• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

35

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti. Sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2013 : 42).

Penelitian ini mengunakan paradigma ganda dengan dua variabel independent dan satu variabel dependent. Berikut adalah gambar paradigmanya (Sugiyono, 2013 : 44) :

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian 3.2 Tipe Penelitian

Secara umum penelitian memiliki dua tipe metode, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Masing-masing metode memiliki beberapa perbedaan. Untuk menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian tergantung pada beberapa hal (Sugiyono, 2013 : 7 – 16), seperti jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah metode penelitian kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka sebaiknya digunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau

Aliran Informasi

Iklim Komunikasi

(2)

menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menuntut sikap obyektif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori.

Menurut penjelasan di atas, tipe metode penelitian yang akan digunakan cenderung mengarah kepada penelitian kuantitatif. Peneltian kuantitatif digunakan untuk mendapatkan hasil yang valid dan tidak bias mengenai pengaruh penerapan aliran informasi dan iklim komunikasi yang cukup luas terhadap citra perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk berdasarkan jawaban dari karyawan / internal kantor cabang utamanya di Kedoya Permai. Proses penelitian ini akan mengemukakan fakta mengenai data berdasarkan landasan konseptual penelitian.

Metode survei eksplanatif (Siregar, 2013 : 7) digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan pengaruh dari sebuah fenomena (komunikasi internal berupa aliran informasi dan iklim komunikasi) terhadap fenomena lainnya (citra perusahaan). Dengan kata lain metode ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Survei ini dibagi menjadi dua sifat, yaitu komparatif untuk membandingkan variabel dan asosiatif untuk menjelaskan hubungan atau korelasi antara variabel. Dapat disimpulkan bahwa metode yang akan digunakan adalah metode survei eksplanatif yang bersifat asosiatif.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian akan dijelaskan melalui flowchart yang merupakan alat pemetaan sederhana yang menunjukkan urutan tindakan dalam proses.

(3)

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian Memulai Penelitian Pengolahan Data Input Data Uji Validi-tas Analisis Regresi Hipotesis Penelitian Selesai Uji Normalita s Uji Reliabilit as Tidak Reliabel Tidak Valid Tidak Normal Normal Valid Reliabel

(4)

Berikut keterangan dari flowchart tersebut, pertama dalam memulai suatu penelitian, maka ditentukan masalah yang akan diteliti (merumuskan masalah), setelah menentukan masalah yang akan diteliti, maka data dikumpulkan untuk diolah. Pengolahan data dilakukan dengan menguji validitasnya terlebih dahulu, setelah data teruji valid, maka akan dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Jika data teruji reliabel, maka selanjutnya akan dilakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas sebagai syarat untuk menganalisis regresi berganda. Setelah itu didapatkan hasil hipotesis, dan kesimpulan dibuat berdasarkan hasil hipotesis.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan titik fokus dari suatu penelitian (obyek) yang berfungsi sebagai penghubung antara teoritis dengan empiris.

Berikut adalah jenis – jenis variabel (Siregar, 2013 :10): a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel stimulus, yang diduga sebagai penyebab (yang mempengaruhi) atau pendahulu dari variabel lainnya. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah aliran informasi dan iklim komunikasi.

b. Variabel Tidak Bebas / Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (variabel bebas). Variabel terikatnya adalah penilaian citra perusahaan menurut karyawannya.

3.5 Populasi dan Sampel

Berikut adalah populasi dan sampel dalam penelitian ini (Ardial, 2014 : 336) :

1. Populasi

Populasi yang akan diteliti meliputi internal perusahaan yaitu karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk yang berjumlah 134 orang.

(5)

2. Sample

Sampel yang diambil adalah karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk di kantor cabang utama Kedoya Permai. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dari populasi adalah teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Dimana semua karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk kantor cabang utama Kedoya Permai memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Ukuran sampel akan ditentukan melalui teknik slovin, karena angka populasi diketahui. Berikut adalah rumusnya (Siregar, 2013 : 34) : n = N

1 + Ne2 Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelinggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel. Dalam penelitian ini diambil nilai e = 5%, maka

n = 134

1 + 134(0,05)2 n = 100,37

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang. 3.6 Teknik Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Dilihat dari segi teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview tidak berstruktur, kuesioner (angket), dan observasi (Sugiyono, 2013: 137). Kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang menjadi instrumen utama dalam mengumpulkan data penelitian.

