• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat Pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat Pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DAN SODIUM

BIKARBONAT PADA PEMBUATAN TABLET

EFFERVESCENT JAHE

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR 060305002/ TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DAN SODIUM

BIKARBONAT PADA PEMBUATAN TABLET

EFFERVESCENT JAHE

SKRIPSI

Oleh :

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR 060305002/ TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DAN SODIUM

BIKARBONAT PADA PEMBUATAN TABLET

EFFERVESCENT JAHE

SKRIPSI

Oleh :

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR 060305002/ TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

Judul Skripsi : Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat Pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe

Nama : Yan Frenky Butar-butar NIM : 060305002

Departemen : Teknologi Pertanian

Program studi : Ilmu dan Teknologi Pangan (Teknologi Hasil Pertanian)

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Ir. Sentosa Ginting, MP Ir. Rona J. Nainggolan, SU

Ketua Anggota

Mengetahui,

Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MS Ketua Departemen

(5)

ABSTRAK

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR : Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat

pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe, dibimbing oleh Ir. Sentosa Ginting, MP dan

Ir. Rona J. Nainggolan, SU.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi

sodium bikarbonat pada pembuatan tablet effervescent jahe.Penelitian ini menggunakan metode

rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu konsentrasi asam sitrat (A) : 0,5%, 1%, 1,5% 2%

dan konsentrasi sodium bikarbonat (B) : 2%, 4%, 6%, 8%. Parameter yang dianalisa adalah kadar

air, pH, kadar abu, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai organoleptik aroma dan rasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat memberikan pengaruh yang

berbeda sangat nyata terhadap pH, kadar abu, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai

organoleptik aroma dan rasa. konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh yang berbeda

sangat nyata terhadap kadar air, pH, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai organoleptik

aroma dan rasa.. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap daya

larut, dan nilai organoleptik aroma dan rasa.. Konsentrasi asam sitrat 2% dan konsentrasi sodium

bikarbonat 8% memberikan pengaruh yang terbaik untuk mutu tablet effervescent jahe.

Kata kunci : Tablet Effervescent Jahe, Konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat.

ABSTRACT

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR : The Effect of concentration of citrate acid and bicarbonate sodium concentration on the effervescent tablet ginger, supervisedby Ir. Sentosa Ginting, MP and Ir. Rona J. Nainggolan, SU.

This research was conducted to find the effect of concentration of citrate acid and bicarbonate sodium concentration on the tablet stiffness. The research had been performed using factorial completely randomized design with two factors, concentration of citrate (A) : 0,5%, 1%, 1,5% 2%, and bicarbonate sodium (B) : 2%, 4%, 6%, 8%. Parameter analyzed were moisture content, pH, ash content, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast.

The result showed that the concentration of citrate caused highly significant effect on pH, ash content, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast. The bicarbonate sodium also caused highly significant effect on moisture content, pH, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast.. The interaction of the two factors had highly significant effect on solubility, and organoleptic values flavor and tast. The concentration of citrate 2% and bicarbonate sodium concentration 8% produced the best quality of the ginger effervescent tablet.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Yan Frenky Butar-butar, lahir di Dolok Ilir pada tanggal 31 Desember

1986. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari ayanda Mariel Butar-butar dan ibunda Emmy br. Parhusip beragama Kristen Protestan.

Pada tahun 2002 penulis memasuki jenjang pendidikan SMA di SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar dan lulus pada tahun 2005. Penulis memasuki

Departemen Teknologi Pertanian dengan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB pada tahun 2006.

Selama mengikuti perkuliah penulis aktif sebagai pengurus ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (IMTHP) masa bakti 2008-2009.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penambahan Asam Sitrat

dan Sodium Bikarbonat pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

Ir. Sentosa Ginting, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Rona J. Nainggolan, SU selaku anggota komisi pembimbing atas arahan dan

bimbingan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda M. Butar-butar, Ibunda E. br. Parhusip, kakanda Arikles Butar-butar, kakanda Armika br. Butar-butar yang telah banyak memberikan perhatian, kasih sayang, kesabaran, dukungan moril dan materil serta do’a dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang terkhusus untuk rekan-rekan THP angkatan 2006 seperjuangan, asisten Laboratorium Teknologi Pangan dan Mikrobiologi serta semua pihak yang telah ikut menyukseskan pelaksanaan penelitian penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Februari 2011

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

Hipotesa Penelitian... 3

TINJAUAN PUSTAKA Tablet Effervescent ... 4

Tinjauan Umum Tanaman Jahe ... 6

Komposisi Kimia Jahe Minyak atsiri ... 10

Oleoresin ... 10

Manfaat jahe ... 12

Bahan Penstabil Gula Sukrosa ... 15

Bahan Pengisi Maltodekstrin ... 15

Acryl ... 16

Bahan Tambahan Sumber Asam ... 16

Sodium Bikarbonat ... 18

Tahap-Tahap Pembuatan Tablet Effervescent Sortasi ... 19

Blanching ... 19

Penghancuran dan Penyaringan ... 20

Penambahan Bahan Aditif dan Pengeringan ... 20

(9)

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian ... 22

Bahan Penelitian ... 22

Reagensia ... 22

Alat Penelitian ... 22

Metode Penelitian ... 23

Model Rancangan ... 23

Pelaksanaan Penelitian ... 24

Pengamatan dan Pengukuran Data Penentuan Kadar Air ... 26

Penentuan pH ... 26

Penentuan Kadar Abu ... 26

Penentuan Daya Larut ... 27

Penentuan Uji Organoleptik warna (Numerik) ... 27

Penentuan Uji Organoleptik Aroma dan rasa (Numerik) ... 28

Skema Penelitian ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Parameter yang Diamati ... 31

Pengaruh Konsentrasi Sodium bikarbonat terhadap Parameter yang Diamati ... 32

Kadar Air (%) Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap kadar air Tablet Effervescent Jahe (%) ... 33

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Air Effervescent Jahe (%) ... 33

Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Air Tablet Effervescent Jahe (%) ... 35

pH (%) Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap pH Tablet Effervescent Jahe (%) ... 35

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap pH Tablet Effervescent Jahe (%) ... 36

Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap pH Tablet Effervescent Jahe (%) ... 38

Kadar Abu (%) Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap kadar Abu Tablet Effervescent Jahe (%) ... 38

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Abu Tablet Effervescent Jahe (%) ... 40

(10)

Daya Larut (%)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Daya Larut Tablet

Effervescent Jahe (%) ... 41 Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Daya Larut

Tablet Effervescent Jahe (%) ... 42 Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Daya Larut Tablet Effervescent Jahe (%) ... 44

Uji Organoleptik Warna (Numerik)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Uji Organoleptik Warna (Numerik) Tablet Effervescent Jahe 46 Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Uji Organoleptik Warna (Numerik) Tablet Effervescent Jahe ... 47 Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Uji Organoleptik Warna (Numerik) Tablet Effervescent Jahe (%) ... 48

Uji Organoleptik Aroma dan Rasa

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Uji Organoleptik Aroma dan (Numerik) Tablet Effervescent Jahe (%) ... 48 Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Uji Organoleptik

