• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK KABUPATEN NATUNA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI RANAI BULAN

FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,48 PERSEN

Pada Bulan Februari 2015 di Ranai terjadi deflasi sebesar 0,48 persen. Kota-kota

pemasok barang ke Ranai juga mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Kota Batam

sebesar 0,51 persen dan terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,42 persen,

sementara kota-kota yang mengalami inflasi yaitu Kota Pontianak dan Jakarta

masing-masing sebesar 0,43 dan 0,24 persen.

Deflasi di Ranai disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan

makanan sebesar 1,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar

0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami

penururan indeks sebesar 2,80 persen. Sedangkan kenaikan indeks harga Ranai terjadi

pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen;

kelompok sandang sebesar 0,32 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen; serta

kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,63 persen.

Laju inflasi tahun kalender Februari 2015 Ranai sebesar 0,33 persen.

Laju inflasi

‘year on year’

Ranai sebesar 7,46 persen.

Gambar 1: Inflasi Ranai Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Februari 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KABUPATEN NATUNA

(2)

Gambar di atas menunjukkan pada Bulan Februari 2015 terdapat tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar sebesar 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 2,80 persen. Sementara empat kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen; kelompok sandang sebesar 0,32 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,63 persen.

Tabel 1: Inflasi/Deflasi Bulanan, Inflasi/Deflasi Kumulatif, dan Inflasi/Deflasi Year on Year Nasional dan 3 Kabupaten / Kota di Provinsi Kepulauan Riau

Kota Februari Januari-Februari Inflasi Tahun ke

Tahun1) 2014 2015 2014 2015       1. Ranai 2. Batam 3. Tanjungpinang 4. Nasional 0,56 0,16 0,87 0,26 -0,48 -0,51 -0,43 -0,36 1,90 0,89 2,14 1,33 0,33 -0,91 -0,24 -0,61 7,46 5,68 4,98 6,29 1)

Persentase Perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Februari 2014

Bulan Februari 2015, Ranai mengalami deflasi sebesar 0,48 persen. Inflasi Ranai bulan ini ditandai dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,09 pada Bulan Januari 2014 menjadi 118,52 di bulan ini. Terjadinya perubahan harga-harga pada 146 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya deflasi di Ranai Bulan Februari 2015, dimana 59 komoditi mengalami penurunan harga antara lain: tepung terigu, cumi-cumi, kembung, selar/tude, udang basah, sotong, teri, kangkung, kentang, sawi hijau, tomat sayur, cabai merah, cabai rawit, kelapa, margarin, gula pasir, keramik, lemari pakaian, bahan bakar rumah tangga, pembasmi nyamuk spray, bahan baju katun, obat gosok, sabun wajah, angkutan udara, bensin, solar dan lain-lain. Sementara 87 komoditi mengalami kenaikan harga, antara lain: beras, daging ayam ras, rampela hati ayam, kakap merah, kepiting/rajungan, tongkol, telur ayam kampung, daun bawang, ketimun, terong panjang, kacang hijau, tomat buah, gula merah, sari jeruk, bir hitam, rokok kretek, rokok kretek filter, besi beton, alat-alat listrik, tarif

(3)

listrik, kipas angin, seragam sekolah pria, celana dalam anak, emas perhiasan, dokter umum, obat sakit kepala, obat flu, pulpen/ballpoint, dan lain-lain.

Gambar 2: Andil Inflasi Dominan Ranai Bulan Februari 2015

Tabel 2: IHK dan Inflasi Nasional dan 3 Kabupaten / Kota di Provinsi Kepulauan Riau Serta Kota-kota Asal Barang di Ranai

Kabupaten / Kota Indeks Februari 2015 Inflasi Februari 2015 [1] [2] [3] 1. Nasional 118,28 -0,36 2. Tanjung Pinang 119,04 -0,43 3. Batam 115,94 -0,51 4. Ranai 118,52 -0,48 5. Jakarta 119,20 0,24 6. Pontianak 124,20 0,43 7. Surabaya 117,79 -0,42

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa Kota Tanjung Pinang, Batam dan Surabaya yang merupakan daerah penyuplai barang/jasa ke Ranai juga mengalami deflasi, yang terbesar terjadi di Kota Batam sebesar 0,51 persen dan terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,42 persen, sedangkan Kota Pontianak dan Jakarta mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,43

