• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING

MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM

Nurhamidah Nasution

Jurusan Kimia FMIPA UNIMED, Program Studi Pendidikan Kimia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING

MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PLAYER UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM

Nurhamidah Nasution

Jurusan Kimia FMIPA UNIMED, Program Studi Pendidikan Kimia

nurhamidahwardhana@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan menggunakan macromedia flash player. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas, teknik pengampilan sampel secara Random Sampling. Sampel terdiri dari dua kelas dimana kelas X IPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan macromedia flash player dan kelas X IPA 6 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas sampel berjumlah 40 orang siswa. Instrument yang digunakan sebagai alat untuk pengumpulan data yaitu tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 19 soal (yang telah divalidkan) dengan pilihan jawaban 5 option (A,B,C,D dan E). Pada kedua kelas dilakukan pre-test serta setelah selesai pengajaran dilakukan post-test. Data penelitian diolah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan uji-t dan hasil penelitian terlebih dahulu diolah untuk mencari rata-rata standart divisiasi (SD)

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan tanpa menggunakan inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player. Nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen 28,27 dan post-tes 81,15 dengan rata-rata gain sebesar 0,50. Sedangkan nilai rata-rata pre-test siswa pada kelas kontrol 29,52 dan pos-test 78,3 dengan rata-rata gain sebesar 0,30. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 73% dan pada kelas kontrol 68%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 5%.

Hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan menggunakan nilai rata-rata post test diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 2,54 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,684 pada taraf signifikan α = 0,05, sehingga thitung>ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry

terbimbing dengan macromedia flash player lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia siswa yang tanpa menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan macromedia flash player (konvensional).

(3)

Pendahuluan

Kimia merupakan salah salah satu pelajaran yang ada pada tingkat sekolah SMA. Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Dalam hal memahami dan tersampaikannya apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran kimia di SMA khususnya struktur atom salah satunya dengan proses penerapan pembelajaran

inquiry terbimbing atau disebut juga

Process Oriented Guided Inquiry Learning

(POGIL) didalam proses pembelajaran kimia di SMA pada bahasan struktur atom dikelas X.

Pendekatan inquiry terbimbing sendiri adalah pendekatan dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inquiry

terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inquiry. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

(http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/ model-pembelajaran-inkuiri/)

Sanjaya (2008) menyatakan bahwa pembelajaran inquiry mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah: Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa

Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inquiry, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3. Merumuskan hipotesis

(4)

(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inquiry, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

5. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Setiap individu dapat bertahan dengan proses inquiry sepanjang hayatnya, dari lahir sampai mati. Proses inquiry mulai dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi melalui penggunaan indra manusia seperti melihat, mendengar, menyentuh, mengecap, dan membau.

Inquiry dapat dikatakan sebagai bakat atau keahlian yang dibawa dari lahir dan secara ilmiah telah dimiliki dari semenjak ia dilahirkan dan tidak berhenti sampai akhir hayatnya.

Inquiry Terbimbing atau Guided

Inquiry Approach adalah pendekatan

inquiry yang mana pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Guru membimbing siswa melakukan kegiatan mencari sumber belajar dari manapun.

Inquiry terbimbing mempunyai

beberapa aspek sebagai berikut:

Siswa diberi petunjuk seperlunya, berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inquiry.

Tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan guru. Untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan guru, siswa dapat mengerjakan sendiri atau dapat juga diatur secara kelompok. Bimbingan dan pengarahan guru lambat laun dikurangi seiring bertambahnya pengalaman siswa dalam belajar secara inkuiri.

John O.Matson (2006) mengung-kapkan bahwa belajar berbasis inquiry

adalah pembelajaran berdasarkan strudent

centered guru menyediakan pertanyaan

instruksi dan membimbing siswa dalam memcahkan masalah. Pendekatan inquiry terbimbing lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing atau Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL). POGIL adalah singkatan dari Proses Berorientasi Process Guided Inquiry Learning. POGIL berasal departemen kimia perguruan tinggi pada tahun 1994, sekarang ada lebih dari 1.000 pelaksana dalam berbagai disiplin ilmu di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di seluruh negeri.

POGIL menggunakan inquiry

(5)

siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran.

