Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian
Objek penellitian merupakan salah satu komponen atau dalam penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek penelitian yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah katering Sekolah Menengah Pertama (SMP) PRIBADI. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi (X1) menu seimbang, (X2) kualitas makanan dan (Y) daya terima murid Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun yang menjadi subjek penelitiannya yaitu murid Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyajian makanan berdasarkan menu seimbang dan kualitas makanan terhadap daya terima murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pribadi
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (1983:54) menyatakan bahwa:
metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah ada pengaruh antara menu seimbang dan kualitas makanan terhadap daya terima pada sekolah Pribadi.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3 Operasional Variabel
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel / Sub Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Menu seimbang
(X1)
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier,2005) 1. Tanggapan murid SMP Pribadi terhadap sajian makanan dalam satu porsi 2. Tanggapan murid SMP Pribadi menganai sajian makanan berdasarkan sumber gizi berdasarkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
A.Sajian makanan perporsi B.Sumber zat gizi:
1. Karbohidrat: sumber karbohidrat: nasi, kentang, Serealia 2. Protein: protein ada 2 bagian yaitu a. Protein nabati dan protein hewani sumber protein nabati:tahu, tempe b. Sumber protein hewani: daging,telur, ayam 3. Lemak: lemak
ada dua bagian yaitu: a. Lemak nabati b. Lemak hewani 4. Vitamin 5. Mineral Ordinal
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kualitas
makanan (X2)
Menurut Marsum (2005:157-161) Quality of item, atau soal mutu makanan
Mengenai mutu makanan, yang perlu diperhatikan adalah:
1. Flavour (rasa/bau) Harus diperhatikan bahwa rasanya harus enak dan baunya harus sedap 1. Consistency (kemantapan,
ketetapan)
Mutu hidangan/menu yang disajikan harus dijaga supaya mantap atau tetap baik, baik mutu, rasa, maupun aroma 2. Texture/form/shape
(susunan/bentuk/potongan) Di dalam menyajikan menu harus ada hidangan yang ringan(yaitu hidangan pembuka), ada hidangan yang agak berat yaitu (sop), dilanjutkan dengan hidangan berat (hidangan utama), kemudian disusul dengan hidangan ringan lagi, yakni dengan dessert atau hidangan penutup. Jadi tidak boleh menyajikan hidangan yang berat-berat semua sehingga tidak termakan oleh tamu. Sebaliknya juga tidak boleh menyajikan hidangan yang ringan semua.
Texture/susunan menu dapat pula diartikan sebagai upaya menyusun hidangan yang lengkap yang memperhatikan ada hidangan:
1. Yang dikunyah baru ditelan: hidangan pembuka
2. Yang langsung ditelan : hidangan soup pada umumnya
3. Yang dikunyah baru ditelah: hidangan utama 4. Yang langsung telan lagi:
hidangan penutup contoh puding
3. Nutritional Content
Skor mskala likert mangenai pendapat murid SMP PRIBADI mengenai kualitas produk makanan yang mencakup 1. Flavour (rasa/bau) 2. Consistency (kemantapan, ketetapan) 3. Texture/form/shape (susunan/ bentuk/potongan) 4. Visual appeal (penampilan makaanan) 5. Aromatic Apeal (aroma makanan) 6. Nutritional Content 7. Temperature (panas atau suhu) 1. Flavour: kesesuaian rasa 2. Consistensy: kesesuian dengan jenis makanan,tingkat makanan matang atau tidak 3. Potongan: bentuk potongan sesuai dengan bahan makanan 4. Visual apeal (penampilan makanan) 5. Nutritional content gizi makanan yang selalu dijaga dan diatur komposisinya yang terdiri bahan makanan yang dipilih menggugah selera 6. Aromatic Apeal (daya penarik lewat aroma makanan) Aroma makanan memancing selera makan 7. Temperature: panas atau dingin sesuai dengan makanan yang yang disajikan. Contoh salad disajikan dalam suhu dingin,sup dalam suhu panas
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (kandungan gizi)
Makanan yang disajikan harus perlu diperhatikan kandungan gizinya. Walaupun didalam food service industry yang bersifat komersial (yaitu di dalam semua restoran) penyajian makanan yang diutamakan
penampilannya, gizi dinomor duakan, namun tidak berati bahwa dalam menyusun menu boleh mengabaikan masalah gizi 4. Visual appeal (daya tarik
lewat ketajaman mata) dalam menyusun suatu hidangan perlu diperhatikan
penampilannya. Hidangan harus diatur, disusun dengan rapi, seni dan baik agar benar-benar menarik sehingga menimbulkan selera makaan bagi tamu. 5. Aromatic appeal (daya
penarik lewat bau harum) didalam menyusun suatu hidangan perlu juga diperhatikan aromanya. Makanan yang disajikan harus sedap atau harum aromanya sehingga lebih membangkitkan selera makan para tamu. Menurut penyelidikan ternyata bahwa daya penarik mata lebih kuat dari pada daya tarik lewat bau harum makanan
6. Temperature (panas atau suhu)
Artinya dalam menyajikan makanan harus
diperhatikan suhunya. Makanan panas harus disajikan dalam keadaaan yang benar-benar panas, dengan piring yang panas. Untuk makanan yang dingin harus disajikan dalam keadaan dingin dengan piring dingin atau tempat yang dingin pula
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Arikunto (2002:109) “populasi adalah keseluruhan aspek penelitian”.
