• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN HUBUNGAN SER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS METODOLOGI PENELITIAN HUBUNGAN SER"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DAN

MOTIVASI KERJA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR SISWA MI.MUNAWARIYAH PALEMBANG

OLEH

NAMA : SY.FATHIMAH

NIM : 1125031

JURUSAN : MANAJEMEN PENDIDIKAN

DOSEN PENGASUH : DR. DEDI RIANTO RAHADI,M.M

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS BINA DARMA

(2)

JUDUL : HUBUNGAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MI.MUNAWARIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang memiliki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi mengembangkan alternative dan memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan,dimana guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan ketrampilan teknis mengajar tetapi juga dituntut untuk profesional dalam bidangnya karena jabatan guru merupakan salah satu jabatan profesional.

“Profesionalisme menunjuk pada suatu perkembangan atau jabatan yang menuntut keahlian,tanggung jawab dan kesetiaan profesi. Suatu profesi secara teori tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu” (Supriyadi,Dedi, 1998, : 85)

Profesi dapat dipersiapkan dalam arti luas dapat dilakukan melalui proses latihan karena tinggi rendahnya pengakuan profesionalitas sangat tergantung pada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya.Akan tetapi banyak guru yang tidak menghargai profesinya apalagi berusaha mengembangkan pengetahuan tersebut, perasaan rendah diri karena menjadi guru,menyalahgunakan profesi untuk kepuasan dan kepentingan diri, ketidakmampuan guru melaksanakan tugas profesinya,komersialisasi mengajar dan lain-lain menyebabkan pudarnya wibawa guru.

Seharusnya guru yang sudah disertifikasi atau mendapat sertifikat harus menyadari makna profesi yang diembannya,bukan sekedar memahami tapi mencintai tugas profesi serta berusaha mengembangkan profesi yang disandangnya. Seorang guru tidak boleh cepat puas dengan apa yang telah

(3)

dimilikinya,karena masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Guru harus selalu mengikuti pelatihan-pelatihan agar memperoleh penyegaran untuk

peningkatan efektifitas kinerja dengan semakin bertambah masa kerja diharapkan semakin banyak pengalaman sebab, guru yang sudah disertifikasi diharapkan akan lebih profesional dibanding guru yang belum disertifikasi atau hanya baru

beberapa tahun mengabdi sebagai guru.

Untuk melihat apakah seorang guru itu memang benar-benar profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru maka dapat dilihat dari pelaksanaan proses belajar mengajar sebab proses belajar mengajar adalah merupakan aktivitas yang sangat penting untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yaitu adanya bentuk perubahan prilaku dan kecerdasan siswa.

Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan sertifikasi guru menunjukkan bahwa masih dijumpai guru yang berprilaku sebagai berikut:

1. Belum menunjukkan pola kerja yang professional

2. Sebagian guru masih menganggap tunjangan sertifikasi merupakan hak mereka tanpa dibarengi dengan kewajiban

3. Belum terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang sudah disertifikasi. Berdasarkan

permasalahan yang terjadi diatas,maka dipandang perlu diadakan penelitian bagaimana hubungan antara sertifikasi guru dalam jabatan dengan motivasi kerja dan prestasi belajar siswa MI.Munawariyah Palembang.

1.2 Identifikasi Masalah

(4)

1.Sertifikasi guru dalam jabatan

2.Motivasi kerja

3.prestasi belajar siswa

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah,maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1.Apakah sertifikasi guru berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru MI.Munawariyah Palembang ?

2.Apakah motivasi kerja guru berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa MI.Munawariyah ?

3.Apakah sertifikasi guru dan motivasi kerja berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa MI.Munawariyah ?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

1.Pengaruh adanya sertifikasi guru dalam jabatan terhadap motivasi kerja guru

2.Pengaruh motivasi kerja guru terhadap prestasi belajar siswa

3.Pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja terhadap prestasi belajar siswa

1.5.Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh mengenai hubungan antara sertifikasi guru dalam jabatan dan motivasi kerja terhadap prestasi belajar siswa yaitu

(5)

2.Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dalam perbaikan dan peningkatan peran guru dalam proses belajar mengajar terutama peran guru sebagai

pengajar,pendidik dan pembimbing serta memberi motivasi siswa dalam belajar sehingga hasil proses belajar mengajar akan menjadi optimal sesuai dengan kemampuan siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi guru yang bertujuan untuk : 1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan nasional pendidikan 2.Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. 3.Meningkatkan martabat guru 4.Meningkatkan profesionalisme guru dan 5.Meningkatkan kesejahteraan guru. (Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007)

