• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparatif Bentuk Usaha Kambing PE Berdasarkan Aspek Finansial di Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Komparatif Bentuk Usaha Kambing PE Berdasarkan Aspek Finansial di Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur Chapter III V"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

` Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan yaitu bulan Mei

sampai dengan selesai, bertempat di Kecamatan Biru-biru dan Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah komparatif yaitu jenis penelitian

yang digunakan dengan tujuan membandingkan analisis financial dari pada

peternak mandiri, kelompok tani dan Commanditaire Vennootschap (CV) di

Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur.

Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden dilakukan dengan sensus dimana data yang

diambil dari keseluruhan populasi peternak kambing peranakan etawa di

kecamatan biru-biru dan kecamatan patumbak kabupaten deli serdang.

Jenis Data

Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua

jenis yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan kepada

peternak kambing peranakan etawa di kecamatan biru-biru dan kecamatan

patumbak kabupaten deli serdang. Untuk memudahkan dalam proses

(2)

2. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, laporan-laporan penelitian

sebelumnya, intansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra

Utara dan intasi terkait lainnya.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

secara deskriptif dan financial. Analisis deskriptif yang menjelaskan bagaimana

gambaran pada lapangan dan juga analisis financial yang menjelaskan suatu usaha

tersebut.

Analisis financial yang di terapkan adalah:

1. Aliran kas (Cash Flow)

2. Break Even Point (BEP) 3. Net Present Value (NPV) 4. Benefit Cost Ratio (B/C) 5. Return of Invesment(ROI) 6. Internal Rate of Return (IRR) Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

1. Kambing PE adalah kambing hasil silangan antara kambing kacang ><

kambing etawa.

2. Peternak mandiri adalah peternak yang mampu menjalankan usahanya

sendiri.

3. Kelompok tani adalah kumpulan beberapa peternak yang dibentuk atas dasar

(3)

4. Commanditaire Vennootschap (CV) adalah peternak yang telah memiliki

badan usaha.

5. Biaya tetap adalah biaya yang konstan dan tidak dipengaruhi skala usaha.

6. Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah sesuai dengan skala usaha.

7. Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah keseluruhan fisik yang

diperoleh dikalikan dengan harga masing-masing.

8. Analisis finansial adalah studi untuk penilaian dalam rangka untuk melihat

apakah usaha peternakan kambing PE yang dilaksanakan layak diusahakan

dan menguntungkan secara finansial.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Biru- Biru dan Kecamatan Patumbak di

Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur.

2. Penelitian dilakukan selama sebulam pada bulan Mei- Juni.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebaran Responden

Berdasarkan hasil olah data primer dapat diketahui bahwa pada kecamatan

petumbak memiliki lebih banyak peternak kambing etawa di bandingkan dengan

kecamatan biru-biru yang dapat dilihat pada Table 5.

Tabel 5. Sebaran Responden

No Lokasi Mandiri Kelompok Tani CV

1 Kec. Patumbak 17 2 1

2 Kec. Biru-biru 8 5 -

Sumber : Data Primer Yang Terolah, 2017

Keadaan umum responden meliputi umur, tingkat pendidikan, lama

berternak dan jenis klamin. Yang dapat dilihat pada table 2.

Data yang menunjukkan bahwa peternak mandiri sebagian besar berumur

45-60 tahun sebanyak 12 orang dengan presentase 48% dan pada kelompok tani

30-45 tahun sebanyak 4 orang dengan presentase 57%. Peternak yang memiliki

umur produktif akan bekerja dengn seluruh kemampuan fisiknya sehingga akan

mendukung keberhasilan usaha ternak kambing PE (Hernanto, 1989).

Tingkat pendidikan peternak mandiri sebagian besar pada tingkat SLTA

sebanyak 13 orang dengan presentase 52% dan tingkat pendidikan pada kelompok

tani sebagian besar pada tingkat SLTA sebanyak 5 orang dengan presentase 71%.

Pengalaman peternak mandiri < 10 tahun sebanyak 13 orang dengan presentase

52% dan pengalaman kelompok tani <10 sebanyak 7 orang dengan presentase

100%. Pemilik CV memiliki tingkat pendidikan sarrjana dan lama berternak 8

(5)

baru dalam beternak, yang pada gilirannya tingkat laba yang diperoleh akan

semakin tinngi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djamali (2000) yang

menjelaskan bahwa keterbatasan pendidikan dan pengalaman akan menutup

cakrawala gagasan yang ada pada memori pikirannya. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa pemahaman terhadap prinsip teknik dan prinsip ekonomis menjadi syarat

bagi keberhasilan seorang pengelola usaha tani.