Menurut (Sugiyono, 2006:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek atau benda-benda alam yang Daya terima
(y)
Dikatakan daya terima baik, untuk laki-laki jika
menghabiskan semua makanan yang disajikan, dikatakan daya terima makanan kurang baik jika tidak menghabiskan semua makanan yang disajikan dan untuk perempuan jika menghabiskan kurang dari tiga perempat dari makanan yang disajikan kurniah (2010)
Skor skala likert mangenai pendapat daya terima murid SMP PRIBADI 1. Porsi makanan 2. Flavour (rasa/bau) 3. Consistency (kemantapan, ketetapan) 4. Texture/form/shape (susunan/ bentuk/potongan) 5. Visual appeal (penampilan makaanan) 6. Nutritional Content 7. Temperature (panas atau suhu)
Tingkat daya terima dapat di dorong melalui beberapa faktor eksternal yaitu flavour, consistency,teksture ,visual apeal,aromatic apeal, nutritional content, temperature, porsi untuk Menghabiskan makanan Bagi yang pria menghabiskan makanan, bagi yang wanita tiga perempat makanan dalam satu porsi
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang demikian oleh subyek atau obyek. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid SMP. 1.4.2 Sampel
Menurut Arikunto (2002:109) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Menurut Sugiyono (2006:90) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”
Karena populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka jumlah sampel dalam penelitian ini melalui pendekatank menurut Slovin yang dapat menentukan rumus sampel dari populasi
Rumus Slovin Keterangan: N= Populasi n= Sampel e= 5% (tingkat kesalahan) 𝑛 𝑁 1 − 𝑁(𝑒)2
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi sampel yang diambil adalah sebanyak 82 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling. Menurut Sugiyono (2006:246) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel random sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah murid kelas 1, 2 dan kelas 3 SMP pribadi. Dalam penelitian ini sampling yang digunakan adalah sampel
random sampling.
Menurut Arikunto (2002:111) sampel random adalalah dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel, setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut mulai 1 sampai dengan banyaknya subjeknya, di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan lebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik.
1.5 Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dapat di lakukan dengan cara: A. Metode Observasi :
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengadakan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai variabel yang diteliti yaitu pengaruh menu seimbang dan kualitas makanan terhadap daya terima murid sekolah menengah pertama sekolah Pribadi Bandung serta untuk memperoleh informasi lain yang belum dapat diperkirakan sebelumnya.