Sertifikasi guru juga merupakan upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikasi.Tunjangan tersebut berlaku baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil maupun guru yang berstatus non PNS (Swasta)

Sedangkan pengertian guru dalam jabatan adalah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidikan,baik yang diselenggarakan pemerintah,pemerintah daerah,maupun masyarakat dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja sama

(6)

ketrampilan untuk dapat mengimplementasikan teori kependidikan tersebut.Adapun tujuan dari Sertifikasi guru adalah :

1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran,yaitu guru sebagai pelaku dalam proses pembelajaran.Guru yang sudah menerima sertifikat pendidik dapat diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.

2.Meningkatkan proses dan mutu pendidikan.Mutu pendidikan dapat dilihat dari mutu siswa sebagai hasil pembelajaran.Mutu siswa diantaranya ditentukan dari kecerdasan minat dan usaha siswa yang bersangkutan. Guru yang bermutu dalam arti berkualitas dan professional menentukan mutu siswa.

3. Meningkatkan martabat guru. Dari bekal pendidikan formal dan berbagai kegiatan guru yang antara lain di tunjukan dari dokumentasi data yang di kumpulkan dalam proses sertifikasi maka guru akan mentransfer lebih banyak ilmu yang dimiliki kepada siswanya secara psikologis kondisi tersebut akan meningkatkan martabat guru yang bersangkutan

4. Meningkatkan profesionalisme. Guru yang professional antara lain dapat di tentukan dari pendidikan, pelatihan, pengembangan diri dan berbagai aktivitas lainnya yang terkait dengan profesinya.

5. Meningkatkan kesejahteraan guru

2.1.1.Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik pendidikan adalah pendidik/guru yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan program pendidikan dan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan serta berpendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).Dirjen Dikti Depdiknas(2007)

Menurut Sudjana (1991) dalam Kunandar (2009 ,h. 59) Kualifikasi yang harus dipenuhi seorang guru yang profesional antara lain :

(7)

2. Menguasai bahan pengajaran dan cara mempelajari bahan pelajaran tersebut

3. Menguasai pengetahuan tentang belajar dan mengajar seperti teori-teori belajar, prinsip-prinsip belajar,teori pengajaran,prinsip-prinsip

mengajar,dan model-model mengajar.

4. Terampil merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat Rencana Pembelajaran dan menggunakan metode-metode mengajar serta menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran 5. Terampil menilai proses dan hasil belajar siswa seperti membuat alat-alat

penilaian, mengolah nilai dan menganalisis hasil penilaian sebagai bahan perbaikan dalam mengajar.

6. Mempunyai sikap positif terhadap tugas dan profesi sebagai seorang guru.

Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 2 tentang Standar Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa : “Kualifikasi kademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.

2.1.2. Kompetensi Guru

Menurut Kepmendiknas No. 045/2002,menyebutkan “Kompetensi adalah sebagai perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu

Marno & Idris (2008) menyatakan: “Sebagai seorang profesional,guru harus memiliki kemampuan mengajar yang menjadi tujuan pendidikan pra-jabatan guru sekaligus menjadi indikator proses pembelajaran bagi siswa yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa”

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu pasal 10 ayat 1 serta PP No.19/2005, menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,pedagogik,profesional,dan sosial (kemasyarakatan ).

(8)

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap,berakhlak mulia, arif dan berwibawa,serta menjadi teladan peserta didik “. Sedangkan menurut Darma (2003) menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal,yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dan keteladanan yang ditunjukkan oleh seorang guru.

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik adalah ”kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik”,Depdiknas (2004).Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

3. Kompetensi profesional adalah merupakan kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu,teknologi,dan/atau seni yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan.

