BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer, logika Fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Pendekatan pada pengembangan kecerdasan buatan menganut beberapa prinsip (T. Sutojo, 2011) yaitu:
a. Strong Artificial Intelligence : Pendekatan ini ingin menuju ke pembuatan suatu mesin yang bisa benar-benar berfikir dan memecahkan masalah. Pendekatan ini mempertahankan bahwa mesin yang di program dengan cukup akan mampu untuk memiliki keadaan mental kognitif (cognitive mental state). b. Weak Artificial Intelligence : Pendekatan ini berurusan dengan pembuatan
kecerdasan buatan di komputer yang tidak benar-benar bisa berfikir dan memecahkan masalah, namun bisa berperilaku seakan ia memiliki kecerdasan. Pendekatan ini menyatakan bahwa sebuah mesin yang di program dengan cukup akan dapat meniru pemikiran manusia.
c. Applied Artificial Intelligence : Pendekatan ini berusaha menghasilkan suatu sistem cerdas yang secara komersial dapat digunakan, sebagai contoh sebuah sistem keamanan yang dapat mengenali wajah orang yang boleh memasuki gedung. Pendekatan ini sudah mengalami cukup banyak kesuksesan.
d. Cognitive Artificial Intelligence : Pendekatan ini memandang komputer sebagai alat untuk mengetes teori tentang bagaimana otak manusia bekerja.
Sebagai contoh teori tentang bagaimana cara kita mengenali wajah dan benda-benda lainnya atau bagaimana kita memecahkan masalah yang abstrak.
Dalam perkembangannya, kecerdasan buatan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Sistem Pakar (Expert System) : Komputer sebagai sarana menyimpan
pengetahuan para pakar sehingga komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian yang dimiliki pakar.
b. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing) : Pengguna dapat melakukan komunikasi dengan komputer meggunakan bahasa sehari-hari. Misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan sebagainya.
c. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition) : Manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan komputer menggunakan suara.
d. Robotika dan Sistem Sensor
e. Komputer Vision : menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer.
f. Intelligent Computer-Aided Instruction : Komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar.
g. Game Playing. h. Soft Computing.
Kelebihan kecerdasan buatan:
a. Kemampuan menyimpan data yang tidak terbatas (dapat disesuaikan dengan kebutuhan).
b. Memiliki ketepatan dan kecepatan yang sangat akurat dalam sistem kerjanya. c. Dapat digunakan kapan saja karena tanpa ada rasa lelah atau bosan.
d. Mudah dibawa-bawa.
e. Tidak tergantung kepada emosi pengguna dalam sistem kerjanya. f. Lebih mudah di duplikasi dan disebarkan.
g. Lebih murah.
h. Bersifat konsisten dan teliti.
Kekurangan kecerdasan buatan:
a. Teknologi kecerdasan buatan tidak memiliki common sense. Common sense adalah sesuatu yang membuat kita tidak sekedar memproses informasi, namun kita mengerti informasi tersebut. Kemengertian ini hanya dimiliki oleh manusia.
b. Kecerdasan yang ada pada kecerdasan buatan terbatas pada apa yang diberikan kepadanya (terbatas pada program yang diberikan). Alat teknologi kecerdasan buatan tidak dapat mengolah informasi yang tidak ada dalam sistemnya.
c. Biaya untuk perawatan dan pengembangan yang mahal. d. Selalu diperbaharui untuk mengikuti perkembangan.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan yang membuat penggunaan pengetahuan yang dikhususkan secara ekstensif untuk memecahkan masalah. Secara umum pengertian sistem pakar adalah suatu sistem yang berusaha meniru pengetahuan manusia kedalam program komputer yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga orang awam juga bisa menyelesaikan suatu masalahnya hanya dengan menjalankan aplikasi sistem pakar. Sistem pakar menggunakan pengetahuan-pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan masalah tertentu (Giarratano dan Rilley, 2005). Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Masalah dalam sistem pakar juga bersifat khusus yaitu hanya mengacu pada satu permasalahan.
USER KNOWLEDGE BASED MESIN INFERENSI FAKTA KEAHLIAN
Pakar adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam bidang tertentu. Pakar mempunyai pengetahuan atau keterampilan tertentu yang tidak diketahui atau ada untuk kebanyakan orang. Seorang pakar dapat memecahkan masalah yang sulit atau tidak dapat dipecahkan orang lain. Pengetahuan dalam sistem pakar mungkin berupa pengalaman seorang pakar atau bisa diambil dari buku, majalah atau pengetahuan perseorangan.