Peternak mandiri dan kelompok tani tidak menggunakan tenaga kerja yang

diupah. Peternak mandiri dan kelompok tani hanya menggunakan tenaga kerja

yang berasal dari keluarga dengan ini peternak dapat menekan biaya produksi.

Pemeliharaan ternak didaerah pedesaan biasanya dikerjakan sendiri oleh keluarga

yang merupakan sumbangan tenaga yang tidak dinilai dengan uang (Hernanto,

1989). Untuk melihat analisis komparatif dari ketiga bentuk usaha ternak kambing

PE berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada Table 6.

Tabel 6. Karakteristik Responden

No Bentuk Usaha

Umur Tingkat Pendidikan Lama Beternak

30-45 45-60 40-65 SD SLTP SLTA <5 <10 <15

Sumber : Data Primer Yang Terolah, 2017

Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan yang dilakukan peternak mandiri ,kelompok tani dan

CV adalah sisitem pemeliharaan intensif yang mana diartikan bahwa ternak

kambing PE dikandangkan. Akan tetapi terdapat perbedaan pada CV yang

melakukan pemeliharaan secara sistem bagi hasil. Pada sistem ini pemilik CV

(6)

masyarakat yang di sebut petani penggaduh. Dengan kesepakatan bahwa cempe

nantinya akan di bagi 50 : 50. Kemudian petani penggaduh tersebut akan

memelihara kambing ini sampai partus. Setelah 2 minggu induk akan dibawa oleh

pemilik untuk diambil susunya dan cempe akan di bagi sesuai dengan kesepakatan

yang ada. Hal ini sesuai menurut Muhzi (1984) yang menjelaskan bahwa sistem

bagi hasil ternak adalah keadaan dimana seseorang dapat memelihara ternak yang

diperoleh dari orang lain dengan disertai suatu aturan tertentu tentang pembiayaan

dan pembagian hasilnya. Mereka yang memelihara ternak orang lain atau pihak

lain dengan menggaduh ini, selanjutnya disebut penggaduh (petani penggaduh),

sedangkan di lain pihak adalah pemilik ternak. Mosher (1991),juga menyatakan

bahwa bagi hasil adalah kerjasama yang diikat dengan perjanjian bagi hasil 50% :

50%. Sistem ini banyak dilakukan karena kemiskinan dan kesukaran mendapatkan

modal memaksa seseorang untuk menerima nasibnya mengerjakan tanah atau

memelihara ternak yang bukan miliknya sendiri.

Hal ini dianggap lebih menguntungkan karena tidak harus dikenakan biaya

tenaga kerja , pakan, lahan serta kandang. Akan tetapi sebelum memberikan

ternak kambing CV akan melakukan penyuluhan kepada petani penggaduhan

yang akan diberikan ternak tentang bagaimana sanitasi , perlakuan pada ternak

serta pakan yang diberikan pada ternak. Sehingga CV tidak mengalami kerugian

dan indukan akan menghasilkan produksi susu yang maksimal.

Bibit

Dalam perolehan bibit peternak mandiri memperoleh bibit dari peternak

kambing PE yang berada disekitar lokasi.Peternak mandiri hanya sekali membeli

(7)

sendiri yang dikawinkan secara alami. Hal ini lebih menghemat biaya akan tetapi

hasil yang dihasilkan kurang maksimal.

Kelompok tani dalam perolehan bibit juga sama dengan peternak mandiri,

perbedaannya terletak pada periode tertentu kelompok tani akan memperoleh

bantuan bibit yang diberikan pemerintah dan dibagikan ke setiap anggota

kelompok tani tersebut. Sedangkan CV dalam memperoleh bibit menggunakan

pejantan yang baik (sudah dilakukannya seleksi). Hal ini memang menambah

biaya akan tetapi produksi dari kambing tersbut dapat lebih maksimal yang dapat

dilihat melalui produksi susu maupun daging.

Pakan

Pakan yang diberikan pada ternak kambing PE oleh peternak mandiri

berupa hijauan yaitu daun ubi dan rumput lapang. Peternak Mandiri memberi

makan ternak 2x dalam sehari. Peternak mandiri tidak memberikan minum pada

ternak kambing.