Aroma dan Rasa (Numerik) Tablet Effervescent Jahe (%) ... 50 Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi

Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Uji Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik) Tablet Effervescent Jahe (%) ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Syarat Mutu Jahe Segar ... 8

2. Syarat Mutu Jahe Kering ... 8

3. Komposisi kimia jahe per 100 gram (berat basah) ... 9

4. Skala uji hedonik terhadap warna (Numerik) ... 27

5. Skala uji hedonik terhadap aroma dan rasa (numerik) ... 28

6. Pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap parameter yang diamati .. 31

7. Pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap parameter yang diamati ... 32

8. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap kadar air effervescent Jahe (%) ... 33

9. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap pH tablet effervescent jahe ... 35

10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap pH ... 37

11. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap kadar abu tablet effervescentJahe (%) ... 39

12. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap daya larut tablet effervescent jahe (%) ... 41

13. Uji LSR efek utama pengaruh sodium biakarbonat terhadap daya larut tablet effervescent jahe (%) ... 42

14. Uji LSR efek utama pengaruh Interaksi konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat terhadap daya larut (%) ... 44

(12)

16. Uji LSR efek utama pengaruh asam sitrat terhadap uji organoleptik

aroma dan rasa (Numerik) ... 48 17. Uji LSR efek utama konsentrasi sodium bikarbonat denganuji

organoleptik aroma dan rasa (Numerik) ... 50 18. Uji LSR efek utama interaksi antara konsentrasi asam sitrat

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Hal 1. Skema Pembuatan Sari Jahe ... 29 2. Skema Pembuatan Tablet Effervescent Jahe ... 30 3. Hubungan antara konsetrasi sodium bikarbonat terhadap kadar air

tablet effervescent jahe (%) ... 34 4. Hubungan antara konsentrasi asam sitrat terhadap pH tablet effervescent

Jahe ... 36 5. Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat terhadap pH ... 38 6. Hubungan antara asam sitrat terhadap kadar abu effervescent

jahe (%) ... 40 7. Hubungan antara konsentrasi asam sitrat terhadap daya larut tablet

effervescent jahe (%) ... 42

8. Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat daya larut terhadap

Tablet effervescent jahe (%) ... 43 9. Hubungan Interaksi Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi

Sodium Bikarbonat terhadap Daya Larut (%)... 45 10. Hubungan antara konsentrasi asam sitrat terhadap uji organoleptik

warna (numerik) effervescent Jahe ... 47 11. Hubungan antara konsentrasi asam sitrat terhadap uji organoleptik

aroma dan rasa (numerik) Tablet effervescent jahe. ... 49 12. Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat terhadap uji

organoleptik aroma dan rasa (numerik) tablet effervescent jahe... 51 13. Hubungan interaksi antara konsentrasi asam sitrat dan

konsentrasi sodium bikarbonat dengan uji organoleptik aroma dan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Data Pengamatan Analisa Kadar Air (%) ... 56

2. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Air (%) ... 56

3. Data Pengamatan pH ... 57

4. Daftar Analisis Sidik Ragam pH ... 57

5. Data Pengamatan Kadar Abu (%) ... 58

6. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Abu (%) ... 58

7. Data Pengamatan Analisa Daya Larut (%) ... 58

8. Daftar Analisis Sidik Ragam Daya Larut (%) ... 58

9. Data Pengamatan Analisa Organoleptik Warna (Numerik) ... 59

10. Daftar Analisis Sidik Ragam Orgnoleptik Warna (Numerik) ... 59

11. Data Pengamatan Analisa Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik). ... 60

12. Daftar Analisis Sidik Ragam Orgnoleptik Aroma dan Rasa (Numerik) ... 60

(15)

ABSTRAK

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR : Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat

pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe, dibimbing oleh Ir. Sentosa Ginting, MP dan

Ir. Rona J. Nainggolan, SU.

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi

sodium bikarbonat pada pembuatan tablet effervescent jahe.Penelitian ini menggunakan metode

rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu konsentrasi asam sitrat (A) : 0,5%, 1%, 1,5% 2%

dan konsentrasi sodium bikarbonat (B) : 2%, 4%, 6%, 8%. Parameter yang dianalisa adalah kadar

air, pH, kadar abu, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai organoleptik aroma dan rasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat memberikan pengaruh yang

berbeda sangat nyata terhadap pH, kadar abu, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai

organoleptik aroma dan rasa. konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh yang berbeda

sangat nyata terhadap kadar air, pH, daya larut, nilai organoleptik warna, dan nilai organoleptik

aroma dan rasa.. Interaksi kedua faktor memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap daya

larut, dan nilai organoleptik aroma dan rasa.. Konsentrasi asam sitrat 2% dan konsentrasi sodium

bikarbonat 8% memberikan pengaruh yang terbaik untuk mutu tablet effervescent jahe.

Kata kunci : Tablet Effervescent Jahe, Konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat.

ABSTRACT

YAN FRENKY BUTAR-BUTAR : The Effect of concentration of citrate acid and bicarbonate sodium concentration on the effervescent tablet ginger, supervisedby Ir. Sentosa Ginting, MP and Ir. Rona J. Nainggolan, SU.

This research was conducted to find the effect of concentration of citrate acid and bicarbonate sodium concentration on the tablet stiffness. The research had been performed using factorial completely randomized design with two factors, concentration of citrate (A) : 0,5%, 1%, 1,5% 2%, and bicarbonate sodium (B) : 2%, 4%, 6%, 8%. Parameter analyzed were moisture content, pH, ash content, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast.

The result showed that the concentration of citrate caused highly significant effect on pH, ash content, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast. The bicarbonate sodium also caused highly significant effect on moisture content, pH, solubility, organoleptic values colour, and organoleptic values flavor and tast.. The interaction of the two factors had highly significant effect on solubility, and organoleptic values flavor and tast. The concentration of citrate 2% and bicarbonate sodium concentration 8% produced the best quality of the ginger effervescent tablet.

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Indonesia umumnya telah mengenal dan memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan, seperti bahan campuran bahan makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain-lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat perkotaan. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan berkesinambungan.Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India

sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang

pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan

obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae),

se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu

hitam Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia

galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.

(17)

menjadi berbagai produk atau langsung dikemas dalam karung plastik yang berongga dan siap untuk diekspor.

Jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makanan/minuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri, serbuk dan effervescent.

Pola kehidupan masyarakat saat ini yang sedemikian kompleks yang disertai mobilitasnya yang tinggi menuntut tersedianya produk-prodik instan dan siap saji. Saat ini konsumen indonesia lebih terkait pada minuman-minuman instan berkarbonasi dan effervescent, baik sebagai minuman segar maupun sebagai minuman kesehatan. Sehubungan makin dikenalnya khasiat jahe dan makin dibutuhkannya produk instan atau siap saji, maka dipandang perlu untuk meneliti pengolahan jahe menjadi tablet effervescent. Tablet effervescent mempunyai kelebihan-kelebihan : lebih mudah dalam penyimpanan dan transportasi, dan tidak memerlukan pengadukan dalam penyajian.