Sistem pakar pada umumnya berupa aplikasi atau perangkat lunak pengambil suatu keputusan yang mampu mencapai tingkat yang sebanding dengan seorang pakar dalam masalah yang khusus. Pada dasarnya, kepakaran seorang pakar dipindahkan kedalam komputer sehingga pengguna dapat berinteraksi atau berkonsultasi dengan aplikasi sistem pakar untuk suatu solusi, nasehat atau keputusan sehingga masalah yang dihadapi bisa terselesaikan layaknya dia melakukan konsultasi kepada seorang pakar.
Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan pakar manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar. Untuk membangun sistem yang seperti itu maka komponen-komponen yang harus dimiliki adalah sebagai berikut (Giarratano dan Rilley, 2005):
1. Antar Muka Pengguna (User Interface)
Antar muka pengguna merupakan tampilan aplikasi yang digunakan oleh pemakai untuk komunikasi dengan sistem sehingga bisa melakukan konsultasi dan sistem bisa memberikan solusi kepada pemakai.
2. Basis Pengetahuan ( KnowledgeBase)
Merupakan pengetahuan yang sudah ada di dalam database yang sebelumnya diperoleh dari pakar, buku atau penelitian.
3. Mekanisme Inferensi (Inference Machine)
Merupakan penalaran yang dilakukan sistem dengan menggunakan pengetahuan yang ada di dalam database untuk memperoleh kesimpulan. 4. Memori Kerja ( Working Memory)
Merupakan area kerja yang digunakan dalam database untuk proses penalaran dan pengambilan keputusan yang didalamnya terdapat fakta-fakta.
Sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Kusrini, 2006), yaitu: a. Modul akusisi pengetahuan
Sistem menerima pengetahuna dari pakar dan pengetahuan-pengetahuan yang telah diterima akan digunakan untuk pengembangan sistem. Untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam program diperlukan seorang programer yang berfungsi sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.
b. Modul Konsultasi
Sistem pakar akan memberikan jawaban atas permasalahan yang diberikan pengguna. Pengguna akan berinteraksi dengan sistem pakar dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Dengan berakhirnya pertanyaan tersebut, maka sistem akan memberikan jawaban kepada User atas permasalahannya.
c. Modul Penjelasan
Sistem akan memberi penjelasan kepada pengguna, bagaimana keputusan itu dibuat bukan keputusan yang lain. Akan diberikan alasan-alasan yang akan membuat pengguna yakin akan jawaban sistem pakar.
Komponen yang terdapat dalam sistem pakar yaitu : a. Antar muka pengguna (User Interface)
Antar muka merupakan tampilan dari sistem yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan sistem untuk melakukan konsultasi dan sistem juga akan memberikan jawaban dari permasalahan pengguna melalui tampilan itu juga. b. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi tentang pengetahuan pakar yang telah dimasukkan kedalam sistem, aturan-aturan,relasi antara data dengan aturan dalam pengambilan kesimpulan. Basis pengetahuan merupakan kumpulan dari informasi dan pengalaman seorang ahli pada suatu bidang tertentu.
c. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan proses pengumpulan pengetahuan, pemindahan dan perubahan bentuk pemecahan masalah keahlian dari pakar atau dari dokumen-dokumen pengetahuan yang dimasukkan ke dalam
komputer untuk pembuatan dan pengembangan dari basis pengetahuan. Sumber-sumber yang sangat potensial untuk dijadikan sumber pengetahuan antara lain seorang pakar atau orang yang ahli dalam bidangnya, buku-buku, dokumen-dokumen, multimedia, laporan penelitian yang spesial dan informasi-informasi yang diperoleh dari internet.
d. Motor Inferensi
Motor inferensi merupakan pusat pengambilan keputusan pada sistem pakar dengaan penyesuaian fakta-fakta pada memori dengan basis pengetahuan untuk mendapatkan kesimpulan dan jawaban. Motor inferensi merupakan otak dan pemikir dari suatu sistem pakar. Dalam motor inferensi ini sistem akan melakukan penalaran yang dilandasi basis pengetahuan yang di dapat dari pakar, sehingga sistem menghasilkan keputusan. Ada dua macam motor inferensi dalam sistem pakar yaitu forward chaining dan backward chaining. e. Area Kerja (Workplace)
Merupakan area dari sekumpulan memori kerja yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. f. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan merupakan komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan. g. Perbaikan Pengetahuan
Perbaikan pengetahuan merupakan kemampuan dari seorang pakar untuk melakukan analisis apakah aturan-aturan dan basis data yang sudah dibuat masih bisa dipergunakan pada masa yang akan datang.