Jenis dan sumber data terbagi menjadi dua (Siregar, 2013 : 16), yaitu : a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh sendiri atau secara langsung dari obyek peneliti. Sumber data utama dalam penelitian ini diambil dengan

(6)

melakukan penyebaran kuesioner atau angket secara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini. Responden yang dimaksud adalah karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk di kantor cabang utama Kedoya Permai.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian atau dari sumber yang sudah ada. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis atau dokumentasi. Sumber data tertulis didapat dari buku, jurnal, tesis, dan dokumen selama proses penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian. Aktivitas pengumpulan data merupakan aktivitas yang menggunakan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas serta reliabilitasnya. Metode pengumpulan data kuantitatif dalam penelitian ini berbentuk survei yang disajikan dalam kuesioner / angket kepada responden (Siregar, 2013 : 17).

3.7.1 Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila mengetahui secara pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2013 : 142). Kuesioner merupakan metode utama untuk mendapatkan data primer. Kuesioner akan disebarkan kepada karyawan PT. Bank Central Asia, Tbk kantor cabang utama Kedoya Permai.

3.7.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran data dikelompokkan ke dalam empat jenis yang memiliki sifat berbeda (Siregar, 2013 : 22 - 24), yaitu :

(7)

1. Skala nominal, skala yang digunakan untuk menggambarkan kedudukan obyek saja (hanya sekedar label).

2. Skala ordinal, skala yang mewakili obyek dan setiap obyek memiliki nilai yang berbeda.

3. Skala interval, skala ini memiliki ciri yang sama dengan skala ordinal, namum memiliki jarak yang sama diantara urutan/nilai obyek.

4. Skala rasio, skala ini memiliki ciri yang sama dengan skala yang lain, namun skala ini dilengkapi dengan titik nol.

Skala pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala nominal untuk data profil respondennya dan skala interval sebagai pengukuran data analisisnya. Skala pengukuran instrumen (kuesioner) yang akan diterapkan adalah skala likert.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijadikan sub – indikator yang dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan / pernyataan yang dijawab oleh responden (Siregar, 2013 : 25). Dalam penelitian ini akan digunakan skala likert dengan skala pengukuran pernyataan positif. Berikut adalah tabel pengukuran dengan pernyataan positif :

Tabel 3.1 Skala Pengukuran

Bentuk Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

(8)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis yang dipilih akan berpengaruh terhadap penentuan teknik statistik.

3.8.1 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif memiliki dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara statistik deskriptif dan analisis kuantitatif secara statistik inferensial. Pendekatan ini juga melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono, 2013 : 147).

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) menggunakan statistik deskriptif. Jika penelitian dilakukan pada sampel dan menggunakan statistik deskriptif, maka sampel tersebut tidak mewakili populasinya (Sugiyono, 2013 : 147).

Statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya juga berlaku untuk populasi. Teknik inferensial memiliki fungsi yang lebih luas. Dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak hanya menggambarkan fenomena, melainkan dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Statistik inferensial mempunyai teknik yang lebih lengkap dibandingkan analisis deskriptif, misalnya teknik korelasi, komparasi, mencari pengaruh, efektifitas, dan lainnya. Penggunaannya menuntut persyaratan yang ketat untuk memperoleh sampel yang representatif. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi (Sugiyono, 2013 : 148).

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial, agar dapat digeneralisasikan

(9)

kepada masyarakat umum, namun teknik deskriptif juga akan digunakan untuk mengetahui kegiatan aliran informasi, iklim komunikasi, dan citra yang terbentuk di PT. Bank Central Asia, Tbk kantor cabang utama Kedoya Permai telah berjalan dengan positif atau belum.

3.8.2 Uji Validalitas

Uji validalitas bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur (kuesioner) mampu mengukur apa yang ingin diukur. Setelah membuat kuesioner, maka langkah berikutnya adalah menguji apakah kuesioner tersebut valid atau tidak (Siregar, 2013 : 46).

Sugiyono (2013 : 124) menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Untuk mencari nilai validitas dari sebuah item, maka akan mengkorelasikan skor item dengan total skor item-item dari variabel tersebut dengan menggunakan rumus product moment pearson.

