• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseron terbatas

(Anoraga, 2003). Saham adalah tanda pernyataan atau pemilikan seseorang

atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2011).

Saham merupakan bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan (Husnan,

2001). Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti

pengambilan bagian atau pemilik dalam suatu perusahaan yang berupa

perseroan terbatas.

Secara garis besar, saham suatu perusahaan dapat dibedakan atas hak tagih

atau klaim, berdasarkan peralihan hak, dan berdasarkan kinerja saham itu

sendiri. Berdasarkan hak tagih atau klaim, saham dibagi menjadi :

1. Saham Biasa

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh haki stimewa.

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden

sepanjang perseroan memperoleh keuntungan.

2. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk

(2)

perusahaan dilikuidasi daripada saham biasa. Di samping itu saham

preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan

direksi/komisaris.

Berdasarkan peralihan hak dibagi menjadi :

1. Saham Atas Tunjuk (Bearer Stock)

Saham jenis ini tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar

saham tersebut dengan mudah dipindah tangankan atau dengan mudah

berganti pemilik dengan siapapun yang memegang saham tersebut secara

sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak ikut dalam RUPS (Rapat

Umum Pemegang Saham).

2. Saham Atas Nama (Registered Stock)

Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar

sahamnya. Saham ini dapat dipindah tangankan tetapi harus melalui

prosedur tertentu.

Berdasarkan kinerja saham, maka saham dibagi menjadi :

1. Blue Chip Stock

Merupakan saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang

memiliki kinerja baik, dapat membagikan deviden secara stabil dan

konsisten. Perusahaan yang menerbitkan saham ini biasanya perusahaan

yang memiiki pangsa pasar yang tetap.

2. Growth Stock

Jenis saham yang telah diterbitkan perusahaan yag memiliki

(3)

3. Income Stock

Saham yang memiliki deviden progresif atau besarnya deviden yang

dibagikan lebih tinggi dari rata – rata deviden tahun sebelumnya.

4. Counter Cylical Stock

Perusahaan yang menerbitkan saham ini, operasionalnya tidak banya

dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya

bergerak di bidang jasa vital.

5. Speculative Stock

Saham ini menghasilkan deviden yang idak tetap karena perusahaan yang

menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah – ubah dan ada

kemungkinan memilki prospek yang bagus di masa depan.

2.1.2 Analisis Saham

Dalam konteks teori, dalam melakukan analisis dan memilih saham

terdapat dua pendekatan dasar, yaitu :

1. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan upaya unuk memperkirakan harga saham

(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut

(kondisi pasar) di waktu yang lalu (Husnan, 2001). Informasi tentang

harga dan volume perdagangan merupakan alat utama dalam analisis ini.

Analisis teknikal lebbih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa

yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Pada dasarnya

analisis teknikal merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli

(4)

2. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan upaya untuk memperkirakan harga

saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor – faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang

dan menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham (Husnan, 2001).

Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai intrinsik

dari suatu saham. Dalam melakukan analisis ini, perlu untuk memahami

variabel – variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai

inrinsik inilah yang akan diestimasi oleh investor, dan gasil dari estimasi

akan dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price)

sehingga dapat diketahui saham – saham yang overprice ataupun yang

underprice.

Tahapan – tahapan dalam melakukan analisis fundamental adalah :

1. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi menyangkut penilaian umum perekonomian dan

pengaruh potensialnya terhadap sekuritas.

2. Analisis Industri

Pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu industri yang dapat

digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri

perushaan – perusahaan di dalamnya serta prestasi saham – sahamnya

diketahui dalam analisis industri.

(5)

Analisis kondisi spesifik perusahaan menyangkut tentang penilaian

keadaan keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan

alat yang dgunakan dalam analisis ini.

2.1.3 Harga Saham

Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual

beli saham, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca (Sitompul, 2011).