B. Penggunaan kuesioner atau angket :
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket kepada murid sekolah menengah pertama Pribadi Bandung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh penulis
C. Wawancara :
Wawancara dilakukan di Sekolah Pribadi khususnya Sekolah Menengah Pribadi Bandung yang berlokasi di jalan PHH Mustofa No 41, Bandung yang mana penulis mewawancarai beberapa murid sekolah menengah pertama yang digunakan untuk mengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari sumbernya.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini jenis data yang terkumpul adalah data ordinal, sedangkan data yang dapat diuji oleh regresi dan korelasi harus memiliki data interval. Oleh karena itu, maka data yang berjenis ordinal harus ditingkatkan menjadi data interval melalui Method of Succesive Interval. Adapun langkah kerja
metode of succesive interval yaitu sebagai berikut:
1. Perhatikan jawaban dari setiap pertanyaan dalam kusioner
2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan beberapa responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 yang disebut frekuensi
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya = proporsi (p)
4. Kemudian hitung proporsi kumulatifnya (pk) dengan cara menjumlahkan antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya 5. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z)
untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai densitas normal ( fd ) yang sesuai dengan nilai Z dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku
7. Tentukan nilai skala (scale value) untuk setiap nilai Z dengan rumus:
Scale Value = (Density at lower limit) – ( Density at upper limit ) ( Area below upper limit ) – ( Area below lower limit )
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana :
Density at Lower Limit : Kepadatan Batas Bawah Density at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas
Area Under Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas Area Under Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah
Setelah data ditransformasikan dari data ordinal keinterval maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis menggunakan teknik regresi untuk menguji pengaruh variabel X1, X2 dan Y
3.6.1 Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi keakuratan dan prediksi suatu alat ukur (quesioner) yang dilakukan dalam waktu berbeda namun hasil penelitian tetap sama. Menurut Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa
reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Realibel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Pada penelitian ini reliabilitas diperoleh dari jumlah 82 responden dengan dk =n-2, maka diperloeh dk=82-2 = 80 dengan demikian rtabel sebesar 0,220 dan
juga dengan menggunakan rumus alpha, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian reabilitas menggunakan rumus alpha. Rumus alpha digunakan untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
Rumus alpha:
Arikunto (2002:171)
Dengan keterangan:
r11 = realibilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banmyaknya soal b2 = jumlah varians butir
b2 = varians total
Sedangkan rumus variannya adalah
Keterangan:
b2 = harga varian peritem
x2 = jumlah kuadrat jawaban responden tiap item
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = jumlah responden
mencari varian total dengan rumus:
b2 = harga varian peritem
x2 = jumlah kuadrat jawaban responden tiap item
(x2) = jumlah kuadrat skor seluruh responden tiap item
n = jumlah responden
Setelah diperoleh r11 hitung maka selanjutnya untuk dapat maka dikonsultansikan dengan rtabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika r11 hitung lebih
besar dari rtabel maka disimpulkan instrumen tersebut realibel dan jika rhitung lebih
kecil dari rtabel maka instrumen. Keputusannya dengan membandingkan rhitung
dengan r tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
rhitung > r tabel berarti reliabel dan jika rhitung < r tabel berarti tidak reliabel
Setelah instrument dikatakan valid dan reliabel maka instrument tersebut dapat dipakai untuk mengumpulkan data. Dari instrument yang telah diuji oleh penulis dapat dibuktikan bahwa semua instrument tersebut reliabel, sebagaimana yang terlihat pada tabel.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil Pengujian Reliabilitas
No. Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1. Menu seimbang (X1) 0,721 0,220 Reliabel
2. Kualitas makanan (X2) 0,820 0,220 Reliabel
3. Daya Terima (Y) 0,919 0,220 Reliabel
3.6.2 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2011:348) uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu penelitian dan jika hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.instrumen yang valid berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid
Uji validitas ini digunakan teknik korelasi Pearson Product Momentt:
Riduwan& sunarto (2011:81) Keterangan :
r = Koefisien Validitas item yang dicari
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = Skor total
X = Jumlah skor dalam distribusi X Y = Jumlah skor dalam distribusi Y X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Uji validitas instrumen penelitian ini adalah menggunakan dk = n-2 dengan responden sebanyak 82 responden, yaitu dk= 82-2 = 80 dengan taraf nyata α= 0,05 maka rtabel diperoleh sebesar 0,220. Perhitungan uji validitas dengan
menggunakan teknik korelasi produk momen, karena data merupakan data ordinal maka diolah terlebih dulu dengan metode Succesive Interval (MSI) yang kemudian diolah dengan IBM SPSS 21maka hasilnya dapat dilihat dalam tabel.
Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut: a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung>rtabel
b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid rhitung<rtabel
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Instrumen
No Item Pernyataan Nilai Ket
r hitung r tabel I. Menu Seimbang
A. Dari porsi makan, apakah pihak katering sekolah menyajikan
makanan sesuai porsi makan sehari-hari ~ -
1 Makan pagi yang disajikan sesuai dengan porsi anda 0,469 Valid 2 Selingan pagi yang disajikan oleh katering sekolah sesuai dengan
porsi makan anda sehari-hari 0,522 valid
3 Makan siang yang disajikan oleh katering sekolah sesuai dengan
porsi makan anada sehari-hari 0,443 valid
4 Selingan sore yang disajikan oleh pihak katering sekolah sesuai
dengan porsi makan anda sehari-hari 0,443 Valid
5 Makan malam yang disajikan oleh pihak katering sekolah sesuai
dengan porsi makan anda sehari-hari 0,589 valid
B. Dari komposisi gizi ~ ~
6. Makanan pokok seperti mie, nasi, roti 0,454 Valid
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber:pengolahan data 2013
8. Protein nabati seperti tempe, tahu, oncom 0,458 valid 9. Lemak hewani seperti keju, susu, ice cream, puding 0,403 Valid 10.Lemak nabati seperti goreng-gorengan seperti bakwan,
pisangmolen, kacang-kacang seperti kacang almond, kacang mete
0,515
valid 11. Sayuran seperti sayur bayem, capcay, sayur asem, sayur sop 0,553 valid 12. Buah seperti pepaya, apel, melon, pisang, semangka 0,365 valid
No Item Pernyataan Nilai Ket
r hitung r tabel II. Kualitas Makanan
1 Kelezatan makanan sesuai dengan selera makan anda sehari-hari 0,686
0,220
Valid 2 Kematangan makanan yang sesuai dengan jenis makanannya misalnya
sayuran tidak baik jika terlalu matang 0,487 valid
3 Bahan makanan yang dipotong sesuai dengan variasi potongan misalnya
yaitu potongan berbentuk bunga, segitiga 0,528 valid
4 Warna makanan sesuai dengan jenis warna makanannya misalnya sayuran
berwarna hijau segar 0,589 Valid
5 Gizi makanan yang disajikan 0,583 valid
6 Aroma makanan yang disajikan menggugah selera makan 0,804 Valid 7 Suhu makanan yang disajikan oleh pihak katering sesuai dengan jenis
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tanggapan mengenai daya terima murid SMP ~
0,220
0,
220
0,220
~a. Berdasarkan porsi makan pagi, apakah anda menghabiskan makanan dalam satu porsi pada saat makan pagi
1. Menghabiskan dalam 1 porsi
0,503
Valid
2. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,459
b. Berdasarkan porsi makan selingan pagi,apakah anda menghabiskan makanan dalam satu porsi pada saat selingan pagi
3.Menghabiskan dalam 1 porsi
0,530
Valid
4. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,520 c. Berdasarkan porsi makan siang apakah anda
menghabiskan makanan dalam satu porsi pada saat makan siang
5.Menghabiskan dalam 1 porsi
0,494
Valid
6. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,549 d. Berdasarkan porsi makan selingan sore, apakah
anda menghabiskan makanan dalam satu porsi pada saat selingan sore
7. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,632
Valid
8. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,598
e. Berdasarkan porsi makan malam, apakah anda menghabiskan makanan dalam satu porsi pada saat makan malam
9.Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,649
Valid
10. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,654
f. berdasarkan rasa atau kelezatan makanan, apakah anda akan
11. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,457
Valid
12. Hanya menghabiskan makanan ¾ porsi 0,506 g. Berdasarkan kematangan makanan apakah
anda akan
13. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,688
Valid
14.Hanya menghabiskan makanan ¾ porsi 0,642 ii. Berdasarkan variasi bentuk potongan sesuai
dengan jenis makanannya misalnya potongan pada wortel bentuk potongannya yaitu potongan segitiga, potongan kotak, potongan bulat
~ ~
15. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi 0,707
Valid
16. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,589
j. berdasarkan warna makanan misalnya warna sayuran berwarna hijau segar apakah anda akan
17. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,716
Valid
18. Hanya menghabiskan makanan ¾
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sumber :pengolahan data 2013
k. Berdasarkan gizi makanan Makanan pokok seperti nasi, mie, roti
Protein hewani contoh daging, ayam, telur, ikan
Protein nabati tempe, tahu, oncom
Lemak hewani seperti keju
Lemak nabati seperti kacang-kacangan seperti kacang almond, kacang mete, gorengan seperti bakwan
Vitamin dan mineral seperti sayur seperti bayem, sayur sop, sayur asem
Buah seperti pepaya, apel, melon, jeruk, semangka
Apakah anda akan:
19. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,743
Valid
20. Hanya menghabiskan makanan dalam
1 porsi 0,586
l. Berdasarakan makanan, dari suhu misalnya sup disajikan panas, apakah anda akan:
2. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi 0,705 Valid
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7 Uji Asumsi Dasar
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Menurut Priyatno (2010:71) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan pada SPSS (software product and servie soltion)21
3.7.2 Uji Linieritas