Berikut adalah rumus product moment pearson (Siregar, 2013 : 252) :

(

) (

)( )

(

)

(

)

(

2 2

)

(

(

2

)

( )

2

)

− ∑ − ∑ ∑ − = Y Y n X X n Y X XY n rXY Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah sampel

X = Varibel bebas (aliran informasi dan iklim komunikasi)

(10)

Uji validitas dalam penelitian ini akan diukur dengan SPSS 21. Instrumen pengukuran data dinyatakan valid jikaskor total product moment pearson di atas 0,195 yang didapat dari hasil rtable (Siregar, 2013 : 515) dengan taraf signifikan 5% dan responden yang berjumlah 100 orang.

3.8.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur (kuesioner) yang sama pula (Siregar, 2013 : 55).

Metode pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini adalah metode internal consistency dengan rumus alpha cronbach. Rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah sebuah instrumen reliabel atau tidak. Rumus ini digunakan karena jawaban responden berbentuk skala 1 – 5. Kuesioner dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 (Siregar, 2013 : 57). Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 21.

Berikut adalah rumus yang digunakan dalam alpha cronbach (Siregar, 2013 : 58) :

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan : = ∑ –

n

b. Menentukan nilai varians total : = ∑X2 –

(11)

c. Menentukan reliabilitas instrumen : r11 = k 1 - ∑

k – 1 Keterangan :

n = Jumlah sampel

X1 = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

∑X = Total jawaban respondenuntuk setiap butir pertanyaan = Varians total

∑ = Jumlah varians butir k = Jumlah butir pertanyaan r11 = Koefisien reliabilitas instrumen 3.8.4 Uji Normalitas

Uji distribusi normal digunakan untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat digunakan dalam statistik inferensial parametrik. Uji normalitas digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov (Siregar, 2013 : 148).

Nilai Kolmogorov Smirnov yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Kolmogorov Smirnov tabel. Jika nilai Kolmogorov Smirnov hitung < Kolmogorov Smirnov tabel, maka regresi mengikuti sebaran normal. Atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansinya lebih besar dari taraf kesalahan (0,05) maka regresi mengikuti sebaran normal. (Baroroh, 2013 : 6)

(12)

Keunggulan uji Kolmogorov Smirnov dibanding uji Chi Square (sumber :http://www.academia.edu/4601961/Kolmogorov_Smirnov) : a. Chi Square memerlukan data yang terkelompok, Kolmogorov Smirnov

tidak memerlukan data terkelompok.

b. Chi Square tidak bisa untuk sampel kecil, sementara Kolmogorov Smirnov bisa. Karena data Chi Square bersifat kategorik, maka ada data yang terbuang maknanya.

c. Kolmogorov Smirnov lebih fleksibel dibanding Chi Square.

Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 21 yaitu dengan melihat nilai signifikansinya atau dengan melihat grafik normalnya.

3.8.5 Uji Multikolinearitas

Koliner ganda (multikolinierity) merupakan keadaan dimana antara dua variabel bebas atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinearitas (Priyatno, 2013 : 59 – 60), yaitu :

a. Nilai standard error untuk masing – masing koefisien menjadi tinggi, sehingga thitung menjadi rendah.

b. Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variabel bebas.

c. Pengaruh masing – masing variabel bebas sulit dideteksi.

Uji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factors). Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinearitas. Kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. (Priyatno, 2013 : 60)

(13)

Nilai Tolerance dan VIF variabel bebas dapat dilihat dari uji regresi di SPSS 21 pada tabel coefficients.

3.8.6 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. (Priyatno, 2013 : 60)

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola titik – titik pada scatterplots regression standardized residual di SPSS 21 pada output regresi. Jika titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. (Priyatno, 2013 : 60 – 61)

Pengujian heteroskedastisitas juga dapat dilakukan melalui uji Levene. Jika signifikansi data variabel dari uji Levene di atas 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada masalah heteroskedastisitas. (Baroroh, 2013 : 6 – 7)

3.8.7 Analisis Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (Siregar, 2013 : 251) merupakan bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara kedua variabel atau lebih, dan juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasinya adalah (r) = (-1 ≤ 0 ≤ 1), artinya nilai r berkisar antara -1 sampai 1, yang kriteria manfaatnya adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai r ≤ 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.

b. Jika r = 1, maka terjadi hubungan linier sempurna yaitu berupa garis lurus, untuk r yang semakin mengarah ke 0, garisnya semakin tidak lurus.