4. .Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,sesama pendidik,enaga kependidikan,orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.Kompetensi sosial termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial

2.1.3.Pengertian Profesional

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

(9)

Menurut Darma (2005) guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi ataupun metode.Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya,yaitu : “dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar”. Kunandar (2009 ,h, 48)

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2002 ,h. 120) disebutkan arti dari profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian atau

keterampilan, kejuruan dan sebagainya.Pendidikan keahlian dapat diikuti oleh seseorang secara formal,atau dapat juga dipelajari secara oodidak (belajar sendiri) yang hasil atau pencapaiannya berupa kinerja yang diakui oleh masyarakat

profesional dan masyarakat luas.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang

profesional adalah orang yang melakukan atau melaksanakan pekerjaannya sesuai kompetensi pendidikan/keilmuan yang dimilikinya serta mampu melaksanakan tugasnyanya dengan sebaik-baiknya dalam upaya mencapai tujuan,selalu mengedepankan standar prestasi kerja tertentu. Karena proses pendidikan tidak akan terjadi dengan sendirinya melainkan haruslah direncanakan,diprogram,dan difasilitasi dengan dukungan partisipasi aktif guru sebagai pendidik.

Untuk itu guru memiliki peran yang cukup besar dalam kontek

mengembangkan potensi yang ada untuk menjadi seorang ilmuan dan profesional yang handal.Tugas dan tanggung jawab guru adalah mengubah prilaku peserta didik kearah pencapaian tujuan pendidikan. Posisi strategis guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas proses dan hasil pendidikan.

Tenaga kependidikan dapat menjadi seorang ilmuan yan profesional dengan memiliki visi kedepan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Namun dengan masih banyaknya guru yang belum memiliki keahlian yang diunjukkan dengan sertifikat atau ijazah dan akta yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri,yang nantinya akan berdampak pada prestasi peserta didik .

(10)

Guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program

pendidikan guru dan memiliki tingkat magister serta telah mendapat ijazah Negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar. Guru-guru ini diharapkan dan dikualifikasikan untuk mengajar di kelas yang besar dan bertindak sebagai pemimpin bagi para anggota staf lainnya dalam membantu persiapan akademis sesuai dengan minatnya. Hamalik (2009, h: 27)

Sikun (1976) dalam Hamalik (2009, h.1) menyatakan Profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suau jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat jabatan itu.

Profesi guru menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 7 ayat 1 harus memiliki prinsip-prinsip profesional, yaitu: “Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional”.

Adapun prinsip-prinsip profesional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. Mematuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas ke profesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan dengan sesuai.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan ke profesionalan secara berkelanjuan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(11)

Jabatan guru adalah suatu jabatan profesi. Guru dalam tulisan ini adalah guru yang melakukan fungsinya di sekolah. Dalam pengertian tersebut, telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional yang disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan sosial kultural dan institusi sekolah sebagai indikator.

Hamalik (2009, h. 38) menyatakan guru yang dinilai kompeten secara profesional, apabila:

1. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

2. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil. 3. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan instruksional) sekolah.

4. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

Menurut Purwanto (2002) kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan. 2. Mengelola kegiatan individu.

3. Menggunakan multi metoda, dan memanfaatkan media. 4. Berkomunikasi interaktif dengan baik.

5. Memotivasi dan memberikan respons. 6. Melibatkan siswa dalam Prestasi.

7. Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa. 8. Melaksanakan dan mengelola pembelajaran. 9. Menguasai materi pelajaran.

10. Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran.

11. Memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab kepada konstituen serta,

12. Mampu melaksanakan penelitian.

Menurut Rosenshine dan Stevens dalam Purwanto (2002) sembilan keterampilan dasar yang penting dikuasai oleh guru adalah keterampilan:

(12)

3. Menyajikan materi dalan kecil dan disertai latihan.

4. Memberikan penjelasan dan keterangan yang jelas dan detil. 5. Memberikan latihan yang berkualitas.

6. Mengajukan pertanyaan dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahamannya.

7. Membimbung siswa menguasai keterampilan atau prosedur baru. 8. Memberikan balikan dan korelasi.

9. Memonitor kemajuan siswa.

10. Menutup pelajaran dengan baik dengan membuat rangkuman dan memberikan petunjuk tentang tindak lanjut yang harus dilakukan siswa.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian motivasi

menurut MC Donal adalah suatu perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Adapun tanda-tanda adanya motivasi seseorang adalah sebagai berikut :

1.Motivasi dimulai dari adanya perubahan energy dalam pribadi perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada system neurofisiologis dalam organisme manusia,misalnya karena terjadinya perubahan dalam system pencernaan maka timbul lapar.Disamping itu itu ada juga perubahan energy yang tidak diketahui.