Harga saham yang termasuk dalam penelitian ini adalah harga yang terbentuk

di pasar jual beli saham sesudah tanggal Neraca. Nilai suatu saham dibagi

atas tiga jenis, yaitu (Anoraga, 2003) :

1. Par Value (Nilai Nominal) /Stated Value / Vase Value

Adalah nilai yang tercantum untuk tujuan akuntansi (Ketentuan UU

PT No. 1/1995.

a. Nilai nominal dicantumkan dalam mata uang RI.

b. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.

2. Base Price (Harga Dasar)

Harga perdana (untuk menentukan harga dasar), dipergunakan dalam

perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai

dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga

perdananya.

3. Market Price (Harga Pasar)

Market Price merupakan harga pasar riil, dan merupakan harga yang

paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham

(6)

Sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham, nilai

buku saham yang bersangkutan harus terlebih dahulu diperhatikan dan

daibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Karena nilai buku saham

sangat mempengaruhi harga pasar saham yang bersangkutan. Nilai buu saham

mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin dalam nilai

kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya.

Nilai buku perlembar saham biasa adalah nilai kekayaan bersih ekonomis

dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih

ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga

pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu

nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi (Halim, 2005).

Apabila suatu saham mengalami kenaikan permintaan, maka harga saham

tersebut akan naik juga, demikian pula sebaliknya jika terjadi penurunan

permintaan akan cenderung menurun.

2.1.4 Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja

emiten itu sendiri. Semakin baik ninerja emiten maka semakin besar

pengaruhnya terhadap keanaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Untuk

memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk kita bisaa

melakukan pendekatan analisis rasio keuangan (Arifin, 2004).

Adapun faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham

(7)

1. Earnings Per Share (EPS)

Earnings Per Share (EPS)adalah jumlah laba yang menjadi hak

untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Earnings Per Share

(EPS) hanya dihitung untuk saham biasa. Earnings Per Share (EPS)

dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Ang, 1997):

EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap

lembar saham biasa sehingga investor sering memusatkan

perhatiannya terhadap Earnings Per Share (EPS) dalam melakukan

analisis. Para calon investor tertarik dengan EPS yang besar karena ini

merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan.

EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih

besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar

saham. EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan

kemakmuran para investor, dan dari hasil tersebut akan mendorong

investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada

perusahaan dan itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada

akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga

sebaliknya (Sitompul, 2011).

(8)

Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan

penghasilan atau sering digunakan untuk mebandingkan peluang

investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan

membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan

penghasilan per lembar saham (Rahardjo, 2003). Price Earnings Ratio

(PER) ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau

harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima. Formula yang digunakan untuk menghitung PER adalah

(Harahap, 2002) :

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan

persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi

pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif

kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah

rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka panjangnya (Darsono, 2005).

Secara matematis, Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan

(9)

Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk menguur kemampuan

perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang – hutangnya

baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal

dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu,

semakin rendah Der akan semakin tinggi kemampuan perusahaan

untuk membayar seuruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang

yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan

semakin besar pula jumlah kewajibannya (Prihantoro, 2003).

4. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan Net Income

dari kegiatan operasional. Net Profit Margin (NPM) berfungsi untuk

mengukur tingkat kembalian keuntungan berih terhadap penjualan

bersihnya (Putri, 2012). Secara sistematis, Net Profit Margin (NPM)

dirumuskan sebagai berikut (Soedijono, 1993) :

Net Profit Margin (NPM)menunjukkan perbandingan antara laba

bersih dengan penjualan (Halim, 2005). Rasio ini digunakan untuk

menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan

dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari total penjualannya.

(10)

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh

faktor – faktor fundamental terhadap harga saham antara lain :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun

Penelitian

Peneliti Judul Hasil Penelitian

2003 Vera

Anggraini D

Pengaruh fator –

faktor fundamental

terhadap Harga

Saham pada

perusahaanyang Go

Public di BEJ

Dalam penelitian ini,

hanya variabel BVS

yang berpengaruh

secara parsial terhadap

harga saham.