Terdapat tujuh kelompok tani yang berada di lokasi penelitian 2

diantaranya memberi pakan hanya hijaunan sedangkan 5 lainnya memberikan

hijauan ditambah dengan kosentrat walaupun pemberian kosentrat belum rutin.

Kelompok tani mendapatkan pelatihan dari pemerintah bagaimana cara membuat

kosentrat. Ketujuh kelompok tani ini memberikan minum pada ternak kambing

secara albilitum. Adapun penyebab terjadinya perbedaan tersebut dikarenakan

bedanya waktu/lamanya berdiri kelompok tani tersebut.

Pakan yang diberikan CV pada ternak yang berada pada pemilik ternak

(CV) ataupun pada petani penggaduh adalah hijaunan dan diberikan makanan

(8)

Produksi

Ternak kambing khususnya kambing peranakan etawa (PE), merupakan

salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging dan susu yang

memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan penting artinya bagi masyarakat. Terdapat

25 peternak mandiri pada lokasi penelitian. Lima diantaranya memiliki sumber

penghasilan dari kambing PE berupa susu, kotoran dan penjualan ternak.

Sedangkan yang lainnya berternak kambing PE tidak menjadikan susu sebagai

salah satu sumber penghasilan. Melalui pernyataan dari pada respoden bahwa

produksi susu dari kambing PE sendiri sangat sedikit. Dan jika dilakukan

pemerahan maka responden beranggapan bahwa itu hanya akan membuang waktu

dan sempe tidak akan terpenuhi kebutuhan susunya. Hal ini dapat disebabkan oleh

karena perolehan bibit dan pakan yang kurang maksimal. Selain itu kurangnya

penyuluhan yang dapat diketahui melalui responden bahwa sebenarnya permintan

susu kambing saat ini sudah meningkat (yang dapat di lihat di Badan Statistik Deli

Serdang Dalam Angka 2016) dan bagaimana cara meningkatkan produksi susu

kambing.

Pada kelompok tani sumber pendapatan diperoleh melalui penjualan

ternak, susu dan kotoran. Pada umumnya ternak yang dijual adalah cempe dan

jantan. Pernyataan dari responden bahwa penjualan afkir dilakukan saat ternak

telah partus 8x. Susu yang dijual oleh kelompok tani susu murni. Pada CV sumber

pendapatan diperoleh melalui penjualan ternak, susu, kotoran dan sewa pejantan.

Susu yang dijual ialah susu murni. CV menghasilkan susu 20 litter/ hari dengan

harga Rp. 40.000,-/litter. Penyebab kelompok tani dan CV hanya menjual susu

(9)

sanggup untuk dipenuhi oleh kelompok tani dan CV. Kotoran yang dijual kotoran

yang belum diolah.

Pemerahan

Pemerahan susu pada kelompok tani dan peternak rakyat dilakukan pada

pagi hari dan pemerahan pada ternak di CV dilakukan pada pagi dan sore hari.

Penanganan Penyakit

Penyakit kembung dialami oleh 90% dari peternak kambing PE yang ada,

Pengobatan yang dilakukan bervariasi. Ada yang diberi minyak makan, sprit,

balsam, antangin. Penyakit lain yang dihadapi adalah kurap ataupun kudis.

Penyakit kurap atau kudis disebabkan oleh tungau sarcoptes scabei. Bagian tubuh

yang terserang penyakit ini adalah bagian tubuh yang jarang ada bulunya seperti

bagian telinga, kepala, leher serta paha. Penyakit ini memiliki tanda kulit kambing

tampak bercak-bercak merah, kambing mengosok-gosokkan bulunya kedinding

kandang dan bulunya rontok. Jika peternak mengalami hal ini maka peternak akan

memanggil matri untuk menyuntik hewan ternak mereka. Biaya yang di kenakan

Rp 30.000,-/ekor. Biasanya kambing yang terkena penyakit ini pada CV

merupakan ternak yang baru datang. Seperti halnya indukan yang dititipkan pada

petani pengaduh maupun ternak kambing PE yang diambil dari masyarakat sekitar

guna dibesarkan dan kemudian dijual kembali.