2.Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan(affective arousal).Mula-mula berupa ketegangan psikologis,lalu berupa emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannya. Contoh : Seseorang terlibat dalam suatu diskusi ,dia tertarik pada masalah yang sedang dibicarakan, karenanya dia bersuara/mengemukakan pendapatnya dengan kata-kata yang lancar dan cepat.

(13)

Motivasi dapat juga berari serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang

memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku mencapai tujuan (Rivai: 2005: 455).Dorongan tersebut terdiri dari 2 (dua) komponen,yaitu arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja). Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan

pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal. Selain itu motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya.Apabila individu termotivasi,mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan keinginan mereka.(Rivai : 2005: 456)

2.2.1.1 Teori Motivasi

1).Teori Content yang dikembangkan oleh Maslow berisikan pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan yaitu (Sigit: 2003: 24)

1. Kebutuhan Fisiologis,seperti sandang,pangan dan papan. 2. Kebutuhan akan keamanan baik fisik maupun fisiologis

3. Pemuasan kebutuhan sosial,seperti kebutuhan yang berkisar pada pengakuan akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya.

4. Kebutuhan pretise, pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol status 5. Kebutuhan aktualisasi diri, dalam arti ersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah

Menjadi kemampuan nyata. Ada tiga variabel utama dalam menjelaskan motivasi dalam perilaku pekerja,(Triton : 155)

a) .Employee Needs. Seorang pekerja mempunyai sejumlah kebutuhan yang hendak dipenuhi,yang berkisar pada:

1. Eksistence (Biologis dan keamanan)

2. Relatedness (afeksi, pershabatan, dan pengaruh) 3. Growth (kesuksesan dan aktualisasi diri)

(14)

1.Substantive reward (gaji, keamanan kerja,dan kondisi lingkungan kerja phisik)

2.Interactive rewards (bantuan kerja,supervisi,pujian dan pengakuan)

3. Intrinsic reward (prestasi,tantangan, dan tanggung jawab)

Faktor-faktor organisasi ini berpengaruh terhadap arah dari perilaku pekerja

c) Perceptual Outcynes. Pekerja biasanya mempunyai sejumlah persepsi

mengenai :

1). Nilai dari reward organisasi

2).Hubungan antara perfomansi dengan rewards

3).Kemungkinan yang bisa dihasilkan melalui usaha-usaha mereka dalam performansi kerjanya.

2). Teori Proses

Teori ini lebih mengarahkan perhatiannya pada proses melalui para pekerja yang melakukan pilihan-pilihan motivasinya.Teori proses atau reinforcement menyatakan bahwa perilaku seorang pekerja dapat dikendalikan dengan rewards dan punishment (hukuman). Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seorang pekerja dapat dihasilkan dan dipertahankan melalui penyokong (reinforcer) luar atau rewards. Pendekatannya adalah carrot and stick, yang menggabungkan rewards dengan punishments

3).Teori Pengharapan

Teori pengharapan lebih ditekankan pada pengkajian bagaimana motivasi iu bisa terjadi. Diantara teori yang relevan ialah teori penghargaan (expectancy theory) dari Victor Vroom dan teori porter-lawler. Teori Vroom sebetulnya menjiplak pengembangan dari teori Kurt Lewin dan Edward Tolman. Teori Vroom menunjukkan sejumlah variabel yang dikenal dengan “VIE” (Valence Instrumentality, dan Expectancy) Robbins: 2006: 235)

(15)

hasil. Nilai bisa bersifat positif dan negatif. Positif apabila hasilnya disenangi, sebaliknya hasil yang dihindari atau dibenci disebut valence negative.

b.Instrumentality (sarana) berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, atau hubungan antara prestasi dengan imbalan atau pencapaian prestasi tersebut.

c.Expectancy (pengharapan), suatu keyakinan bahwa suatu usaha akan menghasilkan suatu tingkat prestasi tertentu.

Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan lembaga.Sumber motivasi ada tiga faktor,yaitu:

1. Kemungkinan untuk berkembang 2. Jenis pekerjaan

3. Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari lembaga tempat mereka bekerja.

Disamping itu terdpat beberapa aspek yang berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai,yaitu rasa aman dalam bekerja,mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan,penghargaan atas prestasi kerja.

