• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRAK DAN BISNIS INTERNASIONAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTRAK DAN BISNIS INTERNASIONAL (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Cover ... Kata Pengantar ... Daftar Isi ...

A. KONTRAK ... 1. Pengertian Kontrak ... 2. Asas – Asas Kontrak ... 3. Syarat Sah Kontrak ... 4. Prestasi dan Wanprestasi ... 5. Force Majeure ... 6. Ganti Rugi ... 7. Tahapan – Tahapan Kontrak ... 8. Jenis – Jenis Kontrak ... 9. Syarat Batal Kontrak Yang Dicantumkan Dalam Kontrak ...

B. BISNIS INTERNASIONAL ... 1. Jual Beli Internasional ... 2. Metode Pembayaran Internasional ... 3. Imbal Beli Internasional ... 4. World Trade Organization ( WTO) ... 5. General Agreement on Tariff and Trade ( GATT )... 6. Kutipan Kasus ... 7. Analisis Kasus ... 8. Kesimpulan ...

(2)

A. KONTRAK

1. Pengertian Kontrak

Dalam dunia bisnis kontrak sangat banyak dipergunakan orang, bahkan hampir semua kegiatan bisnis diawali oleh adanya kontrak, meskipun kontrak dalam tampilan yang sangat sederhana sekalipun. Karena itu, memang tepat jika masalah kontrak ini ditempatkan sebagai bagian dari hukum bisnis.1

Kontrak atau contracts ( dalam bahasa Inggris ) dan overeenkomst ( dalam bahasa Belanda ) dalam pengertian yang lebih luas sering dinamakan juga dengan istilah perjanjian, meskipun demikian dalam uraian selanjutnya penulis memakai istilah kontrak untuk perjanjian yang sebenarnya memiliki arti yang hampir sama.2

Kontrak adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Para pihak yang bersepakat mengenai hal – hal yang di perjanjikan, berkewajiban untuk menaati dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut perikatan (verbintenis). Dengan demikian, kontrak dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut, karena itu kontrak yang mereka buat adalah sumber hukum formal, asal kontrak tersebut adalah kontrak yang sah.3

Selanjutnya, ada juga yang memberikan pengertian kepada kontrak sebagai suatu perjanjian dimana hukum memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi dari kontrak tersebut, dan oleh hukum, pelaksanaan dari kontrak tersebut dianggap merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan. Dan menurut, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pasal 1313), maka suatu kontrak diartikan sebagai suatu perbuatan dimana 1 (satu) orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap 1(satu) orang atau lebih. Dasar – dasar dari hukum kontrak nasional terhadap dalam Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Karena itu, Kitab Undang- Undang Hukum Perdata merupakan sumber utama dari suatu kontrak. Disamping sumbernya dalam Kitab

1 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global . hlm. 9

2 Kwik Kian Gie. Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus. Prenada Media Group. Jakarta 2005. Hlm. 49

(3)

Undang-Undang Hukum Perdata tersebut, yang menjadi sumber hukum kontrak adalah sebagai berikut4 :

1) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur khusus untuk jenis kontrak tertentu atau mengatur aspek tertentu dari kontrak.

2) Yurisprudensi, yakni putusan-putusan hakim yang memutuskan perkara yang berkenaan dengan kontrak.

3) Perjanjian internasional, baik bersifat bilateral atau multilateral, yang mengatur tentang aspek bisnis internasional.

4) Kebiasaan-kebiasaan bisnis yang berlaku dalam praktek sehari-hari. 5) Doktrin atau pendapat ahli yang telah dianut secara meluas

6) Hukum adat di daerah tertentu sepanjang yang menyangkut dengan kontrak-kontrak tradisional bagi masyarakat pedesaan.

2. Asas - Asas Kontrak

Menurut Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari bunyi pasal tersebut sangat jelas terkandung asas5 :

1) Konsensualisme, adalah perjanjian itu telah terjadi jika telah ada konsensus antara pihak-pihak yang mengadakan kontrak.

2) Kebebasan berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas mengenai apa yang di perjanjikan, bebas pula menentukan bentuk kontraknya.

3) Pacta sunt servanda, artinya kontrak itu merupakan undang-undang bagi para pihak yang membuatnya (mengikat).

Di samping itu, beberapa asas lain dalam standart kontrak6 : 1) Asas Kepercayaan

2) Asas Persamaan Hak 3) Asas Keseimbangan 4) Asas Moral

5) Asas Kepatuhan

(4)

6) Asas Kebiasaan dan 7) Kepastian Hukum

Dalam bidang hukum, dikenal beberapa asas hukum terhadap asas hukum terhadap suatu kontrak, yaitu sebagai berikut7 :