Gambar 2.2. Komponen Sistem Pakar
Kelebihan sistem pakar :
a. Hemat waktu karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari pakar sesungguhnya (manusia).
b. Memberikan kesimpulan yang sama terhadap pengguna lain. Misalnya jika ada 2 pengguna dengan masalah yang sama melakukan konsultasi terhadap sistem pakar maka sistem akan memberikan jawaban yang sama. Berbeda jika pengguna tersebut melakukan konsultasi kepada seorang pakar, bisa saja solusi yang di berikan berbeda tergantung kondisi dan situasi.
c. Dapat digunakan di lingkungan yang berbahaya seperti wabah penyakit dan perang.
d. Handal karena sistem pakar dapat digunakan secara terus-menurus tanpa adanya rasa bosan dan kelelahan seperti manusia.
e. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti. Berbeda dengan sistem komputer konvensional. Pengguna dapat merespon dengan jawaban “tidak tahu” atau “tidak yakin” selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawabannya.
f. Dapat digunakan sebagai sarana pelatihan. Pengguna pemula dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman dan fasilitas dapat menjadi guru. g. Meningkatkan kemampuan problem solving karena mengambil sumber
pengetahuan dari banyak pakar. h. Fleksibel karena mudah dibawa-bawa.
Kekurangan sistem pakar :
a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak bisa selalu didapatkan dengan mudah karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada dan kadang-kadang pendekatan setiap pakar berbeda.
b. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaan.
c. Membutuhkan perangkat komputer untuk menjalankannya. d. Dapat dimodifikasi aturan-aturan dan isi databasenya.
Perbandingan antara kemampuan seorang pakar manusia dengan sistem pakar dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1. Perbandingan Pakar dengan Sistem Pakar
Faktor Pakar Manusia Sistem Pakar
Ketersediaan waktu Hari kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Dimana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Ketersediaan Ya Tidak
Performansi Variabel Konsisten
Kecepatan Variabel Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau
Kemungkinan lupa atau salah perhitungan
Mungkin terjadi Tidak mungkin Kebijaksanaan dengan
lingkungan
Ya Tidak
Ciri dan karateristik sistem pakar:
a. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris. Hal ini karena komputer melakukan proses pengolahan data secara numerik sedangkan keahlian seorang pakar adalah fakta dan aturan-aturan.
b. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak konsisten, subjek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak, ya atau tidak akan tetapi menurut ukuran kebenaran tertentu.
c. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti.
d. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam melakukan modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar dan semakin bervariasi.
e. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, oleh karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti benar.
f. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan meskipun solusinya sulit.
g. Mudah untuk dimodifikasi, menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.
h. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.3 Metode Certainty Factor
Dalam suatu persoalan sering kali ditemui jawaban yang tidak pasti dari permasalahan itu. Ketidakpastian jawaban ini dipengaruhi oleh peluang terjadinya suatu kejadian yang sedang terjadi. Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal, penyelesaian konflik dan ketidakcocokan atara konsekuen dalam aturan.
Certainty Factor diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidapastian pemikiran seorang pakar. Certainty Factor digunakan untuk menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap permasalahan yang sedang di hadapi. Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut (John Durkin, 1994):
IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR] ... En THEN H (CF=CFi)...(2.1)
Di mana:
E1..En : Fakta-fakta yang ada. H : Hipotesa yang ada
CF : Tingkat keyakinan terjadinya hipotesa H akibat adanya fakta- fakta E1..En Certainty Factor juga didefinisikan sebagai berikut ( Giarattano dan Rilley, 2005):
CF(HE)=MB(H,E)-MD(H,E)...(2.2)
Dimana:
CF(H,E) : Certaintyfactor dari hipotesis H yang di pengaruhi gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1.
MB(H,E) : Ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi gejala E.
MD(H,E) : Ukuran ketidak percayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi gejala E.
Nilai Certainty Factor ada 2 yaitu:
1. Nilai Certainty Factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/ rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar.