Kegiatan POGIL fokus pada konsep inti dan mendorong pemahaman yang

mendalam mengenai materi

mengembangkan tingkat tinggi keterampilan berpikir. POGIL mengembangkan keterampilan proses seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi melalui kerjasama dan refleksi, membantu siswa menjadi pembelajar seumur hidup dan mempersiapkan mereka untuk menjadi lebih kompetitif di pasar global.

POGIL adalah kelas dan teknik laboratorium yang bertujuan untuk secara bersamaan mengajarkan keterampilan proses konten dan kunci seperti kemampuan untuk berpikir analitis dan bekerja secara efektif sebagai bagian dari sebuah tim kolaboratif.

POGIL didasarkan pada penelitian menunjukkan bahwa:

a) Mengajar dengan mengatakan tidak bekerja bagi sebagian besar siswa. b) Siswa yang merupakan bagian dari

komunitas interaktif lebih mungkin untuk menjadi sukses.

c) Pengetahuan pribadi, siswa menikmati diri mereka sendiri dan mengembangkan lebih besar kepemilikan atas materi ketika mereka diberikan kesempatan untuk membangun pemahaman mereka sendiri. (http://www.pogil.org).

Pogil merupakan staregi instruksional yang memberikan kesempatan untuk mengajar baik konten dan keterampilan secara bersamaan. Di dalam kelas siswa bekerja pada bahan khusus yang di rancang inkuari terbimbing dalam kelompok kecil yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menentukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Prosees berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasala dari bahasa

Yunani, yaitu heuristic yang berarti saya menemukan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menurut sanjaya (2006) pembelajaran inquiry

merupakan strategi pembelajaran yang banyak di anjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa kejunggulan, diantaranya :

1. Pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang,sehingga pembelajaran melalui startegi ini dianggap lebih bermakna

2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk beljara sesuai denga gaya belajar mereka

3. Pembelajaran di anggap sesuai denga perkembangan psikologi belajar modren yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman

4. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memmiliki kemampuan rata-rata. Artinya, siswa memiliki kemampuan belajar bagus tudak terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Disamping memiliki keunggulan, pembelajaran inquiry juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1. Digunakan srtategi pembelajaran maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa 2. Pembelajaran ini sulit dalam

merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasan siswa dalam belajar

3. Kadang-kadang dalam

(6)

4. Selama kriteria keberhasilannya belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran, maka akan sulit di implementasikan oleh setiap guru.

Macromedia flash player

merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Macromedia dan program aplikasi standar authoring tool professional

yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi dua dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi.

Aplikasi ini digunakan untuk membuat presentasi yang memukau dengan fasilitas audio streaming untuk dijalankan secara langsung dari sebuah komputer. Aplikasi flash khusus dirancang untuk membuat halaman-halaman presentasi yang biasanya digunakan untuk membuat brosur-brosur elektronik, splash screen, slide show, presentasi-presentasi untuk seminar,. Program ini cukup fleksibel dan lebih

unggul dibanding program animasi lain sehingga banyak animator yang memakai program tersebut untuk pembuatan animasi (Rismiyati, 2010).

Media flash sering digunakan oleh para animator pembuatan animasi interaktif maupun non interaktif, seperti : animasi pada media mengajar di sekolah, animasi kartun, presentasi, portofolio sebuah perusahaan, game dan beberapa media animasi lainnya. Namun begitu, dengan

flash, seorang guru juga dapat membuat animasi yang cukup bagus tentang materi yang akan diajarkan disekolah.

Keunggulan dari media flash

dibanding media yang lain menurut Jubandi (2010) antara lain :

1. Dapat membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain, sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran yang diajarkan melalui animasi yang dibuat.

2. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pelajaran yang diajarkan guru dapat diajarkan secara bertahap dan berurutan

3. . Sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarakan dengan baik.

