• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Prioritas Pengembangan Obyek Wisata di Kabupaten Toba Samosir dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Prioritas Pengembangan Obyek Wisata di Kabupaten Toba Samosir dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Chapter III IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

a. Menetapkan sasaran studi

b. Membuat kriteria yang sesuai yaitu: Infrastruktur, aksebilitas, fasilitas dan keamanan.

c. Menetapkan responden penelitian dan menyusun kuesioner penelitian. - Sumber data: Data primer berupa pengisian kuisioner perbandingan

antar kriteria dan perbandingan antar alternatif oleh masyarakat Kabupaten Toba Samosir yang berkunjung ke tempat wisata tersebutdan berumur diatas17 tahun.

- Sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana (simple random sampling). Populasinya adalah masyarakat di Kabupaten Toba Samosir

yang berjumlah 179.704 orang. (Data dari BPS Kabpuaten Toba Samosir 2015). Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 100 orang yang dirasakan sudah cukup mewakili.

- Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 28 April 2017 sampai 12 Mei2017.

d. Menyusun masing-masing alternatif yaitu Air Terjun Ponot, Museum TB Centre dan Museum Batak, Bukit Gibeon, Pantai Bul-bul dan Taman Eden.

(2)

Gambar 3.1 Struktur Hierarki Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata 3.2 Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria

Hasil analisis preferensi gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung rata-rata geometrik :

G = √

Elemen sedangkan Untuk

√ , untuk . Begitu

seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama. Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk semua kriteria terdapat pada tabel 3.1 dibawah ini

Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata

Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan

Air Terjun Ponot

Museum Batak

Bukit Gibeon

Pantai Bul-bul

(3)

Tabel 3.1 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria

Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan

Infrastruktur 1 1 1 ½

Aksebilitas 1 1 1 ½

Fasilitas 1 1 1 1

Keamanan 2 2 1 1

Menyederhanakan matriks pada tabel 3.2 diawali dengan mengubah bobot yang sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.1) menjadi bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing kolom matriks.

Tabel 3.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang Disederhanakan

Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan Infrastruktur 1.0000 1.0000 1.0000 0.5000

Aksebilitas 1.0000 1.0000 1.0000 0.5000 Fasilitas 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000

Keamanan 2.0000 2.0000 1.0000 1.0000

∑ 5.0000 5.0000 4.0000 3.000

Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3 dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai elemen

Untuk elemen , dan begitu seterusnya. Vektor eigen

Vektor eigen baris pertama , dan begitu seterusnya.

(4)

menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.

maksimum= (5,0000 x 0,2042) + (5,0000 x 0,2042) + (4,0000 x 0,2458) +(3,0000 x 0,3458)

= 4,0625

Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

CI =

=

=

= Untuk n = 4, RI = 0,900 (tabel Saaty), maka :

CR = =

= < 0,100

Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.

Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa : kriteria keamanan merupakan kriteria yang paling penting bagi masyarakat di Kabupaten Toba Samosir dalam pengembangan obyek wisata dengan bobot 0,3458 atau 34,58%, berikutnya adalah kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0,2458 atau 24,58%, kemudian kriteria aksebilitas dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%, dan kriteria infrastruktur dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%.

Tabel 3.3 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yangDinormalkan

Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan

vektor

eigen Rangking Infrastruktur 0.2000 0.2000 0.2500 0.1667 0.2042 4

Aksebilitas 0.2000 0.2000 0.2500 0.1667 0.2042 3 Fasilitas 0.2000 0.2000 0.2500 0.3333 0.2458 2 Keamanan 0.4000 0.4000 0.2500 0.3333 0.3458 1

3.3 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur

Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.4 adalah hasil analisis preferensi gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung rata-rata geometrik :

(5)

Elemen sedangkan Untuk

√ , untuk . Begitu

seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama. Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria Infrastrukturterdapat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur

Air Terjun Museum Bukit Gibeon Pantai Bul-bul

Taman Eden

Air Terjun Ponot 1 1/3 1/2 1/2 1/2

Museum 3 1 2 2 2

Bukit Gibeon 2 ½ 1 1 1

Pantai Bul-bul 2 ½ 1 1 2

Taman Eden 2 ½ 1 1/2 1

Menyederhanakan matriks pada tabel 3.5 diawali dengan mengubah bobot yang sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.4) menjadi bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing kolom matriks.

Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang Disederhanakan

Air Terjun Museum Bukit Gibeon Pantai Bul-bul

Taman Eden Air Terjun Ponot 1.0000 0.3333 0.5000 0.5000 0.5000

Museum 3.0000 1.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Bukit Gibeon 2.0000 0.5000 1.0000 1.0000 1.0000 Pantai Bul-bul 2.0000 0.5000 1.0000 1.0000 2.0000

Taman Eden 2.0000 0.5000 1.0000 0.5000 1.0000

∑ 10.0000 2.8333 5.5000 5.0000 6.5000

(6)

dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai elemen

Untuk elemen

, dan begitu seterusnya.

Vektor eigen

Vektor eigen baris pertama , dan begitu seterusnya.

Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.

maksimum = (10,0000 x 0,0971) + (3,8333 x 0,3449) + (5,5000 x 0,1824) +(5,000

x 0,2132) + (6,5000 x 0,1624) = 5,0731

Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

CI =

=

=

= Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :

CR = =

= < 0,100

Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.

(7)

Tabel 3.6 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang Dinormalkan

3.4 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas

Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.7 adalah hasil analisis preferensi gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung rata-rata geometrik :

seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama. Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria Aksebilitas terdapat pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas

(8)

Bukit Gibeon 2 1/3 1 1 1 Pantai Bul-bul 2 1/2 1 1 2

Taman Eden 1 1/2 1 ½ 1

Menyederhanakan matriks pada tabel 3.8 diawali dengan mengubah bobot yang sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.7) menjadi bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing kolom matriks.

Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang Disederhanakan

Air Terjun Museum Bukit Gibeon Pantai Bul-bul Taman Eden Air Terjun

Ponot 1.0000 0.2500 0.5000 0.5000 1.0000

Museum 4.0000 1.0000 3.0000 2.0000 2.0000

Bukit Gibeon 2.0000 0.3333 1.0000 1.0000 1.0000 Pantai Bul-bul 2.0000 0.5000 1.0000 1.0000 2.0000 Taman Eden 1.0000 0.5000 1.0000 0.5000 1.0000

∑ 10.0000 2.5833 6.5000 5.0000 7.0000

Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.9 dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai elemen

Untuk elemen

, dan begitu seterusnya.

Vektor eigen

Vektor eigen baris pertama , dan begitu seterusnya.

Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.

(9)

+(5,0000 x 0,2066) + (7,0000 x 0,1381) = 5,1054

Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.9 diatas diperoleh urutan prioritas untuk kriteria aksebilitas yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai bobot 0,3869 atau 38,69%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2066 atau 20,66%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,1651 atau 16,51%, Taman Eden dengan nilai bobot 0,1381 atau 13,81% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot 0,1033 atau 10,33%.

Tabel 3.9 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang Dinormalkan Air

3.5 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas

(10)

gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung rata-rata geometrik :

seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama. Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria fasilitas terdapat pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas

Menyederhanakan matriks pada tabel 3.11 diawali dengan mengubah bobot yang sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.10) menjadi bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing kolom matriks.

Tabel 3.11 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas yangDisederhanakan

(11)

Taman Eden 1.0000 0.5000 0.5000 0.5000 1.0000

∑ 9.0000 2.8333 5.0000 5.0000 8.0000

Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.12 dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai elemen

Untuk elemen , dan begitu seterusnya. Vektor eigen

Vektor eigen baris pertama , dan begitu seterusnya.

Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.

maksimum = (9,0000 x 0,1108) + (2,8333 x 0,3473) + (5,0000 x 0,2097) +(5,0000

x 0,2097) + (8,0000 x 0,1225) = 5,0582

Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

CI =

=

=

= Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :

CR = =

= < 0,100

Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.

(12)

Tabel 3.12 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Failitas yang Dinormalkan

3.6 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan

Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.13 adalah hasil analisis preferensi gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung rata-rata geometrik :

seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama. Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria keamanan terdapat pada tabel 3.13

Tabel 3.13 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan

Air

Terjun Museum Bukit Gibeon Pantai Bul-bul

Taman Eden

(13)

Museum 4 1 2 2 2

Bukit Gibeon 2 ½ 1 2 1

Pantai Bul-bul 2 ½ ½ 1 1

Taman Eden 2 ½ 1 1 1

Menyederhanakan matriks pada tabel 3.14 diawali dengan mengubah bobot yang sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.13) menjadi bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing kolom matriks.