Penambahan jenis asam organik yang sering digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah asam sitrat. Asam sitrat mempunyai kelarutan yang tinggi di dalam air dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap aroma dan rasa. Penambahan asam sitrat juga berperan dalam menurunkan pH, sedangkan penambahan sodium bikarbonat dan asam organik sangat mempengaruhi tablet

effervescent yang dihasilkan. Sumber karbonat yang umum digunakan dalam

(18)

sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat dengan konsentrasi yang tepat untuk memperoleh tablet effervescent dengan kelarutan yang baik di dalam air.

Dengan alasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat Pada Pembuatan Tablet Effervescent Jahe”

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat dan sodium bikarbonat pada pembuatan tablet effervescent jahe.

Kegunaan Penelitian

Sebagai sumber informasi pada pembuatan tablet effervescent jahe dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Hipotesis Penelitian

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Tablet Effervescent

Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan serbuk yang

menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan Effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, et al., 1992).

Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat atau asam tartrat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau kurang. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-obat tertentu

(Banker dan Anderson, 1986).

Bahan dasar pada pembuatan effervescent adalah asam sitrat, asam tartarat, natium bikarbonat, sukrosa. Asam sitrat dam asam tartarat berperan dalam perubahan warna menjadi larutan kuning jernih. Kedua asam tersebut

mempengaruhi perubahan warna pada minuman effervescent (Wahyuningsi, D., 2004).

(20)

tablet effervescent adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Bahkan kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktivitas effervescent. Kelembaban udara di sekitar tablet setelah wadahnya dibuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas yang cepat dari produk, setelah sampai di tangan konsumen. Karena itu tablet effervescent dikemas secara khusus dalam kantong lembaran alumunium kedap udara atau kemasan padat dalam tabung silindris dengan ruang udara yang minimum. Alasan lain untuk kemasan adalah kenyataan bahwa tablet biasanya telah dikempa sehingga cukup mudah untuk menghasilkan reaksi effervescent dalam waktu yang cepat (Banker dan Anderson, 1994).

Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan tambahan untuk tablet

effervescent yang akan membedakan dengan tablet biasa adalah sifat menyerap air

(higroskopis) bahan tambahan. Bentuk bahan tambahan dengan sedikit atau tidak menyerap air dianjurkan dapat lebih stabil untuk dipakai pada effervescent. Akan tetapi sedikit air juga dibutuhkan dalam proses granulasi. Bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan tablet effervescent agar lebih stabil yaitu asam sitrat. Asam sitrat bersifat menyerap air (higroskopis) sehingga harus dijaga dari masuknya udara terutama bila disimpan dalam ruang dengan kelembaban udara yang tinggi. (Wikipedia1, 2010).

Reaksinya adalah sebagai berikut :

H3C6H5O7 . H2O + 3 NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4 H2O + 3 CO2

Asam sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida H2C4H4O6 + 2 NaHCO3 Na2C4H4O6 + 2 H2O + 2 CO2

(21)

Reaksi di atas tidak dikehendaki terjadi sebelum effervescent dilarutkan, oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu dikendalikan tetap rendah untuk mencegah ketidakstabilan produk. Pengendalian akan berlangsung terus secara cepat karena hasil reaksi adalah air. Kelarutan dari bahan baku merupakan salah satu hal yang penting dalam pembuatan tablet

effervescent. Jika kelarutannya kurang baik, maka reaksi tidak akan terjadi dan

tablet tidak larut dengan cepat (Lieberman, et al., 1992).

Tinjauan Umum Tanaman Jahe

Klasifikasi ilmiah tanama jahe : Kerajaan : Tumbuhan Filium : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Familia : Zingiberaceae Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale

Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu dari sejumlah temuan dari family Zingiberaceae yang menempati posisi penting dalam perekonomian masyarakat indonesia, karena perannya dalam bebrbagai aspek kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan dan kepercayaan. Jahe juga merupakan komoditas yang sudah ada sejak ribuan tahun yang digunakan sebagai bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas didunia. Penggunaan komoditas jahe terus berkembang, baik jumlah, jenis, kegunaan maupun nilai ekonominya (Kadin Indonesia, 2007).

(22)

1271-1297 menemukan jahe tumbuh di Cina, Sumatera dan Malabar (Purseglove et al., 1981).

Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak. Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.

2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

3. Jahe merah. Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil. sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan

(Wikipedia2, 2010).

(23)

hamparan dengan sirkulasi udara. Adapun syarat mutu pada jahe segar dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Syarat Mutu Jahe Segar (SNI– 01–7087–2005)

No Karakteristik Syarat

1. Kesegaran jahe Segar

2. Rimpang bertunas Tidak ada

3. Kenampakan irisan melintang Cerah

4. Bentuk rimpang Utuh

5. Serangga hidup Bebas

Keterangan:

Kesegaran: Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak halus, mengkilat dan tidak keriput.

Bentuk rimpang: Rimpang jahe segar dinyatakan utuh bila cabang-cabang dari rimpang jahe tidak ada yang patah, dengan maksimum 2 penampang patah pada pangkalnya.

Rimpang bertunas: Jahe segar dinyatakan mempunyai rimpang bertunas apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang telah bertunas.

Kenampakan irisan melintang: Jahe segar bila diiris melintang pada salah satu rimpangnya maka penampangnya berwarna cerah khas jahe segar (Standar Nasional Indonesia, 2005).

(24)

Tabel 2. Syarat Mutu Jahe Kering

(Sesuai SNI 01-3393-1994) Karakteristik

Syarat Mutu Cara Pengujian

Bau dan rasa Khas Organoleptik

Kadar air, % (bobot/bobot), maks

12,0 SP-SMP-7-1975 (ISO R 939-1969 (E)) Kadar Minyak ,(ml/100g),min 1,5 SP-SMP-37-1975 Kadar abu, % (bobot/bobot),

maks

8,0 SP-SMP-35-1975 (ISO R 929-1969 (E)) Berjamur dan berserangga Tak ada Organoleptik

Benda asing,% (bobot/bobot), maks

2,0 SP-SMP-32-1975 (ISO R 937-1969 (E)) (Wikipedia2, 2010).

Jahe memiliki aroma yang khas dan memiliki peran berkhasiat mencegah dan

mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita

yang hamil muda. Juga merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu

mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional

Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi

tulang seperti arthritis. Akan tetapi jahe memiliki aroma dan rasa yang kurang disukai

sebagian orang karena memilki rasa seperti jamu dan sulit larut dalam air, tetapi

dengan penambahan asam sitrat dan sodium bikarbonat dapat mimicu rasa menjadi

lebih disukai dan mempercepat larut dalam air. Karena asam sitrat sangat mudah larut

dalam air dan dapat memicu rasa menjadi lebih disukai, sodium bikarbonat juga

sumber utama penghasil karbondioksida yang larut sempurna dalam air dan dapat

memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) memiliki rasa yang enak

(Wikipedia2, 2010).

Komposisi Kimia Jahe

(25)

kandungan oleoresin dalam jahe segar 0,4-3,1%, tergantung umur panen dan tumbuhnya. Semakin tua umur umbi akar jahe semakin besar kandungan oleoresinnya. Terdapat persenyawaan kimia gingerol 1,1-2,2% yang memberikan

rasa pedas dan zingiberol sekitar 0,04% di dalam oleoresin (Whiteley et al., 1951 dalam Khairani 2002).

