t/ha menjadi 4,67 t/ha dan tidak berbeda