David McClelland Jika seseorang sudah mempunyai motivasi maka ia akan siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang

dikehendaki. Adapun motivasi yang harus ada dari seorang guru adalah motivasi instrinsik karena hal itu merupakan kesadaran dari guru itu sendiri.Namun demikian motivasi ekstrinsik dapat berfungsi untuk meningkatkan prestasi kerja.

2.2.1.2.Pengertian kinerja

Kinerja adalah performance atau unjuk kerja.Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (LAN,1992).

(16)

proses yang dilakukan manusia .Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi. Prestasi kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa Faktor seperti

ability,capacity,held,incentive,environment dan validity (Noto,Atmojo. 1992)

Berkaitan dengan kinerja guru,wujud prilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran,yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran,melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar

Ukuran kinerja guru menurut TR.Mitchell dapat dilihat dari quality of works,promthness,intiative,and communication.Keempat komponen tersebut merupakan ukuran standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui baik buruknya atau efektif tidaknya kinerja seorang guru.(Sedarmayanti :2001 h.51)

Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan perbandingan terhadap apa yang akan dicapai dengan apa yang diharapkan,atau kualitas kinerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut,seringkali kinerja guru dihadapkan pada berbagai hambatan/kendala sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan bentuk kinerja yang kurang efektif. Dengan kata lain, standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan (TR.Mitchell, Sedarmayanti, Kinerja. 2001 : 51)

Berkenaan dengan standar kinerja guru, Piet A.Sahertian menjelaskan bahwa,standar kinerja itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti 1.Bekerja dengan siswa secara individual 2.persiapan dan perencanaan pembelajaran 3.pendayagunaan media pembelajaran 4. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar dan 5. Kepemimpinan yang aktif dari guru.

(17)

Kualitas kinerja guru dinyatakan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu: kompetensi pedagogic,kepribadian,social,profesional.Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

2.3.Prestasi Belajar Siswa

2.3.1.Pengertian Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar,baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prestasi dapat juga diartikan standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar.

Dalam kamus popular,prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwadarwinto, Kamus Popular, 1979 : 251), Sedangkan menurut Drs. H.Abu Ahmadi,pengertian prestasi belajar adalah sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan,maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai,pengakuan,penghargaan) dan dengan secara ekstrinsik untuk

menyelidiki,mengartikan situasi. Disamping itu siswa memerlukan/dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (Drs.H.Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyano, Psikologi Belajar, : 128)

Sementara itu Prabowo (2005) mendefinisikan Prestasi merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang. Dari beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang.Prestasi belajar bisa ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif

(18)

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebgai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif,afektif,dan psikomotor. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan

perubahan,Syaiful (2002).

Sedangkan menurut Slamet (2003) mendefinisikan belajar sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Dimyati,(2002) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan,maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.Siswa adalah objek terjadinya proses belajar,karena siswa

memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya. Menurut Darsono (2001) belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan baik fisik maupun psikhis untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku.

2.3.3.Pengertian Siswa

Dalam pendidikan, siswa atau peserta didik adalah sebagai subjek belajar yang memiliki berbagai kebutuhan jasmaniah,sosial dan intelektual yang harus dipenuhi.Seorang siswa akan merasa puas apabila dapat memenuhi(kesanggupan dalam memenuhi tuga-tugas tertentu) keberhasilan inilah yang dikatakan seorang siswa/pesera didik dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.Sardiman,A.M (2001)

Menurut Undang-undang No 20 tahun 2003, menjelaskan bahwa siswa atau peserta didik adalah” anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.Sedangkan menurut Nasihin dan Sururi(2009)

mendefinisikan bahwa siswa atau peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita masa depannya.

(19)

pendidik,jenis kegiatan yang dilakukan,serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia) semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/karakteristik siswa.

Dari beberapa pendapat ahli tentang prestasi, belajar,dan siswa maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah wujud yang menggambarkan usaha belajar siswa yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa ataupun orang lain dengan lingkungannya.

Benyamin S. Bloom dalam Sardiman,AM (2001,h. 23) membagi hasil belajar menjadi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu :

a. Ranah Kognitif (Cognitive domain) antara lain mencakup :

a). Knowledge (pengetahuan,ingatan)

b).Comprehension (pemahaman,menjelaskan,meringkas,contoh)

c).Analysis (Mengurai,menentukan hubungan)

d).Evalution (Menilai)

e).Application (Menerapkan)

b. Ranah Afektif (Afektif domain) mencakup :

a).Reciepin (Sikap menerima)

b).Responding (Memberikan respon)

c).Valuing (nilai)

d).Organization (Organisasi)

e).Characterization (karakterisasi)

c. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain), yaitu :

a).Initiatory level

b).Pre-routine level

c).Rountinized level yang mencakup persepsi,kesiapan,gerakan

terbimbing,gerakan biasa,gerakan kompleks,penyesuaian,dan kreativitas.