2. Nilai Certainty Factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna.
Berikut adalah beberapa kombinasi Certainty Factor terhadap berbagai kondisi:
Certainty Factor dengan kaidah dan premis tunggal (single premis rules): CF(H,E) = CF(E)*CF(rule)
= CF(User)* CF(pakar)...(2.3)
Certainty Factoruntuk kaidah dengan premis majemuk (multiple premis rules): CF (A AND B) = Min (CF(a), CF(b)) * CF(rule)...(2.4)
CF (A OR B) = Min (CF(a), CF(b)) * CF(rule)...(2.5)
Certainty Factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (similiarity concluded rules):
CFcombine(CF1,CF2) = CF1 + CF2 * (1-CF1)...(2.6)
Contoh penggunaan metode Certainty Factor dalam sistem pakar sederhana.Nilai Certainty Factor untuk jawaban:
Jawaban Nilai Tidak 0 Sedikit Yakin 0.4 Cukup Yakin 0.6 Yakin 0.8 Sangat Yakin 1
Tabel 2.3 Nilai gejala oleh Pakar
Gejala Jenis Penyakit
Paranoid Shizoid Narcissistic Obsesive Compulsive
G1 1 0,2 0,4 0
G2 0,4 0 0,1 0,4
G3 0,5 1 1 0,7
G4 0,3 0,5 0,7 1
Kaidah 1 IF G1 AND G2 AND G3 AND G4 THENPARANOID Kaidah 2 IF G1 AND G2 AND G3 AND G4 THENSHIZOID Kaidah 3 IF G1 AND G2 AND G3 AND G4 THENNARCISSISTIC
Kaidah 4 IF G1 AND G2 AND G3 AND G4 THENOBSESIVE COMPULSIVE
Untuk Kaidah 1. CFpakar untuk G1 = 1
CFpakar untuk G2 = 0,4
CFpakar untuk G3 = 0,5
CFpakar untuk G4 = 0,3
Misalkan User memilih jawaban sebagai berikut:
G1= Yakin = 0,8
G2=Sedikit Yakin = 0,6
G3=Yakin = 0,8
Kaidah dipecah menjadi satu aturan tunggal, sehingga: Kaidah 1.1 IF G1 THENPARANOID Kaidah 1.2 IF G2 THENPARANOID Kaidah 1.3 IF G3 THENPARANOID Kaidah 1.4 IF G4 THENPARANOID Untuk Kaidah 1.1
Untuk kaidah baru, dikalikan CFpakar*CFUsermenjadi:
CF 1.1 = 1*0,8 = 0,8 CF 1.2 = 0,4 * 0,6 = 0,24 CF 1.3 = 0,5 * 0,8 = 0,4 CF 1.4 = 0,3 * 0,4 = 0,12 Kombinasi CF 1.1 dengan 1.2 CFCOMBINE (CF1,CF2)=CF1+CF2*(1-CF1), sehingga CFCOMBINE (CF1.1,CF1.2)=0,8+0,24*(1-0,8) = 0,848=CFold
Kombinasi CFolddengan CF 1.3
CFCOMBINE (CFold,CF1.3)=0,848+0,4*(1-0,848) = 0,9088
Kombinasi CFold dengan CF 1.4
CFCOMBINE (CFold,CF1.4)=0,9+0,12*(1-0,9) = 0,912
Maka persentase keyakinan untuk Paranoid=0,912*100%=91,2%
Untuk Kaidah 2 CF 2.1 = 0,2*0,8 = 0,16 CF 2.2 = 0*0,6 = 0 CF 2.3 = 1*0,6 = 0,6 CF 2.4 = 0,5*0,4 = 0,2 Kombinasi CF 2.1 dan CF 2.2 CFCOMBINE (CF2.1,CF2.2)=CF2.1+CF2.2*(1-CF2.1), sehingga CFCOMBINE (CF2.1,CF2.2) = 0,16+0=0,16=cfold
Kombinasi CFold dan CF 2.3
Kombinasi CFold dan CF 2.4
CFCOMBINE (CFold,CF2.4) = 0,66 + 0,2(1-0,66) = 0,728
Maka persentase keyakinan untuk Shizoid=0,728*100%=72,8 %
Untuk Kaidah 3 CF 3.1 = 0,4*0,8 = 0,32 CF 3.2 = 0,1*0,6 = 0,06 CF 3.3 = 1*0,6 = 0,6 CF 3.4 = 0,7*0,4 = 0,28 Kombinasi CF 3.1 dan CF 3.2 CFCOMBINE (CF3.1,CF3.2)=CF3.1+CF3.2*(1-CF3.1), sehingga CFCOMBINE (CF3.1,CF3.2) = 0,32+0.06(1-0,32)=0,36=CFold
Kombinasi CFold dan CF 3.3
CFCOMBINE (CFold,CF3.3) = 0,36+0,06(1-0,36) = 0,39
Kombinasi CFold dan CF 3.4
CFCOMBINE (CFold,CF3.4) = 0,39 + 0,28(1-0,39) = 0,56
Maka persentase keyakinan untuk Narcissistic=0,56*100%=56 %
Untuk Kaidah 4 CF 4.1 = 0*0,8 = 0 CF 4.2 = 0,4*0,6 = 0,24 CF 4.3 = 0,7*0,6 = 0,42 CF 4.4 = 1*0,4 = 0,4 Kombinasi CF 4.1 dan CF 4.2 CFCOMBINE (CF4.1,CF4.2)=CF4.1+CF4.2*(1-CF4.1), sehingga CFCOMBINE (CF4.1,CF4.2) = 0+0.24(1-0)=0,24=CFold
Kombinasi CFold dan CF 4.3
CFCOMBINE (CFold,CF4.3) = 0,24+0,42(1-0,24) = 0,5592
Kombinasi CFold dan CF 4.4
CFCOMBINE (CFold,CF4.4) = 0,55 + 0,4(1-0,55) = 0,73
Sehingga, penyakit yang di derita berdasarkan gejala yang diinputkan User adalah Paranoid dengan tingkat keyakinan 91,2%.