(4)

dan 0,24 persen. Hal ini sangat berpengaruh terhadap harga barang/jasa di Ranai sehingga Ranai pada Bulan Februari 2015 mengalami deflasi yaitu sebesar 0,48 persen. Deflasi bulan ini disebabkan oleh menurunnya harga barang terutama bahan makanan karena musim utara sudah berlalu sehingga distribusi barang yang sebagian besar didatangkan dari luar daerah lewat transportasi laut hampir stabil. Selain itu, terjadi penurunan tarif BBM untuk bensin dan solar bersubsidi dan penurunan harga tiket angkutan udara.

Tabel 3: IHK, Inflasi dan Andil Inflasi Ranai Menurut Kelompok Pengeluaran

Bulan Februari 2015 Kelompok Pengeluaran Indeks Februari 2015 Inflasi Februari 2015 Andil Inflasi [1] [2] [3] [4] U m u m 1. Bahan Makanan

2. Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 7. Transpor, komunikasi dan Jasa keuangan

118,63 120,82 122,41 115,98 122,52 119,90 111,75 116,46 -0,48 -1,26 0,51 -0,09 0,32 0,86 0,63 -2,80 -0,48 -0,30 0,10 -0,02 0,02 0,04 0,04 -0,36

Perkembangan IHK Menurut Kelompok Pengeluaran

Dari tujuh kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menyusun Indeks Harga Konsumen (IHK) Ranai Bulan Februari 2015, deflasi di Ranai disebabkan oleh menurunnya harga kelompok pengeluaran bahan makanan turun sebesar 1,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar turun sebesar 0,09 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 2,80 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen; kelompok sandang 0,32 persen; kelompok kesehatan 0,86 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,63 persen.

(5)

1. Kelompok Bahan Makanan

Berbeda dengan bulan lalu kelompok bahan makanan bulan ini justru mengalami tren menurun sehingga mengakibatkan deflasi sebesar 1,26 persen, atau turun dari 121,87 di Bulan Januari menjadi 120,33 di bulan ini. Dari sebelas subkelompok yang menyusun kelompok bahan makanan, tercatat lima subkelompok yang menjadi pemicu terjadinya deflasi di kelompok pengeluaran ini, yaitu: subkelompok ikan segar turun sebesar 3,67 persen; subkelompok sayur-sayuran turun sebesar 6,85 persen; subkelompok buah-buahan turun sebesar 0,01 persen; subkelompok bumbu-bumbuan turun sebesar 9,29 persen; dan subkelompok lemak dan minyak turun sebesar 1,23 persen. Sementara subkelompok yang menekan laju deflasi/mengalami kenaikan harga adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 4,11 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 8,20 persen; subkelompok ikan diawetkan sebesar 1,85 persen; subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 1,37 persen; dan. subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,70 persen; dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 3,03 persen.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kelompok pengeluaran bahan makanan termasuk

volatile foods yaitu barang-barang yang harganya sangat berfluktuasi karena ketersediaan

barangnya bergantung pada keadaan cuaca, musim, gangguan hama, dan distribusi. Bulan Februari lalu lintas angkutan laut mulai membaik karena musim utara telah berlalu, namun masih ada sebagian barang yang masih meningkat harganya seperti: beras, mi kering instant, telur ayam ras, daging ayam ras dan beberapa komoditi lainnya. Hal ini disebabkan gangguan distribusi serta kenaikan biaya produksi (bibit, upah, dan bahan baku lainnya). Dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,26 persen menunjukkan kelompok ini telah mendorong laju deflasi dengan andil sebesar -0,30 persen.

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau selalu mengalami kenaikan indeks. Kenaikan indeks bulan ini tercatat sebesar 0,51 persen atau naik dari 121,79 pada Bulan Januari 2015 menjadi 122,41 di bulan ini. Naiknya indeks kelompok ini disebabkan oleh naiknya indeks harga pada dua subkelompok penyusunnya, yaitu: subkelompok makanan jadi sebesar 0,13 persen dan subkelompok tembakau dan

(6)

minuman beralkohol sebesar 2,74 persen. Sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami penurunan indeks di bulan ini sebesar 0,17 persen.

Terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,51 persen berarti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini telah menghambat laju deflasi Ranai dengan memberikan andil sebesar 0,10 persen.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Indeks Harga Konsumen kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Bulan Februari 2015 ini mengalami penurunan indeks yaitu sebesar 0,09 persen atau turun dari 116,08 pada Bulan Januari 2015 menjadi 115,98 pada bulan ini. Dengan penurunan indeks sebesar 0,09 persen berarti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini telah memicu laju deflasi Ranai dengan andil sebesar -0,02 persen.

Turunnya indeks harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini disebabkan oleh penurunan harga pada tiga subkelompok penyusunnya, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal turun sebesar 0,02 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air turun sebesar 1,25 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga turun sebesar 0,13 persen. Sementara subkelompok perlengkapan rumah tangga menekan laju deflasi dengan kenaikan indeks sebesar 1,82 persen.

4. Kelompok Sandang

Pada Bulan Februari 2015, kelompok sandang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,32 persen atau naik dari 122,12 menjadi 122,52 pada Bulan Februari 2015. Kenaikan indeks kelompok sandang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada tiga subkelompok penyusunnya. Kenaikan indeks subkelompok sandang laki-laki naik sebesar 0,33 persen; subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,64 persen; dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,47 persen. Sedangkan subkelompok sandang wanita mengalami deflasi di bulan ini dengan penurunan indeks sebesar 0,06 persen.

Terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,32 persen di Bulan Februari 2015 ini membuat kelompok pengeluaran sandang menghambat laju deflasi Ranai dengan andil sebesar 0,02 persen.

(7)

5. Kelompok Kesehatan

Bulan Februari 2015 ini tercatat kelompok pengeluaran kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dimana indeks harga pada Bulan Januari 2015 sebesar 118,88 naik menjadi 119,90 di bulan ini. Hal ini ditandai dengan naiknya subkelompok pengeluaran jasa kesehatan sebesar 1,45 persen; subkelompok obat-obatan sebesar 1,15 persen; dan subkelompok jasa perawatan jasmani sebesar 1,71 persen. Sementara subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik mengalami penurunan indeks sebesar 0,02 persen.

Terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,86 persen pada bulan ini menyebabkan kelompok kesehatan menghambat laju deflasi Ranai pada Bulan Februari tahun 2015 dengan andil sebesar 0,04 persen.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga pada bulan ini sebesar 0,63 persen atau naik dari 111,05 pada Bulan Januari 2015 menjadi 111,75 di bulan ini. Kenaikan indeks kelompok ini merupakan dampak dari kenaikan subkelompok perlengkapan dan peralatan pendidikan sebesar 3,84 persen dan subkelompok rekreasi sebesar 0,81 persen. Sementara subkelompok pendidikan, kursus-kursus/pelatihan, dan olahraga cenderung stabil di bulan ini.

Dengan kenaikan indeks sebesar 0,63 persen pada bulan ini berarti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menghambat laju deflasi Ranai di bulan ini dengan andil sebesar 0,04 persen.

7. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa terus mengalami penurunan indeks di Bulan Februari 2015, yaitu sebesar 2,80 persen atau turun dari 119,82 pada Bulan Januari 2015 menjadi 116,46 di bulan ini. Menurunnya indeks kelompok ini disebabkan terjadinya penurunan indeks harga pada subkelompok transpor sebesar 4,35 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami kenaikan indeks sebesar 0,05 persen. Sementara subkelompok sarana dan penunjang transpor dan jasa keuangan cukup stabil di bulan ini.

(8)

Penurunan indeks sebesar 2,80 persen di Bulan Februari 2015 pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil positif terhadap laju deflasi bulan ini sebesar -0,36 persen.