(20)

Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan, jadi berhasil atau tidaknya seseorang atau peserta didik/siswa dalam proses pembelajaran tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameo (2002, h. 54-72) faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu: faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, antara lain:

a. Kesehatan jasmani dan rohani b. Kecerdasan / Intelegensia c. Cara belajar

d. Bakat yang dimiliki siswa e. Motivasi

2. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar siswa, antara lain:

a. Latar belakang pendidikan orang tua b. Status ekonomi sosial orang tua

c. Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah d. Media yang dipakai guru dalam pembelajaran

e. Kompetensi guru

Faktor lain yang dapat digunakan untuk melihat prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang sungguh-sungguh,keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dapat ditentukan dengan nilai dalam bentuk angka,huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu dalam belajar.

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel

(21)

No Judul Peneliti /

Tahun Variabel Metode Penelitian Kesimpulan 1 Pengaruh

Kuesioner Kompetensi dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tanjung

Adapun dasar yang penulis gunakan untuk menentukan kerangka

pemikiran atau kerangka konseptual dalam penelitian ini berdasarkan teori Marno & Idris (2008, h. 54)

Dan teori Zamroni (2000) dalam Kunandar (2009, h. 19) yang menyatakan prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh sertifikasi guru seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini :

Sertifkasi (X 1)

 Kualifikasi Akademik

(22)

Variabel Pengaruh a. Sertifikasi Guru (X1)

b. Motivasi Kerja (X2)

Variabel Terpengaruh : Prestasi Belajar Siswa (Y)

2.6. Hipotesis

1. Diduga sertifikasi guru berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar siswa MI.Munawariyah Palembang

2.Diduga motivasi kerja guru berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar siswa MI.Munawariyah Palembang

Prestasi Belajar Siswa (Y)

 Kognitif  Afektif

 Psikomotorik Motivasi Kerja (X 2)

 Motivasi Tugas Instrinsik

(23)

3.Diduga sertifikasi guru dan motivasi kerja berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa MI.Munawariyah Palembang

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah

MI.Munawariyah Kelurahan 13 Ulu kecamatan Seberang Ulu II Palembang. Penelitian ini mengamati dan menganalisis pengaruh sertifikasi guru (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sertifikasi guru dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kausal, yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel bebas yang terdiri dari sertifikasi guru (X1) dan motivasi guru (X2) dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa (Y),serta untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.

3.3. Operasional Variabel

Sugiono (2006: 38) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Untuk lebih jelas mengenai operasional variabel dapat dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel Operasional Variabel

(24)

1

Pemahaman terhadap pesera didik, Memahami landasan kependidikan, Menerapkan teori belajar dan pembelajaran, Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakeristik peserta didik, Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih

Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, Menguasai struktur dan metode keilmuan

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efekif dengan peserta didik, Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar

Kepribadian yang mantap dan stabil, serta dewasa, Kepribadian yang arif, Kepribadian yang berwibawa, Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan

2 Motivasi Kerja

Kecukupan sandang, pangan dan papan Keamanan fisik dan fisiologis

Pengakuan akan keberadaan dan penghargaan Simbol status

Pengetahuan konsep sampai penerapan, analisis, kemampuan memecahkan masalah, memahami dan melaksanakan tugas dengan cara yang benar dan hasil Yang baik

Hasil tes siswa

Adapun penilaian dari variabel ini adalah dengan memberi bobot sebagai berikut : 5 =Sangat setuju

(25)

200 orang maka keseluruhan populasi akan diambil sebagai responden penelitian sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi

3.5. Sumber dan teknik Pengumpulan Data 1). Sumber Data

Sumber Data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data Primer (primary data), adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung dari guru dan pimpinan sekolah dalam bentuk kuisioener mengenai sertifikasi,motivasi kerja dan prestasi belajar siswa.