Pada CV terdapat penyakit mastitis. Penyakit mastitis adalah radang

infeksi yang disebabakan oleh bakteri staphylococcus agalactiae. Penyakit ini

memiliki tanda pembengkakan pada ambing, ambing berwarna merah, keras dan

panas. Selain itu produksi susu juga menurun. Jika terdapat ternak yang

(10)

menular pada ternak yang lain. Selain itu agar ternak yang lain tidak terjangkit

mastitis maka perlu diperhatikan kebersihan kandang dan kebersihan ambing pada

saat pemerahan.

Selain itu untuk mencegah kambing terkena penyakit maka CV rutin

memberikan obat-obatan dan vitamin. Serta memberikan obat cacing pada ternak

kambing PE. Dan dijaga kebersihan kandang seperti melakukan sanitasi setiap

hari. Vitamin yang diberikan CV pada kambing PE merupakan vitamin B

kompleks dan pemberian obat cacing berupa faston bolus ataupun ivomex yang

dapadt juga diberikan sebagai obat scabis.

Penyuluhan

Penyuluhan yang dilakukan pada peternak mandiri sangatlah kurang,

sehingga hal ini meyebabkan kurangnya inovasi masyarakat dalam berternak. Hal

ini diketahui dari pernyataan responden dan didukung dengan hanya 20%

masyarakat yang mengambil susu kambing. Selain itu didapati dari pernyataan

responden kelompok tani bahwa bantuan pemerintah yang dijanjikan dalam

bentuk bibit ternak sangat lama diwujutkan. Yaitu sekitar 4-5 tahun dari awal

pembentukan kelompok tani. Dan juga data rekaputulasi tani yang tidak ada

dikantor dinas sangat disayangkan sehingga hal ini membuat kurangnya

keterbukaan pada masyarakat tentang pembentukan kelompok tani.

Analisi Finansial Usaha Ternak Kambing PE

Usaha ternak kambing PE yang akan dianalisis terdapat tiga bentuk yaitu

Mandiri, Kelompok Tani dan CV yang memiliki jumlah respoden yang

berbeda-beda. Untuk itu akan digolongkan reproden berdasarkan jumlah ternak untuk

(11)

yang dilakukan adalah aliran kas (cash flow), BEP, NPV, B/C, ROI dan IRR.

Oleh karena itu di perlukan pula perhitungan biaya dan penerimaan peternak.

Biaya Tetap

Biaya pembuatan kandang peternak mandiri dan kelompok dapat ditekan

karena ada beberapa bahan pembuatan kandang yang dapat diperoleh masyarakat

dari lokasi sekitar. Misalnya bambu ataupun pohon pinang yang dapat digunakan

sebagai lantai. Ada juga peternak yang memperoleh kayu yang dapt digunakan

sebagai tiang kandang dari sisa bongkaran rumah. Seng yang diperoleh dari

bongkaran sehingga dapat diperoleh dengan harga murah. Semen, kawat dan paku

adalah hal pasti yang akan dibeli peternak. Sedangkan pada CV bahan pembuatan

kandang semua dibeli karena memerlukan bahan dalam jumah yang tidak sedikit.

Kandang peternak mandiri kelompok tani dan , CV adalah kandang semi

permanen yang memiliki umur ekonomis 10 tahun.

Peralatan yang digunakan peternak mandiri , kelompok tani, CV berupa

peralatan sederhana yaitu sekop, sorong, sapu lidi, kain lap, saringan, ember.

Peralatan ini memiliki umur ekonomis 4 tahun . Selain itu peternak, kelompok

tani dan CV memiliki becak ataupun motor yang digunakan untuk mengambil

rumput dan alat transportasi lainnya dengan umur ekonomis 8 tahun. Peternak

mandiri, kelompok tani maupun CV tidak dikenakan biaya sewa lahan karena

lahan merupakan milik pribadi.

Biaya Variable

Biaya variable yang dikeluarkan peternak mandiri berupa biaya trasportasi

yang digunakan pada saat mengambil rumput yang berkisar Rp. 10.000,-/hari.

(12)

mengeluarkan biaya untuk pakan dikarenakan pakan yang diberikan hanyalah

hijauan. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan oleh kelompok tani lebih besar

dikarenakan kelompok tani memiliki biaya pakan yaitu biaya untuk kosentrat.

Adapun biaya ini akan tertutupi oleh penerimaan dari kelompok tani yang lebih

besar dari pada peternak mandiri. Selain itu baik kelompok tani dan peternak

mandiri mengeluarkan biaya untuk pengobatan ternak yang mengalami penyakit

seperti kembung dan kurap. yang untuk mengatasinya tak jarang peternak

memanggil matri hewan.