1) Asas Kontrak Sebagai Hukum Mengatur

Hukum mengatur (aanvullen recht, optional law) adalah peraturan-peraturan hukum yang berlaku bagi subjek hukum, misalnya para pihak dalam suatu kontrak. Akan tetapi, ketentuan hukum seperti ini tidak mutlak berlakunya karena jika para pihak mengatur sebaliknya, maka yang berlaku adalah apa yang diatur oleh para pihak tertentu. Jadi, peraturan yang bersifat hukum mengatur dapat di simpangi oleh para pihak. Pada prinsipnya hukum kontrak termasuk ke dalam kategori hukum mengatur, yakni sebagian besar (meskipun tidak seluruhnya) dari hukum kontrak tersebut dapat di damping oleh para pihak dengan mengaturnya sendiri. Karena itu, hukum kontrak ini disebut sebagai hukum yang mempunyai sistem terbuka (open system). Sebagai lawan dari hukum mengatur, adalah apa yang disebut dengan “hukum memaksa” (dwingend rect, mandatory law). Dalam hal ini, yang dimaksudkan oleh hukum memaksa adalah aturan hukum yang berlaku secara memaksa mutlak, dalam arti tidak dapat disimpangi oleh para pihak yang terlibat dalam suatu perbuatan hukum, termasuk oleh para pihak dalam suatu kontrak.

2) Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract) ini merupakan konsekuensi dari berlakunya asas kontrak sebagai hukum mengatur. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang mengajarkan bahwa para pihak dalam suatu kontrak pada prinsipnya bebas untuk membuat atau tidak membuat kontrak, demikian juga kebebasannya untuk mengatur sendiri isi kontrak tersebut. Asas kebebasan berkontrak ini dibatasi oleh rambu-rambu hukum sebagai berikut :

a. Harus memenuhi syarat sebagai suatu kontrak b. Tidak dilarang oleh undang-undang

c. Tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku d. Harus dilaksanakan dengan itikad baik

3) Asas Pacta Sunt Servanda

(5)

Istilah “pacta sunt servanda” berarti “janji itu mengikat”. Yang dimaksudkan adalah bahwa suatu kontrak yang di buat secara sah oleh para pihak mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai isi kontrak tersebut. Istilah terkenalnya adalah “my word is my bonds”. Atau sesuai dengan tamsilan bahasa Indonesia bahwa “jika sapi dipegang talinya, jika manusia di pegang mulutnya”. Mengikatnya secara penuh atas kontrak yang dibuat oleh para pihak tersebut oleh hukum kekuatannya dianggap sama saja dengan kekuatan mengikat dari suatu undang-undang. Karena itu, apabila suatu pihak dalam kontrak tidak menuruti kontrak yang telah dibuatnya, oleh hukum disediakan ganti rugi atau bahkan pelaksanaan kontrak secara paksa.

4) Asas Konsensual

Yang dimaksud dengan asas konsensual dari suatu kontrak adalah bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka dia telah sah dan mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya persyaratan tertulis pun tidak diisyaratkan oleh hukum, kecuali untuk beberapa jenis kontrak tertentu, yang memang dipersyaratkan syarat tertulis. Syarat tertulis tersebut misalnya di persyaratkan untuk jenis kontrak berikut ini :

a. Kontrak perdamaian b. Kontrak pertanggungan c. Kontrak penghibahan d. Kontrak jual beli tanah

5) Asas Obligatoir

(6)

kontrak haruslah dilakukan didepan pejabat tertentu, misalnya di depan penghulu adat atau ketua adat, yang sekaligus juga dilakukan levering-nya. Jika hanya sekedar janji-janji saja, seperti dalam sistem obligatoir, dalam hukum adat kontrak seperti itu, tidak punya kekuatan sama sekali.

3. Syarat Sah Kontrak

Menurut Pasal1320 KUH Perdata kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut 8 :

1) Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak dapat dibatalkan, meliputi : a) Kecakapan untuk membuat kontrak ( dewasa dan tidak sakit ingatan )

b) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

2) Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi hukum, meliputi :

a) Suatu hal (objek ) tertentu

b) Sesuatu sebab yang halal ( kausa )

Suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang halal, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya.9

4. Prestasi dan Wanprestasi

Menurut Pasal 1234 KUH Perdata yang dimaksud dengan prestasi adalah seseorang yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu, dan tidak melakukan sesuatu, sebaliknya dianggap wanprestasi bila seseorang10 :

1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya

2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya 3) Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat

4) Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukannya.

8 Kwik Kian Gie. Op. Cit Hlm. 50

(7)

Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi, pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara.

Sebagai contoh seorang debitor ( si berutang) dituduh melakukan perbuatan melawan hukum, lalai atau secara sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi yang telah disepakati dalam kontrak, jika terbukti, maka debitor harus mengganti kerugian ( termasuk ganti rugi + bunga + biaya perkaranya). Meskipun demikian, debitor bisa saja membela diri dengan alasan :

1) Keadaan memaksa ( overmacth/force majeure) 2) Kelalaian kreditor sendiri

3) Kreditor telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi

Untuk hal demikian debitor tidak harus mengganti kerugian . oleh karena itu, sebaiknya dalam setiap kontrak bisnis yang kita buat dapat dicantumkan juga mengenai risiko, wanprestasi, dan keadaan memaksa ini.