4. Dapat ditampilkan diberbagai media seperti Web, CD-ROM, VCD dan DVD.

Metode Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah evaluasi belajar (Post Test) berupa soal tertulis (pilihan berganda), untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan materi yang sama. Jumlah soal yang digunakan sebanyak 40 soal dengan

pilihan jawaban 5 option, di mana soal yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Skor = �

� x 100

B = jumlah soal yang dijawab dengan benar

N = basnyak butir soal

(7)

Pembahasan Hasil Penelitian

Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

Pre-tes Post-tes Pre-tes Post-tes

X S X S X S X S

28,27 7,36 81,15 5,36 29,52 8,45 78,3 4,71

Berdasarkan perhitungan rata-rata dan simpangan baku diperoleh rata-rata gain siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,73

dengan S sebesar 0,050; Sedangkan rata-rata gain siswa pada kelas kontrol sebesar 0,68 dengan S sebesar 0,030.

Data Gain Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

X S X S

0,73 0,050 0,68 0,030

Analisis Data Penelitian

Uji Normalitas Data Pre-Test dan Post-Test

Kelas Sumber

Data X

2

Hitung X2Tabel Α Keterangan

Eksperimen Pre-tes 8,1

11,07 0,05

Distribusi Normal

Post-tes 3,05 Distribusi Normal

Kontrol Pre-tes 5,91 Distribusi Normal

Post-tes 10,78 Distribusi Normal

Berdasakan Tabel 4.3, normalitas data pre-test dan post-test disimpulkan bahwa: uji normalitas data pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh X2hitung < Harga Chi

(8)

Uji Normalitas Data Gain

Kelas X2Hitung X2Tabel Α Keterangan

Eksperimen 9,24

11,07 0,05

Distribusi Normal

Kontrol

2,71 Distribusi Normal

Berdasakan Tabel 4.4, normalitas data gain disimpulkan bahwa: uji normalitas data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh X2hitung < Harga

Chi Kuadrat (X2tabel). Dengan mengambil taraf nyata α = 0,05 dan dk = 5 adalah 11,07, maka dapat disimpulkan data gain terdistribusi normal.

Uji Homogenitas Data Pre-Test dan Post-Test

Sumber Data Kelas S2 F hitung F tabel Keterangan

Pre-test

Eksperimen 54,20

1,31

1,69

Data Homogen Kontrol 71,40

Post-test Eksperimen 28,78 1,29 Data Homogen Kontrol 22,26

Dari data di atas, diperoleh harga Fhitung untuk data Pre-test (FHitung = 1,31), dan Post-test (FHitung = 1,29). Karena harga Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan bahwa

pre-test dan post-test dari kedua kelas tersebut adalah homogen. Perhitungan uji homogenitas.

Uji Homogenitas Data Gain

Sumber Data S2 F hitung F tabel Keterangan

Gain Kelas Eksperimen 0,0050

Kelas Kontrol 0,0030 1,66 1,69 Data Homogen

Dari data di atas, diperoleh harga Fhitung untuk data gain (FHitung = 1,66). Karena harga Fhitung < Ftabel, maka

disimpulkan bahwa gain dari kedua kelas tersebut adalah homogen.

Persentase Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar (gain) dapat dilihat melalui rata-rata gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ringkasan data

(9)

Kelas Rata-rata Gain % Peningkatan Hasil Belajar

Eksperimen 0,73 73 %

Kontrol 0,68 68 %

Dari data di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen (73 %) lebih tinggi daripada persentase penigkatan hasil belajar pada kelas kontrol (68 %). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran inquiry

terbimbing menggunakan macromedia flash player dan yang diajar dengan menggunakan metode konvensional.

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tebing tinggi ini dilakukan dengan memberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player sementara pada kelas kontrol diberikan pengajaran dengan menggunakan metode konvensional. Sebelum diberikan perlakuan terlebih dahulu kedua kelas diberi pre-test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dan sikap awal dari masing-masing kelas. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen adalah 28,27 dan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol adalah 29,52. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda.

Setelah diberi pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash

player untuk kelas eksperimen dan dengan menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol, menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada nilai rata-rata post-tes di kelas eksperimen sebesar 81,15 ± 5,90 dan di kelas kontrol sebesar 78,3 ± 4,71.

Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga thitung > ttabel yaitu 2,54 > 1,684 dengan

taraf signifikasi 5% (α = 0,05) atau dengan taraf kepercayaan 95% sehingga Ha diterima yang berarti ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa antara yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player dengan pembelajaran konvensional pokok bahasan struktur atom. Dari hasil perhitungan gain antara post-tes dan pre-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh besarnya gain pada kelas eksperimen adalah 73% dan pada kelas kontrol adalah 68%. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung besarnya kontribusi dari penerapan pembelajaran inquiry terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar sebesar 5%.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry terbimbing menggunakan macromedia flash player pada pokok bahasan struktur atom. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung > ttabel yaitu2,54 > 1,684, Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Peningkatan hasil belajar siswa antara pembelajaran inquiry

terbimbing menggunakan

macromedia flash player di kelas eksperimen sebesar 73 % dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol sebesar 68 % pokok bahasan struktur atom. Besarnya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa adalah 5%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

(10)

menggunakan model pembelajaran

inquiry terbimbing menggunakan

macromedia flash player sebagai model pembelajaran pada saat melakukan proses belajar mengajar. 2. Bagi para pembaca dan peneliti

lainnya, sebagai informasi dan masukan untuk menambah informasi dan referensi apabila

hendak melakukan penelitian yang sejenis pada tempat dan waktu yang berbeda.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Dahar, W.R., (2006), Teori teori belajar dan pembelajaran, PT Gelora Aksara Pratama, Bandung.

Heron, M.D., (1971), The Nature Of Scientific Inquiry. School Review, 79(2), 171

212 http://edweb.sdsu.edu/wip/four level.html. (diakses 2 mei 2010)

Jauhari, Mohammad. (2011), Implementasi PAIKEM, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta

Justiana, Sandri, (2009), Kimia 1 SMA Kelas X. PT Ghalia Indonesia Printing, Jakarta

Mariana, Dina. (2011), Pengaruh Strategi Pembelajaran Inquiry Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Kimia SMA Teuku Umar Medan. Skripsi Unimed, Medan. Prihatin, Eka. 2008. Konsep Pendidikan.

Bandung: PT Karsa Mandiri Persada

Rasyid, Harun dan Mansur. 2011. Penilaian Hasil Belajar Bandung: CV Wacana Prima.

Sudjana, Nana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung

Sumiati dan Edra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandumg: CV Wacana Prima.

Sanjaya, Wina. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Suyanti, R.D. 2006. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: FMIPA UNIMED

Team Web, (2007), Bloom’s Taxonomy Model

Question And Key Words “Based

On Bloom’s Taxonomy Developed

And Expanded By Jhon

Maynord,”University of Texas,Texas: h

ttp://www.utexas.edu/student/utlc/i rnres/handouts/1414.html (diakses 25 mei 2010)

Wardhana, Yana. 2010. Edisi 2. Teori Belajar dan Mengajar Bandung: PT Pribumi Mekar.

W olfskill, T. ,(2009) Stony Brook University Chemists Guided To Effective Teaching,Process Oriented Guided Inquiry Learning Vol. 2, pdf

(11)

TENTANG PENULIS

Nama Lengkap : Nurhamidah Nasution

Agama : Islam

Tempat/ Tanggal Lahir : Panyabungan, 28 Juni 1990

Alamat : Jl Harapan Bakti No.2 Lingkungan IV Panyabungan Provinsi : Sumatera Utara

Kabupaten : Mandailing Natal

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan/Program Studi : Kimia / Pendidikan Kimia FMIPA UNIMED Jenjang Studi : S-1

Pendidikan : 2009 - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN : 2006 - SMA Negeri 1 Panyabungan 2009

: 2003 - Yayasan Pendidikan Alhusnayain Panyabungan : 2001 - SD Negeri 142575 Panyabungan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas bayi karena prematuritas tersebut menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan, terutama dokter yang merupakan tulang punggung dalam

konsep dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

(Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Pemakai Kredit Barang Keliling (Mindring) Di. Dukuh Pundung Tegal Sari Kelurahan Manjung Kecamatan

Metode deskriptif sendiri dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga,

Pada bagian ini akan diberikan materi yang berkaitan dengan cara mempresentasikan hasil karya lukisan sendiri, lukisan flora dan fauna bahan cat akrilik akan

IOC terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta tahun.

TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN I. NILAI-NILAI AGAMA DAN MORAL 1. Mengetahui agama yang dianutnya 2. Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar 3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan penelitian .... Manfaat penelitian ... Laporan keuangan dan Kinerja Keuangan ... Definisi laporan keuangan...