(14)

Analisis korelasi akan dihitung dengan menggunakan program SPSS 21 dengan rumus Pearson.

Untuk mengetahui tingkat hubungan koefisien korelasi digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut (Siregar, 2013 : 251 - 252) :

Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60- 0,799 Kuat

0,80 – 1.000 Sangat Kuat

3.9 Analisis Regresi Linier

Korelasi dan regresi memiliki hubungan yang erat. Setiap regresi dipastikan terdapat korelasinya. Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara variabel bebas dan terikat memiliki hubungan kausal atau hubungan fungsional (Kriyanto, 2012 : 183).

Menurut Mustikoweni (Kriyanto, 2012 : 183), regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan, sedangkan analis korelasi bertujuan untuk mencari derajat keeratan hubungan dua variabel atau lebih. Regresi linear dapat terjadi bila kumpulan data dapat dinyatakan berada pada suatu garis lurus (linear).

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, karena penelitian ini meneliti dua variabel bebas yaitu aliran informasi dan iklim komunikasi, serta variabel terikat yaitu citra perusahaan.

(15)

Karena terdapat dua variabel bebas, maka penelitian ini menggunakan regresi linear berganda.

Rumus regresi linear berganda (Kriyanto, 2012 : 185), yaitu : Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan :

X1 = variabel bebas aliran informasi yang memiliki nilai tertentu X2 = variabel bebas iklim komunikasi yang memiliki nilai tertentu Y = variabel terikat citra perusahaan yang diprediksi

a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

Nilai a dihitung dengan rumus:

Nilai b dihitung dengan rumus:

Analisis jalur yang merupakan perkembangan dari regresi berganda akan digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang lebih besar pengaruhnya terhadap variabel terikat dengan melihat nilai Beta di tabel koefisien dan nilai R square di tabel summary pada regresi berganda, serta melihat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari masing – masing variabel bebas terhadap variabel terikat. (Trihendradi, 2013 : 96 – 101)

Analisis regresi akan dihitung dengan menggunakan program SPSS 21.

(16)

3.9.1 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Berikut adalah tahap pengujiannya (Priyatno, 2013 : 48 – 50) :

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Ho1 : X1 = X2 = 0

Artinya aliran informasi dan iklim komunikasi secara serentak tidak berpengaruh terhadap citra perusahaan.

Ha1 : X1 ≠ X2 ≠ 0

Artinya aliran informasi dan iklim komunikasi secara serentak berpengaruh terhadap citra perusahaan.

b. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi penelitian ini menggunakan 5% (0,05).

c. Fhitung dan Fkritis (Ftabel)

Fhitung dilihat pada tabel ANOVA hasil perhitungan SPSS 21, sedangkan Fkritis dapat dicari pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 serta df1 = k – 1 dan df2 = n – k (k adalah jumlah variabel). Selain melihat tabel statistik, Fkritis dapat dicari dengan menggunakan program Ms. Excel dengan formula FINV.

d. Pengambilan keputusan.

Fhitung ≤ Fkritis, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Fhitung > Fkritis, maka Ho ditolak dan Ha diterima. e. Kesimpulan berdasarkan hasil.

f. Gambar uji F. 3.9.2 Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Tahap – tahap pengujiannya sebagai berikut (Priyatno, 2013 : 50 – 52) :

(17)

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Ho2 : X1 = 0

Artinya aliran informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap citra perusahaan.

Ha2 : X1 ≠ 0

Artinya aliran informasi berpengaruh secara signifikan terhadap citra perusahaan.

Ho3 : X2 = 0

Artinya iklim komunikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap citra perusahaan.

Ha3 : X2 ≠ 0

Artinya iklim komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap citra perusahaan.

b. Menentukan taraf signifikansi. Taraf signifikansi penelitian ini menggunakan 5% (0,05).

c. Thitung dan Tkritis (Ttabel)

Thitung dilihat pada tabel Coefficients hasil perhitungan SPSS 21, sedangkan Tkritis dapat dicari pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 (uji satu sisi) atau 0,025 (uji dua sisi) serta df = n-k-1 (n adalah jumlah responden, k adalah jumlah variabel bebas). Selain melihat tabel statistik, Tkritis dapat dicari dengan menggunakan program Ms. Excel dengan formula TINV.

d. Pengambilan keputusan.