Minyak atsiri pada jahe menimbukan aroma khas, sedangkan cita rasa jahe yang pedas dan agak pahit dipengaruhi oleh oleoresin yang merupakan komponen jahe. Komposisi kimia jahe dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Komposisi kimia jahe per 100 gram (berat basah)

Komponen Jumlah

Jahe segar Jahe kering

Energi (KJ) 184 1424

Protein (g) 1,5 9,1

Karbohidrat (g) 1 6

Lemak (g) 10,1 70,8

Kalsium (mg) 21 116

Fosfor (mg) 39 148

Besi (mg) 4,3 4,7

Vitamin A (SI) 3,7 147

Vitamin C (mg) 4 -

Serat kasar (g) 7,53 5,9

Sumber : Koswara (1995).

Minyak Atsiri

Minyak atsiri biasa disebut minyak eteris, minyak menguap atau essensial

oil, secara umum didefenisikan sebagai persenyawaan organik yang mudah

(26)

Kandungan rhizoma jahe ditentukan oleh umur panen dan jenis jahe. Pada umur panen muda kandungan atsirinya tinggi. Sedangkan pada umur tua, kandungan minyak atsirinya makin menurun meskipun baunya menyengat. Kegunaan minyak atsiri adalah sebagai bahan baku minuman ringan (Ginger Ale), industri farmasi seperti parfum dan kosmetik serta penyedap. Minyak atsiri merupakan pemberi aroma yang khas pada jahe, komponen utama pada minyak atsiri menyebabkan bau harum yaitu zingeberen (C12H24) dan zengiberol

(C15H26O) (Herman, 1985).

Oleoresin

Oleoresin adalah salah satu snyawa yang dikandung jahe yang biasa diambil. Oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit yang khas pada jahe. Sifat pedas ini tergantung pada umur panen. Semakin tua umurnya semakin pedas dan pahit. Oleoresin mengandung komponen-komponen pemberi rasa pedas yaitu ginger ale sebagai komponen utama, shagaol dan zingeron dalam jumlah relative sedikit (Purseglove, et al., 1981).

(27)

Ekstraksi zingero yang menyebabkan rasa pedas, dalam bentuk murni, sulit dilakukan karena senyawa ini mudah bereaksi dengan pelarut. Pemanasan dengan menggunakan larutan NaOH menyebabkan rusaknya komponen sehingga rasa pedas pun hilang. Ekstrasi dilakukan dengan pelarutan eter, disusul dengan penambahan NaOH sehingga menghasilkan

zingerone (Paimin dan Murhananto, 2000).

Shogaol merupakan homolog dari zingerone dengan rumus kimia C17H24O3

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah . Selain itu, oleoresin juga mengandung minyak atsiri dan resin yang komponennya belum dapat diidentifikasi (Paimin dan Muhananto, 2000).

Manfaat Jahe

Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup.

(28)

empedu. Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :

• Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.

• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..

• Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.

• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.

• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.

• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh

(Koswara, 1995).

Pembuatan Tablet Effervescent

(29)

1. Proses pencampuran

Proses pencampuran ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang homogen. Tujuan ini dapat dicapai bila sifat partikel penyusun campuran dan faktor lainnya yang mempengaruhi proses pencampuran adalah sama. Sifat fisis dari partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran, bentuk, densitas dan kelembaban partikel, sedangkan faktor lainnya adalah kadar partikel. Pada proses pencampuran ini bahan-bahan yang dicampurkan meliputi sumber karbonat, sumber asam, bahan pengikat, bahan pengisi, bahan pelincir, bahan cita rasa dan bila perlu ditambahkan pewarna (Wikipedia3, 2004).

2. Proses pencetakan tablet

(30)

Bahan Penstabil

Gula Sukrosa

Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, dan kelapa kopyor. sukrosa adalah gula yang memiliki harga murah dan diproduksi dalam jumlah besar. Secara komersial gula pasir dibuat melalui proses penyulingan dan kristalisasi (Almatsier, 2001).

Winarno (1997) menjelaskan bahwa sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari monosakarida glukosa dan fruktosa. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah banyak digunakan bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup sukrosa dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert.

Sukrosa mempunyai sifat yang mudah larut dalam air, berbentuk kristal dan mempunyai rasa manis sehingga sukrosa yang ditambahkan sebagai pemanis terutama untuk meningkatkan cita rasa. Disamping itu juga digunakan sebagai pengawet karena tekanan osmosanya yang tinggi sehingga menyebabkan terjadinya plasmolisis yang mengakibatkan kematian bagi mikroba (Buckle, et al., 1987).

Bahan Pengisi

Maltodekstrin

(31)

komponen penyusun lain dalam jumlah kecil. Maltodekstrin mempunyai

Dekstrose Equivalent (DE) kurang dari 20. Semakin tinggi nilai DE maka produk

akan semakin manis. Maltodekstrin digunakan pada produk yang berbentuk cair untuk memberi mouthfeel pada produk pengisi pada saat pengeringan dan sebagai bahan pengental (Fardinatri, 2007).

Acryl

Suatu senyawa akrilik biasanya merupakan

rangkap, dipisahkan oleh karbon-karbon ikatan tunggal. Acryl berfunggsi sebagai pelicir sekaligus adsorban pada pembuatan tablet. Pelicir berfungsi untuk melancarkan masuk dan keluarnya bahan pada tempat cetakan tablet sehingga banyak bahan yang masuk seragam serta berat tablet cetakan pertama dan selanjutnya tetap seragam (Wikipedia4, 2010).

Bahan Tambahan

Sumber Asam

Asam dapat menurunkan pH makanan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk. Asam dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: (1) asam alami yang umumnya asam organik yang berasal dari buah-buahan misalnya asam tartarat, asam sitrat dan asam malat; (2) asam yang dihasilkan melalui proses fermentasi, misalnya asam asetat dan asam laktat; (3) asam-asam sintetik, misalnya asam malat dan asam fosfat (Winarno dan Jenie, 1983).

(32)

anhidrous dan bentuk monohidrat. Selain itu, tersedia juga dalam bentuk serbuk. Asam ini sangat higroskopis, oleh karena itu penanganan dan penyimpanannya memerlukan perhatian khusus (Lieberman, et al., 1992).

Asam sitrat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai pengaruh terhadap aroma dan dapat mengikat logam. Asam sitrat biasanya ditambahkan pada sirup, jam, jelli yang bertujuan untuk mengurangi rasa manis, memperbaiki tekstur dan sebagai pengawet. Asam sitrat juga digunakan untuk menurunkan pH

dalam pengolahan bahan makanan dan memberi rasa asam (Purba dan Rusmarilin, 1989).

Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan pemicu rasa. Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu rasa hanya ditambahkan dalam jumlah kecil. Asam sitrat sebagai bahan pemicu rasa, banyak digunakan dalam industri, terutama industri makanan karena memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberikan rasa asam yang enak dan tidak bersifat racun (Alhafidz, 2010).