2. Data Sekunder (Scondary data), merupakan data yang diperoleh dari sumber lain, misalnya informasi atau data studi pustaka, penelitian terdahulu, jurnal dan keterangan-keterangan lain untuk memperoleh berbagai teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini (Istijanto: 2002 h. 115)

2). Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini adalah :

1. Kuesioner, Menurut Sugiono (2001:135) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian kuesioner disebarkan bersifat tertutup dimana setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan pertanyaan.Kuesioner disebarkan kepada seluruh guru baik guru tetap maupun guru honor.

2. Dokumentasi, pengamatan ini dilakukan dengan cara mencari bahan referensi u ntuk penulisan landasan teori meninjau langsung objek penelitian, dalam hal ini di MI Munawariyah Palembang.

3.6. Metode Analisis

1). Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas yang diperlukan agar diperoleh instrumen yang valid, artinya instrumen yang tepat untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Kusumawati (2003, h.124), uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor pertanyaan yang dijawab oleh responden.

(26)

product moment. Skor setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh item.

Jika koefisien korelasi positif, maka item yang bersangkutan valid, jika negatif maka item yang bersangkutan tidak valid, dan dikeluarkan dari kuesioner, dengan kata lain item valid jika koefisien korelasi antar skor item dengan skor totalnya positif dan signifikan dengan p – value < = 0,05. Dengan demikian semakin tinggi nilai koefisien suatu item menunjukkan semakin tinggi validitasnya item tersebut.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen ini dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yaitu pengujian reliabilitas internal yang dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi dua kelompok (ganjil dan genap) kemudian ditotal, dicari korelasinya dan selanjutnya dianalisis dengan metode program SPSS, apabila Cronbach yang diperoleh lebih besar 0,6 instrumen dinyatakan reliable, seperti dikemukakan Kusumawati (2003, h. 108).

3.7. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif, dengan menggunakan metode-metode statistik dalam menganalisis data. Data diambil dengan instrumen kuesioner.

Untuk mengetahui tingkat keeratan pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen maka digunakan alat ukur korelasi berganda, sedang untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersamaan terhadap variabel dependen akan dilihan dari R2. Kemudian untuk melihat keeratan

hubungan secara individual (satu-persatu) antara variabel independen dan variabel dependen digunakan alat ukur korelasi parsial.

Sebelum dilakukan uji regresi maka akan dilakukan uji Multikolinearitas dan heterokedatisitas terhadap data-data yang ada:

a. Uji Multikolinear

(27)

Selanjutnya hasil perhitungan di bandingkan, apabila nilai VIF masing-masing variable bebas tidak dari 5, maka variabel satu dengan lainnya tersebut tidak terjadi multikolinearitas (korelasi yang besar diantara variabel bebas) pada persamaan regresi linear berganda tersebut, seperti dinyatakan Santoso dalam Kusumawati (2000, h. 145).

b. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti variasi (varian) residual tidak sama untuk semua pengamatan, atau semakin besarnya residual untuk pengamatan yang semakin banyak. Model regresi linear mengasumsikan bahwa varian residual bersifar konstan atau sama untuk berbagai pengamatan. Pengujian heterokedastisitas menggunakan metode Rank Sperman Correlation. Antara variabel bebas dengan nilai absolute residual, jika masing-masing variabel bebas tidak berkorelasi signifikan dengan nilai absolute residual pada taraf α = 0,05 maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah gejala adanya korelasi serial diantara kesalahan pengganggu (residual), sehingga munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, seperti yang dikemukakan Ghozali dalam Kusumawati (2003, h. 46). Untuk mendeteksi terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin Watson (d), hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibanding dengan nilai d tabel pada α = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dl) untuk berbagai nilai n dan k.

Jika d < dl terjadi autokorelasi positif d > 4 – dl terjadi autokorelasi negatif du < d < 4 – du tidak terjadi autokorelasi

dl d du atau 4 – du d 4 – dl Pengujian tidak meyakinkan

(28)

Dimana: Y = Prestasi Belajar α = Konstanta b1b2 = Koefisien regresi

X1 = Sertifikasi X2 =Motivasi guru e = error item

3.8. Teknik Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel sertifikasi (X1), variabel Motivasi guru

(X2) terhadap variabel prestasi belajar siswa (Y), selanjutnya akan dilakukan uji t

(sendiri-sendiri) dan uji f (bersama-sama).

a. Uji t (sendiri-sendiri/parsial)

Uji t digunakan menguji signifikasi secara parsial (sendiri-sendiri) pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y), yaitu dengan cara

membandingkan besarnya nilai t hitung dengan t tabel jika besarnya nilai t hitung lebih besar

daripada nilai t tabel berarti variabel bebas berpengaruh secara nyata terhadap variabel

terikat: Sanusi (2003, h. 119), untuk mengetahui uji t penulis menggunakan metode SPSS ver. 17.0.