Thitung ≤ Tkritis, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Thitung > Tkritis, maka Ho ditolak dan Ha diterima. e. Kesimpulan berdasarkan hasil.

f. Gambar uji T. 3.9.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel x terhadap perubahan y, dalam regresi berganda, maka nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada tabel summary dalam perhitungan regresi berganda. (Priyatno, 2013 : 56)

(18)

3.10 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka dari itu perlu diuji. Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Hipotesis operasional dibagi menjadi dua bagian (Siregar, 2013 : 41), yaitu :

a. Hipotesis kerja / alternatif (Ha) merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji bersifat tidak netral. Sehingga bunyi hipotesisnya adalah “Ha : ada pengaruh antara aliran informasi dan iklim komunikasi terhadap citra perusahaan.”

b. Hipotesis null (Ho) yang bersifat netral atau dapat didefinisikan suatu pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan peneliti atau kebalikan dari Ha. Bunyi hipotesisnya adalah “Ho : tidak ada pengaruh antara aliran informasi dan iklim komunikasi terhadap citra perusahaan.”

Hipotesis statistik (Siregar, 2013 : 41) ialah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke dalam bentuk angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih. Contoh hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Ha : r ≠ 0 Ho : r = 0

Berikut adalah perumusan hipotesis, yaitu:

Ho1 : r = 0, tidak terdapat pengaruh serentak antara variabel aliran informasi dan iklim komunikasi terhadap citra perusahaan di mata karyawan.

Ha1 : r ≠ 0, terdapat pengaruh serentak antara variabel aliran informasi dan iklim komunikasi terhadap citra perusahaan di mata karyawaan.

Ho2 : r = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel aliran informasi terhadap citra perusahaan di mata karyawan.

(19)

Ha2 : r ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel aliran informasi terhadap citra perusahaan di mata karyawaan.

Ha3 : r = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel iklim komunikasi terhadap citra perusahaan di mata karyawaan.

Ha3 : r ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel iklim komunikasi terhadap citra perusahaan di mata karyawaan.

3.11 Operasionalisasi Konsep / Variabel Operasional

Operasionalisasi konsep merupakan langkah dimana variabel penelitian dijabarkan ke dalam konsep yang memuat indikator yang lebih rinci dan dapat diukur. Fungsi operasionalisasi konsep adalah mempermudah penelitian dalam melakukan pengukuran.

(20)

Tabel 3.3 Operasional Konsep

Variabel Indikator Deskriptor

Aliran Informasi Formal (X1) Komunikasi dari Atas ke Bawah (Muhammad, 2011 : 110 – 112)

1.Atasan memberikan informasi yang dibutuhkan secara terbuka dan jujur. 2.Penyampaian pesan dilakukan dengan

tatap muka.

3.Penyampaian pesan dilakukan dengan lisan disertai tulisan.

4.Pesan yang disampaikan tidak berlebihan, secukupnya dan jelas.

5.Pengiriman informasi atau pesan tepat waktu.

Komunikasi dari Bawah ke Atas (Pace dan Faules,

2005 : 190)

1.Karyawan melaporkan pekerjaan, prestasi, dan kemajuan mereka kepada atasannya dengan jujur.

2.Karyawan berkonsultasi kepada atasan mengenai persoalan kerja yang belum tuntas.

3.Karyawan memberikan usulan atau saran dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 4.Karyawan secara terbuka mengungkapkan

pikiran dan perasaan mereka terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan perusahaan. Komunikasi

Horisontal

1. Terdapat koordinasi tugas yang baik di antara karyawan.

(21)

(Muhammad, 2011 : 121 – 122)

2. Penyampaian informasi antara karyawan berjalan dengan baik.

3. Komunikasi yang baik di antara karyawan dapat meredam perbedaan dan memecahkan masalah.

4. Terdapat komunikasi yang jujur dan terbuka di antara karyawan.

5. Komunikasi yang baik di antara karyawan menciptakan suasana kerja yang harmonis. Komunikasi

Diagonal (Pace dan Faules, 2005 : 198 – 199)

1.Terdapat penyampaian informasi yang baik antara karyawan yang berbeda divisi. 2.Terdapat kerja sama antar divisi dalam

memecahkan masalah yang ada. Iklim Komunikasi (X2) (Pace dan Faules, 2005 : 159 - 160)

Kepercayaan 1.Perusahaan terlihat memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi kepada karyawan.