Asam sitrat mempunyai efek yang baik terhadap aroma dan dapat mengkelat logam. Sebagai pengkelat logam, asam sitrat dapat mengikat atau mencekram logam-logam bivalen seperti Mn, Mg, Fe yang sangat dibutuhkan sabagai katalis reaksi biologis (Buckle, at al., 1987)

Asam sitrat dengan rumus molekul C6H8O7 adalah asam trikarboksilat

(33)

dalam alkohol sedang, dan sedikit larut dalam eter (Branen, et al., 1990).

Asam sitrat banyak digunakan pada makanan sebagai asidulan atau zat pengasam. Asidulan dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Sifat asam senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak sebagai bahan pengawet. Derajat keasaman rendah pada buffer yang dihasilkannya mempermudah proses pengolahan. Salah satu tujuan utama penambahan asam pada makanan adalah untuk memberikan rasa asam karena asam dapat mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur yang menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion H3O+

(Winarno, 2002).

Sodium Bikarbonat

Sodium bikarbonat merupan sumber utama penghasil karbondioksida dalam sistem effervescent. Sodium bikarbonat larut sempurna dalam air, nonhigroskopik, harganya murah. Dalam makanan sodium bikarbonat sering pula digunakan sebagai soda kue atau baking soda (Liberman et.al, 1992).

Sodium bikarbonat juga dikenal sebagai abu soda. Basa ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan effervescent Sodium bikarbonat banyak digunakan dalam industri laundry, tetapi dapat pula digunakan dalam pembuatan tablet effervescent. Basa ini larut dalam air, dengan pH 10.1 pada konsentrasi 2 persen (Liberman et al., 1992).

(34)

menguapkan air dari bahan dan juga dapat menstabilkan asam yang bersifat higroskopis sehingga dapat menyerap air (Wikipedia3, 2004).

Reaksi NaHCO3 dalam air (Winarno, 2002) adalah sebagai berikut :

NaHCO3 Na+ + HCO3

-HCO3- + H2O H2CO3 + OH

-HCO3- CO3= + H+

Perbadingan antara asam dan NaHCO3 harus diperhatikan agar tidak

menimbulkan rasa seperti sabun atau rasa asam yang pahit. Soda kue aktivitas cepat terbuat dari dua masam asam, yaitu asam tartarat dan garam asam K-tartrat

yang mudah larut dalam air. Karena itu pelepasan CO2 lebih cepat (Winarno, 2002).

Tahap-tahap Pembuatan Tablet Effervescent Jahe

Sortasi

Sortasi dilakukan dengan memilih rimpang jahe yang cukup tua, masih segar dan tidak rusak, lalu dicuci dengan air bersih, juga dapat digunakan air yang mengandung klor atau detergen (Frazier dan Westholff, 1977).

Blanching

Secara umum tujuan blanching adalah menonaktifkan enzim. Disamping itu juga menaikkan temperatur jaringan, untuk membersihkan bahan, dan untuk melayukan bahan sehingga memudahkan perlakuan berikutnya. Dan yang paling penting dalam blanching adalah mikroba (Purba dan Rusmarilin, 1985).

Blanching dilakukan terutama menginantifkan enzim-enzim didalam

(35)

dilakukan karena jika bahan pangan dibekukan tidak dapat menghambat kaeaktifan enzim secara sempurna. Blanching dipengaruhi panas yang diberikan sehingga dapat mematikan mikrobia dan blanching biasanya dipanaskan pada suhu 820C-930C selam 3-5 menit (Winarno, et al., 1980).

Penghancuran dan Penyaringan

Penghancuran bertujuan untuk mengeluarkan sari buah keampas atau serat buah, sedangkan penyaringan bertujuan untuk memisahkan ampas dari sari buah. Penghancuran dilakukan dengan menggunakan blender dengan penambahan air perbandingan buah : air adalah 1 : 2, tergantung dari tinggi rendahnya aroma buah (Astawan dan Astawan, 1991).

Adapun tujuan ekstrasi dari buah ini adalah untuk mengambil sari atau cairan dari dalam buah yang akan diteliti. Oleh sebab itu buah yang akan diblanching kemudian dihancurkan dengan menggunakan blender dan disaring menggunakan kain saring (Satuhu, 1996).

Penambahan Bahan Aditif dan Pengeringan

(36)

Pengeringan merupakan suatu metode untuk menghilangkan sebagian dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan bantuan energi matahari atau energi panas lainnya (Earle, 1982).

Pengemasan

(37)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2010 di Laboratorium Teknologi Pangan Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jahe yang dibeli dari Pasar Sore Padang Bulan, Medan. Bahan tambahan yang digunakan adalah gula pasir yang diperoleh dari Pasar Sore Padang Bulan, Medan.

Reagensia (Bahan Kimia)

Reagensia yang digunakan dalam penelitian ini asam asetat, maltodekstrin, acryl, asam sitrat, sodium bikarbonat.

Alat Penelitian

(38)

Metode Penelitian (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor, yaitu:

Faktor I : Konsentrasi Asam Sitrat (A) A1 = 0,5 %

A2 = 1,0 %

A3 = 1,5 %

A4 = 2,0 %

Faktor II : Konsentrasi Sodium Bikarbonat (B) B1 = 2 %

B2 = 4 %

B3 = 6 %

B4 = 8 %

Kombinasi perlakuan (Tc) = 4 x 4 = 16, dengan jumlah minimum perlakuan (n)

adalah :

Tc (n-1) ≥ 15

16 (n-1) ≥ 15

16 n ≥ 31

(39)

Model Rancangan (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor dengan model :

Ŷijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Dimana :

Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j µ : Efek nilai tengah

αi : Efek faktor A pada taraf ke-i βj : Efek faktor B pada taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j εijk : Efek galat dari faktor A pada taraf ke-i dan faktor B pada taraf ke-j dalam ulangan k.

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range (LSR).

Pelaksanaan Penelitian

Rimpang jahe yang telah disiapkan disortasi kemudian dikupas dan dicuci dengan air sampai bersih. Kemudian diblanching dengan menggunakan asam asetat 0,05 N pada suhu 80-900C selama 10 menit. Kemudian rimpang jahe dipotong kecil-kecil dengan pisau dan dihancurkan dengan menggunakan blender dengan penambahan air dengan perbandingan air dan jahe adalah 2 : 1. Lalu disaring dengan menggunakan kain saring steril sehingga diperoleh sari jahe.

(40)

dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60oC. Kemudian dihaluskan dengan blender dan diayak dengan menggunakan ayakan 80 mesh.

Tepung hasil ayakan ditambahkann gula sukrosa dengan perbandingan gula dan tepung jahe 1 : 2, lalu dihomogenisasi.Kemudian ditambahkan acryl 1% dari banyaknya tepung jahe dan ditambahkan juga asam sitrat dengan konsentrasi 4 taraf yaitu 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%.Lalu ditambahkan dengan Sodium Bikarbonat dengan konsentrasi 4 taraf yaitu 2%, 4%, 6%, 8% dan dihomogenisasi. Kemudian dilakukan pencetakan Tablet Effervecent jahe. Kemudian dikemas dengan menggunakan plastik dan ditutup dengan rapat dengan menggunakan plastic sealer sehingga udara tidak dapat masuk.