2.4 Metode Fuzzy
Konsep logika Fuzzy pertama sekali diperkenalkan oleh profesor Lotfi A.Zadeh dari Universitas Californiapada 1962. Logika Fuzzy adalah metodologi sistem kontrol pemecahan masalah yang cocok untuk diimplementasikan pada sistem mulai dari sistem yang sederhana, sistem kecil, embedded system, jaringan PC, multi-chanel atau workstation berbasis akuisisi data dan sistem kontrol. Metodologi ini dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau keduanya. Dalam logika klasik dinyatakan bahwa segala sesuatu bersifat biner, yang artinya adalah hanya mempunyai dua kemungkinan, “Ya atau Tidak”, “Benar atau Salah”, “Baik atau Buruk”, dan lainnya. Oleh karena itu semua mempunyai nilai keanggotaan 0 atau 1, akan tetapi dalam logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan berada di antara 0 dan 1.
2.4.1 Alasan menggunakan Fuzzy adalah:
a. Konsep logika Fuzzy mudah dimengerti b. Logika Fuzzy sangat fleksibel
c. Memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat
d. Dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan
e. Logika Fuzzy didasarkan pada bahasa alami
2.4.2 Himpunan Fuzzy memiliki atribut, yaitu:
a. Varibel Fuzzy yaitu variabel yang akan dibahas dalam memahami logika Fuzzy. Contoh: penghasilan, temperatur, permintaan, umur, dan sebagainya. b. Himpunan Fuzzy, yaitu suatu kelompok yang mewakili suatu keadaan tertentu
c. Semesta pembicaraan, yaitu seluruh nilai yang diizinkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel Fuzzy.
d. Domain himpunan Fuzzy, yaitu seluruh nilai yang diizinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunanFuzzy.
2.4.3 Operasi dasar Fuzzy
Tabel 2.4. Operasi Dasar Himpunan Fuzzy Operator Operasi Fungsi Keanggotaan
AND Intersection µ(A∩B)(X)=min[µ(A(x), µb(x)]
OR Union µ(A∪B)(X)=max[µa(x), µb(x)]
COMPLEMENT Complement µac(x)=1- µa(x)
2.4.4 Fungsi keanggotaan
Fungsi keanggotaan adalah kurva yang mendefinisikan bagaimana masing- masing titik di dalam ruang input dipetakan ke dalam nilai keanggotaan ( derajat keanggotaan) antara 0 dan 1. Fungsi keanggotaan µ memetakan elemen x dari himpunan semesta X, ke sebuah bilangan µ(x), yang menentukan derajat keanggotaan dari elemen dalam himpunan Fuzzy A :
A={[x,µa(x))|x∈X}...(2.7)
2.4.5 Aturan IF...THEN Fuzzy
Logika Fuzzy menggunakan himpunan Fuzzy dalam merepresentasikan dan memanipulasi informasi yang samar ( tidak jelas) untuk keperluan penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika Fuzzy dinamakan inferensi Fuzzy.