Bentuk- bentuk wanprestasi dapat berupa tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi, terlambat memenuhi wanprestasi, atau tidak sempurna memenuhi prestasi. Tindakan wanprestasi dapat terjadi karena kesengajaan, kelalaian, atau tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian)

Seseorang yang tidak melaksanakan perjanjian baik karena kesengajaan atau karena kelalaian tidak dengan sendirinya dikatakan telah melakukan wanprestasi atau cidera janji, sehingga terhadapnya dapat dimintakan ganti rugi. Pada umumnya, bila salah satu tidak memenuhi prestasi, maka haruslah pihak lain dalam kontrak tersebut terlebih dahulu mengajukan peringatan yang dikenal dengan istilah “Somasi” (Pasal 1238 KUH Perdata). Dalam somasi ini ditentukan jangka waktu pemenuhan prestasi. Jika waktu ini telah terlewati dan ternyata prestasi tidak juga dipenuhi atau tidak sempurna di penuhi maka barulah dapat dikatakan pihak tersebut telah melakukan wanprestasi dan karenanya dapat dituntut ke pengadilan. Jika somasi ini tidak diberikan terlebih dahulu, dan langsung saja di ajukan gugatan ke pengadilan, maka gugatan seperti ini disebut dengan gugatan premature (belum waktunya untuk diajukan).11

5. Force Majeure

(8)

Force majeure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian kerja sama ini, yang terjadi di luar kekuasaan kedua belah pihak, seperti pemogokan umum, gempa bumi, banjir, sabotase, huru-hara, kerusuhan, dan lainnya.

Apabila terjadi force majeure, Pihak Pertama harus memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua paling lambat satu bulan setelah terjadi force majeure, dan untuk ini Pihak Pertama tidak dikenakan kewajiban atau denda apa pun juga12.

Kausa-kausa Force Majeure dalam KUH Perdata terdiri dari sebagai berikut :13 1) Force Majeure karena sebab-sebab yang tidak terduga

Dalam hal ini, jika terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya oleh para pihak yang menyebabkan terjadinya kegagalan melaksanakan kontrak, maka hal tersebut tidak tergolong kepada wanprestasi, akan tetapi termasuk ke dalam kategori force majeure. 2) Force Majeure karena keadaan memaksa

Selain mengapa seorang kreditor dianggap dalam keadaan force majeure adalah jika tidak terpenuhinya kontrak karena terjadinya keadaan memaksa yang tidak dapat dihindarkan oleh debitur, misalnya bencana alam, perang, kerusuhan dll yang menyebabkan debitur menjadi terhalangmemenuhi prestasi.

3) Force Majeure karena perbuatan tersebut dilarang

Apabila ternyata prestasi yang harus dilakukan oleh debitur di kemudian hari ternyata di ketahui sebagai suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang. Mungkin terjadi karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan ketentuan perundang-undangan. Akibat force majeure adalah bahwa terdapat debitur tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya untuk membayar penggantian biaya, ganti rugi, atau bunga akibat tidak terpenuhinya prestasi debitur karena terjadinya keadaan force majeure.

Oleh karena itu, dalam praktik penyusunan kontrak akhir-akhir ini, para pihak melalui konsultan hukumnya perlu menyusun secara eksplisit daftar kejadian-kejadian yang mereka sepakati sebagai kejadian-kejadian khusus atau luar biasa yang membolehkan pihak yang mengalaminya untuk tidak melaksanakan kewajiban kontraknya. Kejadian-kejadian lain di luar yang sudah mereka sepakati tersebut, tidak boleh dijadikan alasan para pihak untuk tidak melaksanakan kewajiban kontraknya.14

12 Abdul Saliman . Op. Cit Hlm.73

13 Sophar Maru Hutagalung, Op. Cit Hal. 67

(9)

6. Ganti Rugi

Dalam teori dan praktik, ganti rugi sering dibagi dalam :15 1) Ganti rugi dengan pematalan kontrak

2) Pelaksanaan kontrak dengan tanpa ganti rugi 3) Pelaksanaan kontrak dengan ganti rugi

4) Pelaksanaan kontrak timbal balik tanpa ganti rugi

Beberapa hal penting dalam persoalan ganti rugi :

1) Komponen ganti rugi terdiri dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan, kerugian yang nyata dan bunga

2) Ganti rugi tidak dapat diminta jika wanprestasi terjadi karena force majeure dan debitur tidak dalam keadaan beritikad baik

3) Kerugian yang wajib dibayar dapat berupa kerugian yang benar-benar telah diderita dan kehilangan keuntungan yang sedianya harus dapat dinikmati kreditor

4) Ganti rugi yang dapat diminta oleh kreditor sebatas pada kerugian dan kehilangan keuntungan yang merupakan akibat langsung dari wanprestasi tersebut

5) Apabila didalam kontrak ada provosi yang menentukan jumlah ganti rugi yang harus dibayar oleh pihak debitur jika debitur wanprestasi, maka pembayaran ganti rugi tersebut hanya sejumlah yang ditetapkan dalam kontrak, tidak boleh lebih atau kurang 6) Terhadap perikatan pembayaran sejumlah uang, maka ganti rugi hanya terdiri dari

bunga yang ditetapkan oleh undang (KUH-Perdata) kecuali ada undang-undang yang mengatur secara khusus.