Biaya variable yang dikeluarkan oleh CV lebih besar dari pada biaya

kelompok tani dan peternak mandiri karena ada juga biaya untuk upah tenaga

kerja sebesar Rp. 1.500.000,-. Kemudian biaya pakan yang berupa kosentart

menghabiskan 5 sak/bulan. 1sak kosentrat mengeluarkan biaya sebesar

Rp.130.000,-. Kemudian biaya listrik Rp. 100.000,-/bulan. Biaya kemasan susu

Rp. 100.000,-/bulan hal ini dikarenakan kemasan pada susu masih sangat

sederhana. Yaitu dengan cara dimasukan kedalam plastik bening dalam/litter dan

hanya diikat dengan karet. Biaya trasportasi Rp. 25.000,-/hari yang digunakan

dalam mengambil hijauanan dan mengambil ternak dari peternak pengaduh. CV

juga mengeluarkan biaya untuk obat-obatan sebesar 250,000/bulan yang mana

biaya tersebut meliputi biaya pemberian vitamin B kompleks , obat cacing berupa

faston bolus dan pengobatan pada ternak yang mengalami kudis maupun kurap

dengan memberikan ivomex. Ternak yang mengalami kudis dan kurap biasanya

ternak yang baru diambil dari petani pengaduh dan ternak yang diambil dari

(13)

Penerimaan

Penerimaan peternak mandiri berasal dari penjualan ternak dan kotoran. Ada 5

peternak mandiri yang penerimaan nya juga berasal dari penjualan susu. Harga

penjulaan ternak sendiri bervariasi mulai dari Rp. 35.000 – Rp 40.000,-/litter.

Penjulaan ternak yang dapat dijual berupa ternak merupakan hasil dari

budidaya petani. Jumlah penjualan ternak dan harga dapat disebabkan dari jumlah

ternak mandiri yang sedikit dan bibit yang dibudidaya peternak kurang diminati

karena kurus dan lebih kecil . kurus dan kecilnya ternak dapat disebabkan pakan,

dimana peternak mandiri hanya memberi makan hijauan tidak kosentrat dan

pengunaan indukan yang kurang baik sehingga tidak menghasilkan ternak yang

besar dan gemuk. Peternak mandiri juga memperoleh penerimaan dari penjualan

kotoran ternak yang pada umumnya harga berkisar dari Rp. 5.000 – Rp. 7.000,-/

goni, kotoran akan dimasukan kan kedalam goni 30 kg kemudian di kumpul

selama sebulan kemudian para petani akan datang untuk mengambil. Selain dari

penjualan ternak dan kotaran .

Ada 5 peternak yang memperoleh pendapatan dari penjualan susu yang

harga nya Rp.40.000,-/liter. Peternak dapat menghasilkan susu sebanyak 1-2

litter/hari. Sedikitnya peternak mandiri yang mengambil susu dikarenakan

peternak merasa direpotkan apalagi susu yang dihasilkan haanya 1 litter dan tidak

tau kemana memasarkanya dan kurangnya pengetahuan bahwa kebutuhan akan

susu kambing dimasyarakat sudah meningkat dikarenakan sadarnya masyarakat

akan kesehatan saat ini.

Peternak yang bergabung didalam kelompok tani memiliki penerimaan

(14)

susu kelompok tani sendiri sudah memiliki langganan yang mengambil susu dan

harga yang di berikan berkisar Rp.40.000,-/liter. Susu yang dihasilkan dalam

sehari dapat berupa 2-3 liter/hari.

Susu yang dijual oleh kelompok tani berupa susu yang murni. Peternak

kelompok tani hanya menjual susu murni karena lebih sering kekurangan susu

kambing dari pada lebih sehingga ini membuat peternak tidak sempat mengolah

susu dikarenakan sudah habis dijual. Penjualan ternak dari pada kelompok tani

berkisar 12-20 ek/tahun. Penjulan ternak yang afkir hanya dilakukan saat ternak

sudah 7-8x partus. Selain afkir ada juga ternak jantan, indukan dan cempe.

Indukan yang dijual adalah indukan kambing yang dirasa tidak menghasilkan susu

dengan produksi maksimal pada saat partus pertama. Penjualan kotoran yang

sudah dimasukakan goni 30 kg seharga Rp.7.000,-/goni.