Aturan produksi Fuzzy adalah relasi Fuzzy antara dua proposisi Fuzzy. Aturan tersebut dinyatakan sebagi berikut:
IF<proposisi Fuzzy 1> THEN <proposisi Fuzzy 2>...(2.8)
Proposisi Fuzzy adalah memiliki derajat kebenaran yang dinyatakan dalam suatu bilangan dalam bentuk interval [0,1] dimana benar dinyatakan nilai 1 dan salah dinyatakan oleh nilai 0.Premis dari aturan Fuzzy dapat memiliki lebih dari satu bagian (premis1, premis2,... Dst), semua bagian dari premis dihitung secara simultan dan diselesaikan untuk sebuah nilai tunggal dengan menggunakan operator Fuzzy dalam himpunan Fuzzy.
2.5 Metode Fuzzy Tsukamoto
1. Fuzzyfikasi merupakan tahapan dalam pembentukan derajat keanggotaan (µ). 2. Pembentukan basis pengetahuan Fuzzy ( Rule dalam bentuk IF...THEN). 3. Mesin Inferensi menggunakan implikasi MIN.
4. DeFuzzyfikasi menggunakan metode Rata-Rata
Z*=
∑𝛼
𝑖𝑧
𝑖∑𝑧
𝑖Keterangan rumus:
Z* : Nilai rata-rata dari hasil jawaban User dengan nilai keyakinan pakar. 𝛼𝑖 : Nilai dari masing-masing derajat keanggotaan (µ) setelah dilakukan operasi implikasi MIN.
𝑧𝑖 : Nilai keyakinan pakar.
Contoh:
Tabel 2.5. Tingkat keyakinan pakar antara 0-1.
Gejala Nama Penyakit
Paranoid Shizoid Narcissistic Obsesive Compulsive
G1 1 0.1 0.1 0
G2 1 0.1 0.3 0
G3 0.2 1 0 0 G4 0.2 1 0.1 0 G5 0 0 1 0.2 G6 0 0 1 0.3 G7 0.1 0 0 1 G8 0.1 0 0 1
Tabel 2.6 Intensitas Gejala oleh Pakar Intensitas Frekuensi (x per hari) Sering Sekali 11-15
Cukup Sering 6-10
Jarang 1-5
Seorang User menginputkan Gejala yang ia alami sebagai berikut: G1= 12 kali
G2= 7 kali G3= 2 kali G7 = 14 kali
Penyelesaian dengan metode tsukamoto.
Tahap I. Fuzzy-fikasi (pembentukan derajat keanggotaan).
Gambar 2.3. Fuzzyfikasi µ(G1) = 12-1/15-1=0,78
µ(G3) = 2-1/15-1=0,07 µ(G7) = 14-1/15-1=0,92
Tahap II. Pembentukan Rule
Tabel 2.7. Pembentukan Rule IF G1...G8 THEN PARANOID IF G1...G8 THEN SHIZOID IF G1...G8 THEN NARCISSISTIC
IF G1...G8 THEN OBSESIVE COMPULSIVE
Tahap III. Mesin Inferensi
Tabel 2.8 Aturan Mesin Inferensi
IF Gejala THEN Gangguan α-predikat Z G1 PARANOID 0,78 1 G1 SHIZOID 0,1 G1 NARCISSISTIC 0,1 G1 OBSESIVE 0 G2 PARANOID 0,42 1 G2 SHIZOID 0,1 G2 NARCISSISTIC 0,3 G2 OBSESIVE 0 G3 PARANOID 0,07 0,2 G3 SHIZOID 1 G3 NARCISSISTIC 0 G3 OBSESIVE 0 G4 PARANOID 0,92 0,1 G4 SHIZOID 0 G4 NARCISSISTIC 0 G4 OBSESIVE 1
Tahap IV. De-Fuzzy-fikasi
Z*=
∑𝛼
𝑖𝑧
𝑖∑𝑧
𝑖 Maka: Z*Paranoid = (0,78∗1)+(0,42∗1)+(0,07∗0,2)+(0,92∗0,1)1+1+0.2+0.1 =1,33,2 = 0,4 Z*Shizoid = (0,78∗0,1)+(0,42∗0,1)+(0,07∗1)+(0,92∗0)0.1+0.1+1+0 = 0,191,2 = 0,15 ...(2.10)Z*Narcissistic = (0,78∗0,1)+(0,42∗0,3)+(0,07∗0)+(0,92∗0)0.1+0.3+0+0 = 0,20,4= 0,5 Z*obsesive = (0,78∗0)+(0,42∗0)+(0,07∗0)+(0,92∗1)0+0+0+1 = 0,921 = 0,92
Maka, sistem akan mendiagnosis penyakit dengan model Tsukamoto adalah Obsesive dengan tingkat keyakinan 0,92*100% = 92%.