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap parameter sebagai berikut:

1. Penentuan Kadar Air 2. Penentuan pH

3. Penentuan Kadar Abu 4. Daya Larut

5. Uji Organoleptik Warna (numerik)

(41)

Parameter Penelitian

1. Penentuan Kadar Air (%) (Dengan Metode Oven) (AOAC, 1984)

Ditimbang bahan sebanyak 5 gram di dalam aluminium foil yang telah diketahui berat kosongnya. Kemudian bahan tersebut dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar 105 oC – 110 oC selama 3 jam, selanjutnya didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan.

Kadar air (bk) = x100%

awal berat

akhir berat awal

berat

2. Penentuan pH

Bahan berupa 1 tablet effervescent yaitu 5 gram dilarutkan dalam air 200 ml kemudian diukur pH dengan menggunakan pH-meter.

3. Penentuan Kadar Abu (%) (Sudarmadji et al, 1989)

− Ditimbang 5 gram sampel dalam krus porselin yang kering dan telah diketahui beratnya.

Dipijarkan dalam muffle pada suhu 300oC selama 1 jam dan dengan suhu 5000C selama 3 jam.

− Didinginkan di dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang berat abu.

% 100 x Sampel Berat

Abu Berat Abu

(42)

4. Penentuan Daya Larut (%) (SNI 06-1451-1989)

Ditimbang bahan sebanyak 2 gram, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditambahkan air panas sampai tanda tera. Dikocok sampai 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring, kemudian diambil 10 ml dan dituang keatas pinggan porselin. Diuapkan pinggan porselin ke dalam oven dengan suhu pertama 800C untuk 1 jam pertama, lalu dinaikkan suhunya menjadi 900C untuk 1 jam kedua dan dinaikkan lagi menjadi 1000C untuk 1 jam ketiga, kemudian dikeluarkan dari oven dan ditimbang. Sampel tersebut dimasukkan lagi kedalam oven selama 30 menit lalu diangkat dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat konstan.

% 100 x C ) ( 0 1 larut

Daya = AB

Dimana : A = Berat pinggan porselin + isi (g) B = Berat pinggan

C = Berat sampel

5. Uji Organoleptik Warna (Numerik) (Soekarto,1985)

[image:42.595.111.515.635.707.2]

Penentuan nilai organoleptik dilakukan oleh panelis sebanyak 10 orang terhadap warna dengan uji kesukaan secara hedonik, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4. Skala uji hedonik terhadap warna

Skala Hedonik Skala Numerik

(43)

6. Uji Organoleptik Aroma dan Rasa (Numerik) (Soekarto, 1985)

[image:43.595.111.518.234.304.2]

Penentuan nilai organoleptik dilakukan oleh panelis sebanyak 10 orang terhadap aroma dan rasa dengan uji kesukaan secara hedonik, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 5. Skala uji hedonik terhadap aroma dan rasa (numerik)

Skala Hedonik Skala Numerik

Sangat suka Suka Agak suka Tidak suka

(44)
[image:44.595.176.446.72.553.2]

Gambar 1. Skema Pembuatan Sari Jahe sortasi

Dikupas dan dicuci

Dihancurkan dengan blender dengan penambahan air dengan perbandingan air dan jahe 2 : 1

Disaring dengan kain saring seteril

Sari Jahe

Diblanching dengan asam asetat 0,05 N dengan suhu 80-900C selama 10 menit

Rimpang jahe

(45)

Gambar 2 : Skema Pembuatan Tablet Effervescent Jahe Penambahan maltodekstrin perbandingan

dengan sari jahe adalah 1 : 9

Penambahan gula sukrosa 1 : 2 dengan tepung jahe homogenisasi

Penambahan Konsentrasi Asam Sitrat (A)

A1 = 0,5 %

A2 = 1 %

A3 = 1,5 %

A4 = 2 %

Penambahan Konsentrasi Sodium Bikarbonat (B) B1 = 2 %

B2 = 4 %

B3 = 6 %

[image:45.595.63.550.78.717.2]

B4 = 8 %

Tablet Effervesent Jahe Pengeringan dengan oven 600C

Penepungan dengan pengayakan 80 mesh

Homogenisasi Sari Jahe

Pencetakan Tablet

Analisa Penentuan Kadar Air

Penentuan pH

Penentuan Kadar Abu Penentuan Daya Larut Uji Organoleptik warna (numerik)

Uji Organoleptik aroma dan rasa (numerik)

Tepung jahe

Penambahan Acryl 1% dari banyaknya tepung jahe

(46)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Parameter yang Diamati

[image:46.595.112.511.315.441.2]

Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat memberikan pengaruh terhadap kadar air, pH, kadar abu, daya larut, uji organoleptik warna, uji organoleptik (aroma dan rasa) pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap parameter yang diamati Konsentrasi Kadar

pH

Kadar Daya Uji Organoleptik (numerik)

Asam Sitrat Air Abu Larut Warna Aroma

(%) (%) (%) (%) dan Rasa

A1 = 0,5% 4,86 5,90 1,70 80,83 2,85 2,63

A2 = 1% 4,88 5,80 2,42 81,53 2,63 2,76

A3 = 1,5% 4,89 5,68 2,55 82,93 2,16 2,88

A4 = 2% 4,92 5,63 2,93 87,46 1,78 2,91

Tabel 6 memperlihatkan bahwa konsentrasi asam sitrat memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (4%) yaitu sebesar 4,92% dan terendah pada perlakuan A1 (0,5%)

yaitu sebesar 4,86%. pH tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (0,5%) yaitu sebesar

5,90 dan terendah pada perlakuan A4 (2%) yaitu sebesar 5,63. Kadar abu tertinggi

terdapat pada perlakuan A4 (2%) yaitu sebesar 2,93% dan terendah pada

perlakuan A1 (0,5%) yaitu sebesar 1,70%. Daya larut tertinggi terdapat pada

perlakuan A4(2%) yaitu sebesar 87,46% dan terendah pada perlakuan A1 (0,5%)

yaitu sebesar 80,83%. Uji organoleptik warna (numerik) tertinggi terdapat pada perlakuan A1 (0,5%) yaitu sebesar 2,85 (kuning kemerahan) dan terendah pada

(47)

tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (2%) yaitu sebesar 2,91(suka) dan terendah

pada perlakuan A1 (0,5%) yaitu sebesar 2,63 (agak suka).