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:103) Uji linieritas berbeda dengan uji signifikansi, adapun perbedaannya terletak pda pengambilan keputusan (kaidah pengujian) yaitu:
1. Menentukan keputusan pengujian signifikansi
Jika Fhitung>Ftabel maka Ho artinya tidak signifikandan
apabila Fhitung <Ftabel tima Ho artinya tidak signifikansi
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika Fhitung <Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola linier
dan Fhitung >Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak
linier
3.8 Rancangan Analisis Regresi
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model regresi linier ganda sebagai berikut:
Sugiyono (2011:275)
Keterangan
Y = Daya terima siswa
X1 = Menu seimbang
X2 = Kuaitas makanan
a = Konstanta
b1 = Koefiseien regresi menu seimbang b2 = Koefisien regresi kualitas makanan
3. 9 Analisis Korelasi
Model analisa data yang digunakan untuk mengerahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2 2 2 2 . 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
1
2
x x x x yx yx yx yx x x yr
r
r
r
r
r
R
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono(2011:233) Keterangan: 2 1 . xx y
R = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y 1
yx
r =
Korelasi product momentantara X1 dengan Y
2
yx
r = Korelasi product momentantara X2 dengan Y
2 1x
x
r = Korelasi product momentantara X1 dengan X2
jadi untuk menghitung korelasi ganda maka harus lebih dulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi moment product
pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda menggunakan rumus
Sugiyono (2006:217) Dimana :
R= Koefisien korelasi ganda K= Jumlah Variabel independent N= Jumlah anggota sample
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang = k dengan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya 5%. Bila Fh lebih besar dari Ft maka koefisiensi korelasi ganda yang diuji adalah signifikan yaitu diberlakukan untuk seluruh populasi.
3.10 Koefisien Determinasi (r2)
𝐹𝐻 = 𝑅2/𝑘
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011:231) dalam analisis korelasi memperoleh suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen (variabel yang mempengaruhi) dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel independen (variabel yang dipengaruhi).
Tujuan determinasi yaitu untuk mengetahui pengaruh menu seimbang sebagai (X1) dan kualitas makanan (X2) terhadap daya terima (Y), dengan menggunakan rumus:
(Riduwan dan Sunarto 2011:81) Dimana:
Kp = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi
sedangkan untuk mendapakan nilai r dengan rumus:
(Riduwan & Sunarto 2011:81)
Nilai r sendiri adalah nilai koefisien korelasi (r).menurut Riduwan dan Sunarto (2011:80) besar nilai r memiliki ketentuan nilai tidak lebih dari harga (-1<r<+1), apabila nilai r= -1 artinya korelasinya negatif sempurna, kalau r=0 artinya tidak ada korelasi dan apabila r=1 berati korelasinya sangat kuat.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat 3.11. Uji Hipotesis
3.11.1 Pengujian Hipotesis Regresi Secara Parsial (uji t)
Uji t parsial digunakan untuk mencari makna hubungan variabel X1
menu seimbang, X2 kualitas makanan dan Y daya terima dan uji t.
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individual. Hipotesis Nol =Ho. Ho adalah satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi. Ho merupakan hipotesis statistik yang akan diuji hipotesis nihil. Hipotesa alternatif = Ha. Ha adalah satu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah.
Merumuskan dengan hipotesis:
Kemudian pengujian signifikansi koefisien korelasi selain menggunakan tabel juga dapat dihitung dengan uji t yang ditunjukan dengan rumus:
Sugiyono (2011:231)
t = Uji signifikansi korelasi r= Koefisien korelasi
n= jumlah responden penelitian
harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan t tabel kemudian bandingkan dengan t tabel dengan taraf kesalahan 5% a . Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka ha diterima
b . Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka ho yang diterima Tabel untuk ttabel terdapat dibawah ini
Menurut sugiyono (2011:99) Untuk melihat ttabel maka didasarkan pada (dk) derajat kebebasan, yang besarnya adalah
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n-1, Bila taraf kesalahan () ditetapkan 5%, Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:340) kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan menggunakan SPSS 21, adalah
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya
tidak signifikan
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
3.12 Pengujian Hipotesis (F)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
Sugiyono (2006:216)
Dimana :
R= Koefisien korelasi ganda K= Jumlah Variabel independent N= Jumlah anggota sample
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang = k dengan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan
𝐹𝐻 = 𝑅
2/𝑘
Tiya Irviania Setianingrum, 2013
Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
misalnya 5%. Bila Fh lebih besar dari Ft maka koefisiensi korelasi ganda yang diuji adalah signifikan yaitu diberlakukan untuk seluruh populasi.
Menurut Priyatno (2010:67) kriteria pengujian Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel sedangkan Ho ditolak bila Fhitung >Ftabel