2.6Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah pola atau perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tututan eksternal, sehingga pola tersebut akhirnya bersifat self-defending. Tanda-tanda peringatan akan adanya gangguan kepribadian dapat dideteksi pada masa kanak-kanak bahkan pada perilaku bermasalah dari anak-anak prasekolah. Anak-anak dengan gangguan psikologis atau perilaku bermasalah di masa kanak-kanaknya seperti gangguan tingkah laku, depresi, kecemasan dan ketidakmatangan lebih besar resikonya dibandingkan resiko rata-rata untuk mengembangkan gangguan kepribadian.
Ada tiga kelompok dalam gangguan kepribadian yaitu:
1. Orang yang dianggap aneh atau eksentrik. Kelompok ini mencakup gangguan kepribadian Paranoid, Shizoid dan skizotipal.
2. Orang dengan perilaku yang terlalu dramatis, emosional atau eratik (tidak menentu). Kelompok ini terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histronik dan Narcissistic.
3. Orang yang sering kali tampak cemas atau ketakutan.
4. Kelompok ini mencakup gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesive-compulsive.
Dalam penulisan tugas akhir ini hanya dibahas tipe gangguan kepribadian Paranoid, Shizoid, Narcissisticdan obsessive compulsive.
2.6.1 Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kerpribadian Paranoid adalah gangguan kepribadian yang mencurigai orang lain. Orang-orang dengan diagnosis ini merasa dirinya diperlakukan secara salah dan dieksploitasi oleh orang lain sehingga berperilaku misterius dan selalu waspada terhadap tanda-tanda adanya tipu daya atau pelecehan. Mereka sering kali kasar dan bereaksi dengan kemarahan terhadap apa yang mereka anggap sebagai penghinaan. Individu semacam itu enggan mempercayai orang lain dan cenderung menyalahkan mereka serta menyimpan dendam meskipun bila ia sendiri juga salah. Mereka sangat pencemburu dan tanpa alasan dapat mempertanyakan kesetiaan pasangan atau kekasih mereka.
Para penderita gangguan kepribadian Paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain. Selain itu mereka pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang berlebihan. Dimana saja dan bersama siapa saja, mereka akan merasa ketakutan akan dikhianati dan dimanfaatkan orang lain.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder gejala yang ditunjukkan dalam gangguan kepribadian Paranoid antara lain adalah:
1. Tanpa sebab dan fakta yang jelas mencurigai bahwa orang lain memanfaatkan, merugikan atau menipu.
2. Terlalu ragu tentang kesetiaan atau kepercayaan dari teman.
3. Tidak mau memberikan informasi tentang dirinya kepada orang lain karena takut menjadi alat untuk menyakiti dirinya.
4. Secara terus menerus menaggung dendam jika ada yang melukai atau menghianati dirinya.
5. Cepat marah jika ada seseorang yang menyerangnya atau melecehkannya. 6. Curiga terhadap kesetiaan pasangan.
2.6.2 Gangguan Kepribadian Shizoid
Individu dengan gangguan kepribadian Shizoid biasanya menampilkan perilaku atau pola menarik diri dan biasanya telah berlangsung dalam waktu yang lama. Para penderita gangguan kepribadian Shizoid masih tetap beraktifitas secara normal, namun belum mampu membangun suatu hubungan yang seimbang dengan orang lain disekitarnya. Para penderita lebih suka menyendiri dan cenderung berhayal atau berhalusinasi tentang hal-hal yang sulit dijangkau. Gangguan seperti ini mulai dialami penderita sejak usia mereka beranjak dewasa. Hal ini muncul akibat terjadinya penyimpangan perilaku dalam menjalin relasi dan emosi sehingga menyebabkan hambatan dalam proses pergaulan para penderita dengan orang lain disekitar mereka.
Seseorang dengan gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka suka sekali menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan Shizoid adalah minimnya ekspresi emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatiandan tidak sensitif. Individu tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain.
Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disordergejala yang ditunjukkan dalam gangguan kepribadian Shizoid antara lain:
1. Memliki sedikit minat
2. Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat.
3. Kurang memiliki sahabat atau teman akrab diluar anggota keluarga batinnya. 4. Tidak perduli dengan pujian dan maupun kritikan orang lain.
5. Hampir selalu memilih kegiatan yang bersifat sendiri.
2.6.3 Gangguan Kepribadian Narcissistic
Dimana individu penderita gangguan ini memiliki rasa bangga atau keyakinan yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain menghujani mereka dengan pujian. Mereka berharap orang lain melihat kualitas khusus mereka.