Hipotesis statistiknya dinyatakan dengan:

1. Ho : b1 : b2 = 0, artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-sendiri) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Y

2. Ha : b1 : b2 0, artinya X1 dan X2 secara parsial (sendiri-sendiri)

berpengaruh signifikan terhadap Y Kaidah pengambil keputusan:

1. Jika sig t hitung < b1 maka Ho ditolak

2. Jika sig t hitung < b1 maka Ha diterima

a) Apabila probabilitas <0,05 atau t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel maka hipotesis

nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya variabel sertifikasi, Motivasi guru secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Pada tingkat kesalahan 5% ( α = 5%).

(29)

b) Apabila probabilitas 0,05 atau t hitung t tabel atau t hitung - t tabel

maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya variabel sertifikasi, Motivasi guru secara sendiri-sendiri (parsial) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi siswa. Pada tingkat kesalahan 5% ( α = 5%).

b. Uji F (bersama-sama/simultan)

Uji F digunakan untuk menguji signifikasi secara bersama-sama (serempak) pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat

(Y), yaitu dengan cara membandingkan besarnya nilai Fhitung dengan

besarnya nilai Ftabel bila besarnya nilai Fhitung

lebih besar daripada nilai Ftabel berarti bahwa secara bersama-sama

(serempak) variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dan sebaliknya, jika Fhitung lebih kecil daripada nilai Ftabel berarti nilai variabel

bebas secara bersama-sama (serempak) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sanusi (2003, h.119), untuk mengetahui uji F penulis menggunakan metode SPSS ver.17.0.

hipotesis statistiknya dinyatakan dengan:

1. Ho : b1 : b2 = 0, artinya X1 dan x2 secara bersama-sama (serempak)

tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.

2. Ha : b1: b2 0, artinya X1 dan X2 secara bersama-sama (serempak)

berpengaruh signifikan terhadap Y. Kaidah pengambilan keputusan: 1. Jika Sig Fhitung < b1 maka Ho ditolak

2. Jika Sig Fhitung < b1 maka Ho diterima

a) Fhitung > Ftabel atau apabila probabilitas < 5% maka hipotesis nol (Ho) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya variabel sertifikasi, motivasi guru secara bersama-sama (serempak) berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Pada tingkat kesalahan 5% ( α = 5%).

b) Fhitung Ftabel atau apabila probabilitas 5% maka

hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya variabel sertifikasi, motivasi guru secara bersama-sama (serempak) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Pada tingkat kesalahan 5%( α = 5%).

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Produk Tugas Akhir Direktori Online Studio Foto Di Pulau Jawa Dan Bali ini disusun guna memenuhi persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan studi D3 Program Studi

Uji laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa untuk menghasilkan biodiesel dengan menggunakan metode transesterifikasi untuk batch proses

Bentuk Molekul dengan Enam Pasangan Elektron disekitar Atom Pusat Enam pasangan elektron yang mengelilingi atom pusat akan membentuk. struktur ruang

pertimbangan dalam memodernisasikan sistem oendidikan oesantren, bukan berarti sistim yang dulu jelek. Melainkan sebagai penyeimbang terhadap kebutuhan masyarakat dan

Untuk melakukan implementasi dari aplikasi pembelajaran fungsi sistem saraf pada manusia berbasis android dijadikan sebuah alternatif acuan pembelajaran bagi siswa

Sehingga Anda mendapat harga yang pas, layanan yang maksimal dan yang terpenting masih dalam koridor tuntunan yang disyariatkan dalam islam. Demikian sedikit tulisan dari kami,

Tengah dan sekitarnya Kota Tegal Tahun Anggaran 2016 dalam waktu 3 (tiga) hari setelah pengumuman pemenang, terhitung mulai hari Jum’at tanggal 05 Agustus 2016 sampai

(2k) Of course it would affect the learning process of Academ- ic writing because by using portfolio assessment the students are trained how to make a good essay with