7. Tahapan – Tahapan Kontrak

Biasanya dalam tahapan berkontrak para pihak melalui16 :

(10)

1) Prakontrak, pada tahapan ini para pihak memulai dengan negosiasi membuat Memorandum of Understanding (Mou), studi kelayakan dan negosiasi lanjutan. 2) Kontrak, pada tahapan ini dimulai dengan penulisan naskah awal, pembahasan

naskah, penulisan naskah akhir, dan dilanjutkan penandatanganan.

3) Pascakontrak, dimulai pelaksanaan kontrak, penafsiran kontrak dan terakhir penyelesaian kontrak.

8. Jenis – Jenis Kontrak

Selanjutnya, mengenai jenis kontrak, secara umum suatu kontrak baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis terbagi atas beberapa, antara lain ialah : 17

1) Perjanjian timba balik, adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak ( misalnya perjanjian jual beli dan sewa-menyewa).

2) Perjanjian Cuma – Cuma, adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja (misalnya perjanjian hibah)

3) Perjanjian atas beban, ialah perjanjian terhadap prestasi dari pihak yang salah satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum (prestasi sebalah pihak)

4) Perjanjian bernama ( diberi nama oleh peraturan perundangan-undangan hukum perdata dan dagang, misalnya pinjam pakai, pertanggungan, penitipan barang) 5) Perjanjian tidak bernama (misalnya perjanjian keagenan, perjanjian distributor,

perjanjian pembiayaan, seperti sewa usaha/leasing, anjak piutang, Modal Ventura, kartu kredit, dll.

6) Perjanjian Campuran (contractus sui generis) misalnya perjanjian pendirian pabrik pupuk dan diikuti dengan perjanjian jual beli mesin pupuk serta perjanjian perbantuan teknik.

9. Syarat Batal Yang Dicantumkan Dalam Kontrak

Pasal 1226 KUH Perdata menganggap bahwa syarat batal selalu dicantumkan dalam suatu kontrak timbale balik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.

(11)

Namun terdapat hal demikian, kontrak tidak menjadi batal dengan sendirinya (batal demi hukum). Jika terjadi salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya baik dalam kontrak yang mencantumkan syarat batal ataupun tidak mencantumkan syarat batal, maka pembatalan kontrak tersebut oleh pihak lainnya harus terlebih dahulu dimintakan kepada pengadilan. Jika dalam kontrak tidak ditentukan syarat batal, maka hakim leluasa memberikan persetujuan jangka waktu tertentu kepada pihak yang tidak melakukan prestasi tersebut untuk melakukan prestasi. Jangka waktu ini tidak boleh melebihi waktu selama satu bulan.

(12)

Bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.18

Setiap transaksi bisnis antara pihak-pihak dari lebih dari satu negara adalah bagian dari bisnis internasional. Contoh transaksi tersebut termasuk membeli bahan baku atau input di satu negara dan pengiriman mereka ke negara lain untuk pemrosesan atau perakitan, pengiriman produk dari satu negara ke negara lain untuk penjualan eceran, membangun pabrik di sebuah negara asing untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja lebih rendah di sana, atau meminjam uang dari bank di satu negara untuk membiayai operasi di tempat lain. Lebih jelasnya, bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik karena sejumlah alasan, termasuk yang berikut: 19

1) Negara yang terlibat dapat menggunakan mata uang yang berbeda, memaksa setidaknya satu pihak untuk mengubah mata uangnya menjadi mata uang negara lain.

2) Sistem hukum negara mungkin berbeda, memaksa satu atau lebih pihak untuk menyesuaikan sikap mereka untuk mematuhi hukum setempat.

3) Budaya dari negara-negara mungkin berbeda, memaksa masing-masing pihak untuk menyesuaikan perilakunya untuk memenuhi harapan dari yang lain.

4) Ketersediaan sumber daya berbeda oleh negara. Satu negara dapat kaya sumber daya alam tetapi miskin tenaga kerja terampil, sementara yang lain dapat memiliki produktif tenaga kerja terlatih tetapi tidak memiliki sumber daya alam.

Secara historis, kegiatan bisnis internasional pertama adalah ekspor dan impor.

1) Mengekspor

18 Gugup Kismono, “Bisnis Pengantar” BPFE-Yogyakarta , Yogyakarta, 2001, Halm. 4

(13)

adalah penjualan produk yang dibuat di negara sendiri untuk digunakan atau dijual kembali di negara lain,

2) Mengimpor

adalah membeli produk yang dibuat negara lain untuk digunakan atau dijual kembali di negara sendiri. Kegiatan ekspor dan impor sering dibagi menjadi dua kelompok:

a) Perdagangan Barang

yaitu, produk nyata seperti pakaian, komputer, dan bahan baku. b) Perdagangan Jasa

yaitu produk tidak berwujud seperti perbankan, perjalanan, dan kegiatan akuntansi.