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Parameter yang Diamati

Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh terhadap kadar air, pH, kadar abu, daya larut, uji organoleptik warna (numerik), uji organoleptik aroma dan rasa (numerik) pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap parameter yang diamati

Konsentrasi Kadar

pH

Kadar Daya Uji Organoleptik (numerik) Sodium

Bikarbonat Air Abu Larut Warna Aroma

(%) (%) (%) (%) dan Rasa

B1 = 2% 5,29 5,53 2,33 79,45 2,25 2,63

B2 = 4% 5,08 5,65 2,39 82,06 2,35 2,71

B3 = 6% 4,77 5,84 2,40 84,05 2,36 2,84

B4 = 8% 4,41 5,99 2,48 87,20 2,45 2,98

Tabel 7 memperlihatkan bahwa konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan B1 (2%) yaitu sebesar 5,29% dan terendah pada perlakuan

B4 (8%) yaitu sebesar 4,41%. pH tertinggi terdapat pada perlakuan B4 (8%) yaitu

sebesar 5,99 dan terendah pada perlakuan B1 (2%) yaitu sebesar 5,53. Kadar abu

tertinggi terdapat pada perlakuan B4 (8%) yaitu sebesar 2,48% dan terendah pada

perlakuan B1 (2%) yaitu sebesar 2,33%. Daya larut tertinggi terdapat pada

perlakuan B4 (8%) yaitu sebesar 87,20% dan terendah pada perlakuan B1 (2%)

[image:47.595.116.511.344.511.2]
(48)

perlakuan B4 (8%) yaitu sebesar 2,45 (kuning) dan terendah pada perlakuan B1

(2%) yaitu sebesar 2,25 (kuning) . Uji organoleptik aroma dan rasa (numerik) tertinggi terdapat pada perlakuan B4 (8%) yaitu sebesar 2,98 (suka) dan terendah

pada perlakuan B1 (2%) yaitu sebesar 2,63 (agak suka).

Kadar Air (%)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Kadar air Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 1) diketahui bahwa konsentrasi asam sitrat memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P<0,05) terhadap kadar air tablet effervescent jahe yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Air Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 1) diketahui bahwa konsentrasi sodium bikarbonat memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air tablet effervescent Jahe yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi bikarbonat terhadap kadar air tablet effervescent Jahe dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap kadar air tablet effervescent Jahe (%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Sodium Bikarbonat 0,05 0,01

- - - B1 = 2% 5,29 a A

2 0,051 0,070 B2 = 4% 5,08 b B

3 0,054 0,074 B3 = 6% 4,77 c C

4 0,055 0,076 B4 = 8% 4,41 d D

[image:48.595.115.508.595.699.2]
(49)

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa perlakuan B1 berbeda sangat nyata

dengan B2, B3 dan B4. Perlakuan B2 berbeda sangat nyata dengan B3 dan B4.

Perlakuan B3 berbeda sangat nyata dengan B4. Kadar air tertinggi diperoleh pada

perlakuan B1 yaitu sebesar 5,29% dan terendah pada perlakuan B4 yaitu sebesar

4,41%.

Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat dengan kadar air tablet

effervescent jahe dapat dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat

hubungan bahwa semakin tinggi kosentrasi sodium bikarbonat maka kadar air pada tablet effervescent jahe yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan semakin tinggi jumlah CO2 yang berasal dari NaHCO3 yang dapat

menguapkan air dari bahan. Juga disebabkan karena NaHCO3 yang dapat

menstabilkan asam yang bersifat higroskopis (Wikipedia3, 2004).

[image:49.595.128.500.419.621.2]
(50)

Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Air Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 1) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air tablet effervescent jahe yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

pH

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap pH Tablet Effervescent Jahe

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 2) diketahui bahwa konsentrasi asam sitrat memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pH tablet effevescent jahe yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap pH tablet effervescent jahe dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap pH tablet

effervescent jahe

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Asam Sitrat 0,05 0,01

- - - A1 = 0,5% 5,90 a A

2 0,053 0,073 A2 = 1% 5,80 b B

3 0,056 0,077 A3 = 1,5% 5,68 c C

4 0,057 0,079 A4 = 2% 5,63 c C

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata

dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4.

Perlakuan A3 berbeda tidak nyata dengan A4. pH tertinggi diperoleh pada

perlakuan A1 yaitu sebesar 5,90 dan terendah pada perlakuan A4 yaitu sebesar

(51)

Hubungan antara konsentrasi asam sitrat dengan pH tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam sitrat yang ditambahkan maka pH dari tablet effervescent jahe yang dihasilkan akan semakin menurun. Hal ini sesuai dikarenakan asam dapat menurunkan pH makanan (Winarno dan Jenie, 1983).

Gambar 4. Hubungan antara konsentrasi asam sitrat terhadap pH tablet

effervescent jahe

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap pH Tablet Effervescent Jahe

[image:51.595.126.497.238.499.2]
(52)

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi sodium bikarbonat terhadap pH

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Sodium Bikarbonat 0,05 0,01

- - - B1 = 2% 5,53 d D

2 0,053 0,073 B2 = 4% 5,65 c C

3 0,056 0,077 B3 = 6% 5,84 b B

4 0,057 0,079 B4 = 8% 5,99 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa perlakuan B1 berbeda sangat nyata

dengan B2, B3 dan B4. Perlakuan B2 berbeda sangat nyata dengan B3 dan B4.

Perlakuan B3 berbeda sangat nyata dengan B4. pH tertinggi diperoleh pada

perlakuan B4 yaitu sebesar 5,99 dan terendah pada perlakuan B1 yaitu sebesar

5,53.

Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat dengan pH tablet

effervescent jahe dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa

semakin tinggi konsentrasi sodium bikarbonat (NaHCO3) yang ditambahkan maka

pH dari tablet effervescent yang dihasilkan akan semakin meningkat . Hal ini disebabkan karena sifat sodium bikarbonat (NaHCO3) yang dapat mengikat asam

[image:52.595.113.509.127.234.2]
(53)

Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat terhadap pH

Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat terhadap pH

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi asam sitrat dan sodium bikarbonat memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap pH tablet effervescent jahe yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar Abu (%)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Kadar Abu Tablet Effervescent Jahe (%)

(54)

Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap kadar abu tablet effervescen Jahe (%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Asam Sitrat 0,05 0,01

- - - A1 = 0,5% 1,71 d C

2 0,102 0,140 A2 = 1% 2,42 c B

3 0,107 0,147 A3 = 1,5% 2,55 b B

4 0,110 0,151 A4 = 2% 2,93 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa perlakuan A1 berbeda sangat nyata

dengan A2, A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda nyata dengan A3 dan berbeda sangat

nyata dengan A4. Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4. Kadar abu

tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 yaitu sebesar 2,93% dan terendah pada

perlakuan A1 yaitu sebesar 1,71%.

Hubungan antara konsentrasi asam sitrat dengan kadar abu tablet

effervescent jahe dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa

(55)

Gambar 6. Hubungan antara asam sitrat terhadap kadar abu tablet effervescent jahe (%)

Pengaruh Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Abu Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 3) diketahui bahwa konsentrasi sodium bikarbonat memberi pengaruh yang berbeda tidak nyata (P<0,05) terhadap kadar abu tablet effervescent jahe yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh Interaksi antara Konsentrasi Asam Sitrat dan Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Kadar Abu Tablet Effervescent Jahe (%)

[image:55.595.131.499.87.250.2]
(56)

Daya Larut (%)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Daya Larut Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 4) diketahui bahwa konsentrasi asam sitrat memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut tablet effervescent jahe yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap daya larut tablet effervescent jahe dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap daya larut tablet effervescent jahe (%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Asam Sitrat 0,05 0,01

- - - A1 = 0,5% 80,83 c C

2 0,882 1,215 A2 = 1% 81,53 c C

3 0,926 1,276 A3 = 1,5% 82,93 b B

4 0,950 1,309 A4 = 2% 87,46 a A

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa perlakuan A1 berbeda tidak nyata

dengan A2, dan berbeda sangat nyata dengan A3 dan A4. Perlakuan A2 berbeda

sangat nyata dengan A3 dan A4. Perlakuan A3 berbeda sangat nyata dengan A4.