Faktor – faktor

fundamental yang

mempengaruhi

Harga Saham di

Bursa Efek Jakarta

Dari kelima variabel

yang digunakan, yaitu

DER, ROI, EPS, ROE,

dan NPM hanya tiga

(11)

2011 Korpri

Sitompul

(Studi Kasus pada

Saham LQ45)

Analisis faktor –

faktor fundamental

terhadap harga

saham perusahaan

Real Estate dan

Property yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

terdiri dari DER, ROI,

dan EPS yang

mempengaruhi harga

saham. Sedangkan

variabel lainnya tidak

berpengaruh terhadap

harga saham.

Dalam penelitian ini,

secara simultan variabel

EPS, BVS, PER, DER,

ROA, ROE

berpengaruh terhadap

harga saham,

sedangkan secara

parsial hanya EPS,

BVS, dan PER yang

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Vera Anggraini D. melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Faktor – Faktor

Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Go Public di BEJ”

pada tahun 2003. Dengan menggunakan variabel independen EPS, BVS, DPR,

(12)

yangberpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham. Sedangkan secara

simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ageng Setyawan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor

Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi

Kasus pada Saham LQ45” pada tahun 2006. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa, dari kelima variabel yang digunakan yaitu DER, ROI, EPS, ROE, dan

NPM hanya tiga variabel bebas yang terdiri dari DER, ROI, dan EPS yang

berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan yang lainnya tidak

mempengaruhi Harga Saham.

Korpri Sitompul melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor –

Faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property

yang terdaftar di Bursa Ekek Indonesia” pada tahun 2011. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan yaitu EPS,

BVS, PER, DER, ROA, ROE hanya terdapat tiga variabel bebas yaitu EPS, BVS,

dan PER yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu harga

saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan,

penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka

hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam sebuah

kerangka konseptual.

(13)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat

menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan

ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi

trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan

perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber

bahan mentah, peraturan – peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang

dapat mempengaruhi nilai saham tersebut (Anastasia, 2003).

Earning Per Share (EPS) menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh

untuk setiap lembar saham biasa sehingga investor sering memusatkan

perhatiannya terhadap Earnings Per Share (EPS) dalam melakukan analisis. Para

calon investor tertarik dengan EPS yang besar karena ini merupakan salah satu

Earning Per Share (EPS)

Price Earnings Ratio (PER)

Debt to Equity Ratio (DER)

Net Profit Margin (NPM)

H1

H2

H3

H4

H5

(14)

indikator keberhasilan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dengan

Earnings Per Share (EPS) yang tinggi akan membuat harga saham juga tinggi.

Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan penghasilan atau

sering digunakan untuk mebandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan

penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham

(market price share) dengan penghasilan per lembar saham (Rahardjo, 2003).

Price Earnings Ratio (PER) ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di

pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan persentase

penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi

rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang

saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang,

semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka panjangnya (Darsono, 2005).

Net Profit Margin (NPM)menunjukkan perbandingan antara laba bersih

dengan penjualan (Halim, 2005). Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh

mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih

ditinjau dari total penjualannya. Jika laba bersih naik, maka diharapkan juga dapat

menaikkan harga saham.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau

(15)

Bedasarkan kerangka konseptual diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 :Faktor fundamental yang diukur dengan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham.

H2 : Faktor fundamental yang diukur dengan Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh terhadap Harga Saham.

H3 : Faktor fundamental yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham.

H4 : Faktor fundamental yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham.

H5 : Faktor fundamental yang diukur dengan Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Keluaran Tersedianya laporan keuangan semesteran 1 Dokumen Hasil Meningkatnya kualitas laporan

Syn- chronized sensor data collected during a flight, post-processing of the IMU, RTK GNSS and compass data using an efficient two- pass Kalman filter based smoothing

melalui penggunaan model atau metode pembelajaran dari hasil LK 1.3 Produk dari LK ini adalah hasil telaah RPP yang telah Anda bawa, dan RPP sesuai karakteristik dan

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

The experiments proved, that implementation of the aircraft without the camera cover is especially problematic in winter conditions, since snow accumulates in the camera

Untuk mencapai efisiensi lintasan produksi yang maksimum, maka tugas yang ada harus dibebankan secara merata pada setiap stasiun kerja dengan tidak melebihi waktu siklus yang