Banyak aspek yang timbul manakala terjadi bisnis internasional dapat berjalan dengan tertib, pasti dan adil. Berikut ini beberapa aspek hukum yang menyangkut dengan bisnis internasional (international business) atau perdagangan Internasional (international trade)20.

1. Jual Beli Internasional

Pada prinsipnya jual beli internasional merupakan jual beli biasa, sehingga aturan hukum tentang jual beli biasa pada prinsipnya berlaku terhadap jual beli internasional. Hanya saja yang membedakan dengan jual beli biasa adalah bahwa dalam hal jual beli internasional, antara pihak penjual dengan pembeli tidak berada dalam 1(satu) Negara, sehingga harga ataupun barang harus dikirim dari 1(satu) Negara ke Negara lainnya. Karena itu, hukum tentang jual beli internasional akan berjalan berbarengan dengan hukum tentang ekspor-impor.21

2. Metode Pembayaran Internasional

Dalam dunia bisnis dan hukum, ada perkembangan secara evolutif terhadap metode pembayaran terhadap suatu transaksi ini. Perkembangan metode pembayaran secara evolutif adalah sebagai berikut :22

(14)

1) Mulai dari metode pembayaran barang ditukar dengan barang (barter) 2) Metode pembayaran cash (barang ditukar langsung dengan uang) 3) Metode pembayaran dengan cek (barang ditukar dengan cek)

4) Metode pembayaran yang lebih muktahir, seperti pembayaran lewat letter of credit (L/C), kartu kredit, kartu debit dan sebagainya.

Dalam hukum tentang perdagangan internasional, apabila dilihat dari waktu dilakukannya pembayaran, dikenal beberapa metode pembayaran sebagai berikut :23

1) Metode Pembayaran Terlebih Dahulu

Dengan metode pembayaran terlebih dahulu ini, yang dimaksudkan adalah suatu sistem pembayaran dimana pihak penjual (eksportir) baru akan mengirim barang dagangannya setelah menerima pengiriman harga barang.

2) Metode Pembayaran secara Open Account

Metode pembayaran secara open account adalah kebalikan dari metode pembayaran terlebih dahulu. Dengan metode pembayaran secara open account ini, justru harga baru dibayar oleh pembeli setelah harga diterima oleh penjual.

3) Metode Pembayaran atas Dasar Konsinyasi

Dalam metode pembayaran secara konsinyasi ini, pembiayaan dilakukan lebih lama lagi. Sebab harga barang baru dibayar pada saat barang tersebut telah terjual lagi oleh pembeli kepada pihak ketiga dan harga sudah dilunasi oleh pihak ketiga tersebut kepada pihak pembeli.

4) Metode Pembayaran secara Documentary Collection

Metode pembayaran secara documentary collection ini dilakukan dengan menggunakan dokumen Bills of Exchange. Yakni harga barang segera harus di bayar setelah shipping documents tiba di banknya importer. Pembayaran harga tersebut di pertukarkan dengan shipping documents tersebut, dimana tanpa shipping documents, pihak importer tidak dapat mengambil barang tersebut.

5) Metode Pembayaran secara Documentary Credit

Dengan metode pembayaran secara documentary credit ini, yang dimaksudkan adalah bahwa pembayaran dilakukan dengan memakai dokumen Letter of Credit (L/C).

(15)

dalam hal ini pembayaran dilakukan tanpa menunggu tibanya barang atau tibanya dokumen. Akan tetapi, dibayar pada saat pihak pembeli telah membuka letter of credit di suatu bank dan bank tersebut meneruskannya kepada bank koresponden. Maka pada saat tersebut barang sudah dapat dikirim.

3. Imbal Beli Internasional

Transaksi imbal beli disebut juga dengan istilah “barter” , “counter purchase”, atau “counter trade”. Yang dimaksudkan adalah suatu jenis transaksi dagang dimana sebuah perusahaan mengekspor barang tertentu ke suatu negara dengan persyaratan bahwa dia juga harus mengimpor barang-barang lain dari negara tersebut sebagai imbalannya. Secara sangat klasik imbal beli internasional ini disebut sebagai tukar-menukar atau “barter” . Banyak negara mempersyaratkan agar dalam bisnis tertentu dilakukan dengan cara barter ini.

Yang merupakan motif mengapa dilakukan satu transaksi secara imbal beli adalah sebagai berikut:

1) Ada negara yang tidak mempunyai punya cukup devisa untuk melakukan pembayaran atas jual-beli suatu produk.

2) Terkadang devisa cukup tersedia, tetapi lebih di prioritaskan untuk bidang-bidang lain.

3) Kesempatan bagi negara pembeli untuk menggenjot ekspornya.