Gangguan kepribadian Narcissistic digambarkan sebagai orang yang memiliki rasa kepentingan diri yang melambung dan dipenuhi khayalan-khayalan sukses bahkan saat presentasi mereka biasa saja. Jatuh cinta pada dirinya sendiri karena merasa mempunyai diri yang unik dan tidak peka terhadap kebutuhan orang lain.
Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disordergejala gangguan kepribadian ini ditunjukkan dengan beberapa gejala antara lain adalah sebagai berikut :
1. Merasa diri paling hebat
2. Seringkali memiliki rasa iri pada orang lain atau menggangap bahwa orang lain iri kepadanya.
3. Fantasi kesuksesan dan kepintaran 4. Sangat ingin dikagumi
5. Kurang empati
6. Merasa layak memperoleh keistimewaan 7. Angkuh dan sensitf terhadap kritik 8. Kepercayaan diri yang semu
9. Suka berlama-lama di depan cermin 10. Kecanduan difoto
11. Perilaku congkak atau sombong
2.6.4 Gangguan Kepribadian Obsesive Compulsive
Ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Gangguan obsessive compulsive adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dan pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkan dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran mengganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang.
Menurut buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder ditunjukkan dengan gejala seperti dibawah ini :
1. Memiliki sifat yang beragam seperti keteraturan, kesempurnaan, kekakuan, terlalau mendetail.
2. Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas.
3. Terlalu teliti, cermat dan tidak fleksibel tentang masalah-masalah yang terkait dengan moralitas etika atau nilai-nilai.
4. Tidak mampu mengabaikan sesuatu yang tidak penting walaupunbenda itu tidak memiliki nilai.
5. Keras kepala.
6. Selalu cemas akan sesuatu yang belum tentu terjadi.
7. Mengulang-ulang pekerjaan walaupun sebenarnya sudah benar.
2.7 Nilai Tingkat Keyakinan Dan Intensitas Kejadian
Menurut Fudin Pang, Akp, S.Psi, M.Psi selaku narasumber dalam mendiagnosis gangguan kepribadian dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Nilai keyakian terhadap gejala dalam skala 0-1.
No Gejala Paranoid Shizoid Narcissistic Obsesive
1 Apakah Anda curiga bahwa orang lain sering
memanfaatkan atau menipu? 1 0,2 0,2 0,3
2 Apakah Anda ragu tentang kesetiaan atau kepercayaan
seorang teman? 1 0 0,1 0,2
3 Apakah Anda terus-menerus menanggung dendam jika ada
yang menghianati? 1 0,2 0,3 0,1
4 Apakah Anda cepat marah
jika merasa dilecehkan? 1 0,4 0,2 0,2
5 Apakah Anda curiga terhadap
kesetiaan pasangan Anda? 1 0,3 0,3 0,2
6 Apakah Anda hanya memiliki
7 Apakah Anda kurang memiliki keinginan untuk
menikmati hubungan dekat? 0,3 1 0,2 0,2
8 Apakah Anda kurang memiliki sahabat atau teman akrab selain anggota
keluarga? 0,2 1 0,1 0,2
9 Apakah Anda tidak perduli
terhadap kritikan atau pujian? 0 1 0,3 0,1
10 Apakah Anda suka memilih kegiatan yang bersifat
individu? 0,3 1 0,1 0,3
11 Apakah Anda merasa diri
yang paling hebat? 0,3 0,2 1 0,2
12 Apakah Anda sering iri
terhadap orang lain? 0,2 0,2 1 0
13 Apakah Anda sangat ingin
dikagumi orang lain? 0,2 0 1 0
14 Apakah Anda angkuh dan
sensitif terhadap kritik? 0,2 0,3 1 0
15 Apakah Anda memiliki
perilaku sombong? 0,2 0,1 1 0,1
16 Apakah Anda memliki sifat
keterarutan dan
kesempurnaan terhadap
pekerjaan? 0 0,3 0,1 1
17 Apakah Anda ingin kesempurnaan terhadap suatu
pekerjaaan? 0,2 0,2 0,2 1
18 Apakah Anda selalu cemas terhadap hal yang belum
terjadi? 0,3 0,2 0,2 1
19 Apakah Anda
mengulang-uilang pekerjaan? 0,2 0,2 0,1 1
20 Apakah Anda suka tidak mampu mengabaikan hal