Usaha ternak kambing dalam bentuk CV mendapat penrimaan dari

penjualan susu, penjulaan ternak , penjualan kotoran dan penjualan kosentrat.

Penjualan susu dari pada CV senanyak 20 liter perhari dengan harga Rp.40.000,-

/litter. Adapun pembeli dari pada susu ini berupa konsumen yang berasal dari

daerah setempat dan juga agen yang akan menjual susu tersebut. Penjualan ternak

dari pada CV ada 2 yaitu penjualan ternak yang hasil bududaya maupun

pengemukan dari pada kambing.

Penjualan ternak dalam CV berkisar 100 ekor akan tetapi disebabkan CV

melakukan sistem bagi hasil kepada petani pengaduh makan dapat disimpulkan

bahwa penerimaan penjualan ternak sebesar 50 ekor. Selain itu CV juga

melakukan penjualan ternak dengan cara mengambil ternak dari peternak sekitar

(15)

peternak sebesar Rp.800.000,- kemudian digemukan dan mengeluarkan biaya

sebesar Rp.200.000,- kemudian dijual lagi harga Rp. 1.300.000 – Rp. 1.500.000,-.

CV juga mendapat penerimaan melalui penjualan kotoran yang mana kotoran

akan dimasukakan pada goni 30 kg kemudian dijual dengan harga Rp. 7.000

/karung. Ternak pada CV dapat menghasikan kotoran sebanyak 15 goni/ bulan.

CV membuat kosentart dan menjual juga pada masyarakat yang dapat diberikan

pada kambing maupun lembu yang harga Rp. 150.000,-/ 50kg dengan biaya

pembuatan kosentrat sebesar Rp. 130.000,- /50 kg dalam sebulan CV dapat

menjual kosentrat sabanyak 100 sak/bulan.

Adapun analisis komparatif dari pada peternak mandiri, kelompok tani dan

CV pada biaya tetap , biaya variable dan penerimaan dapat di lihat pada tabel 7.

Tabel 7. Cash Flow Usaha Kambing PE

No Cash Flow Mandiri Kelompok Tani

CV

1 Biaya Investasi 10,052,800 21,097,875.143 120,650,000

2 Biaya Tetap 2,072,130 2,488,607.143 14,662,500

3 Biaya Variabel 5,351,800 11,473,571.429 111,625,000

5 Penerimaan 18,348,640 87,305,785.714 569,220,000

Sumber : Data Yang Terolah ,2017

Break Event Poin (BEP)

Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan

mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga

tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan /

profit.BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami

(16)

Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalaha kriteria investasi yang banyak digunakan

apakah suatu proyek tersebut layak atau tidak. Adapun tingkat suka bunga yang

digunakakan adala 4,75 % sesuai dengan tingkat suku bunga yang ada di Bank

Indonesia yang digunakan pada tahun 2017. Dengan mengunakan rumus:

NPV=C0+(C1/(1+r) dengan nilai investagi yang negatifkan. Sehingga didapatkan

NPV terendah pada peternak mandiri 7,477,673,0053 dan yang tertinggi padaCV

423,277,776.97.

Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara pendapatan dan

penerimaan. Sehingga jika pada analisis usaha peternak kambing baik mandiri,

kelompok tani dan CV merupakan suatu usaha yang layak diusahakan karena

B/C >1.

Return of Invesment (ROI)

Return of Invesment (ROI) adalah rasio laba bersih biaya yang diterima.

Dari data yang terolah di dapat bahwa ROI pada mandiri 82,522 , kelompok tani

313,813dan pada CV 371,79.

Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis

membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis

baru sampai pada tingkat pulang modal. Dengan tingkat suku bunga 4,65 % yang

didapat pada suku bunga Bank Indonesia pada tahun 2017 dan tingkat suku bunga

(17)

Maka dapat disimpulakan bahwa usaha ternak kambing PE layak untuk

diusahakan secara analisis finansial. Adapun analisis komparatif dari analisis

finansial usaha kambing PE dapat kita lihat pada table 8.

Tabel 8. Analisis Komparatif Usaha Kambing PE Berdasarkan Aspek Finansial.