4. World Trade Organization

(16)

Timor Distribusi Nasional mengimpor mobil dari KIA (Korea Selatan) tanpa dipungut biaya masuk. Oleh karena itu Jepang mempermasalahkan kebijakan Indonesia di WTO.24

Perdagangan internasional tengah mencapai fase yang sangat intens sekaligus menimbulkan akibat yang kompleks. Globalisasi mengkondisikan dunia semakin tidak berjarak baik antara produsen dengan konsumen, pasar dengan bahan baku dan bahkan negara produsen dengan negara konsumen saling berganti posisi sesuai dengan keunggulannya masing-masing. Ketika perdagangan barang maupun jasa antar negara di harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan, namun di sisi lain ruang dan peluang konflik selalu terbuka satu sama lain dengan berbagai sebab persoalan tentunya.25

Plus Minus Perdagangan Bebas:26

Mengapa perdagangan internasional merupakan cara untuk meningkatkan kemakmuran suatu bangsa, antara lain karena :

1) Tidak semua negara mempunyai peralatan produksi atau kondisi ekonomis yang sama, baik secara kualitas maupun kuantitas,

2) Akibat dari ketidaksamaan kondisi-kondisi ekonomis tersebut, maka terjadilah perbedaan biaya produksi suatu barang antara negara yang satu dengan negara lainnya.

Dengan adanya perdagangan maka suatu negara dapat memperoleh sejumlah barang dengan harga yang lebih murah, daripada menghasilkan sendiri barang tersebut di dalam negeri.

Paham properdagangan bebas mempresentasikan bukti statistic yang menyakinkan sebagai suatu keuntungan yang tidak di perdebatkan lagi. Perdagangan bebas tidak sekedar menciptakan pertumbuhan di negara-negara industry, namun juga di negara-negara berkembang yang mengadopsi perdagangan bebas. Salah satu yang sering di rujuk adalah negara-negara Asia Timur. Pendukung perdagangan bebas mengklaim bahwa WTO adalah

24 Gugup Kismono, Op. Cit. Halm. 58

25 Ade Maman Suherman, “Penyelesaian Sengketa di WTO” Sinar Grafika.Purwokerto.2014 Hal. 5

(17)

suatu lembaga yang melindungi kepentingan negara-negara berkembang. Disamping itu, adanya pemberian perlindungan dan bantuan teknis serta dukungan untuk membantu negara berkembang membangun infrastruktur. Dengan begitu , ketika melakukan bisnis internasional akan menjanjikan dengan mampu meraih pasar yang luas, maka bisnis internasional ini juga memiliki risiko yang cukup tinggi karena melibatkan banyak pihak-pihak dengan berbagai kepentingan yang juga berbeda. Salah satu risiko tersebut dapat berbentuk pencekalan atau penarikkan peredaran barang di pasar luar negeri.

5. GAAT ( General Agreement on Tariff and Trade )27

GATT adalah perjanjian perdagangan internasional yang bersifat multilateral yang berbentuk lembaga dengan tujuan :28

1) Memperjuangkan terciptanya perdagangan bebas dan menstabilkan sistem perdagangan internasional

2) Memperjuangkan penurunan dan penghapusan tariff bea masuk serta hambatan-hambatan perdagangan lainnya (tariff and non-tariff barriers )

Lembaga- lembaga internasional : 1) The World Bank

Bank Dunia adalah lembaga yang didirikan pada tahun 1946 untuk meminjamkan uang pada negara sedang berkembang dengan bunga yang rendah. Pinjaman tersebut didesain untuk membiayai pembangunan jalan raya, pabrik, rumah sakit, dan pembangkit energy (tenaga listrik). Pada saat ini Bank Dunia juga memberikan pinjaman untuk mengatasi utang negara maju, member pinjaman lunak pada negara yang menurunkan hambatan perdagangan, dan memberikan fasilitas bagi perusahaan swasta.

2) IMF (Internasional Monetary Fund)

Institusi ini membantu negara-negara didunia untuk mengelola nilai tukar mata uangnya terhadap valuta asing dengan menstabilkan nilai tukar dalam perekonomian dunia. IMF juga memberikan bantuan bagi negara-negara yang neraca perdagangannya tidak seimbang, agar perdagangan internasional lancar. Pada tahun

(18)

1997-1998, Indonesia menandatangani beberapa nota kesepakatan (letter of intent) dengan IMF untuk memulihkan perekonomian yang hancur akibat krisis moneter yang berkepanjangan.

3) GATT

4) WTO (World Trade Organization)

Karena dalam berinteraksi secara internasional satu sama lain perdaganagan dunia akan mengalami bentrokan dan perselisihan-perselisihan, maka negara-negara di dunia memerlukan suatu kesepakatan terhadap aturan main tertentu dalam suatu sistem perdagangan global. World Trade International merupakan suatu sistem, forum, dan suatu lembaga internasional di bidang perdagangan, yang berwujud suatu kontrak atau traktat antara para pihak peserta kontrak, untuk mematuhi atauran main yang telah disepakati bersama dalam bidang perdagangan inrenasional.

World Trade Organization memeiliki beberapa sistem dan forum sebagai berikut :29 1) Sistem Yuridis

Dalam hal ini akan berfungsi sebagai pembuat aturan main(rule making).