2.Karyawan memiliki kepercayaan dan kejujuran yang tinggi kepada perusahaan. Pembuatan

Keputusan Bersama

1.Semua karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka.

2.Banyak ruang komunikasi yang tersedia bagi seluruh karyawan untuk berkonsultasi dengan tingkat manajemen yang berada di atas mereka dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tujuan

(22)

perusahaan.

Kejujuran 1.Semua karyawan dapat mengatakan ide dan gagasan mereka tanpa memandang apakah mereka berbicara dengan bawahan atau atasan.

2.Suasana umum yang dipenuhi keterusterangan dan kejujuran terlihat meliputi hubungan antarpesona di seluruh tingkat organisasi.

Keterbukaan 1. Kecuali untuk informasi rahasia, semua karyawan relatif mudah mendapatkan informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka saat itu.

2. Semua karyawan menerima informasi yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan karyawan atau bagian lainnya, dan informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Mendengarkan dalam Komunikasi ke

Atas

1.Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh atasan untuk dilaksanakan sampai ada sesuatu yang menunjukkan hal yang sebaliknya. 2.Atasan di semua tingkat dalam perusahaan

mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikiran luas mengenai semua saran dan laporan masalah yang diajukan oleh karyawan di semua tingkatan bawahan dalam organisasi

(23)

Perhatian pada Tujuan Berkinerja Tinggi

1.Karyawan di semua tingkat dalam perusahaan menunjukkan komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi (produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah).

2.Perhatian yang serius kepada kesejahteraan semua karyawan penting bagi manajemen seperti pentingnya tujuan perusahaan berkinerja tinggi.

Citra Perusahaan (Y) (Soemitrat dan Ardianto, 2010 : 115 - 116)

Persepsi 1.Karyawan memiliki pemahaman mengenai visi, misi, dan tata nilai perusahaan. 2.Karyawan mendapatkan kesan yang baik

dari publik mengenai perusahaan.

3.Karyawan memiliki pengalaman kerja yang baik dan menyenangkan selama bekerja di perusahaan.

Kognisi 1.Karyawan mendapatkan kebanggaan dalam bekerja di perusahaan ini.

2.Karyawan percaya akan janji yang diberikan oleh perusahaan.

3.Karyawan merasa puas bekerja dalam perusahaan ini.

Motivasi 1.Suasana perusahaan yang nyaman mendukung aktivitas.

2.Kebutuhan dan kesejahteraan karyawan terpenuhi.

(24)

memadai.

Sikap 1.Tidak ada keinginan untuk pindah ke perusahaan lain.

2.Adanya keinginan untuk peningkatan prestasi kerja.

3.Karyawan siap membela perusahaan jika terjadi masalah atau konflik.

(25)

Gambar

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian Memulai Penelitian Pengolahan Data Input Data Uji Validi-tas Analisis Regresi Hipotesis Penelitian Selesai Uji Normalitas Uji Reliabilitas  Tidak Reliabel Tidak Valid Tidak Normal Normal Valid Reliabel
Tabel 3.1 Skala Pengukuran
Tabel 3.2 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.3 Operasional Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran keiwrausahaan di sekolah diharapkan dapat membuka cakrawala pemikiran dan merubah pandangan dan sikap yang positif terhadap

 Kemampuan perawat melakukan komunikasi Kemampuan perawat melakukan komunikasi verbal akan menentukan kualitas asuhan yang. verbal akan menentukan kualitas

Berbeda halnya ketika pembeli itu datang lebih dahulu dari pada pembeli, mengenai maksudnya yaitu membeli, maka ketika seorang makelar mempertemukan keduanya

Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis

Judul skripsi : Tinjauan Ushul Fiqih Terhadap Fatwa Yusuf al-Qardlawi Tentang Kebolehan Seorang Muslim Menerima Warisan Dari Kerabat Non Muslim.. NO TANGGAL

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka Desain Sistem Informasi Penilaian Kinerja akademik dosen yang telah diuji oleh STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang, dapat

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 146 marka restriction fragment length polymorphism (RFLP) yang berasosiasi dengan lokus karakter kuantitatif ketahanan penyakit