No Analisis Finansial

Mandiri Kelompok Tani

CV

1 NPV 7,477,673,0053 62,328,580.389 423,277,776.97

2 B/C 2,471 3,253 4,507

3 ROI 82,522 313,813 371,79

4 IRR 53,8 88,3 95,8

5 BEP 634,902.727 667,051.242 789,296.875

Sumber : Data Yang Terolah ,2017

Analisis Finansial Petani Penggaduh

CV menjalin kerja sama dengan petani penggaduh dengan menitipkan

ternak kambing yang sedang bunting kepada masing-masing petani penggaduh.

Petani penggaduh akan memelihara sampai kambing partus dan kemudian cempe

akan di bagi dua. Dalam kerja sama ini petani penggaduh menyiapkan kandang,

pakan hijauan dan perawatan ternak. Sementara CV akan menyediakan pakan

kosentrat dan ternak yang bunting. Setelah sebulan kambing partus, maka

kambing akan dibawa CV untuk di perah.

(18)

Tabel 9. Analisis Finansial Petani Pengaduh

No Analisis Rp.

1 Biaya Investasi

Kandang 500,000

Peralatan

Sepeda Motor 5,000,000

Sekop 45,000

Sapu 5,000

Total Biaya Investasi 5,550,000

2 Biaya Penyusutan

Penyusutan Kandang 50,000

Penyusutan Peralatan 637,500

Total Biaya Penyusutan 687,500

3 Biaya Variabel

Transportasi 5,000 x 365 1,825,000

Listrik 25,000 x 12 300,000

Total Biaya Variabel 2,125,000

4 Penerimaan

Ternak 10 X 800,000 8,000,000

Kotoran 728,000

5 BEP 258,000

6 NPV 2,790,181.557

7 B/C 2.8

8 ROI 58.162

9 IRR 47,2

(19)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diambil dari analisis yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan budidaya ternak kambing PE di kecamatan Biru-Biru dan

Patumbak merupakan pemeliharaan intensif.

2. Peternak mandiri kambing PE hanya 20% yang mengambil susu kambing

PE.

3. Salah satu penyebab sedikitnya peternak mandiri yang mengambil susu

dikarenkan kurangnya penyuluhan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya inovasi dalam berternak kambing PE.

4. Usaha ternak kambing PE baik bentuk mandiri ,kelompok tani dan CV

layak untuk diusahakan. yang dapat dilihat melalui analisis finansial yang

telah dilakukan.

5. Bentuk usaha CV lebih menguntungkan dari pada kelompok tani dan

(20)

Saran

Adapun saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Kepada Peternak

Agar peternak mandiri dapat memproduksi susu guna memenuhi

kebutuhan susu kambing.

2. Kepada Pemerintah

Agar pemerintah lebih memperhatikan keberadaan usaha ternak kambing

yang ada didaerah penelitian serta membantu perkembangan usaha ternak

kambing dengan pengadaan bibit unggul dalam upaya meningkatkan

produktivitas dan pendapatan peternak. Serta meningkatkan penyuluhan

guna membeikan invosi dalam peternak diwilayah penelitian.

3. Kepada Penelitian Selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut terhadap

Gambar

Tabel 6. Karakteristik Responden
Tabel 7. Cash Flow Usaha Kambing PE
Tabel 8. Analisis Komparatif Usaha Kambing PE Berdasarkan Aspek Finansial.
Tabel 9. Analisis Finansial Petani Pengaduh

Referensi

Dokumen terkait

Nilai bantuan yang diserahkan khususnya kepada kelompok nelayan penangkap lobster untuk beralih ke perikanan budidaya di Propinsi NTB pada tahun 2015 ini adalah 80 paket

Misi Pertama: Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi , dimaksudkan agar pembangunan yang dilaksanakan mampu untuk menghasilkan

BAB III GERAKAN DAN BACAAN WAJIB DAN SUNNAH DALAM PELAKSANAAN SHALAT ... Gerakan dan Bacaan Niat. Gerakan dan Bacaan Takbiratul Ihram. Gerakan dan Bacaan Berdiri Bagi yang

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, karena penelitian ini meneliti dua variabel bebas yaitu aliran informasi dan

 Bagaimana cara yang Anda lakukan dalam melakukan upaya diet penurunan berat badan?*. 

[r]

 siswa dalam kelompok melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,

Para ulama fiqh berbeza pandangan tentang maksud meminum arak. Menurut jumhur, istilah „minum‟ merangkumi perbuatan meminum apa sahaja bahan yang memabukkan sama ada bahan