2) Forum Negosiasi

Forum ini akan berfungsi sebagai pelaksana negosiasi putaran perundingan, dengan sasaran untuk mencapai pengembangan terhadap perjanjian multilateral, tariff dan nontariff, dan sebagainya.

3) Forum Pengambilan Keputusan

Forum ini berfungsi sebagai pengendali arah World Trade International sebagai suatu sistem.

4) Sistem Penyelesaian Sengketa

Fungsinya adalah untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dengan mekanisme yang baik dan adil.

5) Sistem Organisasi Internasional

(19)

Sistem ini berfungsi untuk mengarahkan operasi World Trade International secara terpadu, sehingga dapat mengendalikan World Trade International sebagai lembaga.

Fungsi-fungsi World Trade Organization yang terpenting adalah untuk memperlancar pelaksanaan, pengadministrasian, dan peningkatan tujuan dari perjanjian pembentukan World Trade Organization, sebagai forum negosiasi bagi anggota, forum penyelesaian sengketa, dan pelaksanaan peninjauan atas kebijakan perdagangan.

World Trade Organization memeiliki beberapa organ sebagai berikut : 1) Ministerial Conference

2) General Council

3) Council for Trade in Goods 4) Council for Trade in Services

5) Council for Trade – Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPS)

Sedangkan secara sederhana, struktur organisasi dari World Trade Organization adalah sebagai berikut :

1) Contracting Parties 2) Council of Representative 3) Committees

4) Working Parties

Mekanisme Penyelesaian Sengketa Lewat World Trade Organization (WTO)

Penyalesaian sengketa oleh World Trade Organizational (WTO) ini dilakukan oleh suatu badan yang disebut dengan Dispute Settlement Body. Penyelesaian sengketa dilakukan dengan memakai alternatif sebagai berikut :

(20)

5) Arbirtasi 6) Panel

Apabila ada pihak yang tidak menerima putusan panel tersebut, dapat mengajukan banding ke suatu badan yang disebut dengan Appellate Body, yang akan memeriksa perkara pada tingkat banding dengan prosedur khusus yang cukup ketat.

Perlu juga disebutkan bahwa Indonesia pernah dibawa ke persidangan World Trade Organization atas kasus MOBIL TIMOR, dimana Indonesia memberikan kemudahan-kemudahan tertentu untuk PT. Timor Putera Nasional dalam hal mengimpor (dari korea) dan memproduksi mobil Timor, yang tidak diberikan kepada perusahaan/negara lain. Dalam hal ini di World Trade Organization (WTO) Indonesia ke luar sebagai pihak yang kalah perkara.

6. Kutipan Kasus30

SENIN, 11 OKTOBER 2010 | 11:45 WIB

“Mengandung Pengawet Terlarang, Indomie Ditarik di Taiwan”

TEMPO Interaktif , Taiwan – Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan berhenti menjual produk mi instan merek Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan bahan pengawet yang dilarang di produk asal Indonesia. Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah menguji mi tersebut dan bakal menanyakannya terhadap insiden tersebut ke para importir dan

(21)

distributor. Importir dari Hong Kong mengatakan mi-mi tersebut diperkirakan dibawa ke Thailand secara ilegal. Beberapa warga Taiwan mengatakan mereka akan membeli mi merek lain. Sementara, para tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap memakan Indomie karena rasanya enak dan harganya murah.

Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik mi instan Indomie, Jumat. Penarikan itu dilakukan setelah dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, ditemukan di dalam Indomie. Bahan pengawet tersebut hanya dibolehkan untuk kosmetik. Bahan pengawet tersebut dilarang digunakan di makanan-makanan di Taiwan, Kanada, dan Eropa. Jika bahan pengawet tersebut dikonsumsi, bisa menyebabkan orang muntah. Bahkan, kalau bahan pengawet tersebut dimakan untuk jangka waktu yang cukup lama atau dalam jumlah yang banyak, itu bisa menyebabkan metabolic acidosis, sebuah kondisi akibat terlalu banyak mengkonsumsi asam.

Jaringan toko ParknShop dan Wellcome menarik semua produk Indomie dari supermarket-supermarket milik mereka. Importir Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO). Fok Hing (HK) Trading mengutip penilaian kualitas Indomie pada Juni yang menyatakan tidak menemukan kandungan pengawet terlarang di Indomie.

"Mi Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hong Kong melalui saluran impor resmi," tulis Fok Hing (HK) Trading. "Produk yang mengandung racun dan ditemukan di Taiwan diduga diimpor secara ilegal."

Sebuah supermarket Indonesia di Taiwan, East-Southern Cuisine Express, di Causeway Bay mengatakan bahwa produk Indomie mereka bukan barang selundupan dan aman dimakan. Satu paket berisi lima bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong (Rp 11. 500) Sementara, merek lainnya seharga 15 dolar Hong Kong (Rp 17.200) sampai 20 dolar Hong Kong (Rp 23.000). Indomie diminati di Hong Kong setelah sebuah iklan menunjukkan seorang bayi menari dan terbang setelah minum satu mangkuk Indomie.

