• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita HIV AIDS dengan Infeksi Oportunistik (IO) Tuberkulosis (TB) di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita HIV AIDS dengan Infeksi Oportunistik (IO) Tuberkulosis (TB) di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2013-2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan termasuk kelompok retrovirus. AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. HIV/AIDS telah menjadi penyakit yang merajalela di seluruh dunia (Kemenkes RI, 2013).

Menurut Joint United Nations Programme on HIV and AIDS atau UNAIDS, secara global pada tahun 2014 ada 36,9 juta orang hidup dengan HIV dengan jumlah infeksi baru HIV sebesar 2 juta kasus dengan jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,2 juta kasus. Dimana tiga bagian negara dengan jumlah kasus terbesar yaitu: Sub-Sahara Afrika yaitu sebanyak 25,8 juta kasus HIV dengan 1,4 kasus baru, kemudian diikuti Asia-Pasifik dengan 5 juta kasus HIV dengan 340.000 kasus baru kemudian Amerika Latin dengan 1,7 juta kasus (UNAIDS, 2015). Pada kawasan Asia-Pasifik, Indonesia merupakan urutan ketiga dari 12 negara dengan kasus HIV terbesar dan kenaikan jumlah kasus baru infeksi HIV setelah India dan Cina (UNAIDS, 2013).

(2)

kumulatif, sampai Maret 2016 ada sebanyak 198.219 kasus HIV dan diantaranya 78.292 kasus AIDS. Sumatera Utara menduduki urutan ketujuh dari sepuluh provinsi dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbesar setelah Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat serta diikuti Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT) (Kemenkes RI, 2016).

Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumatera Utara, jumlah penderita HIV dan AIDS untuk Provinsi Sumatera Utara sampai dengan Desember 2015 sebanyak 7.737 kasus. Jumlah HIV sebanyak 3.127 kasus dan AIDS sebanyak 4.610 kasus. Tahun 2015 ada 1.021 kasus baru HIV/AIDS atau dengan prevalensi 7,9 per 100.000 jumlah penduduk. Daerah dengan jumlah kasus tertinggi adalah Medan, yaitu 56% atau sebanyak 4.397 kasus dengan jumlah HIV sebanyak 1.756 kasus dan AIDS sebanyak 2.641 kasus (KPA Sumut, 2015).

(3)

Tuberkulosis dan HIV merupakan dua ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang sedang berlangsung di dunia (Kemenkes, 2012). HIV secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami reaktivasi infeksi TB laten dan mengalami perkembangan penyakit TB yang aktif. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso pada tahun 2011 proporsi infeksi TB merupakan jenis infeksi opurtunistik terbanyak pada penderita HIV/AIDS yaitu sebesar 67,4% diikuti dengan toxo sebesar 22,8% dan kandidiasis sebesar 5,4% (Lubis, 2012). Sejalan juga dengan hasil kegiatan pelayanan POKJA HIV/AIDS RSPI Sulianti Saroso tahun 2008-2010, yang menunjukkan bahwa selama 3 tahun berturut-turut, TB merupakan jumlah IO terbesar pada pasien HIV/AIDS (RSPI, 2011).

Epidemi HIV menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TB di seluruh dunia yang berdampak pada meningkatnya jumlah kasus TB di masyarakat. Pandemi ini merupakan tantangan terbesar dalam pengendalian TB dan banyak bukti menunjukkan bahwa pengendalian TB tidak akan berhasil dengan baik tanpa keberhasilan pengendalian HIV. Sebaliknya TB merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan IO terbanyak pada pasien HIV/AIDS dan penyebab utama kematian pada ODHA (Kemenkes RI, 2012).

(4)

Afrika sebagai daerah dengan ko-infeksi HIV-TB tertinggi, 79% dari pasien TB mengetahui status pemeriksaan HIV (WHO, 2015).

Menurut Kemenkes RI Ditjen PP&PL, Indonesia berada pada peringkat kelima dengan beban TB tertinggi di dunia serta percepatan peningkatan epidemik HIV yang tertinggi di antara negara-negara di Asia (Kemenkes RI, 2012). Walaupun secara nasional, Indonesia berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) dengan prevalensi HIV masih tergolong rendah (<0,2%), tetapi di Papua prevalensi telah mencapai 2,4% dengan kondisi epidemi HIV yang meluas (KPAN,2010). Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik (penasun), heteroseksual dan homoseksual (Wanita Pekerja Sex/WPS, Wanita-pria/waria). Di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan RI hingga akhir Desember 2010 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan berjumlah 24.131 kasus dengan infeksi penyerta terbanyak adalah TB yaitu sebesar 11.835 kasus (49%) (Kemenkes RI, 2012).

(5)

1.2 Permasalahan Penelitian

Belum diketahuinya karakteristik penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tahun 2013-2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tahun 2013-2015.

1.3.1 Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui distribusi frekuensi penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan dan tempat tinggal). b. Mengetahui distribusi frekuensi penderita HIV/AIDS dengan infeksi

oportunistik (IO) TB berdasarkan jenis TB.

c. Mengetahui distribusi frekuensi penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB berdasarkan jumlah CD4.

d. Mengetahui distribusi frekuensi HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB berdasarkan stadium HIV.

(6)

f. Mengetahui distribusi proporsi jenis TB berdasarkan jumlah CD4 terhadap penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB.

g. Mengetahui distribusi proporsi stadium HIV berdasarkan jenis TB terhadap penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB.

h. Mengetahui distribusi proporsi jumlah CD4 berdasarkan tahap pengobatan terhadap penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Dengan penelitian ini maka akan didapatkan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik (IO) TB yang berguna bagi pengelola program pencegahan infeksi penyakit menular khususnya infeksi TB pada pasien HIV/AIDS.

b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan dengan kejadian HIV/AIDS.

Referensi

Dokumen terkait

Pengamanan data dewasa ini dirasakan sangat begitu penting, apalagi terhadap data-data yang bersifat pribadi dan rahasia, banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengamankan

Upaya Pengelolaan Retribusi Parkir dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Sungai Penuh menurut Perspektif. Hukum

Pada tingkat beban listrik yang sama, penurunan laju alir udara pembakaran dengan mengurangi bukaan valve inlet udara menyebabkan peningkatan penghematan solar dan

Pihak-pihak yang menjadi sumber data diantaranya yaitu, siswa yang diwakilkan menjadi Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ, dalam hal ini yang menjadi pembahasan utama

Pada penelitian ini menggunakan konsentrasi acrylamide yang lebih kecil dari pada konsentrasi starch, sehingga menyebab- kan semua backbone starch tidak dapat

5) Mampu memberikan contoh keselamatan jalan dalam keseharian. Perilaku sehari-hari dalam berlalu lintas di jalan, baik sebagai pengendara kendaraan bermotor maupun

Baling-baling pada turbin angin yang memiliki pitch control dapat diatur menjauhi atau mendekati arah datangnya angin saat daya keluaran sangat tinggi. ataupun sangat

Hal ini dikarenakan pada volume pelarut yang sama dengan jumlah berat bahan semakin banyak, berat tanin yang dihasilkan dapat optimum.... Grafik Hubungan Ekstrak dan