Tabel 3.14 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan yang disederhanakan

Air

Terjun Museum Bukit Gibeon Pantai Bul-bul

Taman Eden Air Terjun Ponot 1.0000 0.2500 0.5000 0.5000 0.5000

Museum 4.0000 1.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Bukit Gibeon 2.0000 0.5000 1.0000 2.0000 1.0000 Pantai Bul-bul 2.0000 0.5000 0.5000 1.0000 1.0000 Taman Eden 2.0000 0.5000 1.0000 1.0000 1.0000

∑ 11.0000 2.7500 5.0000 6.5000 5.5000

Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3 dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai elemen

Untuk elemen

, dan begitu seterusnya.

Vektor eigen

Vektor eigen baris pertama , dan begitu seterusnya.

(14)

menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.

maksimum = (11,0000 x 0,0899) + (2,7500 x 0,3597) + (5,0000 x 0,2106)

+(6,5000 x 0,1599) + (5,5000 x 0,1799) = 5,0599

Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi yang diperoleh:

Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.15 diatas diperoleh urutan prioritas untuk kriteria keamanan yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai bobot 0,3597 atau 35,97%, kemudian Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,2106 atau 21,06%, Taman Edendengan nilai bobot 0,1799 atau 17,99%,Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,1599 atau 15,99% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot 0,0899 atau 8,99%.

(15)

3.7 Perhitungan Total Ranking/Prioritas Global 3. 7. 1 Faktor Evaluasi Total

Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap semua kriteria dan alternatif pada pengembangan obyek wisata yakni infrastruktur, aksebilitas, fasilitas, dan keamanan, maka diperoleh nilai eigendari hubungan antara kriteria dengan alternatif.

Tabel 3.16 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Sebelum diurutkan Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan

Air Terjun Ponot 0.0971 0.1033 0.1108 0.0899

Museum 0.3449 0.3869 0.3473 0.3597

Bukit Gibeon 0.1824 0.1681 0.2097 0.2106 Pantai Bul-bul 0.2132 0.2066 0.2097 0.1599

Taman Eden 0.1624 0.1381 0.1225 0.1799

Tabel 3.17 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Setelah diurutkan Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan

Museum 0.3449 0.3869 0.3473 0.3597

Pantai Bul-bul 0.2132 0.2066 0.2097 0.1599 Bukit Gibeon 0.1824 0.1681 0.2097 0.2106 Taman Eden 0.2132 0.2066 0.2097 0.1599 Air Terjun Ponot 0.1624 0.1381 0.1225 0.1799

3. 7. 2 Total Rangking

Untuk mendapatkan hasil rating pada pengembangan obyek wisata, maka akan dikalikan faktor evaluasi (vektor eigen) masing-masing alternatif dengan faktor evaluasi kriteria sebagai berikut:

(16)

Dari hasil perkalian matriks di atas maka diperoleh pengembangan obyek wisata di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :

(17)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan penulis selama penelitian, penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Indentifikasi pengembangan obyek wisata di Kabupaten Toba Samosir adalah Museum TB Centre dan Museum Batak dengan bobot 0,3538 atau 35,38%, berikutnya adalah pantai bul-bul dengan bobot 0,2000 atau 20,00%, bukit gibeon dengan bobot 0,1958 atau 19,58%, taman eden dengan bobot 0,1559 atau 15,59% dan air terjun ponot dengan bobot 0,0946 atau 9,46%.

2. Faktor yang mempengaruhi prioritas pengembangan obyek wisata di Kabupaten Toba Samosir adalah faktor keamanan yang merupakan faktor yang paling prioritas dengan bobot 0,3458 atau 34,58 %, berikutnya adalah faktor fasilitas dengan bobot 0,2458 atau 24,58 %, faktor aksebilitas dengan bobot 0,2042 atau 20,42 %, dan faktor infrastruktur dengan bobot 0,2042 atau 20,42%.

4.2Saran

1. Penelitian dengan metode AHP dapat dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice dan 123ahp.com untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut baik dari segi responden, jangkauan yang lebih luas, faktor-faktor lain yang belum diteliti dan metode penelitian lain yang dapat digunakan untuk meneliti penelitian serupa. 3. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali dengan responden yang

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Hierarki Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata
Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang
Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas
Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang
+7

Referensi

Dokumen terkait