(22)

"ICBP menegaskan bahwa produk-produknya telah sesuai dengan petunjuk global yang dibuat CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional. Kami sedang mengkaji situasi di Taiwan terkait beberapa laporan tersebut dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi konsumen kami di negara itu dan negara lainnya," ujar Direktur ICBP Taufik Wiraatmadja dalam siaran pers di situs Indofood, Senin (11/10).

7. Analisis Kasus

Kasus ini melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Marie Elka Pangestu). Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan. Tapi, Indofood berdalih bahwa produknya sudah memenuhi standar Internasional yang dibuat oleh badan standar makanan internasional, Codex Alimentarius Commision (CAC). Pembelaan pun datang dari importir resmi Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan bahwa mi produk Indomie sudah memenuhi standar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut saya, masalah ini muncul disebabkan karena kesalahan interpretasi standar Internasional oleh otoritas negara Taiwan, yang memang bukan anggota CAC. Langkah penarikkan peredaran mi tersebut bisa dinilai wajar, karena tugas negara memang harus melindungi rakyatnya/konsumen dari potensi keracunan. Mengingat hubungan perdagangan antara Taiwan-Indonesia selama ini saling menguntungkan, sudah selayaknya segera dilakukan rekonsiliasi antara pihak-pihak terkait. Musyawarah untuk mufakat adalah pilihan yang tepat untuk menemukan titik kesepahaman antara interpretasi otoritas Taiwan dan Indonesia.

(23)

Apapun hasil perundingan nantinya, harus ditaati para pihak yang berunding. Dan langkah selanjutnya adalah segera melakukan klarifikasi untuk memberitahu masyarakat tentang hasil perundingan dan akar masalahnya. Upaya itu dapat mereduksi keresahan/kekhawatiran masyarakat terhadap produk Indomie yang ditarik massal sebelumnya.

8. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan pada makalah ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1) Kasus Indomie di Taiwan melibatkan beberapa pemeran bisnis internasional, yaitu pemerintahan Taiwan melalui FDA & DOH (Food and Drugs Administration Department Of Health)-nya, para importir melalui Fok Hing (HK) Trading, dua jaringan distributor dan retailer besar Taiwan melalui ParknShop dan Wellcome, perusahaan asal Indonesia melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan

2) Masalah utamanya terletak pada temuan dua bahan pengawet terlarang, methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acid, yang notabene sangat dilarang untuk pemakaian dalam bahan makanan di negara Taiwan yang bukan anggota CAC. Temuan itu menimbulkan perbedaan interpretasi antara otoritas Taiwan terhadap Indofood yang memakai standar dari CAC.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir. 2010.Pengantar Hukum Bisnnis Menata Bisnis Modern di Era Global

Kian, Kwik Gie. 2005.Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus. Jakarta:Prenada Media Group.

Kismono, Gugup. 2001. Bisnis Pengantar. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

(25)

Maman, Ade Suherman. 2014. Penyelesaian Sengketa di WTO. Sinar Grafika:.Purwokerto.

Maru, Sophar Hutagalung. 2013. Kontrak Bisnis di Asean. Jakarta:Sinar Grafika

Saliman, Abdul . 2005. Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus. Jakarta: Prenada Media Group.

Suharnoko. 2004. Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus. Jakarta : Prenada Media

Syahmin. 2005. Hukum Kontrak Internasional. Jakarta : PT. Raja Grafindo Indonesia

http://www.tempo.co/read/news/2010/10/11/118283832/Mengandung-Pengawet-Terlarang-Indomie-Ditarik-di-Taiwan diakses pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 22.15

Referensi

Dokumen terkait

Asal galur itik Alabio dari Kalimantan Selatan yang didatangkan ke Balai Penelitian Ternak pada tahun 1998.. Itik alabio betina memiliki corak bulu coklat totol-

Setiap karya yang masuk ke sistem aplikasi Eprints Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga , terlebih dahulu diulas ( review ) oleh petugas Bagian Pre servasi dan

Ini bukanlah meeting pertama mereka dengan RC Kita, beberapa tahun yg lalu, beliau berkunjung dan hasil kunjungan tersebut adalah pendanaan “vocational training’ dengan

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat pada daun merah tanaman Pucuk Merah dengan menggunakan

25 Penjelasan menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru berarti meninggalkan masa lalu (dosa) dan memandang kepada Kristus dan hidup kudus di dalam

Pembayaran Pajak dengan kode billing dapat dilakukan melalui Bank atau Kantor Pos yang telah menggunakan sistem MPN G-2 yang sebelumnya telah dibuat. DJP

Kajian ini selari dengan kajian yang telah dijalankan oleh Gagau dan Shaari (2012) mendapati penggunaan pembelajaran koperatif model STAD dapat meningkatkan

Syukur Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Hubungan Perubahan Pola Makan Yang Tidak Teratur Dengan Angka Kejadian Dispepsia