(9)

Tabel 4: Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Ranai Bulan Januari 2015 dan Februari 2015 (Tahun 2012 = 100)

Kelompok/Sub Kelompok IHK

Jan 2015 % Perub thd Des 2014 IHK Feb 2015 % Perub thd Jan 2015 (1) (4) (5) (4) (5) U M U M / T O T A L 119,09 0,81 118,63 -0,48 I. BAHAN MAKANAN 121,87 3,70 120,82 -1,26

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 112,29 0,54 116,91 4,11

Daging dan Hasil-hasilnya 105,89 6,67 114,58 8,20

Ikan Segar 140,63 12,86 135,47 -3,67

Ikan Diawetkan 110,53 -0,72 112,58 1,85

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 119,32 5,00 120,96 1,37

Sayur-sayuran 119,32 5,42 111,15 -6,85

Kacang – kacangan 98,41 -0,08 99,10 0,70

Buah – buahan 138,45 2,56 138,44 -0,01

Bumbu – bumbuan 125,05 -4,79 113,43 -9,29

Lemak dan Minyak 110,54 0,29 109,17 -1,23

Bahan Makanan Lainnya 116,77 -5,42 120,32 3,03

II. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 121,79 1,69 122,41 0,51

Makanan Jadi 123,53 0,14 123,69 0,13

Minuman yang Tidak Beralkohol 116,71 0,04 116,51 -0,17

Tembakau dan Minuman Beralkohol 120,58 10,38 123,88 2,74

III. PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 116,08 0,78 115,98 -0,09

Biaya Tempat Tinggal 108,90 0,05 108,87 -0,02

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 137,75 4,09 136,02 -1,25

Perlengkapan Rumahtangga 128,57 0,23 130,91 1,82 Penyelenggaraan Rumahtangga 122,70 0,02 122,54 -0,13 IV. SANDANG 122,12 1,11 122,52 0,32 Sandang Laki-laki 128,87 1,49 129,29 0,33 Sandang Wanita 120,89 0,49 120,82 -0,06 Sandang Anak-anak 119,14 0,66 119,91 0,64

Barang Pribadi dan Sandang Lain 118,88 1,81 119,43 0,47

V. KESEHATAN 118,88 0,51 119,90 0,86

Jasa Kesehatan 108,70 0,00 110,27 1,45

Obat-obatan 125,27 0,30 126,71 1,15

Jasa Perawatan Jasmani 129,43 0,00 131,65 1,71

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 122,60 1,21 122,58 -0,02

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 111,05 0,06 111,75 0,63

Pendidikan 108,33 0,00 108,33 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 113,95 0,00 113,95 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 109,42 0,01 113,62 3,84

Rekreasi 121,17 0,18 122,15 0,81

Olahraga 126,72 1,96 126,72 0,00

VII. TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 119,82 -4,97 116,46 -2,80

Transpor 119,96 -7,51 114,74 -4,35

Komunikasi Dan Pengiriman 109,79 0,00 109,84 0,05

Sarana dan Penunjang Transpor 147,75 0,17 147,75 0,00

Gambar

Gambar 1:   Inflasi Ranai Menurut Kelompok Pengeluaran                        Bulan Februari 2015
Gambar  di  atas  menunjukkan  pada  Bulan  Februari  2015  terdapat  tiga  kelompok  pengeluaran  yang  mengalami  deflasi  yaitu  kelompok  bahan  makanan  sebesar  1,26  persen;
Gambar 2:   Andil Inflasi Dominan Ranai   Bulan Februari 2015
Tabel 3:  IHK, Inflasi dan Andil Inflasi Ranai  Menurut Kelompok Pengeluaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk selanjutnya dari hasil pengamatan pada siklus I maka didapat hasil sebagai berikut: pada kondisi awal siswa kelas VIII B di SMP NU Tegal Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

Hasil observasi aktivitas siswa ini menentukan kepraktisan dari permainan Dart Periodic. Perolehan persentase observasi secara keseluruhan dari empat sikap yang

Game edukasi merupakan salah satu contoh yang dapat menjadi media peraga digital untuk membantu kegiatan sekolah minggu dalam proses belajar dan mengajar.. Game

Sumber: Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada pretest kelompok intervensi jumlah remaja terbanyak mengalami insomnia tingkat sedang, setelah

Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu untuk membangun sebuah sistem informasi penerimaan santri baru pada Pondok Pesantren Al-Barokah Poncowarno Kecamatan

Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Mereka melihat realiti sebagai subjektif dan didefinisikan oleh individu sendiri. Oleh yang demikian, seseorang bertanggungjawab kepada diri sendiri dan dengan demikian bebas

Desa Umpanga Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali dengan keterlibatan masyarakat Desa Umpanga pada pengukuran kembali areal lokasi transmigrasi, pembukaan