Daya larut tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 yaitu sebesar 87,46% dan

terendah pada perlakuan A1 yaitu sebesar 80,83%.

Hubungan antara konsentrasi asam sitrat dengan daya larut tablet

effervescent jahe dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 menunjukkan bahwa

[image:56.595.118.513.333.448.2]
(57)

sitrat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai pengaruh baik terhadap aroma (Purba dan Rusmarilin, 1989).

Gambar 7. Hubungan antara asam sitrat terhadap daya larut tablet effervescent jahe (%)

Pengaruh Konsentrasi Sodium Bikarbonat terhadap Daya Larut Tablet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 4) diketahui bahwa konsentrasi sodium bikarbonat memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut tablet effervescent jahe yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh sodium bikarbonat terhadap daya larut dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh sodium biakarbonat terhadap daya larut tablet effervescent jahe (%)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Sodium Bikarbonat 0,05 0,01

- - - B1 = 2% 79,45 d D

2 0,882 1,215 B2 = 4% 82,06 c C

3 0,926 1,276 B3 = 6% 84,05 b B

4 0,950 1,309 B4 = 8% 87,20 a A

[image:57.595.134.495.144.290.2] [image:57.595.112.514.587.695.2]
(58)

Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa perlakuan B1 berbeda sangat nyata

dengan B2, B3 dan B4. Perlakuan B2 berbeda sangat nyata dengan B3 dan B4.

Perlakuan B3 berbeda sangat nyata dengan B4. Daya larut tertinggi diperoleh pada

perlakuan B4 yaitu sebesar 87,20% dan terendah pada perlakuan B1 yaitu sebesar

79,45%.

Hubungan antara konsentrasi sodium bikarbonat dengan daya larut tablet

effervescent jahe dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 menunjukkan bahwa

semakin besar konsentrasi sodium bikarbonat yang ditambahkan maka daya larut tablet effervescent jahe semakin meningkat. Hal ini dikarenakan oleh sifat NaHCO3 yang mudah larut dalam air sehingga terjadi pelepasan CO2 yang lebih

cepat dan proses pelarutan effervescent juga semakin cepat Winarno, 2002)

[image:58.595.133.495.392.593.2]
(59)

Pengaruh Interaksi antara Asam Sitrat dan Sodium Bikarbonat terhadap Daya Larut Tabblet Effervescent Jahe (%)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 4) dapat dilihat bahwa interaksi konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut tablet effervescent jahe yang dihasilkan, dapat dilihat pada tabel 14.

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan antara konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap daya larut. Daya larut tertinggi terdapat pada perlakuan A4B4 yaitu sebesar 93,60% dan terendah pada perlakuan A1B1 yaitu sebesar

78,26%.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat terhadap daya larut (%)

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi

0,05 0,01 0,05 0,01

- - - A1B1 78,26 k H

2 1,764 2,429 A1B2 79,74 hijk GH

3 1,853 2,553 A1B3 81,60 ghi EFG

4 1,900 2,617 A1B4 83,74 ef DE

5 1,941 2,670 A2B1 79,16 jk GH

6 1,964 2,705 A2B2 80,67 hij GH

7 1,982 2,747 A2B3 81,61 ghi EFG

8 1,994 2,776 A2B4 84,70 de CD

9 2,006 2,800 A3B1 79,68 ijk GH

10 2,017 2,817 A3B2 81,80 fgh EFG

11 2,017 2,835 A3B3 83,50 efg DEF

12 2,023 2,847 A3B4 86,77 c C

13 2,023 2,858 A4B1 80,71 hij FGH

14 2,029 2,870 A4B2 86,05 cd CD

15 2,029 2,882 A4B3 89,50 b B

[image:59.595.117.514.416.730.2]
(60)

Hubungan interaksi antara konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat terhadap daya larut dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi asam sitrat dan konsentrasi sodium bikarbonat yang ditambahkan maka semakin tinggi daya larut tablet

effervescent yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi kimia

antara sumber asam dan sumber karbonat tersebut sehingga menghasilkan gas dalam bentuk karbondioksida (CO2). Konsentrasi asam sitrat dengan konsentrasi

sodium bikarbonat (NaHCO3) harus sesuai dengan tepat untuk memperoleh mutu

tablet effervescent yang baik dan daya larut yang baik dalam air. Hal ini sesuai dengan literatur Winarno (2002) bahwa perbandingan asam dan NaHCO3 harus

[image:60.595.127.499.456.646.2]

diperhatikan agar tidak menimbulkan rasa seperti sabun ataupun rasa asam dan pahit serta agar dapat menghasilkan pelepasan CO2 lebih cepat.

(61)

Uji Organoleptik Warna (numerik)

Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat terhadap Uji Organoleptik Warna (numerik)

Dari daftar analisa sidik ragam (lampiran 5) diketahui bahwa konsentrasi asam sitrat memberi pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap uji organoleptik warna (numerik) tablet effervescent jahe yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap uji organoleptik warna (numerik) tablet effervescent jahe dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi asam sitrat terhadap uji organoleptik warna (numerik)

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Asam Sitrat 0,05 0,01

- - - A1 = 0,5% 2,85 a A

2 0,131 0,181 A2 = 1% 2,63 b B

3 0,138 0,190 A3 = 1,5% 2,16 c C

4 0,141 0,195 A4 = 2% 1,78 d D

Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat

Gambar

Tabel 1. Syarat Mutu  Jahe Segar (SNI– 01–7087–2005)
Tabel 2. Syarat Mutu Jahe Kering
Tabel 3. Komposisi kimia jahe per 100 gram (berat basah)
Tabel 4. Skala uji hedonik terhadap warna
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesimpulan : Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor teman sebaya dan keterpaparan media massa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku seksual pranikah di

Sama seperti dampak terhadap distribusi output sektoral, kebijakan peningkatan pengeluaran pemerintah, ekspor dan investasi yang ditujukan ke industri pengolahan makanan

Pelatihan Jarak Jauh Pemeriksa Tinggi dimaksudkan untuk mendidik dan melatih pegawai Fungsional Pemeriksa Pajak di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak agar dapat

Pengertian gadai yang ada dalam hukum positif agak berbeda dengan pengertian gadai dalam syariah, sebab pengertian gadai dalam hukum positif menurut Burgerlijk

Dari rata-rata keseluruhan analisis data literasi informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM berdasarkan

Keuntungan perawatan pulpotomi vital adalah perawatan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, hanya satu sampai dua kali kunjungan; pengambilan pulpa hanya di

Sekretariat BMT ISEG UNPAD: Ruang Kegiatan Mahasiswa (RKM) | Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran | Jalan Dipati Ukur 35, Bandung 40132 persiapan sebaiknya